Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa L.) DENGAN TEKNIK


VERTIKULTUR
EFFECT OF FERTILIZER ON GREEN PLANT GROWTH (Brassica rapa L.) WITH
VERTICULTURE TECHNIQUES

Milawati, Ayu
Departemen of Biology Education
Tadris Ipa Biologi B, 1414162065, fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Email: Ayuseptianto14@gmail.com

Abstrak
Kotoran kambing merupakan jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya belum banyak
dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nutrisi
kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman ceisim dengan metode vertikultur.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2017. Pupuk kotoran kambing sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ceisim. Dengan panjang batang akhir 20, panjang daun 7
dan jumlah daunnya 6.
Kata kunci : Tanaman vertikultur, Tanaman sawi hijau, Kotoran kambing
Pendahuluan
Sawi merupakan salah satu tanaman sayur yang sangat populer di Indonesia. Tanaman
sawi adalah tanaman semusim kelompok dari genus Brassica yang memiliki beberapa jenis.
Sawi biasa dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pangan, baik segar maupun olahan
(Anonimous, 2011a). Genus Brassica umumnya hampir sama, mirip satu dengan yang
lainnya. Macam-macam sawi yaitu sawi putih (sawi jabung), sawi hijau (sawi asin) dan sawi
huma (pakchoi).
Tanaman sawi merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi orang, karena dapat
memperbaiki dan memperlancar pencernaan, sehingga permintaannya meningkat. Untuk
pemenuhanpermintaan sawi tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas per
luas lahan. Peningkatan produksi dapat ditempuh dengan cara perbaikan teknik bercocok
tanam, seperti budidaya tanaman sawi dalam polybag. Sawi hijau (caisim) termasuk jenis
sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di Indonesia maupun beberapa negara di
dunia. Pengembangan budidaya sawi hijau mempunyai prospek baik untuk mendukung upaya
peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja,
pengembangan agribisnis, peningkatan pendapatan negara melalui pengurangan impor dan
memacu laju pertumbuhan ekspor (Rukmana, 1994: 12-13).
Untuk meningkatkan mutu dan hasil tanaman sawi beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain penyediaan hara bagi tanaman melalui pemupukan. Pemupukan
adalah pengaplikasian bahan atau unsurunsur kimia organik maupun anorganik yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Peningkatan produksi
tanaman sawi dapat dilakukan melalui pemupukan yang tepat. Pemupukan dapat berupa
pemberian pupuk anorganik terutama untuk menyediakan unsur hara baik makro maupun
mikro. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai dosis pupuk NPK yang
optimal untuk pertumbuhan tanaman sawi caisim.
Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas
areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai
usaha peningkatan hasil pertanian. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi
tanaman sayuran tersebut salah satu diantaranya dengan pemberian pupuk. Pemupukan
dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, sehingga dapat
memberikan hasil yang tinggi (Manullang, 2014).
Menurut United State Departemen of Agriculture (2007) pupuk kandang adalah feces,
urine dan kotoran lain yang diproduksi oleh ternak dan bukan merupakan kompos. Pupuk
kandang memiliki pengaruh yang sangat baik terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah serta
meningkatkan perkembangan aktivitas jasad renik. Pupuk kandang dibagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan sumbernya, yaitu: kotoran ayam, kambing, kuda dan sapi. Kandungan
hara dari tiap golongan tersebut bervariasi. Menambahkan kandungan hara pupuk kandang
dipengaruhi oleh bahan penyusunnya. Pemupukan dengan pupuk kandang pada tanah dapat
menyumbangkan hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K serta unsur mikro lain seperti
Fe, Zn dan Mo.
Pekarangan rumah dapat dioptimalkan pemanfaatannya melalui sistem budidaya
vertikultur. Vertikultur merupakan cara bertani yang dilakukan dengan menggunakan kolom-
kolom dan kemudian disusun secara vertikal (Sutarminingsih, 2007). Dengan penerapan
teknik vertikultur, peningkatan jumlah tanaman pada suatu areal dapat berlipat 3-10 kali
tergantung model/rancangan wadah media tanam yang digunakan.
Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertical dan culture yang artinya teknik
bercocok tanam di ruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat
bercocok tanam. Teknik vertikal berawal dari ide vertical garden yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan di Swiss pada tahun 1944. Setelah ide vertical garden dilontarkan pemilik rumah
kaca komersial di Guensey (the chennel Islands) dan di Inggris yang mengadaptasi teknik
tersebut untuk memproduksi strowberi (Liferdi Lukman, 2003).
Istilah vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata vertical dan
culture yang artinya teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanamannya
menggunakan sistem bertingkat. Pada awalnya, teknik ini berasal dari gagasan vertical
garden yang dilontarkan sebuah perusahaan benih di Swiss sekitar tahun 1945 (Andoko,
2004).
Ada beberapa kelebihan dari teknik budidaya secara vertikultur, diantaranya sebagai
berikut:
a. Menghemat lahan.
b. Menghemat air.
c. Mendukung pertanian organik, karena lebih menganjurkan penggunaan
pupuk alami (pupuk kandang dan kompos) dan sesedikit mungkin
menggunakan pestisida anorganik.
d. Bahanbahan yang digunakan sebagai wadah media tanam, dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada.
e. Umur tanaman relatif pendek.
f. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana.
g. Tempat dibangunnya bangunan vertikultur menampilkan nilai estetika
atau dapat dikatakan sebagai tanaman hias
h. Bangunan vertikultur dapat dipindahpindahkan ke tempat yang
diinginkan, terutama untuk vertikultur dengan konstruksi yang dipindah
pindahkan (Prawoto.2012).
Vertikultur dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahanbahan dan peralatan
yang ada di sekitar kita. Kegiatan persiapan dan pemeliharaannya cukup mudah sehingga
dapat dilakukan oleh setiap orang yang ingin menekuninya. Menurut Sutarminingsih (2007),
beberapa rancangan wadah media tanam yang sudah cukup banyak dicoba dan menunjukkan
tingkat keberhasilan yang tinggi adalah sebagai berikut :
a. Kolom wadah media tanam disusun secara vertikal. Dalam hal ini, setiap
bahan yang akan digunakan sebagai kolom wadah media dibuat dalam posisi berdiri
tegak/vertikal dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau
sebagai lubang tanam dari tanaman yang akan dibudidayakan.
b. Kolom wadah media disusun secara horizontal. Dalam hal ini, wadah media
dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar atau dalam bentuk potpot, plastik,
polybag yang kemudian disusun dalam rakrak kearah vertikal.
c. Wadah media digantung. Dalam hal ini, wadah media dapat disusun saling
bersambungan kemudian digantung, sehingga menyerupai potpot gantung.
d. Pot susun. Wadah media sebaiknya dipilih dari bahanbahan yang cukup
kokoh dan dapat tegak berdiri dengan bentuk menyerupai pot. Bahanbahan tersebut
kemudian disusun pada suatu tegakan dengan susunan menurut selera, sehingga
menjadi pot susun yang mirip dengan pohon pot.
Metode Penelitian
Kotoran kambing merupakan jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya belum banyak
dimanfaatkan secara maksimal Penelitian pada pertumbuhan tanaman ceisim bertujuan untuk
mengetahui pengaruh nutrisi kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman ceisim.
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di halaman rumah majalengka. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017.
2. Alat dan Bahan
Alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi 5 buah aqua botol
bekas, gunting, kawat.
Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi bibit ceisim,
pupuk kandang kambing.
3. Pembuatan wadah vertikultur
Wadah yang digunakan dalam vertikultur ini adalah aqua botol dengan ukuran
1 L yang dibelah menjadi 2, kemudian melubangi bagian bawah botol dengan chutter,
botol dicat agar penampilan menjadi lebih cantik, dan dikeringkan.
4. Pelaksanaan
Bibit ceisim terlebih dahulu di rendam dalam wadah. Lalu bibit di tanam di botol
yang sudah di lubangi dan di beri kotoran kambing tiap wadah terisi 2 bibit ceisim
lalu di siram air. Pemeliharaan dilakukan dengan pengecekan tanaman ceisim.

Hasil dan Pembahasan


Tabel hasil pengamatan

Aspek pemgamatan

Minggu
ke Panjang Panjang Jumla
batang daun h daun
(cm) (cm)

1 4 - -
2 7 3 2
3 15,5 5 4
4 20 7 6

Berdasarkan grafik bahwa pertumbuhan tanaman


ceisim dengan pupuk kandang sangatlah bagus
dapat di lihat dari pertumbuhannya yang cukup
cepat pada minggu pertama panjang batang 4cm
dan di minggu keempat atau terakhir 20cm. Hal
ini dikarenakan pupuk kandang memiliki
Nitrogen yang dapat membantu merangsang
pertumbuhan tanamn.
Berdasarkan tabel dan grafik bahwa jumlah daun
di minggu terakhir yaitu 6 helai dengan warna yang
hijau sedikit kekuningan

Minggu ke
Berdasarkan tabel dang gerafik bahwa tiap
minggunya daun bertumbuh dengan subur dengan
warna yang semakin hijau daun yang semakin
membesar. Panjang daun di minggu keempat yaitu

Minggu ke
6cm.
Berdasarkan keempat grafik dan tabel
menunjukkan bahwa tanaman ceisim yang ditanam dengan pupuk kotoran kambing dapat
tumbuh dengan subur dengan panjang batang akhir yaitu 20cm dengan batang yang berwarna
putih dan kehijauan. Pada minggu pertama daun belum terlihat jelas masih menguncup
panjang daun di minggu terakhir yaitu 7cm dengan warna hijau sedikit kuning. Hal ini karena
kandungan unsur nitrogen (N) pada pupuk kandang kambing lebih sedikit. Fungsi nitrogen
yaitu merangsang pertumbuhan tanaman dan memberikan warna hijau pada daun. Nitrogen
lebih banyak terdapat di dalam bagian jaringan muda dibandingkan jaringan tua tanaman,
terutama terakumulasi pada daun dan biji. Daun menjadi kuning atau hijau kekuning-
kuningan dan cenderung cepat rontok jika unsur N tidak terpenuhi. Jika pemberian N berlebih
pada tanaman akan memperlambat kematangan tanaman batang-batang lemah, mudah roboh
dan daya tahan tanaman terhadap penyakit berkurang. Besi (Fe) berfungsi untuk pernafasan
tanaman dan pembentukan hijau daun. Jumlah duan yang makin bertambah di setiap
minggunya dengan menebalnya batang.
Untuk meminimalisir efek residu yang disebabkan oleh pupuk anorganik seperti
pupuk urea yaitu dengan penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang dimana,
peternakan di Indonesia termasuk dalam jumlah yang besar. Penggunaan pupuk kandang
sebagai pupuk tanaman sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya
alam yang terbaru, disisi lain penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi unsur hara yang
bersifat racun bagi tanaman (BPPP, 2006). Salah satu ternak dalam skala besar yaitu
peternakan kambing dimana, pada penelitian BPS (2004) menyatakan bahwa jumlah kotoran
ternak kambing mencapai 4,91 juta ton per tahunnya. Selain itu, pupuk kandang kambing
juga memiliki kadar unsur N yang tinggi dimana, pada penelitian BPPP (2006) dinyatakan
bahwa pupuk kandang kambing memiliki kadar N sebesar 0.7% dan C/N sebesar 20-25
sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk urea.
Tinggi batang merupakan indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur.
Laju pemanjangan batang berbeda antara spesies dan dipengaruhi oleh lingkungan tanaman
tersebut tumbuh. Pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam yaitu hereditas dan hormon, sedangkan faktor luar didapat dari lingkungan
yaitu suhu dan intensitas cahaya. Menurut penelitian Setiawan (2009), cahaya atau sinar
matahari sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya atau sinar
matahari sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis.
Kesimpulan
Pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ceisim. Pupuk
kandang memiliki unsur N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan. Berdasarkan data
yang telah didapat bahwa tanaman ceisim tumbuh dengan subur dengan daun yang berwarna
hijau dan jumlah helaian daun yang cukup banyak sejumlah 6 helai.
Daftar Pustaka
Anonimous.2011a.Sawi.(online). http://id.wikipedia.org/wiki/Sawi. Diakses 08 Juni 2017

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.

Manullang, Gerald Sehat., Abdul Rahmi dan Puji Astuti. 2014. Pengaruh Jenis Dan
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Varietas Tosakan. Jurnal Agrifor Volume XIII Nomor 1, Maret
2014. ISSN : 1412 6885.
Sutarminingsih, L. 2007. Vertikultur. Yogyakarta.Kanisius.
Lukman, Liferdi. 2009. Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur. Pusat
Andoko, A. 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Jakarta. Penebar
Swadaya.
Prawoto, 2012. Pengelolaan Proses Produksi dan Pascapanen Selada Secara Aeroponik dan
Hidroponik Deep Flow Technique. Bogor. Bogor Agricultural University.
Setiawan, E.2009. Pengaruh empat macam pupuk organik terhadap Pertumbuhan Sawi ( Brassica
juncea L.). Jurnal Embryo Vol 6 No 1.

Anda mungkin juga menyukai