Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KUNJUNGAN INDUSTRI UPB SEKINCAU

TENTANG PERTUMBUHAN KUBIS/KOL

Disusun Oleh:
1) Elifnia Safitri

PROGRAM KUNJUNGAN INDUSTRI UPB SKINCAU


DAN AEKI LIWA
SMKN 1 BANJIT
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, serta tidak
lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan tuntunan bagi umat
islam yang telah membawa umat dari masa kegelapan menuju masa terang benderang yang
diterangi dengan ilmu pengetahuan. Selesainya Makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Kubis (Brassica oleacea L)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan terkhusus bagi bidang ilmu pengetahuan.
Banjit, 08 November 2023

ELIFNIA SAFITRI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………..
B. Pengertian Agribisnis ………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN …………………………. ……………………………………………...
1. PERSIAPAN LAHAN …………………………………………………………………………
a. Pengolahan Tanah ………………………………………………………………………………
b. Pembedengan …………………………………………………………………………………...
c. Pemupukan ……………………………………………………………………………………...
d. Pemasangan Mulsa Plastik ……………………………………………………………………...
2. PERTUMBUHAN TANAMAN KOL ………………………………………………………….
a. Syarat Pertumbuhan …………………………………………………………………………….
b. Budidaya Kol Bunga ……………………………………………………………………………
d. Hama dan penyakit ……………………………………………………………………………..
e. Panen ……………………………………………………………………………………………
3. PUPUK KOMPOS ………………………………………………………………………………
a. Pengertian Kompos …………………………………………………………………………….
b. Manfaat Pupuk Kompos ………………………………………………………………………..
c. Pengertian Starter Kompos ……………………………………………………………………...
d. . Metode Dalam Membuat Pupuk Kompos ……………………………………………………..
e. Proses Pembuatan Kompos ……………………………………………………………………..
f. Kunci Proses Pembuatan Kompos ………………………………………………………………
BAB III PENUTUP …………………………………… ………………………………………….
A. Simpulan ………………………………………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………… …………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sayuran adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka tidak heran bila
kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan. Diantara bermacam - macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan, tanaman kubis
bunga merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang
tinggi.
Meskipun kubis bunga telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun
pekembangannya tidak sepesat kubis krop atau petsai. Kedua jenis sayuran ini pada umumnya
berasal dari daerah subtropis, sehingga untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal diperlukan
iklim yang sangat spesifik dan cara tanam lebih sulit dibandingkan dengan jenis - jenis kubis lain.
Selama pertumbuhannya, kubis bunga memerlukan iklim khusus, yaitu udara yang dingin, air yang
banyak dan lembab.
Akhir-akhir ini, berkat perkembangan dan kemajuan ilmu maupun teknologi dibidang
pertanian, telah ditemukan varietas - varietas kubis bunga yang cocok untuk ditanam di dataran
rendah sampai menengah (medium). Disamping itu, paket teknologi budidayanya telah banyak
dihasilkan para peneliti dan siap atau layak untuk diterapkan di tingkat petani.

B. Pengertian Agribisnis
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya,
baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan “hulu” dan “hilir” mengacu pada pandangan
pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis,
dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai
subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola
aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran.
a. Tanaman Pangan
Tanaman pangan yaitu segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein.
Tamanan pangan pada umumnya merupakan tanaman semusim, namun ada beberapa tanaman
pangan yang merupakan tanaman tahunan misalnya tanaman sukun dan sagu. Tanaman pangan
ini dapat digolong atas,
Serealia (padi, jagung dan gandum);
Legum (kacang tanah, kedelai, kacang hijau);
Umbi (ubi kayu dan ubi jalar);

b. Hortikultura
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan
cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian
hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah
hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura
meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen,
pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian
modern.
Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura
memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura),
tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah
satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar. Orang yang
menekuni bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERSIAPAN LAHAN
a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, sehingga
pertumbuhan akar tanaman maksimal. Pengolahan juga akan memperbaiki tekstur tanah. Proses
pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan QUICK Cakar Baja dengan main
rotary Blade J untuk kondisi tanah yang subur dan Blade B untuk kondisi tanah yang keras
dengan kedalaman hasil olahan sekitar 15 cm.

Pengolahan tanah menggunakan Cakar Baja


b. Pembedengan
Setelah melakukan pengolahan lahan, proses berikutnya adalah membuat bedengan. Pembuatan
bedengan perlu dibuat untuk memudahkan memelihara tanaman kubis. Selain itu bedengan juga
menghindarkan tanaman kubis agar tidak tergenang air jika terjadi hujan. Proses pembedengan
dapat dilakukan dengan menggunakan QUICK Cakar Baja + RTH + Ridger, dengan lebar 80 cm
, tinggi 20 cm dan jarak antar bedengan sekitar 40 cm.
Bedengan dibuat dengan ukuran :
Lebar : 80 cm Jarak antar bedengan : 40 cm Tinggi : 20 cm
Sketsa bedengan lahan kubis menggunakan QUICK Cakar Baja Mini + RTH + Ridger
c. Pemupukan
Pupuk kandang diberikan sebelum memasang mulsa plastik dan diratakan di atas bedengan.
Pupuk yang diberikan adalah campuran pupuk SP 36, ZA, KCl dengan perbandingan 1: 1: ½
berfungsi yang untuk penyanter tanaman vegetatif, metode pemupukan dengan meratakan di atas
bedengan.
d. Pemasangan Mulsa Plastik
Bedengan pada lahan yang telah jadi kemudian ditutup dengan plastik mulsa. Plastik mulsa yang
digunakan adalah mulsa hitam perak yang memiliki fungsi, antara lain :
Untuk menekan tumbuhnya gulma.
Menahan/menjaga kelembaban.
Mencegah/mengurangi penguapan air.
Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan.
Memblokir pantulan untuk mengusir hama.
Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari.

Sketsa lahan kubis yang sudah dipasangi mulsa plastik

Penanaman
Penanaman dilakukan pada bedengan yang sebelumnya telah dibedengi dan sudah dilubangi
denga jarak tanam 50 x 50 cm. Prose penanaman bibit kubis sebaiknya dilakukan pada waktu
pagi atau pun sore hari. Usahakan saat hendak menanam, bibit kubis yang sudah siap tanam
mempunyai 4 -6 helai daun. Setelah ditanam, lakukan penyiraman secara merata dan teratur.
2. PERTUMBUHAN TANAMAN KOL
Untuk membudidayakan bunga kol, awalnya hanya bisa ditanam di daerah yang memiliki
temperatur minimum 15.50-180 C dan maksimum 240 C dengan kelembaban optimum antara
80-90%.. Tapi dengan diciptakannya kultivar baru yang tahan terhadap temperatur tinggi,
membuat budidaya bunga kol juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) serta
menengah (200-700 m dpl).

Bunga kol lebih menyukai tanah lempung daripada tanah yang liat, tapi bisa toleran pada
tanah berpasir atau liat berpasir. Tanah harus subur, gembur serta mengandung banyak bahan
organik. Unsur hara mikro yang ada pada tanah tidak boleh kekurangan magnesium (Mg),
molibdenum (Mo) dan Boron (Bo). Jika kurang, maka harus dicukupi dari pupuk.
a. Syarat Pertumbuhan
1. Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis.
2. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18
derajat C dan maksimum 24 derajat C
3. Kelembaban optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90%.
4. Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya
tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-
700 m dpl).
5. Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit
penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
6. Tanah lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kubis bunga daripada tanah berliat.
Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir atau liat berpasir.
7. Kemasaman tanah yang baik antara 5,5-6,5 dengan pengairan dan drainase yang memadai.
8. Tanah harus subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tanah tidak boleh
kekurangan magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kacuali jika ketiga unsur hara
mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.
9. Di Indonesia, sebenarnya kubis bunga hanya cocok dibudidayakan di daerah pegunungan
berudara sejuk sampai dingin pada ketinggian 1.000-2.000 m dpl.

b. Budidaya Kol Bunga


1. Pembibitan
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
· Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
· Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih
dari kotoran.
· Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
· Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar kebun diperlukan 100-250
gram tergantung pada ukuran benih
· Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan
penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:
· WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air selama 15-30 menit.
· Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan
tenggelam.
· Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat
berkecambah.
Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan.
Penyemaian dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat
dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain :
· tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan;
· lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan
· dekat dengan sumber air bersih.
Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Penyemaian di bedengan
· Sebelum bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar 110-
120 cm memanjang dari arah utara ke selatan.
· Tambahkan ayakan pupuk kandang fermentasi halus dan campurkan dengan tanah dengan
perbandingan 1:2 atau 1:1.
· Siramkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan selama 2 hari.
· Bedengan dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi 1,25-1,50 m
di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat.
· Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan atau
disebar di dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm. Cara pertama memerlukan benih yang lebih sedikit
daripada cara kedua.
· Sekitar 2 minggu setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam bumbung.
· Bumbung dapat dibuat dari daun pisang atau kertas berplastik dengan ukuran diameter 4-5
cm dan tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yang memiliki dua lubang kecil di kedua sisi
bagian bawahnya.
· Bumbung diisi media campuran ayakan pupuk kandang fermentasi dan tanah halus dengan
perbandingan 1:2 atau 1:1.
· Keuntungan dgn cara ini adalah hemat waktu, permukaan petak semaian sempit dan
jumlah benih persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan benih
banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja terampil terutama saat pemindahan
bibit ke lahan.
Penyemaian di bumbung (koker atau polybag)
· Dengan cara ini, satu per satu benih dimasukkan ke dalam bumbung yang dibuat dengan
cara seperti di atas.
· Semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air.
· Bumbung dapat terbuat dari daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan
tinggi 5 cm atau dengan polybag kecil yang berukuran 7-8 cm x 10 cm.
· Media penyemaian adalah campuran tanah halus dengan pupuk kandang fermentasi (2:1)
sebanyak 90%.
· Sebaiknya media semai disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada suhu
udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit atau dengan menyiramkan larutan POC WarungTani
I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air,
ditutup lembar plastik (24 jam), lalu diangin-anginkan.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca.
Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai
pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi
bibit.
Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan
bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh disela-sela
tanaman pokok.
Dilakukan pemupukan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida
dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air
Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput,
bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan disemprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt
air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
Sedangkan penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan WT Bakterisida
dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
Bibit dipindahtanam ke lapangan setelah memiliki 3-4 helai daun atau kira-kira berumur
1 bulan.
c. Pemeliharaan
Penyulaman
· Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum
tanaman berumur kira-kira 2 minggu.
Penyiangan
· Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan
pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst.
· Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu
dalam agar tidak merusak akar kubis bunga yang dangkal.
· Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.
Perempelan
· Perempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas massa
bunga yang terbentuk optimal.
· Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat sedemikian rupa sehingga
massa bunga ternaungi dari cahaya matahari.
· Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih.
Pemupukan
· Selama masa pertumbuhan tanaman diberi larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,
WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air
secara periodik 5 – 7 hari sekali.
· Pemberian pupuk dasar susulan berupa Urea 10 kg/ha, Sp36 10 kg/ha, & Kcl 12 kg/ha
pada 15 HST & 45 HST.
Pengairan dan Penyiraman
· Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari.
· Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman
berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.
d. Hama dan penyakit
1. Hama
a. Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)
b. Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)
c. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
d. Kutu daun (Aphis brassicae)
e. Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak (Spodoptera sp.).
Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu: melakukan pergiliran tanaman
dengan tanaman selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba yang menjadi musuh alami dan
dilakukan penyemprotan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air
2. Penyakit
a. Busuk hitam
b. Busuk lunak
c. Akar bengkak
d. Bercak hitam
e. Semai roboh (damping off)

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, penyemprotan WT Bakterisida dosis 10


ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air telah dilakukan
walaupun belum ada gejala serangan. Penyemprotan dilakukan setiap 1 minggu, bersamaan pada
saat melakukan penyemprotan pupuk cair.
e. Panen
· Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat.
· Umur panen antara 55-100 hari tergantung dari kultivar.
· Sebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara memotong tangkai bunga
bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.
3. PUPUK KOMPOS

a. . Pengertian Kompos
Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas mikroorganisme
decomposer ( bakteri dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi bahan organik menjadi
humus.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan
atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara
lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green
Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan
cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan
sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk
dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan
dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan
pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan
tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki
sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos
yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan
kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan,
sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material orgaengandung karbon dan nitrogen, seperti
kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut
disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.

b. Manfaat Pupuk Kompos


Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan
akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :
· Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
· Mengurangi volume/ukuran limbah
· Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :
· Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
· Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:


· Meningkatkan kesuburan tanah
· Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
· Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
· Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
· Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
· Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
· Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
· Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

c. Pengertian Starter Kompos

Mikro organisme dekomposer (yang terdiri dari bakteri pengurai, mikroba pengurai lainnya)
yang telah diisolasi yang digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi bahan
organik. Contohnya adalah OrgaDec , Stardec , EM-4, Harmony, Fix-up plus, Tricoderma ,MOL
(Mikro Organisme Lokal)

d. Metode Dalam Membuat Pupuk Kompos

Wind Row Sistem


Windrow sistem adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling
murah. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar
2-5 meter. Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40 – 50 meter.
Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistem ini, maka dilakukan
proses pembalikan secara periodik Inilah secara prinsip yang membedakannya dari sistim
pembuatan kompos yang lain. Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah memerlukan areal
lahan yang cukup luas.
Aerated Static Pile
Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim, Dalam sistim ini
dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan memakai blower. Karena
ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1
meter.
Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperature terlalu tinggi, aliran
oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah.
Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa
homogen sejak awal. Dalam pencampuran harus terdapat rongga udara yang cukup. Bahan-
bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus dipotong-potong mencapai ukuran 4 – 10 cm
In Vessel
Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo atau parit
memanjang. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik digunakan untuk
mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota.
Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated Static Pile.
Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos jadi yang
berbeda.

e. Proses Pembuatan Kompos

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba
yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu
tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-
mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik
menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan
berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut,
yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan
volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot
awal bahan.
f. Kunci Proses Pembuatan Kompos
1. Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang Benar
kombinasi campuran bakan baku yg memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil penelitian,
telah diketahui bahwa terdapat 2 (dua) parameter penting dalam menentukan pemilihan bahan
baku, yaitu:
1.Faktor kelembaban Bahan Baku
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mikro-
organisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air. Apabila
kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat. Apabila
kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti. Akan tetapi, apabila
kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan
menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).
2. Faktor C / N ratio bahan baku
Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses
dekomposisi kompos akan melambat.Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu banyak, akan
mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini akan menyebabkan masalah pada
aroma kompos, sebagai akibat dari keadaan anaerobik.
2.7. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Pengomposan
· Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi CO2 & H2O atau CH4 & H2
· Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino, menjadi amoniak (NH3),
CO2 dan H2O
· Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik & sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk
terikat) yg dpt tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini kemudian akan
kembali tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.
· Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan terbebas menjadi senyawa an-
organik sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan tanaman.
· Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.

· .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga
putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak.
Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blumkol
(berasal dari bahasa Belanda Bloemkool).
Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang
berwarna putih dengan massa bunga yg kompak seperti yg ditemukan saat ini dikembangkan
tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia
dari India pada abad ke XIX.
Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan merupakan tanaman
yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno.
B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1993. Sayur Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.


Arief, Arifin. 1990. Hortikultura. Andy Offset. Yogyakarta.
Cahyono, Bambang. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis. D), Pustaka Nusatama.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai