MANAJEMEN AGRIBISNIS
“KONSEP DASAR MANAJEMEN AGRIBISNIS
PRODUKSI AGRIBISNIS KOMODITAS KEDELAI DIDESA TIKUSAN”.
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah makalah MANAJEMEN AGRIBISNIS ini dapat di
selesaikan tepat pada waktunya. Makalah konsep manajemen agribisnis sebagai sarana
memperluas pengetahuan tentang manajemen agribisnis, Terimakasih kami ucapkan
kepada Ibu Puteri Aprilani, SP., M.Se selaku dosen pembimbing Mata Kuliah
MANAJEMEN AGRIBISNIS yang telah memberikan tugas ini untuk menambah
pemahaman kami tentang MANAJEMEN AGRIBISNIS.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu kami sebagai tim penyusun sangat mengharapkan
pengertian dari pembaca. Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi
pembaca.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
1. Perencanaan Produksi dan Pemilihan Lokasi Usaha ...................................................... 5
2. Pemilihan dan Nilai Ekonomis Bahan Baku Kedelai ..................................................... 5
3. Kondisi Pasar, Topografi dan Iklim ................................................................................ 6
4. Ketersediaan Tenaga Kerja ............................................................................................. 6
5. Ketersediaan Sarana Prasarana Produksi ........................................................................ 6
6. Kedekatan Dengan Pasar dan Bahan Baku ..................................................................... 7
7. Perancangan Tata Letak Usaha ....................................................................................... 7
BAB III...................................................................................................................................... 8
PENUTUP................................................................................................................................. 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dari kita pasti ada beberapa yang masih awam dengan istilah manajemen
agribisnis. Untuk memahami pengertian sebenarnya dari manajemen agribisnis, maka kita
harus mengetahui penjelasan pada tiap katanya, yakni kata manajemen dan agribisnis. Seperti
yang sudah kita ketahui bersama, manajemen memiliki arti mengelola. Namun bagaimana
dengan agribisnis? Nah, agribisnis sendiri memiliki arti bisnis berdasarkan usaha pada bidang
pertanian atau bidang lain dalam turunannya. Prinsip ilmu manajemen yang diberlakukan
mencangkum fungsi perancanaan, pengarahan, pengendalian, penyusunan, serta menfaatkan
seluruh sumber daya yang ada demi mencapai suatu tujuan, yakni menghasilkan produk yang
menguntukan bagi pemilikinya. Dalam dunia bisnis, manajemen agribisnis memiliki
pengertian yang sangat luas dan beberapa ahli pun memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Namun secara konsep, manajemen agribisnis adalah suatu aktivitas pengadaan, penyaluran,
hingga pemasaran berbagai produk pertanian dan agro-bisnis yang mempunyai hubungan yang
erat tantara satu dengan yang lainnya
Keledai merupakan salah satu tanaman palawija yang dapat diolah menjadi berbagai
bentuk olahan yang bias dikonsumsi. Salah satunya adalah UMKM produksi tahu milik Bapak
Mustofa yang telah memproduksi tahu dengan bahan baku keledai sejak tahun 1998. Secara
jangka Panjang.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan usaha yang dilakukan setiap jenis bisnis, pasti memerlukan bahan
baku. Bahan baku ini berupa barang fisik, atau berupa jasa dan barang tidak berbentuk
fisik. Keberadaan mutlak diperlukan karena berkaitan langsung dengan proses produksi
Bahan baku yang dipilih oleh UMKM produksi Tahu ini sangat memperhatikan
kualitas dari bahan baku tersebut. Bahan baku yaitu kedelai murni diambil dari lokasi
tempat usaha yang dulu pernah ditempati oleh almarhum aya dari ibu siti juariah yaitu
di Desa Ledok. Kedelai memilika nilai ekonomis yang tinggi dibuktikan dengan
tingginya hara kedelai yang hampir sama dengan harga beras yaitu berkisar dari bahan
baku secara grosir sehingga harga kedelai jauh lebih murah.
3. Kondisi Pasar, Topografi dan Iklim
Pada UMKM produksi tahu ini memasarkan hasil produksinya berupa tahu
mentah ke pasar yang ada di kota Bojonegoro seperti di pasar Ngasem, pasar Kapas,
pasar Sumberjo, pasar Bojonegoro, pasar Soko dan pedagang rumahan. Kondisi
topografi Kabupaten Bojonegoro lebih didominasi pada keadaan tanah yang berbukit
dan permukaan tanah di Kabupaten Bojonegoro ini kebanyakaan adalah dataran rendah
dimana ketinggiannya berada antara 25-500m dari permukaan laut dengan angka
kemiringan mencapai 2% Tipe iklim di Kabupaten Bojonegoro yaitu tropis dengan
suhu rata-rata 27,8 C dan terdapat dua musim yaitu musih penghujan dna musim
kemarau yang mempengaruhi jenis pola tanah dari komoditas yang dapat ditanam
diwilayah Kabupaten Bojonegoro.
Pada UMKM produksi Tahu ini memiliki 5 tenaga kerja dimana semua tenaga
kerja telah memenuhi kualifikasi dan mampu bekerja pada bidangnya. Tenaga kerja
yang telah ada memiliki tupoksi pekerjaan masing-masing seperti menyaring ampas
Tahu, mencetak Tahu, proses pengepresan, proses pengambilan amtas Tahu dan dan
pemotongan Tahu yang akan dimasukan kedalam bak tamping. Pekerja tidak dilalukan
sistem sift melainkan berngkat pukul 07.00 dan pulang pukul 04.00sore WIB. Sistem
penyedian tenaga kerja yang mampu dilakukan dengan mengetahui kemampuan
spesifik dalam pengelolaan Tahu dan tentunya yang memiliki pengalaman dalam
bidangnya senhingga tidak perlu menentukan kembali dari awal.
Pada UMKM Produksi Tahu telah memiliki persediaan alat yang cukup lengkap
dengan proses tradisioanal yang telah diterapkan dari zaman dulu. Sarana yang
digunakan seperti diesel, katel, rambut, alat penyaringan ampas Tahu, penggilingan
kedelai, dan alat pembakaran. UMKM Produksi Tahu milik Bapak Mustofa tidak
mendapatkan tunjangan dari pemerintah. Semua modal dan dana yang digunakan juga
masih menggunkan modal sendiri tanpa adanya subsidi dari pemerintah terkait
penyediaan saprodi atau lain sebagainya.
6. Kedekatan Dengan Pasar dan Bahan Baku
Lokasi usaha memang didirikan di samping rumah pemilik rumah agar lebih
mudah menjangkaunya sehingga pemasaran pun dilakukan di sekitar wilayah produksi
yaitu didaerah Tikusan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro sehingga dekat
dengan
dilokasi yang tergolong agak jauh yaitu di Desa Ledok Kecamatan Bojonegoro dan di
perlukan waktu sekitar 20 menit.
UMKM produksi tahu milik Bapak Mustofa ini menggunakan jenis tata letak
produk, dimana UMKM ini memperoduksi 1 jenis produk dan diolah dengan jumlah
yang banyak. Tata letak produk produk ini memiliki prinsip machine yaitu mesinnya
dikelompokan sesuai urutan dari proses pembuatan tahu mentah ini, UMKM produksi
tahu milik Bapak Mustofa memilih tata letak ini dikernakan tingkat produksi tahu yang
cukup banyak dan meminimalisir pemindahan alat produksi ke lokasi berbeda dan lebih
mudah dalam hal pemantauan kegiatan produksi.
PENUTUP
a. Kesimpulan
UMKM Produksi Tahu milik Bapak Mustofa terletak di Desa Tikusan
Kecematan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Perancanaan produk dilakukan dengan
pemilihan lokasi dan penyedian bahan baku utama. Lokasi terletak di samping rumah
pemilik dan bahan baku diambil dari Desa Ledok Kecematan Bojonegoro. Pada
UMKM produksi Tahu memasarkan hasil produksinya berupa tahu mentah ke pasar
yang ada di Kota Bojonegoro. Pada UMKM produksi tahu ini memiliki 5 tenaga kerja
dan memiliki persedian alat seperti diesel, katel, rambut, alat penyaringan ampas tahu,
penggiling kedelai, dan alat pembakaran, jenis tata letak yang digunakan yaitu tata letak
produk.
b. Saran
Diharapkan pada pelaku usaha pada UMKM produksi Tahu ini siap untuk
mengikuti berbagai pelatihan lebih lanjut terkait manajemen produksi agar memberikan
keuntungan dan keberhasilan usaha yang lebih maksimal dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA