Anda di halaman 1dari 64

PROFITA

BILITAS AGROINDUSTRI
SALE PISANG AMBON
(Studi Kasus pada Agroindustri Mekar Sari Rasa di Desa Cigayam
Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Oleh :

LUTFI ZULFIKAR
NIM : 5009170082

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2021
PROFITABILITAS AGROINDUSTRI
SALE PISANG AMBON
(Studi Kasus pada Agroindustri Mekar Sari Rasa di Desa Cigayam
Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian


Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Oleh :

LUTFI ZULFIKAR
NIM : 5009170082

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL : PROFITABILITAS AGROINDUSTRI


SALE PISANG AMBON (Studi Kasus pada
Agroindustri Mekar Sari Rasa di Desa
Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kbupaten
Ciamis)

PENYUSUN : LUTFI ZULFIKAR

NIM : 5009170082

Ciamis, Juni 2021

Menyetujui dan Mengesahkan:

Pembimbing Utama, Ketua Program Studi Agribisnis,

Dr. Hj. Dini Rochdiani, Ir., Ms. Ane Novianty, S.P.,M.P

Pembimbing Anggota, Dekan Fakultas Pertanian,

Ir.Sudrajat,M,P Dr.Muhamad Nurdin Yusuf ,S.E,M.P


ABSTRAK
LUTFI ZULFIKAR. 2021 . Profitabilitas agroindustri sale pisang ambon (Studi
kasus pada agroindustri Mekar Sari Rasa Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis) di bawah bimbingan Dini Rochdiani dan Sudrajat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Biaya, penerimaan,


pendapatan dan R/C pada agroindustri sale pisang ambon Mekar Sari Rasa per
satu kali produksi (2) Profitabilitas pada agroindustri sale pisang ambon Mekar
Sari Rasa per satu kali produksi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi kasus pada agroindustri sale pisang ambon “Mekar Sari Rasa” di
Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Penelitian dalam
penelitian ini diambil secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
agroindustri “Mekar Sari Rasa” merupakan satu-satunya agroindustri sale pisang
ambon yang berada di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis.
Hasil dari penelitian menunjukan : Biaya total produksi yang dikeluarkan dalam
satu kali proses produksi agroindustri sale pisang Mekar Sari Rasa sebesar Rp
795.650,08, besarnya penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 1.500.000
dan besarnya pendapatan yang di peroleh adalah sebesar Rp 704.349,9.2. dengan
nilai R/C sebesar 1,88. Profitabilitas agroindustri sale pisang ambon Mekar Sari
Rasa dalam satu kali produksi dapat memperoleh laba sebesar 0,88. untuk
pengusaha Agroindustri Mekar Sari Rasa harus mencatat manajemen keuangan
agar dalam setiap kali proses produksi dapat terlihat jelas keuntungan maupun
kerugian.

Kata Kunci : Agroindustri, Profitabilitas, Sale Pisang


ABSTRACT
LUTFI ZULFIKAR. 2021 . Profitability of the Ambon banana sale agroindustry
(A case study on Mekar Sari Rasa agroindustry, Cigayam Village, Banjaranyar
District, Ciamis Regency) under the guidance of Dini Rochdiani and Sudrajat

This study aims to determine: (1) Costs, revenues, income and R/C of the Mekar
Sari Rasa banana sale agroindustry per one production time (2) Profitability of the
Mekar Sari Rasa Ambon banana sale agroindustry per one production. The type of
research used in this study is a case study on the Ambon banana sale agroindustry
"Mekar Sari Rasa" in Cigayam Village, Banjaranyar District, Ciamis Regency.
The research in this study was taken purposively with the consideration that
"Mekar Sari Rasa" agroindustry is the only Ambon banana sale agroindustry
located in Cigayam Village, Banjaranyar District, Ciamis Regency. The results of
the study show: The total production cost incurred in one production process of
the Mekar Sari Rasa banana sale agroindustry is Rp. 795.650.08, the amount of
revenue obtained is Rp. 1,500,000 and the amount of income earned is Rp.
704.349,9.2. with an R/C value of 1.88. Profitability agroindustry sale of Ambon
banana Mekar Sari Rasa in one production can earn a profit of 0.88. For Mekar
Sari Rasa Agroindustry entrepreneurs must record financial management so that
each time the production process can clearly see the advantages and
disadvantages.

Keywords: Agroindustry, Profitability, Banana Sale


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala nikmat hidup,

berfikir, berbagi dan mengembangkan diri untuk tetap berkarya, tak lupa juga

syukur atas limpahan Rahmat, dan HidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul PROFITABILITAS

AGROINDUSTRI SALE PISANG AMBON yang merupakan studi kasus pada

Agroindustri Mekar Sari Rasa di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar

Kabupaten Ciamis.

Skripsi ini merupakan syarat untuk melaksanakan penelitian pada Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh.

Penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

dalam penulisan Skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Dr. Muhamad Nurdin Yusuf ,S.E.,MP., Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Galuh.

2. Ane Novianty S.P. M.P., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Galuh.

3. Dr. Hj. Dini Rochdiani, Ir., MS., selaku Pembimbing Utama.

4. Ir. Sudrajat, M. P., selaku Pembimbing Anggota.


5. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Galuh dan semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun

materil serta dorongan motivasi dan do’a restunya dalam penulisan skripsi ini

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu penulis sampai selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

diharapkan demi sempurnanya skripsi ini.

Ciamis, Juni 2021

Penulis

IV
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK..................................................................................................... iii

ABSTRACT..................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................. v

DAFTAR TABEL............................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1......................................................................... Latar Belakang
...............................................................................................1
1.2.......................................................................... Identifikasi Masala
4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................... 5
1.4. Kegunaan Penelitian............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN....... 7


2.1. Tinjauan Pustaka..................................................................... 7
2.1.1. Tanaman Pisang............................................................ 7
2.1.2. Sale Pisang Ambon...................................................... 9
2.1.3. Agroindustri................................................................. 9
2.1.4. Konsep Pendapatan...................................................... 12
2.1.5. Konsep Profitabilitas.................................................... 13
2.2. Penelitian Terdahulu .............................................................. 18
2.3. Kerangka Pemikiran............................................................... 20

v
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 23
3.1. Jenis Penelitian....................................................................... 23
3.2. Operasionalisasi Variabel....................................................... 23
3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 25
3.4. Teknik Penarikan Sampel....................................................... 26
3.5. Rancangan Analisis Data........................................................ 26
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

4.1. Keadaan Umun daeraha penelitian.........................................

4.1.1. Lokasi Daerah Penelitian..............................................

4.1.2. Keadaan Topografi, iklim, dan curah hujan.................

. 4.1.3. tata guna lahan……………………………………….

. 4.1.4. keadaan penduduk……………………………………

4.2. identitas responden…………………………………………..

4.2.1. umur responden………………………………………

4.2.2. tingkat pendidikan……………………………………

4.2.3. pengalaman usaha sale pisang………………………..

4.3. analisis usaha agroindustri…………………………………..

4.3.1. analisis biaya…………………………………………

4.3.2. analisis penerimaan dan pendapatan dan R/C……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………

5.1. Kesimpulan…………………………………………………

5.2. Saran………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 29

VI
LAMPIRAN

……………………………………………………………..........….. 31

VI
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Produksi Sale Pisang Ambon di Kabupaten 3


Ciamis………………

2 Penelitian Terdahulu……………………………………………... 18

3 Luas Lahan Menurut Penggunaannya…………………………….

4 Jumlah Penduduk…………………………………………………

5 Pendidikan………………………………………………………..

6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……………….

7 Jumlah Biaya tetap, Biaya Variabel, Biaya Total………………...

8 Penerimaan, Pendapatan dan R/C………………………………...


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran…………………………………… 4


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian..................................................................... 25
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil

pertanian menjadi barang yang mempunyai nilai tambah yang dapat dikonsumsi

oleh masyarakat. Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat, mengurangi pengangguran dan

memperbaiki pembagian pendapatan. Berbeda dengan industri lain, bahan baku

agroindustri telah banyak tersedia di dalam negeri dengan kata lain bahan baku

agroindustri tidak tergantung pada impor dari negara lain. Dengan

mengembangkan agroindustri secara tidak langsung dapat membantu

meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk

industri (Imran, 2014).

Salah satu komoditas pertanian yang yang potensial untuk dikembangkan

industri pengolahannya adalah pisang. Pisang merupakan buah yang banyak

tumbuh di Indonesia. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dikenal

sebagai produsen pisang dunia. Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20%

dari total produksi dunia, 50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia.

Sulawesi Selatan adalah pulau diluar Jawa penghasil pisang terbesar yaitu

183.853 ton (Suyanti dan Supriyadi, 2008).

Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan

Pengolahan hasil pertanian adalah: 1) sifat produk pertanian yang mudah


rusak dan bulky sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi

yang mampu mengatasi masalah tersebut, 2) sebagian besar produk pertanian

bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek

kontinuitas produksi agroindustri menjadi tidak terjamin, dan 3) kualitas

produk pertanian yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga

mengalami kesulitan dalam persaingan pasar baik di dalam negeri maupun di

pasar internasional.

Pengolahan hasil pertanian dapat berupa pengolahan sederhana seperti

pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa

pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan

(powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting),

pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya.

Pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi terhadap suatu

bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau komposisinya. Pengolahan

hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) dapat meningkatkan nilai

tambah, 2) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau dikonsumsi, 3)

meningkatkan daya saing, dan 4) menambah pendapatan dan keuntungan petani

(Purwanto, 2009).

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis (2020),

menyatakan bahwa potensi yang besar tidak akan berarti bagi pelaku usahatani

apabila tidak dikelola secara baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu

dengan menjadikan pisang menjadi bentuk olahan, salah satunya menjadi sale

pisang.
Tabel 1. Produksi Sale Pisang Ambon di Kabupaten Ciamis Tahun 2020

No Kecamatan Produksi (Ton)


1 Kecamatan Banjaranyar 81
2 Kecamatan Banjarsari 65
3 Kecamatan Ciamis 17
4 Kecamatan Cisaga 24
5 Kecamatan Lakbok 161
6 Kecamatan Pamarican 54
Total produksi 402
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, 2020

Kecamatan Banjaranyar merupakan salah satu sentra produksi sale pisang

ambon di Kabupaten Ciamis dan menempati urutan kedua setelah Kecamatan

Lakbok, sehingga agroindustri sale pisang ambon sangat membantu terhadap

penyerapan tenaga kerja dan menjadi salah satu sumber pendapatan (profit) bagi

masyarakat di Kecamatan Banjaranyar.

Profitabilitas dapat diperoleh pada dasarnya dari besarnya biaya,

penerimaan dan pendapatan agroindustri sale pisang ambon tersebut. Menurut

Munawir (2007), mengemukakan bahwa profitabilitas perusahaan untuk

menghasilkan laba. Menurut Sudana (2011), profitabilitas adalah kemampuan

untuk mendapatkan profit perusahaan dengan sumber sumber yang dimiliki

modal hasil penjualan.

Salah satu agroindustri sale pisang ambon yang berkembang di

Kecamatan Banjaranyar yaitu Agroindustri “Mekar Sari Rasa” yang berlokasi di

Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar.


Agroindustri sale pisang ambon yang diusahakan perusahaan dapat

menyerap tenaga kerja dan “Mekar Sari Rasa” memberikan nilai tambah bagi

komoditas pisang yang diusahakan para petani di Desa Cigayam.

Meskipun telah berjalan cukup lama (sekitar 10 tahun), tetapi perajin sale

pisang ambon “Mekar Sari Rasa” tidak mengetahui secara pasti berapa besarnya

keuntungan yang didapatkan dari agroindustri sale pisang ambon tersebut.

Berdasarkan uraian diatas itu perlu dilakukan penelitian mengenai Profitabilitas

Usaha Agroindustri Sale Pisang Ambon pada agroindustri “Mekar Sari Rasa” di

Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang dapat

diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapakah besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C pada agroindustri

sale pisang ambon Mekar Sari Rasa di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar

Kabupaten Ciamis per satu kali produksi ?

2. Berapakah besarnya profitabilitas pada agroindustri sale pisang ambon Mekar

Sari Rasa di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis per

satu kali produksi ?


1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C pada agroindustri sale

pisang ambon Mekar Sari Rasa di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar

Kabupaten Ciamis per satu kali produksi.

2. Bagaimana profitabilitas usaha pada agroindustri sale pisang ambon Mekar

Sari Rasa di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis per

satu kali produksi.

1.4. Kegunaan penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Penulis, untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu agribisnis yang

berkaitan dengan agroindustri sale pisang ambon.

2. Pemilik usaha, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan usahanya agar

lebih menguntungkan .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Tanaman Pisang

` Dalam ilmu tumbuhan, pisang dikenal dari bahasa Arab maus dan menurut

Linneus termasuk keluarga Musaceae. Beberapa ahli menyebutkan, Linneus

memberikan penghargaan kepada Antonius Musa dengan memberi nama Musa

pada tanaman pisang. Sebelum menggunakan nama banana dalam nama sehari-

hari, nama Musa digunakan untuk memberi nama buah pisang yang merah

kecoklatan di lembah sungai Indus di India (Aji, 2012).

Klasifikasi buah pisang :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan Biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Liliopsida (Berkeping satu / Monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae (Suku Pisang-pisangan)

Genius : Musa

Spesies : Musa paradisiaca


Pisang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu (Direktorat Jenderal Hasil Pertanian,

2009) :

1) Pisang yang buahnya enak dimakan (Musa paradisiaca)

2) Pisang yang hanya diambil sebagai serat (Musa textilis Noe)

3) Pisang liar yang hanya digunakan sebagai hiasan seperti pisang-pisangan

(Heliconia indica Lamk) atau pisang lilin yang diambil lilinnya (Musa zebrina

Van Hauten).

Buah pisang banyak mengandung sumber vitamin, mineral dan serat,

sehingga tidak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan. Buah pisang memiliki

prospek pengembangan yang cukup baik. Pisang merupakan salah satu buah-

buahan tropis yang diminati konsumen, sebagai “buah meja” pisang memang

sudah tidak asing lagi. Disamping citarasa buah pisang yang manis dan

menyegarkan, juga mengandung gizi yang tinggi dan lengkap. Pisang

mengandung (68%) air, (25%) gula, (2%) protein, (1%) lemak, dan minyak, (1%)

serat Selulosa). Sebagaimana juga ia mengandung pati dan asam tanin, vitamin A

(300 IU per seratus gram), vitamin B dengan beebagai jenisnya : B1, B2, B6, dan

12 (100 mg per seratus gram), persentase yang cukup dari vitamin D, dan sedikit

vitamin C. Pisang juga mengandung kalsium (100 mg per seratus gram), Fosfor,

Besi, Sodium, Kalium (pottasium) Magnesium, dan Seng (Kuntasih, 2012).

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia

Tenggara termasuk Indonesia. Pisang termasuk dalam famili Musaceae, dan

terdiri atas berbagai varietas dengan penampilan warna, bentuk, dan ukuran yang

berbeda-beda. Varietas pisang yang diunggulkan antara lain pisang ambon


kuning, pisang ambon lumut, pisang barangan, pisang badak, pisang raja besar,

pisang kepok kuning, pisang susu, pisang tanduk, dan pisang nangka (Direktorat

Jenderal Pengolahan Hasil Pertanian, 2009).

2.1.2. Sale Pisang Ambon

Sale pisang ambon adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah

pisang dan digoreng, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan.

Tujuan pengolahan sale pisang ambon adalah untuk memberi nilai tambah dan

meningkatkan atau memperpanjang masa simpan buah pisang. Prosedur

operasional pengolahan sale pisang ambon terdiri dari beberapa kegiatan meliputi

penyiapan bahan baku, penyiapan peralatan, pengupasan, pengirisan, perendaman,

penggorengan, penirisan minyak, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan

keripik (Aji, 2012). Selanjutnya Aji (2012), menjelaskan bahwa buah pisang yang

baik untuk dipergunakan sebagai bahan untuk pembuatan sale pisang ialah buah

pisang ambon, kepok, siem dan tanduk.

2.1.3. Agroindustri

Agroindustri merupakan usaha yang meningkatkan efisiensi faktor

produksi pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses

modernisasi pertanian. Melalui modernisasi di sektor agroindustri dalam skala

nasional penerimaan nilai tambah dapat ditingkatkan sehingga pendapatan ekspor

akan lebih besar lagi (Saragih, 2004).

Menurut Tarigan (2007), agroindustri adalah kegiatan dengan ciri : (a)

meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan, (c)

meningkatkan daya simpan, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan


produsen. Pengembangan agroindustri di Indonesia mencakup berbagai aspek

diantaranya, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan penerimaan devisa,

memperbaiki pemerataan pendapatan, bahkan mampu menarik pembangunan

sektor pertanian sebagai sektor penyedia bahan baku (Tarigan, 2007).

Menurut Goldberg dalam Mangunwidjadja dan Sailah (2009), agroindustri

merupakan bagian (filiere) dari suatu sistem kompleks industri pertanian sejak

produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai

penggunaannya ditangan konsumen. Berdasarkan analisis tersebut terdapat

hubungan saling ketergantungan (interdepency) antara pertanian dengan industri

hulu, industri pengolahan pangan dan hasil pertanian, serta distribusi beserta

peningkatan nilai tambah.

Menurut Goldberg dalam Mangunwidjadja dan Sailah (2009), industri

dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu: (1) berdasarkan bahan baku, (2)

berdasarkan tenaga kerja, dan (3) berdasarkan proses produksi.

1) Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku, meliputi:

(a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung

dari alam.

(b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-

hasil industri lain.

(c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya

adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain.

2) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja, meliputi:


(a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

kurang dari lima orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat

terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau

pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota

keluarganya.

(b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5

sampai 19 orang. Ciri indistri kecil adalah memiliki modal yang relatif

kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada

hubungan saudara.

(c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal cukup besar,

tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan

memiliki kemampuan manajerial tertentu.

(d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 100 keatas. Ciri

industri besar yaitu memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan

kelayakan (fit and profer test).

3) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi, meliputi:

(a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan

baku untuk kegiatan industri lain.


(b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen (Anonim, 2018).

2.1.4. Konsep Pendapatan

Pendapatan suatu usaha dapat dihitung dari biaya dan penerimaan.

Menurut Suratiyah (2015), biaya merupakan semua korbanan ekonomi

yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi dan dinyatakan dalam nilai

uang. Biaya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak

mempengaruhi pada hasil produksi. Yang termasuk biaya tetap antara lain pajak,

sewa tanah, penyusutan alat-alat produksi dan bunga modal. Biaya variabel

(variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya mempunyai pengaruh pada hasil

produksi. Yang termasuk biaya variabel diantaranya biaya sarana produksi dan

upah tenaga kerja.

Lebih lanjut Suratiyah (2015), menyatakan bahwa penerimaan yaitu harga

produksi dikalikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Pendapatan yaitu

selisih antara penerimaan dengan biaya total yang selanjutnya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dan melanjutkan usaha.

Untuk mengetahui suatu usaha, salah satunya dapat dilihat dengan analisis

imbangan antara penerimaan dan biaya produksi dianalisis dengan Revenue Cost

Ratio dengan ketentuan sebagai berikut (Rahim dan Hastuti, 2008) :

1) Apabila nilai R/C lebih besar dari satu, maka usaha tersebut menguntungkan

dan layak untuk diusahakan.


2) Apabila nilai R/C sama dengan satu, maka usaha tersebut tidak mendapatkan

keuntungan dan tidak merugi (impas).

Apabila nilai R/C lebih kecil dari satu, maka usaha tersebut mengalami

kerugian dan tidak layak untuk diusahakan.

2.1.5. Konsep Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran

dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aset atau

modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.

Menurut Harahap (2009), profitabilitas adalah rasio rentabilitas atau

disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebangainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga

Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas atau profitabilitas, adalah

sebagai berikut:

1. Margin Laba (Profit Margin)

Angka ini menunjukkan beberapa besar persentase pendapatan bersih yang

diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik

karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup

tinggi.

2. Aset turn over (Return on aset)


Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat

lebih cepat berputar dan meraih laba.

3. Return on Investment (Return on Equity)

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur

dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

4. Return on Total Aset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila

diukur dari nilai aktiva.

5. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur

dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan

total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin baik.

6. Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham

menghasilkan laba.

7. Contribution Margin

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang

akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.

8. Rasio rentabilitas ini bisa juga digambarkan dari segi kemampuan

karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba.

Menurut Kasmir (2014), rasio profitabilitas merupaka rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari


keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi

perusahaan. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat

digunakan adalah:

1. Profit margin (profit margin on sales)

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas

penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

margin laba atas penjualan.

2. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menujukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

3. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

4. Laba per lembar saham biasa (Earning per share of Common Stock)

Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan

rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai

keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi profitabilitas suatu

perusahaan menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan

menggunakan sumber dananya yang berasal dari internal perusahaan

berupa keuntungan dari operasi perusahaan.


Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi

pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014) yaitu : a) Untuk mengukur atau

menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu b)

Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang c)

Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu d) Untuk menilai

besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri e) Untuk menilai

produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan dengan modal sendiri f)

Untuk tujuan lain

Rasio profitabilitas menurut Fahmi (2013), rasio profitabilitas adalah

mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar

kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan

penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama

laporan laba rugi dan neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode

operasi. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi menghubungkan laba

dengan investasi. Salah satu pengukurannya adalah tingkat pengembalian atas

investasi atau Return on Investment (ROI), atau tingkat pengembalian atas aset

atau Return on Assets (ROA). Dalam penelitian ini untuk menilai profitabilitas

menggunakan Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) merupakan rasio

profitabilitas yang sering digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa

jauh assets yang digunakan dapat menghasilkan laba.


Menurut Hanafi (2009), “Rasio return on assets (ROA)” ini mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang

tertentu.” Secara matematis ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah pajak


Return Of Asset =
Total Aset
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini di sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penelitian terdahulu

No Judul dan Tahun Hasil Persamaan Perbedaan


Penelitian
1. Reswita (2013) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha Menggunakan analisis Tempat, waktu
Analisis adalah Rp. 30.682.083 per bulan atau Rp. 1.022, profitabilitas dan dan komoditi
Profitabilitas Usaha 736.111 per hari dan Margin Keuntungan 48,6%. menggunakan metode yang diteliti
Pengolahan Kedelai yang sama.
Pada Irt Tasik Garut
Di Kabupaten
Lebong

2. Effendi (2017) Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Menggunakan metode Tempat, waktu
Analisis Profitabilitas pendapatan yang diperoleh usaha olahan keripik dan analisis yang dan komoditi
Keripik Singkong singkong pada industri rumah tangga “pasundan” sama yang diteliti serta
Pada Industri Rumah selama bulan November-Desember 2015 Rp 17.856.592 responden yang
Tangga Pasundan Di dengan rata-rata Rp8.928.296. profitabilitas berbeda.
Kota Palu. menunjukkan bahwa perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari modal yang diinvestasikan yakni
sebesar 89,39% setiap bulannya dalam mengembalikan
aset yang dimiliki industry rumah tangga pasundan.
3. Lamusa (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Menggunakan metode Tempat, waktu
Analisis Profitabilitas penerimaan yang diperoleh usaha keripik sukun pada dan analisis yang dan komoditi
Usaha Keripik Sukun industri rumah tangga “Citra Lestari Production” sama yang diteliti serta
Pada Industri Rumah selama Bulan Januari-Maret 2013 sebesar Rp responden yang
Tangga “Citra Lestari 44.992.000 dengan total biayayang dikeluarkan sebesar berbeda.
Production” Di Kota Rp 17.680.066 dan menghasilkan labasebesarRp
Palu 27.311.934 dan struktur modal industri rumah
tangga“Citra Lestari Production” memiliki asset tetap
yang berupa peralatan dalam melakukan proses
produksi yaitu sebesar Rp 36.850.000 serta memiliki
modal tunai milik pribadi yaitu sebesar Rp 77.962.000
sedangkan, profitabilitas selama kurun waktu tiga bulan
(Januari-Maret 2013) mengalami fruktuasi dengan nilai
rata-rata EAT sebesar Rp 9.057.022 dibandingkan
dengan nilai investasi sebesarRp 365.312.000 dikalikan
100 dalam satuan persen (%) sehingga, menghasilkan
nilai rata-rata profitabilitas sebesar 2,48%. Artinya nilai
profitabilitas menunjukan bahwa setiap penambahan Rp
1 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2,48.
2.3. Kerangka pemikiran

Agroindustri merupakan industri pengolahan hasil pertanian yang

menghasilkan suatu barang atau bahan baku yang berguna melalui suatu proses

pengolahan, yang berarti melakukan kegiatan proses produksi dengan

menggunakan berbagai input produk, antara lain : modal, bahan baku, bahan

penunjang, tenaga kerja dan faktor-faktor pendukung lainnya. Selanjutnya proses

kegiatan agroindustri didukung dengan adanya kegiatan utama yaitu kegiatan

pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran. Suatu industri melakukan

proses produksi dengan bahan baku hasil pertanian akan menjadikan suatu produk

guna menunjang sarana atau input dalam usaha pertanian.

Untuk membiayai input-input tersebut diperlukan biaya. Biaya terbagi dua

yakni biaya tetap yang terdiri dari biaya pembelian peralatan, pajak, dan

bunga modal. Sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya produksi yang meliputi

bahan baku pisang, upah tenaga kerja, pembelian tepung, biaya bahan bakar,

biaya kemasan, biaya plastik dan lain-lain.

Untuk mengetahui besarnya keuntungan atau pendapatan dari agroindustri

sale pisang ambon pada agroindustri Mekar Sari Rasa di Desa Ciagayam

diperlukan informasi mengenai besarnya biaya produksi, dan penerimaan.

Menurut Suratiyah (2020) biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel, sedangkan penerimaan diketahui dengan cara mengalikan jumlah

produksi dan harga produk. Untuk besarnya pendapatan atau keuntungan yang

diperoleh dapat diketahui dari selisih antara penerimaan dengan biaya total atau

penerimaan dikurangai biaya total.


Menurut Sartono (2010), profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri. Menurut Sutrisno (2009), profitabilitas

adalah kemampuanperusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

semua modal yang bekerja didalamnya.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009), profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain

sebagainya.

21
Pisang Ambon

Agroindustri Sale
Pisang Ambon

Biaya Tetap Penerimaan

Biaya Variabel
c

Biaya Total

Pendapatan dan R/C

Profitabilitas

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus pada agroindustri sale pisang ambon “Mekar Sari Rasa” di Desa

Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Menurut Nazir

(2011), studi kasus merupakan suatu penelitian yang bersifat mendalam

mengenai suatu karakteristik tertentu dari objek penelitian.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

dioperasionalisasikan sebagai berikut :

1. Satu kali proses produksi dimulai dengan pembelian bahan baku (buah pisang)

sampai dengan produk yang dihasilkan siap dipasarkan yaitu 27 jam dalam

satu kali proses produksi.

2. Biaya total yaitu biaya yang dikeluarkan selama berlangsungnya proses

produksi dinilai dalam satuan rupiah (Rp). Biaya total meliputi:

a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi

oleh besar kecilnya volume produksi, meliputi :

1) Pajak bumi dan bangunan, diukur dalam satuan meter persegi (m 2) dan

dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi (Rp/proses

produksi).

23
2) Penyusutan alat dan bangunan, dinilai dalam satuan rupiah per satu kali

proses produksi (Rp/proses produksi), dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Suratiyah, 2015) :

Nilai Beli – Nilai Sisa


Penyusutan alat =
Umur Ekonomis
Nilai sisa merupakan nilai pada waktu alat itu sudah tidak bisa digunakan

lagi atau dianggap nol.

3) Bunga modal adalah nilai bunga modal dari biaya yang dikeluarkan

dihitung berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman) yang berlaku pada saat

penelitian, dinilai satuan rupiah per satu kali proses produksi (RP

b. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi

oleh besar kecilnya produksi, meliputi :

1) Bahan baku buah pisang adalah bahan utama yang digunakan untuk

membuat sale pisang, dihitung dalam satuan kilogram dan dinyatakan

dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi.

2) Bahan tambahan yang digunakan dalam membuat sale pisang terdiri atas :

tepung terigu, tepung beras, minyak goreng, gula pasir, margarin, wijen

dan air, dinilai satuan rupiah (Rp) per satu kali proses produksi.

3) Plastik kemasan adalah bungkus pelindung yang digunakan untuk

membungkus sale pisang, dinilai satuan rupiah per satu kali proses

produksi (Rp/proses produksi)

4) Label adalah nama dalam kemasan yang digunakan sebagai ciri suatu

produk. dinilai satuan rupiah per satu kali proses produksi (Rp/proses

produksi)..

24
5) Tenaga kerja yang digunakan dihitung dalam satuan hari kerja setara pria

(HKSP). dinilai satuan rupiah per satu kali proses produksi (Rp/proses

produksi).

c. Penerimaan (revenue), yaitu hasil perkalian antara produksi total dengan harga

satuan produk (harga jual), dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses

produksi (Rp/proses produksi).

d. Pendapatan atau keuntungan (profit) yaitu hasil pengurangan antara

penerimaan total dengan biaya total selama satu kali proses produksi, dinilai

dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi (Rp/proses produksi).

e. R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya.

f. Profitabilitas analisis rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam memperoleh laba.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(a) Semua produk yang dihasilkan habis terjual.

(b) Harga output dan harga input adalah harga yang berlaku pada saat penelitian.

(c) Bangunan yang digunakan untuk proses produksi terpisah dari bangunan

hunian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari perajin sale pisang ambon

yang dijadikan responden melalui wawancara, sedangkan data sekunder adalah

25
data yang diperoleh dari literatur-literatur dan data dari instansi atau dinas terkait

yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan lokasi penelitian dalam penelitian ini diambil secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa agroindustri “Mekar Sari

Rasa” merupakan satu-satunya agroindustri sale pisang ambon yang berada

di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis.

Untuk pengambilan responden diambil pula secara sengaja yaitu

satu orang perajin sale pisang ambon.

Menurut Daniel (2003), purposive berarti sengaja, purposive

sampling dapat diartikan pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan,

maka pemilihan kelompok subjek berdasakan atas ciri atau sifat tertentu

yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri atau sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3.5. Rancangan Analisis Data

Untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan

agroindustri sale pisang ambon di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar

Kabupaten Ciamis, digunakan alat analisis sebagai berikut :

1. Biaya agroindustri sale pisang ambon di Desa Cigayam Kecamatan

Banjaranyar Kabupaten Ciamis dihitung dengan menggunakan rumus menurut

Suratiyah (2015) :

26
TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Total Cost (Biaya Total)

TFC = Total Fixed Cost (biaya total tetap)

TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)

2. Penerimaan agroindustri sale pisang ambon di Desa Cigayam Kecamatan

Banjaranyar Kabupaten Ciamis dihitung dengan menggunakan rumus menurut

Suratiyah (2015) :

TR = Py.Y

Dimana :

TR = Total Penerimaan (Rp)

Py = Harga Produk (Rp)

Y = Jumlah Produksi (Rp)

3. Pendapatan agroindustri sale pisang ambon di Desa Cigayam Kecamatan

Banjaranyar Kabupaten Ciamis dihitung dengan menggunakan rumus menurut

Suratiyah (2015) :

Π = TR – TC

Dimana :

Π = Keuntungan (Rp)

TR = Total penerimaan (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

4. R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya total (Soekartawi,

2002) :

27
Penerimaan Total
R/C=
Biaya Total

Kriteria :

a) R/C > 1, maka agroindustri menguntungkan.

b) R/C = 1, maka agroindustri tidak mendapatkan keuntungan dan tidak

menderita kerugian atau impas.

c) R/C < 1, maka agroindustri mengalami kerugian.

L
5. Profitabilitas = x 100 %
M

Keterangan :

L = Laba

M = Modal

3.6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Agroindustri “Mekar Sari Rasa” yang

berlokasi di Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Adapun

waktu penelitian dibagi dalam tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian yaitu survai pendahuluan dan penulisan skripsi

direncanakan pada bulan Maret sampai Juni 2021.

2. Tahap pelaksanaan penelitian atau pengambilan data di lapangan direncanakan

bulan Juli 2021.

3. Tahap pengolahan data dan penulisan hasil penelitian (skripsi) direncanakan

pada bulan Juli 2021 sampai dengan selesai.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Lokasi Daerah Penelitian

Desa Cigayam dengan luas 1.4 Ha. Desa Cigayam merupakan salah

satu desa di Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis, yang terletak

sekitar 1 kilometer dari Ibukota Kecamatan Banjaranyar dengan waktu

tempuh sekitar 2 menit, dan jarak dari lokasi penelitian dengan Ibukota

Kecamatan Banjaranyar kurang lebih 5 kilometer dengan waktu tempuh

sekitar 15 menit. Secara administratif batas-batas wilayah Desa Cigayam

adalah :

1. Utara berbatasan dengan Desa Sukahurip Kecamatan Banjarnyar

2. Selatan berbatasan dengan Desa Pasawahan Kecamatan Banjaranyar

3. Barat berbatasan dengan Desa Banjaranyar dan Desa Karyamukti Kecamatan

Banjaranyar

4. Timur berbatasan dengan Desa Cikaso dan Desa Sindangrasa Kecamatan

Banjarnyar

4.1.2 Keadaan Topografi, Iklim, dan Curah Hujan

Dilihat dari tofografi dan kontur, Desa Cigayam Kecamatan

Banjaranyar Kabupaten Ciamis secara umum berupa daerah pegunungan

29
yang berada pada ketinggian 650 meter diatas permukaan laut (dpl)

dengan suhu rata-rata 270 Celcius.

4.1.3 Tata Guna Lahan

Desa Cigayam memiliki luas areal hektar atau 1.447,6330 kilometer

persegi yang digunakan untuk beberapa hal. Untuk lebih jelasnya

mengenai tataguna lahan di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 3. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa Cigayam Tahun 2020


No Penggunaan Lahan (Ha) Luas Lahan Persentase (%)

1 Persawah 77,00 5,25

2 Pekarangan 11,13 0,76

3 Perkebunan 1.017,00 69,37

4 Pemukiman 295,00 20,12

5 Perkantoran 3,5 0,23

6 Fasilitas umum 30 2,05

7 Lainnya 32,50 2,21

Jumlah 1.466,13 100

Sumber : Data Monografi Desa Cigayam Tahun 2020

Tabel 3 menunjukan bahwa lahan yang paling luas di Desa Cigayam

digunakan untuk lahan perkebunan.

4.1.4 Keadaan Penduduk

30
1) Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Cigayam pada tahun 2020 terdapat sebanyak 5.151

Jiwa yang terdiri dari 2.538 jiwa laki-laki dan 2.608 jiwa perempuan serta

memiliki 1.887 jumlah kepala keluarga. Adapun perincian komposisi

penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat di lihat

pada Tabel 4.

.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Cigayam Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Tahun 2020
Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
No Umur Laki- Perempua
(Orang) (%)
(Tahun) Laki n
1 < 15 781 703 1.484 28,8
2 16-55 1.244 1.332 2.576 50,0
3 >55 513 578 1.091 21,1
Jumlah 2538 2068 5.151 100
Sumber : Data Monografi Desa Cigayam 2020

Tabel 4 menunjukan bahwa penduduk Desa Cigayam yang berumur

kurang dari atau sama dengan 15 tahun berjumlah 1.484 orang, penduduk

berumur 16 sampai 55 tahun sebanyak 2.576 orang dan penduduk yang

berumur lebih dari 55 tahun yaitu sebanyak 1.091 orang.

2) Sex Ratio

(Sex Ratio) merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki

dan penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Keadaan ini

dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per seratus orang penduduk

perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

(Anjayani dan Haryanto, 2009) :

Sex Ratio = Jumlah Penduduk Laki-laki

31
x 100
Jumlah Penduduk Perempuan

= 2.538
x 100 = 122,72 =123
2.068

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa Desa

Cigayam mempunyai nilai Sex Ratio sebesar 123, artinya dari setiap 100

orang penduduk perempuan berbanding dengan 123 orang laki-laki.

3) Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (Population Density) merupakan perbandingan

antara jumlah penduduk per satu luas areal (per kilometer persegi). Adapun

untuk mengetahuinya digunakan rumus menurut Anjayani dan Haryanto (2009) :

Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk (orang)

Luas Areal (Km2)

= 5.151 orang = 355 Orang/Km2

14,4763Km2

Berdasarkan perhitungan tersebut maka kepadatan penduduk di Desa Cigayam

adalah 355 jiwa perkilometer persegi.

4) Tingkat Pendidikan Penduduk

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan

pembangunan pertanian,data mengenai pendidikan dari penduduk Desa

Cigayam dapat dilihat pada Tabel 5.

32
Tabel 5. Pendidikan Penduduk Desa Cigayam Tahun 2020

Jumlah
No. Pendidikan Persentase (%)
(Orang)

1. Tamat SD/Sederajat 2680 72,80

2. Tamat SMP/Sederajat 667 18,12

3. Tamat SMA/Sederajat 270 7,33

4. Tamat PT/Sederajat 64 1,73

Jumlah 3681 100

Sumber: Desa Cigayam, 2020

Tabel 5 menunjukkan, bahwa sebagian besar penduduk Desa

Cigayam berpendidikan tamat SD (Sekolah Dasar) atau sederajat, yaitu

sebanyak 2680 orang atau 72,80 persen dari jumlah penduduk, disusul

tamat SMP (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 667 orang atau 18,12

persen, tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 270 orang atau

7,33 persen, dan tamat PT (Perguruan Tinggi) sebanyak 64 orang atau 1,73

persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Desa Cigayam

tergolong desa yang kurang akan pendidikan.

5) Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Cigayam cukup beragam, yaitu bekerja

pada sektor pertanian, buruh, pegawai pemerintah ataupun swasta, wiraswasta

33
atau pedagang, dan peternak. Untuk lebih jelasnya komposisi penduduk Desa

Cigayam menurut mata pencaharian tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Cigayam


Tahun 2020
No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Petani 400 16,84
2 Buruh Tani 1.870 78,73
3 Wiraswasta/Pedagang 34 1,43
4 PNS 28 1,17
5 Pengrajin 10 0,42
7 Peternak 17 0,71
8 Pensiunan 16 0,67
Jumlah 2.375 100
Sumber : Data Monografi Desa Cigayam Tahun 2020

4.2. Identitas Responden

4.2.1 Umur Responden

Umur Resonden sangat berpengaruh pada suatu usaha.Umur yang

masih mudah relatif kinerjanya lebih cepat,kuat dan dapat mengaplikasikan

teknologi dengan cepat dibanding dengan yang umurnya lebih tua.akan tetapi

yang umur tua lebih mempunyai tingkat kematangan yang lebih tinggi. Data

umur responden dapat dijelaskan sebagai berikut.

Bahwa umur responden agroindustri sale pisang mekar sari rasa di

Desa Cigayam Kecamatan Banjaranyar berada pada kisaran 60 tahun, dan

menunjukan bahwa di umur enam puluh tahun adalah usia yang mempunyai

tingkat kematangan yang tinggi dan lebih bijak dalam mengambil keputusan

dan juga berpengalam.

34
4.2.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan peranannya cukup tinggi terhadap seseorang dalam

melakukan kegiatan usaha, karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang dalam menerima dan melaksanakan hal-hal yang baru. Tingkat

pendidikan formal yang dicapai responden adalah SD, hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan responden masih terbilang rendah.

4.2.3. Pengalaman Usaha Sale Pisang Ambon

Pengalaman berusaha merupakan faktor yang sangat menentukan

keberhasilan dalam usaha agroindustri sale pisang, semakin lama pengalaman

usaha maka akan semakin banyak ketarampilan yang dimiliki dalam melakukan

proses produksi. Pengalaman responden dalam mengusahakan agroindustri sale

pisang yaitu 15 tahun. Melihat pengalaman tersebut dapat dikatakan bahwa

responden sudah lama dalam menjalankan usahanya. Pengalaman berusaha yang

cukup lama sangat bermanfaat bagi responden untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan dari mulai penyediaan sarana produksi sampai dengan memasarkan

produk.

4.3. Analisis Usaha Agroindustri Sale Pisang Ambon Mekar Sari Rasa

Analisis usaha agroindustri sale pisang goreng yang diambil dalam

penelitian ini adalah analisis biaya, pendapatan, penerimaan, R/C rasio, dan nilai

35
tambah yang dihitung berdasarkan satu kali pembelian bahan baku yaitu satu

minggu sama dengan 2 hari atau 2 kali produksi.

4.3.1. Analisis Biaya

Biaya yang digunakan dalam usaha Agroindustri Sale pisang ambon Mekar

Sari Rasa dibagi menjadi dua jenis biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya

variabel (variable cost). Biaya yang dikeluarkan oleh perajin sale pisang ambon

Mekar Sari Rasadapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Biaya Total Pada
Agroindustri Sale Pisang Ambon Mekar Sari Rasa

No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp) Persentase (%)

1 Biaya Tetap 3.412,48

2 Biaya Variabel 792.237,60

Jumlah 795.650,08 100,00

Sumber : Data Primer yang Diolah

Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan

Agroindustri Sale pisang ambon Mekar Sari Rasa untuk satu kali proses

produksi adalah sebesar Rp. 795.650,08, yang terdiri dari biaya tetap total

Rp. 3.412,48 dan biaya variabel total Rp. 792.237,60.

4.3.2. Analisis Penerimaan dan Pendapatan dan R/C

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produksi sale pisang

ambon Mekar Sari Rasadalam satu kali proses produksi memproduksi 30

36
Kg sale pisang ambon, dengan harga jual Rp. 50.000 per Kg. Untuk

memperoreh penerimaan dari suatu usaha Agroindustri Sale pisang ambon

Mekar Sari Rasa ini dihitung dengan cara mengalikan hasil produksi

dengan harga jual saat penelitian. Untuk memperoleh pendapatan yaitu

dengan total penerimaan dikurangi biaya total. Total penerimaan dan

pendapatan pada Agroindustri Sale pisang ambon Mekar Sari Rasa dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penerimaan, Pendapatan dan R/C Pada Agroindustri Sale Pisang


Ambon Mekar Sari Rasa

No Uraian Satuan Nilai

1 Total Produksi Kg 30,00

2 Harga Jual Rp. 50.000,00

3 Penerimaan Rp. 1.500.000,00

4 Total Biaya Rp. 792.237,60

5 Pendapatan Rp. 704.349,92

6 R/C 1,88

Sumber : Data Primer yang Diolah

Berdasarkan Tabel 8, total produksi Agroindustri Sale pisang

ambon Mekar Sari Rasa dalam satu minggu adalah 30 Kg dan harga jual

pada saat penelitian yaitu Rp. 50.000 per Kg. Penerimaan yang diperoleh

Agroindustri Sale pisang ambon Mekar Sari Rasayaitu Rp.1.500.000,

berasal dari perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual.

37
Pendapatan yang diperoleh Agroindustri Sale pisang ambon Mekar Sari

Rasa yaitu Rp. 704.349,92 berasal dari selisish antara penerimaan dengan

total biaya. Nilai R/C yaitu 1,88 artinya setiap Rp. 1 biaya yang

dikeluarkan maka akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp.1,88 dan

pendapatan yang akan diterima sebesar Rp. 0,88.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Besarnya biaya total produksi yang dikeluarkan dalam satu kali proses

produksi agroindustri sale pisang Mekar Sari Rasa sebesar Rp 795.650,08,

besarnya penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 1.500.000 dan

besarnya pendapatan yang di peroleh adalah sebesar Rp 704.349,92.

2. Agroindustri sale pisang Mekar Sari Rasa menguntungkan sehingga layak

diusahakan dengan nilai R/C sebesar 1,88.

3. Profitabilitas agroindustri sale pisang ambon Mekar Sari Rasa dalam satu

kali produksi dapat memperoleh laba sebesar 0,88.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disarankan Agroindustri

Mekar Sari Rasa perlu meningkatkan pemasaran agar produknya lebih

38
dikenal lagi di pasaran ,dengan cara menggunakan membuat iklan di web

atau internet dan menambah lagi relasi atau kerjasama dengan usaha-usaha

lain,agar proses pemasaran semakin luas.Dan juga untuk pengusaha

Agroindustri Mekar Sari Rasa harus mencatat manajemen keuangan agar

dalam setiap kali proses produksi dapat terlihat jelas keuntungan maupun

kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018. http://id.wikipedia.org/wiki/. Diakses tanggal 28 Februari 2021.

Aprilia, dkk. 2021. Keragaan Agroindustri Sale Pisang Gulung (Studi Kasus

pada Agroindustri Rizki Barokah di Desa Sukahurip Kecamatan

Pamarican Kabupaten Ciamis). Jurnal Ilmiah Mahasiswa

AGROINFO GALUH Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 116-

126.

Daniel, M. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta.

Departemen Pertanian, (2013). Peraturan Menteri Pertanian No

82/Permentan/OT.140/8/2013. Kementerian Pertanian.

Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. UPP STIM YKPN.

Yogyakarta.

39
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta:

Bumi Aksara

Imran, S., Murtisari, A., dan Murni, N.K. 2014. Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu

di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango. Jurnal. Perspektif

Pembiayaan dan Pembangunan Daerah. Vol 1 (4):207-212.

Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan

Ketujuh. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kuntarsih,S. 2012. Pedoman Penanganan Pascapanen Pisang. Direktur Budidaya

dan Pascapanen Buah. Departemen Pertanian. Jakarta.

Mangunwidjaja dan Sailah. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Muharam, dkk. 2018. Kelayakan Usaha Agroindustri Keripik Dan Sale Pisang

Goreng. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi.

Tasikmalaya.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty.

Yogyakarta.

Nazir. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Rahim, A dan Hastuti, D. 2008. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soekartawi. 2008. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta.

Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.

Jakarta: Erlangga

Suratiyah. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

40
Suyanti, A dan Supriyadi. 2008. Pisang, Budidaya, Pengolahan dan Prosfek

Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

PROFITABILITAS AGROINDUSTRI
SALE PISANG AMBON

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Jenis Kelamin :

5. Alamat :

6. Jumlah Anggota Keluarga :

7. Status dalam Keluarga :

8. Pengalaman Usaha :

II. Profil Usaha

1. Nama Perusahaan :

2. Alamat :

41
3. Tahun Berdiri :

4. Pendiri Usaha :

5. Jumlah Tenaga Kerja :

a. Laki-laki :

b. Perempuan :

6. Nama Pemilik :

7. Sumber Modal :

8. Sumber Bahan Baku :

III. BIAYA DAN PENDAPATAN AGROINDUSTRI

a. Biaya Per Proses Produksi

2) Biaya Tetap

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Pajak bumi dan bangunan
2. Penyusutan alat dan bangunan
3. Bunga modal

Total Biaya Tetap

3) Biaya Variabel

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Bahan baku buah pisang
2. Tepung terigu
3. Tepung beras
4. Minyak goreng
5. Gula pasir
6. Margarin
7. Wijen
8. Plastik kemasan

42
9. Label
10. Tenaga kerja
11. Bunga modal

Total Biaya Variabel

4) Biaya Total = biaya tetap + biaya variabel

= .................. + .........................

b. Penerimaan = Jumlah produksi x harga jual

= ............................. x ...................

c. Pendapatan = Penerimaan – Biaya

= ..................... - ...........

d. R/C = Penerimaan = ...............


Biaya

IV. Profitabilitas

L
a. Profitabilitas = x 100 %
M

43
Lampiran 2. Data Responden

I. Identitas Responden

1. Nama : Ibu Uci

2. Umur : 60

3. Pendidikan : SD

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Cigayam

6. Jumlah Anggota Keluarga : -

7. Status dalam Keluarga : Kepala Keluarga

8. Pengalaman Usaha : 15 Tahun

II. Profil Usaha

1. Nama Perusahaan : Mekar Sari Rasa

2. Alamat : Kampung Pangadegan Desa Cigayam Kecamatan


Banjaranyar

3. Tahun Berdiri : 2005

4. Pendiri Usaha : Ibu Uci

5. Jumlah Tenaga Kerja :2

44
a. Laki-laki :-

b. Perempuan :2

6. Nama Pemilik : Ibu Uci

7. Sumber Modal : Sendiri

8. Sumber Bahan Baku : Beli

45
Lampiran 3. Biaya Agroindustri Sale Pisang Ambon dalam Satu Kali pembelian Bahan Baku
1. Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat

Umur Penyusutan Penyusutan


Jumlah Harga beli per Nilai beli
No Jenis alat ekonomis per tahun per produksi
(unit) unit (Rp) (Rp)
(tahun) (Rp) (Rp)
1 Kompor 1 250.000 250.000 5 50.000 520,83
2 Wajan 2 60.000 120.000 5 24.000 250
3 Timbangan digital 1 490.000 490.000 10 49.000 510,41
5 Siler 1 150.000 150.000 4 37.500 390,62
6 Sosorok 2 25.000 50.000 2 25.000 260,41
7 Susuk 2 15.000 30.000 2 15.000 156,25
8 Baskom 5 20.000 100.000 2 50.000 520,83
9 Lelemet 2 3.000 6.000 2 2.000 20,83
10 Tungku 1 200.000 200.000 10 20.000 208,33
11 Saringan 2 30.000 60.000 2 30.000 312,5
Jumlah 302.500 3.151,04

Keterangan : 1 minggu = 2 hari (2 x produksi)


1 bulan = 8 kali produksi
1 tahun = 96 kali produksi
b. PBB : Rp. 260,42
c. Bunga modal : Rp. 1,02
Biaya tetap total (a + b + c + d) : Rp. 3.412,48

47
Lampiran 4. Biaya Variabel Pada Agroindustri Sale pisang Ambon Mekar
Sari Rasa Dalam Satu Kali Produksi
2. Biaya Variabel
a. Penggunaan bahan baku
Harga Satuan
No Keterangan Satuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Pisang Ambon 100 kg 3.000 300.000
2. Margarin simas 5 bks 5.000 25.000
3 Tepung beras 2 kg 15.000 28.000
3. Tepung terigu 3 kg 8.000 24.000
4. Gula Pasir 1 kg 12.000 12.000
5. Minyak goreng 10 liter 11.500 115.000
6. Kemasan 1 kg 30 buah 500 15.000
7. Biaya listrik 2.000 5.000
8. Gas 3 kg 1 tbg 25.000 25.000
10. Label 30 buah 100 3.000
Jumlah 552.000

b. Tenaga Kerja
No Kegiatan TK Wanita Upah TKW (Rp) Total (Rp)
1. Pengupasan 2 60.000 60.000
2. Penjemuran 2 60.000 60.000
3. Pengolahan 2 60.000 60.000
4. Penggorengan dan 3 60.000 60.000
pengemasan
Jumlah 6 240.000 240.000

Bunga modal variabel = 237,60


Biaya total variabel = 792.237,60
Lampiran 5. Analisis Biaya Total Pada Agroindustri Sale Pisang Ambon
Mekar Sari Rasa Dalam Satu Kali Produksi

a). Biaya Tetap

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Pajak bumi dan bangunan Rp. 260,42
2. Penyusutan alat dan bangunan Rp. 3.151,04
3. Bunga modal Rp. 1,02
Rp. 3.41,48
Total Biaya Tetap

b). Biaya Variabel

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Penggunaan Bahan Baku Rp. 552.000
2. Tenaga Kerja Rp. 240.000
3. Bunga modal Variable Rp. 237,60
Rp. 792.23760
Total Biaya Tetap

49
Lampiran 6. Penerimaan, Pendapatan, R/C dan Profitabilitas Agroindstri
Sale Pisang Ambon Mekar Sari Rasa Dalam Satu Kali Proses
Produksi

a. Biaya Total = biaya tetap + biaya variabel

= Rp. 3.412,48 + Rp. 792.237,60

= Rp. 795.650,08

b. Penerimaan = Jumlah produksi x harga jual

= 30 kg x Rp. 50.000

= Rp. 1.500.000

c. Pendapatan = Penerimaan – Biaya

= 1.500.000 – 795.650,08

= Rp. 704.349,92

d. R/C = Penerimaan
Biaya

= Rp. 1.500.000
Rp. 795.650,08

= 1,88

L
e. Profitabilitas = x 100 %
M

Rp .704 .349,92
= x100%
Rp. 795.650,08

=0,88.

50
Lampiran 7. Dokumentasi Agroindustri Mekar Sari Rasa

51
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Ciamis pada tanggal 19 Oktober 1999 yang

merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Atang Hermawan dan ibu Ade Nurjanah.

Pada tahun 2004-2005 penulis menempuh Pendidikan TK

Sawargi, kemudian 2005-2011 penulis menempuh pendidikan Sekolah

Dasar di SDN 2 Banjaranyar, kemudian pada tahun 2011-2014 melanjutkan pendidikan di

SMPN 1 Atap Banjarsari, pada tahun 2014-2017 penulis melanjutkan pendidikan di

SMKN 1 Cipaku, selanjutnya pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan ke

jenjang perguruan tinggi mengambil Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Galuh.

52

Anda mungkin juga menyukai