Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAY JERAMI PADI UNTUK PAKAN RUMINANSIA ”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Teknologi Pakan dan Formulasi Ransum
Dosen Pengampu : Dr. Nining Haryuni S.Pt., M.Pt

Disusun oleh :

Fachhulun Maulana Arizunda Rokhmandanu : 2154231050

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “HAY JERAMI
PADI UNTUK TERNAK RUMINANSIA”. Makalah ini dapat diselesaikan semata karena
penulis menerima banyak bantuan dan dukungan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
Blitar.
2. Bapak Fatra Nonggala S.Pd., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu Eksakta.
3. Ibu Dr. Nining Haryuni, M.Pt., selaku Kaprodi Peternakan.dan Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teknologi Pakan dan Formulasi Ransum.
4. Orang Tua kami.
5. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu per satu.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis
tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosakata, tata
bahasa maupun kekurangan kekurangan lainnya. Penulis berharap semoga makalah
“Penggunaan Protein Dalam Ransum Ayam Pedaging Untuk Meningkatkan Performa
Pertumbuhan” ini bermanfaat, dan pelajaran pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

Blitar, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3. Tujuan Pembahasan..................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. Pengertian Hay Dan Kandungan Jerami Padi........................................................................3
2.2. Performa Ternak Ruminansia Yang Diberi Hay Jerami Padi...............................................5
BAB III.......................................................................................................................................................7
PENUTUPAN............................................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ternak ruminansia seperti sapi potong, kerbau, kambing dan
domba sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan
swasembada daging tahun 2016. Kondisi saat ini lahan yang dapat digunakan sebagai
padang pengembalaan ternak semakin terbatas, hal ini akan berdampak pada penyediaan
hijauan pakan baik kualitas, kuntitas dan kontinutas.

Rendahnya tingkat produktivitas ternak antara lain disebabkan rendahnya kualitas


bahan pakan. Rendahnya nilai nutrisi bahan pakan tersebut ditunjukkan dengan
rendahnya nilai protein, tingginya kandungan serat kasar dan rendahnya nilai biologis
bahan makanan tersebut. Hal ini mengakibatkan tingkat produksi yang dicapai tidak
sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki ternak tersebut, di sisi lain penambahan
pakan tambahan berupa konsentrat akan meningkatkan biaya produksi, sehingga kurang
ekonomis.

Di sisi lain faktor iklim dan cuaca juga mempengaruhi produktivitas hijauan
pakan, pada musim hujan akan terjadi regrowth dari hijauan pakan sehingga produksi
berlimpah sedangkan pada musim kemarau atau pecaklik dimana persediaan air semakin
menurun maka produksi hijauan pakan juga berkurang. Kekurangan hijauan pakan pada
saat pecaklik dapat di atasi dengan penerapan teknologi hay dan silase. Untuk daerah
tropis aplikasi pembuatan hay sangat baik dan menguntungkan karena pengeringan
hijauan pakan dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan sinar matahari. Untuk
mendapatkan bahan pakan yang murah, mudah didapat, berkualitas serta tersedia secara
berkesinambungan. Salah satu alternatif yakni dengan membuat cubed hay yang berasal
dari hijauan pakan yang tumbuh disekitar pemukiman penduduk.

1
1.2. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian hay dan kandungan jerami padi ?
b) Bagaimana performa ternak ruminansia yang diberi hay jerami padi ?

1.3. Tujuan Pembahasan


a) Untuk mengetahui pengertian hay dan kandungan jerami padi.
b) Dapat mengetahui performa ternak ruminansia yang diberi hay jerami padi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.4. Pengertian Hay Dan Kandungan Jerami Padi


Hay merupakan hijauan yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat
diberikan pada ternak sebagai pakan, terutama pada waktu kekurangan hijauan atau
musim kemarau. Pembuatan hay ini, disebutkan, bertujuan untuk menyamakan waktu
panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman
yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi. Tujuan khusus pembuatan hay
adalah agar tanaman hijauan, yaitu pada waktu panen yang berlebihan bisa kita
disimpan dalam jangka waktu tertentu, sehingga bisa mengatasi kesulitan dan masalah
dalam memperoleh pakan hijauan pada musim kemarau. Syarat tanaman yang dibuat
hay adalah bertekstur halus, dipanen pada awal musim berbunga serta dipanen dari area
yang subur. Ada dua cara membuat hay yang bisa dilakukan untuk pakan ternak yaitu
dengan hamparan, dan method Pod. Dengan Hamparan merupakan metode sederhana,
yang dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang telah dipotong di lapangan
terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay
yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air 20 – 30% yang ditandai dengan
warna kecoklat-coklatan. Sementara metode Pod, dilakukan dengan memakai semacam
rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang sudah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air
±50%). Hijauan yang akan diproses ini, harus dipanen saat menjelang berbunga berkadar
protein kasar (PK) tinggi, serat kasar (SK) dan memiliki kandungan air optimal).
Sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan
mengakibatkan turunnya palatabilitas dan kualitas1.

Hay sebagai hijauan pakan memiliki beberapa bentuk seperti; long hay, cubed
hay, baled hay, shredded hay. Cubed (cubing: kubus) merupakan modifikasi proses
pembentukan wafer di tahun 1950-an, yaitu hay yang masih panjang dichopper dengan
ukuran 1,5 inchi, lalu ditekan melalui die (cetakan) sehingga menghasilkan kubus-kubus

1
(MC Prov Sumbar/Yuni Erlita/Disnak&Kesehatan Hewan/toeb)

3
kecil yang berukuran permukaan 1,25 inchi dan panjang 2 -3 inchi. Ukuran tersebut
dipadatkan menjadi 30-32 lb/feet3 atau 13,5-14,4 kg/30 cm3.

Jerami padi mempunyai karakteristik kandungan protein kasar rendah serta


kandungan serat kasar tinggi antara lain selulosa, hemiselulosa (Lamid, 2013) 2. Menurut
Wanapat et al., (1985)3 kandungan protein kasar pada jerami padi sekitar 2-5%,
kandungan serat dan lignin (NDF >50%), serta memiliki kecernaan rendah (<60%).
Pemberian pakan jerami padi saja pada ternak tidak dapat mencukupi kebutuhan untuk
produksi optimum (Wanapat et al., 2013). Kandungan nutrisi jerami padi secara rinci
sebagai berikut: kadar abu 19,06%, Protein kasar 6,44%, Serat kasar 29,16%, Lemak
Kasar 1,13%, Ca 0,03%, P 0,48% (Mulijanti et al. 2014) 4. Selanjutnya menurut
Mahendri et al. (2005)5 jerami padi mengandung ADF 68,5% dan NDF 78,86%. Dengan
demikian maka diperlukan teknologi pengolahan baik pengolahan secara fisik, kimia,
ataupun biologis yang mampu memperbaiki kualitas nutrisi jerami padi.

Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak, terdapat beberapa faktor-faktor


pembatas, antara lain: dinding sel diselimuti kristal silika sehingga sulit dihidrolisis oleh
enzim dalam rumen, dinding sel mengandung lignin yang membentuk senyawa komplek
dengan selulosa sehingga struktur selulosanya tidak lagi berbentuk amorf dan molekul
glukosanya dikokohkan oleh ikatan hidrogen yang sulit dicerna oleh mikroba, dan
memiliki kandungan protein yang rendah, sekitar 3-5%. Selain faktorfaktor pembatas
tersebut, jerami padi juga mengandung selulosa yang cukup besar, yaitu sekitar 38%,
hemiselulosa 24% dan lignin 18%. Kandungan nutrisi jerami padi sebagai limbah
pertanian tanaman padi adalah protein kasar (PK) 3,6%, lemak kasar (LK) 1,3%, BETN
41,6%, abu 16,4%, lignin 14,9%, serat kasar (SK) 32,0%, silika 13,5%, kalsium (Ca)

2
Lamid, M, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M, Sarwoko. 2013. Addition of Lignocellulolytic Enzymes Into Rice Straw
Improves In Vitro Rumen Fermentation Products. J. Appl. Environ. Biol. Sci., 3(9)166- 171. ISSN: 2090-4274.
3
Wanapat,M., S. Kang, N. Hankla and K. Phesatcha. 2013. Effect of rice straw treatment on feed intake, rumen
fermentation and milk production in lactating dairy cows. African Journal of Agricultural research. Vol. 8(17), pp.
1677-1687, DOI: 10.5897/AJAR2013.6732. ISSN 1991-637X ©2013 Academic Journals.
http://www.academicjournals.or g/AJAR.
4
Mulijanti, S.L, S. Tedy, Nurnayeti. 2014. Pemanfaatan Dedak Padi pada Usaha Penggemukkan Sapi Potong di Jawa
Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 16 No 3. Hal. 179-187
5
Mahendri, I. G. A. P., B. Haryanto, E. Handiwirawan, A. Priyanti, L. Natalia. 2005. Laporan Inovasi Teknologi Pakan
Padi Fermentasi dengan Probion untuk Meningkatkan Kinerja Produksi Ternak Ruminansia. Puslitbang Peternakan

4
0,24%, kalium (K) 1,20%, magnesium (Mg) 0,11%, dan phosphor (P) 0,10% (Anwar et
al., 2011; Supriyatna, 2017)6.

1.5. Performa Ternak Ruminansia Yang Diberi Hay Jerami Padi


Sapi Jawa merupakan salah satu sapi lokal yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagaimana bangsa sapi lokal lain yang ada di Indonesia. Di Jawa
Tengah sapi Jawa saat ini terdapat di Kabupaten Brebes, sehingga sering disebut dengan
sapi JawaBrebes (Jabres). MUNADI (2010)7 melaporkan bahwa sapi Jabres tersebar di
lima Kecamatan yaitu Kecamatan Bantarkawung (sekitar 5.757 ekor), Kecamatan Salem
(sekitar 543 ekor), Kecamatan Banjarharjo (sekitar 1.994 ekor), Kecamatan
Ketanggungan (sekitar 2.900 ekor), dan Kecamatan Larangan (sekitar 890 ekor).
Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh pakan. HUYEN et al. (2011) 8 menyatakan bahwa
performance sapi sangat dipengaruhi oleh manajemen pakan dan bangsa sapi. Sapi muda
membutuhkan pakan yang mempunyai kandungan protein dan energi tinggi, karena
digunakan untuk pertumbuhan otot, tulang dan lemak. Hasil penelitian NADER dan
ROBINSON (2008)9 menunjukkan bahwa sapi Angus pada masa pertumbuhan yang
diberi pakan hay Alfalfa dan jerami padi menghasilkan pertambahan bobot badan harian
(PBBH) sebesar 0,35-0,45 kg/hari, sedangkan yang diberi tambahan pakan konsentrat
(dedak padi, biji kapas, dan kulit tiram) mempunyai PBBH sebesar 0,60- 0,63 kg/hari.
Hal ini karena kecernaan pakan kasar lebih rendah bila dibandingkan dengan konsentrat
(REYNOLDS et al., 2010)10.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok (bobot badan) tidak berbeda


nyata (P > 0,05) terhadap semua parameter yang diamati (pertambahan lingkar dada,

6
Anwar, N., Widjaja, A., & Winardi, S. (2011). PENINGKATAN UNJUK KERJA HIDROLISIS ENZIMATIK JERAMI PADI
MENGGUNAKAN CAMPURAN SELULASE KASAR DARI Trichoderma reesei DAN Aspergillus niger. Makara Journal of
Science. https://doi.org/10.7454/mss.v14i2.679, Supriyatna, A. (2017). PENINGKATAN NUTRISI JERAMI PADI
MELALUI FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN KONSORSIUM JAMUR PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN
ASPERGILLUS NIGER. JURNAL ISTEK.
7
MUNADI. 2010. Potensi dan alternatif pengembangan sapi Jawa khas Brebes (JABRES). Pros. Seminar Nasional
Perspektif Pengembangan Agribisnis Peternakan di Indonesia. Purwokerto, 10 April 2010. Fakultas Peternakan,
Univ. Jenderal Soedirman, Purwokerto. hlm. 348-353
8
HUYEN, L.T.T., P. HEROLD, A. MARKEMANN dan A.V. ZÁRATE. 2011. Resource use, cattle performance and output
patterns on different farm types in a mountainous province of Northern Vietnam. Anim. Prod. Sci. 51: 650-661.
9
MUNADI. 2010. Potensi dan alternatif pengembangan sapi Jawa khas Brebes (JABRES). Pros. Seminar Nasional
“Perspektif Pengembangan Agribisnis Peternakan di Indonesia”. Purwokerto, 10 A
10
REYNOLDS, C.K., L.A. CROMPTON and J.A.N. MILLS. 2010. Improving the efficiency of energy utilisation in cattle.
Anim. Prod. Sci. 51: 6-12

5
pertambahan tinggi pundak, pertambahan panjang badan, dan pertambahan bobot
badan). Pertumbuhan sapi dapat dilihat dengan adanya pertambahan bobot badan dan
ukuran-ukuran tubuh seperti panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), dan lingkar dada
(LD). Hasil penelitian SUSANTO et al. (2004) 11 pada sapi PO jantan dengan bobot
badan 200,80 kg yang diberi pakan rumput Raja dan konsentrat mengkonsumsi BK
sebesar 5.840 g/h (2,9% BB), sedangkan laporan PURNOMOADI et al. (2007) 12, sapi
PO jantan dengan bobot badan 227,25 kg yang diberi pakan 30% jerami padi dan 70%
konsentrat mampu mengkonsumsi BK sebesar 5,91 g/hari (2,6% BB). dari hasil
penelitian ini adalah bahwa perbedaan tingkat protein pada pakan sapi Jawa (8,27; 11,03
dan 14,43%) mempengaruhi pertambahan lingkar dada, namun pertambahan bobot
badan, panjang badan dan tinggi pundak yang diperoleh relatif sama. Pemberian pakan
berupa jerami padi 30% dan konsentrat 70% sebaiknya menggunakan level protein
11,03% karena pertambahan lingkar dada harian yang dihasilkan paling besar. Lingkar
dada yang besar mengindikasikan bobot badan yang besar pula.

11
SUSANTO, S.A., E. RIANTO dan J.A. PRAWOTO. 2004. Pengaruh penggantian konsentrat dengan ampas bir
terhadap penampilan produksi sapi Peranakan Ongole yang mendapat pakan basal rumput baja.
J.Pengemb.Petern.Tropis.Special-Edition, October 2004:hlm, 35-39.
12
PURNOMOADI, A., B.C. EDY, R. ADIWINARTI and E. RIANTO. 2007. The performance and energy utilization of
Ongole Crossbred cattle raised under two level supplementation of concentration to the straw. J. Indones. Trop.
Anim. Agric. 32:1-5

6
BAB III

PENUTUPAN

1.6. Kesimpulan
Teknologi pakan yaitu hay sangat bermanfaat sebagai sarana pembuatan stok pakan
ternak ruminansia serta dapat dijadikan pakan simpanan ketika musim kemarau. Ternak
ruminansia seperti contoh dari pemabahasan diatas yaitu sapi jawa memiliki performa
produktivitas yang bagus ketika diberi hay jerami padi, begitu juga dengan ternak ruminansia
lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

(MC Prov Sumbar/Yuni Erlita/Disnak&Kesehatan Hewan/toeb)


Lamid, M, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M, Sarwoko. 2013. Addition of Lignocellulolytic
Enzymes Into Rice Straw Improves In Vitro Rumen Fermentation Products. J.
Appl. Environ. Biol. Sci., 3(9)166- 171. ISSN: 2090-4274.
Wanapat,M., S. Kang, N. Hankla and K. Phesatcha. 2013. Effect of rice straw treatment on
feed intake, rumen fermentation and milk production in lactating dairy cows.
African Journal of Agricultural research. Vol. 8(17), pp. 1677-1687, DOI:
10.5897/AJAR2013.6732. ISSN 1991-637X ©2013 Academic Journals.
http://www.academicjournals.or g/AJAR.
Mulijanti, S.L, S. Tedy, Nurnayeti. 2014. Pemanfaatan Dedak Padi pada Usaha
Penggemukkan Sapi Potong di Jawa Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 16 No
3. Hal. 179-187
Mahendri, I. G. A. P., B. Haryanto, E. Handiwirawan, A. Priyanti, L. Natalia. 2005.
Laporan Inovasi Teknologi Pakan Padi Fermentasi dengan Probion untuk
Meningkatkan Kinerja Produksi Ternak Ruminansia. Puslitbang Peternakan
Anwar, N., Widjaja, A., & Winardi, S. (2011). PENINGKATAN UNJUK KERJA
HIDROLISIS ENZIMATIK JERAMI PADI MENGGUNAKAN CAMPURAN
SELULASE KASAR DARI Trichoderma reesei DAN Aspergillus niger. Makara
Journal of Science. https://doi.org/10.7454/mss.v14i2.679,
Supriyatna, A. (2017). PENINGKATAN NUTRISI JERAMI PADI MELALUI
FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN KONSORSIUM JAMUR
PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN ASPERGILLUS NIGER.
JURNAL ISTEK.
MUNADI. 2010. Potensi dan alternatif pengembangan sapi Jawa khas Brebes (JABRES).
Pros. Seminar Nasional Perspektif Pengembangan Agribisnis Peternakan di
Indonesia. Purwokerto, 10 April 2010. Fakultas Peternakan, Univ. Jenderal
Soedirman, Purwokerto. hlm. 348-353

8
REYNOLDS, C.K., L.A. CROMPTON and J.A.N. MILLS. 2010. Improving the efficiency
of energy utilisation in cattle. Anim. Prod. Sci. 51: 6-12
SUSANTO, S.A., E. RIANTO dan J.A. PRAWOTO. 2004. Pengaruh penggantian
konsentrat dengan ampas bir terhadap penampilan produksi sapi Peranakan Ongole
yang mendapat pakan basal rumput baja. J.Pengemb.Petern.Tropis.Special-Edition,
October 2004:hlm, 35-39.
PURNOMOADI, A., B.C. EDY, R. ADIWINARTI and E. RIANTO. 2007. The
performance and energy utilization of Ongole Crossbred cattle raised under two
level supplementation of concentration to the straw. J. Indones. Trop. Anim. Agric.
32:1-5

Anda mungkin juga menyukai