Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DASAR AGRONOMI

CARA MEMBUDIDAYAKAN PADI DENGAN PUPUK


GULMA MENGGUNAKAN SISTEM HAZTON
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Agronomi

Dosen pengampu : Bapak Renan Subantoro, SP., M.Sc.

Disusun oleh :
1. Laelatul Ulya 21104011016
2. Vera Novita Pahlawati 21104011030
3. Muhammad Khoirul Hamdi 21104011034
4. Anggita Pramesti Candra Ramadhani 21104011036
5. Ryan Abdullah Syehan 21104011037
6. Djati Prawestri 21104011038

KELAS A1
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang pembudidayakan padi dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Dasar
Agronomi. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan
serta wawasan bagi pembaca mengenai cara membudidayakan padi yang benar,
penanaman dengan sistem hazton, dan penggunaan pupuk gulma.

Selesainya makalah ini tidak lepas bantuan dari dosen mata kuliah Dasar
Agronomi Bapak Renan Subantoro, SP., M.Sc. yang telah memberikan
pengetahuan dasar dasar agronomi dan juga anggota kelompok yang telah bekerja
sama dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kebaikan dan
kesempunaan makalah ini.

Semarang, 28 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Cara Membudidayakan Padi .....................................................................


B. Mengenal Sistem Hazton.............................................................................
C. Pupuk Organik Gulma................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L.
yang meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan
subtropis seperti di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Padi merupakan
salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia, tanaman
padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia. Umur bibit pada tanaman padi sawah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil padi sawah, sehingga umur bibit yang optimum
dalam budi daya padi sawah sampai saat ini masih belum diketahui dengan
tepat. Umur bibit yang baik dalam budi daya tanaman padi secara
keseluruhan adalah berumur 10-21 hari dan 25 hari setelah bibit disebar di
persemaian. Umur bibit semai yang baik untuk dipindahkan ke areal lahan
yaitu bibit berumur 10 hari setelah semai.
Pemupukan tanaman padi yang tepat tergantung pada musim tanam.
kesuburan tanah, potensi hasil dari varietas tertentu, waktu serta cara
penerapannya. Pemupukan yang tepat harus dikondisikan dengan spesifik
lokasi. Petani pada jaman dahulu masih banyak yang menggunakan pupuk
kimia. Dampak penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat
membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya dan juga dapat
meningkatkan keasaman tanah. Untuk menanggulangi hal tersebut maka
petani mulai menggunakan pupuk organik yang berasal dari pembusukan
daun daun. Pada makalah ini mengambil pupuk gulma. Gulma sendiri adalah
pupuk yang terbuat dari rumput liar dan diubah menjadi pupuk yang
berbentuk kompos.
Budidaya padi menggunakan sistem hazton, maksud dari sistem
hazton teknologi budidaya padi dengan menggunakan bibit tua 25-30 hari
setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang/lubang tanam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan padi dengan baik dan benar?
2. Bagaimana pengertian dan penerapan sistem hazton?
3. Bagaimana pengolahan dan penggunaan pupuk gulma ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara membudidayakan padi dengan baik dan benar
2. Untuk mengetahui pengertian dan penerapan sistem hazton
3. Untuk mengetahui pengolahan dan penggunaan pupuk gulma
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah wawasan peneliti dan kalangan mahasiswa dalam budidaya
padi dengan pupuk gulma menggunakan sistem hazton
b. Dapat dijadikan referensi pembudidayaan padi dengan pupuk gulma
menggunakan sistem hazton.
2. Manfaat praktis :
a. Menambah wawasan cara pembuatan pupuk gulma dengan
menggunakan rumput liar
b. Menambah wawasan tentang tata cara budidaya padi menggunakan
sistem hazton.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Membudidayakan Tanaman Padi


Sawah merupakan suatu sistem budidaya yang khas dilihat dari sudut
kekhususan pertanaman yaitu padi, peniapan tanah, pengelolaan air, dan
dampaknya atas lingkungan. Lahan sawah perlu diperhatikan secara khusus
dalam penatagunaan lahan. Meskipun di lahan sawah dapat didakan pergiliran
berbagai tanaman, namun pertanaman pokok selalu padi. Untuk mendapatkan
hasil padi yang berkualitas, kita harus mengetahui cara budidaya padi yang
baik dan benar. Hal pertama yang harus kita miliki adalah kesungguhan untuk
membudidayakan tanaman ini, dengan mendedikasikan tenaga dan pikiran
100 % untuk membudidayakan tanaman ini maka akan mendapatkan hasil
panen yang melimpah. Berikut adalah langkah-langkah yang harus di ikuti
yaitu pengolahan Tanah untuk Tanaman Padi :
a. Langkah pertama sebelum menanam padi adalah membersihkan lahan
yang akan ditanami. Bersihkan berbagai tanaman gulma seperti
rerumputan, semak belukar serta hal lain yang mungkin akan mengganggu
perkembangan tanaman padi. Menyiapkan media tanam yang baik untuk
tanaman akan mendorong pertumbuhan dengan baik.
b. Setelah lahan bersih dari tanaman liar langkah selanjutnya adalah
memberikan aliran air pada lahan. Proses ini bertujuan untuk
menggemburkan tanah agar mudah untuk dibajak dengan menggunakan
alat tradisional ataupun modern.
c. Setelah lahan tanam menjadi gembur, genangi lahan tersebut dengan air
sampai mencapai ketinggian 5-10 cm. Cara mengatur ketinggian air bisa
dengan cara membuka dan menutup akses keluar masuknya air pada pintu
irigasi.Diamkan lahan tersebut selama 2 minggu agar racun pada tanah
menjadi netral dan juga kondisi tanah menjadi berlumpur.
d. Memilih Bibit Padi yang Unggul dan Berkualitas. Agar hasil panen padi
bisa melimpah tentu selain lahan tanam yang baik, memerlukan bibit padi
yang unggul. Untuk mengetahui bibit padi yang baik bisa diketahui dengan
cara berikut :
Rendam beberapa benih padi yang akan ditanam dengan air selama
kurang lebih 2 jam.Letakan benih yang sudah direndam di atas ain yang
sudah dibasahi dengan air. Kemudian hitung berapa benih padi yang telah
direndam tadi, ada beberapa yang bisa mengeluarkan kecambah. Bila yang
keluar kecambah sampai 90% itu artinya benih padi tersebut memiliki
kualitas yang baik.
e. Menyemai Benih Padi di Lahan. Setelah memiliki benih padi yang baik,
langkah selanjutnya adalah menyemai benih tersebut pada lahan tanam.
Untuk menyemai benih padi Anda bisa melakukannya dengan mengikuti
beberapa langkah berikut:
Rendam benih padi yang akan disemai selama sehari semalam,
tiriskan dan biarkan selama 2 hari sampai benih tersebut mengeluarkan
kecambah.
Siapkan lahan untuk menyemai benih padi sekitar 500 m2 untuk 1
hektar lahan sawah. Usahakan lahan yang digunakan untuk menyemai padi
tetap berair dan berlumpur.Cara menanam benih padi adalah dengan
menyebar bibit secara merata pada lahan penyemaian.
f. Cara Menanam Padi
Tahap selanjutnya adalah menanam bibit yang telah disemai ke dalam
lahan persawahan yang sudah dipersiapkan. Cara menanam padi adalah
dengan memindahkan bibit persemaian ke dalam lahan persawahan.
Berikut adalah langkah-langkahnya.
Salah satu ciri bibit padi yang sudah siap tanam adalah memiliki daun
dua sampai tiga helai dan telah berusia kurang lebih 2 minggu.
Cara menanam bibit padi tersebut bisa dilakukan dengan cara tunggal
maupun ganda. Untuk satu lubang bisa diisi satu atau dua tanaman padi.
Proses penanaman bibit padi yang baik adalah dengan membuat lahan
tergenang dengan air sedangkan kedalaman penanaman bibit sekitar 1-1,5
cm. Tidak terlalu dalam serta posisikan akar seperti membentuk huruf (L),
hal ini dilakukan agar agar bisa tumbuh dengan sempurna.
g. Penyiangan Lahan
Agar padi yang ditanam bisa tumbuh dengan sempurna perlu
merawatnya dengan membersihkan tanaman lain yang mengganggu atau
biasa disebut dengan tanaman gulma. Penyangan tanaman gulma bisa
dilakukan saat masa tanam padi menginjak umur 3 minggu sekali.
Penyiangan yang baik bisa dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
mencabut gulma dengan menggunakan tangan.
h. Memberikan pupuk pada tanaman padi
Memberikan pupuk merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Karena tanpa adanya pupuk yang baik tanaman padi akan sulit
untuk tumbuh dengan sempurna dan tentu saja hasil panen tidak bisa
maksimal. Berikut adalah takaran serta cara memberikan pupuk yang baik
untuk budidaya tanaman padi.Untuk pemupukan pertama bisa Anda
lakukan saat padi telah berusia 7-15 hari setelah ditanam. Anda bisa
menggunakan jenis pupuk Urea dan TSP yang dicampur dengan dosis
sekitar 100:50 Kg/ha atau bisa disesuakan dengan kondisi tanaman.Untuk
pemberian pupuk pada tahap dua bisa dilakukan saat tanaman padi telah
berumur 25-30 hari. Gunakanlah pupuk jenis Urea 50 Kg/ha serta Phonska
100 Kg/ha.Proses pemupukan terakhir bisa dilakukan saat tanaman
berumur 40-45 hari.
i. Melindungi tanaman padi dari hama
Setiap tanaman budidaya tidak lepas dari gangguan hama yang
merusak tanaman. Biasanya ada beberapa hama yang mengganggu
tanaman padi diantaranya tikus,belalang,lembing,wereng hingga walang
sangit. Untuk hasil maksimal pengendalian hama sebaiknya dilakukan
dengan cara alami yaitu dengan memelihara hewan pemangsa sehingga
dapat menghambat perkembangan hama tersebut.
Oleh sebab itu jangan membasmi ular yang ada di sekitar sawah Anda,
karena hewan tersebutlah yang bisa menjadi predator untuk hama tikus
yang sering merusak tanaman padi. Keuntungan pengendalian hama secara
alami adalah terjaganya lingkungan dan cukup aman untuk kelangsungan
ekosistem alam. Tetapi bila penyakit atau hama belum bisa diatasi dengan
cara tersebut, maka Anda bisa menggunakan petisida untuk
mengendalikan hama.
j. Memanen Tanaman Padi
Inilah saat yang paling ditunggu oleh para petani yaitu masa panen
tanaman padi. Tanda tanaman padi telah siap untuk dipanen adalah warna
butiran bijinya sudah mulai menguning, ranting buahnya sudah mulai
menunduk karena terisi dengan beras. Proses pemanenan padi bisa
dilakukan dengan cara tradisonal yaitu menggunakan sabit atau dengan
cara modern yang menggunakan mesin otomatis.
Untuk mengurangi kerugian pada saat panen usahakan untuk segera
memanen padi karena bila usia padi terlalu tua biji padi akan rontok. Itulah
proses budidaya tanaman padi yang cukup panjang, oleh karena itu kita
harus menghargai makanan ini jangan membuangnya atau berlebih-lebihan
dalam memasak sehingga terbuang. Selain itu jika banyak yang menanam
tanaman ini sudah pasti Indonesia akan bisa surplus stok beras.
k. Teknik Pasca Panen Padi
Pasca panen tanaman padi mulai dilakukan ketika padi memasuki
masa panen hingga menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Adapun
kegiatan pasca panen meliputi tahapan pemanenan, pengumpulan,
perontokan dan lainnya. Berikut penjelasannya:
1. Pemanenan
Masa pemanenan padi harus dilakukan dengan tepat, karena hal tersebut
mempengaruhi hasil mutu gabah atau beras. untuk menentukan masa
panen padi Anda, bisa menggunakan pengamatan visual dan
pengamatan teoritis.
Pengamatan visual dilakukan berdasarkan penampakan padi di
hamparan sawah, masa panen dilakukan ketika butir padi berwarna
kuning keemasan sebesar 90-95%. Dimana kondisi tersebut akan
menghasilkan beras dan gilingan yang baik.
Sedangkan pengamatan teoritis dapat dilihat berdasarkan varietas padi
serta pengukuran kadar air menggunakan moisture tester. Dilihat dari
varietas, usia panen padi sekitar 30-35 hari sesudah tumbuh bunga
merata. Dilihat dari pengukuran kadar air ketika musim kemarau sekitar
22-23% dan ketika hujan sekitar 24-26%.
Untuk memanen padi diperlukan alat atau mesin yang sesuai dengan
persyaratan teknis ekonomi serta kesehatan. Adapun sistem panen yang
dilakukan yaitu secara berkelompok atau beregu dengan jumlah
pemanen sekitar 7-10 orang dan satu unit pedal tester.
2. Penumpukan serta Pengumpulan
Tahapan penumpukan serta pengumpulan harus dilakukan secara tepat
agar tidak menghilangkan kualitas padi yang tinggi. Untuk mengurangi
resiko kehilangan hasil sekitar 0,94 – 2,36% Anda bisa menggunakan
alas atau wadah ketika melakukan penumpukan serta pengumpulan
padi.
3. Perontokan
Tahap perontokan yang dilakukan dengan tidak tepat dapat
mengakibatkan kehilangan hasil hingga lebih dari 5%. Cara alami
merontokkan padi yaitu dengan digebot atau diinjak serta dipukul.
Namun saat ini para petani telah menggunakan mesin perontok untuk
memudahkan tahap perontokan padi.
4. Pengeringan
Tahap pengeringan dilakukan dengan tujuan menurunkan kadar air pada
gabah hingga nilai tertentu, dan siap untuk digiling atau diolah dan
aman disimpan dalam durasi yang cukup lama. Pengeringan yang tidak
tepat dapat mengakibatkan kehilangan hasil sebanyak 13%. Untuk
melakukan tahapan pengeringan, Anda bisa memanfaatkan sinar
matahari atau menggunakan alat pengering buatan.
5. Penggilingan
Penggilingan merupakan tahapan untuk memisahkan beras dari kulit
padi. Cara penggilingan secara tradisional yaitu menggunakan alu dan
lesung.Namun cara tradisional memiliki kekurangan seperti pekerjaan
lambat, alat yang sulit ditemukan, serta membutuhkan tenaga kerja
yang banyak. Oleh sebab itu, Anda bisa melakukan penggilingan
menggunakan alat modern seperti hulle.
6. Penyimpanan
Penyimpanan adalah tahapan dalam mempertahankan keadaan beras
atau gabah agar tetap baik dalam waktu yang lama. Penyimpanan harus
dilakukan dengan tepat agar tidak mengakibatkan kualitas gabah atau
beras menurun, jamur tumbuh, serangan serangga, menimbulkan kutu
beras, dan lainnya.
B. Mengenal Sistem Hazton
Teknologi budidaya Hazton pada tanaman padi merupakan teknologi
budidaya padi dengan menggunakan bibit tua 25-30 hari setelah semai
dengan jumlah bibit 20-30 batang/lubang tanam. Komponen yang lain kurang
lebih sama dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi yang
direkomendasikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Inisiasi teknologi ini sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam rangka
meningkatkan produktivitas padi di Indonesia.
Rakitan teknologinya dimulai dengan mencoba menanam padi pada
pot (polybag) dengan jumlah bibit banyak. Setelah itu kemudian dicoba pada
petakan sawah sempit di belakang kantor Dinas Pertanian, yang kemudian
dilanjutkan dengan ujicoba pada skala yang lebih luas.
Pada tahun 2014 pertanaman Hazton telah mencapai sekitar 800
hektar. Lokasi pertanaman beragam mulai dari lahan pasang surut di Desa
Peniraman, Kab. Mempawah; Desa Sedau, Kota Singkawang; Desa Sungai
Kakap, Kab. Kubu Raya; serta Desa Semparuk dan Paloh di Kabupaten
Sambas. Pada lahan sawah tadah hujan diujicoba di Desa Anjungan Melancar
dan Sembora, Kabupaten Mempawah; serta Sedahan, Desa Benawai Agung,
Kab. Kayong Utara.
Hasil ujicoba teknologi Hazton memberikan produktivitas yang
beragam, berkisar antara 4-9 ton/ha, termasuk yang dihasilkan dari ujicoba
dalam rangka verifikasi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), di
Sukamandi. Beberapa diantaranya yang hasilnya rendah dan yang mengalami
kegagalan antara lain disebabkan oleh adanya serangan penyakit blast
(Pyricularia grisea) seperti yang terjadi di Desa Sungai Kakap, Desa
Anjungan Melancar, dan Desa Sedau. Sebaliknya petani kooperator di Desa
Peniraman dan Semparuk sampai saat ini masih mengadopsi teknologi
Hazton karena ternyata produktivitasnya meningkat.
Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa teknologi Hazton ini
besifat spesifik lokasi. Pada daerah endemik keongmas, pada saat tanam
drainase sulit, dan problem keracunan besi maka penerapan teknologi Hazton
berpeluang sebagai salah satu solusi.

1. Panduan teknologi hazton


a. Varietas, Benih dan Persemaian
Varietas padi merupakan salah satu komponen teknologi utama yang
mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani.
Dengan tersedianya varietas padi yang telah dilepas pemerintah, kini
petani dapat memilih varietas yang sesuai dengan teknik budidaya dan
kondisi lingkungan setempat.
1) Varietas
Kesesuaian varietas dengan teknologi akan membantu dalam
pengembangan dan penerapannya di lapangan.Varietas yang
digunakan pada sistim Hazton sebaiknya yang mempunyai anakan
sedikit, malainya panjang dan lebat, seperti Inpari 6 dan Inpari 23
Bantul. Untuk daerah-daerah yang endemis hama ataupun penyakit
perlu dipilih varietas dengan ketahanan terhadap OPT yang
bersangkutan. Contohnya kegagalan Sistim Hazton di Desa Sungai
Kakap, Kalimantan Barat disebabkan oleh serangan penyakit Blas
(Pyricularia grisea).
2) Persemaian
Bedengan persemaian dibuat dengan lebar 1,0-1,2m memanjang
bervariasi menurut keadaan lahan. Luas persemaian 7,5-10% luas
lahan yang akan ditanami. Diusahakan agar lokasi pembibitan
dekat dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik serta
aman dari gangguan binatang, mudah diairi, dan tidak dekat lampu.
Benih yang telah direndam dan diperam ditabur merata. Saat tabur
benih kondisi lahan persemaian macak-macak. Apabila terdapat
hama, dikendalikan menggunakan pestisida.
Persemaian juga dapat dibuat dengan modifikasi sistem dapok
untuk memudahkan saat penanaman. Cara persemaiannya sebagai
berikut:
a) Persemaian di sawah seluas 7,5-10% dari luas pertanaman
b) Guludan dibuat berukuran lebar 1,0-1,2 meter memanjang sesuai
dengan keadaan lahan. Guludan dialasi plastik atau daun pisang
agar akar tidak tembus ke dalam tanah.
Cetakan dapok dibuat dari bahan kayu rengseng berukuran
panjang sektiar 180 cm dan lebar 80 cm. Cetakan dapok disekat
menjadi 12 bagian berukuran 30x40 cm. Letakkan cetakan di
atas guludan beralas plastik, karung, atau daun pisang
c) Media semaian dibuat dari campuran tanah, pupuk organik, dan
sekam padi dengan perbandingan 7:2:1 kemudian diaduk merata
seperti mengaduk semen. Setelah media semaian selesai diisikan
lalu permukaan diratakan
d) Benih padi yang sudah diperam ke ditabur diatas media
persemaian secara merata dengan jumlah benih sekitar 20-30
butir per luasan 3x3 cm agar memudahkan saat penanaman.
Benih ditekan menggunakan alat. Persemaian disiram air lalu
tutup dengan daun pisang, karung, atau terpal untuk
menghindari serangan burung.
e) Pada umur 5 hari penutup persemaian dibuka. Aplikasi pupuk
urea di persemaian pada umur 7 hari setelah sebar (HSS) dengan
dosis 40 g/m2. Pindahkan bibit umur 25-30 hari dengan cara
memotong blok (media) persemaian dapok dengan ukuran
potongan berisi antara 20-30 batang. Bibit yang sudah dicabut
dan siap dipotong.

b. Penyiapan Lahan dan Tanam


1). Penyiapan Lahan
Persiapan lahan ditujukan untuk menyiapkan lahan agar tanah
melumpur dengan baik, kedalaman lumpur minimal 25 cm, tanah
bebas gulma, pengairan lancar, struktur tanah baik, dan
ketersediaan hara bagi tanaman meningkat. Pada tanah yang terolah
baik, penanaman bibit lebih mudah dan menjadi optimal untuk
pertumbuhan tanaman. Dekomposer diberikan apabila tanah
mengandung banyak sisa-sisa tanaman dengan dosis sesuai anjuran
yang ada di kemasan.
Lima tahapan persiapan lahan, adalah sebagai berikut: (1) Air
digenangkan setinggi 2-5 cm di atas permukaan selama 2-5 hari
sebelum pembajakan, (2) Pembajakan tanah pertama sedalam 15-
20 cm menggunakan bajak traktor singkal, lalu tanah diistirahatkan
(inkubasi) selama 3-4 hari, (3) Perbaikan pematang, mopok,
pematang dibuat cukup besar, pastikan tidak terjadi air rembesan.
Pojok petakan dan sekitar pematang yang tidak terbajak, dicangkul
sedalam 20 cm. Genangi lahan sawah selama 2-3 hari, sedalam 2-5
cm diatas permukaan, (4) Pembajakan tanah kedua untuk
pelumpuran tanah dan pembenaman gulma; dan (5) Permukaan
tanah diratakan menggunakan garu atau papan ditarik tangan, sisa
gulma dibuang.

1) Tanam
Tanam merupakan awal kegiatan bercocok tanam yang sangat
menentukan tingkat hasil yang dicapai. Oleh sebab itu bahan
tanam yang berupa bibit, sejak dipersemaian sampai persiapan
tanam harus sehat, vigor tinggi dan tepat umur. Kegiatan
tanam meliputi penyediaan bibit, pencaplakan dan tanam bibit.
a. Penyediaan Bibit
Bibit ditanam pada umur 25-30 hari, bibit yang kurang sehat
tidak digunakan. Pencabutan bibit dengan cara ombol atau
banyak, sehingga mengurangi rusaknya akar. Bibit yang telah
dicabut kemudian diikat, untuk memudahkan pengangkutan dan
distribusi ke petakan. Tidak dianjurkan menanam bibit yang
tidak jelas varietasnya, berasal dari penjual bibit siap tanam.
b. Pencaplakan
Pencaplakan untuk membuat “tanda” jarak tanam bibit secara
seragam dan teratur. Ukuran caplak menentukan jarak tanam
dan populasi rumpun tanaman per satuan luas. Pada lahan yang
selalu tergenang ketika saat tanam seperti dilahan dengan
drainase buruk dan lebak atau pasang surut yang kondiri airnya
relatif masih tinggi pencaplakan sulit dilakukan.
C. Pupuk Organik Gulma
Pupuk gulma adalah pupuk yg terbuat dari rumput liar dan dijadikan
pupuk kompos yang bermanfaat untuk kesuburan tanaman. Selain itu, pupuk
gulma dapat dibuat sendiri di rumah dengan alat-alat yang mudah didapat dan
praktis.
selain itu pupuk dari gulma ini bisa juga disebut sebagai pupuk hijau.
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik sisa
panen, tanaman yang sengaja ditanam, maupun gulma atau tanaman liar.
contoh gulma sendiri yaitu gulma babadotan (Ageratumconizoides), eceng
gondok (Echornia crasipes),kacang-kacangan (Arachis pintoi), dan
masihbanyak lagi.
Penggunaan pupuk hijau yaitu dengan cara pembenaman langsung
tanaman sumber pupuk hijau, digunakan sebagai mulsa, dan
dikomposkan.Tanaman yang dibenamkan akan mengalami penguraiaan oleh
mikroorganisme tanah, senyawa kompleks yang terdapat pada tanaman akan
dipecah menjadi senyawa sederhana. Senyawa yang lebih sederhana ini dapat
dimanfaatkan oleh tanaman budidaya. Pupuk gulma organik berfungsi
sebagai sumber nutrisi, menjaga kelembaban tanah yang diaplikasikan
sebagai mulsa, dan dapat mencegah erosi.
Karakteristik pupuk hijau sama seperti pupuk organik lain yaitu
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dengan memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memicu aktivitas biologi tanah
atau mikroba tanah, sehingga dapat meningkatkan produtivitas lahan
pertanian.
Pemakaian pupuk anorganik yang relatif tinggi dan terus menerus
menimbulkan dampak negatif, lahan pertanian mengalami degradasi akibat
hilangnya bahan organik. Dampak yang ditimbulkan dapat menurunkan
produktivitas lahan pertanian.Kondisi seperti ini menyebabkan penggunaan
kembali bahan organik sebagai sumber pupuk organik. Penggunaan pupuk
gulma organik diharapkan mampu menjaga keseimbangan lahan yang pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas lahan serta mengurangi dampak
negatif lingkungan tanah.

CARA PEMBUATAN PUPUK GULMA


1. Keringkan rumput
Ambil rumput liar menggunakan sabit dan biarkan di tanah dan tunggu
sampai kering. Biasanya, jika musim kemarau, dibutuhkan waktu sekitar
tiga hari untuk membuat rumput benar-benar kering dan
menguning.Setelah kering, barulah rumput bisa dijadikan sebagai bahan
utama pembuatan pupuk gulma organik.
2. Cincang rumput
Setelah kering, kumpulkan rumput dan potong atau cincang menjadi
ukuran kecil menggunakan pisau atau gunting. Jika mempunyai alat
komposer, akan lebih memudahkan pemotongan rumput kering. Cara ini
dilakukan agar lebih mudah hancur saat dekomposisi dan menjadi
kompos.Apabila rumput tidak dicincang, akan memakan waktu lebih lama
untuk menjadi kompos.
3. Dekomposisi atau pembusukkan
Selanjutnya, proses dekomposisi atau pembusukkan, yakni menggunakan
bahan-bahan kering untuk membuat pupuk gulma organik.
Masukkan rumput kering ke kantung plastik, lalu siapkan air dan ember.
Semakin banyak rumput kering yang digunakan, semakin banyak pula air
yang dibutuhkan. Kemudian, masukkan mol nasi basi sebagai dekomposer
menggunakan saringan. Takaran yang digunakan ialah per 2,5 liter air
dicampurkan 300 mililiter mol nasi basi dan aduk hingga merata.
Setelah itu, masukkan plastik berisi rumput kering ke larutan dekomposer
dan tiriskan air. Pastikan tidak ada air yang mengendap di dalam plastik.
Jika rumput mengering, ulangi langkah tersebut beberapa kali hingga
rumput menghitam. Umumnya, memakan waktu satu bulan untuk proses
lasticer ini berhasil.
4. Hasil kompos
Apabila rumput dalam lastic sudah hancur dan menghitam, pupuk kompos
sudah jadi dan siap diaplikasikan ke tanaman agar lebih subur dan cepat
berbunga atau berbuah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hal pertama yang harus dimiliki adalah kesungguhan untuk membudidayakan
tanaman padi ini, dengan mendedikasikan tenaga dan pikiran 100 %. Untuk
membudidayakan tanaman ini maka Anda akan mendapatkan hasil panen
yang melimpah dengan teknik dan cara budidaya yang baik dan benar.

Teknologi budidaya Hazton pada tanaman padi merupakan teknologi


budidaya padi dengan menggunakan bibit tua 25-30 hari setelah semai
dengan jumlah bibit 20-30 batang/lubang tanam.

Pupuk gulma adalah pupuk yg terbuat dari rumput liar dan dijadikan pupuk
kompos yang bermanfaat untuk kesuburan tanaman. Selain itu, pupuk gulma
dapat dibuat sendiri di rumah dengan alat-alat yang mudah didapat dan
praktis.Selain itu pupuk dari gulma ini bisa juga disebut sebagai pupuk hijau.

B. Saran
1. Sebaiknya penerapan budidaya tanaman padi harus dilakukan dengan
cara yang baik dan benar, agar mendapatkan hasil padi yang berkualitas.
2. Dengan menggunakan teknik Hazton pada tanaman padi produksi
menjadi meningkat, penanaman mudah,tanaman tidak layu dan mudah
beradaptasi.
3. Sebaiknya pada budidaya padi menggunakan Pupuk hijau organik yang
berasal dari gulma yang memiliki keunggulan diantaranya bahan yang
mudah didapat,terjangkau,mudah dibuat, menimbulkan efek samping
yang tidak banyak. Karena jika menggunakan pupuk kimia selain
penggunaannya yang dapat merusak tanaman, lingkungan, dan tanah
pupuk kimia juga bisa mempengaruhi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlianah, inka. 2014. pupuk hijau salah satu pupuk organik berbasis ekologi
dan berkelanjutan. Palembang : Universitas PGRI.

Anda mungkin juga menyukai