Oleh :
Ajeng Ganurmala (K100140080 - 2014)
Naufal Giffary Majid (K100130093 - 2013)
Laras Permatasari (K100130158 - 2013)
Bella Permatasani (K100140008 - 2014)
Farah Nabilla (K100140019 - 2014)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2015
1
I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani yang masih banyak tinggal di pedesaan dan pada umumnya
masih kurang memanfaatkan lahan kosong yang ada. Di daerah seperti itu pemerintah
masih sulit menjangkau dalam bidang kesehatan, di samping itu peredaran obat
harganya semakin hari semakin mahal. Kondisi seperti inilah obat tradisional menjadi
salah satu pengobatan alternatif yang sangat penting artinya. Pengobatan tradisional
dengan menggunakan tanaman obat tidaklah asing bagi penduduk Indonesia karena
tanaman obat keluarga merupakan tanaman khas yang berasal dari Indonesia. Tidak
semua penduduk di pelosok daerah menggunakan tanaman obat sebagai pengobatan.
Tanaman obat merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya pengendalian
kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal dari jaman dulu namun penggunaannya belum
dimanfaatkan secara maksimal. Padahal upaya yang telah dilakukan masih terfokus
pada khasiat dan kegunaan.
Hal ini didukung oleh kebijakan Departemen Kesehatan RI tentang pengobatan
tradisional seperti yang tercantum dalam UU No23 tahun 1992 Pasal 47 tentang
pengobatan tradisional dan dalam Kepmenkes No 1076/SK/VII/2003 tentang
penyelenggaraan pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat-obatan.
Salah satu fungsi perguruan tinggi yaitu mengembangkan kualitas sumber daya
manusia dan menghasilkan jasa-jasa. Dalam era globalisasi keunggulan suatu bangsa
ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam yang diiringi dengan kualitas sumber daya
manusia penguasaan informasi serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
Berkaitan dengan persoalan di atas Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi UMS
akan mengadakan program desa binaan yang akan mengembangkan potensi sumber
daya alam dan sumber daya manusia di Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali. Wujud nyata yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan
lahan kosong dan pekarangan warga untuk budidaya tanaman obat keluarga (TOGA)
yang mempunyai luas kurang lebih 66,037 Ha serta memanfaatkan hasil panen TOGA
untuk menghasilkan produk unggulan daerah sehingga dapat menaikkan taraf hidup
masyarakat.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dituliskan sebagai berikut
: Tahun 1 :
a) Bagaimana memperkenalkan TOGA sebagai swamedikasi?
b) Bagaimana memanfaatkan lahan kosong untuk TOGA?
c) Bagaimana mempertahankan kelestarian TOGA dan pemanfaatannya?
Tahun 2 :
a) Bagaimana mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan TOGA?
b) Bagaimana pengolahan TOGA dan pemasaran produk TOGA?
c) Bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan TOGA?
III. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka tujuan program
hibah bina desa adalah sebagai berikut :
Tahun 1 :
2
a) Memperkanalkan TOGA melalui penyuluhan dan pelatihan kepada warga untuk
swamedikasi
b) Memanfaatkan lahan kosong untuk TOGA
c) Mempertahankan kelestarian TOGA dan pemanfaatannya
Tahun 2 :
a) Mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan TOGA
b) Memanfaatkan dan mengolah TOGA serta mampu memasarkan produk TOGA
c) Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan TOGA
IV. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka tujuan program
hibah bina desa adalah sebagai berikut:
Tahun 1 :
a. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada warga mengenai swamedikasi
b. Menanam TOGA di lahan kosong dan pekarangan rumah warga untuk
meningkatkan pola kerja dan melatih kemandirian dari masing-masing warga
c. Merawat TOGA sesuai dengan kaidah penanaman yang baik dan benar dan hasil
panen dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat untuk
kesehatan.
Tahun 2 :
a. Mengolah hasil panen TOGA menjadi produk kesehatan Jahe serbuk sehingga
dapat dipasarkan di masyarakat luas
b. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan hasil TOGA dengan
penyuluhan
c. Pemanfaatan hasil panen TOGA untuk menghasilkan produk unggulan daerah
berupa Jahe serbuk dan produk dari TOGA lain sehingga dapat menaikkan taraf
hidup masyarakat.
VII. KEGUNAAN
3
Melatih skill masyarakat dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam dan mengolah
TOGA
Melatih masyarakat berwirausaha dan menjaga kesehatan dari hasil TOGA
Membiasakan masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi)
X. KEMITRAAN
Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan Surakarta.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat da Tanaman Obat
Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar.
XI. BIAYA
4
1. Dana bibit toga
5
Total =
Rp. 860.000,-
6. Dana Pembangunan Green House