Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


PENGGUNAAN TEKNOLOGI OSAMA BIOBASED ECONOMY DALAM
MEWUJUDKAN SWASEMBADA CABAI MELALUI KAMPUNG CABE-
CABEAN DI DESA SUKASARI KECAMATAN PUSPAHIANG

BIDANG KEGIATAN
PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

Ika Rahmawati 162154087 Angkatan 2016


Fitri Natalia 162154008 Angkatan 2016
Maya Cindiati 162154110 Angkatan 2016
Dina Khusnul Khatimah 172154053 Angkatan 2017
Annisa Choerunisa 172103073 Angkatan 2017

UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM-M

1. Judul Kegiatan :: Teknologi OSAMA Biobased Economy


dalam Mewujudkan Swasembada Cabai di
Desa Sukasari Kecamatan Puspahiang
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ika Rahmawati
b. NIM : 162154087
c. Jurusan : Pendidikan Biologi
d. Universitas : Universitas Siliwangi
e. Alamat Rumah dan Nomor : Desa Tambakreja Rt 14 Rw 04 Kecamatan
Tel/Hp Lakbok Kabupaten Ciamis/0858558678383
f. Email : Ikarahma.ir77@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan : Egi Nuryadin, S.Pd. M.Si.
Gelar
b. NIDN : 0019038901
c. Alamat Rumah dan Nomor : Perum Villa Perdania Blok A21 Kel.
Tel/HP Setiamulya Kec. Tamansari Kota
Tasikmalaya/085221835608
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp.0,-
b. Sumber lain : Rp. 1.500.000,- (Universitas Siliwangi)
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Bulan

Tasikmalaya, 05 Agustus 2019


Menyetujui,
Wakil Dekan I FKIP, Ketua Pelaksana Kegiatan,

( Dr. Iis Lisnawati, Dra. M. Pd) (Ika Rahmawati)


NIP. 196106021985032002 NIM.162154087

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Prof. Dr. H. Budy Rahmat, Ir., MS.) (Egi Nuryadin, S.Pd. M.Si)
NIP. 195911171987031001 NIDN. 0019038901

DAFTAR ISI

i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
2.2 Alternatif Pemecahan Masalah............................................................. 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN............................................................... 6
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI BERKELANJUTAN...... 9
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13
5.2 Saran..................................................................................................... 13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Lampiran 2. Bukti Pendukung Kegiatan

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak beberapa tahun belakangan cabai mengalami ketidakstabilan harga,
dan yang paling menjadi perhatian adalah ketika harga cabai mengalami
kenaikan. Bahkan berdasarkan salah satu situs berita online merdeka.com
cabai rawit pernah tercatat mecapai harga tertinggi Rp.180.000/Kg. Kenaikan
harga ini terjadi lantaran kelangkaan cabai sehingga jumlah permintaan lebih
besar daripada jumlah persediaan di pasar.
Pada tahun 2012 dalam Pikiranrakyat.com pernah tercatat bahwa Kota
Tasikmalaya warganya dapat menghabiskan 6 milyar pertahun untuk
konsumsi cabai rawit. Jumlah yang cukup besar untuk hanya konsumsi cabai.
Karena tingkat konsumsi yang tinggi maka pedagang perlu menyediakan
jumlah yang besar pula untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun,
sayangnya masyarakat Tasikmalaya belum mampu untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, sebagian besar cabai yang menjadi konsumsi utama di
datangkan dari wilayah lain seperti Garut, Ciamis, Kuningan, bahkan Brebes
Jawa Tengah menjadi penyumbang pemenuhan kebutuhan cabai rawit di
Tasikmalaya.
Ketika harga cabai melonjak naik bukan hanya konsumen yanng merasa
dirugikan, tetapi juga pedagang. Kenaikan cabai pada tahun 2017 lalu juga
berdampak pada pedagang di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya, mereka
mengeluhkan kelangkaan cabai yang terjadi sehingga menyebabkan harganya
melonjak naik dan pendapatan mereka otomatis ikut berkurang. Melalui situs
berita online republika.co.id diduga salah satu penyebabnya yaitu keadaan
cuaca yang buruk sehingga hasil panen menjadi lebih langka.
Desa Sukasari merupakan salah satu desa di Kecamatan Puspahiang
Kabupaten Tasikmalaya. Lahan pertanian yang luas tidak membuat
penduduknya terhindar dari kegelisahan ketika harga cabai mengalami
kenaikan, hal ini disebabkan karena jumlah permintaan terhadap cabai yang
tinggi sedangkan pola panen tidak teratur menyebabkan terdapat suatu waktu
jumlah cabai mengalami kelangkaan. Kurangnya pengetahuan masyarakat
sekitar mengenai teknik penanaman cabai dan pemasaran yang baik membuat
minat masyarakat untuk menanam cabai sebagai salah satu tanaman budidaya
cukup kurang.
Disisi lain, pengelolaan limbah rumah tangga di Tasikmalaya dan
khususnya di Desa Sukasari masih sama seperti wilayah lainnya. Mereka biasa
membuang limbah makanan dan rumah tangga tanpa melaui pengolahan, dan
dibiarkan membusuk secara alami dan menimbulkan bau busuk jika dibiarkan
dalam jumlah yang besar. Masyarakat Desa Sukasari memang tidak hanya
membuang begitu saja tetapi ada pula yang enjadikannya sebagai koposisi
2

tambahan pakan ternak, tetapi sisanya hanya dibiarkan terbbuang begitu saja.
Padahal, sampah makanan yang ditimbulkan dapat memberikan efek yang
kurang baik terhadap lingkungan. Salha satu yang palng kita kenal yaitu
sebagai pemicu global warming.
Berdasarkan permasalah tersebut diperlukan solusi untuk dapat
menstabilkan harga cabai yang melambung karena jumlahnya yang sering kali
tidak dapat memenuhi pemintaan pasar, dan pengelolaan sampah makanan
untuk sedikit mengurangi jumlahnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan meningkatkan jumlah produksi cabai secara mandiri dan
berkelajutan agar tidak terjadi masa kekurangan cabai dalam jangka panjang
dengan memanfaatkan sampah makanan sebagai salah satu penyokong
pertumbuhan tanaman cabai. Selain itu pemberian pelatihan dan pengetahuan
tentang penanaman cabai, pengemasan dan pemasaran hasil pertanian, serta
pengelolaan website desa terhadap sekelompok masyarakat tertentu dapat
sedikit memberikan dampak terhadap permasalah di atas sekaligus menjadikan
peluang peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah yang harus
dipecahkan yaitu:
1. Bagaimana memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah tangga?
2. Bagaimana memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
masyarakat mengenai penanaman dan perawatan cabai?
3. Bagaimana memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
masyarakat mengenai pengemasan dan pemasaran produk hasil tani?
4. Bagaimana memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
mengelola lahan kosong di sekitaran rumah?

1.3 Tujuan Program


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan program tersebut yaitu:
1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
pengelolaan sampah rumah tangga.
2. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
penanaman dan perawatan cabai.
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
pengemasan dan pemasaran produk hasil tani.
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola
lahan kosong di sekitaran rumah.
3

1.4 Manfaat
Manfaat dari diadakannya program ini yaitu:
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
pengelolaan limbah sampah rumah tangga;
2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
penanaman dan perawatan cabai;
3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
pengelolaan lahan kosong di sekitaran rumah;
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan pupuk dari
sampah rumah tangga bagi tanaman cabai;
5. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
pemasaran produk hasil pertanian agar menambah nilai jual;
6. Memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar.

1.5 Luaran
Luaran dari program ini berupa barang dan jasa yaitu penambahan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui sosialisasi pengelolaah
limbah rumah tangga, penanaman dan perawatan cabai, pengemasan dan
pemasaran produk hasil tani, dan pelatihan pengelolaan website desa agar
lebih produktif. Luaran berupa barang diantaranya greenhouse untuk 2
kelompok tani di desa sukasari, buku panduan pengelolaan website, teknik
perawatan cabai, dan cara pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk.
Serta publikasi Artikel Ilmiah tentang hasil produk yang diharapkan menjadi
penunjang keberhasilan dan keberlanjutan program.
BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Identifikasi Masalah


Lokasi sasaran dari program swasembada cabai dan pengolahan
limbah rumah tangga yang diolah menjadi pupuk organik adalah di desa
Sukasari yang merupakan salah satu dari 8 Desa di Wilayah Kecamatan
Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Desa Sukasari merupakan desa
pemekaran dari desa Mandalasari yang terdiri dari 4 kedusunan dan 20 Rukun
Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk 4.681 orang. Pekerjaan masyarakat
sebagian besar petani, pemilik tanah, buruh tani, ada yang pedagang, pengrajin
dan beberapa PNS. Jumlah warga usia produktif di desa ini berjumlah sekitar
950 orang dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sukasari terbagi beberapa bidang
namun dari keseluruhan yang sebagian besar bermata pencaharian tani dengan
penghasilan yang masih rendah, sehingga secara umum masih tergolong
masyarakat yang masih belum sejahtera. Selain itu pada bidang lain seperti
usaha mikro masyarakat masih memanfaatkan bantuan pinjaman dari bantuan
permodalan pemerintah ataupun bantuan pinjaman permodalan dari pihak-
pihak lain.
2.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Penghasilan yang tidak menentu membuat sebagian masyarakat kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi dengan adanya swasembada ini,
masyarakat dapat menambah penghasilan dengan menanam cabai lalu
menjualnya ke pasar.
Desa sukasari berpotensi sebagai lahan pertanian, namun pada saat ini
kurang maksimal dalam pengelolaannya.Di desa ini telah mengembangkan
sektor pertanian padi sawah dan padi darat atau istilah masyarakat padi huma.
Ada 4 kelompok tani di desa sukasari yaitu kelompok tani Jaya Mukti di
Kedusunan Bojongsari, kelompok tani Tani Mukti di Kedusunan Bojongasih,
kelompok tani Sugih Mukti di Kedusunan Sukamanah, kelompok tani Sinar
Sari di Kedusunan Sinargalih. Mitra yang akan bekerjasama dengan kami ada
2 yaitu, kelompok tani Jaya Mukti yang berada di kedusunan bojongsari dan
kelompok tani Tani Mukti yang berada di kedusunan bojongasih.
Sampah rumah tangga yang di hasilkan oleh masyarakat di desa ini
biasa untuk pakan ternak, selain itu sampah yang tidak diperlukan akan
dibuanglangsung ke sungai dekat rumah, dibakar atau dikubur dalam tanah.
Melihat kebiasaan yang buruk dari masyarakat terhadap sampah, maka
pengetahuan pengelolaan sampah harus diadakan sehingga akan membantu
mengurangi limbah yang ada. Apabila limbah rumah tangga dibuat menjadi
pupuk organik akan lebih terasa bermanfaat dan tidak akan terbuang begitu
saja.
5

Penggunaan pupuk biasa digunakan masyarakat setempat adalah


pupuk kimia dengan alasan efeknya lebih cepat daripada memakai pupuk
organik. Harga pupuk kimia semakin mahal akibat pengurangan subsisi pupuk
oleh pemerintah, tingkat kesuburan tanah juga semakin menurun apabila
memakai pupuk kimia. Maka dari itu, masyarakat harus mengurangi
penggunaan pupuk kimia dengan menggantinya dengan pupuk organic. Bahan
baku yang tersedia sepanjang waktu, harganya murah, dan adanya kemudahan
proses pembuatannya dapat menarik minat masyarakat untuk lebih memilih
pupuk organik.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

A. Diagram Pelaksanaan PKM-M

Observasi/Survey
lokasi
Tahap Persiapan
Perizinan

Penyediaan Alat dan


Bahan

Penyampaian
materi/Sosialisasi
Tahap Pelaksanaan

Demonstrasi dan
praktikum

Pembagian bibit
cabai dan pupuk

Tahap Evaluasi

1. Tahap Persiapan
a. Observasi/Survey Lokasi
Kegiatan ini merupakan awal dari proses pengambilan informasi dan
interaksi kepada masyarakat yang akan menjadi sasaran pengabdian
masyarakat yang mencangkup persiapan tempat, perancangan konsep dan
pelaksanaan program. Dimana yang menjadi sasaran dari program ini adalah
kelompok Tani yang berada di Desa tempat dilaksanakannya program.
7

b. Perizinan
Setelah mendapatkan hasil dari observasi, kemudian dilakukan perijinan
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam program ini. Pihak tersebut antara
lain:
1. Ketua Gapoktan
2. Ketua Kelompok Tani Jaya Mukti
3. Ketua Kelomok Tani Tani Mukti
4. Kepala Desa Sukasari
c. Penyediaan Alat dan Bahan
Penyediaan alat dan bahan dilakukan sebelum tahap pelaksanaan
program. Alat dan bahan yang perlu disediakan berupa bibit cabai, pupuk,
polybag, dan penunjang praktikum lainnya. Selain itu, disediakan pula
peralatan yang menunjang sosialsasi berupa laptop, proyektor, screenview,
dan sound system.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Sosialisasi Program dan Penyampaian Materi
Kegiatan ini merupakan pengenalan awal kepada masyarakat desa
mengenai informasi tentang kegiatan-kegiatan tim PKM-M yang akan
dilaksanakan pada daerah sasaran.kemudian dilanjutkan dengan
Penyampaian Materi dari tim PKM-Mengenai Teknologi Osama atau
pupuk organik yang berasal dari limbah rumha tangga, dilanjutkan dengan
penyampaian materi mengenai pemanfaatan lahan pekarangan rumah
sebagai tempat untuk menana cabai, dan dilanjutkan dengan materi teknik
yang benar dalam melakukan penyemaian. Kegiatan inipun dilengkapi
dengan sesi diskusi dari masyarakat yang mengikuti program.

b. Demontrasi dan Praktikum


Kegiatan ini merupakan kegiatan Demontrasi dari cara Penyemaian
yang baik dan teknik pemindahan bibit yang telah di semai atau teknik
penanaman, setelah dilakukannya demontrasi kemudian bersama dengan
masyarakakat yang mengikuti kegiatan ini melakukan praktikum menyemai
dengan alat dan bahan yan telah dipersiapakn oleh Tim PKM-M

c. Pembagian bibit dan pupuk


Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari program dimana Tim
PKM_M melakukan pembagian bibit cabai unggul dan juga pupuk organik
kepada Kelompok Tani yang mengikuti program tersebut. Dengan
pembagian bibit cabai diharapkan program ini dapat dilanjutkan dengan
pengelolaan dari kelompok tani setempat.
8

3. Tahap Evaluasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari program yaitu berupa evaluasi
akhir dan peninjauan kepada kelompok Tani mengenai apakah teknik dan cara-
cara menyemai serta membuat pupuk telah dilaksanakan dengan baik oleh
kelompok tani serta evaluasi mengenai kekurangan baik dari tim maupun mitra
selama kegiatan berlangsung.
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI BERKELANJUTAN

A. Hasil yang Dicapai Berdasarkan Luaran Program


1. Penambahan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah organik
Sosialisasi yang dilakukan di Desa Sukasari Kecamatan Puspahiang
dilakukan pada hari pertama yaitu tanggal 27 Juli 2019 dengan jumlah
peserta sebanyak 32 orang, diberikan materi mengenai bagaimana
pengelolaan sampah organik yang lebih baik dengan menjadikannya sebagai
pupuk organik melalui teknik OSAMA. Masyarakat yang biasanya kurang
maksimal dalam memanfaatkan sampah organik diberikan pengetahuan
sehingga ketika selesai sosialisasi mereka dapat menerapkan apa yang
didapatkan pada lingkungan mereka.
Berikut ini adalah data yang didapatkan dari penilaian yang ditujukan
kepada peserta sosialisasi sebelum dan sesudah adanya sosialisasi mengenai
pemahaman peserta mengenai pengelolaan sampah organik:
Jumlah Peserta Sosialisasi yang Memahami
Keterangan Pengelolaan Sampah
Sebelum Sosialisasi Sesudah Sosialisasi
Tidak paham 11 0
Kurang paham 13 2
Paham 8 20
Sangat paham 0 11
20
18
16
14
12
10 Sebelum sosialisasi
8 Column1
6
4
2
0
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat Paham

2. Penambahan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam teknik


penanaman cabai dan pembagian bibit cabai
Sosialisasi dan Praktik dilakukan pada tanggal 28 Juli 2019 Latar
belakang masyarakat yang merupakan petani padi memudahkan pemateri
dalam penyampaian mengenai bertanam cabai dan berbagai alasan yang
mendukung mengapa perlu menanam cabai. Setelah dilakukan sosialisasi
sekligus demo dan praktik langsung, masyarakat yang sebelumnya hanya
mengetahui secara umum bagamana menanam cabai menjadi lebih paham
menganai teknik yang benar daala menanam cabai.
10

Berikut ini adalah data yang didapatkan dari penilaian peserta mengenai
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik penanaman cabai:

Jumlah Peserta Sosialisasi yang memahami Teknik


Keterangan Penyemaian Cabai dengan tepat
Sebelum Sosialisasi Sesudah Sosialisasi
Tidak paham 3 0
Kurang paham 8 0
Paham 12 18
Sangat paham 10 15

20
18
16
14
12
10 Sebelum Sosialisasi
8 Column1
6
4
2
0
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham

3. Penambahan pengetahuan masyarakat dalam mengelola lahan pekarangan


Sosialisasi mengenai pengelolaan lahan pekarang dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan sosialisasi teknik penanaman cabai. Sebagian
masyarakat belum memanfaatkan lahan pekarangan mereka dengan baik dan
belum mengetahui pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan sehingga
setelah adanya sosialisasi ini dapat menambah engetahuan yang dapat di
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah data yang didapatkan dari kuesioner yang diberikan
kepada peserta sosialisasi sebelum dan sesudah adanya sosialisasi mengenai
pengelolaan lahan pekarangan:
Jumlah Peserta Sosialisasi yang memahami
Keterangan Pengelolaan Lahan Pekarangan
Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Tidak paham 9 0
Kurang paham 16 3
Paham 7 18
Sangat paham 0 12
11

20

15

10 Sebelum Sosialisasi
Column1
5

0
Tidak Paham Kurang paham Paham Sangat paham

B. Potensi Keberlanjutan
Keberlanjutan suatu program merupakan salah satu hal yang penting
dalam mengetahui keberhasilan program tersebut. Potensi program ini cukup
baik karena di desa tersebut terdapat kelompok tani yang akan mengelola
kelanjutan program ini. Selain itu, tim pengabdian juga memberikan bibit cabai
untuk dapat dikelola oleh kelompok tani sebagai modal awal berkembangnya
produksi cabai di desa tersebut. Kelompok tani yang akan mengelola
penyemaian dan kemudian dibagikan kepada setiap rumah untuk dipelihara
oleh masing-masing. Kelompok tani ini memiliki organisasi yang jelas
sehingga keberlanjutannya dapat lebih terjamin, selain itu kelompok tani
tersebut memiliki aula dan ruangan tersendiri sebagai tempat penyimpanan
pupuk dan keperluan pertanian lainnya. Masyarakat setempat juga sebagian
besar merupakan anggota kelompok tani, dan yang bukan anggota juga dapat
ikut menanam cabai karena ketua kelompok tani akan membagikan bibit
kepada setiap rumah. Kelompok pertanian memiliki anggota yang merupakan
masyarakat sekitar sehingga pengontrolan pertumbuhan tanaman cabai hingga
masa panen dapat dilakukan oleh semua anggota kelompok. Hal ini dilakukan
untuk mencapai target bahwa di desa ini tidak lagi mengalami kelangkaan
cabai atau mengalami harga cabai yang melambung tinggi karena
masyarakatnya mampu menghasilkan cabai sepanjang tahun. Dengan
penanaman cabai oleh setiap warga, maka limbah organik rumah tangga juga
ters dapat diolah menjadi pupuk organik yang menunjang pertumuhan tanman
cabai tersebut. Semakin banyak tanaman cabai yang ditumbuhkan maka semaki
sedikit pula sampah organik yang tidak dikelola dan bisa jaadi desa ini tidak
akan menghasilkan limbah organik di lingkungan, karena diolah kembali
menjadi pupuk organik.
Keberlanjutan program pemanfaatan teknologi osama biobased economy
dalam mewujudkan swasembada cabai juga mampu mendukung beberapa
aspek kehidupan, seperti :
12

1. Aspek Lingkungan
Setelah masyarakat mengetahui cara pengelolaan campah organik dengan
tepat maka mereka tidak lagi membuang sampah organik begitu saja, karena
mere sudah tau bagaimana daampak yang ditimbulkan dari limbah organik
tersebut, mereka juga sudah mengetahui manfaat yang didapatkan jika mereka
menjadikan sampah tersebut menjadi pupupk organik yang akan menjadi
penyokong pertumbuhan tanaman yang mereka kelola karena sebagian besar
dari masyarakat tersebut bekerja sebagai petani.
2. Aspek Ekonomi
Ketika program ini berjalan denganbaik, maka desa ini mampu
memprouksi cabai dalam jumlah yang besar, sehingga kelbihan produksi dalam
desa dapat dipasarkan pada tempat lainnya yang kekurangan produksi cabai.
masyarakat juga bisa menjualnya secara mandiri di pasar yang berada di sekitar
desa. Dengan begitu penghasilan masuyarakat setempat juga dapat meningkat,
atau setidakny dengan menanam cabai secara mandiri dapat mengurangi
pengeluaran harian maasyarakat setempat.
3. Aspek Sosial
Dengan berhasilnya Desa Sukasari dan Kelompok taninya diharapkan
dapat menginspirasi desa atau kelompok tani lainnya untuk melakukan hal
serupa untuk dapat mengelola sampah organik dan meningkatkan penghasilan
masyarakat desanya dengan potensi pada masing-masing desa.
13
BAB 5
PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan sosialisasi di Desa Sukasari Kecamatan Puspahiang
Kabupaten Tasikmalaya yang dilaksanakan oleh Tim PKM berjalan dengan
lancardengan beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah sosialisasi,
penyuluhan, demonstrasi, dan evaluasi. Peserta yang mengikuti kegiatan
tersebut sangat antusias dan memberikan apresiasi yang baik karena sangat
merasakan manfaat dari kegiatan sosialisasi ini berupa tambahan pengetahuan
dan keterampilan Keberhasilan ini ditunjukkan antara lain oleh :
1. Sebagian besar peserta kegiatan sosialisasi telah memahami konsep dan
keterampilan mengenai teknik pembibitan dan penanaman cabai yang baik
dan benar,
2. Sebagian besar peserta kegiatan sosialisasi telah memahami cara
pengelolaan dan pemanfaatan lahan pekarangan dengan baik,
3. Penambahan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah organik
dengan menggunakan teknik OSAMA untuk menghasilkan pupuk cair
organik dari limbah rumah tangga.
4. Adanya respon yang positif dari peserta mengingat sosialisasi ini penting
untuk meningkatkan keterampilan petani dalam menanam cabai dan
memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
5. Kegiatan sosialisasi mampu meningkatkan kesadaranmasyarakat Desa
Sukasari untuk lebih memanfaatkan potensi-potensi dalam bidang
pertanian yang dimiliki menjadi kegiatan usaha produktif.
B. Saran
Dari tanggapan dan pertanyaan peserta sosialisasi, dalam hal ini
peserta sosialisasi yang dilakukan di Desa Sukasari Kecamatan Puspahiang
maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. Masyarakat desa dapat menerapkan keterampilan mengenai pengolahan
sampah yang baik dengan menggunakan teknologi OSAMA yang sudah
diperkenalkan oleh tim PKM melalui kegiatan sosialisasi yang sudah
dilakukan sehingga sampah rumah tangga dapat dijadikan pupuk organik
cair.
2. Masyarakat juga dapat terampil dalam menerapkan teknik budidaya cabai
yang baik dalam skala rumahan.
3. Masyarakat juga dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang
kosong dengan menggunakannya sebagai tempat penanaman cabai atau
tanaman lainnya.
4. Untuk selanjutnya dapat dilakukannya sosialisasi serupa setiap tahun nya
dengan informasi yang lebih terbaru dan peserta (audience) yang lebih
banyak/luas.
14

Lampiran 1.Penggunaan Dana Kegiatan


Harga satuan
Jenis perlengkapan Jumlah Nilai (Rp)
(Rp)
1. Peralatan penunjang
Polybag kecil 1 pack
Polybag besar 1 pack 35.000 35.000
Polybag sedang 1 pack 11.000 11.000
Nampan 6 unit 10.000 60.000
Sub total 106.000
2. Bahan habis pakai
Benih cabai 10bungkus 13.000 130.000
Benih cabai 5bungkus 10.000 50.000
Tanah 2 karung 5.000 10.000
Pupuk kandang 9 bungkus 5.000 45.000
Sub total 235.000
3. Lain lain
Biaya publikasi 500.000
Sub total 500.000
TOTAL 841.000
Lampiran 2.Bukti Pendukung Kegiatan

G
ambar1.Sambutan Penerimaan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Bapak Ohin
Selaku Ketua Kelompok Tani

Gambar2.Sambutan dari Bapak Abdul Manap selaku Ketua GAPOKTAN


Gambar 3.Suasana di dalam Ruangan Sosialisasi

Gambar 4.Penyampaian Materi oleh Pemateri Pertama Mengenai Pemanfaatan


Lahan Pekarangan sebagai Upaya Ketahanan Pangan
Gambar5.Penyampaian Materi oleh Pemateri Kedua Mengenai Teknik
Penyemaian dan Budidaya Cabai

Gambar 6.Praktikum Mengenai Teknik Pembibitan dan Budidaya Cabai


(Persiapan Media Tanam)
Gambar7.Praktikum Mengenai Teknik Pembibitan dan Budidaya Cabai
(Pemindahan Bibit ke Media Tanam)

Gambar8.Praktikum Mengenai Teknik Pembibitan dan Budidaya Cabai


(Penanaman Bibit)
Gambar 9.Penyerahan Pupuk dan Benih Cabai dari Dosen Pembimbing kepada
Kelompok Tani

Anda mungkin juga menyukai