ABSTRAK
Kesadaran metakognisi merupakan aspek yang sangat diperlukan oleh para ahli kimia dan
mahasiswa yang sedang belajar kimia. Metakognisi merupakan salah satu aspek pengetahuan
yang termasuk dalam kompetensi lulusan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam kurikulum
2013. Mahasiswa sebagai generasi penerus pendidik tentunya harus memiliki metakognisi dalam
dirinya, sehingga nantinya dapat memberikan pengetahuan ini kepada peserta didiknya. Kimia
organik dianggap salah salah satu mata kuliah yang sulit bagi mahasiswa didukung data
banyaknya mahasiswa yang mengulang mata kuliah ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kesadaran metakognisi dan hasil belajar kimia organik mahasiswa semester VI
Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak, serta mencari hubungan antara keduanya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket, dokumentasi dan
wawancara. Kesadaran metakognisi diukur menggunakan angket MAI (Metacognitive Awareness
Inventory) sedangkan hasil belajar diambil dari data nilai rata-rata kimia organik I, II, dan lanjut
dari 39 mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, persentase kesadaran metakognisi
mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak pada mata kuliah kimia organik yaitu 33%
dengan kategori bagus, 54% dengan kategori berkembang, dan 13% dengan kategori belum
terlalu bisa. Sedangkan rata-rata hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kimia organik sebesar
70,08, dan termasuk dalam kategori baik. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan koefisien
determinasi diperoleh nilai sebesar 0,622 dan 0,387 secara berturut-turut. Berdasarkan hasil
tersebut didapatkan bahwa antara kesadaran metakognisi dan hasil belajar kimia organik memiliki
hubungan yang kuat, dengan 38,2% hasil belajar dipengaruhi oleh kesadaran metakognisi.
PENDAHULUAN
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia Pendidikan Kimia diharapkan dapat ikut serta
saat ini tercermin dari hasil survei Programme dalam memperbaiki mutu pendidikan di
for International Student Assessment (PISA) pada Indonesia.
tahun 2012 tentang prestasi anak Indonesia Pembelajaran tentang ilmu kimia yang
dalam bidang sains yang masih di bawah rata- dilaksanakan terdiri dari beberapa mata kuliah
rata skor internasional, yakni 382 (skor rata-rata yang memiliki SKS tertentu. Mata kuliah tersebut
internasional adalah 501). Pencapaian anak saling berkaitan dan berpengaruh antara satu
Indonesia dalam bidang sains berada pada dengan yang lain. Mata kuliah kimia organik
urutan ke-63 dari 64 negara yang diteliti (OECD, merupakan mata kuliah yang terdiri dari
2013: 5). Hal ini menjadi tugas yang perlu beberapa jenjang mata kuliah, yakni kimia
diselesaikan dengan serius oleh pelaksana organik I, II, dan
pendidikan khususnya guru. Guru dituntut untuk lanjut. Ketiga mata kuliah tersebut ditempuh
memperbaiki dan meningkatkan mutu pada semester yang berbeda-beda. Kimia adalah
pendidikan tersebut. Sebagai calon guru, ilmu yang mencakup materi tentang hukum,
mahasiswa FKIP UM khususnya mahasiswa Prodi konsep, prinsip, generalisasi, dan rumus.
Diperlukan kemampuan untuk memilih apa yang yang diperoleh rendah dan harus diulang
akan digunakan dalam penyelesaian soal atau kembali untuk memperbaiki nilai tersebut. Hal
menjawab pertanyaan dalam bentuk tertulis ini didukung dengan data mahasiswa yang
maupun lisan (Langkudi, 2012: 138). mengulang pada kedua mata kuliah tersebut,
Kemampuan untuk memilih apa yang akan yang ditunjukkan pada Tabel 1.
digunakan dalam penyelesaian kendala atau soal
berkaitan dengan cara atau strategi pemecahan Tabel 1 Persentase Mahasiswa yang Mengulang
masalah dalam proses pembelajaran kimia Mata Kuliah Kimia Organik dan Kimia Fisik
organik dikenal dengan metakognisi. Menurut Jumlah Mahasiswa Yang
Desmita (2006: 133) metakognisi merupakan Mata Kuliah Mengulang (%)
suatu kemampuan di mana seseorang mencoba Angkatan Angkatan
untuk memahami cara berpikir atau memahami 2009 2010
proses kognisi yang dilakukannya dengan Kimia Organik I 8 13,9
melibatkan komponen-komponen perencanaan Kimia Organik II 32,5 37,2
Kimia Organik Lanjut 17,5 4,6
(functional planning), pengontrolan (self-
Kimia Fisika I 13,7 69,7
monitoring), dan evaluasi (self-evaluation) dalam Kimia Fisika II 45 41,9
rangka menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Jumlah mahasiswa yang mengulang mata
Beberapa aspek metakognisi yang
kuliah kimia fisik lebih banyak dibandingkan
mendukung mahasiswa dalam mempelajari
dengan mahasiswa yang mengulang kimia
materi-materi pembelajaran menurut Schraw &
organik. Namun mata kuliah kimia fisik yang
Dennison (1994: 2) pengetahuan kognisi
terbagi menjadi 2 mata kuliah, tidak menjadi
(pengetahuan deklaratif, pengetahuan
prasyarat untuk mata kuliah lain. Sedangkan
prosedural, pengetahuan kondisional) dan
mata kuliah kimia organik memiliki tiga jenjang
regulasi kognisi (perencanaan, strategi
mata kuliah yang dapat diambil jika mata kuliah
manajemen informasi, monitoring, strategi
sebelumnya sudah lulus, dan hasil mata kuliah
penelusuran, evaluasi). Pengetahuan kognisi
kimia organik I dan kimia organik II juga menjadi
yakni mengenai pengetahuan mahasiswa atas
prasyarat untuk mengambil mata kuliah kimia
proses kognisi dan proses belajarnya, sedangkan
organik lanjut dan biokimia pada semester V.
regulasi kognisi adalah pemonitoran dan
Kemampuan untuk memecahkan masalah
pengaturan diri terhadap aktivitas kognisi.
pada mahasiswa dipengaruhi oleh pengalaman
Keduanya sangat penting dimiliki oleh
pribadi, monitoring, kesadaran metakognisi,
mahasiswa dalam belajar IPA khususnya kimia.
keyakinan dan kebiasaan di masyarakat (Rickey
Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam
& Stacy, 2000: 915). Setiap mahasiswa tentunya
meningkatkan pemahaman kimia organik
memiliki pengalaman dan kesadaran
menurut O’dwyer (2011: 1) adalah multidimensi
metakognisi yang berbeda-beda dan memiliki
ilmu kimia, kurikulum, bahasa, pemahaman
kemampuan untuk memecahkan masalah yang
matematika, miskonsepsi dan tingkat kognitif.
berbeda pula. Kesadaran metakognisi dalam hal
Dalam laporannya juga disampaikan bahwa
ini berkaitan dengan kesadaran mahasiswa
konsep-konsep kimia organik yang dianggap sulit
terhadap pengetahuannya dan yang
dipahami mahasiswa terutama jenis-jenis reaksi
dilakukannya. Kesadaran metakognisi dalam
dan mekanisme reaksi serta sintesis senyawa
proses pembelajaran dapat dilatih dengan
organik. Mahasiswa diharapkan mampu
bantuan pendidik, caranya yaitu dengan
memecahkan masalah dalam mengatasi
membiasakan mahasiswa untuk menggunakan
kesulitan belajar kimia organik dengan
strategi-strategi belajar yang efektif dan
menyusun strategi belajar yang disesuaikan
menggali kesadaran mahasiswa untuk belajar.
dengan karakteristik materi yang ada.
Kesadaran metakognisi akan sangat berperan
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal
penting pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
12 Februari 2014 terhadap mahasiswa yang
Alam (IPA) khususnya kimia. Hal ini dijelaskan
memiliki tingkat kemampuan akademik atas,
oleh Rickey & Stacy (2000: 915) bahwa
sedang dan rendah, diperoleh informasi bahwa
kesadaran metakognisi merupakan aspek yang
mahasiswa mengalami kesulitan pada mata
sangat diperlukan oleh para ahli kimia dan
kuliah kimia khususnya kimia organik dan kimia
mahasiswa yang sedang belajar kimia.
fisik. Kesulitan ini menyebabkan hasil belajar
Mahasiswa harus mampu mengontrol pada masa sekarang dan apa adanya. Metode
pengembangan pemahaman tentang sebuah deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
konsep baru yang penting untuk pembelajaran pemecahan masalah yang diselidiki dengan
yang efektif. Pengontrolan dan pengaturan menggambarkan keadaan subjek/objek
kemampuan berpikir ini dapat meningkatkan penelitian (seorang, lembaga, masyarakat
keberhasilan dalam memecahkan masalah. dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
Nuryana dan Sugiarto (2012: 90) melaporkan fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara (Nawawi, 2007: 67). Pendekatan penelitian
kesadaran metakognisi dengan hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa. Semakin tinggi kesadaran metakognisi penelitian studi hubungan untuk mengetahui
siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar besarnya kesadaran metakognisi mahasiswa
siswa. Hubungan antara planning skill dengan UM Pontianak dan hubungannya dengan hasil
hasil belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,70 belajar pada mata kuliah kimia organik.
dengan interpretasi hubungan kuat, sedangkan
hubungan antara monitoring skill dengan hasil Subjek Penelitian
belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,86 Subjek dalam penelitian ini adalah
dengan interpretasi hubungan sangat kuat, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
hubungan antara evaluation skill dengan hasil UM Pontianak yang sudah mengambil mata
belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,84 kuliah kimia organik I, II dan lanjut dan masih
dengan interpretasi hubungan sangat kuat. Hasil terdaftar sebagai mahasiswa aktif serta masih
penelitian Coutinho (2007: 44) juga melaksanakan pembelajaran di kelas
menunjukkan hubungan yang positif antara sehingga akan memudahkan proses
kesadaran metakognisi dengan kesuksesan penelitian dan pengolahan data. Subjek
akademik. Mahasiswa yang memiliki kesadaran penelitian ini adalah mahasiswa angkatan
metakognisi yang baik akan menunjukkan 2011 yang berjumlah 42 mahasiswa. Akan
prestasi belajar yang baik pula dibandingkan tetapi pada saat pelaksanaan penelitian, 3
dengan mahasiswa yang memiliki kesadaran orang mahasiswa berhalangan hadir, 1
metakognisi rendah. mahasiswa sakit dan 2 mahasiswa yang lain
Semakin banyak pebelajar tahu tentang tidak mengikuti perkuliahan dalam waktu
proses berfikir dan belajar, maka semakin besar yang lama. Sehingga jumlah subjek penelitian
kesadaran metakognisinya, sehingga semakin menjadi 39 orang.
baik proses belajar dan prestasi yang akan
dicapai (Pintrich, 2002: 219). Adanya hubungan Teknik dan Alat Pengumpul Data
antara hasil dari proses belajar yang melibatkan Teknik pengumpulan data yang digunakan
kesadaran metakognisi inilah yang akan dalam penelitian ini adalah teknik angket,
dibuktikan dalam penelitian ini. Hubungan dokumentasi dan wawancara. Alat
antara kesadaran metakognisi mahasiswa pada pengumpul data yang digunakan dalam
matakuliah kimia organik tentunya bisa penelitian yaitu lembar angket MAI dan
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa pada pedoman wawancara.
matakuliah tersebut. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
lanjut tentang “Analisis Kesadaran Metakognisi
dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Kesadaran Metakognisi pada Mata Kuliah Kimia
Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Organik Organik Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Kimia UM Pontianak
Muhammadiyah Pontianak”. Kesadaran metakognisi pada mata kuliah
kimia organik mahasiswa Prodi Pendidikan
METODE PENELITIAN Kimia UM Pontianak diketahui dengan
menyebarkan angket pada 39 orang
Metode dan Pendekatan Penelitian mahasiswa angkatan 2011. Angket yang
Metode yang digunakan dalam penelitian disebarkan terdiri dari 8 indikator yang
ini adalah metode deskriptif, dijabarkan menjadi 61 butir pernyataan.
menggambarkan subjek/objek yang Secara umum persentase kesadaran
diungkapkan berdasarkan fakta yang tampak metakognisi dapat dilihat pada Gambar 1.
Peran dosen sebagai pendamping
Belum Beresiko
Belum mahasiswa dibutuhkan pada proses
Ada Sangat
Terlalu 0% 0% Bagus pembelajaran kimia organik. Pendampingan
Bisa 0%
13% ini dapat dilakukan dengan menerapkan
Bagus strategi-strategi pembelajaran yang relevan
33%
dengan materi yang diajarkan. Hal inilah yang
perlu ditekankan pada mahasiswa agar
Berkemba mencapai tingkat kesadaran metakognisi
ng
54% yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga
hasil belajar yang diperoleh akan lebih
meningkat.
Hasil wawancara yang dilakukan pada
tanggal 18 September 2014 kepada
Gambar 1 Persentase Kesadaran Metakognisi mahasiswa diperoleh informasi bahwa,
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UM mahasiswa belajar di rumah apabila diberikan
Pontianak pada Mata Kuliah Kimia Organik tugas, mengulang materi satu minggu
sebelum UAS, mengetahui kelemahannya
Tingkat kesadaran metakognisi yang dalam kimia organik akan tetapi tidak
dominan pada mahasiswa Prodi Pendidikan mencari solusinya, bahkan menggunakan
Kimia UM Pontianak yaitu berkembang, sistem kebut semalam dalam menghadapi
menurut Wati (2013: 587) tingkat kesadaran UAS. Hal ini menggambarkan masih
ini dapat dibantu menuju kesadaran berpikir kurangnya kesadaran mahasiswa khususnya
sendiri jika tergugah atau didukung oleh metakognisi yang mencakup pengetahuan
lingkungan belajarnya. Berikut tingkat deklaratif dan perencanaan yaitu mengenai
kesadaran metakognisi menurut Green dalam tanggung jawabnya sebagai seorang
Wati (2013: 957) Tabel 2: pebelajar serta masih perlu bimbingan dari
lingkungan baik kampus maupun masyarakat.
Tabel 2. Tingkat Kesadaran Metakognisi
Agar kesadaran belajar muncul sebagai
Interval Tingkat Nama Keterangan
Skor kesadaran dari pribadi sebagai wujud
0-18 0 Not yet (belum) Belum mengarah pada kemauannya untuk menuntut ilmu.
kognisi Keragaman tingkat kesadaran metakognisi
19-36 1 At risk Tampak tidak memiliki
(beresiko) kesadaran berpikir sebagai dipengaruhi oleh pengalaman mahasiswa
suatu proses yang sangat beragam dan berpengaruh pada
37-54 2 Can not really Tidak mampu memisahkan
(belum terlalu apa yang dipikirkan dengan
kemampuannya dalam memecahkan masalah
bisa) bagaimana dia berpikir serta strategi belajarnya. Faktor lain yang
55-72 3 Developing Dapat dibantu menuju mempengaruhi diantaranya : aktivitas
(berkembang) kesadaran berpikir sendiri jika
tergugah atau didukung
mahasiswa dan keikutsertaannya dalam
73-90 4 OK (bagus) Sadar akan berpikirnya berorganisasi, sarana dan prasarana yang
sendiri dan dapat mendukung proses pembelajaran, interaksi
membedakan tahap-tahap
input elaborasi dan output dengan masyarakat di lingkungan sekitar,
pikirannya sendiri. Terkadang aktivitas sehari-hari yang menjadi kebiasaan
menggunakan model ini
untuk mengatur berpikir dan
dan faktor lain yang mempengaruhi
belajarnya sendiri pengalaman belajar mahasiswa.
91-108 5 Super (sangat Mampu menggunakan Berdasarkan hasil analisis data skor angket
bagus) keterampilan metakognisi
secara teratur untuk
kesadaran metakognisi untuk setiap indikator
mengatur proses berpikir dan setelah diinterpretasikan dengan tabel 3
belajarnya sendiri. Sadar akan dapat diperoleh gambaran kesadaran
banyak macam kemungkinan
berpikir, mampu metakognisi mahasiswa angkatan 2011 Prodi
menggunakannya dengan Pendidikan Kimia UM Pontianak yang dapat
lancar dan merefleksikan
proses berpikirnya.
dilihat pada Tabel 3 :
Green dalam Wati (2013: 587)
Tabel 3 Gambaran Dimensi Kesadaran Metakognisi Mahasiswa Tabel 4 Interpretasi Penilaian Hasil Belajar
Angkatan 2011 Prodi Pendidikan Kimia UM
Pontianak Kimia Organik
Rentang Kategori Fre Persen
No Dimensi Indikator Skor Skor Persentase Kategori Nilai kuen tase (%)
Aktual Ideal Skor (%)
Pengetahuan 265 351 75,5 4 si
deklaratif 80 – 100 A (sangat baik) 3 7,7
Pengetahu Pengetahuan 134 195 68,7 3
an prosedural
70 – 79,99 B (baik) 18 46,2
Kognisi Pengetahuan 152 234 64,9 3 60 – 69,99 C (cukup) 17 43,6
kondisional 50 – 59,99 D (kurang) - -
Perencanaan 165 312 52,8 2
0 – 49,99 E (sangat kurang) 1 2,6
Strategi 277 429 64,6 3
manajemen
informasi Mahasiswa yang memiliki hasil belajar
Regulasi Monitoring 237 351 67,5 3
pemahaman dengan kategori C, diperbolehkan
Kognisi Strategi 176 234 75,2 4 mengulang kembali oleh dosen pengampu
debugging mata kuliah kimia organik, yakni pada
Evaluasi 212 273 77,7 4
belajar tahun berikutnya. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki hasil belajar mahasiswa. Hasil
Tabel 3 menunjukkan indikator yang belajar kimia organik mahasiswa diperoleh
memiliki persentase skor terendah adalah dari keseluruhan penilian yang disepakati
perencanaan. Indikator ini berkaitan bersama antara dosen dengan mahasiswa
dengan bagaimana mahasiswa mengatur pada awal perkuliahan. 10% nilai
waktu belajar, membuat target belajar dan mahasiswa diperoleh dari kehadiran, 20%
tujuan belajarnya. Hasil wawancara yang dari tugas yang diberikan, 30% dari Ujian
dilakukan diperoleh informasi bahwa Tengah Semester, dan 40% dari Ujian Akhir
mahasiswa belajar kimia organik saat diberi Semester.
tugas oleh dosen, dan jika ada keinginan
untuk belajar. Selain itu, tujuan belajar Hubungan Antara Kesadaran Metakognisi
kimia organik hanya untuk memenuhi dan Hasil Belajar Mata Kuliah Kimia Organik
persyaratan akademik, sehingga banyak Mahasiswa Pendidikan Kimia UM Pontianak
yang belajar pada saat ujian akhir tiba.
1. Normalitas dan Homogenitas
Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kesadaraan Metakognisi dan Hasil
Kimia Organik Prodi Pendidikan Kimia UM Belajar Mata Kuliah Kimia Organik
Pontianak
Normalitas data diuji dengan
Data hasil belajar mahasiswa angkatan menggunakan program komputer SPSS
2011 Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak 17 yaitu uji kolmogorov-smirnov. Hasil
pada mata kuliah kimia organik diperoleh yang diperoleh dari data kesadaran
rata-rata nilai mahasiswa 70,8. Jika metakognisi dan hasil belajar kimia
diinterpretasikan pada tolak ukur kategori organik adalah normal. Hasil ini
penilaian, maka rata-rata kelas yang diperoleh dari nilai signifikansi
merupakan hasil belajar mahasiswa kesadaran metakognisi yang 0,05 yaitu
angkatan 2011 Prodi Pendidikan Kimia UM 0,691 dan nilai signifikansi hasil belajar
Pontianak pada mata kuliah kimia organik kimia organik yang 0,05 yaitu 0,842.
masuk dalam kategori B atau baik. Untuk Homogenitas data diuji dengan
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4: menggunakan program komputer SPSS
17 yaitu uji levene-statistic. Hasil yang
diperoleh dari data kesadaran
metakognisi dan hasil belajar kimia
organik adalah homogen. Hal ini
ditunjukkan dari nilai signifikansi 0,05,
yaitu 0,687 untuk kesadaran
metakognisi dan 0,293 untuk hasil
belajar kimia organik.