Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESADARAN METAKOGNISI DAN HUBUNGANNYA DENGAN

HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KIMIA ORGANIK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UM PONTIANAK

Maria Ulfah1), Erlina2), Rizmahardian Ashari Kurniawan1)


(1)Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Pontianak
2)
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Tanjungpura Pontianak)

ABSTRAK
Kesadaran metakognisi merupakan aspek yang sangat diperlukan oleh para ahli kimia dan
mahasiswa yang sedang belajar kimia. Metakognisi merupakan salah satu aspek pengetahuan
yang termasuk dalam kompetensi lulusan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam kurikulum
2013. Mahasiswa sebagai generasi penerus pendidik tentunya harus memiliki metakognisi dalam
dirinya, sehingga nantinya dapat memberikan pengetahuan ini kepada peserta didiknya. Kimia
organik dianggap salah salah satu mata kuliah yang sulit bagi mahasiswa didukung data
banyaknya mahasiswa yang mengulang mata kuliah ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kesadaran metakognisi dan hasil belajar kimia organik mahasiswa semester VI
Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak, serta mencari hubungan antara keduanya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket, dokumentasi dan
wawancara. Kesadaran metakognisi diukur menggunakan angket MAI (Metacognitive Awareness
Inventory) sedangkan hasil belajar diambil dari data nilai rata-rata kimia organik I, II, dan lanjut
dari 39 mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, persentase kesadaran metakognisi
mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak pada mata kuliah kimia organik yaitu 33%
dengan kategori bagus, 54% dengan kategori berkembang, dan 13% dengan kategori belum
terlalu bisa. Sedangkan rata-rata hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kimia organik sebesar
70,08, dan termasuk dalam kategori baik. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan koefisien
determinasi diperoleh nilai sebesar 0,622 dan 0,387 secara berturut-turut. Berdasarkan hasil
tersebut didapatkan bahwa antara kesadaran metakognisi dan hasil belajar kimia organik memiliki
hubungan yang kuat, dengan 38,2% hasil belajar dipengaruhi oleh kesadaran metakognisi.

Kata Kunci: Kesadaran metakognisi, hasil belajar, kimia organik

PENDAHULUAN

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia Pendidikan Kimia diharapkan dapat ikut serta
saat ini tercermin dari hasil survei Programme dalam memperbaiki mutu pendidikan di
for International Student Assessment (PISA) pada Indonesia.
tahun 2012 tentang prestasi anak Indonesia Pembelajaran tentang ilmu kimia yang
dalam bidang sains yang masih di bawah rata- dilaksanakan terdiri dari beberapa mata kuliah
rata skor internasional, yakni 382 (skor rata-rata yang memiliki SKS tertentu. Mata kuliah tersebut
internasional adalah 501). Pencapaian anak saling berkaitan dan berpengaruh antara satu
Indonesia dalam bidang sains berada pada dengan yang lain. Mata kuliah kimia organik
urutan ke-63 dari 64 negara yang diteliti (OECD, merupakan mata kuliah yang terdiri dari
2013: 5). Hal ini menjadi tugas yang perlu beberapa jenjang mata kuliah, yakni kimia
diselesaikan dengan serius oleh pelaksana organik I, II, dan
pendidikan khususnya guru. Guru dituntut untuk lanjut. Ketiga mata kuliah tersebut ditempuh
memperbaiki dan meningkatkan mutu pada semester yang berbeda-beda. Kimia adalah
pendidikan tersebut. Sebagai calon guru, ilmu yang mencakup materi tentang hukum,
mahasiswa FKIP UM khususnya mahasiswa Prodi konsep, prinsip, generalisasi, dan rumus.
Diperlukan kemampuan untuk memilih apa yang yang diperoleh rendah dan harus diulang
akan digunakan dalam penyelesaian soal atau kembali untuk memperbaiki nilai tersebut. Hal
menjawab pertanyaan dalam bentuk tertulis ini didukung dengan data mahasiswa yang
maupun lisan (Langkudi, 2012: 138). mengulang pada kedua mata kuliah tersebut,
Kemampuan untuk memilih apa yang akan yang ditunjukkan pada Tabel 1.
digunakan dalam penyelesaian kendala atau soal
berkaitan dengan cara atau strategi pemecahan Tabel 1 Persentase Mahasiswa yang Mengulang
masalah dalam proses pembelajaran kimia Mata Kuliah Kimia Organik dan Kimia Fisik
organik dikenal dengan metakognisi. Menurut Jumlah Mahasiswa Yang
Desmita (2006: 133) metakognisi merupakan Mata Kuliah Mengulang (%)
suatu kemampuan di mana seseorang mencoba Angkatan Angkatan
untuk memahami cara berpikir atau memahami 2009 2010
proses kognisi yang dilakukannya dengan Kimia Organik I 8 13,9
melibatkan komponen-komponen perencanaan Kimia Organik II 32,5 37,2
Kimia Organik Lanjut 17,5 4,6
(functional planning), pengontrolan (self-
Kimia Fisika I 13,7 69,7
monitoring), dan evaluasi (self-evaluation) dalam Kimia Fisika II 45 41,9
rangka menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Jumlah mahasiswa yang mengulang mata
Beberapa aspek metakognisi yang
kuliah kimia fisik lebih banyak dibandingkan
mendukung mahasiswa dalam mempelajari
dengan mahasiswa yang mengulang kimia
materi-materi pembelajaran menurut Schraw &
organik. Namun mata kuliah kimia fisik yang
Dennison (1994: 2) pengetahuan kognisi
terbagi menjadi 2 mata kuliah, tidak menjadi
(pengetahuan deklaratif, pengetahuan
prasyarat untuk mata kuliah lain. Sedangkan
prosedural, pengetahuan kondisional) dan
mata kuliah kimia organik memiliki tiga jenjang
regulasi kognisi (perencanaan, strategi
mata kuliah yang dapat diambil jika mata kuliah
manajemen informasi, monitoring, strategi
sebelumnya sudah lulus, dan hasil mata kuliah
penelusuran, evaluasi). Pengetahuan kognisi
kimia organik I dan kimia organik II juga menjadi
yakni mengenai pengetahuan mahasiswa atas
prasyarat untuk mengambil mata kuliah kimia
proses kognisi dan proses belajarnya, sedangkan
organik lanjut dan biokimia pada semester V.
regulasi kognisi adalah pemonitoran dan
Kemampuan untuk memecahkan masalah
pengaturan diri terhadap aktivitas kognisi.
pada mahasiswa dipengaruhi oleh pengalaman
Keduanya sangat penting dimiliki oleh
pribadi, monitoring, kesadaran metakognisi,
mahasiswa dalam belajar IPA khususnya kimia.
keyakinan dan kebiasaan di masyarakat (Rickey
Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam
& Stacy, 2000: 915). Setiap mahasiswa tentunya
meningkatkan pemahaman kimia organik
memiliki pengalaman dan kesadaran
menurut O’dwyer (2011: 1) adalah multidimensi
metakognisi yang berbeda-beda dan memiliki
ilmu kimia, kurikulum, bahasa, pemahaman
kemampuan untuk memecahkan masalah yang
matematika, miskonsepsi dan tingkat kognitif.
berbeda pula. Kesadaran metakognisi dalam hal
Dalam laporannya juga disampaikan bahwa
ini berkaitan dengan kesadaran mahasiswa
konsep-konsep kimia organik yang dianggap sulit
terhadap pengetahuannya dan yang
dipahami mahasiswa terutama jenis-jenis reaksi
dilakukannya. Kesadaran metakognisi dalam
dan mekanisme reaksi serta sintesis senyawa
proses pembelajaran dapat dilatih dengan
organik. Mahasiswa diharapkan mampu
bantuan pendidik, caranya yaitu dengan
memecahkan masalah dalam mengatasi
membiasakan mahasiswa untuk menggunakan
kesulitan belajar kimia organik dengan
strategi-strategi belajar yang efektif dan
menyusun strategi belajar yang disesuaikan
menggali kesadaran mahasiswa untuk belajar.
dengan karakteristik materi yang ada.
Kesadaran metakognisi akan sangat berperan
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal
penting pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
12 Februari 2014 terhadap mahasiswa yang
Alam (IPA) khususnya kimia. Hal ini dijelaskan
memiliki tingkat kemampuan akademik atas,
oleh Rickey & Stacy (2000: 915) bahwa
sedang dan rendah, diperoleh informasi bahwa
kesadaran metakognisi merupakan aspek yang
mahasiswa mengalami kesulitan pada mata
sangat diperlukan oleh para ahli kimia dan
kuliah kimia khususnya kimia organik dan kimia
mahasiswa yang sedang belajar kimia.
fisik. Kesulitan ini menyebabkan hasil belajar
Mahasiswa harus mampu mengontrol pada masa sekarang dan apa adanya. Metode
pengembangan pemahaman tentang sebuah deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
konsep baru yang penting untuk pembelajaran pemecahan masalah yang diselidiki dengan
yang efektif. Pengontrolan dan pengaturan menggambarkan keadaan subjek/objek
kemampuan berpikir ini dapat meningkatkan penelitian (seorang, lembaga, masyarakat
keberhasilan dalam memecahkan masalah. dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
Nuryana dan Sugiarto (2012: 90) melaporkan fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara (Nawawi, 2007: 67). Pendekatan penelitian
kesadaran metakognisi dengan hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa. Semakin tinggi kesadaran metakognisi penelitian studi hubungan untuk mengetahui
siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar besarnya kesadaran metakognisi mahasiswa
siswa. Hubungan antara planning skill dengan UM Pontianak dan hubungannya dengan hasil
hasil belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,70 belajar pada mata kuliah kimia organik.
dengan interpretasi hubungan kuat, sedangkan
hubungan antara monitoring skill dengan hasil Subjek Penelitian
belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,86 Subjek dalam penelitian ini adalah
dengan interpretasi hubungan sangat kuat, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
hubungan antara evaluation skill dengan hasil UM Pontianak yang sudah mengambil mata
belajar siswa diperoleh nilai r sebesar 0,84 kuliah kimia organik I, II dan lanjut dan masih
dengan interpretasi hubungan sangat kuat. Hasil terdaftar sebagai mahasiswa aktif serta masih
penelitian Coutinho (2007: 44) juga melaksanakan pembelajaran di kelas
menunjukkan hubungan yang positif antara sehingga akan memudahkan proses
kesadaran metakognisi dengan kesuksesan penelitian dan pengolahan data. Subjek
akademik. Mahasiswa yang memiliki kesadaran penelitian ini adalah mahasiswa angkatan
metakognisi yang baik akan menunjukkan 2011 yang berjumlah 42 mahasiswa. Akan
prestasi belajar yang baik pula dibandingkan tetapi pada saat pelaksanaan penelitian, 3
dengan mahasiswa yang memiliki kesadaran orang mahasiswa berhalangan hadir, 1
metakognisi rendah. mahasiswa sakit dan 2 mahasiswa yang lain
Semakin banyak pebelajar tahu tentang tidak mengikuti perkuliahan dalam waktu
proses berfikir dan belajar, maka semakin besar yang lama. Sehingga jumlah subjek penelitian
kesadaran metakognisinya, sehingga semakin menjadi 39 orang.
baik proses belajar dan prestasi yang akan
dicapai (Pintrich, 2002: 219). Adanya hubungan Teknik dan Alat Pengumpul Data
antara hasil dari proses belajar yang melibatkan Teknik pengumpulan data yang digunakan
kesadaran metakognisi inilah yang akan dalam penelitian ini adalah teknik angket,
dibuktikan dalam penelitian ini. Hubungan dokumentasi dan wawancara. Alat
antara kesadaran metakognisi mahasiswa pada pengumpul data yang digunakan dalam
matakuliah kimia organik tentunya bisa penelitian yaitu lembar angket MAI dan
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa pada pedoman wawancara.
matakuliah tersebut. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
lanjut tentang “Analisis Kesadaran Metakognisi
dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Kesadaran Metakognisi pada Mata Kuliah Kimia
Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Organik Organik Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Kimia UM Pontianak
Muhammadiyah Pontianak”. Kesadaran metakognisi pada mata kuliah
kimia organik mahasiswa Prodi Pendidikan
METODE PENELITIAN Kimia UM Pontianak diketahui dengan
menyebarkan angket pada 39 orang
Metode dan Pendekatan Penelitian mahasiswa angkatan 2011. Angket yang
Metode yang digunakan dalam penelitian disebarkan terdiri dari 8 indikator yang
ini adalah metode deskriptif, dijabarkan menjadi 61 butir pernyataan.
menggambarkan subjek/objek yang Secara umum persentase kesadaran
diungkapkan berdasarkan fakta yang tampak metakognisi dapat dilihat pada Gambar 1.
Peran dosen sebagai pendamping
Belum Beresiko
Belum mahasiswa dibutuhkan pada proses
Ada Sangat
Terlalu 0% 0% Bagus pembelajaran kimia organik. Pendampingan
Bisa 0%
13% ini dapat dilakukan dengan menerapkan
Bagus strategi-strategi pembelajaran yang relevan
33%
dengan materi yang diajarkan. Hal inilah yang
perlu ditekankan pada mahasiswa agar
Berkemba mencapai tingkat kesadaran metakognisi
ng
54% yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga
hasil belajar yang diperoleh akan lebih
meningkat.
Hasil wawancara yang dilakukan pada
tanggal 18 September 2014 kepada
Gambar 1 Persentase Kesadaran Metakognisi mahasiswa diperoleh informasi bahwa,
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UM mahasiswa belajar di rumah apabila diberikan
Pontianak pada Mata Kuliah Kimia Organik tugas, mengulang materi satu minggu
sebelum UAS, mengetahui kelemahannya
Tingkat kesadaran metakognisi yang dalam kimia organik akan tetapi tidak
dominan pada mahasiswa Prodi Pendidikan mencari solusinya, bahkan menggunakan
Kimia UM Pontianak yaitu berkembang, sistem kebut semalam dalam menghadapi
menurut Wati (2013: 587) tingkat kesadaran UAS. Hal ini menggambarkan masih
ini dapat dibantu menuju kesadaran berpikir kurangnya kesadaran mahasiswa khususnya
sendiri jika tergugah atau didukung oleh metakognisi yang mencakup pengetahuan
lingkungan belajarnya. Berikut tingkat deklaratif dan perencanaan yaitu mengenai
kesadaran metakognisi menurut Green dalam tanggung jawabnya sebagai seorang
Wati (2013: 957) Tabel 2: pebelajar serta masih perlu bimbingan dari
lingkungan baik kampus maupun masyarakat.
Tabel 2. Tingkat Kesadaran Metakognisi
Agar kesadaran belajar muncul sebagai
Interval Tingkat Nama Keterangan
Skor kesadaran dari pribadi sebagai wujud
0-18 0 Not yet (belum) Belum mengarah pada kemauannya untuk menuntut ilmu.
kognisi Keragaman tingkat kesadaran metakognisi
19-36 1 At risk Tampak tidak memiliki
(beresiko) kesadaran berpikir sebagai dipengaruhi oleh pengalaman mahasiswa
suatu proses yang sangat beragam dan berpengaruh pada
37-54 2 Can not really Tidak mampu memisahkan
(belum terlalu apa yang dipikirkan dengan
kemampuannya dalam memecahkan masalah
bisa) bagaimana dia berpikir serta strategi belajarnya. Faktor lain yang
55-72 3 Developing Dapat dibantu menuju mempengaruhi diantaranya : aktivitas
(berkembang) kesadaran berpikir sendiri jika
tergugah atau didukung
mahasiswa dan keikutsertaannya dalam
73-90 4 OK (bagus) Sadar akan berpikirnya berorganisasi, sarana dan prasarana yang
sendiri dan dapat mendukung proses pembelajaran, interaksi
membedakan tahap-tahap
input elaborasi dan output dengan masyarakat di lingkungan sekitar,
pikirannya sendiri. Terkadang aktivitas sehari-hari yang menjadi kebiasaan
menggunakan model ini
untuk mengatur berpikir dan
dan faktor lain yang mempengaruhi
belajarnya sendiri pengalaman belajar mahasiswa.
91-108 5 Super (sangat Mampu menggunakan Berdasarkan hasil analisis data skor angket
bagus) keterampilan metakognisi
secara teratur untuk
kesadaran metakognisi untuk setiap indikator
mengatur proses berpikir dan setelah diinterpretasikan dengan tabel 3
belajarnya sendiri. Sadar akan dapat diperoleh gambaran kesadaran
banyak macam kemungkinan
berpikir, mampu metakognisi mahasiswa angkatan 2011 Prodi
menggunakannya dengan Pendidikan Kimia UM Pontianak yang dapat
lancar dan merefleksikan
proses berpikirnya.
dilihat pada Tabel 3 :
Green dalam Wati (2013: 587)
Tabel 3 Gambaran Dimensi Kesadaran Metakognisi Mahasiswa Tabel 4 Interpretasi Penilaian Hasil Belajar
Angkatan 2011 Prodi Pendidikan Kimia UM
Pontianak Kimia Organik
Rentang Kategori Fre Persen
No Dimensi Indikator Skor Skor Persentase Kategori Nilai kuen tase (%)
Aktual Ideal Skor (%)
Pengetahuan 265 351 75,5 4 si
deklaratif 80 – 100 A (sangat baik) 3 7,7
Pengetahu Pengetahuan 134 195 68,7 3
an prosedural
70 – 79,99 B (baik) 18 46,2
Kognisi Pengetahuan 152 234 64,9 3 60 – 69,99 C (cukup) 17 43,6
kondisional 50 – 59,99 D (kurang) - -
Perencanaan 165 312 52,8 2
0 – 49,99 E (sangat kurang) 1 2,6
Strategi 277 429 64,6 3
manajemen
informasi Mahasiswa yang memiliki hasil belajar
Regulasi Monitoring 237 351 67,5 3
pemahaman dengan kategori C, diperbolehkan
Kognisi Strategi 176 234 75,2 4 mengulang kembali oleh dosen pengampu
debugging mata kuliah kimia organik, yakni pada
Evaluasi 212 273 77,7 4
belajar tahun berikutnya. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki hasil belajar mahasiswa. Hasil
Tabel 3 menunjukkan indikator yang belajar kimia organik mahasiswa diperoleh
memiliki persentase skor terendah adalah dari keseluruhan penilian yang disepakati
perencanaan. Indikator ini berkaitan bersama antara dosen dengan mahasiswa
dengan bagaimana mahasiswa mengatur pada awal perkuliahan. 10% nilai
waktu belajar, membuat target belajar dan mahasiswa diperoleh dari kehadiran, 20%
tujuan belajarnya. Hasil wawancara yang dari tugas yang diberikan, 30% dari Ujian
dilakukan diperoleh informasi bahwa Tengah Semester, dan 40% dari Ujian Akhir
mahasiswa belajar kimia organik saat diberi Semester.
tugas oleh dosen, dan jika ada keinginan
untuk belajar. Selain itu, tujuan belajar Hubungan Antara Kesadaran Metakognisi
kimia organik hanya untuk memenuhi dan Hasil Belajar Mata Kuliah Kimia Organik
persyaratan akademik, sehingga banyak Mahasiswa Pendidikan Kimia UM Pontianak
yang belajar pada saat ujian akhir tiba.
1. Normalitas dan Homogenitas
Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kesadaraan Metakognisi dan Hasil
Kimia Organik Prodi Pendidikan Kimia UM Belajar Mata Kuliah Kimia Organik
Pontianak
Normalitas data diuji dengan
Data hasil belajar mahasiswa angkatan menggunakan program komputer SPSS
2011 Prodi Pendidikan Kimia UM Pontianak 17 yaitu uji kolmogorov-smirnov. Hasil
pada mata kuliah kimia organik diperoleh yang diperoleh dari data kesadaran
rata-rata nilai mahasiswa 70,8. Jika metakognisi dan hasil belajar kimia
diinterpretasikan pada tolak ukur kategori organik adalah normal. Hasil ini
penilaian, maka rata-rata kelas yang diperoleh dari nilai signifikansi
merupakan hasil belajar mahasiswa kesadaran metakognisi yang 0,05 yaitu
angkatan 2011 Prodi Pendidikan Kimia UM 0,691 dan nilai signifikansi hasil belajar
Pontianak pada mata kuliah kimia organik kimia organik yang 0,05 yaitu 0,842.
masuk dalam kategori B atau baik. Untuk Homogenitas data diuji dengan
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4: menggunakan program komputer SPSS
17 yaitu uji levene-statistic. Hasil yang
diperoleh dari data kesadaran
metakognisi dan hasil belajar kimia
organik adalah homogen. Hal ini
ditunjukkan dari nilai signifikansi 0,05,
yaitu 0,687 untuk kesadaran
metakognisi dan 0,293 untuk hasil
belajar kimia organik.

2. Hubungan antara Kesadaran


Metakognisi dan Hasil Belajar Kimia
Organik

Hubungan kesadaran metakognisi


dan hasil belajar kimia organik diketahui
berdasarkan signifikansi yang diperoleh
dari hasil perhitungan Person
Correlation Test menggunkan SPSS 17.0
for windows. Signifikansi yang diperoleh
0,00. Nilai 0,00 ≤ 0,01, yang Gambar 2 Sebaran Data Hubungan Kesadaran
menunjukkan adanya hubungan yang Metakognisi dan Hasil Belajar Kimia Organik
signifikan antara kesadaran metakognisi Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi
dan hasil belajar kimia organik. Pendidikan Kimia FKIP UM Pontianak
Besarnya hubungan antara
kesadaran metakognisi dan hasil belajar Gambar 2 menunjukkan sebaran
kimia organik dinyatakan dengan data yang dominan pada hubungan
koefisien korelasi. Koefisien korelasi kesadaran metakognisi dan hasil belajar
antara kesadaran metakognisi dan hasil mahasiswa yakni berkisar 60-79. Hal ini
belajar adalah 0,622 dan termasuk menunjukkan bahwa hubungan
dalam hubungan yang kuat. keduanya adalah kuat. Artinya hasil
Koefisien determinasi variabel belajar kimia organik yang diperoleh,
kesadaran metakognisi (X) dengan hasil salah satu faktor yang mempengaruhi
belajar mahasiswa (Y), dengan adalah kesadaran metakognisi. Sehingga
pengolahan data menggunakan jika rata-rata nilai kimia organik yang
program SPSS 17 for windows diperoleh dengan kisaran nilai 70-79
menunjukkan R Square 0,387. R Square maka kesadaran metakognisi akan
0,387 merupakan besarnya koefisien memiliki kisaran yang hampir sama
determinasi. Hal ini menunjukkan yakni 60-72.
adanya kontribusi 38,7% antara kategori berkembang. Mahasiswa
kesadaran metakognisi dengan hasil yang memiliki kesadaran metakognisi
belajar kimia organik. Besarnya rendah maka hasil belajarnya juga
kontribusi yang diberikan kesadaran rendah. Sebaliknya bagi mahasiswa
metakognisi terhadap hasil belajar kimia yang memiliki kesadaran metakognisi
organik mahasiswa menunjukkan tinggi maka hasil belajarnya juga tinggi.
bahwa pentingnya kesadaran Hubungan antara kesadaran
metakognisi mahasiswa dalam metakognisi dan hasil belajar kimia
pembelajarn kimia organik yang akan organik yang kuat ditunjukkan dengan
berdampak pada hasil belajarnya. titik-titik yang teratur.
Hasil belajar mahasiswa tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh
kesadaran metakognisi. Mahasiswa
dengan nilai kimia organik tinggi yakni
disekitar titik 90, memiliki kesadaran
metakognisi disekitar titik 79 dan 72,
sedangkan data yang lain mahasiswa
dengan hasil belajar kimia organik 77
memiliki kesadaran metakognisi lebih
tinggi yakni sekitar 84. Hasil ini
menunjukkan bahwa hasil belajar dapat
dipengaruhi oleh faktor lain, yakni
motivasi, persepsi, kecerdasan kognitif terbatas sehingga pada saat diberikan
yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini tugas/soal mahasiswa kesulitan dan
didukung dengan hasil wawancara yang akhirnya hasil belajar yang diperoleh
dilakukan kepada salah satu mahasiswa rendah. Usaha yang dilakukannya yakni
yang memiliki hasil belajar tinggi, bertanya kepada teman belajarnya
namun kesadaran metakognisinya lebih untuk membantu pemahamannya
rendah, diperoleh informasi bahwa dalam kimia organik. Menurut Fauziyah
beberapa hal yang mempengaruhi hasil dkk (2013: 8), kemampuan intelektual
belajar kimia organik yakni motivasi, memegang peranan besar terhadap
kemampuan kognitif, tekun dalam tinggi rendahnya taraf prestasi belajar,
belajar, serta mampu menjadikan khususnya dalam pembelajaran yang
kesulitan sebagai tantangan dalam menuntut banyak pemikiran misalnya
belajar. sains. Artinya kesadaran metakognisi
Ketercapaian indikator metakognisi merupakan salah satu faktor yang
mahasiswa tersebut yakni rendah pada mempengaruhi hasil belajar yang
indikator pengetahuan kondisional dan dibarengi oleh faktor-faktor lain yakni
perencanaan. Keduanya yakni berkaitan motivasi, lingkungan dan kemampuan
dengan bagaimana mahasiswa intelektual.
menyesuaikan strategi belajar dalam Mahasiswa yang memiliki kesadaran
kondisi apapun dan membuat target metakognisi tinggi memiliki ketercapain
atau capaian dalam belajar. Mahasiswa indikator metakognisi yang tinggi pula.
terkadang tidak menyesuaikan strategi Dalam proses belajarnya mahasiswa
belajar dengan kondisi dan karakteristik membuat perencanaan, misalnya
materi yang ada, tidak mengetahui membuat target pembelajaran dan
keefektifan dari strategi yang sudah berusaha mencapai target yang sudah
digunakan, tidak mempersiapkan dibuat. Mahasiswa juga menyadari
materi-materi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang pebelajar
pokok bahasan yang akan dipelajari, yakni belajar. Dalam belajarnya
tidak membuat capaian belajar, dan mahasiswa memilih strategi yang sesuai
tidak membaca kiat-kiat belajar kimia dengan karakteristik materi kimia
organik sebelum memulai belajar organik yang dipelajarinya serta
sehingga hasil belajar yang diperoleh kemampuan belajarnya. Dalam
rendah. lingkungan belajarnya mahasiswa
Selain itu, terdapat mahasiswa yang belajar bersama teman-temannya dan
memiliki kesadaran metakognisi tinggi saling bertukar informasi untuk
akan tetapi hasil belajarnya lebih menambah pengetahuan dan membuat
rendah. Hasil wawancara menunjukkan informasi yang didapat lebih bermakna.
bahwa mahasiswa mengatur waktu Sedangkan mahasiswa yang memiliki
belajarnya, mengulang materi-materi kesadaran metakognisi rendah tidak
yang sulit, bertanya kepada teman membuat rencana belajarnya.
belajarnya, dan mempunyai strategi Mahasiswa biasanya hanya menunggu
dalam belajar kimia organik. Hasil penjelasan dari dosennya, sehingga
belajar yang diperoleh lebih rendah pemahaman yang diperoleh relatif
dibandingkan hasil kesadaran sedikit. Jika mahasiswa mengalami
metakognisi. Artinya pengetahuan kesulitan, maka materi tersebut
metakognisi dan regulasi kognisi ditinggalkannya tanpa mencari tahu
mahasiswa sudah bagus, terdapat solusinya.
faktor lain yang mempengaruhi yakni Hasil wawancara menunjukkan
kemampuan intelektual yang dimiliki, bahwa mahasiswa sudah memahami
yang ditunjukkan dari hasil wawancara dirinya sebagai seorang pebelajar. Hal
bahwa mahasiswa membutuhkan waktu ini dibuktikan hasil angket yang
yang relatif lama dalam memahami menyatakan bahwa mahasiswa sudah
materi yang disampaikan, dan waktu mengetahui kelemahannya dalam
pembelajaran yang tersedia sangat belajar kimia organik dan mengetahui
secara individu tugas masing-masing dengan kategori cukup (C), dan 2,6%
dalam mencapai tujuan belajar. Akan mahasiswa memperoleh hasil belajar
tetapi sebagian mahasiswa tidak dengan kategori sangat kurang (E).
mengecek pemahamannya setelah 3. Terdapat hubungan antara kesadaran
belajar kimia organik, contohnya metakognisi dengan hasil belajar
dengan mengerjakan soal-soal yang mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia UM
terdapat di buku teks kimia organik, Pontianak pada mata kuliah kimia organik
sehingga banyak mahasiswa yang lupa yang positif dan signifikan, yakni dengan
terhadap materi yang sudah diajarkan. koefisien korelasi sebesar 0,622 dengan
Hasil wawancara menyatakan bahwa kategori kuat. Sedangkan koefisien
mahasiswa memahami materi determinasi yang diperoleh dari hasil
pembelajaran kimia organik hanya pada perhitungan yakni 38,2% artinya dari
saat dosen menjelaskan tanpa persentase 100 hasil belajar kimia organik
mengulangnya kembali di rumah. mahasiswa, 38,2% nya dipengaruhi oleh
Implementasi strategi pembelajaran kesadaran metakognisi.
dalam mata kuliah kimia organik
tercermin pada pengetahuan
prosedural mahasiswa. Sebagian besar DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa sudah
Coutinho, S. A. 2007. The Relationship
mengimplementasikan strategi belajar,
akan tetapi hanya sebagian saja yang Between Goals, Metacognition, and
sudah mempunyai strategi belajar kimia Academic Success. Educate. 7 (1): 39-
organik. Sebagian yang lain lebih 40.
memilih meminta penjelasan dengan Desmita. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung:
teman belajarnya dari pada PT. Remaja Rosdakarya.
mempelajarinya smasing-masing. Fauziyah, D. R, Corebima, A. D, Zubaidah, S.
Mahasiswa dengan kesadaran
(2013). Hubungan Keterampilan
metakognisi yang tinggi akan lebih
memilih mengaplikasikan strategi Metakognitif terhadap Hasil Belajar
belajar yang sudah pernah digunakan Biologi dan Retensi Siswa Kelas X
dalam pembelajaran kimia organik. dengan Penerapan Strategi
Pembelajaran Think Pair Share di SMA
SIMPULAN Negeri 6 Malang. Universitas Negeri
Malang
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian
dalam skripsi ini, maka dapat diambil Langkudi, H., H. 2012. Permormance
kesimpulan sebagai berikut: Assessment In Chemistry. Jurnal
1. Kesadaran metakognisi mahasiswa Evaluasi Pendidikan. 3 (2): 131-144.
angkatan 2011 Prodi Pendidikan Kimia UM Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Bidang
Pontianak pada mata kuliah kimia organik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
dari 39 mahasiswa yakni: 13 mahasiswa Universiti Press.
atau 33% memiliki kesadaran metakognisi
Nuryana, E., dan Sugiarto, B. 2012. Hubungan
dengan kategori bagus, 21 mahasiswa atau
54% memiliki kesadaran metakognisi Keterampilan Metakognisi dengan Hasil
dengan kategori berkembang, dan 5 Belajar Siswa pada Materi Reaksi
mahasiswa atau 13% memiliki kesadaran Reduksi dan Oksidasi Kelas X-1 SMA
metakognisi dengan kategori belum terlalu Negeri 3 Sidoarjo. Unesa Journal Of
bisa. Chemical Education. 1 (1): 75-87.
2. Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
O’Dwyer, A. 2011. Second Level Irish Pupils
kimia organik sudah baik, dengan rata-rata
and Teachers view of difficulties in
nilai 70,8. Hasil belajar yang diperoleh
yakni: 7,7% mahasiswa dengan kategori Organic Chemistry. University of
nilai sangat baik (A), 46,2% mahasiswa Limerick. Ireland
dengan kategori baik (B), 43,6% mahasiswa
Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD). 2013. PISA:
Results In Focus. OECD: Paris France.
Pintrich, P. R. 2002. The Role of Metacognitive
Knowledge in Learning, teaching, and
Assessing, Theory and Practict. College
of Education. 41(1): 219-225.
Ricky, D., and Stacy, A.M. 2000. The Role of
Metacognition in Learning Chemistry.
Journal of Chemical Education. 77(7):
915-920.
Schraw, G And Dennison. R S,. 1994. Assessing
Metacognitive Awareness.
Contemporary Educational Psychology.
19: 460-475.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wati, D.A.R. (2013, 19 Januari). Metacognitive
Awareness of Science Students in
Chemistry. Makalah untuk Seminar
Nasional Pendidikan Sains PPs.
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai