Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Alamat : Kampus 1 UMP Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box 292 Purwokerto 53182

MAKALAH SEMINAR PROPOSAL

EFISIENSI PEMASARAN SAWI (Brassica rapa L) DI DESA KUTABAWA


KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA

USULAN SKRIPSI

Oleh :

ASWAR PRIMA SULAIMAN


1804010037

Pembimbing 1 : Watemin, S.P., M.P


Pembimbing 2 : Yusuf Enril Fathurrohman, S.P., MP.Sc.
Hari / Tanggal : Rabu, 23 November 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting bagi

perekonomian Indonesia yang harus di kembangkan. Pengembangan sektor

pertanian dapat dilakukan melalui memperdayaan perekonomian rakyat

melalui pendekatan agribisnis yang akan menciptakan pertanian yang maju,

efisien, dan tangguh. Pengembangan sektor pertanian yang dilakukan

mencakup berbagai subsektor, antara lain subsektor tanaman hortikultura,

pangan, perikanan, perternakan, perkebunan, dan kehutanan (Nyoto, 2016).

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang menempati

posisi penting dalam memberi kontribusi bagi perekonomian Indonesia.

Komoditas hortikultura (tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan

tanaman biofarmaka) mempunyai peluang pasar yang baik mengingat

potensi permintaan domestik maupun internasional besar dan nilai

ekonominya tinggi. Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia sangat

beragam dan dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu tanaman

buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman biofarmaka dan tanaman hias.

Konsumsi terhadap produk hortikultura terus meningkat sejalan dengan

bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan. Hal ini merupakan

alasan bahwa pertanian hortikultura sudah saatnya mendapatkan perhatian

yang serius terutama menyangkut aspek produksi dan pengembangan sistem


pemasarannya. Hortikultura sebagai bahan pangan cukup penting bagi

kebutuhan pangan masyarakat, sehingga untuk kebutuhan nasional perlu

ditingkatkan produksinya (Sholehah, 2015).

Diketahui bahwa ada beberapa sub kategori dari sektor pertanian. salah

satu sub kategori dari sektor pertanian adalah tanaman hortikultura.

Tanaman hortikultura menjadi tanaman yang penting bagi masyarakat di

Indonesia yang menjadikanya pilar dari sub kategori sektor pertanian. hal

ini tidak lepas dari kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB) tahun

2020 sebesar 1,62%. Adapun tingginya angka produksi sektor pertanian

bedasarka sub kategori tahun 2017 – 2020 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Angka produksi sub kategori sektor pertanian di Indonesia (ton)


No Sub Kategori 2017 2018 2019 2020
1 Tanaman Pangan 119,84 95,30 94,42 91,95
2 Tanaman Hortikultura 113,33 95,18 112,45 119,26
3 Tanaman Perkebunan 124,91 143,45 151,92 155,53
4 Peternakan 139,19 272,78 275,65 280,08
5 Perikanan 193,84 198,55 196,01 -
6 Kehutanan 83,86 95,66 96,47 -
Pertanian 122,56 150,11 162,11 167,55
Sumber : BPS, 2021

Berdasarkan tabel 1. Dapat dilihat angka produksi tanaman

hortikultura mengalami fluktuasi produksi karena mengalami penurunan

pada tahun 2018 dari 2017, dengan produksi 113,33 ton menjadi 95,18 ton.

Lalu pada tahun 2019 mengalami peningkatan produksi menjadi 112,45 ton,

dan pada tahun 2020 meningkat lagi menjadi 119,26 ton.

Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja merupakan salah satu

daerah penghasil tanaman sawi terbesar di Kabupaten Purbalingga. Pada

tahun 2020 Kabupaten Purbalingga menempati posisi keempat sebagai


daerah penghasil sayur sawi di Provinsi Jawa Tengah dengan total produksi

67.093 kuintal. Selain sawi, di Kecamatan Karangreja masyarakat juga

memproduksi sayur unggulan lainya. Berikut tabel produksi sayur-sayuran

menurut jenis tanaman di Kecamatan Karangreja dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi sayur - sayuran menurut jenis tanaman di Kecamatan


Karangreja, Kabupaten Purbalingga
No Sayur Produksi (Kw/qui)
1 Wortel 133.860
2 Bawang Daun 99.004
3 Kentang 73.630
4 Sawi 66.969
5 Kubis 42.352
6 Tomat 24.450
7 Jamur 22,659
8 Buncis 7.123
9 Cabai Rawit 6.005
10 Cabai Besar 5.855
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Purbalingga, 2020.

Berdasarkan pada tabel 2. jumlah produksi sayuran sawi pada tahun

2020 yaitu 66.969 kw menjadi sayuran dengan produksi terbanyak ke

empat, wortel menjadi sayuran dengan produksi terbanyak sebanyak

133.860 kw, Sedangkan untuk cabai besar berada diurutan terakhir dengan

jumlah produksi sebesar 5.855 kw.

Masalah utama pada sawi adalah sifatnya yang mudah rusak oleh

pengaruh mekanis dan umur simpannya yang sangat singkat. Hal itu karena

sawi memiliki kadar air tinggi, sehingga mudah rusak atau busuk akibat

aktivitas enzim di dalamnya atau kegiatan mikroorganisme (Nasution.,et.al.

2013). Dengan kondisi seperti itu sayur sawi yang sudah siap dipetik harus

segera di pasarkan, Dengan saluran pemasaran yang tepat diharapkan

kondisi sayur tidak rusak saat sudah ditangan konsumen.


Dalam menjalankan usahatani sawi, mayoritas petani tidak

memperhitungkan efisiensi pemasaran dalam usahatani tersebut, sehingga

petani tidak mengetahui secara jelas saluran pemasaran mana yang paling

efisien dan sesui. Adapun permasalah lain yang dihadapi oleh petani sawi

di Desa Kutabawa adalah tidak mengetahui saluran pemasaran mana yang

paling menguntungkan bagi para petani. Hal tersebut bisa terjadi karena

masih rendahnya tingkat pengetahuan petani mengenai efesiensi pemasaran

dan saluran pemasaran.

Berdasarkan hal tersebut yang mendasari peneliti melakukan

penelitian tentang “Efisiensi pemasaran sawi di Desa Kutabawa, Kecamatan

Karangreja, Kabupaten Purbalingga” diharapakan juga dengan penelitian

ini petani dapat menentukan saluran pemasaran yang sesuai atau yang paling

efisien, dengan begitu petani dapat memperoleh kesejahteraan dan

keuntungan semaksimal mungkin bagi petani dan usaha tani sawi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil usahatani Sawi (Brassica rapa L) di Desa Kutabawa,

Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?

2. Bagaiamana saluran pemasaran Sawi (Brassica rapa L) di Desa

Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?

3. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran Sawi (Brassica rapa L) di

Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?


C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan profil usahatani Sawi (Brassica rapa L di Desa

Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?

2. Menganalisis saluran pemasaran Sawi (Brassica rapa L) di Desa

Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?

3. Menganalisis tingkat efisisensi pemasaran Sawi (Brassica rapa L) di

Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga ?

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pengalaman

dalam proses mencari ilmu dan menambah wawasan kejenjang

selanjutnya, selain itu penelitian ini sebagai syarat kelulusan mahasiswa

untuk memperoleh gelar sarjana pertanian.

2. Bagi Petani Diharapkan sebagai bahan informasi untuk petani Sawi

dalam mengembangkan usahatani Sawi di Desa Kutabawa, Kecamatan

Karangreja, Kabupaten Purbalingga

3. Bagi Instansi terkait Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pengembangan

pertanian maupun secara keseluruhan.

4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi, pengetahuan, bahan pertimbangan serta referensi untuk

penelitian selanjutnya.
E. Batasan Masalah

Adapun pembatasan dan asumsi pada penelitian ini, antara lain:

1. Penilitian ini dilakukan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja,

Kabupaten Purbalingga.

2. Subjek pada penelitian ini adalah petani dan pedagang sawi di Desa

Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.

3. Masalah yang diteliti adalah bagaiaman profil petani sawi, bagaiaman

saluran pemasaran sawi dan tingkat efisisensi pemasaran sawi di Desa

Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.

4. Tingkat efisiensi pemasaran dipengaruhi oleh margin pemasaran,

keuntungan, farmer share.

5. Data yang diambil dalam penelitian ini pada musim tanam 2021-2022.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja,

Kabupaten Purbalingga. Lokasi Penelitian dipilih dengan secara sengaja

(Purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Kutabawa merupakan salah

satu daerah yang berpotensi pada hasil pertanian terutama pada subsector

hortikultura dan daerah penghasil tanaman sawi di Jawa Tengah. Penelitian

dilaksanakan pada bulan November hingga bulan Desember tahun 2022

B. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2011), penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang

lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar

kegiatan. Menurut Sugiyono (2017) Metode deskriptif kuantitatif adalah

metode yang digunakan dengan cara pengamatan dan penyelidikan

langsung ke lapang untuk mendapatkan data ilmiah serta mengetahui

permasalahan yang diteliti oleh wawancara dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau kuesioner serta melakukan wawancara kepada petani dan

pedagang. Pemilihan metode ini betujuan untuk mengetahui bagaimana

pemasaran sawi di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten

Purbalingga.
C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Peneliti memperoleh data serta informasi dengan menggunakan

Langkah-langkah yang telah ditentukan, data dikumpulkan untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Pengumpulan data primer merupakan

bagian internal dari proses penelitian, data primer dianggap lebih akurat

karena penyajian data lebih terperinci (Indriantoro dan Supomo, 2010).

Data primer diperoleh secara langsung dari narasumbernya dengan

menggunakan observasi lapangan dan wawancara dengan

narasumbernya, sehingga peneliti melakukan wawancara dengan para

petani sawi dan para pelaku lembaga pemasaran seperti tengkulak,

pengepul, pedagang dan pengecer. Data primer yang dicari meliputi

identitas responden, Lembaga pemasaran yang terkait, biaya-biaya

pemasaran, dan aktivitas jual beli sawi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, melainkan peneliti harus

mengumpulkan informasi dari data yang sudah diolah oleh pihak lain

(Sugiyono, 2017). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber data

yang sudah jadi, seperti buku, jurnal-jurnal dan artikel terkait penelitian,
dapat juga diperoleh dari instansi atau lembaga seperti dinas pertanian,

badan pusat statistik dan balai penyuluh pertanian.

D. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Observasi

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-

pencatatan terhadap suatu keadaan atau perilaku objek sasaran

penelitian (Fatoni, 2011). Peniliti melakukan pengamatan secara

langsung pada objek penelitian untuk mendapat data yang sesui dengan

keaadaan yang sebenarnya di lapangan.

2. Kuisioner

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk diJawab (Sugiyono, 2017). Peneliti

memberikan daftar pertanyaan yang sudah disediakan kepada

responden.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses

tanya Jawab secara lisan yang berlansung satu arah dengan kata lain,

pertanyaan dating dari pihak yang mewawancarai dan Jawaban

diberikan oleh yang narasumber (Fatoni, 2011). Pada metode ini penulis

melakukan wawancara dengan petani sawi dan pedagang sawi.


4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya

monumental dari seseorang. Hasil wawancara akan lebih kredibel

apabila didukung oleh dokumen-dokumen, dan menambah informasi

untuk penelitian (Sugiyono, 2017)

E. Pengambilan sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode

Slovin dalam menentukan responden penelitian. Sebelumnya telah

dilakukan survey pendahuluan oleh peneliti untuk mengetahui populasi

petani sawi di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Responden

penelitian ini merupakan petani sawi yang aktif di Desa Kutabawa,

Kecamatan Karangreja . Pada saat melakukan survey pendahuluan diketahui

populasi petani sawi di Desa Kutabawa sebanyak 120 orang. Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2017). Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi

yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan

populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi. Maka jumlah

sampel yang didapat dengan metode ini adalah 32 orang dengan Derajad

toleransi yang ditentukan 15% atau 0.15.

Dalam menentukan sampel pada pedagang, peneliti menggunakan

metode snowball. Metode snowball sampling merupakan teknik penentuan

sampel yang mula mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono,


2017). Metode snowball sampling dipilih karena penentuan sampel, peneliti

pertama-tama hanya menentukan satu atau dua orang saja tetapi karena data

yang didapat dirasa belum lengkap maka peneliti mencari orang lain yang

untuk melengkapi data tersebut. Peran pedagang sebagai pihak yang

memberikan informasi penting mengenai pemasaran stroberi, pedagang

yang dimaksud adalah pedagang pengecer dan pedagang besar yang

membeli dari petani sawi di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.

F. Definisi Operasional variable

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Sawi merupakan salah satu jenis tanaman semusim. Salah satu spesies

tanaman stroberi yaitu Brassica rapa L. Sawi merupakan tanaman sayur

pada daerah tropik.

2. Pemasaran merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan

untuk memperlancar arus barang dan jasa dari pihak produsen sampai

ke tangan konsumen secara efisien.

3. Efesiensi Pemasaran merupakan sistem tolak ukur atas produktifitas

proses pemasaran dengan membandingkan sumber daya yang

digunakan terhadap keluaran yang dihasilkan selama proses pemasaran.

4. Margin Pemasaran merupakan perbedaan harga ditingkat petani atau

produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir.

5. Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi.
6. Farmer share merupakan perbandingan harga harga yang dibayar

petani dengan harga di tingkat konsumen atau eceran.

7. Saluran Pemasaran adalah orang, organisasi, dan kegiatan yang

diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dari titik produksi

ke titik konsumsi.

8. Biaya Pemasaran adalah meliputi semua biaya yang terjadi sejak barang

selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang dan barang tersebut

dirubah kembali dalam bentuk yang tunai.

9. Harga Jual merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase

laba yang diinginkan perusahaan.

10. Harga Beli merupakan Harga per Unit yang diterapkan pada setiap

transaksi yang berkaitan dengan pembatalan atau pemindahan Unit.

11. Petani Sawi merupakan orang yang membudidayakan tanaman sawi

atau yang memiliki lahan tanaman sawi, kemudian menggunakan hasil

produksi usaha taninya atau menjualnya.

12. Lembaga Pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan aktivitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk

pertanian kepada konsumen akhir serta memiliki jejaring dan

koneksitas dengan badan usaha dan atau individu.

13. Pedagang Besar atau wholesaler adalah pedagang yang membeli barang

dalam jumlah besar langsung dari produsennya untuk dijual lagi kepada

para pengecer atau kepada perusahaan-perusahaan industri.


14. Pedagang Pengecer (retailling) merupakan semua kegiatan penjualan

barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk

pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis.

15. Konsumen merupakan setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa

yang digunakan untuk tujuan tertentu.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berikut analisis yang dilakukan pada

penelitian ini :

1. Untuk mengetahui rumusan masalah yang pertama dan kedua yaitu

bagaimana profil perusahaan usahatani sawi dan saluran pemasaran sawi

menggunakan metode analisi dekriptif kualitatif. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui profil pada usahatani sawi dan saluran

pemasaran sawi di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten

Purbalingga.

2. Untuk mengetahu rumusan masalah ketiga yaitu tingkat efesiensi

pemasaran sawi di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten

Purbalingga menggunakan metode analisi kuantitatif. Dengan

mengunakan rumus sabagai berikut :

a. Marjin Pemasaran

Mp = Pr – Pf
Keterangan :

Mp = Margin pemasaran sawi (Rp/Kg)

Pr = Harga ditingkat konsumen (Rp/Kg)

Pf = Harga ditingkat petani (Rp/Kg)

b. Biaya Pemasaran

𝐵𝑝 = 𝐵𝑝1 + 𝐵𝑝2 + 𝐵𝑝3 … +Bpn

Keterangan :

Bp = Biaya Pemasaran sawi (Rp/Kg)

Bp1, Bp2, Bp3, Bpn = Biaya Pemasaran sawi tiap Lembaga

pemasaran sawi (Rp/Kg)

c. Keuntungan Pemasaran

𝐾𝑝 = 𝑀𝑝 − 𝐵𝑝

Keterangan :

Kp = Keuntungan pemasaran sawi (Rp/Kg)

Mp = Margin Pemasaran sawi (Rp/Kg)

Bp = Biaya Pemasaran sawi (Rp/Kg)

d. Farmer Share

𝑃𝑓
𝑓𝑠 = 𝑥100%
𝑃𝑟
Keterangan :

Fs = Farmer’s share (%)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp/Kg)

Pf = Harga tingkat petani (Rp/Kg)


e. Efisiensi Pemasaran

𝐵𝑝
𝐸𝑝 = 𝑥100%
𝐻𝑒

Keterangan :

Ep = efisiensi pemasaran

Bp = total biaya pemasaran (Rp/Kg)

He = Harga eceran yang dipasarkan (Rp/Kg)

Jika EP >5% : tidak efisien

Jika EP ≤5% : efisien


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Fatoni. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi.


Rineka Cipta. Jakarta.
Anindita, Ratya.2004. Pemasaran Hasil Pertanian, Papyrus Surabaya
Badan Pusat Statistik. 2020. Luas panen, produksi, produktivitas tanaman sayuran
di Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Purbalingga.
Indriantoro, nur dan Bambang supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE-Yogyakarta.
Nasution, R. P., Trisnowati, S., & Putra, E. T. S. 2013. Pengaruh lama penyinaran
ultraviolet-c dan cara pengemasan terhadap mutu buah Stroberi (Fragaria x
ananassa Duchesne) selama penyimpanan. Vegetalika, 2(2), 87-99.
Nyoto, 2016. Analisis pendapatan dan pemasaran usahatani tomat di desa Babulu
kabupaten penajam paser utara. Universitas Mulawarman.
Sholehah, A. 2015. Analisis Pemasaran Dan Strategi Pengembangan Jamur Tiram
(Pleurotus Ostreatus) Di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Skripsi.
Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, CV.
Bandung
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai