Anda di halaman 1dari 31

COVER

Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pertanian


Hidroponik
(Implementasi Slogan Ayo bertani, Petani Sejahtera)

1
KATA PENGANTAR

1
DAFTAR ISI

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membangun pertanian, selain faktor-faktor produksi seperti benih


unggul, pupuk, irigasi dan alat mesin pertanian, penyuluh pertanian
memberikan kontribusi yang besar pada keberhasilan pertanian di
Indonesia. Penyuluhan sebagai proses bimbingan dan pendidikan
nonformal bagi petani memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu
meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap mental), dan
psikomotorik (keterampilan). Kegiatan penyuluhan tidak hanya sebuah
proses penyampaian informasi, tetapi juga sebagai sarana konsultasi,
pelatihan, dan aktivitas lain yang dapat mengubah perilaku para petani
agar lebih handal dan sejahtera.

Saat ini, Kalimantan Barat mengalami krisis petani yang


berpengaruh pada penurunan produksi pangan, kenaikan harga pangan,
pertumbuhan ekonomi yang melambat, ketidakstabilan sosial dan politik
yang berdampak pada ketahanan pangan Kalimantan Barat. Fenomena
krisis petani ini dindikasikan berkurangnya minat masyarakat khususnya
generasi milenial untuk menggeluti usaha di bidang pertanian, di sisi lain
petani yang ada sudah memasuki usia senja.

Berdasarkan data statistik terjadi penurunan jumlah rumah tangga


usaha pertanian khususnya subsektor tanaman pangan sebesar 7,24%
dan subsektor hortikultura terjadi penurunan 43%. seperti terlihat pada
tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut


Subsektor Tahun 2003 dan 2013 di Kalimantan Barat.

1
2

Rumah Tangga Usaha Pertanian


Sektor/Subsektor Perubahan
2003 2013
Absolut %
1 2 3 4 5
Sektor Pertanian 614.738 627.638 12.900 2,10
Subsektor
1. Tanaman Pangan 456.669 423.624 -33.045 -7,24
Padi 416.548 411.311 -5.237 -1,26
Palawija 221.081 84.450 -136.631 -61,80
2. Hortikultura 232.991 131.088 -101.903 -43,74
3. Perkebunan 425.563 497.489 71.926 16,90
4. Peternakan 274.443 176.779 -97.664 -35,59
5. Perikanan 77.150 43.514 -33.636 -43,60
Budidaya Ikan 9.659 19.627 9.968 103,20
Penangkapan Ikan 70.879 29.625 -41.614 -58,71
6. Kehutanan 74.129 36.329 -37.800 -50,99
7. Jasa Pertanian 40.636 39.433 -1.203 -2,96

Sumber : Berita Resmi Statistik Hasil Sensus Pertanian, 2013

Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian


berkelanjutan yang bersentuhan langsung dengan masyakat memiliki
peran penting dalam menarik minat masyarakat untuk menggeluti usaha
di sektor pertanian. Satu diantara pendekatan dalam menarik minat
masyarakat adalah dengan memperkenalkan pertanian hidroponik. Guna
menarik minat masyarakat, penyuluh pertanian harus menguasai teknis
pertanian hidroponik dan perlu memiliki kebun percontohan sebagai
sarana penyuluhan untuk mengenalkan, mendemonstrasikan, dan
mempraktekkan pertanian hidroponik kepada petani dan masyarakat. Hal
ini memungkinkan masyarakat mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang potensi dan peluang pertanian hidroponik.

Sejalan dengan hal tersebut, slogan Dinas Pertanian Tanaman


Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat "Ayo Bertani, Petani
Sejahtera" secara implisit tersirat pesan krisis petani dapat menyebabkan
krisis pangan yang akan berdampak stabilitas nasional.
3

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka


permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran penyuluh pertanian dalam memperkenalkan dan


mengedukasi masyarakat tentang pertanian hidroponik sebagai
alternatif yang menarik untuk bertani?
2. Bagaimana manfaat yang dihasilkan dari penyuluhan pertanian
hidroponik?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,


makalah ini bertujuan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui peran penyuluh pertanian dalam memperkenalkan dan


mengedukasi masyarakat tentang pertanian hidroponik sebagai
alternatif yang menarik untuk bertani.
2. Mengetahui manfaat yang dihasilkan dari penyuluhan pertanian
hidroponik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyuluhan Pertanian

Pengertian penyuluhan dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006


dijelaskan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dalam mengakses informasi informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
lingkungan hidup.
4

B.Peranan Penyuluh Pertanian


Penyuluh pertanian menurut Wardani dan Anwarudin (2018) memiliki
peranan sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan konsultan.
Penyuluh pertanian memiliki tugas melakukan pembinaan terhadap petani
termasuk calon petani. Pembinaan ini bertujuan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani muda kearah yang lebih baik.

C. Pertanian Hidroponik
Hidroponik merupakan satu diantara alternatif sistem bercocok tanam.
Menurut Rosliani dan Sumarni (2005), hidroponik adalah sistem
penanaman tanaman tanpa menggunakan media tanam tanah dan
menggunakan larutan nutrisi yang mengandung garam organik untuk
menumbuhkan perakaran yang ideal.

Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan


keluar/kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar,
maupun fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal penyuluh
memfasilitasi dalam hal kemitraan usaha, akses ke pasar, permodalan
dan sebagainya.
2. Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani
tahu, mau dan mampu. Peran penyuluh sebagai motivator terhadap
pengembangan kelompok tani sebagian besar dalam kategori tinggi, hal
ini karena menurut petani penyuluh sudah memotivasi petani dalam
mengembangkan usahatani maupun kelompok taninya. Peran penyuluh
sebagai motivator membantu petani dalam mendapatkan informasi
tentang bagaimana cara mengolah hasil hasil produksinya, memberikan
arahan bagaimana cara mengolah lahan yang baik, cara menggunakan
teknologi, cara bagaimana meningkatkan nilai
tambah dari hasil produksi, serta memberikan contoh dan memotivasi
petani tentang cara bertani yang baik.
5

3. Penyuluh sebagai organisator, yang selalu menumbuhkan dan


mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas
belajar-mengajar, wahana kerjasama dan sebagai unit produksi.Peran
penyuluh
sebagai organisator bukan hanya terbatas pada pembentukan kelompok
tani
akan tetapi juga ikut membantu mengorganisasikan tugas dan peran
masing-
masing anggota kelompok sehingga petani dapat mengelola dan
mengembangkan kelompok taninya.
Menurut Rasyid (2001) belum optimalnya peranan penyuluhpertanian
dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani terhadap
penyuluhan pertanian sebagai akibat rendahnya mutu pelayanan
penyuluhpertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya sistem
pendanaan sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja
penyuluhan pertanian dalam menjalankan tugas dan fungsinya

B. Pertanian hidroponik

Menyediakan kebun hidroponik sebagai sarana pembelajaran


adalah langkah yang sangat bermanfaat untuk penyuluh pertanian. Kebun
hidroponik adalah tempat praktis di mana masyarakat dapat melihat dan
belajar tentang pertanian hidroponik secara langsung. Berikut beberapa
alasan mengapa penyuluh pertanian perlu memiliki kebun hidroponik
sebagai sarana pembelajaran:

1. Pendekatan Praktis: Kebun hidroponik memberikan pendekatan praktis


dalam pembelajaran. Petani dan peserta pelatihan dapat melihat
6

sendiri bagaimana pertanian hidroponik berfungsi, mulai dari persiapan


media tumbuh hingga perawatan tanaman.

Pengalaman Langsung: Kebun hidroponik memungkinkan petani


untuk mengalami proses pertanian hidroponik secara langsung. Mereka
dapat berinteraksi dengan tanaman, mengamati pertumbuhan mereka,
dan merasakan manfaatnya secara langsung.

Demonstrasi Teknik: Kebun hidroponik dapat digunakan untuk


mendemonstrasikan teknik-teknik penting dalam pertanian hidroponik,
seperti cara menanam tanaman, mencampur larutan nutrisi, mengukur
pH, dan menjaga kondisi lingkungan yang optimal.

Pelatihan Keterampilan: Dengan kebun hidroponik, penyuluh dapat


memberikan pelatihan praktis tentang keterampilan pertanian hidroponik,
termasuk pemeliharaan tanaman, pengendalian hama, dan pemanenan.

Edukasi Masyarakat: Kebun hidroponik juga dapat digunakan untuk


mengedukasi masyarakat setempat tentang pentingnya pertanian
berkelanjutan, manfaat hidroponik, dan praktik pertanian yang ramah
lingkungan.

Pengujian Varietas Tanaman: Kebun hidroponik dapat digunakan


untuk menguji berbagai varietas tanaman dan melihat bagaimana mereka
berkinerja dalam lingkungan hidroponik. Ini dapat membantu petani dalam
memilih varietas yang sesuai untuk budidaya mereka.
7

Eksperimen dan Penelitian: Kebun hidroponik dapat digunakan


sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dan penelitian dalam
pengembangan teknik hidroponik yang lebih baik. Ini dapat membantu
inovasi dalam pertanian hidroponik.

Pertukaran Pengetahuan: Kebun hidroponik dapat menjadi tempat


pertukaran pengetahuan antara penyuluh, petani, dan peserta pelatihan.
Ini adalah tempat di mana pengalaman dan ide dapat dibagikan.

Inspirasi: Melihat keberhasilan tanaman dalam kebun hidroponik


dapat menginspirasi petani dan peserta pelatihan untuk mencoba
pertanian hidroponik di lahan mereka sendiri.

Pendampingan: Penyuluh pertanian dapat memberikan


pendampingan langsung kepada petani dalam pengembangan dan
pemeliharaan kebun hidroponik mereka sendiri, sehingga memastikan
keberlanjutan praktik hidroponik.

Kebun hidroponik dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam


mengenalkan, mendemonstrasikan, dan mengajarkan praktik pertanian
hidroponik kepada petani dan masyarakat. Ini memungkinkan mereka
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang potensi
pertanian hidroponik dan bagaimana menggunakannya untuk
meningkatkan hasil pertanian serta kesejahteraan mereka.
8

Menggugah minat masyarakat untuk menggeluti pertanian sistem


hidroponik memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan keteledanan
penyuluh, penyediaan akses ke sumber daya dan pengetahuan yang
diperlukan, serta dengan menunjukkan manfaat nyata dari hidroponik
sehingga dapat menginspirasi masyarakat untuk terlibat dalam pertanian
yang inovatif dan berkelanjutan.

Membangun pertanian, selain faktor-faktor produksi seperti benih


unggul, pupuk, irigasi dan alat mesin pertanian, penyuluhan memberikan
kontribusi yang

yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan pertanian

untuk dalam rangka meningkatkan Pengenalan pertanian sistem


hidroponik dapat menjadi langkah yang baik dalam rangka menarik minat
masyarakat untuk menggeluti pertanian melalui budidaya tanaman system
hidroponikpertanian sistem hidroponik dapat menjadi langkah yang baik
dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan meningkatkan
kemandirian pangan di masyarakat. Berikut adalah beberapa cara untuk
menciptakan minat dalam pertanian sistem hidroponik:

Ini dapat mencakup upaya untuk meningkatkan akses petani


terhadap sumber daya, pelatihan pertanian, bantuan keuangan, dan
perubahan kebijakan yang mendukung sektor pertanian. Dengan
demikian, ketahanan pangan nasional dapat ditingkatkan, dan negara
dapat lebih mampu mengatasi tantangan krisis pangan yang mungkin
terjadi.
9

Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam membantu


meregenerasi petani, terutama dalam konteks menghadapi berbagai
tantangan yang dihadapi oleh petani, seperti perubahan iklim, masalah
teknologi, dan manajemen usaha pertanian yang efisien. Berikut adalah
beberapa tugas penting yang dilakukan oleh penyuluh dalam
meregenerasi petani:

Memberikan Pengetahuan Teknis: Penyuluh bertugas memberikan


pengetahuan teknis yang diperlukan kepada petani. Mereka harus
menginformasikan petani tentang praktik pertanian terbaik, pemilihan
varietas tanaman yang sesuai, teknik pengolahan tanah, penggunaan
pupuk, manajemen hama dan penyakit, serta tindakan pencegahan
perubahan iklim.

Pelatihan dan Demonstrasi Lapangan: Penyuluh harus


mengorganisir pelatihan dan demonstrasi lapangan untuk mempraktikkan
konsep-konsep yang diajarkan kepada petani. Demonstrasi lapangan
membantu petani untuk memahami dan mengadopsi praktik-praktik
pertanian baru.

Mengidentifikasi Masalah Lokal: Penyuluh harus bekerja sama


dengan petani untuk mengidentifikasi masalah pertanian yang spesifik di
daerah mereka. Ini dapat mencakup masalah tanah, air, hama, atau
penyakit tertentu yang memengaruhi hasil panen.

Pengembangan Rencana Pertanian: Penyuluh dapat membantu


petani dalam merencanakan usaha pertanian mereka. Ini termasuk
10

merencanakan jenis tanaman yang akan ditanam, jadwal penanaman,


penggunaan pupuk, dan pengelolaan lahan secara efisien.

Pengenalan Teknologi Pertanian Baru: Penyuluh perlu


menginformasikan petani tentang perkembangan terbaru dalam teknologi
pertanian, termasuk penggunaan peralatan modern, teknologi irigasi yang
efisien, dan aplikasi pertanian berbasis teknologi (AgTech).

Pengelolaan Sumber Daya Alam: Penyuluh harus memberikan


pedoman kepada petani tentang pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan, seperti pemeliharaan kualitas tanah, penggunaan air yang
bijaksana, dan praktik-praktik pelestarian lingkungan.

Pemasaran Hasil Pertanian: Selain memandu dalam produksi


pertanian, penyuluh juga dapat membantu petani dalam pemasaran hasil
pertanian mereka. Ini mencakup pengetahuan tentang harga pasar, jalur
distribusi, dan cara mengelola bisnis pertanian mereka.

Advokasi dan Dukungan Keuangan: Penyuluh dapat membantu


petani mengakses dukungan keuangan seperti kredit pertanian dan
program bantuan pemerintah. Mereka juga dapat berperan sebagai
advokat untuk kepentingan petani dalam hal kebijakan pertanian.

Mengatasi Perubahan Iklim: Dalam menghadapi perubahan iklim,


penyuluh dapat membantu petani dalam mengembangkan strategi
adaptasi dan mitigasi. Mereka dapat memberikan informasi tentang cara
mengurangi dampak perubahan iklim pada pertanian.
11

Mendorong Kolaborasi: Penyuluh dapat memfasilitasi kolaborasi


antara petani, kelompok pertanian, dan lembaga pemerintah atau swasta
lainnya untuk memaksimalkan potensi pertanian dan meningkatkan daya
saing.

Penyuluh pertanian memainkan peran penting dalam mendukung


pertanian yang berkelanjutan dan berkontribusi pada kesejahteraan petani
serta ketahanan pangan nasional. Melalui pendekatan yang komprehensif
dan pendampingan yang berkelanjutan, penyuluh dapat membantu petani
untuk meningkatkan produksi, mengurangi kerentanan mereka terhadap
risiko, dan memperbaiki kondisi ekonomi mereka.

memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan di


Kalimantan Barat. Krisis petani dapat merusak ketahanan pangan dalam
beberapa cara berikut:

penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian memiliki dampak


yang signifikan terhadap ketahanan pangan di Kalimantan Barat. Krisis
petani dapat merusak ketahanan pangan dalam beberapa cara berikut:

Penurunan Produksi Pangan: Krisis petani dapat mengakibatkan


penurunan produksi pangan karena petani kesulitan dalam mengelola
usaha pertanian mereka. Penurunan produksi ini dapat menyebabkan
ketersediaan makanan yang lebih sedikit di pasar dan mengakibatkan
lonjakan harga.

Kenaikan Harga Pangan: Jika petani mengalami kesulitan dalam


memproduksi hasil pertanian mereka, maka pasokan makanan akan
berkurang. Ketersediaan yang berkurang ini dapat menyebabkan
12

kenaikan harga pangan, yang pada gilirannya dapat membuat makanan


menjadi lebih mahal bagi konsumen.

Kerentanan terhadap Krisis Pangan: Negara yang bergantung pada


produksi pertanian lokal untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional
menjadi lebih rentan terhadap krisis pangan. Jika produksi pertanian
terganggu, negara tersebut mungkin harus mengimpor lebih banyak
makanan, yang dapat meningkatkan ketergantungan pada pasar
internasional dan memperbesar risiko krisis pangan global.

Kurangnya Akses Pangan: Krisis petani juga dapat mempengaruhi


akses individu terhadap makanan. Petani yang mengalami krisis mungkin
kesulitan untuk menyediakan makanan bagi keluarga mereka sendiri, dan
ini dapat menyebabkan kelaparan dan malnutrisi di tingkat rumah tangga.

Pertumbuhan Ekonomi yang Terhambat: Pertanian merupakan


bagian penting dari ekonomi banyak negara, terutama di negara-negara
berkembang. Krisis petani dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
negara karena berdampak pada pendapatan petani dan sektor pertanian
secara keseluruhan.

Stabilitas Sosial dan Politik: Ketika petani menghadapi kesulitan


ekonomi yang serius, ini dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan
politik di negara tersebut. Unrest sosial atau pergerakan petani untuk
menuntut hak-hak mereka bisa muncul sebagai akibat dari krisis petani.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku


kepentingan terkait untuk mengatasi krisis petani dan mendukung
13

pertanian yang berkelanjutan. Ini dapat mencakup upaya untuk


meningkatkan akses petani terhadap sumber daya, pelatihan pertanian,
bantuan keuangan, dan perubahan kebijakan yang mendukung sektor
pertanian. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional dapat
ditingkatkan, dan negara dapat lebih mampu mengatasi tantangan krisis
pangan yang mungkin terjadi.

Selain

rumahproduksi padi kurun waktu 10 tahun terakhir.

Saat ini, Ancaman krisis pangan di Indonesia bukan sekedar


dugaan tanpa dasar. Berdasarkan kajian

Saat ini penyuluhan pertanian memiliki peranan yang sangat


strategis karena penyuluh sebagai jembatan komunikasi antara
pemerintah dengan petani terutama dalam mensukseskan program upaya
khusus swasembada padi, jagung dan kedelai atau yang lebih dikenal
dengan Program Upsus Pajale yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga)
tahun yaitu mulai tahun 2015 sampai dengan 2017. Strategi pencapaian
swasembada berkelanjutan tersebut ditempuh dengan cara peningkatan
14

produktivitas, perluasan areal tanam dan peningkatan indek pertanaman.


Keberhasilan program upsus pajale khususnya komoditas jagung
bergantung sejauhmana keterlibatan para penyuluh pertanian di lapangan.

Komoditas jagung mempunyai kegunaan yang sangat strategis,


baik dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai
penggerak roda ekonomi nasional. Jagung digunakan bahan sebagai
pangan, pakan dan bahan bakar alternatif (biofuel). Permintaan jagung
baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam
lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan
terus bertambahnya jumlah penduduk. Menurut Kementerian Pertanian
(2015) diperkirakan kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak,
konsumsi langsung, bahan baku industri dan kebutuhan untuk benih akan
mencapai lebih kurang 22 juta ton. Rancangan neraca produksi dan
kebutuhan jagung nasional pada tahun 2015 dapat dijelaskan dalam tabel
berikut :

Tabel 1.1. Neraca Produksi terhadap Kebutuhan Jagung Nasional


Tahun 2015

No Tahun
Uraian
. 2014 2015
1. Produksi Jagung (ton)* 19.127.409 20.313.731
2 Kebutuhan (ton) : 19.974.076 22.097.677
a. Konsumsi Langsung (ton) 416.072 421.512
b. Kebutuhan Untuk Pakan (ton) 12.238.472 13.707.089
- Industri Pakan 7.649.045 8.566.930
- Peternak Lokal (self mixing)*2) 4.589.427 5.140.158
c. Bahan Baku Industri (ton) 7.221.076 7.908.135
- Industri Pangan *3) 4.438.745 4.861.076
15

- Indusri Non Pangan dan Non 2.782.331 3.047.060


Pakan*4)
d. Kebutuhan Benih (ton) 57.382 60.941
3 Neraca (1-2) (846.667) (1.783.946)
4 Impor Jagung (ton)*5) 2.700.000 1.783.946
5 Expor Jagung (ton) -
Neraca ( (3+4)-5) 1.853.333 -
6 Jumlah Penduduk (Jiwa) 252.164.800 255.461.700
7 Tingkat Konsumsi kg/kapita/tahun 1,65 1,65
(Susenas,2013)
Keterangan:
1. Produksi 2014 berdasarkan ARAM II BPS
2. Estimasi dari Asosiasi Peternak Lokal Indonesia bahwa self mixing 60%
dari kebutuhan industri pakan
3. Estimasi kebutuhan industri pangan sebesar 23,93% dari total produksi
(sumber: KADIN, 2014)
4. Estimasi kebutuhan indusri non pangan dan non pakan 15% dari total
produksi (sumber: KADIN, 2014)
5. Angka Sementara dari Direktorat Pakan Ternak, Ditjen Nakeswan per
tanggal 4 September 2014 impor sudah mencapai 2.013.707 ton.
6. Konsumsi langsung merupakan perkalian jumlah penduduk dengan
tingkat konsumsi jagung berdasarkan Susenas BPS.
Sumber: Pedoman Pelaksanaan GP-PTT Jagung Tahun 2015

Tabel diatas menjelaskan adanya peningkatan kebutuhan jagung

nasional dari tahun ke tahun, kebutuhan jagung untuk konsumsi langsung

tahun 2014 sebesar adalah 416.071 ton dan kebutuhan jagung untuk

konsumsi langsung tahun 2015 meningkat 1,3 persen yaitu sebesar

421.512 ton. Peningkatan konsumsi masyarakat terhadap unggas serta

produk turunannya dan didukung daya beli masyarakat yang semakin

tinggi menyebabkan industri pabrik pakan terus tumbuh dengan pesat.

Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pabrik pakan tahun 2014

sebesar 7.649.045 ton dan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

8.566.930 ton.
16

Produk pangan, non pangan olahan berbahan baku jagung dan

kebutuhan benih juga menunjukkan peningkatan, dalam industri pangan

jagung digunakan sebagai bahan baku untuk industri pati jagung/corn

starch, industri tepung jagung, industri minyak goreng, industri fermentasi,

industri polimerasi, industri pati termodifikasi, dan industri

pemanis/sweetener. Kedepannya diperkirakan permintaan terhadap

komoditas jagung akan terus meningkat seiring dengan pertambahan

jumlah penduduk dan kemampuan daya beli masyarakat.

Kondisi saat ini, produksi nasional belum mampu untuk memenuhi


kebutuhan tersebut, sehingga pada tahun 2014 perlu dilakukan impor
sebesar 2,7 juta ton dan proyeksi impor tahun 2015 sebesar 1,78 juta ton.
Berdasarkan data tersebut diatas perlunya dilakukan upaya khusus dalam
meningkatkan produksi jagung nasional dengan strategi perluasan areal
tanam, peningkatan produktivitas dan peningkatan indeks pertanaman
untuk mencukupi kebutuhan nasional dalam rangka mendukung
kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Melihat besarnya
kebutuhan nasional maka pengembangan komoditi jagung memiliki
prospek yang sangat baik dimasa yang akan datang.
Peningkatan kebutuhan jagung nasional tersebut, disikapi
Kementerian Pertanian dengan menetapkan sasaran produksi jagung
untuk tahun 2015-2019 sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.2. Sasaran
produksi tahun 2015 ditetapkan sebesar 20,3 juta ton, untuk tahun
selanjutnya (2015-2019) sasaran produksi ditetapkan meningkat sebesar
tiga sampai dengan lima persen per tahun. Penetapan sasaran produksi
dilandasi kebutuhan nasional yang mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun.
Tabel 1.2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Jagung Periode 2015-2019

Luas Luas
Tahu Produktivita Produksi Pertumbuha
Tanam Panen
n s (Kw/Ha) (Ton) n (%)
(Ha) (Ha)
2015 4.243.51 4.031.33 20.313.73
4 8 50,39 1 -
2016 4.317.69 4.101.81 21.329.41
6 1 52,00 8 5,00
17

2017 4.369.41 4.150.94 22.000.00


4 3 53,00 0 3,14
2018 4.502.92 4.277.77 23.100.00
4 8 54,00 0 5,00
2019 4.650.71 4.418.18 24.300.00
8 2 55,00 0 5,19
Sumber: Pedoman Pelaksanaan GP-PTT Jagung Tahun 2015

Kalimantan Barat yang memiliki lahan potensial yang cukup luas


untuk pengembangan jagung termasuk pengembangan agribisnis jagung
di lahan gambut. Sehubungan dengan kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan produksi jagung secara nasional, sehingga diperlukan
upaya peningkatan produksi melalui perluasan areal tanam, peningkatan
produktivitas dan peningkatan indeks pertanaman. Luas penyebaran
gambut Kalimantan Barat sekitar 1,73 juta ha (8,49 %) dari luas
gambut di Indonesia, dibanding luas Kalimantan Barat sekitar 14.680.700
ha, maka luas lahan gambut di Kalimantan Barat adalah 11,79 %
Wahyunto, S. et.al., dalam (Suswati, et al., 2011).
Kabupaten Kubu Raya satu diantara kabupaten yang ada di
Kalimantan Barat dengan luas wilayah mencapai 6.985,24 km 2 merupakan
salah satu sentra penghasil komoditas jagung di Kalimantan Barat.
Sebagian besar komoditas jagung di Kabupaten Kubu Raya diusahakan di
lahan gambut yang memiliki karakteristik sifat fisik dan kimiawi tanah yang
spesifik. Aplikasi teknologi spesifik lokasi lahan gambut harus
mempertimbangkan dan memperhatikan sifat fisik dan kimiawi sebelum
lahan gambut dimanfaatkan untuk budidaya jagung. Sifat fisik tersebut
antara lain adalah ketebalan dan kematangan tanah gambut, berat jenis
(bulk density), penurunan permukaan lapisan tanah gambut (subsidence)
dan sifat kering tak balik (irreversible drying) (Suswati, et al., 2011).
Sedangkan sifat kimiawi tanah tidak kalah penting dalam berkaitan
dengan kondisi pH tanah gambut yang relatif rendah (pH < 3,5). Jika
pembukaan lahan gambut untuk tanaman jagung tidak mengindahkan
sifat fisik dan kimiawi tanah maka kemungkinan besar akan mengalami
kegagalan.
Kondisi saat ini, berdasarkan Kalimantan Barat Dalam Angka
Tahun 2015, produksi jagung Kabupaten Kubu Raya sebesar 11.588 ton
jagung pipil kering atau sebesar 8,55 persen dari total produksi jagung
Kalimantan Barat sebesar 135.461 ton, sedangkan kontribusi terbesar
diberikan oleh Kabupaten Bengkayang yaitu sebesar 103.857 ton jagung
pipil kering atau sebesar 76,66 persen. Ditinjau dari produktivitas,
Kabupaten Kubu Raya hanya sebesar 29,10 kw/ha sedangkan Kabupaten
Bengkayang sebesar 40,51 kw/ha, ha ini menunjukkan adanya kendala
18

dalam pengembangan agribisnis jagung khususnya subsistem produksi


seperti penerapan teknologi spesifik lokasi, Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.3. Produktivitas dan Luas Panen Tanaman Jagung Pipil


di Kalimantan Barat Tahun 2014

Luas Panen Produksi Produktivitas


No. Kabupaten/Kota
(Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1 Kab. Sambas 211 382 18.11
2 Kab. Bengkayang 25.640 103.857 40.51
3 Kab. Landak 1.929 6.764 35.06
4 Kab. Pontianak 508 1.384 27.24
5 Kab. Sanggau 1.829 3.635 19.87
6 Kab. Ketapang 218 493 22.61
7 Kab. Sintang 1.780 5.499 30.89
8 Kab. Kapuas Hulu 255 339 13.30
9 Kab. Sekadau 94 196 20.85
10 Kab. Melawi 103 197 19.14
11 Kab. Kayong Utara 34 60 17.69
12 Kab. Kubu Raya 3.982 11.588 29.10
13 Kota Pontianak 35 52 14.75
14 Kota Singkawang 205 1.016 49.56
Kalimantan Barat 36.823 135.461 36,79
Sumber: Kalimantan Barat Dalam Angka Tahun 2015
19

Usahatani jagung merupakan salah satu usahatani yang penting


dalam perekonomian di Kabupaten Kubu Raya, karena usahatani ini juga
merupakan satu diantara penyedia utama pendapatan dan lapangan kerja
bagi sebagian penduduk Kabupaten Kubu Raya. Statistik Perkembangan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kubu Raya tahun 2015
menunjukkan produktivitas tanaman jagung sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 terhitung rendah bila disandingkan dengan
produktivitas Kalimantan Barat dan produktivitas nasional seperti terlihat
dalam tabel 1.4 sebagai berikut :

Tabel 1.4. Produktivitas dan Luas Panen Tanaman Jagung Pipil di


Kabupaten Kubu Raya, Produktivitas Kalimantan Barat
dan Produktivitas Nasional Tahun 2010 - 2014

Kabupaten Kubu Raya


Rata-rata Rata-rata
No Tahu Luas Produktivita Produktivita
Produktivita
. n Pane Produks s Kalbar s Nasional
s
n i (Ton) (Kw/Ha)*2) (Kw/Ha)*3)
(Kw/Ha)*1)
(Ha)
1 2010 4.752 13.786 29,01 40,39 44,36
2 2011 6.953 20.219 29,08 35,27 45,65
3 2012 7.135 20.784 29,13 38,11 48,99
4 2013 4.095 11.925 29,13 37,53 48,44
5 2014 3.982 11.588 29,10 36,79 49,59
Sumber: * 1)
Statistik Perkembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2015,
*2) Kalimantan Barat Dalam Angka 2015,
*3) Statistik Indonesia 2015.

Rendahnya produktivitas jagung di Kabupaten Kubu Raya tidak


terlepas dari kendala di subsistem produksi yaitu penerapan teknologi
budidaya jagung spesifik lokasi yang tidak optimal, diantaranya adalah :
(a) Persiapan lahan seadanya (b) belum menggunakan varietas unggul
baru dan benih bermutu; (c) pengaturan jarak tanam tidak teratur; (d)
pemupukan tidak dilakukan atau seadanya saja tergantung kemampuan;
(e) pengelolaan air tidak efisien; (f) pengendalian hama dan penyakit; (g)
penanganan panen dan pasca panen.
20

Rendahnya produktivitas usahatani jagung tersebut selain


dipengaruhi oleh subsistem produksi, diduga berhubungan dengan kinerja
penyuluh pertanian lapangan yang belum maksimal dalam penerapan
teknologi spesifik lokasi. Upaya penerapan teknologi budidaya jagung
spesifik lokasi dalam meningkatkan produktivitas di daerah ini diperlukan
penyuluh pertanian yang mampu merubah prilaku, keterampilan dan sikap
petani dalam mengelola usahataninya.
Menurut Suparta, (2001) yang dimaksud dengan penyuluhan
adalah jasa layanan dan informasi agribisnis yang dilakukan melalui
proses pendidikan non formal untuk petani dan pihak-pihak terkait yang
memerlukan, agar kemampuannya dapat berkembang secara dinamis
untuk menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan baik menguntungkan dan memuaskan. Diharapkan sasaran
penyuluhan akan meningkat kemampuannya secara dinamis untuk dapat
menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang dihadapinya. Sasaran
penyuluhan atau para pelaku sistem agribisnis juga diharapkan kreatif,
inovatif, berani dan bebas mengambil keputusan untuk memecahkan
segala persoalan yang dihadapinya dengan kekuatan dan kemampuan
yang ada pada dirinya serta prospek usahanya ke depan.
Data SIMPP (Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian
Kementerian Pertanian) Tahun 2016, terdapat 53 orang penyuluh PNS
dan 20 orang penyuluh THL-TB (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu)
yang tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Kubu Raya seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 1.5. Sebaran Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB
di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2016

Jumlah Penyuluh Pertanian


No Kecamatan Total
Desa PNS THL-TB
1 Batu Ampar 15 3 2 5
2 Kuala Mandor-b 10 3 2 5
3 Kubu 20 10 0 10
4 Rasau Jaya 6 4 2 6
5 Sungai 15
9 1 10
Ambawang
6 Sungai Kakap 13 12 2 14
7 Sungai Raya 20 8 5 13
8 Teluk Pakedai 14 3 1 4
9 Terentang 10 1 5 6
Jumlah 123 53 20 73
21

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kementrian


Pertanian

Tabel 1.5 menjelaskan bahwa jumlah desa yang ada di Kabupaten


Kubu Raya sebanyak 123 desa sedangkan jumlah penyuluh yang ada
hanya 73 orang, artinya jumlah penyuluh pertanian tidak berbanding lurus
dengan jumlah desa yang ada, padahal kebijakan Kementerian Pertanian
telah menetapkan satu desa satu penyuluh pertanian, sehingga di
Kabupaten Kubu Raya masih kekurangan 50 penyuluh pertanian
lapangan.
Penyuluh adalah komunikator pembangunan yang harus mampu
berperan ganda, yaitu menjadi guru, pembimbing, penasihat, pemberi
informasi, dan mitra petani. Penyuluh harus memiliki komunikasi dua arah,
yaitu mampu menyampaikan (berbicara dan menulis) juga mampu
menerima (mendengar dan membaca). Oleh karena itu, kualifikasi
seorang penyuluh sangat penting untuk diperhatikan. Keberadaan
penyuluh di suatu desa tidak menjamin dapat memberikan hasil yang
sama karena tergantung bagaimana penyuluh dapat memberikan layanan
terhadap petani dengan kualitas kinerja yang dihasilkan. Kepuasan
merupakan perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah
membandingkan antara pelayanan yang dipikirkan terhadap hasil yang
diharapkan. Jenis-jenis pelayanan penyuluhan pertanian yang dapat
memuaskan petani seperti jasa informasi pertanian, jasa penerapan
teknologi, jasa penumbuhan dan pembinaan kelembagaan petani, jasa
pembimbingan, jasa pelatihan/ kursus dan lain-lain.
Berdasarkan uraian yang telah paparkan diatas dan sesuai dengan
konsep agribisnis, dalam pengembangan agribisnis jagung terdapat
beberapa subsistem yang saling berkaitan untuk membentuk satu
kesatuan dalam sistem agribisnis. Subsistem tersebut adalah: (a).
Subsistem pengadaan sarana produksi; (b). Subsistem produksi; (c).
Subsistem Agroindustri; (d). Subsistem Pemasaran; (e). Subsistem
Pelayanan.
Pengadaan sarana produksi pertanian bukan merupakan kendala
dalam budidaya jagung di Kabupaten Kubu Raya, letak wilayah
Kabupaten Kubu Raya yang berbatasan langsung dengan Kota Pontianak
yang merupakan sentral penyediaan sarana produksi sangat terjangkau
bagi petani-petani yang ada di Kabupaten Kubu Raya. Disisi lain, yaitu
seiring dengan meningkatnya permintaan kebutuhan jagung secara
nasional maka pemasaran komoditi jagung bukan suatu kendala bagi
petani di Kabupaten Kubu Raya.
Pengembangan agribisnis jagung di Kabupaten Raya dalam upaya
peningkatan produktivitas masih terkendala dalam subsistem produksi
yaitu penerapan teknologi spesifik lokasi secara penuh dan utuh di tingkat
22

petani jagung yang dindikasikan dari produktivitas jagung yang rendah


hanya berkisar 29,10 kw/ha dan subsistem pelayanan yang diantaranya
adalah kinerja penyuluh pertanian lapangan, kualitas kinerja penyuluh
pertanian lapangan yang berfungsi sebagai transformasi teknologi akan
berdampak dalam penerapan teknologi budidaya jagung spesifik lokasi.
Oleh karena itu, penelitian tentang “Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Dalam Pengembangan Agribisnis Jagung Spesifik Lokasi di Kabupaten
Kubu Raya” sangat perlu untuk dilaksanakan.
1.2 Pembatasan Masalah

Luasnya ruang lingkup agribisnis dan keterkaitan antara subsistem


dalam sistem agribisnis mulai dari subsistem pengadaan sarana produksi,
subsistem produksi, subsistem agroindustri, subsistem pemasaran dan
subsistem pelayanan, serta mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya
maka penelitian ini dibatasi pada subsistem produksi dan subsistem
pelayanan yaitu kinerja penyuluh pertanian lapangan dalam
pengembangan agribisnis jagung spesifik lokasi.
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas dan


pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja penyuluh pertanian lapangan dalam

pengembangan agribisnis jagung spesifik lokasi di Kabupaten Kubu

Raya?

2. Bagaimanakah tingkat penerapan teknologi budidaya jagung spesifik

lokasi di Kabupaten Kubu Raya?

3. Bagaimanakah hubungan kinerja penyuluh pertanian dengan

penerapan teknologi budidaya jagung spesifik lokasi di Kabupaten

Kubu Raya?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,


penelitian ini bertujuan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kinerja penyuluh pertanian lapangan dalam
23

pengembangan agribisnis jagung spesifik lokasi di Kabupaten Kubu

Raya.

2. Mengetahui tingkat penerapan teknologi budidaya jagung spesifik

lokasi di Kabupaten Kubu Raya.

3. Mengetahui hubungan kinerja penyuluh pertanian lapangan dengan

tingkat penerapan teknologi budidaya jagung spesifik lokasi di

Kabupaten Kubu Raya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:
1. Bagi mahasiswa, agar dapat menambah pengetahuan tentang kinerja

penyuluh pertanian dalam penerapan teknologi budidaya jagung

spesifik lokasi di Kabupaten Kubu Raya.

2. Bagi penyuluh, dapat mengetahui kinerjanya selama ini sehingga

dapat melakukan evaluasi.

3. Bagi Pemerintah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

mengambil keputusan terkait kinerja penyuluh pertanian lapangan

dalam penerapan teknologi budidaya jagung spesifik lokasi di

Kabupaten Kubu Raya.


24

Saat ini, ketahanan pangan telah menjadi topik utama dalam


pembuatan regulasi pembangunan nasional. Hal tersebut dikarenakan
terdapat keterkaitan dengan hal yang mendasar, yaitu hak atas pangan
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2018 Tentang
Pangan.

Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) adalah


program kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan
International Fund For Agricultural Development (IFAD).

Peran penyuluh pertanian dalam menarik minat masyarakat untuk bertani


melalui melalui pertanian hidroponik

Peran penyuluh pertanian dalam implementasi slogan ayo bertani, petani


sejahtera melalui pertanian hidroponik

Permasalahan

Minat generasi muda untuk usaha di dunia pertanian semakin berkurang

Judul Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pertanian Hidroponik

(Implementasi Slogan Ayo bertani, Petani Sejahtera)

Cover

Kata Pengantar

Daftar isi

I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Permasalahan
25

C Tujuan

II Pembahasan

III Penutup

Daftar Pustaka

Kerangka konsep

Regenerasi petani

Peranan penyuluh

Pertanian hidroponik
26

Penyuluh pertanian memainkan peran penting dalam menarik minat


masyarakat untuk bertani melalui pertanian hidroponik. Berikut adalah
beberapa peran penyuluh pertanian dalam menarik minat masyarakat
untuk bertani melalui pertanian hidroponik

Memberikan penyuluhan tentang pertanian hidroponik: Penyuluh


pertanian memberikan penyuluhan tentang pertanian hidroponik kepada
masyarakat. Penyuluhan ini meliputi metode budidaya tanaman pertanian
modern dengan teknologi hidroponik dan vertikultur, pengenalan jiwa
kewirausahaan, dan pemahaman mengenai pertanian sistem hidroponik.

Membina dan mendampingi petani: Penyuluh pertanian membina dan


mendampingi petani dalam melakukan budidaya pertanian hidroponik. Hal
ini dilakukan agar petani dapat memahami dan menguasai teknik
budidaya pertanian hidroponik dengan baik.

Memberikan motivasi: Penyuluh pertanian memberikan motivasi kepada


masyarakat untuk memulai budidaya pertanian hidroponik. Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan informasi mengenai potensi
keuntungan yang dapat diperoleh dari budidaya pertanian hidroponik.

Memberikan bantuan teknis: Penyuluh pertanian memberikan bantuan


teknis kepada masyarakat dalam melakukan budidaya pertanian
hidroponik. Bantuan teknis ini meliputi pemilihan bibit, pemilihan media
tanam, pemilihan nutrisi, dan pemilihan alat dan mesin yang dibutuhkan.
27

Dengan peran penyuluh pertanian yang aktif, diharapkan masyarakat


dapat lebih tertarik untuk melakukan budidaya pertanian hidroponik. Hal
ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat serta
memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
28

Anda mungkin juga menyukai