Anda di halaman 1dari 28

POLA KERJA PETANI CABAI (Capsicum annum L) DI DESA BATUMIRAH

KECAMATAN BUMIJAWA KABUBATEN TEGAL

USULAN SKRIPSI

Oleh :

ABDILAH AWALUDIN
1804010053

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
HALAMAN PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

POLA KERJA PETANI CABAI (Capsicum annum L) DI DESA


BATUMIRAH KECAMATAN BUMIJAWA KABUBATEN TEGAL

Oleh :
ABDILAH AWALUDIN
1804010045

Diperiksa dan disetujui


Pada tanggal: .............................................

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyani Budiningsih, S.P,.M.P Dr. Pujiharto, S.P,.M.P


NIK. 2160120 NIK. 2160642

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan

Sulistyani Budiningsih. SP.MP.


NIK. 2160120
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar

masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat

penting baik perekonomian maupun dalam pemenuhan kebutuhan

pangan. Pembangunan pertanian di Indonesia memiliki peran dalam

perekonomian nasional. Dalam perkembangan ekonomi nasional, sektor

pertanian memiliki peran yang penting di bidang agribisnis dimana

kegiatanya meliputi produksi, pengolahan, pemasaran yang saling

berkaitan hingga mendukung ekonomi nasional (Soekartawi, 2010).

Pertanian merupakan kegiatan seseorang yang berhubungan

dengan proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan bahan-

bahan yang dibutuhkan oleh manusia yang berasal dari tumbuhan

meupun hewan yang didalamnya ada sebuah usaha untuk

memperbaharui, memperbanyak dan mempertimbangkan faktor

ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam

melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani. (Ken, 2015)

Ilmu usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang

bagaimana menggunakan sumberdaya yang efektif dan efisien sehingga

pendapatan yang diperoleh oleh petani yang berkemampuan lebih

tinggi. (Wanda, 2015), Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat

adalah jenis usaha tani yang sudah menjadi turun temurun dari zaman
dahulu, dalam usaha pertanian petani tidak hanya memproduksi satu

macam komoditas saja. Petani dapat menentukan kondisi lahanya

sehingga bisa memutuskan apakah lahan yang digarapnya akanditanam

sayur mayur atau bahan makanan pokok seperti beras dan jagung.

Sebagian besar besar kegiatan bercocok tanam sayuran bertujuan

sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

namun kegiatan bercocok tanam juga didukung oleh keadaan iklim dan

geografis di suatu tempat. Jadi terdapat hubungan erat antara hubungan

iklim denganproduksi pertanian (Winarto et al. 2013).

Petani menurut Hadiutomo (2012) adalah orang yang

melakukan kegiatan pada sektor pertanian baik pertanian kebun, ladang,

sawah, perikanan, dan lainya pada suatu lahan yang diusahan dengan

tujuan keuntungan ekonomi. Petani dapat dibedakan berdasarkan

bentuk kegiatannya yaitu petani pemilik penggarap, petani penyewa,

petani penyakap (penggarap), petani penggadai dan petani sebagai

buruh tani. Namun petani juga identik dengan masyarakat pedesaan,

pertanian yang berada di pedesaan memiliki jenis usaha tani yang

dilakukan seperti menanam bahan makanan pokok dan dan berbagai

macam sayuran seperti cabe, kubis, wortel, daun bawang. kentang,

tomat, dan lain-lain.

Kabupaten Tegal merupakan Kabupaten yang memiliki daerah

tanaman sayur dengan luas lahan pertanian 64. 475 Ha. Salah satunya

ada diKecamatan Bumijawa merupakan daerah penghasil sayuran di


Kabupaten Tegal dengan jenis sayuran yang sangat beragam. Berikut

adalah beberapa jenis sayuran yang disajikan pada Tabel sebagai

berikut:

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Produksi Sayuran di Bumijawa


Tahun 2021
No Nama Sayur Jumlah panen/tahun
1. Bawang Merah 2.621 ton
2. Cabai Besar 12,098 ton
3. Cabai Rawit 20.292 ton
4. Kentang 44,270 ton
5. Kubis 41.266 ton
6. Tomat 47.234 ton
7. Bawang Putih 340 ton
8. Sawi / Petsai 3841 ton
sumber: Bps Kabupaten Tegal 2021

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa Bumijawa merupakan

daerah sayur yang cukup besar yang berada di Kabupaten Tegal. Salah

satu penghasil sayuran berada di Desa Batumirah. Luas lahan yang

digarap petani akan menentukan besar kecilnya pendapatan yang petani

akan peroleh. Secara garis besar terdapat 3 jenis petani yang berada di

Desa Batumirah yaitu petani pemilik lahan, petani penggarap, dan buruh

tani.

Desa Batumirah merupakan Desa penghasil sayur yang ada di

Kecamatan Bumijawa. Mayoritas penduduk di Desa Batumirah bekerja

sebagai seorang petani. Jumlah kelompok tani yang ada di Desa

Batumirah sebanyak 5 kelompok tani seperti data yang disajikan pada

Tabel 2 sebagai berikut


Tabel 2. Jumlah Kelompok Tani di Desa Batumirah

No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota


1. Gemah Ripah 42
2. Ngudi Rahayu 56
3. Subur Makmur 35
4. Serbaguna Alami 37
5. Barokah lestari 31
Sumber : Data Primer Diolah 2022

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah anggota kelompok

tani paling banyak anggotanya yaitu Ngudi Rahayu sebanyak 56 orang

petani . Petani di Desa Batumirah yang memiliki lahan pertanian akan

memanfaatkanya guna untuk memenuhi sumber kehidupanya dan

dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk petani penggarap dan

buruh tani. Petani yang ada di Desa Batumirah mengelola lahan

pertanian tidak hanya ditanami oleh sayur-mayur akan tetapi mereka

juga mengelola kebun kopi milik perhutani yang dibantu oleh

kelompok tani yang ada di Desa Batumirah.

Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat pembahasan yang cukup

menarik untuk mengetahui Pola Kerja Petani Cabai (Capsicum annum

L) di Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan

masalahdalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil petani cabai di Desa Batumirah

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

2. Bagaimana pola kerja petani cabai di Desa Batumirah


Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

3. Hambatan dalam proses kerja petani cabai di Desa

Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten tegal

C. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan penelitian yang dilakukan

yaitudiantaranya sebagai berikut:

1. Mengetahui profil petani cabai di Desa Batumirah Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal

2. Mengetahui pola kerja petani cabai di Desa Batumirah Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal

3. Mengetahui hambatan yang terjadi saat proses kerja petani cabai

di Desa Batumirah Kecamatan Tegal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian dan untuk

mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh

pendidikan di UniversitasMuhammadiyah Purwokerto.

2. Bagi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

petani cabai di Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal sebagai bahan kajian sekaligus dapat mengembangkan pola

kerja petani cabai


3. Bagi pembaca

Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan menjadi sumber

informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat

menambahreferensi bagi masyarakat pada umumnya.

E. Pembatasan Masalah dan Asumsi

a. Penelitian ini dilakukan di Desa Batumirah KecamatanBumijawa

Kabupaten Tegal

b. Responden pada penelitian ini adalah petani pemilik lahan, petani

penggarap lahan, buruh tani.

c. Responden pola kerja pada petani dapat memberikan gambaran

pola kerja yang terjadi

d. Penelitian dilakukan pada bulan Juni samapi dengan November 2022


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Petani

Petani merupakan orang yang pekerjaanya bercocok tanam. Ada

sebutan petani yang dapat dikemukakan. Diantaranya yaitu Petani

berdasi yaitu pemilik sawah (kebun) yang tidak pernah mengerjakan

sendiri tanahnya. Petani gurem ialah petani kecil (biasa memiliki lahan

kurang dari0,25 ha)

Menurut KBBI merupakan petani berasal dari kata tani. Tani

mempunyai arti yaitu mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam,

mata pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-

menanam. Bertani yaitu bercocok tanam mengusahakan tanah dengan

tanam-menanam.

Menurut Sukino (2013) pengertian petani adalah seseorang

yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara

melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman seperti padi, bunga, buah dan lain lain, dengan

harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di

gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain

B. Profil Petani

Profil merupakan suatu gambaran nyata tentang keadaan fisik

maupunnonfisik dari suatu objek. Petani adalah pelaku usahatani yang

mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan


kuantitas produksi.Sehingga dapat dikatakan kualitas dan kuantitas hasil

pertanian dipengaruhioleh pemikiran pelaku usahatani tersebut, yaitu

petani.

Pada proses usahatani, petani menggunakan pengalaman,

wawasan, dan ketrampilan yang dikuasainya.kemampuan ini dapat

diukur dari profil petani yaitu umur,tingkat pendidikan, dan pengalaman

bertani. Menurut (Wanda dkk, 2015) mengemukakan bahwa sejumlah

faktor termasuk umur, tingkat pendidikan, dan tanggungan keluarga

berdampak pada tenaga kerja

1. Umur

Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan

kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Petani yang tergolong

usia produktif mempunyai semangat kerja yang tinggi untuk mengelola

lahan usahataninya dan ditunjung oleh pengalaman dalam berusahatani

yang telah diguluti sejak lama, sehingga masih berpotensi untuk

mengembangkan usahatani, (Suripatty, 2011). Selama masih dalam usia

produktif, semakin tinggi umur seseorang, semakin besar tanggung

jawabnya yang ditanggung, meskipun pada titik tertentu penawaran akan

menurun seiring dengan usia yang makin bertambah pulsa, (Febriyastuti,

dkk, 2013).

Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman

sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya, Namun disisi lain

semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga sehingga

semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun

dari luar keluarga, (Suratiyah, 2006)


2. Tingkat Pendidikan Petani cabai

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membuka

wawasan seseorang akan hal yang baru, menentukan strategi, dan

keterbukaan, tidak terkecuali dalam berusahatani sayuran.

Pentingnya pendidikan seorang petani dapat meningkatkan kualitas

petani. Pendidikan sangat penting dalam pembangunan pertanian

sehingga semua lapisan masyarakat sangat dituntut untuk

menempuh pendidikansetinggi mungkin. Dengan pendidikan yang

baik masyarakat sudah mempunyai keterampilan yang diperoleh

guna untuk mempersiapkan sebagi tenaga kerja dan warga negara

yang baik (Siswoyo, 2011)

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga merupakan indikasi dalam

menentukan miskin atau tidaknya suatu rumah tangga. Semakin

besar jumlah anggota rumah tangga berarti semakin besar jumlah

tanggungan dan akan semakin besar pendapatan yang dikeluarkan

untuk biaya hidup. Jumlah tanggungan dalam rumah tangga (baik

anak-anak, anggota usia produktif yang tidak bekerja dan lansia)

kemungkinan akan menurunkan kesejahteraan dalam rumah

tangga dan pada akhirnya terjadi kemiskinan rumah tangga.

Tanggungan keluarga merupakan faktor seorang petani bekerja

lebih giat untuk memenihi kebutuhan yang mereka tanggung.

Semakin banyak tanggungan yang mereka bebani semakin keras


juga seorang petani bekerja. Yang termasuk jumlah anggota

keluarga adalah seluruh jumlah anggota keluarga rumah tangga

yang tinggal dan makan dari satu dapur dengan kelompokpenduduk

yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja (Ide Bagus,

2003)

4. Luas Lahan

Menurut Suratiyah (2006) pertanian sebagai kegiatan manusia

dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis

tanaman yang termasuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan

dan tanaman pangan maupun tanaman non-pangan serta digunakan

untuk memelihara ternak maupun ikan.

Dengan berbagai tujuan dan alasan mengapa lahan dibuka dan

diusahakan oleh manusia. Apabila pertanian dianggap sebagai

sumber kehidupan lapangan kerja. Pertanian dapat mengandung dua

arti yaitu dalam arti sempit atau sehari- hari diartikan sebagai

kegiatan cocok tanam dan dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan

yang menyangkut proses produksi menghasilkan bahan-bahan

kebutuhan manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun

hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui,

memperbanyak (reproduksi) dan mempertimbangkan faktor

ekonomis (Lestari, 2017)

Menurut Syamsul Rahman (2018) lahan merupakan suatu

bidang yangdimanfaatkan oleh petani untuk bercocok tanam dalam


usaha pertanianya. Lahan juga dikategorikan suatu unsur usahatani

yang mempunyai kedudukan yang paling penting dalam usahatani.

Kedudukan penting dari lahan yaitu sebagai faktor produksi yang

berkaitan dengan kepemilikan dan pemanfaatan suatu lahan sebagai

tempat dimana proses produksi berlangsung

Luas lahan pertanian dapat mempengaruhi efisien atau tidak

efisiennya suatu usaha pertanian. Luas penguasaan terhadap lahan

pertanian merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam proses

produksi maupun usaha pertanian. Dalam suatu perkebunan,

penggunaan masukan akan semakin efisien bila lahan yang

digunakan semakin luas dan dapat meningkatkan pendapatan

petani. Sebaliknya semakin sempit lahan yang digunakan petani,

maka semakin tidak efisien juga usaha tani yang dilakukan dan

juga akan mempengaruhipendapatan (Daniel, 2002)

5. Modal Petani

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah

modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal mempunyai

hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha

yang telah didirikan. Modal secara harfiah mempunyai arti yaitu

segalasesuatu hasil karya pemikiran manusia baik secara fisik dan

non fisik yang digunakan untuk kegiatan ekonomi atau produksi

agar mencapai tujuan yang lebih baik (efektif dan efisien).

Sedangkan modal juga mempunyai arti yaitu hasil produksi yang


digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya (Silvina,

2012)

Modal merupakan faktor terpenting dalam usaha tani yang

mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau

output, secara makro modal merupakan faktor pendorong besar

untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses

produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu

mendorong kenaikan produktivitas dan output (Umar, 2000).

Modal sangat diperlukan oleh seorang petani untuk

menciptakan, memelihara, memperluas dan meningkatkan efisiensi

usaha tani. Perlunya mengetahui seberapa besar modal yang harus

digunakan dan bagaimana penggunaan modal yang terbatas

diantara berbagai penggunaan potensialnya (Haryanto, 2009).

6. Produksi

Hasil produksi fisik, yang diperoleh petani dari hasil usahatani,

dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per hektar

permusim(khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan). Produksi

tersebut juga dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan

kegiatan yang terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan

usaha tani maupun usaha lainnya. (Astuti, 2013)

7. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,


mempromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat

memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan (Stanton,

2013)

Pemasaran pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual

produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan

mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran pertanian dapat

mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen

kepada konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu

sendiri.

8. Pendapatan Petani

Pendapatan merupakan salah satu faktor ekonomi yang

dikategorikan mempunyai peranan penting bagi para petani.Tingkat

pendapatan seorang petani adalah modal bagi para petani tersebut

dalam melakukan usaha tani. Tingkat pendapatan petani tersebut

dapatmenunjukkan kemampuan bagi para petani dalam mengelola

usaha taninya (N. Gregoy Mankiw, 2006).

Pendapatan merupakan salah satu faktor untuk mengukur tingkat

kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan

masyarakat ini mengambarkan kemajuan ekonomi suatu

masyarakat. Sedangkan pendapatan individu adalah pendapatan

yang diterima dalam perekonomian dari pembayaran atas

penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari


sumber lain (Sukirno, 2000).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan merupakan penghasilan

yang diterima oleh seseorang atas prestasi kerjanya selama satu

periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan.

Jadi pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan

dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan,

tingkat pendapatan perjam yang diterima.

C. Pola Kerja Tani

1. Jenis Kerja

Masyarakat pedesaan pada umumnya yang bekerja di sektor

pertanian terbagi dalam beberapa macam yaitu petani pemilik,

petani penggarap, dan buruh tani. Masyarakat pedesaan ditentukan

oleh kondisi fisik dan sosialnya, seperti adanya petani individu,

pemilik tanah, buruh tani, pemaro, penyewadan (Soelaeman. 2006).

a. Pemilik lahan

Petani pemilik lahan merupakan petani yang memiliki

suatulahn pertanianya sendiri, petani pemilik lahan bebas

menentukan apakah lahanya akan digarap sendiri atau

memberikanlahan pertanianya di garap oleh orang lain.

b. Petani penggarap

Petani penggarap merupakan petani yang menggarap

lahan pertanian orang lain dan saat musim panen antara petani

penggarapdan petani pemilik lahan mereka membagi hasil dari


lahanya. Sistem bagi hasil merupakan hubungan ekonomi sosial

dimana si pemilik tanah mempercayakan tanahnya untuk

digarap orang lain dengan persyaratan yang disetujui kedua

belah bihak tanpa memberatkan satu pihak saja (Raharjo, 2004).

c. Buruh tani

Buruh merupakan seseorang yang mempunyai pekerjaan

dalam bidang pertanian. Tetapi tidak ikut dalam menanggung

resikoterhadap hasil panen. Buruh bekerja hanya memberikan

jasa pada saat proses produksi mulai dari awal hingga masa

panen dengan tujuan mendapatkan imbalan terhadap jasa

kerjanya (Raharjo, 2007). Buruh tani dalam prosesnya hanya

menjual jasa yang dimiliki kepada pemilik lahan untuk

menggarap lahanya mulai dari penanaman bibit, perawatan,

hingga pada masa panen tiba.

2. Sistem Upah Petani Sayur

Upah merupakan imbalan dari seseorang atas tenaga yang telah

dikeluarkan. Menurut KBBI upah merupakan uang dan sebagainya

yang akan dibayarkan sebagai balas jasa atau bayaran atas tenaga

yang telah dikeluarkan untuk suatu pekerjaan. Sistem pembayaran

upah dapat ditentukan besar kecilnya dan waktu penerimaanya

dalam minggu,bulan atau tahunan oleh pemilik usaha kepada buruh

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak (Mardani, 2012)


D. Hubungan Petani Dengan Proses Kerja Sama Dan Interaksinya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri namun selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam

kehidupan sehari-hari. Berdasarkan keaadaan ini hubungan sosial bisa

dilihat sebagai sesuatu yang merupakan sebuah jalur yang dapat

menghubungkan antara satu orang dengan orang lain dimana melalui

melalui jalur atau saluran tersebut bisa berupa barang atau jasa (Rudi,

2007). Seperti hubungan sosial yang dilakukan petani dengan tengkulak.

Petani mendapatkan atau membeli bibit, pembasmi hama, dan alat

pertanian dari tengkulak. Tengkulak memperolehuntung dari jual beli

dengan petani. Tengkulak dan petani memiliki pola hubungan yang

saling bergantung karena petani tidak memiliki watu dan sebuah armada

transportasi yang baik untuk membeli ke kota dan tengkulakpun tidak

mampu menjual barangnya jika petani mampu membeli kebutuhanya

sendiri ke kota.

Menurut (Soekanto, 2015) menyatakan teori sosiologi, bentuk

kerjasama dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Kerjasama spontan merupakan kerjasama yang dilakukan tanpa

adanyaperencanaan

2. Kerjasama langsung merupakan perintah yang dilakukan atasan atau

seorang penguasa untuk melaksanakan tugas dan kewajiban kepada

bawahanya

3. Kerjasama tradisional merupakan bentuk kerjasama yang sudah


berlangsung dalam lingkungan masyarakat

E. Hambatan Dalam Proses Kerja Petani Sayur

Sukanda (2003) mengungkapkan usaha sektor perkebunan

memegang peranan strategis dalam mendukung bkebutuhan pangan.

Petani umumnya tumbuh dan berkembang dalam menjalankan usaha

taninya belajar dari orang tuanya. Sebagaimana yang kita ketahui petani

sayur biasanya dijalani baik sebagai profesi warisan, atau pilihan teharir

karena sempitnya peluang kerja. Keterbatasan sumber daya yang

dikuasainya tergambar jelas dengan keterbatasan

1. Penguasaan lahan. Pada umumnya petani sayur di wilayah pedesaan

hamnya miliki hak sewa tanah yang berukuran sempit.

2. Keterbatasan modal, bagi petani modal menjadi identik dengan

pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi khusunya dalam

mengembangkan usaha taninya.

3. Penguasaan teknologi yang sangat minim sehingga permasalahan

tersebut menyebabkan sektor pertanian selalu tertinggal dan

masyarakat pedesaan sangat rentan dengan berbagi permasalahan

pertanian yang merugikan (Kharisma, 2017).


F. Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Hasil Penelitian


1. Norma Yuni Kartika, 2021 Dalam penelitian ini pola kerja
Dampak Pandemi Terhadap petani sangat dibutuhkan untuk
Pola Kerja Petani Di Desa menambah pekerjaan sampingan
Andaman Kecamatan Anjir dari bekerja pada sub sektor
Pasir Provinsi Kalimantan pertanian kemudian setelah adanya
Selatan pandemi bekerja pada sub sektor
non pertanian
2. Ending Purwanti, 2015 Dalam penelitian ini terdapat
Pengaruh Jumlah Tangungan pengaruh jumlah tanggungan
Keluarga Pendapatan keluarga terhadap partisipasi tenaga
Terhadap Partisipasi Kerja kerja wanita pada industri kecil
Tenaga Kerja Wanita Pada kerupuk. Penelitian ini meneliti
Industri Kerupuk Kedelai Di variabel selain faktor tanggungan
Tuntang Kabupaten keluarga dan pendapatan tenaga
Semarang kerja wanita.
3. Ratna Daina 2020 Pengaruh Dalam penelitian ini membahas
Modal Dan Luas Lahan bagaimana pengaruh modal dan luas
Terhadap Pendapatan Petani lahan terhadap pendapatan petani.
Kopi Di Desa Lewa Jadi, Modal berpengaruh positif dan
Kecamatan Bandar signifikan terhadap pendapatan
Kabupaten Bener Meriah petani kopi.
4. Dhuwi Indah Sari , 2021 Dalam penelitian ini membahas
Analisis Interaksi Sosial tentang pola hubungan kerjasama
Dalam Bentuk Kerjasama mengenai interaksi sosial pada
Pada Kelompok Tani Sido kelompok tani Sido Mulyo Desa
Mulyo Desa Rasau Jaya Dua Risau Jaya Dua yang membahas
interaksi sosial dalam bentuk
kerjasama yang berjalan di kelompok
tani tersebut sudah berjalan baik,
berjalan secara alamiyah, saling
bermusyawarah merupakan
tanggung jawab bersama.
5. Fitriana, 2014 Transformasi Dalam penelitian ini membahas
Pola Hubungan Kerja Petani sistem bagi hasil yang terjadi antara
Pada Sektor Pertanian Di Desa petani pemilik petani penggarap dan
Ngreco Kecamatan Selorejo buruh tani. Munculnya sistem bagi
Kabupaten Blitar hasil juga membuat pola hubungan
kerja yang terjadi menjadi berubah.
Aturan tersebut adalah 50 : 50 antara
pemilik dan petani penggarap dan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purpossive

dengan pertimbangan bahwa Desa Batumirah merupakan Desa penghasil

sayur yang ada di Kecamatan Bumijawa. Penelitian akan dilakukan pada

bulan Juni sampai Agustus 2022.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode studi

kasus yang bersifat deskriptif kualitatif. Menurut (Winarta, 2006) metode

deskriptif kualitatif merupakan salah satu metode dengan cara

menganalisis, menggambarkan, dan merangkum berbagai situasi dan

kondisi dari berbagi datayang dikumpulkan yaitu berupa hasil wawancara

atau pengamatan mengenai masalah yang akan diteliti di suatu lapangan

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan

dataskunder.

1. Data Primer

Data Primer menurut Sugiono (2008) merupakan sumber data

penelitian yang dilakukan secara langsung dengan cara memberikan

data kepada pengumpul data akan tetapi tidak melalui media perantara.
Data primer diperoleh langsung dari petani cabai dengan melakukan

wawancara

secara langsung oleh peneliti kepada petani sayur. Adapun data yang

diambil yaitu profil petani sayur di Sentra sayur Desa Batumirah dan

pola kerja petani sayur disana.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsunglewat pihak lain seperti orang lain atau melewati dokumen,

tidak langsung diperoleh peneliti dari subjeknya (Sugiyono,2019).

Dalam penelitian ini pengmbilan data sekunder dapat dilakukan dengan

mencari sumber data terpercaya baik dari literatur, artikel, serta jurnal

dan situs internet.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu proses pengamatan menyeluruh serta

mencermati prilaku pada suatu kondisi tertentu. Observasi bertujuan

untuk mendeskripsikan aktivitas, individu serta makna yang terjadi

(Tersina, 2018). Peneliti melakukan pengamatan secara langsung

terhadap obyek yang akan diteliti serta untuk mendapatkan data yang

sesuai dengan kondisiyang sebenarnya dilapangan.


2. Wawancara

Wawancara menurut (Riyanto, 2010) merupakan salah satu

metodepengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi secara

langsung antara peneliti dengan subyek atau responden. Metode ini

dilakukan untuk mengumpul data penelitian

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

tidak langsung ditunjukan pada subjek penelitian, namun melalui

dokumen (Agung, 2012). Dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu

dengan bentuk foto saat kegiatan penelitian di Desa Batumirah

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

4. Kuesioner

Menurut (Sugiono, 2014) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau

pernyataan yang tertulis untuk dijawab responden. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan pembagian kuesioner secara langsung dengan

menggunakan

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengambilan

sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling. Menurut

(Payadnya dkk, 2018) purposive sampling merupakan pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu dengan berdasarkan ciri-ciri ataupun kriteria

tertentu. Dalam penelitian ini ada 3 macam responden. Adapun kriteria yang
akan menjadi responden 1 yaitu:

1) Petani mempunyai lahan sendiri dan digarap sendiri

2) Merupakan petani cabai di Desa Batumirah

Selanjutnya adalah kriteria responden ke 2 yaitu sebagai berikut

1) Petani merupakan petani penggarap lahan milik orang

2) Merupakan petani cabai di Desa Batumirah

Dan yang terakhir adalah responden ke 3 dengan kriteria sebagai berikut

1) Merupakan buruh petani sayur

2) Merupakan petani cabai di Desa Batumirah

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang di dimiliki petani

2. Jumlah tanggungan merupakan faktor seorang petani bekerja lebih

giatuntuk memenihi kebutuhan yang mereka tanggung

3. Luas lahan suatu bidang lahan yang dimanfaatkan oleh petani

untukbercocok tanam dalam usaha pertanianya

4. Modal merupakan sesuatu yang digunakan seseorang atau

perusahaansebagai bekal untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya

5. Umur adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis

yangdimiliki seseorang

6. Pengalaman bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga

kerjaitu bekerja di suatu tempat


7. Pola kerja merupakan proses pelaksanaan kerja untuk meningkatkan

kepuasan kerja.

G. Analis Data

Analis data yang digunakan pada penelitian Desa Batumirah

KecamatanBumijawa Kabupaten Tegal yaitu sebag ai berikut

1. Untuk mengetahui profil petani di kelompok tani Ngudi Rahayu

DesaBatumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, analisis data

yang digunakan yaitu dengan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif

digunakan dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang diperoleh

sebagai gambaran mengenai fakta-fakta dan sifat dengan hubungan antara

fenomena yang diteliti.

2. Untuk mengetahui pola kerja petani yang ada di kelompok tani Ngudi

Rahayu Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal,

analisis data yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif. Data yang

diperoleh dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan

mengenai program yang sedang berlangsung.

3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada petani a di kelompok tani

Ngudi Rahayu Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal, analisis data yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif.

Data yang diperoleh dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap

informan mengenai program yang sedang berlangsung


DAFTAR PUSTAKA

Agung Putu. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Brawijaya Pres


(UB Press). Malang

Agusyanto, Rudy. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta : PT.


Raja Grafindo Persada

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara

Gregoy, Mankiw N., 2006. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Haryanto, Tri. Dkk. 2009. Ekonomi Pertanian. Bandung: Erlangga University


Press

Ken ,Suratiyah . 2015. Ilmu Usahatani (Edisi Revisi). Penebar Swadaya Grup.
Jakarta

Kharisma, Bayu. 2017. Pekerja Anak dan Goncangan Pertanian di


Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan

Lestari, V. N. S. (2017). Pentingnya Motivasi Dalam Upaya Meningkatkan

Produktivitas Karyawan.

Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta Kencana

Maulidah, Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang: UB


Press. 2012

Payadnya, I Putu Ade Andre dan I Gusti Agung Ngurah Trusna Jayantika,
2018 Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik
dengan SPSS.Yogyakarta

Rahardjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.Yogyakarta:


GadjahMada University – Press.

Rahardjo Mudjia. (2007). Sosiologi pedesaan "studi perubahan sosial. Malang


: UIN Malang Press

Rahman, Syamsul. 2018. Membangun Pertanian dan Pangan


UntukMewujudkan Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: DeePublish

Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajawali


Pers
Soekartawi. 2010. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

Soelaeman, M. 2006. Ilmu Sosial Dasar “Teori dan Konsep Ilmu Sosial”.
Bandung:Refika Aditama

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kauntitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung


: Alfabet

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung


:ALFABETA

Sukirno, Sadono. 2000. Mikro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran


dari klasik sampai Keynesian Baru, Edisi 1. PT Raja Grafindo,
Jakarta

Sukirno, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Penerbit 1.PT


RajaGrafindo, Jakarta

Sukirno, 2006. Ekonomi Pembangunan. Proses, Masalah dan


kebijakan,Kencana Prenada Media group

Sukino, 2013. Pertanian Indonesia, Jakarta: CV Abadi Jaya

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Suripaty. 2011. Analisis Struktur Biaya Produksi Dan Kontribusi Pendapatan


Komoditi Kakao (Theobroma Cacao L) Di Desa Latu. Jurnal
Agroforestri Tersiana,

Wanda, F. F. E. 2015. Analisis pendapatan uasaha tani jeruk siam (Studi Kasus
Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten
Pasar). Ejournal Ilmu Administrasi Bisnis

Anda mungkin juga menyukai