U
A. POTENSI PRODUKSI
saha Tani Kentang di Kabupaten Banjarnegara sudah di usahakan oleh petani
sejak lama dan berlangsung secara turun-temurun. Pengusahaan dilakukan
secara modern dengan tingkat intensifikasi yang tinggi. Kabupaten
Banjarnegara yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas
permukaan laut serta hawanya yang dingin sangat memungkinkan untuk tanaman
kentang berkembang dengan baik.
Tanaman kentang tersebar di 4 kecamatan, yaitu Pejawaran, Batur, Wanayasa, dan
Kalibening. Kapasitas produksi kentang Kabupaten Banjarnegara 133.417,5 ton/tahun.
Dan luas panen tanaman kentang Kabupaten Banjarnegara 8.434 Ha.
TABEL: 6.1. LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS KENTANG
Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Rata-rata (ton/Ha)
1. Pejawaran 2.560,00 275.600,00 107,66
2. B a t u r 4.432,00 760.182,00 171,52
3. Wanayasa 207,00 27.744,00 134,03
4. Kalibening 17,00 1.874,00 110,24
Jumlah 7.216,00 1.065.400,00 147,64
Tahun 2011 7.300,00 997.563,00 136,65
Tahun 2010 7.339,00 1.096.132,00 149,36
Tahun 2009 9.060,00 1.250.772,00 138,05
Tahun 2008 8.434,00 1.334.175,00 158,19
Sumber Data : Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara
Kentang Sebagai salah satu produk ungulan , kentang terus di budidayakan khususnya
di daerah yang paling cocok yaitu Kecamatan Batur dan Kecamatan Pejawaran.
Sebagian hasil pertanian keluarga ubi_ubian berkalori rendah ini dikirim ke Jakarta an
kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal ini selain untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi rumah tangga, restoran, juga untuk PT. Indofood sebagai produsen makanan
olahan.
HALAMAN 6 - 2
(e) perbaikan strategi bisnis program untuk memproduksi benih berkualitas dengan
jumlah yang cukup pada saat menginisiasi kegiatan diseminasi dan difusivarietas,
Segera setelah varietas tersebut dilepas, berbagai masalah kelembagaan dapat
diatasi jika didukung oleh kebijakan pengembangan varietas kentang yang juga
mengakomodasi promosi varietas dan strategi diseminasi/difusi yang inovatif.
Kebijakan ketahanan benih harus memberlakukan berbagai aturan dan regulasi seperti
prosedur pelepasan varietas, intellectual property rights program sertifikasi, dan
standarisasi secara setara dan proporsional terhadap sistem formal dan informal.
Kebijakan penelitian dan pengembangan sistem perbenihan kentang perlu memberikan
penekanan terhadap:
(a) harmonisasi distribusi benih dan varietas untuk menghindarkan marginalisasi
kontribusi sistem informal terhadap sistem perbenihan kentang.
(b) identifikasi titik-titik keterkaitan antara sistem formal dan informal agar dapat
bersinergi, sehingga setiap sistem dapat menawarkan kekuatannya masing-masing
untuk mencapai manfaat bersama.
(c) Tuntutan peningkatan produksi kentang untuk mendukung ketahanan pangan
tentu akan menimbulkan tekanan yang lebih tinggi terhadap ekosistem dataran
tinggi.
Faktor Harga Kentang : Harga kentang lokal kalah bersaing dengan kentang impor asal
China. Hal ini disebabkan karena produktifitas petani kentang di Dieng masih sangat
rendah. Terbatasnya ketersediaan bibit berkualitas bagi petani, sehingga harganya
menjadi tinggi. Untuk itu, Banjarnegara ditargetkan bisa berswasembada bibit kentang
pada 2014
Solusi:
1. Upaya konservasi dengan memilih pohon yang memberikan alternatif ekonomi bagi
petani.
2. Sebagai solusinya penangkaran bibit unggul kentang. Diharapkan produktifitas
meningkat, juga akan menekan biaya pembelian bibit yang selama ini didatangkan
dari luar kota.
3. Solusi kedua adalah kebijakan pemerintah yang harus berpihak kepada petani dalam
distribusi impor produk kentang.
HALAMAN 6 - 5
B. POTENSI PERMINTAAN
Dengan produksi demikian besar dimana
salak pondoh Banjarnegara diperdagangkan?
Jawabannya adalah Pasar Jagabela
Banjarnegara yang dibangun tahun 2009. Di
pasar ini salak datang dari beberapa
Kecamatan dan pergi ke seantero Nusantara,
bahkan mancanegara. Jakarta, Tangerang,
Bandung, Batam, Palembang, Kalimantan,
Sulawesi adalah sebagian daerah tujuan salak
pondoh Banjarnegara. Untuk ekspor
dilaporkan sudah mencapai China dan Singapura. Agar tetap dapat memperoleh
keuntungan yang layak, beberapa kelompok tani melakukan pengolahan salak menjadi
kerupuk dan dodol salak.
Permintaan terhadap buah salak yang datang dari pasar lokal dan pasar nasional
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah :
(a) dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berminat pada buah salak
sebagai dampak keberhasilan program penyuluhan dan program peningkatan gizi
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah,
(b) tingkat harga salak di pasar eceran,
(c) tingkat harga buah-buahan lainnya, dan
(d) tingkat pendapatan konsumen buah salak atau kekuatan daya beli masyarakat
pada umumnya.
Buah salak dapat dipanen hampir disepanjang tahun menyebabkan buah ini dapat hadir
pula di pasar lokal dan pasar nasional relatif sepanjang tahun pula. Dengan demikian
buah salak yang merupakan salah satu buah di Indonesia yang dapat meningkatkan
kesejahteraan umum masyarakat hanya karena adanya kesinambungan ketersediannya
di pasar eceran.
HALAMAN 6 - 7
Permintaan yang datang dari pasar lokal dan nasional juga akan datang dari sektor
industri olah lanjut yang menggunakan buah salak sebagai bahan bakunya. Penyediaan
jenis makanan mengggunakan buah salak segar sebagai bahan baku akan menambah
kemungkinan semakin besarnya permintaan buah salak segar untuk juice salak, salak
kaleng dan manisan buah salak.
Buah asli Indoensia ini mempunyai potensi untuk dipasarkan ke luar negeri.
Kecenderungan meningkatnya volume pemasaran buah salak ke luar negeri sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a) Buah salak harus tidak cepat busuk;
b) Buahnya harus berdaging tebal;
c) Buahnya memiliki rasa manis, boleh sedikit asam tetapi harus tidak ada rasa sepet;
d) Kulit buahnya mudah dikupas;
e) Buahnya segar dan tidak masir. Sepanjang buah salak dapat dihasilkan dengan ciri-
ciri seperti diatas dan sifat-sifat ini bertahan sampai di konsumen akhir di luar negeri,
maka buah salak ini mempunyai potensi besar untuk terus ekspor.
Melimpahnya buah salak yang bermutu seperti di atas sepanjang tahun akan
menempatkan buah ini sebagai mata dagangan yang berpotensi untuk mensubstitusi
buah impor, bahkan disamping itu dapat pula menganeka-ragamkan ketersediaan buah.
Besarnya suplai atau penawaran buah salak akan sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :
a) Kecenderungan meningkatnya luas areal tanam salak;
b) Iklim;
c) Harga sarana reproduksi;
d) Perkembangan teknologi yang diterapkan untuk memproduksikan buah salak;
C. PENGEMBANGAN
Pengembangan pasar buah salak masih sangat potensial untuk ditingkatkan. Diawali
dari perbaikan mutu buahnya dengan penerapan teknologi yang maju, yaitu melalui
pemangkasan terhadap buah yang kecil-kecil, sehingga buah yang besar dapat tumbuh
secara maksimal (merata). Mengefisienkan proses pemasaran sehingga dari tingkat
harga di pasar konsumen sebagian besar dapat diterima kembali oleh petani produsen.
Melalui program-program penyuluhan yang dapat meningkatkan dan tumbuhnya minat
masyarakat luas untuk membeli buah salak, melalui penyediaan buah salak di pasar-
pasar eceran dalam kemasan-kemasan buah salak yang sesuai dengan derajat mutu
buah dan diversifikasi produk buah salak dengan proses lanjutan.
Bilamana buah salak telah berhasil diekspor maka besaran harga di tingkat produsen
dapat diturunkan dari titik-titik pasar dan tingkat harga salak di pasar-pasar yang
bersangkutan yang sedang berlaku. Untuk harga di tingkat produsen salak pondoh
tercatat sebesar Rp. 5.000.
HALAMAN 6 - 8
Dodol salak merah dibuat dengan campuran tepung ketan sebagai perekat dan rasa
kenyal. Rasa salak tetap kuat dengan bau harum terasa.
Industri pengolahan yang ada di Kabupaten Banjarnegara salah satunya adalah industri
gula kelapa yang pusatnya terletak di Desa Gumelem wetan Kecamatan Susukan. Faktor
yang mempengaruhi lokasi karena dekat dengan bahan baku, tersedianya tenaga kerja
dan keputusan perilaku usaha.
Dari gambar di samping dapat dilihat terdapat dua perbedaan alur penjualan, jika
penjualan dilakukan melalui tengkulak maka margin nilai akan lebih tinggi jika
dibandingkan menjual langsung kepedagang besar tanpa melalui tengkulak.
HALAMAN 6 - 11
Pedagang besar
Pedagang pengecer
Konsumen
NATA
KELAP
A
VINEGAR
AIR
KECAP
MINUMA
VCO
DC
PARUT CONCENT
SKIM MILK
COCOMI
SKIM COCO
SHAKE
SEMI
DAGING KULIT
COCO
M,GORE
BUAH CCO
OLEOKIM
KOPRA
PAKAN
TEPUNG
TEMPURU TEPUNG
NG ARANG
AKTIF
BERKARE
SERAT
SABUT GEOTEX
COCOPE
FURNITUR
SERAT
BATAN KAYU BANGUNA
G NE
COCOPE
LIDI KERAJINA
N
KOPRA : merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting,karena
merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah
modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar
air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta
mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
GAMBAR: 6.3. GAMBAR : POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KOMODITAS KELAPA DAN
DIVERSIFIKASINYA
HALAMAN 6 - 14
C. POTENSI PASAR
Menurut APCC (Asean Pasific Coconut Community) perolehan ekspor produk kelapa
Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan perolehan negara pesaing utama
(Filipina). Padahal bila dibandingkan tingkat harga ekspor antar produk kelapa di kedua
negara, harga beberapa produk kelapa asal Indonesia lebih murah. Hal ini
mengindikasikan dalam perolehan manfaat perdagangan kelapa Indonesia pengaruh
faktor non harga masih cukup signifikan. Faktor-faktor yang terkait dengan: kualitas
produk, tingginya biaya transportasi, dan kompleksitas prosedur ekspor diduga turut
berpengaruh terhadap perolehan manfaat perdagangan (ekspor) produk kelapa
Indonesia yang belum maksimal.
Produk kelapa nasional sebagian besar merupakan komoditi ekspor, dengan pangsa
pasar sekitar 75%, sedangkan sisanya dikonsumsi oleh pasar domestik. Pada tahun 2010,
total ekspor aneka produk kelapa Indonesia mencapai US$ 396 juta dengan volume
ekspor 708 ribu ton yang dikirim ke negara-negara USA, Belanda, Inggris, Jerman,
Perancis, Spanyol, Italia, Belgia, Irlandia, Singapura dan ke negara-negara Asia lainnya
seperti Malaysia, Cina, Bangladesh, Sri Lanka, Taiwan, Korea Selatan dan Thailand.
Belakangan ini mulai dibuka penetrasi pasar aneka produk kelapa ke pasar-pasar baru
seperti negara-negara yang termasuk kelompok Asia Pasifik, Eropa Timur dan negara-
negara Timur Tengah. Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa umumnya
menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh, pangsa pasar DC Indonesia
terhadap ekspor DC dunia cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir.
Kecenderungan yang sama terjadi pada arang aktif. Sebaliknya pangsa ekspor CCO
mengalami penurunan. Situasi ini mengisyaratkan perlunya mengarahkan
pengembangan produk olahan pada produk-produk baru yang permintaan pasarnya
cenderung meningkat (demand driven).
pendukung kegiatan ekspor, juga belum ada. Intervensi kebijakan pemerintah baru
dilakukan pada kegiatan impor. Intervensi tersebut berupa penetapan bea masuk
barang impor dan pajak penjualan yang selain memberikan pemasukan bagi
Negara juga dimaksudkan untuk melindungi para produsen di dalam negeri.
(3) Dalam bidang investasi, insentif pemerintah untuk mendukung pengembangan
agribisnis kelapa belum ada yang bersifat khusus. Penyediaan dan peningkatan
kualitas infra-struktur yang selama ini juga dilakukan di daerah-daerah sentra
produksi itupun tidak secara khusus dimaksudkan untuk mendukung
pengembangan investasi dalam agribisnis kelapa.
(4) Pada aspek modal, meskipun terdapat penyediaan fasilitas kredit untuk usaha
skala kecil dari beberapa bank pemerintah, tetapi pemberian fasilitas tersebut
tidak secara khusus disediakan untuk usaha yang mengelola atau mengolah
produk kelapa.
B. PROSPEK PASAR
Aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat
memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari
oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan
kerajinan tangan dan juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan
obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis.
Proses produksi gula aren di tingkat petani dilakukan dengan peralatan yang sangat
sederhana, yaitu menggunakan kuali, pengaduk dan tungku kayu bakar.
Gula aren cetak dari hasil produksi para pengrajin (petani) biasanya langsung dijual ke
pasar atau pengumpul yang datang pada hari-hari tertentu. Selain daya tahan yang
pendek, gula aren cetak memiliki kelemahan, yaitu tingkat harga yang sangat fluktuatif.
Gula aren yang kaya nutrisi sejak lama bermanfaat untuk membuat aneka herbal guna
mengobati berbagai penyakit. Jika dikombinasikan dengan jahe, gula aren dapat
mencegah mual, mengatasi masalah pencernaan, melancarkan sirkulasi darah dan
mengobati arthritis (radang sendi). Perbedaan gula aren dengan gula kelapa (sering
disebut gula jawa atau gula merah) adalah pada sumber niranya dan komposisi
kimianya.
HALAMAN 6 - 17
Sumber nira Gula kelapa dibuat dari nira pohon kelapa, sedangkan gula aren dibuat dari
nira pohon aren. Komposisi kimia gula sederhana dan gula komplek antara gula aren
dan gula kelapa sangat berbeda. Juga kandungan zat gizi dan non gizinya sangat
berbeda. Gula aren dipakai sebagai bahan pembantu untuk menimbulkan warna,
memperkuat ketahanan warna dari pewarna alami.
Warna cokelatnya ternyata adalah kandungan serat makanan yang bermanfaat untuk
kesehatan pencernaan. Bagus untuk mengobati batuk demam. Terdapat senyawa –
senyawa yang berfungsi menghambat penyerapan kolesterol disaluran pencernaan.
Baik untuk Terapi Asthma, Kurang darah/Anemia, Lepra/kusta, dan untuk mempercepat
pertumbuhan Anak. Bagus utuk makanan awal bagi orang yang terkena penyakit typhus.
Sangat bagus bagi orang yang ingin menurunkan BP, mengurangi panas Pankreas,
menguatkan Jantung, membantu pertumbuhan gigi kuat.
Selain itu potensi nira aren yang lain adalah dapat diolah menjadi etanol, sumber energi
yang bisa diperbarui. Selain menghasilkan gula dan etanol, pohon aren juga bisa
memproduksi lidi, ijuk, daun untuk atap rumah, dan kayu dengan kualitas sangat baik.
Dari aren juga bisa dihasilkan makanan enak, yaitu kolang kaling. Aren mempunyai
potensi yang luar biasa besarnya dari segi ekonomi, pemerataan pendapatan, dan
penanggulangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.
sumber benih,
budidaya,
penyadapan nira dan
pengolahan nira menjadi bioetanol.
Di Indonesia, berdasarkan data, kebutuhan bioetanol meningkat. Indonesia butuh 153
ribu KL bioetanol sedangkan pada 2011 lalu meningkat menjadi 272 ribu KL. Maka
potensi aren ke depan harus ada area khusus untuk aren sebagai bahan baku etanol.
Bahan baku memang masih sangat terbatas tapi untuk aren bisa dikembangkan.
HALAMAN 6 - 18
GULA JAWA : yang dibuat dari bunga pohon kelapa/aren, lebih sering digunakan
untuk bumbu dapur. Dalam satu hari, pankreas normal mampu mengubah 90 gram
(sekitar 9 sendok makan) gula merah menjadi energi. Jika dibandingkan, gula merah
adalah gula yang paling sehat di antara gula pasir dan gula batu.
GULA AREN terbuat dari nira/sari bunga pohon aren. Aromanya lebih khas dari pada
gula jawa. Umumnya berwarna lebih gelap dari gula jawa.
HALAMAN 6 - 19
GULA SEMUT :
- gula nira kelapa kristal memiliki daya simpan lebih lama yaitu sampai 1 tahun
dibanding gula kelapa pada umumnya yang hanya tidak lebih dari 1 bulan.
- Gula semut dgn berbagai rasa empon-2 (rasa jahe, kencur, kunir, kunir putih,
lengkuas, temu lawak dan temu kunci. Kegunaan untuk pengobatan ataupun
pencegahan gangguan kesehatan.
SERABUT : Produk primer sabut kelapa dapat diproses menjadi serat berkaret,
matras, geotextile, karpet, dan produk-produk kerajinan/industri rumah tangga.
Matras dan serat berkaret banyak digunakan dalam industri jok, kasur, dan pelapis
panas. Debu sabut dapat diproses jadi kompos dan cocopeat, dan particle
board/hardboard.Cocopeat digunakan sebagai substitusi gambut alam untuk industri
bunga dan pelapis lapangan golf. Di samping itu, bersama bristle dapat diolah
menjadi hardboard
D. KENDALA
Masalah pengembangan komoditas aren adalah pengetahuan mengenai aren masih
minim, karena hingga kini Banjarnegara belum melakukan pengembangan tanaman
aren sebagai tanaman pangan sekaligus bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan
altenatif dari energy fosil yang tak terbarukan.
Maka jika aren akan dikembangkan sebagai komoditas unggulan yang khas dan unik,
maka pengetahuan tentang aren harus ditambah :
Pengetahuan yang mendesak adalah mengenai seleksi tanaman yang mempunyai
produktivitas tinggi dan cara perbanyakannya.
Pengetahuan mengenai proses panen yang efisien dan efektif.
Transportasi nira dari pohon ke pabrik agar tidak rusak.
Sistem pengolahan hasil yang modern.
Masalah organisasi dan manajemen, mulai dari organisasi petani, organisasi pabrik,
dan organisasi distribusi dari petani ke pabrik, serta manajemen yang mengelola
sistem agribisnis berbasis aren tersebut.
HALAMAN 6 - 20
Kopi Arabica dan robusta, namun robusta yang paling cocok ditanam di Indonesia
Kopi bubuk robustas asli Temanggung Bp. Imam Sajidin menjuarai The 5th
Indonesian Specialty Coffe Contest
KONSUMEN
Dari gambar di atas dapat dilihat penjualan bahan baku kopi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu langsung ke kelompok tani atau melalui tengkulak, jika melalui tengkulak
maka harga akan lebih murah. Tengkulak juga menjualnya kepada kelompok tani fondo
arun, namun ada tengkulak yang menjual dalam bentuk mentah ke pedagang besar di
luar Kabupaten Banjarnegara yang membuat pasokan bahan baku untuk diolah
berkurang.
dua kali lipat dari saat ini (0,12 kg/kapita/pertahun) akan memerlukan volume
produk kopi serta lahan perkebunan yang sangat besar.
TABEL: 6.6. LUAS PANEN, PRODUKSI DAN RATA –RATA PRODUKSI TEH DI KABUPATEN
BANJARNEGARA TAHUN 2011
KECAMATAN Produksi Rata-rata
(Ton) (Ku/Ha)
1. Karangkobar 420,00 20,77
2. Pagentan 1,74 0,32
3. Pejawaran 12,30 4,20
4. Batur 22,92 4,73
5. Wanayasa 621,21 8,04
6. Kalibening 569,40 9,87
7. Pandanarum 530,15 21,37
Jumlah 2.177,72 11,27
Tahun 2011 1.945,20 10,09
Tahun 2010 2.243,27 11,70
Tahun 2009 2.167,94 11,45
Tahun 2008 1.692,69 8,51
Sumber Data : Dishutbun Kabupaten Banjarnegara
KONSUMEN
B. POTENSI PERMINTAAN
Masyarakat Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa tentunya semakin banyak
membutuhkan protein asal daging ini. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya lonjakan
permintaan yang cukup signifikan akan daging. Ternak sapi merupakan penyedia
protein hewani asal daging yang cukup potensial.Indonesia yang kaya raya ini
menyediakan sarana produksi yang cukup berlimpah untuk usaha pengembangan
ternak sapi, diantaranya sapi potong.
Program swasembada daging untuk menekan jumlah impor ternak sapi potong maupun
daging, telah dicanangkan dan perlu dilaksanakan secara terintegrasi oleh seluruh stake
holder di bidang persapian. Sampai saat ini, pencapaian populasi ternak sapi potong
HALAMAN 6 - 27
dan sapi perah masih belum mampu memberi kemandirian produktifitas untuk
memenuhi permintaan masyarakat. Jumlah populasi ternak sapi potong yang kurang
dari 5% jumlah penduduk Indonesia menunjukkan betapa ketidak seriusan para stake
holder dalam mengembangkan peternakan sapi potong Indonesia. Pemotongan betina
produktif yang rata-rata mencapai 200.000 ekor per tahun memberi penegasan masih
jauh dari niatan untuk berswasembada daging dan air susu sapi.
Nilai impor daging dari luar negeri yang masih berpotensi polemik terus mengalir
ditambah dengan membanjirnya impor ternak sapi terutama dari Australia merupakan
bukti betapa negara ini lebih senang disebut ‘shopaholic of cattle‘ daripada ‘producer of
cattle‘.
Kondisi peternakan rakyat yang senang dengan ternak lokal (brahman, simmental,
limousine, brangus, angus, peranakan ongole, bali, madura, grati) yang memiliki nilai
reproduktif tinggi tentunya berbeda dengan jenis ternak impor dari Australia yang
merupakan Brahman Cross (ternak Brahman yang disilangkan dengan beberapa jenis
ternak lain, seperti Shorthorn, Hereford, Braford atau Drougmaster) dan lebih
mengarah pada ‘ternak hibrida’ sehingga nilai reproduktifnya terbilang rendah.
Data Deptan tahun 2012 diperkirakan keadaan populasi sapi Indonesia hanya mampu
memasok 80% dari total kebutuhan dalam negeri. Keadaan tersebut sangat
menghawatirkan karena kebutuhan daging sapi dalam negeri sangat tergantung kepada
impor.Kebutuhan daging sapi yang semakin meningkat, jika tidak disertai pertumbuhan
populasi, mengakibatkan semakin banyaknya sapi lokal yang diptong termasuk sapi
betina, sehingga jika tidak waspada Indonesia akan masuk dalam food trap. Di mana
ketergantungan akan impor akan semakin besar dan pada akhirnya akan 100%
tergantung impor.Itu sebabnya, bisnis ternak sapi potong, menjadi salah satu lahan
usaha yang prospektif.
Usaha peternakan yang terintegrasi (Integrated Farming) diharapkan dapat
meningkatkan nilai efisiensi usaha dengan pemanfaatan by product yang diharapkan
dapat menurunkan cost of production dan sekaligus meningkatkan pay of income.
Sapi potong merupakan salah satu jenis ternak yang berperan dalam melakukan supply
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani asal daging. Pengelolaan
yang baik dengan pola manajerial yang sempurna akan menghasilkan kinerja ternak
potong yang ideal sehingga diperoleh hasil baik. Hasil yang baik akan memberi banyak
keuntungan,
pertama : pemenuhan supply protein hewani asal daging;
kedua : pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar farm;
ketiga : peningkatan nilai penggunaan lahan-lahan pertanian marjinal sehingga
memberi nilai guna pada lahan secara positif;
keempat : peningkatan kualitas lahanseiring denganintrodusir penggunaan kompos
(by product usaha peternakan);
kelima : peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang mengikuti peningkatan income
pengusaha atas peternakan yang diusahakan.
C. PROSPEK PASAR
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara
ternak- ternak lainnya.Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini dikonsumsi,
karena kandungan proteinnya yang tinggi. Laju pertambahan penduduk yang terus
meningkat menuntut ketersediaan akan daging yang terus meningkat pula, oleh karena
itu usaha sapi potong merupakan salah satu usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
HALAMAN 6 - 28
Usaha penggemukan sapi potong memiliki prospek cerah karena beberapa negara
ASEAN kini lebih menyukai sapi potong dari Indonesia.Dalam pemeliharaanpun relatif
tidak begitu sulit karena jenis pakan yang dimakan sapi potong biasanya adalah rumput,
jerami, bungkil pisang ataupun berbagai jenis dedaunan yang banyak tumbuh disekitar.
Dengan ketersediaan padang rumput yang masih sangat luas peluang membuka usaha
penggemukan sapi potong masih terbuka lebar. Pada lahan yang tidak begitu luas pun
usaha ini masih dapat dilakukan yaitu dengan sistem atau teknik ”kereman”, yaitu suatu
cara pemeliharaan dikandang secara terus menerus dalam kurun waktu 4 sampai 12
bulan. Tujuan pemeliharaan sapi dengan cara ini adalah untuk meningkatkan atau
menghasilkan daging yang relatif lebih cepat.
Selain menghasilkan daging yang dibutuhkan masyarakat hasil ikutannya pun seperti
pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya dapat memberikan pendapatan
sampingan. kotoran sapi mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk
organik yang dibutuhkan semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi
sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih
gembur dan subur.
Kulit sapi, dapat dijadikan sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi,
jaket. Tulangnya dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan
barang kerajinan atau dibuat makanan seperti sop kaki.
Tanduknya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding
dan sebagainya.
Ekornya pun masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan khas yaitu sop buntut.
D. POTENSI PENGEMBANGAN
Sapi Potong Banjarnegara sangat sesuai untuk budidaya sapi-sapi unggul ras Eropa
(jenis Charollois, Simental, FH dan peranakannya). Populasi sapi saat ini 40.426 ekor.
Produksi daging sapi 1.279.494 kg.
Peternakan Banjarnegara juga didukung oleh sumber pakan yang meliputi limbah
pertanian (jerami padi, jerami jagung dan daun-daunan) seluas 36.551 Ha dan rumput-
rumputan seluas 20.919 Ha.
Prospek investasi juga terdapat pada peternakan sapi betina. Saat ini populasi sapi
betina di Kabupaten Banjarnegara 10.926 ekor. Peternak sapi potong ini banyak
terdapat di wilayah Kecamatan bagian atas seperti Kalibening, Karangkobar, Wanayasa,
Pejawaran, dan Pagentan.
HALAMAN 6 - 29
E. KENDALA
1. Tata niaga
Permasalahan ini masih sangat menganggu dan terus menghantui perkembangan
usaha peternakan sapi. Proses distribusi menunjukkan betapa lemahnya tata niaga
daging. Nilai permintaan dan penawaran pada beberapa produk daging lebih
mengarah pada sistem kartel dan monopoli sehingga banyak kepentingan yang
terjadi dalam ranah perkembangan ternak sapi potong Indonesia.
Harga daging yang saat ini tertekan akibat banjirnya daging impor dan aliran ternak
impor yang tidak berpihak pada peternakan rakyat memberi signal-signal yang jelas
bagi perlemahan nilai-nilai peternakan sapi.
Undang-undang no 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan hewan secara
jelas disebutkan dalam pasal 36 ayat 1 dan 2 menyatakan tentang kewajiban
pemerintah dalam menyelenggarakan dan memfasilitasi pemasaran produk
peternakan.
Pola tata niaga dengan menyerahkan pada mekanisme pasar yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mendukung peternak (terutama peternak rakyat untuk
meningkatkan kesejahteraan melalui peternakan).
2. Penegakan Aturan
Seluruh aktifitas perkembangan persapian masih diwarnai dengan berbagai
pelanggaran dan hal ini menyebabkan terjadinya stagnasi.
3. Ketidakjelasan Program Pemerintah
Pemerintah sebagai regulator perkembangan persapian, kadang kala masih
melakukan program-program yang tidak jelas arah dan tujuannya. Konsep
pengembangan peternakan sapi potong dengan memberlakukan impor sapi
Brahman Cross betina bunting sungguh tidak bijak, karena evaluasi terhadap nilai
kebuntingan kembali sangat rendah dan tidak pernah terlaporkan secara gamblang.
HALAMAN 6 - 30
TABEL: 6.8. JUMLAH TERNAK KECIL MENURUT KECAMATAN DAN JENIS TERNAK DI
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012
Kecamatan Kambing Domba
01. Susukan 7.337 716
02. Purworejo Klampok 2.487 305
03. Mandiraja 11.726 704
04. Purwonegoro 13.211 2.407
05. B a w a n g 3.868 822
06. Banjarnegara 5.959 856
07. Pagedongan 4.494 779
08. S i g a l u h 9.035 1.694
09. Madukara 2.825 1.063
10. Banjarmangu 19.033 1.091
11. Wanadadi 2.905 235
12. R a k i t 4.439 1.511
13. Punggelan 16.400 1.834
14. Karangkobar 28.867 15.446
15. Pagentan 19.306 18.640
16. Pejawaran 7.811 18.744
17. B a t u r 175 21.636
18. Wanayasa 11.218 17.180
19. Kalibening 11.387 3.398
20. Pandanarum 9.011 2.848
Jumlah 191.494 111.909
Tahun 2011 187.647 110.876
Tahun 2010 184.847 108.318
Tahun 2009 182.612 107.159
Tahun 2008 178.879 107.272
Sumber Data: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara
masa laktasi kambing etawa bisa menghasilkan 0,8 Lt - 2,5 Lt susu perhari, dengan
harga jual antara Rp 15.000 - Rp 20.000/ liter. Sebagai gambaran bila seorang
peternak kambing etawa memelihara 7 hingga 10 ekor, diperkirakan yang laktasi 5
ekor dan rata-rata menghasilkan 1 liter per hari, maka penghasilan peternak
tersebut setiap hari adalah sekitar 5 liter susu dengan harga rata-rata Rp. 15.000
perliter, maka pendapatan peternak tersebut adalah sekitar Rp.75.000/hari dari
susu kambing etawa.
2. Penghasil Daging
Disamping menghasilkan susu kambing etawa, kambing etawa juga potensial
sebagai penghasil daging yang menguntungkan. Saat ini banyak pejantan kambing
etawa yang dipakai oleh peternak guna memperbaiki kualitas kambing pedaging
lokal. Perkawinan silang ini menghasilkan kambing dengan sosok badan lebih besar
layaknya kambing etawa
3. Penghasil Pupuk dan Kulit.
Kotoran kambing etawa juga bisa dipakai sebagai pupuk organik, sedangkan
kulitnya dipakai sebagai bahan baku kerajinan kulit. Ini di karenakan kulit kambing
etawa memiliki ukuran yang lebih lebar dibanding kulit kambing lokal, kualitasnya
juga dikenal lebih baik.
4. Sebagai Sumber Pendapatan.
Budidaya kambing etawa bisa digunakan sebagai sumber pendapatan alternatif di
pedesaan yang sangat menjanjikan jika ditekuni secara serius, biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan kandang dan biaya perawatan relatif sama dengan
biaya memelihara kambing lokal.
C. PROSPEK PASAR
Agribisnis komoditas ternak kambing dan domba (kado) di Indonesia mempunyai
prospek yang sangat besar, mengingat dalam 10 tahun mendatang akan ada 5 juta
kepala keluarga muslim yang masing-masing kepala keluarga akan menyembelih satu
ekor ternak kambing ataupun domba untuk kurban, satu ekor untuk setiap anak
perempuan dan dua ekor untuk anak laki-laki untuk akikah. Disamping itu untuk
keperluan ibadah haji di tanah suci akan dibutuhkan 2,5 juta ekor kado untuk keperluan
membayar dam ataupun untuk kurban para jemaah haji.
Secara mandiri swasta dapat bergerak di sektor hulu (usaha penyediaan calon induk,
penyediaan pejantan, penyediaan semen, pabrik pakan mini,dll), serta di kegiatan hilir
(RPH, industri pengolahan daging, susu, kulit, kompos dll.). Usaha-ternak budidaya oleh
swasta dilakukan melalui pendekatan pola kemitraan, dimana peternak menghasilkan
bakalan dan inti membeli untuk digemukkan atau langsung dipasarkan. Variasi dari pola
kemitraan dan investasi dalam pengembangan kado sistem integrasi mungkin cukup
beragam, dan harus disesuaikan dengan kondisi setempat.
Investasi penyediaan bibit unggul, untuk calon induk maupun pejantan adalah sangat
strategis, karena saat ini praktis belum ada pihak yang tertarik. Pusat pembibitan ternak
milik pemerintah yang sudah ada belum mampu untuk merespon perkembangan yang
terjadi di masyarakat. Namun ke depan kegiatan ini justru harus dilakukan oleh swasta
atau peternak kecil yang maju. Investasi untuk usaha ini dapat dimulai dengan skala
sedang 200-500 ekor untuk kemudian dikembangkan menjadi usaha yang besar.
Investasi yang diperlukan usaha ini sedikitnya sekitar Rp. 0,5-1 milyar, tidak termasuk
HALAMAN 6 - 33
E. KENDALA
Meskipun asetnya besar, namun pengembangan ternak kambing di Desa Pagerpelah,
bukan berarti tanpa kendala. Salah satu kesulitan yang kerap dikeluhkan peternak
kambing yakni masalah minimnya ketersediaan pakan konsentrat sebagai tambahan
hijauan pakan ternak. Hal itu sangat terasa,jika memasuki masa paceklik hijauan,
HALAMAN 6 - 35
Dieng dengan beragam pesona keindahan alam,budaya, seni dan tradisi selalu dapat
memukau para wisatawan. Salah satunya adalah pesona indah Gunung Pangonan. Jarak
tempuh yang pendek mempermudah wisatawan untuk mencapai puncak Gunung.
Perjalanan di tempuh sekitar 30 menit, selama perjalanan kita bisa melihat indahnya
Telaga Merdada dari atas, cantiknya bunga edelwise dan daisy menghiasi kanan dan kiri
jalan setapak yang dilalui, hamparan padang safana yang indah itulah Telaga Sumurub.
C. MENGGAPAI MATAHARI DI BUKIT PRAU DIENG
Keindahan bukit – bukit yang tergambarkan,
bisa kita lihat di Puncak Gunung Prau. Diawali
dengan munculnya Matahari terbit di atas
bukit, dan keindaharan hamparan bunga
Daisy serta rumput yang sangat indah nyata
ada di Puncak Gunung Prau.
D. KAWAH
HALAMAN 6 - 37
1 Kawah Candradimuka
Kawah ini sebenarnya bukan kawah gunung
berapi, tetapi merupakan pemunculan Solfatara
dari rekahan tanah. Terdapat dua lubang
rekahan yang masih aktif mengeluarkan
Solfatara. Di Kawah ini terdapat sumber air yang
dipercaya memiliki kekuatan magic, sehingga
banyak wisatawan yang memanfaatkannya.
2 Kawah Sikidang
Kawah Sikidang merupakan tempat favorit bagi
wisatawan, karena merupakan kawah vulkanik
denganlubang kepundan yang dapat disaksikan
dari bibir kawah. Uap air dan lava berwarna
kelabu selalu bergemulak muncul berpindah-
pindah bahkan melompat seperti seekor kidang.
Sehingga dikenal dengan nama Kawah Sikidang.
3 Kawah Sileri
Kawah Sileri merupakan kawah terluas di
Dataran Tinggi Dieng yang masih aktif. Air
Kawahnya gemulak dan mendidih persis seperti
bekas cucian beras atau leri, sehingga
dinamakan KawahSileri. Tidak jauh dari sini, kita
juga dapat menikmati Air Panas Bitingan dan
Curug Si Rawe.
2 Telaga Balekambang
HALAMAN 6 - 38
Telaga ini lokasinya tidak jauh dari Kompleks Candi Arjuna, disini banyak terdapat
ikan air tawar. Dan oleh wisatawan dan masyarakat dijadikan sebagai lokasi
pemancingan.
3 Telaga Merdada
Telaga Merdada merupakan telaga
terluas di dataran tinggi Dieng dengan
latar belakang bukit yang hijau
merupakan pemandangan yang sungguh
menakjubkan. Disini Wisatawan dapat
memancing dan bersampan mengelilingi
Telaga.
4 Curug Sirawe
Adalah tempat wisata berupa curug/air terjun
yang terletak tidak jauh dari zona inti kawasan
wisata Dieng, tepatnya di dusun Bitingan Desa
kepakisan sebelah barat Dieng . Memiliki
ketinggian kurang lebih 80 m berada di
pegunungan yang hijau dengan panorama yang
sangat indah. Untuk mencapai ke air terjun ini
anda bisa memakai sepeda motor atau bisa
treking melalui bukit sipandu sebuah bukit yang
konon katanya adalah salah satu gerbang atau
pintu masuk kawasan Dieng dari arah utara. Air terjun ini sangat unik selain area
sekitarnya yang masih sangat alami karena tumbuhan yang mengelilinginya masih
benar-benar tumbuhan gunung yang sangat beragam air terjun ini juga sangat
mempesona karena air panas dan dingin menyatu jadi satu.
5 Curug Pitu
Curug pitu merupakan obyek wisata
HALAMAN 6 - 39
alam dengan daya tarik utama berupa Air terjun yang berjumlah tujuh buah curug
secara bertingkat dari atas kebawah, maka diberi nama Curug Pitu. Antara Curug
Pertama yang berada di paling atas hingga Curug Ketujuh yang berada di paling
bawah mempunyai ketinggian yang berbeda-beda dan masing-masing memiliki
keindahan sendiri-sendiri. Dari curug pertama (tingkat I), kita bisa menyaksikan air
terjun dengan debit air yang cukup besar. Di kanan kiri adalah hutan yang masih
asri yang didominasi tanaman keras. Banyak juga pohon durian.
Jika kita ingin melihat curug di atasnya, kita harus mendaki jalan setapak di kanan
jalan. Ada anak tangga yang cukup memudahkan mendaki. Setiap sekitar 50 meter,
curug kedua dan seterusnya sudah menanti. Di curug teratas (tingkat tujuh),
pemandangan lebih eksotis lagi karena keenam curug di bawahnya terlihat indah
bak kaki-kaki bidadari yang lembut menjuntai.
Dari Kota Banjarnegara kita berkendara ke arah timur sekitar 10 kilometer
sampailah di pertigaan Desa Sigaluh. Ambil jalan kanan, mulailah menyusuri
jalanan desa yang halus dengan udara yang segar, dengan jarak tempuh sekitar 7
kilo meter. Tak jauh dari Balai Desa Kemiri, kita bisa langsung menikmati
keindahan dan kesegaran Curug Pitu.
6 Wisata Waduk Mrica
Kawasan Waduk Mrica ini erletak
arah Barat + 10 Km dari Kota
Banjarnegara. Merupakan lokasi
wisata yang sangat menarik,
karena disamping hamparan air
yang sangat luas, juga terdapat
bukit-bukit yang rimbun oleh
pepohonan nan indah dan asri.
Adalah waduk terpanjang di Asia
Tenggara yang membendung Sungai Serayu dan mempunyai kapasitas tenaga
listrik 184,5 Mega Watt. Obyek wisata Waduk Mrica menawarkan berbagai paket
wisata air yakni berperahu mengelilingi waduk, Olahraga dayung maupun
memancing. Disamping Arena Permainan Anak dan Panggung Terbuka, disini juga
terdapat Padang Golf dengan 8 Hole.
2 Wisata Pemancingan
Wisata ini merupakan kegiatan
pemancingan ikan di kolam-kolam milik
penduduk Desa Kutayasa.
3 Agrowisata Salak
Wisata ini yaitu mengamati sekaligus berpartisipasi langsung dalam kegiatan
pertanian salak. Wisatawan diajak mengenal bagaimana cara melakukan
persilangan pohon salak (penyerbukan) dan bisa memetik buah salak secara
langsung dari pohonnya.
4 Agrowisata Padi
Dalam wisata ini wisatawan diajak
berpertisipasi langsung dalam kegiatan
bertani mulai dari cara pengolahan
tanah (pembajakan), pemupukan,
penyemaian benih dan penanaman
bibit padi.
B. CANDI GATOTKACA
Gatotkaca.
Pesta parak iwak adalah rangkaian proses, yang akan diawali dengan pengambilan air
dan ikan dari tujuh telaga Di Dataran Tinggi Dieng. Tujuh telaga tersebut yaitu telaga
Balekembang, telaga Sendang Sedayu, telaga Warna, telaga Pengilon, telaga Merdada,
telaga Sewiwi dan telaga Cebong. Pengambilan ikan dari tujuh telaga tersebut akan
dilaksanakan pada tangga 26 Agustus 2013.
Ikan yang diambil dari tujuh telaga itu akan dimasukan ke dalam bokor yang kemudian
dikirab dari Batur- Wanayas- karangkobar- Banjarmaggu dan akan diinapkan di
Madukara. Acara puncak pesta parak iwak dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013,
ikan dari tujuh telaga yang diambil dari dataran tinggi Dieng akan dikirab lagi dari desa
Talunamba Madukara menuju The Pikas dan selanjutnya ikan dilarung ke sungai serayu
Banjarnegara. Pesta parak iwak tersebut dikemas secara apik, eksitik dan menarik.
Dalam kegiata ini terdapat ribuan tenong dan para pengunjung bisa menikmati
makanan yang terdapat didalam tenong. Selain itu para pengunjung juga bisa
menikmati hiburan seni budaya Banjarnegara.
G. MUSEUM KAILASA
Kailasa adalah sebuah museum yang berisi artefak dan keterangan geologi, pertanian,
kesenian, kepercayaan, flora, fauna dan warisan arkeologi Dataran Tinggi Dieng.
Museum kailasa terletak di komplek candi Gatutkaca secara administratif masuk
Kabupaten Banjarnegara. Museum ini diberi nama Kailasa, yang diambilkan dari nama
salah satu gunung tempat tinggal Dewa Syiwa. Nama ini diambil karena kepurbakalaan
HALAMAN 6 - 44
Dieng diwarnai dengan pemujaan terhadap Dewa Syiwa, yang dapat diketahui dari
percandian maupun prasasti. Museum kailasa diresmikan pada tanggal 28 Juli 2008
Oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (Ir Jero Wacik).
Museum kailasa merupakan salah satu obyek wisata religius yang terdapat di dataran
tinggi dieng, didalam museum terdapat peninggalan peradaban Hindu Jawa kuno pada
abad ke-7 sampai dengan abad ke -8. Di dalam Museum Kailasa dilengkapi dengan
teater yang berisi film dokumenter tentang candi, arkeologi, dan prasasti dieng. Fasilitas
lain yang terdapat disekitar museum kailasa seperti, Cafe sebagai tempat peristirahatan
yang nyaman untuk wisatawan dan pusat oleh - oleh berupa cideramata khas dieng.
lebih menambah kenyamanan. Harga baju batik tulis Gumelem siap pakai cukup terjangkau
yakni berkisar antara Rp165.000 hingga Rp 190.000.-
TABEL: 6.10. UKM PENGRAJIN BATIK GUMELEM BANJARNEGARA
shorghum.
2 Kuliner Khas
Banjarnegara memiliki banyak makanan tradisional khas seperti buntil, , aneka keripik,
aneka manisan, atau makanan yang telah dikenal masyarakat luas yaitu dan minuman
Dawet Ayu. makanan yang terbuat dari tempe yang dbungkus tepung ditambah dengan
irisan daun bawang dan digoreng.
C T R A S S.
Trass merupakan endapan sekunder dari
pelapukan andesit tua, bahan tambang
ini dapat digunakan untuk mencampuri
/melengkapi bahan baku tambang lain
untuk industri strategis misalnya
pembuatan semen. Jumlah cadangan
Trass di Kabupaten Banjarnegara cukup
besar dengan perkiraan volume 14,09
juta M3, sebarannnya berada di 6
HALAMAN 6 - 53
Kecamatan, yaitu :
D BATU LEMPENG
Batu lempeng merupakan bahan galian yang
mempunyai nilai ekomonis tinggi dan cara
pengolahannya sederhana, mutunya baik,
jumlah cadangan cukup besar, dan sangat
potensial untuk dikembangkan. Batu lempeng ini
dapat digunakan untuk ornament dinding dan
trotoar, yang selama ini pemasarannya ke
daerah Jawa Barat dan belum dikelola secara
baik.
E BATU GRANIT.
Batu granit adalah bahan galian yang proses pengolahannya memerlukan tehnologi dan
penelitian yang berlanjut agar hasil yang diperoleh mempunyai nilai ekonomis yang lebih
tinggi, karena batu granit ini banyak digunakan untuk lantai dan dinding gedung-gedung
mewah. Banjarnegara memiliki Deposit batu granit sebesar 287.148.000 M3 dan Berat
Terka sebesar 1.303.865.951 Ton, yang tersebar di 5 Kecamatan :
a Kecamatan Bawang 2.735.500 M3 / 7.112.300 ton
b Kecamatan Banjarmangu 3.525.000 M3 / 9.165.000 ton
c Kecamatan Karangkobar 25.002.500 M3 / 65.006.500 ton
d Kecamatan Pagentan 13.142.500 M3 / 34.170.500 ton
e Kecamatan Wanayasa 23.267.500 M3 / 60.495.500 ton
Potensi tambang batu granit yang dikelola oleh Perusda Kabupaten Banjarnegara seluas
1.250 m2. Upaya exploitasi batu granit dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
peningkatan kualitas jalan utama kabupaten agar dapat dilalui alat angkut berat.
Analisa kebutuhan sarana prasarana untuk melakukan exploitasi batu granit sbb. :
A. Pembukaan lahan tambang dengan :
1. Jalan rolak 1 Km dari lokasi tambang
2. Pembebasan lahan tambang
3. Alat pengeruk
4. Perizinan
5. Rekruitmen tenaga kerja
B. Transportasi : sarana prasarana jalan memenuhi syarat untuk truk-truk pengangkut
C. Kebijakan Pemerintah : Kemudahan Birokrasi dan Perda Tata Ruang
D. Depo Penampungan yang dibutuhkan : Tenaga Keja, Pembebasan lahan, Perizinan dan
sarpras internal di lokasi.
F ASBES
Asbes digunakan untuk industri, pelapis dinding, kebanyakan digunakan sebagai bubur.
Tersebar di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bawang dengan jumlah deposit sebesar
1.575.000 M3 dengan Berat Terka sebesar 35.781.586 Ton, dan Kecamatan
Purwanegara dengan jumlah deposit sebesar 1.010.250 M3 dengan Berat Terka sebesar
22.951.332 Ton.
G PASIR KUASA
HALAMAN 6 - 55
ironisnya rasio elektrifikasi di Banjarnegara termasuk yang paling rendah diantara kota
dan kabupaten di Jawa Tengah.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara terus menggenjot pemanfaatan
potensi energi mikrohidro untuk menjangkau seluruh dusun di wilayah pegunungan
yang hingga kini belum dialiri listrik. Pemkab setempat telah menerbitkan izin untuk
pembangunan 23 titik pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan nilai
investasi Rp 841 miliar.
Menurut Bupati Banjarnegara Sutejo Slamet Utomo, dari 23 titik PLTMH, masing-
masing memiliki kapasitas produksi listrik yang berbeda. Ada yang hanya beberapa
kilowatt, namun ada juga yang sampai megawatt (MW). Investasi PLTMH memang
cukup mahal. Untuk membangun 1 MW butuh dana kurang dari Rp 18 miliar.
TABEL: 6.12. LOKASI, SUMBER ENERGI PEMANFAATAN DAN PROGRAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA
NO LOKASI DME SUMBER ENERGI LUAS DANA/PROGRAM
(KAB, KEC. DESA,) (Jenis Tanaman/ternak) AREAL/KAPASITAS/ PEMANFAATAN DUKUNGAN/ KETERANGAN
JUMAH TERNAK KEMEMTERIAN
I. Biogas
1 Desa Wanaraja Kec. Wanayasa Sapi 4 - 10 ekor Biogas 2 Unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
2 Desa Kutayasa Kec. Bawang Sapi 4 - 10 ekor Biogas 1 Unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
3 Desa Kaliwungu Kec. Mandiraja Sapi 4 - 10 ekor Biogas 1 unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
4 Desa Karangkobar Kec. Karangkobar Sapi > 15 ekor Biogas 1 Unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
5 Desa Blambangan Kec. Bawang Sapi > 15 ekor Biogas 1 Unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
6 Desa Limbangan Kec. Banjarnegara Sapi > 15 ekor Biogas 1 Unit APBD Kabupaten 2009 Digunakan perorangan
7 Kec. Wanayasa Sapi 8.678 ekor Biogas - Potensi Digunakan Kelompok
8 Kec. Kalibening Sapi 5.993 ekor Biogas - Potensi Digunakan Kelompok
9 Kec. Karangkobar Sapi 4.678 ekor Biogas - Potensi Digunakan Kelompok
10 Kec. Bawang Desa Gemuruh Sapi 20 ekor Biogas 1 Unit APBD Prov. 2011 Digunakan Kelompok
11 Kec. Bawang Desa Watuurip Sapi 20 ekor Biogas 1 Unit APBD Prov 2011 Digunakan Kelompok
12 Kec. Bawang Sapi 10 ekor Biogas 1 Unit APBD Kab 2012 Digunakan perorangan
II. Biofuel (BBN)
1 Desa Lengkong Kec. Rakit Salak Afkir 8 ton/hari Bioetanol APBN 2009 Tidak produksi
2 Desa Sawangan Kec. Punggelan Ketela Pohon 1.297 ha, Pabrik 400 ltr/hr Bioetanol Dep ESDM Tahun 2009 Tidak produksi
3 Kec. Purwonegoro Ketela Pohon 3.900 ha Bioetanol - Produksi Kec. 92.545,00 ton
4 Kec. Bawang Ketela Pohon 1.630 ha Bioetanol - Produksi Kec. 34.689,00 ton
5 Kec. Madukara Salak 1.359.582 kwintal Bioetanol Produktifitas 33 kg/phn
6 Kec. Banjarmangu Salak 265.233 kwintal Bioetanol - Produktifitas 33 kg/phn
APBD Prov 2011, belum
7 Desa Karangkemiri Kec. Wanadadi Salak Afkir/Ketela/tetes 300 l/hari Bioetanol Tidak produksi
optimal
III. Biomassa
Sisa gergajian belum
1 Kabupaten Banjarnegara Kayu (Biomassa) Luas Hutan Rakyat 23.994 ha Biomassa -
dimanfaatkan
IV. Gas Alam
1 Desa Sidengok Kec. Pejawaran Gas Alam 310 KK Bahan Bakar APBD Prop. 2009 Digunakan perorangan 50 KK
2 Dsn Simpar, Desa Pagundungan Gas Alam 97 KK Bahan Bakar - Belum dimanfaatkan
Kec. Pejawaran
3 Dsn Pegundungan, Desa Pegundungan Gas Alam 256 KK Bahan Bakar - Baru dimanfaatkan 3 KK
4 Dsn Tempuran Desa Sijenggung Gas Alam Bahan Bakar - Belum dimanfaatkan
HALAMAN 6 - 59