Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PERENCANAAN PENYULUHAN PERTANIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN
PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN DAN PEMBUATAN PAKAN
SUPLEMEN MELALUI PENYULUHAN DI DESA BANGUN SARI
KABUPATEN BANYUASIN

Oleh :

Septa Sarima Nim 05011382025120

Amelia Nasyriah Nim 05011382025144

Dodi Priandi Nim 05011382025158

Agni Julianti Aulia Nim 05011382025160

Niken Maharani Nim 05011382025184

Kelas Agribisnis B Indralaya

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

Contents
BAB 1 ..............................................................................................................................3
PENDAHULUAN ...............................................................................................................3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................3
1.2. Analisis Situasi ......................................................................................................3
1.4. Tujuan ..................................................................................................................4
1.5. Manfaat................................................................................................................4
BAB II ..............................................................................................................................5
Tinjauan Pustaka .............................................................................................................5
2.1 Jenis – jenis limbah pertanian berdasarkan sumber penghasilannya ......................5
2.2 Limbah pertanian sebagai pakan ternak ................................................................6
BAB III .............................................................................................................................9
Metode Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................9
Metode Pelaksanaan ...................................................................................................9
Khalayak Sasaran....................................................................................................... 11
Rancangan Evaluasi ................................................................................................... 11
Identifikasi Permasalahan ............................................................................................. 12
Waktu dan rencana jadwal kegiatan .......................................................................... 12
Alokasi Waktu ............................................................................................................... 12
Organisasi pelaksana ................................................................................................. 13
Rencana biaya ........................................................................................................... 13
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………….16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketersedian pakan berkualitas secara kontinyu sepanjang tahun merupakan
faktorutama keberhasilan pengembangan ternak ruminansia. Dengan
demikiansangatlah penting untukmengembangkan strategi untukmenjamin
ketersediaanpakandenganmenggunakansemua sumber daya pakanyangtersedia.Di
daerah-daerah pertanian, berbagai limbah pertaniantersedia melimpahselama
musim panen(Al-Mamun, Akbar, & Shahjalan, 2002). Kelimpahan limbah
pertanian seperti batang jagung,jerami padi dan berbagai limbah pertanaman
lainnya didaerah- daerah sentra pertanian salah satunya Kabupaten Banyuasin.

1.2. Analisis Situasi


Luas panen jagung terbesar di Kabupaten Banyuasin terjadi pada tahun
2018 sebesar 22.422 hektar. Akan tetapi untuk produksi pada tahun 2017 lah yang
paling besar yaitu sebesar 142.521 ton, dan pada produktivitas juga di tahun 2017
merupakan produktivitas tertinggi yaitu 6,949 ton per hektar.Salah satu desa yang
ada di Banyuasin pada tahun 2020 desa terbanyak nomor dua dalam luas rencana
tanam tanaman pangan di Kecamatan Tanjung Lago yaitu Desa Bangun Sari
seluas 1.567 hektar. Hampir tidak ada produk jagung yang dikonsumsi sendiri,
kecuali dalam jumlah yang sangat sedikit petani menanam jagung untuk
kebutuhan konsumsi lokal. Penanaman jagung dilakukan pada musim tanam ke
dua setelah padi(Suliasnita, 2021). Hal itulah yang membuat jumlah limbah
pertanian menjadi tinggi, sehingga perlu pemanfaatan limbah menjadi bahan yang
berguna salah satunya menjadi pakan ternak.

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah


Kelemahan mendasar pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak
ruminansia adalahkualitasnyayangrendah(Gummert, Hung, Chivenge, &
Douthwaite, 2020). Kandungan protein limbah pertanian berkisar antara 2
sampai5,3%dengankecernaanyanghanya mencapai 40-50%. Dengandemikian
limbah pertanian yang berkualitasrendahtersebut perludiolahuntuk meningkatkan
nilai nutrisi dan manfaatnyabagi ternak ruminansia. Terlepas darikeberadaan
berbagai teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mengolah limbah pertanian
sebagai pakan ternak, masyarakat di Desa Bangun Sari belum sepenuhnya
mengetahui dan mampu melaksanakanpengolahanlimbah pertanian yang nantinya
akan dijadikan pakan ternak ruminansiaberkualitas baik sedangkan jumlah
limbang pertanian tersebut sangat melimpah. Hal itulah yang melatarbelakangi
penyusunan proposal perencanan penyuluhan pertanian ini.

1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari program penyuluhan pertanian yang
dirancang ini adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengelola


limba pertanian
2. Merubah perilaku petani dalam mengelola limba pertanian
3. Meningkatkan kesejahteraan petani

1.5. Manfaat
Setelah kegiatan dilaksanakan masyarakat akan mendapatkan manfaat :

1. Meningktanya kemampuan petani dalam mengelola limbah pertanian


2. Menurunnya biaya pembelian pakan ternak
3. Meningkatnya pendapatan petani
4. Berkurangnya limbah pertanian yang dapat berakibat buruk pada
lingkungan
BAB II
Tinjauan Pustaka
Pertanian menjadi salah satu sektor yang banyak dimanfaatkan sebagai
mata pencarian oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, akan cukup mudah untuk
menemukan lahan pertanian di wilayah Indonesia. Seiring dengan hal tersebut,
limbah pertanian muncul dan menjadi salah satu permasalahan dalam bidang
pertanian. Limbah pertanian merupakan bagian dari hasil pengelolaan pertanian
yang tersisa atau tidak diperlukan. Dengan kata lain, limbah pertanian merupakan
sampah atau produk buangan dari hasil pertanian.

Limbah pertanian merupakan bahan yang dibuang di sektor pertanian yang


dapat berbentuk bahan tidak terpakai maupun bahan dari sisa-sisa kegiatan
pertanian. Beberapa contoh limbah pertanian adalah jerami padi, seresah tanaman,
sisa panen (bagian tanaman yang tidak terpakai). Limbah pertanian merupakan
bahan yang dibuang di sektor pertanian yang dapat berbentuk bahan tidak terpakai
maupun bahan dari sisa-sisa kegiatan pertanian. Beberapa contoh limbah
pertanian adalah jerami padi, seresah tanaman, sisa panen (bagian tanaman yang
tidak dipanen), sisa kegiatan pengendalian gulma, kotoran ternak, dan lain-lain.

2.1 Jenis – jenis limbah pertanian berdasarkan sumber


penghasilannya
1. Limbah tanaman pangan

Limbah tanaman pangan berasal dari hasil pengelolaan tanaman yang


menjadi bahan pangan, seperti padi, jagung, ketela pohon, kacang kedelai, kacang
hijau, dan kacang tanah. Limbah tanaman pangan sering dimanfaatkan sebagai
bahan baku pengelolaan pupuk atau pupuk organik. Tanaman pangan yang cocok
dimanfaatkan sebagai pupuk, yaitu padi, jagung dan singkong.

2. Limbah tanaman hortikultura

Sayuran dan buah-buahan yang rusak atau tidak memenuhi kualitas


penjualan akan menjadi limbah pertanian. Limbah tanaman sayuran dapat berasal
dari pengelolaan hasil pertanian bawang merah, bawang putih, kentang, kubis,
kembang kol, wortel, lobak, kacang merah, kacang panjang, cabai, paprika, tomat,
buncis, kangkung, bayam, mentimun, dan jenis sayuran lainnya. Limbah tanaman
buah-buahan dapat berasal dari pengelolaan hasil pertanian alpukat, belimbing,
anggur, apel, mangga, manggis, pepaya, durian, dan jenis buahan lainnya. Limbah
ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan pembuatan pupuk kompos
atau pupuk organik.

3. Limbah tanaman perkerbunan

Limbah tanaman perkebunan berasal dari pengelolaan hasil perkebunan,


seperti kelapa, kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh, kakao, jambu mete, dan tebu.
Limbah dari hasil tanaman kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh, kakao, jambu mete,
dan tebu cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik.

2.2 Limbah pertanian sebagai pakan ternak


Pakan dalam melakukan usaha budidaya ternak, merupakan salah satu
sarana produksi yang amat penting dan sangat strategis, karena kecukupan dan
mutunya yang secara langsung berkorelasi dengan performan ternak.
Keterbatasan pakan dapat menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah
menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi. Hal ini
dapat diatasi bila potensi pertanian/industri maupun limbahnya dapat
dioptimalkan penggunaannya sebagai bahan pakan ternak. Penggunaan bahan
pakan alternatif sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain bahan
pakan tersebut tersedia dalam satu tempat dalam jumlah yang banyak, sehingga
untuk memperolehnya tidak membutuhkan biaya yang besar

Limbah adalah sisa atau hasil ikutan dari produk utama limbah. Limbah
pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang
yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya dan merupakan pakan
alternatif yang digunakan sebagai pakan ternak ( Yani , 2011 ). Berbagai hasil
ikutan pertanian dapat dijadikan sebagai sumber bahan pakan baru baik untuk
ternak ruminansia maupun ternak unggas. Sumber limbah pertanian diperoleh
dari komoditi tanaman pangan, dan ketersediaanya dipengaruhi oleh pola tanam
dan luas areal panen dari tanaman pangan di suatu wilayah. Jenis limbah
pertanian sebagai sumber pakan antara lain : limbah tanaman padi, tanaman
jagung, tanaman kedelai, tanaman kacang tanah, tanaman ubi kayu, tanaman ubi
jalar, dll.

1. Tanaman Padi

Padi (beras) merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia.


Pemanfaatan padi sebagai pakan ternak terutama ternak unggas sangat bersaing
dengan kebutuhan manusia. Akan tetapi limbah dari tanaman padi sangat
berpotensi untuk dijadikan pakan ternak. Limbah tersebut berupa jerami, dedak,
dan bekatul

2. Tanaman Jagung.

Tanaman jagung adalah komoditas penghasil bahan pangan maupun bahan


pakan karena biji jagung di beberapa daerah berfungsi sebagai bahan pengganti
padi. Jagung juga merupakan salah satu bahan baku pakan yang sangat disukai
oleh ternak dan memenuhi syarat sebagai sumber energi. Selain biji jagung yang
digunakan sebagai bahan pakan, adapun bagian dari tanaman jagung dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ruminansia karena memiliki kandungan
serat yang tinggi. Kualitas nutrisi yang terkandung dalam limbah tanaman jagung
bervariasi tetapi tidak cukup tinggi untuk diberikan sebagai pakan tunggal. Ada
beberapa proses yang dilakukan untuk mengolah limbah jagung untuk
meningkatkan kualitas dan daya simpannya. Agar pemanfaatannya sebagai pakan
dapat optimal, limbah jagung perlu ditingkatkan kualitasnya dan harus
disuplementasi dengan bahan pakan lain. Berikut bagian dari tanaman jagung
yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ( Anggraeny , 2006 ) ternak
ruminansia antara lain:

1. Jerami jagung/brangkasan
2. Tongkol Jagung/Janggel
3. Klobot Jagung/kulit buah
4. Tebon Jagung.
3. Tanaman ubikayu

Tanaman ubi kayu (Cassava) merupakan makanan pokok nomor tiga


setelah padi dan jagung di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman tropis
yang potensial dan sangat penting sebagai pakan ternak sumber energi (umbi) dan
protein (daun) dalam jumlah besar. Limbah tanaman ubi kayu yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1) Berasal dari lahan pertanian, berupa daun ubi kayu setelah masa
panen
2) Berasal dari pabrik pengelolahan ubikayu

4. Tanaman Lainnya

Menurut Widayati dan Widalestari (1996), limbah pertanian lainnya yang


dapat dimanfaatkan sebagai pakan pendukung untuk ternak terutama ternak
ruminansia antara lain kulit buah nanas, bungkil kacang tanah, pucuk tebu, jerami
kedele, jerami ketela rambat, jerami kacang tanah serta limbah berupa sayur-
sayuran yang sudah tidak termanfaatkan untuk manusia.
BAB III
Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan pengolahan limbah pertanian sebagai pakan suplemen
melalui penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Bangun Sari, Kabupaten
Banyuasin. Kegiatan tersebut dilakukan selama 2 hari berturut-turut yang
bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bangun Sari dengan dukungan
pendanaan dari dana desa.
Dalam kegiatan ini, Kepala Desa Bangun Sari membuka dengan
resmi kegiatan pelatihan pengolahan limbah pertanian sebagai pakan
ternak. Dalam sambutannya, Kepala Desa Bangun Sari berbagai program
yang telah dan akan dilakukan dalam rangka memajukan sektor
peternakan yang ada. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan kondisi
riil peternak sapi dan ternak ruminansia lainnya yang ada di wilayah desa
Bangun Sari dan desa-desa sekitarnya yang merupakan daerah persawahan
dan lahan pertanian intensif. Permasalahan utama pengembangan ternak di
daerah tersebut adalah ketersediaan pakan selama musim kemarau
sehingga banyak ternak yang ada menjadi tidak produktif. Sementara itu
disampaikan bahwa limbah pertanian yang ada berupa jerami jagung dan
jerami padi banyak yang tidak dimanfaatkan dan dibakar begitu saja.
Kepala desa mengakhiri sambutannya dengan berharap terhadap semua
peserta agar bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan pelatihan dan
menerapka ilmu dan keterampilan yang diperoleh sehingga ternaknya
dapat lebih produktif. Sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu :

1. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Limbah Pertanian


Kegiatan pelatihan difokuskan pada pengolahan limbah pertanian
berupa batang jagung. Limbah pertanian tersebut tersedia di desa tersebut
dalam kuantitas yang melimbah selama musim panen. Kegiatan pelatihan
diawali dengan pemaparan oleh Tim PkM tentang potensi limbah
pertanian sebagai pakan ternak serta kelemahan mendasar dari limbah
pertanian dari segi nilai nutrisinya. Namun demikian disampikan bahwa
walaupun kualitasnya rendah, pemberian limbah pertanian pada sapi-sapi
yang digembalakan dapat mempertahankan kondisi ternak sapi untuk tetap
sehat dan beranak dengan baik. Praktek Pencincangan dan penimbangan
batang jagung
Kelemahan utama penggunaan limbah pertanian termasuk batang
jagung adalah kualitasnya yang rendah. Limbah pertanian tersebut
mengandung protein kasar kurang dari 5% dan mengandung serat yang
tinggi, bisa mencapai 80%. Dengan demikian, batang jagung dan limbah
pertanian lainnya perlu diolah agar dapat dimanfaatkan oleh ternak secara
baik. Dalam pelatihan tersebut peserta latih diberikan tambahan wawasan
tentang manfaat yang dapat diperoleh dengan mengolah limbah pertanian
yang secara umum dapat meningkatkan produksi ternak. Dijelaskan bahwa
pengolahan limbah pertanian dapat meningkatkan konsumsi dan kecernaan
pakan karena adanya peningkatan kandungan nutrisi, perubahan bentuk
fisik yang memudahkan ternak untuk mengunyah. Di samping itu,
pengolahan limbah pertanian juga dapat memperpanjang masa simpan
limbah untuk dapat digunakan untuk jangka waktu lama.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan porsi praktek yang lebih
banyak sehingga peserta latih benar-benar terlibat dalam setiap tahapan
aplikasi teknologi amoniasi yang dilatihkan. Dalam kegiatan ini, tahapan
prakteknya dimulai dengan pencincangan batang jagung dan jerami padi.
Pencincangan dilakukan dengan mesin cincang berkapasitas 10 ton per
hari. Selanjutnya, peserta latih diajarkan untuk menentukan banyaknya
urea yang dibutuhkan untuk ditambahkan pada campuran batang jagung
dan jerami padi yaitu sebanyak 4% dari toal limbah yang ditimbang.
Dalam kegiatan ini hasil cincangan kedua limbah pertanian tersebut
mencapai 460 kg. Jumlah tersebut cukup banyak dan dicincang dalam
waktu kurang lebih 40 menit.
Selanjutnya perserta latih diajarkan menentukan banyaknya air yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kadar air amoniasi sebesar 65% serta
melarutkan urea dan memercikkannya di atas limbah pertanian yang telah
dicacah dan ditimbang. Campuran batang jagung dan jerami padi
selanjutnya diperciki larutan urea dan dicampur sebeum dimasukkan ke
dalam drum sebagai wadah amoniasi.
Selanjutnya campuran batang jagung dan jerami padi dapat
dimasukkan ke dalam drum plastik berkapasitas 200 kg. Pemasukan
dilakukan secara perlahan sambil dipadatkan untuk meningkatkan
kapasitas wadah. Drum kemudin dittutup dengan plastik atau bahan
lainnya dan disimpan di tempat teduh. Tim PkM selanjutnya
menyampaikan bahwa proses amoniasi akan berlangsung secara kontinyu
dimana urea akan dikonversi menjadi amoniak yang kemudian berperan
melemahkan ikatan lignoselulosa. Secara umum, dampak positif dari
teknologi amoniasi dalam meningkatkan kualitas nutrisi limbah pertanian
adalah menurunnya kandungan lignin dan serat dan meningkatnya
kecernaan (Jayanegara et al., 2017). Peserta latih juga diajarkan
mengevaluasi keberhasilan amoniasi. Ciriciri jerami amoniasi yang baik
adalah: berwarna coklat gelap, tekstur lebut, dan berbau amoniak. Untuk
dapat diberikan kepada ternak, jerami dan batang jagung yang telah
diamoniasi dapat diberikan secara bertahap kepada ternak. Jerami perlu
dikeluarkan beberapa jam sebelum diberikan dan diangin-anginkan untuk
menghilangkan bau dan sisa ammonia. Banyaknya jerami dan batang
jagung amonisa yang dapat diberikan adalah untuk pedet 1-2 kg/hari, dara
(< 2 tahun) 2-4 kg/hari dan dewasa (> 2 tahun) : 4-6 kg/hari.

2. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pakan Suplemen pada Ternak


Ruminansia yang mengkonsumsi limbah pertanian hasil amoniasi
Pemberian limbah pertanian yang telah diamoniasi pada umumnya
belum dapat memacu produktivitas ternak pada level yang tinggi
walaupun nilai nurisinya telah ditingkatkan pada proses amoniasi. Dengan
demikian, untuk ternak-ternak yang berproduksi tinggi seperti pada sapi
yang digemukkan dan pedet, ternak-ternak tersebut perlu diberikan pakan
suplemen atau pakan tambahan. Dalam pelatihan ini, peserta latih juga
diajarkan cara pakan konsentrat dalam bentuk pellet yang dapat digunakan
sebagai suplemen pada ternak sapi atau ternak ruminansia lainnya. Bahan-
bahan yang digunakan dalam pelatihan ini mencakup dedak padi, dedak
jagung, tepung ikan dan mineral. Peserta latih diberikan cara mencampur
bahanbahan dan menambahkan perekat berupa tepung tapioka dan
memasukkan ke dalam mesin pellet. Hasil pellet kemudian dijemur dan
disimpan untuk siap diberikan kepada ternak.

3. Monitoring dan Evaluasi


Evaluasi terhadap kegiatan pelatihan dilakukan pada saat dan pasca
pelaksaan kegiatan pelatihan. Yulianto (2007) menekankan evaluasi
pelatihan harus mencakup daya penerimaan peserta latih, sikap dan
perilaku peserta latih dan aplikasi teknologi yang dilatihkan pasca
pelatihan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta latih mempunyai
semangat yang tinggi selama pelaksanaan pelatihan yang ditunjukkan oleh
tingginya intensitas keterlibatan mereka pada setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan. Namun demikian, kegiatan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan
hanya dilakukan dengan komunikasi antara kepala desa dengan Tim PkM.
Dari hasil komunikasi tersebut, peserta yang membuka amoniasi campuran
batang jagung dan jerami padi merasa puas bisa melihat dan mencium bau
yang sesuai dengan yang disampaikan pada saat pelatihan. Di samping itu,
mereka juga menyampaikan bahwa ternak sapi mau mengkonsumsi batang
jagung dan kerami amoniasi dengan lahap walaupun harus dilatih terlebih
dahulu dengan memberikannya secara bertahap sedikit demi sedikit.

Khalayak Sasaran
Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dengan melibatkan
lebih dari 60 peserta yang terdiri dari utusan beberapa kelompok tani yang
ada di desa Bangun Sari, Kabupaten Banyuasin.

Rancangan Evaluasi
Rancangan evaluasi yang akan dilakukan pada kegiatan pengolahan
limbah pertanian dan pembuatan pakan suplemen melalui penyuluhan ini
akan dilaksanakan dengan beberapa tahapan antara lain:
1. Koordinasi dan Sosialisasi Kegiatan
Kegiatan PKM ini diawali dengan komikasi TIM PKM dengan
kepala desa bangun sari yang menginformasikan pentingnya
melaksanakan pelatihan kepada petani peternak dengan
menggunakan dana desa yang telah dianggarkan. Pemerintah desa
selanjutnya meminta Tim PKM untuk membuat perencanaan
anggaran dan pelaksanaannya.
2. Identifikasi Permasalahan
Pada tahapan berikutnya Tim PKM berkunjung ke desa dan
berdiskusi dengan petani peternak tentang permasalahan yang
dihadapi terutama terkait dengan pemanfaatan limbah pertanian
sebagai pakan suplemen. Pada diskusi tersebut disepakati akan
perlunya pelatihan pengolahan limbah pertanian untuk mendukung
pengembangan pembuatan pakan suplemen di desa tersebut.
3. Pelaksanaan Pelatihan Pelaksaan
pelatihan dilasanakan setelah peserta melakukan pendaftaran
keikutsertaanya. Pelatihan dilaksanakan dengan didahului oleh
sambutan pembukaan kegiatan PKM oleh Kepala Desa Bangun
sari. Selanjutnya Pemberdayaan Masyarakat Petani diikuti dengan
penyampaian materi pelatihan dan disambung dengan diskusi
tentang berbagai aspek menyangkut dengan materi yang
disampaikan dan aspek-aspek lainnya tentang pemeliharaan ternak.
Kegiatan pada hari ke-2 mencakup kegiatan demostrasi dan
praktek teknik pengolahan limbah pertanian dan pakan.
4. Monitoring dan evaluasi.
Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dari program PKM,
dimana tim pelaksana melakukan evaluasi terhadap keberhasilan
program sekaligus sebagai dasar untuk merencanakan rencana
tidak lanjut program berikutnya berdasarkan kepada kebutuhan
mitra.

Waktu dan rencana jadwal kegiatan


Kegiatan penyuluhan pertanian akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni
sampai 11 Agustus 2022 dengan lokasi kegiatan di Desa Bangun Sari,
Kabupaten Banyuasin.

No. Kegiatan Alokasi Waktu


1 Pembekalan Kegiatan Penyuluhan 4 – 6 Juni 2022
Pertanian kepada Mahasiswa
2 Penyusunan dan bimbingan Proposal / 4 – 26 Juni 2022
Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian
3 Pelepasan Mahasiswa Penyuluhan 28 Juni 2022
Pertanian
4 Pelaksanaan/Penerjunan Penyuluhan 1 Juli – 11 Agustus
Pertanian di Desa Bangun Sari, 2022
Kabupaten banyuasin
5 Monitoring Penyuluhan Pertanian dari 8 Juli – 6 Agustus
Dosen 2022
6 Penarikan Mahasiswa Penyuluhan 11 Agustus 2022
Pertanian di Desa Bangun Sari,
Kabupaten Banyuasin
7 Penyusunan dan Konsultasi Laporan 13 Juli – 6 Agustus
Penyuluhan Pertanian 2022

Organisasi pelaksana
Organisasi pelaksana pada kegiatan penyuluhan pertanian di Desa
Bangun Sari, Kabupaten Banyuasin ini adalah mahasiswa dari Universitas
Sriwijaya.

Rencana biaya
Rencana biaya dibuat berdasarkan kepada kegiatan penyuluhan pertanian
yang akan dilaksanakan, meliputi biaya persiapan bahan dan alat, biaya
operasional tim pelaksana, biaya operasional kegiatan di lapangan,
penyusunan laporan, dan pembuatan pendukung laporan kegiatan. Berikut
rinciannya :

No. Uraian Satuan Jumlah Harga Jumlah


Satuan (Rp/satuan) biaya
(Rp)
A. Bahan
1. Jerami padi Kg 200 1000 200.000
dengan kadar
air 60%
2. Urea Gr 50 1000 50.000
3. Molasis (tetes Kg 1 5000 5.000
gula tebu)
4. Probiotik Cc 100 250 25.000
Biochas
B. Alat
1. Terpal Unit 1 25000 25.000
2. Ember kecil Unit 1 15000 15.000
3. Ember besar Unit 1 25000 25.000
4. Gayung Unit 1 10000 10.000
5. Alat pengaduk Unit 1 70000 70.000
6. Sprayer (alat Unit 1 95000 95.000
semprot)
C. Biaya HOK 1 50000 50.000
operasional
tim pelaksana
D. Biaya HOK 42 50000 2.100.000
operasional
kegiatan di
lapangan
E. Penyusunan Rangkap 2 10000 20.000
laporan
F. Pembuatan 1 10000 10.000
pendukung Rangkap
laporan
kegiatan
Total Biaya 2.700.000
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, Y.N., U. Umiyasih, dan N.H. Krishna. 2006. Potensi limbah jagung
siap rilis sebagai sumber hijauan sapi potong. Prosiding Lokakarya
Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung-Sapi.
Puslitbangnak, Pontianak, .149-153.

Ruminansia. Jurnal perternakan. Vol 18, No. 3 : 127 – 136

Widayati, E, dan Widalestari. Y. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus


Agrisarana. Surabaya.

Yani, Y. Desember 2011. Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak

Anda mungkin juga menyukai