Anda di halaman 1dari 8

PROSES PRODUKSI TAHU DI DESA KALISARI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN

BANYUMAS
Puput Santika Dewi, Ismu Rini Dwi Ari, Christia Meidiana
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: puputsantikadewi@gmail.com

ABSTRAK

Produksi tahu di Desa Kalisari berkembang secara turun temurun hingga saat ini. Desa Kalisari ditetapkan sebagai
pusat industri tahu terbesar di Kabupaten Banyumas pada tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Penetapan Desa Kalisari sebagai pusat industri tahu ditandai dengan dibangunnya Monumen Pengrajin Tahu
pada tahun 1990. Pada tahun 2022 jumlah pemilik industri tahu di Desa Kalisari mencapai 284 orang. Jumlah
pemilik tahu di RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 04 masing-masing adalah 95, 153, 5 dan 31 orang atau jika
dinyatakan dalam persentase masing-masing adalah 33%, 54%, 2%, dan 11% dari jumlah total pemilik industri
tahu di Desa Kalisari. Rata-rata jumlah produksi tahu di Desa Kalisari adalah 11.843 kg bahan baku kedelai per
hari. Instalasi biogas pertama dibangun pada tahun 2009 sebagai bentuk penyelesaian konflik masyarakat dan
masalah pencemaran lingkungan. Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas
bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membangun unit pengolahan limbah
tahu Desa Kalisari. Keberhasilan Desa Kalisari dalam mengolah limbah tahu mengantarkan Desa Kalisari sebagai
desa yang dicanangkan sebagai Desa Mandiri Energi Berbasis Pengolahan Limbah Tahu oleh Kementrian Riset
dan Teknologi pada tahun 2012. Pada tahun 2016, industri tahu yang terlayani pengolahan limbah komunal
mencapai 56% dengan jumlah rumah pemanfaat biogas mencapai 21% dari keseluruhan rumah tangga di Desa
Kalisari. Pada tahun 2022, pengguna pengolahan limbah komunal dan pemanfaat biogas terus mengalami
penurunan.

Kata Kunci : industri-tahu, pengolahan-limbah-tahu

ABSTRACT

Tofu production in Kalisari Village has developed from generation to generation. Kalisari Village was appointed
as the center of the largest tofu industry in Banyumas Regency in 1990 by the Banyumas Regency Government.
Tofu monument was built in 1990 to symbolize Kalisari as the center of the tofu industry. In 2022, there are 284
tofu industry owners. There are 95, 153, 5 and 31 owners in RW 01, RW 02, RW 03, and RW 04 respectively or
33%, 54%, 2% and 11% respectively if stated in percentage. The average amount of tofu production in Kalisari is
11,843 kg of soybean per day. The first biogas installation was built in 2009 to solve community conflicts and
environmental pollution problems. The Banyumas District Health Office and Environmental Service worked
together with the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) to build tofu waste treatment
unit. Kalisari Village was nominated as Desa Mandiri Energi by the Ministry of Research and Technology in 2012
for their success on treating tofu waste. In 2016, 56% of tofu industries treated their waste with the number of
houses that utilizing biogas reached 21%. In 2022, communal tofu waste treatment and users of biogas continue
to suffer further decline.

Keywords: tofu-industy, tofu-waste-treatment


tidak ditambahkan dengan bahan lain yang
PENDAHULUAN diizinkan. Tahu berasal dari larutan sari kedelai
Tahu merupakan produk makanan yang digumpalkan dengan bahan pengendap
berbahan dasar kedelai yang sering dikonsumsi pada kondisi asam. Konsumsi tahu di Indonesia
oleh penduduk Indonesia sebagai salah satu diprediksikan akan meningkat dari 7.86 kg/kapita
sumber protein (Faisal, Gani, Mulana, & Daimon, pada tahun 2021 menjadi 7,95 kg/kapita pada
2016). Menurut SNI 01-3142-1998 tentang Tahu, tahun 2023 (Pusat Data dan Sistem Informasi
tahu merupakan produk makanan berupa Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian
padatan lunak yang dibuat melalui proses Pertanian, 2021). Indonesia memiliki kurang lebih
pengolahan kedelai jenis Glycine dengan cara 84.000 industri pengolahan tahu meliputi industri
pengendapan protein, baik ditambahkan maupun skala rumah tangga dengan kisaran pekerja 5-8
orang dan industri besar dengan kisaran lebih dari

Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 57
PROSES PRODUKSI TAHU DI DESA KALISARI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

100 pekerja. Industri tahu di Indonesia Kategori energi terdiri dari listrik, gas alam, dan
menghabiskan sekitar 2,56 juta ton kedelai setiap disel. Tahap proses terdiri dari proses perolehan
tahun (Faisal et al., 2016). bahan baku/bahan mentah, dalam hal ini adalah
Badan Standardisasi Nasional Republik transportasi bahan baku/bahan mentah dari
Indonesia telah mengeluarkan petunjuk teknis daerah asal ke tempat produksi tahu dan tahap
skema sertifikasi produk tahu dalam Peraturan proses produksi (manufacturing). Output
Badan Standardisasi Nasional Republik Indonesia produksi terdiri dari emisi ke udara berupa panas
Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Skema Penilaian dan gas rumah kaca, okara, emisi ke air, dan
Kesesuaian Terhadap Standar Nasional Indonesia produk utama yaitu tahu (Mejia et al., 2018).
Sektor Pangan. Petunjuk teknis skema sertifikasi
produk tahu tersebut merupakan acuan
pelaksanaan sertifikasi produk tahu yang dibuat
melalui proses pengolahan kedelai dengan cara
mengendapkan proteinnya baik dengan
penambahan bahan lain yang diijinkan maupun
tidak. Berdasarkan peraturan ini, tahapan kritis
proses produksi tahu meliputi pemilihan bahan
baku, bahan tambahan pangan dan bahan
kemasan, perendaman, penggilingan,
pemasakan, penyaringan, penggumpalan,
pencetakan dan pengepresan, pemotongan, Gambar 1. Batas sistem partial life cycle
pengemasan, dan penandaan. Penjelasan assessment tahu: dari input hingga output.
Sumber: Mejia, Harwatt, Siegl, Sranacharoenpong, Soret, & Sabate,
tahapan kritis proses produksi tahu berdasarkan 2017
Peraturan Badan Standardisasi Nasional Republik Industri tahu Desa Kalisari berlangsung
Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Skema secara turun temurun dari tahun 1940-an.
Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional Industri Tahu Desa Kalisari hingga saat ini masih
Indonesia Sektor Pangan dapat dilihat pada Tabel menggunakan teknologi tradisional. Penggunaan
1. teknologi tradisional dalam pembuatan tahu saat
Sistem produksi tahu dapat dibagi menjadi ini menjadi salah satu permasalahan lingkungan
input, proses, dan ouput. Gambar 1 berikut ini akibat penggunaan sumber energi yang tidak
adalah batas sistem partial life cylce assessment efisien dan pengolahan limbah yang tidak baik
tahu: dari input hingga output. Berdasarkan (Nugroho, Sulistyaningrum, Melania &
Gambar 2.2, input terbagi menjadi 3 kategori Handayani, 2019). Kandungan bahan organik
yaitu bahan baku, energi, dan air serta udara. dalam limbah tahu yang tinggi dapat menurunkan
Dalam kategori bahan baku, dibagi menjadi daya dukung lingkungan jika dibuang tanpa diolah
bahan baku untuk membuat tahu dan kemasan. (Faisal et al., 2016). Oleh karena itu, limbah tahu
Tabel 1. Tahapan Proses Produksi Tahu
No Tahapan Proses Produksi Penjelasan
Pemilihan bahan baku, bahan Bahan baku, bahan tambahan pangan dan bahan kemasan harus memenuhi
1
tambahan pangan dan kemasan persyaratan yang ditetapkan atau peraturan terkait.
Perendaman Perendaman dilakukan pada waktu tertentu dengan tujuan untuk memudahkan proses
2
penggilingan.
3 Penggilingan Penggilingan dilakukan dengan metode tertentu untuk memperoleh bubur kedelai.
Pemasakan Pemasakan dilakukan pada suhu dan waktu tertentu untuk mendenaturasi protein dari
4
kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi.
Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk memisahkan ampas tahu atau limbah padat dari bubur
5
kedelai dengan filtrat atau ekstrak yang diinginkan.
Penggumpalan Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan koagulan dalam jumlah tertentu
6
untuk memperoleh endapan tahu.
Pencetakan dan Pengepresan Pencetakan dan pengepresan dilakukan untuk menghasilkan bentuk dan tekstur tahu
7
yang diinginkan.
Pemotongan Pemotongan dilakukan dengan metode tertentu untuk menghasilkan ukuran produk
8
yang diinginkan.
Pengemasan Produk dikemas dalam kemasan yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau
9
mempengaruhi isi, dan aman selama penyimpanan serta pengangkutan.
10 Penandaan Penandaan dilakukan berdasarkan persyaratan SNI dan peraturan terkait.
Sumber: Peraturan Badan Standardisasi Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap
Standar Nasional Indonesia Sektor Pangan, 2019

58 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Puput Santika Dewi, Ismu Rini Dwi Ari, Christia Meidiana

tahu perlu diolah dengan tujuan untuk Teknik pengumpulan data primer pada
mengurangi risiko pencemaran terhadap penelitian ini meliputi observasi dan wawancara.
lingkungan (Pamungkas & Slamet, 2017). Observasi dilakukan untuk mengamati produksi
Desa Kalisari ditetapkan sebagai pusat tahu secara langsung dan memperoleh sebaran
industri tahu terbesar di Kabupaten Banyumas unit industri tahu. Wawancara dilakukan untuk
pada tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten memperoleh sistem produksi tahu secara umum.
Banyumas. Penetapan Desa Kalisari sebagai pusat Wawancara dilakukan dengan Sekertaris Desa
industri tahu ditandai dengan dibangunnya Kalisari dan Ketua Kelompok Pengrajin Tahu Desa
Monumen Pengrajin Tahu pada tahun 1990. Kalisari dan Pengelola Biolita (Biogas Limbah
Monumen ini berada di pintu masuk Desa Kalisari. Tahu).
Pertumbuhan industri tahu yang berkembang Analisis yang digunakan untuk
pesat berbanding lurus dengan dampak mengidentifikasi proses produksi tahu adalah
kerusakan lingkungan di Desa Kalisari. analisis linkage system. Analisis keterkaitan
Pertumbuhan industri tahu memberikan dampak antarsektor (linkage system) ditujukan untuk
untuk Desa Kalisari. Dampak sosial yang mengetahui manajemen pengolahan suatu
diakibatkan dari pembuangan limbah tahu adalah barang atau jasa mulai dari proses produksi
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat hingga distribusi. Konsep dari keterkaitan ke
setempat dan memicu konflik sosial. Konflik belakang (backward linkage) adalah
masyarakat dan masalah pencemaran lingkungan mengidentifikasi hubungan antara sektor dalam
yang terjadi di Desa Kalisari berhasil diredam pembelian input untuk digunakan dalam proses
dengan dibangunnya instalasi pengolahan limbah produksi. Konsep dari keterkaitan ke depan
industri tahu menjadi biogas. Instalasi biogas (forward linkage) adalah mengidentifikasi
pertama dibangun pada tahun 2009 sebagai keterkaitan antarsektor dalam penjualan produk
bentuk penyelesaian konflik masyarakat dan yang dihasilkan (Khairunnas, Bakce, & Edwina,
masalah pencemaran lingkungan. Keberhasilan 2014).
Desa Kalisari dalam mengolah limbah tahu Analisis linkage system dalam penelitian ini
mengantarkan Desa Kalisari sebagai desa yang bersifat deskriptif analisis. Deskriptif memiliki
dicanangkan sebagai Desa Mandiri Energi pengertian melukiskan dan menjelaskan
Berbasis Pengolahan Limbah Tahu oleh fenomena objek yang diteliti yang dapat
Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun disampaikan dalam bentuk gambar, simbol, dan
2012. Pada tahun 2016, industri tahu yang narasi sehingga seringkali tidak membutuhkan
terlayani pengolahan limbah komunal mencapai perhitungan angka untuk menarik kesimpulan
56% dengan jumlah rumah pemanfaat biogas penelitian (Hermawan, 2018). Dalam penelitian
mencapai 21% dari keseluruhan rumah tangga di ini, analisis ini bertujuan untuk mengetahui serta
Desa Kalisari. Pada tahun 2022, pengguna menjelaskan sistem produksi tahu di Desa Kalisari
pengolahan limbah komunal dan pemanfaat dari input produksi hingga output.
biogas terus mengalami penurunan. Kondisi ini
diakibatkan oleh perawatan dan manajemen HASIL DAN PEMBAHASAN
yang tidak baik sehingga terjadi kerusakan Persebaran Industri Tahu di Desa Kalisari
jaringan dan instalasi biodigester. Akibatnya,
pencemaran lingkungan oleh limbah industri tahu Industri tahu Desa Kalisari sudah ada sejak
di Desa Kalisari masih berlangsung hingga saat ini. tahun 1940-an. Industri ini berlangsung secara
turun temurun. Pada tahun 1980 hingga 2000-an,
METODE PENELITIAN industri tahu di Desa Kalisari mencapai puncak
perkembangannya. Jumlah industri tahu pada
Variabel penelitian merupakan objek
saat itu mencapai 400 unit. Pada Tahun 2004,
pengamatan penelitian yang mempunyai variasi
jumlah industri tahu di Desa Kalisari sempat
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
menurun drastis. Diperkirakan sekitar 300
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
industri gulung tikar. Hal ini disebabkan karena
(Siyoto & Sodik, 2015). Adapun variabel-variabel
munculnya isu mengenai penggunaan formalin
yang digunakan pada penelitian ini adalah input
dalam produk tahu. Pada kenyataannya, produk
produksi tahu, proses produksi tahu, output
tahu Desa Kalisari bebas dari bahan pewarna
produksi tahu, sebaran produksi tahu, dan
kimia maupun pengawet. Bahan pewarna tahu
pengolahan limbah industri tahu Desa Kalisari.
kuning menggunakan kunyit dan tidak

Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 59
PROSES PRODUKSI TAHU DI DESA KALISARI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

menggunakan bahan pengawet. Berjalannya Input produksi tahu terdiri dari kedelai, air,
waktu, kualitas tahu Desa Kalisari tanpa bensin, kayu bakar, whey, kunyit, dan garam.
menggunakan bahan pewarna dan pengawet Whey merupakan limbah hasil dari proses
kimia terkenal luas. Hal inilah yang membuat penggumpalan. Whey digunakan dalam 2 proses
industri tahu Kalisari kembali bangkit dan masih yaitu proses penggumpalan dan pemasakan.
berjalan hingga saat ini. Jumlah unit industri tahu Kunyit digunakan sebagai pewarna tahu agar
di Desa Kalisari pada tahun 2022 mencapai 266 berwarna kuning. Dalam penelitan ini, identifikasi
unit. Jumlah unit industri di RW 01, 02, 03 dan 04 output produksi dibatasi pada limbah padat atau
masing-masing adalah 78 unit, 152 unit, 5 unit, ampas tahu, limbah cair, dan produk utama yaitu
dan 31 unit atau jika dinyatakan dalam tahu.
persentase adalah 29%, 57%, 2% dan 12%. Jumlah Gambar 2 menunjukkan alur produksi tahu.
pemilik industri tahu di Desa Kalisari pada tahun Proses perendaman ditujukan untuk melepaskan
2022 mencapai 284 orang. Jumlah pemilik tahu di kulit ari kedelai, melunakkan struktur sel kedelai
RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 04 masing-masing sehingga mudah untuk digiling. Proses pencucian
adalah 95, 152, 5 dan 31 orang atau jika dilakukan setelah perendaman untuk
dinyatakan dalam persentase masing-masing membersihkan kedelai. Penggilingan kedelai
adalah 33%, 54%, 2%, dan 11%. Industri tahu dilakukan untuk memperoleh bubur kedelai.
Desa Kalisari menyerap 635 tenaga kerja atau Proses penggilingan kedelai dilakukan dengan
13% dari jumlah penduduk Desa Kalisari. Rata- menggunakan mesin penggiling. Proses
rata jumlah produksi tahu di Desa Kalisari dalam perebusan ditujukan untuk mendenaturasi
satu hari adalah 11.843 kg. Peta persebaran protein atau memecah struktur protein agar
industri tahu dapat dilihat pada gambar 3. protein mudah terkoagulasi (Djayanti, 2015).
Bubur kedelai direndam ke dalam tungku berisi
Sistem Produksi Tahu Desa Kalisari
air mendidih. Bubur kedelai masak kemudian
Gambar 2 merupakan gambar proses disaring. Proses penyaringan bertujuan untuk
produksi tahu kuning Desa Kalisari. Sistem memisahkan ampas tahu dengan sari kedelai.
produksi tersebut menunjukkan produksi per 10 Bubur kedelai disaring menggunakan kain
kg bahan baku kedelai yang diulang selama 5 kali penyaring di dalam jembangan yang terlebih
untuk memproduksi 50 kg kedelai per hari. Secara dahulu diberi raga. Produk utama dari proses
umum, proses produksi tahu Desa Kalisari penyaringan adalah sari kedelai. Proses
meliputi perendaman, pencucian, penggilingan, penyaringan menghasilkan limbah cair dan
pemasakan, penyaringan, penggumpalan, limbah padat yang dikenal dengan ampas tahu.
pencetakan dan pengepresan, pengirisan, buntel, Sari kedelai hasil penyaringan digumpalkan untuk
dan pemasakan serta pewarnaan. menghasilkan gumpalan protein. Zat
penggumpal protein yang digunakan oleh
industri tahu Desa Kalisari berupa air kecutan
atau biasa disebut dengan air biang atau whey.
Whey untuk menggumpalkan protein merupakan
limbah proses penggumpalan sari tahu pada
produksi hari sebelumnya yang telah didiamkan
selama satu malam. Penyimpanan selama satu
malam ini bertujuan untuk melangsungkan
proses fermentasi oleh bakteri asam cuka di
dalam air kecutan sehingga menjadi asam.
Gumpalan protein yang diperoleh dari hasil
penyaringan kemudian dicetak dan dipress untuk
mengurangi kadar air. Setelah dicetak, tahu
dibuntel menggunakan kain. Setelah dibuntel,
tahu dipress kembali untuk mengurangi kadar air.
Setelah selesai press kedua, kain buntel dilepas
sebelum tahu dimasak. Tahu putih kemudian
dimasak beserta kunyit dan garam untuk
Gambar 2. Sistem produksi tahu kuning Desa memberikan warna kuning dan rasa pada tahu.
Kalisari Tahu yang telah masak kemudian dikemas.

60 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Puput Santika Dewi, Ismu Rini Dwi Ari, Christia Meidiana

Gambar 3. Peta persebaran industri tahu Desa Kalisari

Penelitian ini dibatasi pada sistem proses yang dihasilkan adalah 8 biji tahu besar dan 17 biji
produksi tahu kuning yang mana merupakan tahu kecil. Harga satu biji tahu besar adalah Rp
produk yang paling mendominasi di Desa Kalisari. 1.500,00. Harga satu biji tahu kecil adalah Rp
Berdasarkan data Kelompok Pengrajin Tahu Sari 650,00. Dengan demikian, 1 kg kedelai dapat
Delai Kalisari tahun 2016, terdapat 72 industri menghasilkan tahu senilai Rp 23.050,00.
memproduksi tahu kuning, 63 industri Produk tahu Desa Kalisari dipasarkan ke
memproduksi tahu kuning dan tahu goreng, 6 pasar tradisional dan pasar modern. Produk tahu
industri memproduksi tahu goreng, 2 industri dijual baik ke dalam maupun ke luar kabupaten.
memproduksi tahu kuning, goreng, dan bolo- Tahu Kalisari dipasarkan ke berbagai pasar di
bolo, dan 1 industri memproduksi tahu kuning berbagai daerah diantaranya adalah Pasar
dan tahu bolo-bolo. Gambar produk tahu Desa Ajibarang, Bumiayu, Purwokerto, Margasari,
Kalisari ditunjukkan pada Gambar 4 berikut ini. Karanglewas, Rancamaya, Wangon, Cilacap,
Purbalingga, Sokaraja, Kroya, Subang, dan
Purwojati.

Gambar 4. Produk tahu Desa Kalisari

Tahu kuning yang dihasilkan dari 10 kg


kedelai adalah 80 biji tahu besar dan 168 biji tahu
kecil. Satu biji tahu besar berukuran 8 × 7,5 cm.
Satu biji tahu kecil berukuran 5 × 5,7 cm. Tahu
besar dikemas menjadi 16 bungkus tahu dan tahu Gambar 5. Limbah padat produksi tahu
kecil dikemas menjadi 8 bungkus tahu. Jika
perhitungan dijadikan per kg kedelai, maka tahu Proses produksi tahu menghasilkan lim-

Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 61
PROSES PRODUKSI TAHU DI DESA KALISARI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

Gambar 6. Peta persebaran unit pengolahan limbah cair tahu Desa Kalisari

bah cair dan limbah padat. Gambar 5 merupakan lingkungan diantaranya adalah air sungai
limbah padat produksi tahu. Ampas tahu tercemar, menimbulkan bau tidak sedap, dan
merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kerusakan lahan pertanian hingga mengakibatkan
proses produksi tahu. Ampas tahu yang kerugian bagi petani. Limbah cair industri tahu
dihasilkan dari 1 kg kedelai adalah 1,4 kg. Ampas ditunjukkan pada gambar 7.
tahu yang dibiarkan akan menimbulkan bau tidak Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hi-
sedap. Industri tahu menjual ampas tahu kepada dup Kabupaten Banyumas bekerjasama dengan
masyarakat sekitar yang membutuhkan untuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
menghindari timbulnya bau tidak sedap akibat (BPPT) membangun pengolahan limbah industri
penumpukan ampas tahu. Ampas tahu dijual tahu untuk mengolah limbah cair tahu dengan
dengan harga Rp 500,00/kg – Rp 1.000,00/kg. menggunakan teknologi biodigester pada akhir
Ampas tahu dimanfaatkan untuk pakan ternak, tahun 2009. Pengolahan limbah cari yang
dan bahan baku makanan olahan berupa terdapat di Desa Kalisari merupakan pengolahan
gorengan dan kerupuk ranjem. limbah cair secara tertutup (anaerob).
Pengolahan limbah industri tahu ini diberi nama
Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu di Desa
Biolita, yang merupakan akronim dari Biogas
Kalisari
Limbah Tahu.
Limbah cair dihasilkan dari berbagai tahap
proses produksi, membersihkan alat produksi,
dan membersihkan dapur. Rata-rata limbah cair
yang dihasilkan setiap 1 kg kedelai adalah 7
liter. Maka, setiap 10 kg bahan baku kedelai
limbah cair yang dihasilkan adalah 70 liter.
Produksi tahu di Desa Kalisari sempat
menimbulkan konflik dengan petani dan
masyarakat setempat. Konflik ini dipicu oleh
limbah cair tahu yang mencemari lingkungan Gambar 7. Limbah cair industri tahu
diantaranya adalah sungai dan lahan pertanian.
Sebelum tahun 2009, limbah cair industri tahu Pada tahun 2016, industri tahu yang
dibuang tanpa melalui proses pengolahan limbah. terlayani Biolita mencapai 56% dengan jumlah
Hal ini menimbulkan berbagai permasalahan rumah pemanfaat biogas mencapai 21% dari
keseluruhan rumah tangga di Desa Kalisari.

62 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Puput Santika Dewi, Ismu Rini Dwi Ari, Christia Meidiana

Hingga tahun 2022, terdapat 6 unit Biolita di Desa unit rumah tangga. Biolita 5 dibangun pada tahun
Kalisari. Dua unit diantaranya sudah tidak 2014. Biolita 5 merupakan milik pribadi yang
berfungsi yaitu Biolita 3 dan Biolita 5. Persebaran melayani 1 unit industri dengan jumlah
unit Biolita dapat dilihat pada gambar 6. Hingga pemanfaat biogas sebanyak 3 unit rumah. Biolita
tahun 2022, pengolahan limbah komunal dan 6 dibangun pada tahun 2017. Biolita 6 dibangun
pemanfaat biogas terus mengalami penurunan. pada tahun 2017. Pada awal dibangun, Biolita 6
Penurunan ini diakibatkan oleh perawatan dan melayani 15 unit industri dengan jumlah
manajemen yang tidak baik sehingga terjadi pemanfaat biogas sebanyak 19 unit rumah.
kerusakan jaringan dan instalasi biodigester. Persebaran Biolita di Desa Kalisari dapat dilihat
Industri yang belum melakukan pengolahan pada gambar 6. Hingga tahun 2022, pengguna
limbah cair membuang limbah ke sungai, kolam Biolita dan pemanfaat biogas terus mengalami
ikan, dan sawah. Hal ini menimbulkan bau tidak penurunan. Kondisi ini diakibatkan oleh
sedap di lingkungan sekitar dan pencemaran air perawatan dan manajemen yang tidak baik
sungai. sehingga terjadi kerusakan jaringan dan instalasi
Gambar 8 berikut ini menunjukkan biodigester. Jaringan perpipaan yang terhubung
pembuangan limbah cair industri tahu ke saluran dengan industri banyak yang bocor menyebabkan
air dan sawah. Industri yang tidak terlayani oleh suplai limbah tidak maksimal. Selain perpipaan,
Biolita membuang limbahnya ke saluran air, limbah yang masuk ke dalam digester
sungai, sawah, dan kolam. Hal ini menimbulkan terkontaminasi oleh sabun dan solar. Hal ini tidak
pencemaran air, pencemaran lahan pertanian, seharusnya terjadi karena dapat menghambat
dan bau tidak sedap. Oleh karena itu, diperlukan pertumbuhan bakteri di dalam biodigester. Di
pengolahan limbah secara menyeluruh untuk dalam biodigester terdapat rumah bakteri yang
memperbaiki kualitas lingkungan di Desa Kalisari terbuat dari potongan-potongan babu dan
akibat adanya kegiatan industri tahu. serabut. Rumah bakteri di dalam biodigester
mengalami kerusakan sehingga ketersediaan
bakteri di dalam biodigester tidak cukup untuk
mengolah limbah. Hal-hal tersebut kemudian
menyebabkan penurunan produksi biogas.

KESIMPULAN
Industri tahu Desa Kalisari berlangsung
secara turun temurun dari tahun 1940-an. Hingga
saat ini, proses produksi tahu di Desa Kalisari
masih menggunakan cara tradisional. Jumlah unit
industri tahu di Desa Kalisari pada tahun 2022
Gambar 8. Pembuangan limbah cair ke saluran mencapai 266 unit. Industri tahu di Desa Kalisari
air dan sawah tersebar di 4 RW. Jumlah unit industri di RW 01,
Hingga tahun 2022, jumlah Biolita industri 02, 03 dan 04 masing-masing adalah 78 unit, 152
tahu di Desa Kalisari adalah 6 unit. Enam unit unit, 5 unit, dan 31 unit atau jika dinyatakan
Biloita terdiri dari 5 unit Biolita komunal dan 1 dalam persentase adalah 29%, 57%, 2% dan 12%.
unit Biolita pribadi. Biolita pertama dibangun Jumlah pemilik industri tahu di Desa Kalisari pada
pada tahun 2009. Pada awal dibangun, Biolita 1 tahun 2022 mencapai 284 orang. Jumlah pemilik
melayani 18 unit industri dengan jumlah tahu di RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 04 masing-
pemanfaat sebanyak 27 unit rumah. Biolita 2 masing adalah 95, 152, 5 dan 31 orang atau jika
dibangun pada tahun 2012. Pada awal dibangun, dinyatakan dalam persentase masing-masing
Biolita 2 melayani 7 unit industri dengan jumlah adalah 33%, 54%, 2%, dan 11%. Industri tahu
pemanfaat biogas sebanyak 18 unit rumah. Desa Kalisari menyerap 635 tenaga kerja atau
Biolita 3 dibangun pada tahun 2014. Pada awal 13% dari jumlah penduduk Desa Kalisari. Rata-
dibangun, Biolita 3 melayani 45 unit industri rata jumlah produksi tahu di Desa Kalisari dalam
dengan jumlah pemanfaat biogas sebanyak 68 satu hari adalah 11.843 kg. Jenis tahu meliputi
unit rumah. Biolita 4 dibangun pada tahun 2014. tahu kuning, tahu goreng, dan tahu bolo-bolo.
Pada awal dibangun, Biolita 4 melayani 73 UKM Tahu dari Desa Kalisari dikenal dengan tahu
dengan jumlah pemanfaat biogas sebanyak 125

Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 63
PROSES PRODUKSI TAHU DI DESA KALISARI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

tanpa menggunakan bahan pewarna dan bahan penurunan akibat perawatan dan manajemen
pengawet. Proses produksi tahu di Desa Kalisari yang tidak baik sehingga terjadi kerusakan
menggunakan whey sebagai bahan penggumpal jaringan dan instalasi biodigester. Industri yang
protein dan kunyit sebagai bahan pewarna tahu. belum melakukan pengolahan limbah cair
Bahan baku lain untuk memproduksi tahu Kalisari membuang limbah ke sungai, kolam ikan, dan
adalah kedelai, air, kayu bakar, bensin, dan sawah. Hal ini menimbulkan bau tidak sedap di
garam. Proses produksi tahu Desa Kalisari secara lingkungan sekitar dan pencemaran air sungai.
umum meliputi pencucian, penggilingan,
pemasakan, penyaringan, penggumpalan, DAFTAR PUSTAKA
pencetakan dan pengepresan, pengirisan, buntel, Djayanti, S. 2015. Kajian Penerapan Produksi
dan pemasakan serta pewarnaan. Bersih di Industri Tahu di Desa Jimbaran,
Produk tahu dijual baik ke dalam maupun Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Riset
ke luar kabupaten. Tahu Kalisari dipasarkan ke Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri,
berbagai pasar. Pasar pemasaran tahu Kalisari 6(2), 75–80.
diantaranya adalah Pasar Ajibarang, Bumiayu, Faisal, M., Gani, A., Mulana, F., & Daimon, H.
Purwokerto, Margasari, Karanglewas, 2016. Treatment and utilization of industrial
Rancamaya, Wangon, Cilacap, Purbalingga, tofu waste in Indonesia. Asian Journal of
Sokaraja, Kroya, Subang, dan Purwojati. Chemistry, 28(3), 501–507.
Proses produksi tahu menghasilkan limbah Khairunnas, Bakce, D., Edwina, S. 2014. Analisis
padat dan limbah cair. Limbah padat atau biasa Sektor Kunci dalam Perekonomian Provinsi
disebut dengan ampas tahu merupakan hasil dari Riau: Analisis Input-Output. Indonesian
proses penyaringan bubur kedelai masak untuk Journal of Agricultural Economics (IJAE), 5(2),
mendapatkan sari kedelai. Limbah padat produksi 47-66.
tahu di Desa Kalisari dimanfaatkan untuk Mejia, A., Harwatt, H., Jaceldo-Siegl, K.,
membuat makanan olahan dan makanan ternak. Sranacharoenpong, K., Soret, S., & Sabaté, J.
Sementara itu, limbah cair industri tahu di Desa 2018. Greenhouse Gas Emissions Generated
Kalisari masih dibuang tanpa melalui proses by Tofu Production: A Case Study. Journal of
pengolahan. Industri-industri tahu yang terlayani Hunger and Environmental Nutrition, 13(1),
oleh jaringan pengolahan limbah komunal, 131–142.
mengolah limbah cair produksi tahu menjadi Nugroho, G. S. F., Sulistyaningrum, R., Melania, R.
biogas. P., & Handayani, W. 2019. Environmental
Pada akhir tahun 2009, Dinas Kesehatan Analysis of Tofu Production in The Context of
dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cleaner Production: Case Study of Tofu
Banyumas bekerjasama dengan Badan Household Industries in Salatiga, Indonesia.
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Journal of Environmental Science and
membangun pengolahan limbah industri tahu Sustainable Development, 2(2), 127-138.
untuk mengolah limbah cair tahu dengan Pamungkas, A. W., & Slamet, A. 2017. Pengolahan
menggunakan teknologi biodigester. Pengolahan Tipikal Instalasi Pengolahan Air Limbah
limbah cari yang terdapat di Desa Kalisari Industri Tahu di Kota Surabaya. Jurnal Teknik
merupakan pengolahan limbah cair secara ITS, 6(2), 131–136.
tertutup (anaerob). Pengolahan limbah industri Peraturan Badan Standardisasi Nasional Republik
tahu ini diberi nama Biolita, yang merupakan Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang
akronim dari Biogas Limbah Tahu. Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap
Jumlah Biolita industri tahu pada tahun Standar Nasional Indonesia Sektor Pangan.
2022 di Desa Kalisari adalah 6 unit. Dua unit Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
diantaranya tidak berfungsi. Enam unit Biloita Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
terdiri dari 5 unit Biolita komunal dan 1 unit 2021. Buletin Konsumsi Pangan. Jakarta:
Biolita pribadi. Pada tahun 2016, industri tahu Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
yang terlayani Biolita mencapai 56% dengan Siyoto, S., & Sodik, A. 2015. Dasar Metodologi
jumlah rumah pemanfaat biogas mencapai 21% Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
dari keseluruhan rumah tangga di Desa Kalisari. Publishing.
Hingga tahun 2022, pengolahan limbah komunal Standar Nasional Indonesia 01-3142-1998
dan pemanfaat biogas terus mengalami tentang Tahu.

64 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai