Anda di halaman 1dari 10

DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Guru Pembimbing:
Tiara Agustiani Mahardika

Disusun oleh :
Kelompok 6
Afni Dwi Cahyani
Firyal Ashila Ghassani
Raven Al Kautsar
Sunu Gilar Nugroho
A. Identitas Perusahaan
1. Pemrakarsa Kegiatan
a. Nama Perusahaan : Pabrik Tofu Power
b. Alamat : Karangsatria, Kec. Tambun Utara, Kabupaten Bekasi
c. No. Telepon/Fax : (0438)36802
d. Email :-
e. Nama PenanggungJawab : Raven Al Kautsar
f. Jabatan : Direktur
g. No. Telepon/Fax : 089530438769

2. Penyusun UKL-UPL
a. Nama penyusun : Firyal Ashila Ghassani
b. Jabatan : BOS BESAR/PENGUSAHA KAYA
c. No. sertifikat komp BNSP : 74909 21333 6 0000498 2023
d. No. registrasi LHK : 642.00027 2023
e. Alamat : Pabrik tahu, Jl. Bintara VIII, RT.004/RW.003, Bintara, Kec.
Bekasi Bar., Kota Bks, Jawa Barat 17134
f. No. telepon : 0812-8800-5980
g. Email :-
h. Perusahaan pendukung : CV. suluh
i. Alamat kantor : Pabrik tahu, Jl. Bintara VIII, RT.004/RW.003, Bintara, Kec.
Bekasi Bar., Kota Bks, Jawa Barat 17134
j. No. telepon : 021-7283333
Tim penyusun UKL-UPL Kegiatan Mengolah Kedelai dan Kegiatan Pendukungnya oleh
PMKM pada Dinas Koperindag yang mendukung kesejahteraan pengusaha kedelai,
terlampir.
B. Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
1. Nama Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Nama rencana dan/atau kegiatan yang disusun yakni Kegiatan proses pembuatan tahu
dan Kegiatan pendukungnya oleh PMKM pada Dinas Koperindag.
2. Lokasi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berlokasi di wilayah PMKM pada Dinas
Koperindag
No Tahapan produksi Penjelasan
1 Pemilihan bahan baku, bahan Bahan baku, bahan tambahan pangan dan bahan
tambahan pangan dan kemasan kemasan harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan atau peraturan terkait
2 Perendaman Perendaman dilakukan pada waktu tertentu dengan
tujuan untuk memudahkan proses penggilingan

3 Penggilingan Penggilingan dilakukan dengan metode tertentu


untuk memperoleh bubur kedelai

4 Pemasakan Pemasakan dilakukan pada suhu dan waktu tertentu


untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga
protein mudah terkoagulasi.
5 Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk memisahkan ampas
tahu atau limbah padat dari bubur kedelai dengan
filtrat atau ekstrak yang diinginkan
6 Penggumpalan Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan
koagulan dalam jumlah tertentu untuk memperoleh
endapan tahu.
7 Pencetakan dan Pengepresan Pencetakan dan pengepresan dilakukan untuk
menghasilkan bentuk dan tekstur tahu yang
diinginkan.
8 Pemotongan Pemotongan dilakukan dengan metode tertentu
untuk menghasilkan ukuran produk yang
diinginkan.
9 Pengemasan Produk dikemas dalam kemasan yang tertutup
rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, dan
aman selama penyimpanan serta pengangkutan.
10 Penandaan Penandaan dilakukan berdasarkan persyaratan SNI
dan peraturan terkait

3. Skala/Besaran rencana usaha dan/atau Kegiatan


Kegiatan proses pembuatan tahu dan kegiatan pendukungnya oleh PMKM pada Dinas
Koperindag direncanakan meliput kegiatan proses pembuatan tahu seperti
Perendaman, Penggilingan, Pemasakan, Penyaringan, Penggumpalan, Pembungkusan
dan Pencetakan

Sistem Produksi Tahu Desa Koperindag Gambar 2 merupakan gambar proses


produksi tahu Desa Koperindag. Sistem produksi tersebut menunjukkan produksi per
10 kg bahan baku kedelai yang diulang selama 5 kali untuk memproduksi 50 kg
kedelai per hari. Secara umum, proses produksi tahu Desa Kalisari meliputi
perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, penyaringan, penggumpalan,
pencetakan dan pengepresan, pengirisan, buntel, dan pemasakan serta pewarnaan

Input produksi tahu terdiri dari kedelai, air, bensin, kayu bakar, whey, kunyit,
dan garam. Whey merupakan limbah hasil dari proses penggumpalan. Whey
digunakan dalam 2 proses yaitu proses penggumpalan dan pemasakan. Kunyit
digunakan sebagai pewarna tahu agar berwarna kuning. Dalam penelitan ini,
identifikasi output produksi dibatasi pada limbah padat atau ampas tahu, limbah cair,
dan produk utama yaitu tahu.
Gambar 2 menunjukkan alur produksi tahu. Proses perendaman ditujukan
untuk melepaskan kulit ari kedelai, melunakkan struktur sel kedelai sehingga mudah
untuk digiling. Proses pencucian dilakukan setelah perendaman untuk membersihkan
kedelai. Penggilingan kedelai dilakukan untuk memperoleh bubur kedelai. Proses
penggilingan kedelai dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling. Proses
perebusan ditujukan untuk mendenaturasi protein atau memecah struktur protein agar
protein mudah terkoagulasi. Bubur kedelai direndam ke dalam tungku berisi air
mendidih. Bubur kedelai masak kemudian disaring.
Proses penyaringan bertujuan untuk memisahkan ampas tahu dengan sari
kedelai. Bubur kedelai disaring menggunakan kain penyaring di dalam jembangan
yang terlebih dahulu diberi raga. Produk utama dari proses penyaringan adalah sari
kedelai. Proses penyaringan menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang dikenal
dengan ampas tahu. Sari kedelai hasil penyaringan digumpalkan untuk menghasilkan
gumpalan protein. Zat penggumpal protein yang digunakan oleh industri tahu Desa
Kalisari berupa air kecutan atau biasa disebut dengan air biang atau whey. Whey untuk
menggumpalkan protein merupakan limbah proses penggumpalan sari tahu pada
produksi hari sebelumnya yang telah didiamkan selama satu malam. Penyimpanan
selama satu malam ini bertujuan untuk melangsungkan proses fermentasi oleh bakteri
asam cuka di dalam air kecutan sehingga menjadi asam. Gumpalan protein yang
diperoleh dari hasil penyaringan kemudian dicetak dan dipress untuk mengurangi
kadar air. Setelah dicetak, tahu dibuntel menggunakan kain. Setelah dibuntel, tahu
dipress kembali untuk mengurangi kadar air. Setelah selesai press kedua, kain buntel
dilepas sebelum tahu dimasak. Tahu putih kemudian dimasak beserta kunyit dan
garam untuk memberikan warna kuning dan rasa pada tahu. Tahu yang telah masak
kemudian dikemas.

Penelitian ini dibatasi pada sistem proses produksi tahu kuning yang mana
merupakan produk yang paling mendominasi di Desa Koperindag. Berdasarkan data
Kelompok Pengrajin Tahu Sari Delai koperindag tahun 2016, terdapat 72 industri
memproduksi tahu kuning, 63 industri memproduksi tahu kuning dan tahu goreng, 6
industri memproduksi tahu goreng, 2 industri memproduksi tahu kuning
Tahu kuning yang dihasilkan dari 10 kg kedelai adalah 80 biji tahu besar dan
168 biji tahu kecil. Satu biji tahu besar berukuran 8 × 7,5 cm. Satu biji tahu kecil
berukuran 5 × 5,7 cm. Tahu besar dikemas menjadi 16 bungkus tahu dan tahu kecil
dikemas menjadi 8 bungkus tahu. Jika perhitungan dijadikan per kg kedelai, maka
tahu yang dihasilkan adalah 8 biji tahu besar dan 17 biji tahu kecil. Harga satu biji
tahu besar adalah Rp 1.500,00. Harga satu biji tahu kecil adalah Rp 650,00. Dengan
demikian, 1 kg kedelai dapat menghasilkan tahu senilai Rp 23.050,00. Produk tahu
Desa Koperindag dipasarkan ke pasar tradisional dan pasar modern. Produk tahu
dijual baik ke dalam maupun ke luar kabupaten. Tahu Koperindag dipasarkan ke
berbagai pasar di berbagai daerah

C. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan


Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran
I. Tahap Pra Konstruksi
 Kegiatan Sosialisasi  Peningkatan PAD  Adanya sejumlah
Kegiatan sosialisasi dilakukan kewajiban pengurusan
untuk memberikan penjelasan perizinan yang harus
kepada masyarakat sehingga dilakukan sebagaimana
tidak menimbulkan keresahan kewajiban pemrakarsa.
dan kekhawatiran terhadap
kegiatan yang dilakukan.
 Kegiatan Pengurusan  Peningkatan PAD
Perijinan
Kegiatan ini menimbulkan
dampak bagi peningkatan
PAD.
II. Tahap Konstruksi
 Pematangan lahan
Pada tahap pematangan lahan,
dampak yang timbul adalah
peningkatan kebisingan,
penurunan kualitas udara,
kesehatan dan keselamatan
kerja
 Kegiatan Pembangunan
Gedung dan Pemagaran
Pada tahap ini timbul dampak
terhadap penurunan kualitas
tanah, peningkatan kebisingan,
penurunan kualitas udara
berupa debu, penurunan
kualitas kesehatan masyarakat,
perubahan topografi lahan,
peningkatan pendapatan
masyarakat dan dampak
terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja.
 Kegiatan Mobilisasi
Material dan Peralatan
Dampak yang timbul adalah
dampak penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan,
peningkatan getaran, dampak
terhadap lalu lintas, penurunan
kualitas kesehatan masyarakat
dan dampak terhadap
kesehatan dan keselamatan
kerja.
 Kegiatan Penyediaan
Sumber Air
Dampak yang muncul adalah
penurunan kualitas air tanah.
 Kegiatan Penyedian
Sumber Energi
Dampak yang timbul adalah
penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan.
 Kegiatan Mobilitas
Tenaga Kerja
Dampak yang timbul adalah
peningkatan pendapatan
penduduk, dampak terhadap
budaya karena adanya tenaga
kerja luar daerah, dampak rasa
keamanan masyarakat sekitar.
a) Sumber Dampak
Berbagai kegiatan operasional tahu yang menimbulkan dampak bagi lingkungan
adalah:
I. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan Pembebasan Lahan
Dalam kegiatan pembebasan lahan dampak yang timbul adalah berupa
dampak terhadap pendapatan masyarakat terutama pemilik lahan.
 Kegiatan Pengurusan Perijinan
Kegiatan ini menimbulkan dampak bagi peningkatan PAD.
II. Tahap Konstruksi
 Pematangan lahan
Pada tahap pematangan lahan, dampak yang timbul adalah peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas udara, kesehatan dan keselamatan kerja
 Kegiatan Pembangunan Gedung dan Pemagaran
Pada tahap ini timbul dampak terhadap penurunan kualitas tanah, peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas udara berupa debu, penurunan kualitas
kesehatan masyarakat, perubahan topografi lahan, peningkatan pendapatan
masyarakat dan dampak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
 Kegiatan Mobilisasi Material dan Peralatan
Dampak yang timbul adalah dampak penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, peningkatan getaran, dampak terhadap lalu lintas, penurunan
kualitas kesehatan masyarakat dan dampak terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja.
 Kegiatan Penyediaan Sumber Air
Dampak yang muncul adalah penurunan kualitas air tanah.
 Kegiatan Penyedian Sumber Energi
Dampak yang timbul adalah penurunan kualitas udara dan peningkatan
kebisingan.
 Kegiatan Mobilitas Tenaga Kerja
Dampak yang timbul adalah peningkatan pendapatan penduduk, dampak
terhadap budaya karena adanya tenaga kerja luar daerah, dampak rasa
keamanan masyarakat sekitar.

III. Tahap Operasional


 Kegiatan Kedatangan Pelanggan dan Tenaga Kerja
Kegiatan ini menimbulkan dampak lalu lintas, perekonomian masyarakat,
dampak kebisingan, dampak terhadap kualitas udara.
 Kegiatan Produksi Tahu
Dampak yang timbul yaitu terhadap kehidupan biotik dan turunnya kualitas air
akibat meningkatnya kandungan bahan organik.
 Kegiatan Fasilitas Pendukung seperti Listrik, dll
Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah dampak kebisingan, dampak
kesehatan dan keselamatan kerja, dampak terhadap kualitas udara, dampak
terhadap kualitas air, dampak bahaya kebakaran dan dampak terhadap kualitas
tanah.
 Kegiatan Pengolahan Limbah
Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah dampak terhadap kualitas air,
dan dampak terhadap kualitas tanah.

IV. Tahap Pasca Operasional


Kegiatan tetap berlangsung sepanjang masih dibutuhkan oleh pemerintah Kota
Bekasi untuk pengembangan produksi tahu.
b) Jenis Dampak

3.1. Sumber Dampak

3.1.1. Limbah Padat

Kegiatan Kantor dan Domestik


Limbah padat dari kegiatan kantor dan domestik Pabrik Tofu adalah kertas dan alat
tulis bekas. Limbah padat ini bersifat bukan bahan berbahaya dan beracun (Non
B3).
Proses Produksi
Limbah padat yang berasal dari kegiatan produksi perakitan komponen pesawat
terbang yang merupakan kemasan bahan baku dan penolong seperti buangan botol
plastic/gelas (loctate), sarung tangan karet, limbah ini merupakan limbah non B3.
Limbah B3 berasal dari kegiatan produksi berupa kain lap terkontaminasi dan sarung
tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi, sisa solder serta bekas kemasan
bahan baku (jirigen, drum).

3.1.2. Limbah Cair


Maintenance
Limbah cair berasal dari proses kegiatan sarana penunjang proses produksi serta
perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi hanya berupa oli
Kegiatan proses produksi dan aktifitas lain
Air untuk keperluan kegiatan produksi berasal dari oleh pihak pengelola kawasan
…………… dipergunakan untuk kegiatan keperluan produksi serta kebutuhan
domestik seperti : toilet, musholla, taman, kantin dan cuci mobil

3.1.3. Limbah Gas


Udara di dalam pabrik
Sumber limbah berasal dari kegiatan produksi komponen yang menghasilkan dalam
ruangan kerja.
Udara di sekitar pabrik
Sumber limbah berasal dari kegiatan bongkar muat barang dan transportasi
kendaraan operasional pabrik yang menghasilkan asap dan debu.

3.1.4. Kebisingan
Sumber kebisingan berasal dari dalam ruangan produksi serta dari luar ruangan dari
proses bongkar muat dan kendaraan operasional.
3.2. Jenis Dampak

3.2.1. Pencemaran tanah


Pencemaran tanah disebabkan dari buangan limbah padat, ceceran solar/oli dan
minyak pelumas.

3.2.2. Pencemaran air


Pencemaran air disebabkan dari limbah proses maintenance, proses produksi dan
kegiatan domestik.

3.2.3. Pencemaran udara dan kebisingan


Pencemaran udara dan kebisingan disebabkan oleh pengoperasian mesin-mesin
produksi, bongkar muat barang dan pengoperasian kendaraan operasional.

Anda mungkin juga menyukai