DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
Dosen Pengampu :
Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M. Si.
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI
KENTANG VARIETAS GRANOLA KEMBANG DI KECAMATAN KAYU ARO
KABUPATEN KERINCI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang strategi
pengembangan agribisnis dan agroindustri sub sektor tannaman pangan di kabupaten
situbindo. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M. Si. dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Benih atau bibit kentang adalah bagian tanaman yang berbentuk umbi, dan
bukan berupa biji yang digunakan untuk perbanyakan atau mengembangbiakan
tanaman kentang Umbi yang ditanam harus diseleksi terlebih dahulu
sehat dan membuat tanaman bebas dari hama dan penyakit. sistem
Perkebunan kentang saat ini terdiri dari beberapa kualitas bibit yaitu G0, G1, G2,
G3 dan G4. Kualitas bibit G0-G2 adalah bibit sumber, sedangkan bibit G3
dll. adalah bibit yang disebarkan atau bibit yang diperjual belikan dengan bibit
Kentang (Mulyono, 2017).
Menurut salah seorang petani, ukuran bibit atau umbi bibit ini sebesar telur
ayam atau telur itik atau sedikit lebih kecil. Benih atau
Bibit dengan ukuran ini memiliki berat 30-80 gram, mengapa dipilih ukuran
tersebut? Karena, apabila memilih benih atau bibit yang beratnya kurang dari 30
gram atau dibawah 20 gram, produksinya akan rendah, jadi umbinya lebih sedikit
dari biasanya 20 gram diolah menjadi kentang rendang. Semakin kecil
kategorinya, baik produksi maupun kentangnya peningkatan yang besar
(Mulyono, 2017).
Kegiatan pascapanen kentang meliputi pembersihan, grading dan
Sortasi, pengepakan, penyimpanan dan transportasi. kegiatan pembersihan
dilakukan untuk menghilangkan berbagai kotoran yang dapat terurai
kualitas selama penyimpanan. Sortasi merupakan upaya untuk memisahkan umbi
baik dan sehat, yaitu mencegah penyebaran penyakit dari umbi yang rusak. setelah
Kegiatan pemilahan akan dilakukan grading yaitu Pengelompokan berdasarkan
kualitas tertentu. Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi kentang dari
kerusakan kerusakan fisiologis atau mekanis. Penyesuaian penggunaan
transportasi dengan jumlah yang akan diangkut dan jarak tempuh yang dibutuhkan
dianggap lebih efisien dan tidak menarik biaya tinggi.
2.3.2 Bibit
Bibit adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan
untuk pengembangan pertanian dan memiliki fungsi agronomi (Kartasapoetra,
1988).Yang menentukan bagus atau tidaknya suatu komoditi adalah
bibitnya,yaitu bibit Unggul menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Semakin unggul bibit pertanian maka semakin tinggi pula produksi pertaniannya.
Zainal (2004) mengemukakan bahwa seleksi bibit Unggul menentukan hasil
produksi yang berkualitas dan terjamin.
2.3.3 Pupuk
Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman
dengan maksud supaya zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan
zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan
unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk
harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat
mineral dapat dipertahankan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
pertanian. Namun penggunaan pupuk tentu akan mempengaruhi biaya yang akan
dikeluarkan. Petani yang tidak memiliki modal akan menggunakan pupuk yang
sesuai dengan kemampuan. Pupuk yang biasa digunakan dalam usahatani kentang
adalah pupuk SP36, KCL, NPK dan pupuk-pupuk lainnya
2.3.4 Pestisida
Pestisida atau pembasmi hama merupakan bahan yang dipakai guna
menolak, membasmi organisme pengganggu serta mengendalikannya. Tanaman
sangat membutuhkan pestisida untuk membasmi serta mencegah hama/penyakit
yang menyerang tanaman. Pestisida sendiri terbagi menjadi tiga golongan yaitu
herbisida, fungisida dan insektisida. Setiap golongan pestisida memiliki bahan
aktifnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Herbisida digunakan
mengendalikan gulma. Fungisida berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas
fungi atau cendawan. Sedangakan insektisida berfungsi mengendalikan hama
yang mengganggu tanaman usahatani. Pestisida mampu menguntungkan petani
namun dapat juga merugikan petani. Apabila pemakaian pestisida secara tepat dan
tidak berlebihan justru akan menguntungkan petani, namun apabila pemakaian
pestisida tidak sesuai anjuran maka dapat merugikan petani.
Dimana:
HOK = Hari Orang Kerja (Hari Kerja)
JO = Jumlah Orang (Orang)
HK = Hari Kerja (Hari)
JK = Jam Kerja (Jam)
JKS = Jam Kerja Standar (Jam)
2.4 Konsep pendapatan usahatani
Menurut Hernanto (1996), kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai
produksi di bidang pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang
diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya
yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan
mendorong petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan
seperti untuk biaya produksi selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Soekartawi (2016), pendapatan
usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan
usahatani adalah perkalian antara produksi diperoleh dengan harga jual, dan biaya
usahatani adalah semua pengeluaran dalam kegiatan usahatani. Pendapatan
usahatani merupakan selisih penerimaan usahatani dengan biaya usahatani.
Pendapatan memiliki fungsi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Maka pendapatan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
2.4.1 Biaya usahatani
Menurut Soekartawi (2016), Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap
ini didefinisikan biaya yang jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap ini tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tetap pada
penelitian ini adalah biaya alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan
produksi. Penyusutan peralatan dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Penyusutan peralatan per tahun = Harga Beli – Nilai Sisa
Umur Ekonomis
Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan usahatani yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh produksi
yang dihasilkan. Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan seperti pupuk, bibit,
upah tenaga kerja dan pestisida. Soekartawi (2002), menambahkan bahwa biaya
variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah
total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume kegiatan maka
semakin rendah jumlah total biaya variabel. Untuk menghitung biaya variabel
dapat digunakan rumus sebagai berikut :
VC = Px.X
Keterangan :
VC = Biaya Variabel (Rp)
Px = Harga Input (Rp)
X = Jumlah Input (Kg)
Biaya total (Total cost) yaitu keseluruhan biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan output. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya tetap,
biaya variabel, dan total biaya adalah sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya (Cost)
TFC = Total Biaya tetap (Fixed cost)
TVC = Total biaya variabel (Variabel cost)
2.4.2 Penerimaan usahatani
Penerimaan secara umum adalah produksi dikalikan harga (output dikali
harga). Semakin besar penerimaan atau hasil jual yang diperoleh maka petani akan
termotivasi untuk mempertahankan dan meningkat produksinya (Hernanto,
1996). Kegiatan produksi yang berorientasi ekonomis penerimaannya juga
dipengaruhi oleh jumlah produksi dan mutu yang dihasilkan serta harga jual per
satuan. Hal tersebut juga didukung oleh Soekartawi (2002), yang menyatakan
bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Pernyataan ini dituliskan sebagai berikut :
TR = Y. Py
Dimana :
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani (Ton)
Py = Harga yang diterima petani (Rp)
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Kesimpulan
1. Jumlah produksi yaitu hasil yang diperoleh dari usahatani kentang varietas
granola kembang pada satu kali periode tanam, dihitung dengan satuan kg/ha.
3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali musim tanam
seperti sewa lahan dan penyusutan per usahatani dengan satuan Rp/MT.
4. Biaya tidak tetap adalah biaya yang habis dalam satu kali periode produksi.
Seperti biaya bibit, biaya pupuk sp36, biaya pupuk kcl, biaya pupuk npk
phonska, biaya herbisida, biaya fungisida, biaya insektisida dan biaya tenaga
kerja per usahatani dengan satuan Rp/MT.
5. Luas lahan adalah luas tanah yang digunakan oleh petani untuk menanam
kentang varietas granola kembang dalam satu kali musim tanam dan diukur
dengan satuan hektar (Ha).
6. Biaya bibit adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
bibit yang digunakan dalam satu kali musim tanam dan dihitung dalam satuan
rupiah (Rp).
7. Biaya pupuk adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
pupuk yang digunakan dalam satu kali musim tanam dan dihitung dalam
satuan rupiah (Rp/ha/MT).
9. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk
membayar tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan usahatani
kentang varietas granola kembang dalam satu kali proses produksi baik tenaga
kerja dalam keluarga maupun luar keluarga dan dihitung dalam satuan rupiah
(Rp).
10. Biaya penyusutan alat adalah biaya yang sudah dalam pengurangan nilai
dan dihitung dengan satuan rupiah (Rp).
11. Penerimaan dari usahatani (hasil kali antara jumlah produksi kentang
varietas granola kembang untuk satu kali musim tanam dengan harga jual
kentang varietas granola kembang ditingkat petani).
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jnendral Hortikultura 2020, Produksi Kentang
Menurut Provinsi Tahun 2015 – 2019.
Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Kayurao 2022. Luas Panen dan Jumlah Petani
Kentang di Kecamatan Kayu aro Berdasarkan Desa Tahun 2021.
Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Kayurao 2022. Jumlah Petani Kentang Varietas
Granola Kembang di Kecamatan Kayu aro Berdasarkan Desa Tahun 2021.
Diah, W.B. 2014 Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Kentang di
Kabupaten Karo. Fakultas Pertanian. UNIVA. Medan: Jurnal Wahana Inovasi. 3
(1): 191-199.
Damayanti, Y. dan Saputra, A. 2018. Analisis Penggunaan Input Yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Kentang di Kabupaten Merangin. Universitas Jambi.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jambi 2021. Luas Panen,
Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi Jambi Tahun 2020.
______. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kerimci Tahun 2020. .
______. Harga Rata-rata Kentang di Tingkat Petani Kabupaten Kerinci Tahun 2020.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2022. Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kerinci. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian. 2017. Analisis Kinerja
Perdagangan Kentang. Kementerian Pertanian: Jakarta