Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR AGRIBISNIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN


USAHATANI KENTANG VARIETAS GRANOLA KEMBANG DI
KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 :

1. EASTER KRISTINA TAMPUBOLON (D1A022281)


2. FRANS ALDYANSYAH (D1A022287)
3. AISYAH PUTRI NURAINI (D1A022300)

Dosen Pengampu :
Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M. Si.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI
KENTANG VARIETAS GRANOLA KEMBANG DI KECAMATAN KAYU ARO
KABUPATEN KERINCI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang strategi
pengembangan agribisnis dan agroindustri sub sektor tannaman pangan di kabupaten
situbindo. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M. Si. dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian
Kegiatan ekonomi utama masyarakat Indonesia. Pertanian memiliki
perannya sendiri yang berkontribusi penting bagi perekonomian nasional
dan pemenuhan masyarakat. Pembangunan pertanian secara umum
pada hakekatnya merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan Nasional Pengembangan subsektor tanaman pangan
dan hortikultura ditampilkan secara bertahap dan terus menerus
cukup menggembirakan keberhasilan pembangunan pertanian, Produksi,
Pendapatan, Kemakmuran, Industri dan lapangan pekerjaan di bidang
pertanian.
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu komoditas
hortikultura tahunan atau jangka pendek karena hanya sekali untuk
menghasilkan Umur tanaman kentang 90-120 hari. Kentang Salah satu
umbi yang mengandung sumber karbohidrat. sebagai sumber Karbohidrat,
kentang memiliki potensi besar sebagai pengganti nasi. Kentang dapat
diolah menjadi berbagai makanan seperti sayuran, kentang goreng,
keripik, dll. Kentang merupakan salah satu komoditas unggulan nasional
yang berpotensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia
karena memiliki nilai produksi yang relatif tinggi untuk melakukan
penjualan menghasilkan keuntungan yang cukup besar (Kementrian
pertanian, 2017).
Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kentang di
Indonesia, Kentang banyak diusahakan didataran tinggi seperti halnya
daerah Kabupaten Kerinci yang merupakan salah satu sentra produksi
kentang di Provinsi Jambi. Sentra produksi komoditas kentang di Provinsi
Jambi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kentang


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2020

No Kabupaten/ Luas panen Produksi Produktivitas


kota| (ha) (ton) (ton/ha)
1. kerinci 5.630 119.603,4 21,24
2. Merangin 282 5.277,5 18,75
3. Sarolangun 0 0 -
4. Batang hari 0 0 -
5. Muaro jambi 0 0 -
6. Tanjung jabung 0 0 -
timur
7. Tanjung jabung 0 0 -
barat
8. Tebo 0 0 -
9. Muaro bungo 0 0 -
10. Kota jambi 0 0 -
11. Kota sungai 20 120,0 6,00
penuh
Jumlah 5.932,00 125.000,9 45,99
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi, 2021

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa Provinsi Jambi produksi kentang


hanya terdapat di tiga Kabupaten yaitu diantaranya Kabupaten Kerinci,
Kabupaten Merangin dan Kota Sungai Penuh. Dimana Kabupaten Kerinci
Merupakan Sentra Produksi Kentang terbesar di Provinsi Jambi dengan
luas panen sebesar 94,91% dan produksinya berkontribusi sebesar 95,68%
serta produktivitasnya lebih besar dibandingkan Kabupaten lainnya yaitu
sebesar 21,24 ton/ha.
Kabupaten Kerinci merupakan daerah yang memiliki hasil
pertanian yang melimpah khususnya tanaman kentang. Hal ini ditopang
dari kondisi geografisnya yang berada pada dataran tinggi dengan tanah
yang subur serta mengandung unsur hara. Kabupaten Kerinci memiliki 18
Kecamatan, 10 diantara 18 kecamatan ini mengusahakan tanaman
kentang. Salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian paling tinggi
di dalam budidaya tanaman kentang di Kabupaten Kerinci yaitu
Kecamatan Kayu Aro. Hal ini terlihat pada Tabel 2 mengenai luas panen,
produksi dan produktivitas kentang untuk setiap kecamatan di Kabupaten
Kerinci tahun 2020

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang


Menurut Kecamatan di Kabupaten Kerinci Tahun 2020.

Pada Tabel 2 dilihat bahwa Kecamatan Kayu Aro merupakan sentra


produksi kentang terbesar kedua setelah Kecamatan Gunung Tujuh. Hal ini
terlihat dari Kecamatan Gunung Tujuh Memiliki Kontribusi yang paling besar
terhadap produksi kentang di Kabupaten Kerinci yaitu sebesar 34,38% dengan
luas panen 1.869 ha, sedangkan produksi di Kecamatan Kayu Aro masih lebih
rendah yaitu sebesar 30% dengan luas panen 1.590 ha. Namun dari segi
produktivitas kecematan Kayu Aro memiliki produktivitas tertinggi yaitu sebesar
22,54 ton/ha.
Dari hasil observasi awal dengan salah satu petugas Penyuluh Pertanian
(BPP) di Kecamatan Kayu Aro sebagian besar varietas kentang yang paling
Banyak diusahakan salah satunya yaitu granola kembang. rata-rata Produktivitas
kentang di areal Kayu Aro sebesar 22,54 ton/ha. yang dimana produktivitas
varietas granola kembang di daerah Kayu Aro hanya 17 ton/ha lebih rendah dari
produktivitasnya kentang varietas Granola L yang mencapai 22 ton/ha. Jadi bisa
dibilang bahwa produktivitas kentang varietas granola kembang belum optimal.
Namun, tinggi dan rendahnya kentang varietas granola kembang produktivitas di
Kecamatan Kayu Aro masih bisa diatasi dengan observasi penggunaan faktor
produksi. Hal ini dapat dilakukan oleh faktor produksi yang tepat dan dilakukan
dengan sebaik-baiknya menghasilkan hasil pertanian seperti yang diharapkan.
Tinggi rendahnya produktivitas tidak terlepas dari ketersediaan dan
harga faktor produksi yang digunakan petani. harga faktor produksi
meningkat setiap tahun dan sulit diperoleh, terutama dalam hal pupuk
dan pestisida. Saat ini harga pupuk SP36 Rp 15.000/kg pupuk KCl.
yaitu Rp 15.000/kg, pupuk NPK Phonska Rp 4.000/kg. Lalu para petani
masih terkait dengan penggunaan pestisida yang cukup mahal yaitu
50.000 hingga 100.000 Rp/liter. (Disperindag Kabupaten Kerinci,
2022). Selain itu, harga kentang juga mempengaruhi pendapatan petani,
Semakin tinggi harga, semakin tinggi pendapatan petani dan
Jika harga rendah, maka pendapatan petani juga akan rendah. Harga rata-rata
Kentang di tingkat petani Kabupaten Kerinci ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Harga Rata-rata Kentang di Tingkat Petani Kabupaten
Kerinci Tahun 2016 – 2021

Tabel 3 menunjukkan bahwa harga kentang pada tingkat pertanian di


kabupaten Kerinci antara tahun 2016 dan 2021 mengalami fluktasi, yang paling
mendorong kenaikan harga Level tertinggi pada level rakyat di Kabupaten Kerinci
terjadi pada tahun 2016, yaitu Rp6.893/kg. Dan harga terendah terjadi pada tahun
2019 yaitu seharga Rp3.500/kg. Seiring dengan biaya sewa tanah jika petani tidak
memiliki lahan sendiri, yang terkadang sekitar satu juta per hektar musim tanam
dan upah yang harus dibayar petani pemilik lahan. Beginilah cara petani selama
proses produksi menyebabkan biaya tinggi dengan harapan produksi yang tinggi.
Faktor produksi seperti lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja
tetap diusahakan untuk meningkatkan dan mencapai efek positif Pendapatan
petani kentang varietas granola kembang. Jika
faktor ini dan biaya yang dikeluarkan juga meningkatkan pendapatan petani
harus tetap dapat tumbuh, artinya pendapatan yang diterima harus lebih tinggi
dari biaya pembelian alat produksi. pertumbuhan produksi Hal ini dilakukan
dengan membagi faktor-faktor produksi seperti tanah, benih, pupuk,Pestisida dan
bekerja secara efisien untuk memungkinkan pertanian berfungsi mencapai
produksi yang optimal.
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana gambaran usahatani kentang varietas granola kembang di


Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci ?

2. Berapa besar pendapatan usahatani kentang varietas granola kembang


di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani


kentang varietas granola kembang di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten
Kerinci?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan gambaran usahatani kentang varietas granola


kembang di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.

2. Menghitung pendapatan usahatani kentang varietas granola kembang di


Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.

3. Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani


kentang varietas granola kembang di Kecamatan Kayu aro Kabupaten
Kerinci.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep usahatani


Usahatani adalah pengelolaan sumber daya kehidupan
Petani, baik sumber daya alam, tenaga kerja maupun modal
untuk menghasilkan produk pertanian yang efisien dan efektif. faktor
Pengaruh terhadap budidaya diklasifikasikan dalam dua cara, yaitu faktor
faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi petani penggarap tanah untuk pertanian, tenaga
kerja tenaga kerja yang digunakan dalam pertanian, modal yang dibutuhkan dalam
pertanian, tingkat teknologi yang digunakan dalam pertanian, keterampilan petani
tentang pembagian pendapatan keluarga. Faktor eksternal meliputi ketersediaan
Sarana transportasi dan komunikasi, aspek pemasaran
hasil dan bahan budidaya (harga produk, harga tempat produksi dan lain-lain),
Kesepakatan modal dan peluang ekspansi bagi petani.
Menurut Soekartawi (2016), ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang
membahas atau mempelajari penggunaan sumber daya secara efisien
dan efektif disuatu usaha pertanian untuk hasil yang maksimal. Ia mengatakan
efisien ketika petani dapat berbagi sumber daya mereka
dengan cara terbaik dan harus menggunakan sumber daya secara efisien
Kegiatan ini menghasilkan keluaran yang melebihi masukan.
Menurut Soekartawi (2002), tujuannya adalah untuk melakukan analisis
Cari tahu biaya pengeluaran, biaya tambahan, penggantian, kepemilikan cabang
Pengeluaran, target berat buku, penurunan peningkatan pendapatan, dll
keunggulan komparatif. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa pendapatan pada
Pertanian adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya produksi. Di mana
Pendapatan diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga produk
sedangkan biaya produksi adalah produk dari perkalian dari jumlah tersebut
faktor produksi dengan harga faktor produksi

2.2 Usahatani Kentang Varietas Granola Kembang


Kentang (Solarum tuberosum L) merupakan tumbuhan dikotil
tanaman tahunan, termasuk umbi-umbian dari keluarga Solanaceae,
yang umbinya dapat dimakan. Tanaman kentang merupakan tanaman yang
berbentuk semak/herba. Batangnya berada di atas Permukaan tanah, ada yang
berwarna hijau, kemerahan atau ungu tua. Warna ini dipengaruhi oleh umur
tanaman dan kondisi lingkungan. Pada kesuburan tanah baik atau lebih kering,
sebagian besar warna batang tanaman yang lebih tua lebih mencolok, bagian
bawah batangnya bisa berkayu sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu,
tidak terlalu kuat dan mudah runtuh.
Di Indonesia, komoditas kentang ini memegang peranan penting
selain digunakan sebagai sayur. Tanaman kentang memiliki potensi yang besar
sebagai sumber karbohidrat untuk mendukung program diversifikasi Gizi di
pedesaan (Ummah dan Purwito, 2009). tanaman kentang memiliki banyak ragam,
salah satunya adalah tanaman kentang granola. kentang varietas granola
kembang merupakan varietas kentang unggulan termasuk tipe sampingan dari
kentang varietas granola.
Bagi petani dataran tinggi, kentang merupakan tanaman sayuran
yang sangat penting. Tanaman ini biasanya tumbuh di tempat-tempat dengan
kondisi tertentu cuaca kering dan bersuhu rendah. Pendidikan fisiologi tumbuhan
Umbi kentang mulai melebarkan ujung stolon yang sedang berkembang
meluas ke bawah tanah dari pangkal batang. Semakin besar perbedaannya
suhu siang hari dan malam hari kandungan karbohidrat meningkat
dan semakin terbentuk didalam umbinya.
Di Indonesia, tanaman kentang banyak ditanam di dataran tinggi yang
berada lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Itu karena tumbuhan
Kentang membutuhkan suhu dingin dan penyinaran yang memadai.
Kentang mulai bertunas pada suhu sekitar 5°C, tetapi tumbuh lambat.
Ketika mencapai suhu 10 °C, pertumbuhan dipercepat dan
Pertumbuhan tanaman berhenti ketika suhu mencapai 30 °C. umbi kentang
berkembang secara optimal pada suhu 18 °C. sejalan
Saat suhu naik, batang tanaman menipis, daun menyusut, dan tingginya
bertambah. Tumbuhan pendek dan banyak stolon. Ketika suhu melebihi 30 °C
Umbi berhenti tumbuh. Tanaman kentang biasanya tumbuh bergerombol
1-3 pucuk utama. Semakin banyak pucuk utama maka umbi yang dihasilkan
biasanya semakin banyak kecil, dan jika batang utamanya sederhana, yang
melahirkan umbi besar dan sedikitnya 4-7 umbi/cluster (Sastrahidayat, 2011).

Benih atau bibit kentang adalah bagian tanaman yang berbentuk umbi, dan
bukan berupa biji yang digunakan untuk perbanyakan atau mengembangbiakan
tanaman kentang Umbi yang ditanam harus diseleksi terlebih dahulu
sehat dan membuat tanaman bebas dari hama dan penyakit. sistem
Perkebunan kentang saat ini terdiri dari beberapa kualitas bibit yaitu G0, G1, G2,
G3 dan G4. Kualitas bibit G0-G2 adalah bibit sumber, sedangkan bibit G3
dll. adalah bibit yang disebarkan atau bibit yang diperjual belikan dengan bibit
Kentang (Mulyono, 2017).
Menurut salah seorang petani, ukuran bibit atau umbi bibit ini sebesar telur
ayam atau telur itik atau sedikit lebih kecil. Benih atau
Bibit dengan ukuran ini memiliki berat 30-80 gram, mengapa dipilih ukuran
tersebut? Karena, apabila memilih benih atau bibit yang beratnya kurang dari 30
gram atau dibawah 20 gram, produksinya akan rendah, jadi umbinya lebih sedikit
dari biasanya 20 gram diolah menjadi kentang rendang. Semakin kecil
kategorinya, baik produksi maupun kentangnya peningkatan yang besar
(Mulyono, 2017).
Kegiatan pascapanen kentang meliputi pembersihan, grading dan
Sortasi, pengepakan, penyimpanan dan transportasi. kegiatan pembersihan
dilakukan untuk menghilangkan berbagai kotoran yang dapat terurai
kualitas selama penyimpanan. Sortasi merupakan upaya untuk memisahkan umbi
baik dan sehat, yaitu mencegah penyebaran penyakit dari umbi yang rusak. setelah
Kegiatan pemilahan akan dilakukan grading yaitu Pengelompokan berdasarkan
kualitas tertentu. Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi kentang dari
kerusakan kerusakan fisiologis atau mekanis. Penyesuaian penggunaan
transportasi dengan jumlah yang akan diangkut dan jarak tempuh yang dibutuhkan
dianggap lebih efisien dan tidak menarik biaya tinggi.

2.3 Faktor produksi dalam usahatani


2.3.1 Lahan
Menurut Hanafie (2010), tanah (lahan) adalah benda alam yang tersusun
dari dalam bentuk profil. Tanah terdiri dari berbagai campuran mineral yang rusak
bahan organik yang mengurai dan membusuk sebagai lapisan tipis yang juga
menutupi permukaan bumi memastikan pertumbuhan tumbuhan, hewan dan
manusia. Luas lahan adalah mengukur kemampuan ekonomi petani untuk
mengelola tanaman usahatani mereka. Tinggi rendahnya Penggunaan
lahan akan mempengaruhi tingkat produksi yang akan dihasilkan. hal ini berarti
petani dengan lahan subur yang luas memungkinkan pendapatan tinggi per luas
areal, jika dibandingkan petani dengan lahan sempit (Hernanto, 1996).

2.3.2 Bibit
Bibit adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan
untuk pengembangan pertanian dan memiliki fungsi agronomi (Kartasapoetra,
1988).Yang menentukan bagus atau tidaknya suatu komoditi adalah
bibitnya,yaitu bibit Unggul menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Semakin unggul bibit pertanian maka semakin tinggi pula produksi pertaniannya.
Zainal (2004) mengemukakan bahwa seleksi bibit Unggul menentukan hasil
produksi yang berkualitas dan terjamin.
2.3.3 Pupuk
Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman
dengan maksud supaya zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan
zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan
unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk
harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat
mineral dapat dipertahankan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
pertanian. Namun penggunaan pupuk tentu akan mempengaruhi biaya yang akan
dikeluarkan. Petani yang tidak memiliki modal akan menggunakan pupuk yang
sesuai dengan kemampuan. Pupuk yang biasa digunakan dalam usahatani kentang
adalah pupuk SP36, KCL, NPK dan pupuk-pupuk lainnya

2.3.4 Pestisida
Pestisida atau pembasmi hama merupakan bahan yang dipakai guna
menolak, membasmi organisme pengganggu serta mengendalikannya. Tanaman
sangat membutuhkan pestisida untuk membasmi serta mencegah hama/penyakit
yang menyerang tanaman. Pestisida sendiri terbagi menjadi tiga golongan yaitu
herbisida, fungisida dan insektisida. Setiap golongan pestisida memiliki bahan
aktifnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Herbisida digunakan
mengendalikan gulma. Fungisida berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas
fungi atau cendawan. Sedangakan insektisida berfungsi mengendalikan hama
yang mengganggu tanaman usahatani. Pestisida mampu menguntungkan petani
namun dapat juga merugikan petani. Apabila pemakaian pestisida secara tepat dan
tidak berlebihan justru akan menguntungkan petani, namun apabila pemakaian
pestisida tidak sesuai anjuran maka dapat merugikan petani.

2.3.5 Tenaga kerja


Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
kegiatan proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja. Tenaga kerja
adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung
musim kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk
(Soekartawi, 2003). Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani
keluarga, khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarganya. Rumah
tangga petani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal,
peranan tenaga kerja keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan
oleh tenaga kerja sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga kerja dari luar, yang
berarti menghemat biaya. Perhitungan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
menurut Suratiyah (2015), menggunakan perhitungan secara sistematis sebagai
bberikut :
JK total = JO x HK x JK
HOK = JK total/JKS

Dimana:
HOK = Hari Orang Kerja (Hari Kerja)
JO = Jumlah Orang (Orang)
HK = Hari Kerja (Hari)
JK = Jam Kerja (Jam)
JKS = Jam Kerja Standar (Jam)
2.4 Konsep pendapatan usahatani
Menurut Hernanto (1996), kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai
produksi di bidang pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang
diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya
yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan
mendorong petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan
seperti untuk biaya produksi selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Soekartawi (2016), pendapatan
usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan
usahatani adalah perkalian antara produksi diperoleh dengan harga jual, dan biaya
usahatani adalah semua pengeluaran dalam kegiatan usahatani. Pendapatan
usahatani merupakan selisih penerimaan usahatani dengan biaya usahatani.
Pendapatan memiliki fungsi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Maka pendapatan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
2.4.1 Biaya usahatani
Menurut Soekartawi (2016), Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap
ini didefinisikan biaya yang jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap ini tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tetap pada
penelitian ini adalah biaya alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan
produksi. Penyusutan peralatan dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Penyusutan peralatan per tahun = Harga Beli – Nilai Sisa
Umur Ekonomis
Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan usahatani yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh produksi
yang dihasilkan. Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan seperti pupuk, bibit,
upah tenaga kerja dan pestisida. Soekartawi (2002), menambahkan bahwa biaya
variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah
total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume kegiatan maka
semakin rendah jumlah total biaya variabel. Untuk menghitung biaya variabel
dapat digunakan rumus sebagai berikut :
VC = Px.X
Keterangan :
VC = Biaya Variabel (Rp)
Px = Harga Input (Rp)
X = Jumlah Input (Kg)
Biaya total (Total cost) yaitu keseluruhan biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan output. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya tetap,
biaya variabel, dan total biaya adalah sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya (Cost)
TFC = Total Biaya tetap (Fixed cost)
TVC = Total biaya variabel (Variabel cost)
2.4.2 Penerimaan usahatani
Penerimaan secara umum adalah produksi dikalikan harga (output dikali
harga). Semakin besar penerimaan atau hasil jual yang diperoleh maka petani akan
termotivasi untuk mempertahankan dan meningkat produksinya (Hernanto,
1996). Kegiatan produksi yang berorientasi ekonomis penerimaannya juga
dipengaruhi oleh jumlah produksi dan mutu yang dihasilkan serta harga jual per
satuan. Hal tersebut juga didukung oleh Soekartawi (2002), yang menyatakan
bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Pernyataan ini dituliskan sebagai berikut :
TR = Y. Py
Dimana :
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani (Ton)
Py = Harga yang diterima petani (Rp)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari
sumber utamanya yaitu petani kentang varietas granola kembang. Pengumpulan
data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani sampel
menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya dan juga melakukan
pengamatan langsung di lapangan. Kuisioner adalah pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada responden untuk dijawab.
Data sekunder adalah data yang bersumber dari dinas-dinas dan instansi-
instansi yang terkait. Data sekunder merupakan data yang berbentuk tulisan atau
dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain Badan Pusat
Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kerinci, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Badan Penyuluh Pertanian
(BPP) Kecamatan Kayu aro serta literatur-literatur dan sumber lain yang terkait
dengan judul penelitian. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
cara mengutip dari instansi terkait, literature pustaka, laporan-laporan dan hasil-
hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang berupa fakta, tabel,
gambar, dan lain-lain.
3.2 Metode analisis data
Data yang diperoleh di lapangan telah diolah secara matematis dan
dijelaskan secara deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan
tujuan yang pertama dengan tujuan mendeskripsikan bagaimana gambaran
usahatani kentang varietas granola kembang. Dalam pengolahan data untuk
menjawab tujuan kedua yaitu dengan menggunakan konsep pendapatan, dimana
pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan petani dan total biaya yang
digunakan dalam berusahatani.
Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang merupakan pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian serta interpretasi data secara kuantitatif atau persentase
yang dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis deskriptif bertujuan
untuk mengubah sekumpulan data yang masih data mentah menjadi bentuk yang
lebih mudah dipahami, yaitu berbentuk sebuah informasi yang lebih ringkas
(Sugiyono, 2004). Untuk mengetahui dan menghitung penerimaan, biaya dan
pendapatan usahatani kentang digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung total penerimaan (TR) menggunakan rumus:
TR = Y. Py
Keterangan:
TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani (Ton).
Py = Harga yang diterima petani (Rp).

Untuk menentukan total biaya usahatani menggunakan rumus:


TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya (Cost)
TFC = Total Biaya tetap (Fixed cost)
TVC = Total biaya variabel (Variabel cost)
Pendapatan merupakan selisih antara nilai produksi (penerimaan) dan
biaya yang dikeluarkan (biaya produksi). Analisis pendapatan usahatani kentang
varietas granola kembang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan Usahatani (Rp/Ha/Th).
TR = Total Penerimaan (Rp/Ha/Th).
TC = Total biaya (Rp/Ha/Th).
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Jumlah produksi yaitu hasil yang diperoleh dari usahatani kentang varietas
granola kembang pada satu kali periode tanam, dihitung dengan satuan kg/ha.

2. Harga kentang varietas granola kembang di daerah penelitian yang diukur


ke dalam Rp/kg. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku di tingkat
petani berdasarkan Grade tertentu pada saat penelitian berlangsung.

3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali musim tanam
seperti sewa lahan dan penyusutan per usahatani dengan satuan Rp/MT.

4. Biaya tidak tetap adalah biaya yang habis dalam satu kali periode produksi.
Seperti biaya bibit, biaya pupuk sp36, biaya pupuk kcl, biaya pupuk npk
phonska, biaya herbisida, biaya fungisida, biaya insektisida dan biaya tenaga
kerja per usahatani dengan satuan Rp/MT.

5. Luas lahan adalah luas tanah yang digunakan oleh petani untuk menanam
kentang varietas granola kembang dalam satu kali musim tanam dan diukur
dengan satuan hektar (Ha).

6. Biaya bibit adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
bibit yang digunakan dalam satu kali musim tanam dan dihitung dalam satuan
rupiah (Rp).

7. Biaya pupuk adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
pupuk yang digunakan dalam satu kali musim tanam dan dihitung dalam
satuan rupiah (Rp/ha/MT).

8. Biaya pestisida adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk


membeli pestisida yang digunakan dalam usahatani kentang varietas granola
kembang dan dihitung dengan satuan rupiah per hektar selama satu kali musim
tanam (Rp/ha/MT).

9. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk
membayar tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan usahatani
kentang varietas granola kembang dalam satu kali proses produksi baik tenaga
kerja dalam keluarga maupun luar keluarga dan dihitung dalam satuan rupiah
(Rp).

10. Biaya penyusutan alat adalah biaya yang sudah dalam pengurangan nilai
dan dihitung dengan satuan rupiah (Rp).

11. Penerimaan dari usahatani (hasil kali antara jumlah produksi kentang
varietas granola kembang untuk satu kali musim tanam dengan harga jual
kentang varietas granola kembang ditingkat petani).

12. Pendapatan dari usahatani (penerimaan dikurangi dengan semua biaya


yang dibayarkan selama proses produksi)
4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Dengan adanya makalah yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
USAHATANI KENTANG VARIETAS GRANOLA KEMBANG DI
KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI” penulis berharap
kepada pembaca dapat memberi kritik dan saran agar penulis dapat memperbaiki
makalah tersebut dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan pembaca
dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan tambahan pengetahuan terhadap
usahatani kentang varietas granola kembang.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jnendral Hortikultura 2020, Produksi Kentang
Menurut Provinsi Tahun 2015 – 2019.
Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Kayurao 2022. Luas Panen dan Jumlah Petani
Kentang di Kecamatan Kayu aro Berdasarkan Desa Tahun 2021.
Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Kayurao 2022. Jumlah Petani Kentang Varietas
Granola Kembang di Kecamatan Kayu aro Berdasarkan Desa Tahun 2021.
Diah, W.B. 2014 Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Kentang di
Kabupaten Karo. Fakultas Pertanian. UNIVA. Medan: Jurnal Wahana Inovasi. 3
(1): 191-199.
Damayanti, Y. dan Saputra, A. 2018. Analisis Penggunaan Input Yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Kentang di Kabupaten Merangin. Universitas Jambi.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jambi 2021. Luas Panen,
Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi Jambi Tahun 2020.
______. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kerimci Tahun 2020. .
______. Harga Rata-rata Kentang di Tingkat Petani Kabupaten Kerinci Tahun 2020.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2022. Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kerinci. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian. 2017. Analisis Kinerja
Perdagangan Kentang. Kementerian Pertanian: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai