Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nanas (Ananas comucus) merupakan salah satu tanaman buah yang

banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman nanas memiliki

nilai ekonomi tinggi dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan

petani baik skala kecil, skala menengah, maupun skala besar. Hal ini dikarenakan

tanaman buah-buahan memiliki keunggulan yaitu nilai jual yang tinggi,

keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi

serapan pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri/internasional yang tiap

harinya kian meningkat, sehingga tanaman buah-buahan ini dapat dijadikan salah

satu tanaman unggulan dalam memperoleh devisa dari sektor pertanian.

Data Badan Pusat Statistik (2017) memperlihatkan bahwa produksi

tanaman nanas tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia, dari Sabang sampai

Merauke. Salah satu provinsi yang memproduksi buah nanas dalam jumlah besar

adalah Provinsi Jambi. Provinsi yang terletak di pulau Sumatera tersebut memiliki

produksi sebesar 66,094 ton pada tahun 2017 data lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 1. Tentunya dapat menjadi bahan baku yang sangat berpotensi untuk

dikembangkan.

Menurut Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (2017)

Kabupaten Muaro Jambi berada pada urutan 1 diantara 11 kabupaten lainnya.

Data terinci tentang luas tanaman, produksi dan produktivitas nanas di Kabupaten

Muaro Jambi dapat dilihat pada Tabel 1.

1
2

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Nanas Kabupaten di


Provinsi Jambi Tahun 2016
Luas Panen Produksi Produktifitas
Kabupaten / Kota
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Kerinci 0,01 1,50 150
Merangin 0,20 21,40 107
Sarolangun 0,06 6,60 110
Batang Hari 0,19 16,80 88,42
Muaro Jambi 570,26 218.601,9 383,33
Tanjabtim 0,63 115,40 183,17
Tanjabbar 0,38 73,80 194,2
Tebo 0,03 4,60 153,3
Bungo 0,07 17,30 247
Kota Jambi 0 0 0
Sungai Penuh 0 0 0
Total 571,83 219,589 1616,42
Sumber :Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikutura, 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa luas panen dan tingkat produktivitas pada

setiap kabupaten/kota di Provinsi Jambi merupakan yang tertinggi diantara

kabupaten/kota lainya dan juga merupakan kabupaten dengan luas panen nanas

terbesar. Pada tahun 2017 Kabupaten Muaro Jambi mencapai Produktivitas

383,33 Ton/Ha dengan luas panen 570,26 Ha.

Menurut Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (2017)

Kecamatan Sungai Gelam berada pada urutan 1 diantara 9 kecamatan lainnya.

Data terinci tentang luas tanaman, produksi dan produktivitas nanas di Kecamatan

Sungai Gelam dapat dilihat pada Tabel 2.


3

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas nanas Kecamatan di


Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017
Luas Panen Produksi produktifitas
Kabupaten / Kota
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Sekernan 0 0 0
Maro Sebo 0 0 0
Jambi Luar Kota 0,2 7,7 38,5
Mestong 0 0 0
Sungai Bahar 0 0. 0
Sungai Gelam 570 218,593 383,49
Kumpe Ulu 0 0 0
Kumpe Ulu 0 0 0
Taman Rajo 0,06 1,2 20
Total 570,26 218.601,9 441,996
Sumber :Badan Pusat Statistik 2017

Tabel 2 menunjukkan bahwa Kecamatan Sungai Gelam memiliki

produktivitas sebesar 383,49 Ton/Ha dan tabel tersebut juga menunjukan bahwa

dari Kecamatan Jambi Luar kota dan Taman Rajo hanya memiliki luas panen

yang tidak mencapai 1 Ha. Dari beberapa desa yang ada di kecamatan sungai

gelam terdapat satu desa yang berbudidaya nanas, dimana desa tersebut

merupakan sentra produksi buah nanas di Provinsi Jambi yaitu Desa Tangkit

Baru. Desa Tangkit Baru yang sejak tahun 1970-an merupakan sentra tanaman

nanas di Propinsi Jambi tersebut. Hal ini dikarenakan struktur tanah di Desa

Tangkit Baru yang didominasi oleh tanah bergambut yang hanya cocok ditanami

tanaman nanas. Hampir seluruh penduduk desa bermata pencarian sebagai petani

nanas, sehingga produksi nanas di Desa Tangkit Baru berlimpah.

Daya saing produk nanas pada saat ini terletak pada industri hilir, tidak

lagi pada produk primer, dimana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta

pada produk hilir dapat berlipat ganda dari pada produk primernya. Usaha produk
4

hilir saat ini terus berkembang dan memiliki kelayakan yang tinggi baik untuk

usaha kecil, usaha menengah maupun usaha besar.

Banyaknya produksi buah nanas di Desa Tangkit Baru, melihat sifat buah

nanas mudah rusak atau busuk, sehingga memerlukan adanya pengolahan produk

agar buah nanas tersebut dapat dinikmati dalam waktu yang lebih lama. Tujuan

pengolahan nanas itu sendiri adalah untuk meningkatkan keawetan nanas itu

sehingga layak dikonsumsi dan agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran.

Agroindustri yang saat ini sedang dikembangkan di kabupaten Muaro Jambi

terutama Kecamatan Sungai Gelam tepatnya di Desa Tangkit Baru terdapat 14

Agroindustri (Lampiran 2).

Ada beberapa produk olahan yang dikembangkan agroindustri antara lain:

dodol nanas, selai nanas, dan selai nanas goreng. Industri pengolahan nanas

memberikan dampak positif karena dapat mengurangi limbah nanas sebagai hasil

samping dari kegiatan usaha perdangangan buah nanas. Keberadaan industri

pengolahan ini menjadikan hasil samping nanas memberikan nilai tambah,

sehingga meningkatkan pendapatan agroindustri tersebut. Pemanfaatan nanas

sebagai bahan baku industri sehingga menjadi komoditi perdagangan

menyebabkan terbukanya kesempatan kerja baru, yaitu dalam bentuk adanya

pengolahan produk nanas.

Agroindustri yang mengolah olahan nanas adalah Agroindustri Tulimario

(lampiran 2). Agroindustri ini mulai berdiri pada tahun 1990 yang beralamat

di Jl. Sekh Muh. Said I No. 72 RT. 03/02 Desa Tangkit Baru Kabupaten Muaro

Jambi Provinsi Jambi, agroindustri ini telah berdiri sejak 09 juli 1992. Status

kepemilikan Agroindustri Tulimario yaitu milik pribadi atas nama H. Baso Intang,
5

SE sebagai pemilik, agroindustri ini memiliki tenaga kerja yang awalnya hanya

memiliki 2 orang tenaga kerja, dan sekarang sudah memiliki 8 orang tenaga

kerja. Agroindustri ini menggunakan tanaga kerja wanita dimana yang

mengusahakannya adalah istri para petani, dengan meggunakan teknologi

khusus. Agroindustri Tulimario mengolah nanas menjadi dodol nanas, selai nanas

dan selai nanas goreng. Produksi dodol nanas dalam satu kali produksi dihasilkan

sebanyak 80 kg dodol nanas , 90 kg untuk produksi selai nanas dan 80 kg untuk

produksi selai nanas goreng yang dihasilkan agroindustri ini.

Bahan baku nanas di peroleh dari daerah sekitar dan dari tanaman

perkebunan sendiri, biasanya agroindustri ini menjemput bahan baku ke

pengumpul nanas namun sering juga para petani nanas mengantar nanas ke

Agroindustri Tulimario. Nanas di beli dengan kisaran harga Rp.2000 – Rp.4000

per kg. Agroindustri ini memiliki mesin pengadonan bahan, pemarut dan penirisan

minyak. Untuk kegiatan produksi biasanya dilaksanakan sebanyak 3-6 kali dalam

seminggu, namun dalam 2 minggu terakhir agroindustri ini tidak memproduksi

pengolahan nanas dikarenakan pada saat ini buah nanas mengalami kelangkaan

sehingga mengakibatkan buah nanas menjadi mahal.

Produk hasil olahan berupa dodol nanas memerlukan waktu 1 - 2 hari

dalam satu kali produksi dan umumnya dijual dalam bentuk dodol nanas yang

siap di konsumsi dan dapat disimpan dalam jangka waktu 2-4 bulan. Selai nanas

memerlukan waktu 1-2 hari dalan satu kali produksi dan umunya dijual dalam

bentuk siap untuk di konsumsi dan tahan hingga 2-3 bulan. Selai nanas goreng

memerlukan waktu 1-2 hari dalan satu kali produksi dan umumnya dijual dalam

keadaan sudah digoreng dan biasanya tahan hingga 2-5 bulan dalam keadaan
6

kedap udara. Produk hasil olahan nanas yang berupa dodol nanas, selai nanas dan

selai nanas goreng nantinya akan dikirim ke supermarket di daerah kota Jambi,

Pekanbaru dan daerah lainya dengan harga Rp.25.000 – Rp. 60.000/per Kg dan

dijual dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi dengan harga Rp. 5.000 – Rp

25.000.

Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas, karena komoditas

tersebut mengalami proses pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan dalam

suatu proses produksi. Proses produksi dalam memanfaatkan nanas menjadi dodol

nanas, selai nanas goreng dan selai nanas menyebabkan terciptanya nilai tambah,

karena pada dasarnya dalam pengggunaan bahan baku, bahan penolong, peralatan,

teknologi, dan tenaga kerja yang digunakan dalam produksi akan menciptakan

nilai tambah.

Istilah nilai tambah (addedvalue) itu sendiri sebenarnya menggantikan

istilah nilai yang ditambahkan pada suatu produk karena masuknya unsur

pengolahan menjadi lebih baik. Dengan adanya industri yang mengubah bentuk

primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah

melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena

dikeluarkannya biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi

dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses

pengolahan. Tujuan ini dapat dicapai apabila perusahaan perusahaan dapat

melaksanakan penjualan seperti yang direncanakan. Pertimbangan yang sangat

perlu adalah pada penentuan harga jual, karena harga jual suatu barang atau jasa

merupakan salah satu penentu akan permintaan pasar dan harga jual sangat erat

kaitanya dengan persaingan. Dalam keadaan normal harga jual harus dapat
7

menutup semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Disamping itu harga jual harus dapat menghasilkan laba yang memadai.

Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu keputusan

manajemen. Hidup atau matinya perusahaan dalam jangka panjang bergantung

pada keputusan penetapan harga (pricing). Dalam hal ini biaya produksi, biaya

penjualan, biaya tetap, biaya variable dan sebagainya dihitung terlebih dahulu

baru ditetapkan harga yang diperlukan. Pada pendekatan biaya ini menggunakan

metode cost plus pricing. Cost plus pricing merupakan suatu metode yang

digunakan dalam penentuan harga suatu produk yang akan dijual.

Menurut Garrison dkk (2013:544), cost plus pricing adalah suatu metode

penentuan harga di mana harga barang yang sudah ditentukan sebelumnya

diterapkan untuk suatu dasar harga untuk menentukan harga jual target. Hal

tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan peneliti sehingga dapat

mengetahui lebih lanjut mengenai nilai tambah dari nanas sebagai bahan

baku pembuatan dodol nanas, selai nanas goreng dan selai nanas di Kecamatan

Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan uraian latar belakang dengan beberapa data yang telah

dikemukakan maka dapat memperkuat alasan peneliti untuk mengangkat dan

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Nilai Tambah Dan Keuntungan

Agroindustri Pengolahan Nanas Tulimario Pada Berbagai Skim Penetapan

Harga Cost Plus Pricing di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro

Jambi”.
8

1.2 Rumusan Masalah

Konsekuensi logis dari hasil olahan yang baik akan menyebabkan total

penerimaan yang lebih tinggi karena meningkatnya nilai tambah. Agroindustri

pengolahan telah diakui sebagai salah satu usaha yang baik dalam meningkatkan

nilai tambah produk hasil pertanian tersebut. Terdapat berbagai jenis produk

olahan nanas yang dapat dikembangkan di pedesaan mulai dari produk setengah

jadi sampai produk siap konsumsi. Produk yang siap dikonsumsi yaitu dodol

nanas, selai nanas dan selai nanas goreng. Salah satunya adalah Agroindustri

Tulimario yang diusahakan di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam

kabupaten Muaro Jambi.

Usaha Agroindustri Tulimario membutuhkan teknologi yang tinggi

sehingga dalam proses produksinya memerlukan tenaga khusus dan memerlukan

investasi yang besar namun tetap memberikan nilai tambah yang lebih baik jika

dibandingkan dengan produk primernya yakni nanas. Hal tersebut sesuai dengan

kondisi pedesaan yang biasanya memiliki tingkat pendidikan rendah, skil yang

kurang memadai serta modal yang sangat terbatas.

Permasalahan yang dihadapi yakni usaha Agroindustri Tulimario di Desa

Tangkit Baru dilakukan hanya menggunakan teknologi rendah. Teknologi yang

rendah hanya akan memberikan kontribusi yang sedikit terhadap peningkatan nilai

tambah. Untuk itu, perlu diketahui apakah nilai tambah yang dihasilkan sudah

cukup memadai untuk memberikan keuntungan yang layak bagi masyarakat

setempat.

Pengolahan dodol nanas, selai nanas goreng dan selai nanas adalah jenis

produk olahan yang menggunakan teknologi sederhana. Bahan baku yakni nanas
9

dan bahan penolong yang digunakan seperti tepung, santan, gula dan penyedap

rasa untuk pembuatan dodol nanas. Sedangkan bahan baku untuk pembuatan selai

nanas hanya memakai gula dan selai nanas goreng semua bahan sama, hanya saja

untuk pembuatan selai nanas goreng menggunakan minyak goreng. Semua bahan

penolong dapat dijangkau dengan baik oleh masyarakat karena ketersediaannya

yang cenderung normal di pasar. Dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng

yang dihasilkan di desa Tangkit baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro

Jambi memiliki permintaan yang baik dan cukup tinggi di saat-saat tertentu

seperti perayaan hari besar dan keagamaan sehingga memudahkan mereka untuk

menjual hasil produksinya di pasaran.

Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah

dalam kegiatan usaha agroindustri tersebut. Masalah yang pertama yakni bawah

mengetahui proses pembuatan dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng

mulai dari buah nanas sampai menjadi produk olahannya. Masalah yang ke dua

yakni bahan baku (nanas) dan salah satu bahan penolong dalam pembuatan dodol

nanas, selai nanas dan selai nanas goreng cenderung memiliki harga yang

berfluktuatif, sehingga mempengaruhi harga jual dan keuntungan, keadaan ini

pula yang menjadi kendala pengusahaa Agroindustri Tulimario dalam mengambil

keputusan untuk berproduksi atau tidak berproduksi dalam waktu tertentu maupun

dalam waktu yang tidak diperkirakan (berhenti memproduksi nanas) karena modal

yang sangat terbatas dan terbatasnya bahan baku. Masalah ketiga bahwa skala

Agroindustri Tulimario yang diusahakan di desa tersebut adalah skala industri.

Skala industri umumnya memiliki mangsa pasar yang jauh lebih banyak dari pada

skala yang besar, sebab daya produksi dan daya jangkau pemasaran yang jauh
10

lebih terbatas. Untuk itu perlu diketahui berapa nilai tambah dan keuntungan

usaha terhadap perubahan harga jual, biaya produksi dan produksi yang terjadi

pada Agroindustri Tulimario di desa tersebut.

Berdasarkan uraian maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai


berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng
pada Agroindustri Tulimario?

2. Berapa nilai tambah yang dihasilkan akibat dari usaha pengolahan nanas
sampai menjadi dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng berdasarkan
konsep hayami pada Agroindustri Tulimario?

3. Berapa nilai tambah dan keuntungan pada berbagai skim cost plus pricing
yang diperoleh Agroindustri Tulimario dalam mengolah nanas menjadi dodol
nanas, selai nanas dan selai nanas goreng ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan


penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses pembuatan dodol nanas, selai nanas dan selai nanas
goreng pada Agroindustri Tulimario.

2. Mengetahui nilai tambah nanas setelah diolah menjadi dodol nanas, selai
nanas dan selai nanas goreng berdasarkan konsep hayami pada Agroindustri
Tulimario.
3. Mengetahui nilai tambah dan keuntungan pada berbagai skim cost plus
pricing yang diperoleh Agroindustri Tulimario dalam mengolah nanas
menjadi dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng.
11

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai


berikut:
1. Untuk penulis, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi tingkat
sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Untuk produsen, dodol nanas, selai nanas dan selai nanas goreng penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai nilai
tambah yang diperoleh dari usaha yang dijalankan.

3. Untuk pemerintah, dan pihak yang terkait diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan dan sumbangn pemikiran dalam menentukan
kebijakan terhadap pengembangan usaha dodol nanas, selai nanas dan selai
nanas goreng.

Anda mungkin juga menyukai