Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk. Bertambahnya penduduk bukan hanya menjadi satu-satunya

permasalahan yang menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Sub

sektor tanaman pangan di Indonesia memegang peranan penting sebagai pemasok

kebutuhan konsumsi penduduk dan memelihara stabilitas ekonomi nasional, namun

saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami permasalahan dalam meningkatkan

jumlah produksi pangan yang ada untuk itu diperlukan pembangunan pertanian.

Pembangunan pertanian merupakan perubahan kegiatan pertanian menuju kearah

yang positif, gerakan pembangunan pertanian pada dasarnya ialah rangkaian upaya

perwujudan pembangunan pertanian sebagai subsektor yang mampu meningkatkan

ekonomi dan taraf hidup masyarakat.

Perwujudan pembangunan pertanian dapat dilihat sampai sejauh mana

kemajuan pembangunan pertanian yang merupakan suatu proses yang ditunjukkan

untuk memperbesar produksi pertanian sekaligus mempertinggi pendapatan

produktivitas usaha petani. Pembangunan dapat berjalan dengan lancar harus ada

kegiatan penyuluhan, pada khususnya tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh

seorang penyuluh dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagai seorang

penyuluh yang berkomunikasi langsung kepada petani untuk meningkatkan

pembangunan pertanian melalui koordinasi dan sinergi dalam melaksanakan gerakan-

gerakan pertanian oleh karena itu kebutuhan komunikasi sangat diperlukan untuk
memberikan informasi yang dapat diterima petani dalam rangka meminimalisir

masalah pertanian yang meluas. Sehingga petani dapat meningkatan produksi dan

produktivitas usahatani melalui pengelolaan yang efisien, perubahan perilaku yang

mampu bertani dengan baik dan berusahatani yang lebih menguntungkan.

Perubahan perilaku merupakan dampak dari proses komunikasi yang dilakukan

oleh seorang penyuluh. Menurut Hafsah (2009) penyuluh dituntut mampu berperan

ganda, antara lain menjalankan fungsi sebagai komunikator, pendidik motivator dan

bagi terjadinya perubahan perilaku sasaran. Artinya, seorang penyuluh dalam sistem

agribisnis merupakan supporting system dari semua sektor subsistem agrbisnis.

Dalam menjalankan penyuluhan seorang penyuluh harus berkomunikasi dalam

berkoordinasi kepada petani. kegiatan penyuluhan memungkinkan dapat dilakukan

baik secara langsung melalui tatap muka maupun perantara peralatan komunikasi,

sehingga gerakan – gerakan serta tugas penyuluh pertanian sebagai pendidik

motivator tetapterlaksana dengan baik.

Kegiatan penyuluhan akan tetap terlaksana dengan baik, jika dalam proses

kamunikasinya tidak terdapat hambatan. Karena kebutuhan komunikasi sangat

penting dalam kegiatan penyuluhan, namun pada tahun 2019 terdapat virus yang

bernama Coronavirus Disease-2019 (Covid-19). Covid-19 adalah penyakit baru, dari

berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui

droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Penyebaran Covid-19

yang memiliki mobilitas tinggi mengakibatkan hampir seluruh kabupaten kota di

Indonesia terdampak akan virus tersebut tanpa terkecuali yaitu Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Covid-19 yang mematikan menyebabkan dampak turunan yang luar
biasa seperti melumpuhkan segala aktivitas masyarakat hingga menyebabkan banyak

aktivitas bisnis terhenti.

Merespon dampak Covid-19 dan upaya penanganan, Pemerintah mengambil

berbagai langkah, di antaranya yaitu Melalui surat edaran No : 100/1121/DP3AP2-

4.3/V/2021 Gubernur Jambi mengeluarkan instruksi Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) salah satunya adalah tentang membatasi tempat kerja /

perkantoran serta memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Melalui edaran ini

seluruh daerah dalam Provinsi Jambi termasuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat

melaksanakan sesuai instruksi hal ini selanjutnya berdampak kepada keseluruhan

termasuk kegiatan penyuluhan yang biasa dilakukan seorang penyuluh dengan petani

secara bebas tanpa pembatasan jumlah pada saat pandemi harus dilakukan dengan

pembatasan jumlah petani. Sebagai kabupaten yang menjadikan pertanian padi sawah

sebagai salah satu komoditi andalan tanaman pangan, kegiatan pertanian harus tetap

berjalan terutama pertanian padi sawah melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan

oleh seorang penyuluh.

Covid 19 merupakan virus yang berbahaya namun masih dapat dikendalikan

setelah melalui berbagai upaya kebijakan pemerintah dan disiplin masyarakat. Untuk

mencapai keberhasilan pengendalian tersebut membutuhkan waktu yang dapat

dijelaskan melaui status. Untuk lebih jelasnya masa status Covid19 di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada Gambar 1.

Pandemi Endemi
Epidemi (Transisi)
2 Maret 2020 9 November 2021
Sumber : Update Data Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kab. Tanjung Jabung
Barat 2022
Gambar 1. Siklus Covid 19 Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Gambar 1 menjelaskan bahwa pada tanggal 9 November 2021 Kabupaten

Tanjung Jabung Barat telah ditetapkan berstatus endemi yang berarti berkurangnya

penuluran penyakit, telah dinyatakan tidak ada kematian akibat penyakit meskipun

virus masih terus beredar.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di

Pantai Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara00 53’ – 010 41’ Lintang Selatan dan

antara 1030 23’ – 1040 21’ Bujur Timur. Serta dikenal dengan pertanian padi

sawah dengan pengairan pasang surut. Sebagai kabupaten yang menjadi salah daerah

sentra pangan di Provinsi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat tetap bertani padi sawah

di masa pandemi dengan berbagai keterbatasan akibat pandemi Covid19.Untuk lebih

jelasnya tentang luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat pada masa pandemi Covid19 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat Tahun 2019 – 2021

Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Tahun Produktivitas
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
2019 7.841 32.610 4,1
2020 7.771 31.796 4,1
2021 6.719 28.966 4,3
Sumber :Provinsi Jambi Dalam Angka 2020-2022

Tabel 1 menjelaskan bahwa pada tahun 2019 produktivitas padi sawah sebesar

4,1 Ton/Ha tahun 2020 sebesar 4,1 Ton/Ha dan 2021 mencapai 4,3 Ton/Ha dari data
yang dipaparkan bahwa pertanian padi Kabupaten Tanjung Jabung Barat mampu

bertahan pada saat pandemi Covid 19 dan justru mampu meningkatan produktivitas

padi sawah yang ada. Hasil pertanian padi sawah ini tentu menjadi keberhasilan

tersendiri bagi Kabupaten Tanjung Jabung Barat karena di masa sulit beraktivitas

akibat pandemi Covid 19 justru pertanian padi sawah tumbuh subur yang di tandai

dengan meningkatnya produktivitas padi sawah.

Meningkatnya pertanian padi sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak

terlepas dari keberhasilan setiap kecamatan dalam menjalankan kegiatan pertanian

padi sawah, menjaga kekompakan dan juga bersinergi dalam menjalin komunikasi

pada setiap stackholder pada masa sulit beraktivitas akibat pendemi Covid19. Untuk

lebih jelasnya mengenai aktivitas padi sawah pada setiap kecamatan yang ditinjau

dari luas panen, prosuksi dan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, Produktivitas Padi di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat 2021


Luas Panen Produksi Produkvitas
No Kecamatan
(Ha) (Ton) (Ton/ha)
1 Tungkal Ilir 117 562 4,8
2 Bramitam 534 1.953 3,6
3 Sebrang Kota 38 158 4,1
4 Betara 3 11 3,6
5 Kuala Betara 24 100 4,1
6 Pengabuan 2.111 9.031 4,2
7 Senyerang 2.228 9.451 4,2
8 Tungkal Ulu 68 310 4,5
9 Batang Asam 1.250 5.937 4,7
10 Tebing Tinggi 186 744 4,0
11 Merlung 0 0 0
12 Muara Papalik 0 0 0
13 Renah Mendaluh 160 709 4,4
Total 6.719 28.966 4,3
Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2022

Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 13 kecamatan yang menopang

keberhasilan pertanian padi sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Keberhasilan

ditandai dengan produktivitas tertinggi yaitu Kecamatan Tungkal Ilir dengan

produtivitas 4,8 Ton/Ha dengan luas panen 117 Ha. Kecamatan yang memiliki luas

panen tertinggi dari keseluruhan luas panen pertanian padi sawah di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat yaitu Kecamatan Senyerang dengan luas panen 2.228 Ha dan

Kecamatan Pengabuan dengan luas panen 2.111 Ha dan masing – masing

produktivitas sebesar 4,2 Ton/Ha

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia (Permentan)

Nomor 49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan Pertanian,

Komando strategis petani yang selanjutnya disebut KOSTRATANI adalah gerakan

pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi


dan peran Balai Penyuluhan Pertanian dalam mewujudkan keberhasilan

pembangunan pertanian berbasis teknologi. Makna gerakan pembaharuan

pembangunan pertanian padi sawah merupakan kegiatan membangun pertanian

jangka panjang yang dilengkapi kecerdasan buatan sampai kesudut pinggiran dengan

menarik komponen stackholder pembaharuan terkait seperti desa sebagai yang

memiliki peran pelayanan , peningkatan peran serta pemberdayaan masyarakat,

Babinsa merupakan instansi yang memiliki tugas langsung untuk mengembangkan

potensi desa melalui program – program yang bersinergi dan penyuluh pertanian

sebagai ujung tombak pembangunan pertanian padi sawah di bawah naungan balai

penyuluh pertanian melalui tugas dan fungsinya.

Keberhasilan pertanian padi sawah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak

terlepas dari keberhasilan dalam melaksanakan Permentan Nomor 49 Tahun 2019

tentang KOSTRATANI. Sebagai gerakan pembaharuan pembangunan pertanian di

tingkat kecamatan, seorang penyuluh akan bertanggung jawab sepenuhnya pada

keberhasilan dalam melaksanakan program agar tepat sasaran, pelaksanaan gerakan

dari penyuluh akan berjalan sesuai yang diharapkan jika terdapat kerjasama yang baik

setiap komponen termasuk kemampuan yang dimiliki oleh penyuluh itu sendiri ,

dalam Undang – Undang Nomor 16 tahun 2006 penyuluh pertanian terdiri dari

penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta. Sementara penyuluh

pertanian Tenaga Harian Lepas Tenaga Penyuluh Pertanian Daerah (THL-TBPPD)

yang di biayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah bertugas membantu

dalam melaksanakan Gerakan KOSTRATANI, dalam melaksakan gerakan seorang

penyuluh harus memiliki kemampuan.


Kemampuan dapat dilihat pada penyuluh pertanian yaitu keterampilan dan

pengetahuan. Keterampilan penyuluh berkaitan dengan jabatan fungsional oleh

seorang penyuluh pertanian. Untuk lebih jelasnya sesuai Permenpan Nomor:

Per/02/Menpan/2/2008 tentang jabatan fungsional penyuluh pegawai negeri sipil di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penyuluh Pertanian PNS Berdasarkan Jabatan Fungsional

Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2021

Jenjang Jabatan Jabatan Fungsional Jumlah


No
Penyuluh Pertanian Terampil Ahli (Orang)
1 Utama - - -
2 Madya 11 11
3 Muda 15 15
4 Pertama 12 12
5 Penyelia 3 3
6 Pelaksana lanjutan 4 4
7 Pelaksana 7 7
8 Pelaksana pemula 1 1
Total 15 38 53
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikultura Kabupaten Tanjung Jabung
Barat Tahun 2022
Tabel 3 menjelaskan bahwa jumlah penyuluh pertanian PNS di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat yang memiliki jabatan fungsional penyuluh ahli lebih

mendominasi jika dibanding dengan jabatan penyuluh terampil. Penyuluh dengan

jabatan penyuluh ahli akan memiliki kompetensi mumpuni dalam menganalisis

maupun pengetahuan karena untuk menjadi penyuluh sesuai dengan UUD Tahun

2014 tentang PNS yang menduduki jabatan fungsional harus memiliki pendidikan

yang di persyaratkan untuk penyuluh ahli yaitu Sarjana atau D.IV dan untuk

penyuluh terampil minimal SLTA dan maksimal D3.


Jabatan fungsional merupakan bagian dari kemampuan penyuluh pertanian

yang bisa dilihat dan dapat dibuktikan. Bukti – bukti untuk jabatan fungsional

penyuluh dapat dilihat dan didukung melalui pendidikan formal maupun nonformal.

Untuk lebih jelasnya mengenai kemampuan penyuluh di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat yang dilihat dari pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan ( umur) dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penyuluh Pertanian PNS dan TH-TBPPD Berdasarkan

Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Tahun 2021

Penyuluh Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan Formal


No
Pertanian 25-35 36-50 51-60 SLTP SLTA D III S1 S2
1 PNS 3 21 29 0 12 0 41 0
THL –
2 25 27 1 0 23 2 28 0
TBPPD
Jumlah 28 48 30 0 35 2 69 0
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Dan Hortukultura Kabupaten Tanjung Jabung
Barat Tahun 2022
Tabel 4 menjelaskan bahwa umur yang di miliki penyuluh pertanian PNS dan

THL - TBPPD di atas 35 tahun dan di bawah 51 tahun sebanyak 48 orang, hal ini

menandakan penyuluh pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki

kemampuan hasil pengalaman kerja yang cukup sehingga dapat membantu penyuluh

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pembinaan dan pendampingan

kepada petani .

Kemampuan penyuluh ditinjau dari pendidikan menunjukan bahwa pendidikan

s1 dengan jumlah 69 orang menjadi paling dominan, mengartikan bahwa penyuluh

pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah memiliki pengetahuan dan


analisis yang di persyaratkan jika dilihat dari pendidikan. Penyuluh di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat memiliki wilayah binaan yang tersebar di 13 kecamatan. Untuk

lebih jelasnya mengenai sebaran penyuluh pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Sebaran Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat Tahun 2021

Penyuluh Jumlah
No Kecamatan
PNS THL-TBPPD (orang)
1 Penyuluh Kabupaten 3 - 3
2 Tungkal Ilir 5 4 9
3 Kuala Betara 3 7 10
4 Sebrang Kota 1 5 6
5 Bramitam 4 6 10
6 Betara 6 5 11
7 Pengabuan 2 11 13
8 Senyerang 4 7 11
9 Tebing Tinggi 5 1 6
10 Merlung 3 1 4
11 Muara Papalik 3 1 4
12 Renah Mendaluh 3 1 4
13 Tungkal Ulu 6 2 8
14 Batang Asam 5 2 7
Jumlah 53 53 106
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortukultura Kabupaten Tanjung Jabung
Barat Tahun 2022
Tabel 5 menjelaskan bahwa terdapat 106 penyuluh PNS dan THL-TBPPD

yang mendampingi dan membina kegiatan penyuluhan yang tersebar di setiap

kecamatan. Kecamatan Senyerang menjadi kecamatan yang memiliki kebutuhan

penyuluh terbanyak sebesar 13 orang, serta Kecamatan Betara dan Kecamatan

Pengabuan masing – masing sebesar 11 orang namun jika dilihat dari luas panen

Kecamatan Betara jauh lebih rendah dari Kecamatan Pengabuan.


Keberhasilan penyuluh Kabupaten Tanjung Jabung Barat ditinjau dari

kemampuan yang dimiliki penyuluh dapat dilihat dari keterampilan dan pengetahuan,

dari informasi data yang ada penyuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah

memiliki kemampuan yang baik. Dengan kemampuan yang dimiliki penyuluh dalam

mencapai tugas dan fungsi penyuluh serta melakukan pendampingan dan pembinaan,

penyuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berhasil menyelesaikan tantangan

dengan hal baru dalam menghadapi pandemi Covid 19. Meskipun dalam penanganan

pandemi Covid 19 pemerintah mengeluarkan peraturan PSBB dengan pembatasan

ini seorang penyuluh tidak bisa melakukan penyuluhan dalam bentuk kelompok atau

perkumpulan secara umum dan terbuka namun penyuluhan harus tetap dilakukan agar

daerah tetap menjaga ketahanan pangan serta sudah menjadi tugas dan fungsi

penyuluh. dalam mengentaskan permasalahan dan tantangan dalam kegiatan

penyuluhan terutama komunikasi karena akibat kebijakan penanganan Covid 19,

penyuluh di Tanjung Jabung Barat berinisiatif melakukan penyuluhan dengan

mengandalkan komunikasi yang tetap menjaga pembatasan sesuai peraturan yaitu

melalui komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang dilakukan antara seseorang

dengan orang lain yang memungkinkan adanya dialog antara keduanya dan pada

umumnya bersifat akrab, terbuka dan dapat memantapkan suatu pengertian tentang

suatu hal antara seseorang dengan orang lain, Saidah (2008). Komunikasi

interpersonal melibatkan dua orang atau lebih individu yang secara fisik berdekatan

dan yang menyampaikan serta menjawab pesan-pesan verbal maupun non verbal.

Komunikasi interpersonal biasanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga, atau
mungkin empat orang, Goldberg (1985) dalam Saidah (2008). Jenis komunikasi ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau prilaku

seseorang karena sifatnya dialogis, berupa percakapan. Cangara (2007) mengatakan

Lahirnya era digital yang ditandai lahirnya media baru komunikasi juga turut

mengalami pergeseran atau perkembangan. Croskey (1971) dalam Cangara (2007)

memasukkan peralatan komunikasi yang menggunakan gelombang udara seperti

telepon dan telex sebagai saluran komunikasi antar pribadi. Oleh sebab itu timbul

kelompok yang menamakan komunikasi antar pribadi beralat dan komunikasi antar

pribadi tidak beralat.

Keberhasilan pembangunan pertanian berbasis teknologi merupakan bagian

dalam pembangunan pertanian melalui Gerakan KOSTRATANI, oleh karena itu

komunikasi interpersonal yang mampu mencapai komunikasi dengan alat akan

mendukung dalam pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI melalui teknologi

komunikasinya. Dalam kegiatan pembangunan pertanian komunikasi melalui

pemanafaatan media alat sangat diperlukan dalam membantu serta mendukung

kegiatan tugas dan fungsi penyuluh, dalam pelaksakannya terutama dalam keefektifan

dan efisiensi untuk memenuhi kebutuhan akan ketepatan waktu, tempat, serta

ketepatan sasaran. Di era perkembangan seperti sekrang alat komunikasi dalam

pemafaatan dapat berupa komputer komputer, laptop dan smartphone yang terhubung

melalui jaringan. Kondisi jaringan yang disediakan oleh perusahaan atau badan jasa

penyediaan jaringan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabe 6. Keberadaan Jaringan Berdasarkan Jumlah Desa Di Daerah Penelitan

2021
Jumlah Jaringan
No Kecamatan
Desa Baik Kurang baik Tidak ada
1 Pengabuan 13 6 7 -
2 Senyerang 10 4 6 -
Jumlah 23 10 13 -
Sumber :Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2022
Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa sebanyak 46 % kebutuhan jaringan di

Kecamatan Pengabuan sudah baik dan 54 % pada kondisi yang masih kurang baik

namun tidak ada desa yang belum terpenuhi sama sekali kebutuhan akan jaringan

sedangkan Kecamatan Senyerang sebanyak 40 % sudah berada pada kondisi baik dan

60 % berada tahap kurang baik namun tidak ada desa yang belum terpenuhi sama

sekali kebutuhan akan jaringan. Hal ini dapat diartikan bahwa Kecamatan Pengabuan

dan Kecamatan Senyerang telah siap mendukung dalam pembangunan pertanian

berbasis tekonologi komunikasi melalui komunikasi interpersonal.

Risyat (2009) menyatakan Sumber-sumber informasi dipedesaan dari negara-

negara berkembang, seperti Indonesia, cenderung melalui jalur komunikasi

interpersonal, caranya menggunakan jasa juru penerangan, penyuluh, tokoh

masyarakat dan tokoh agama. Peranan keempat sumber informasi tersebut cukup

penting sebagai agen perubahan dalam menyebarkan ide-ide baru. Dalam

pelaksanaannya komunikasi interpersonal memperhatikan komponen yang menjadi

bagian efektivitas komunikasi interpersonal seperti yang disampaikan Devito (2009)

dalam Turistiati (2019) adalah Keterbukaan, Empati, Dukungan, Rasa Positif, Dan

Kesetaraan. Selain itu Risyat (2009) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

efektivitas komunikasi interpersonal berhubungan nyata dengan perilaku

bercocoktanam padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal


merupakan salah satu komunikasi yang efektif yang bisa digunakan oleh penyuluh

pertanian dalam melakukan aktivitas pertanian padi sawah.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian

berjudul“Hubungan Efektivitas Komunikasi Interpersonal dengan Pelaksanaan

Gerakan KOSTRATANI Padi Sawah pada Masa Pandemi Covid 19 di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Keberhasilan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam meningkatkan

produktivias padi sawah pada masa pandemi merupakan salah satu keberhasilan

penyuluh pertanian dalam melaksanakan Gerakan KOSTRATANI. Permentan Nomor

49 Tahun 2019 dalam Komando strategis petani yang selanjutnya disebut

KOSTRATANI adalah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan,

melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian dalam

mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.

Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki penyuluh yang dilihat melalui

keterampilan dan pengetahuan, dari informasi data yang ada penyuluh di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat telah memiliki kemampuan yang baik. Dengan kemampuan

yang dimiliki penyuluh yang didukung dengan fasiitas yang ada melalui gerakan

KOSTRATANI yang membangun pertanian dengan memperhatikan teknologi, serta

untuk mencapai tugas dan fungsi penyuluh dalam melakukan pendampingan dan

pembinaan, penyuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berhasil menyelesaikan

tantangan dengan hal baru termasuk pandemi Covid 19.


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) salah satunya adalah

tentang membatasi tempat kerja / perkantoran serta memberlakukan protokol

kesehatan secara ketat. Arahan ini berdampak kepada keseluruhan termasuk kegiatan

penyuluhan yang biasa dilakukan seorang penyuluh dengan petani secara bebas tanpa

pembatasan jumlah pada saat pandemi harus dilakukan dengan pembatasan jumlah

petani.

Komunikasi interpersonal adalah merupakan komunikasi yang sangat potensial

untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan

kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita

komunikasikan kepada orang lain. Sebagai komunikan yang paling lengkap dan

paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapanpun.

Kenyataannya komunikasi tatap muka membuat manusia merasa lebih akrab dengan

sesamanya, Mulyana (2001). Dalam pelaksanaannya komunikasi interpersonal

memperhatikan komponen yang menjadi bagian efektivitas komunikasi interpersonal

seperti yang disampaikan Devito (2009) dalam Turistiati (2019) adalah Keterbukaan,

Empati, Dukungan, Rasa Positif, Dan Kesetaraan. Dengan komunikasi interpersonal

penyuluh dapat mengembangkan usaha penyaluran informasi melalui komunikasi

interpersonal.

Dari uraian diatas, terkait hubungan efektivitas komunikasi interpersonal

dengan pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah pada masa pandemi Covid19

di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat efektivitas komunikasi interpersonal penyuluh dengan

pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah pada masa Pandemi Covid 19 di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat ?

2. Bagaimana tingkat pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah penyuluh

pada masa Pandemi Covid 19 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

3. Bagaimana hubungan tingkat efektivitas komunikasi interpersonal penyuluh

dengan pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah pada masa Pandemi

Covid 19 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas komunikasi interpersonal penyuluh dengan

pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah pada masa Pandemi Covid 19 di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah

penyuluh pada masa Pandemi Covid 19 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3. Untuk menganalisis hubungan tingkat efektivitas komunikasi interpersonal

penyuluh dengan pelaksanaan Gerakan KOSTRATANI padi sawah penyuluh pada

masa Pandemi Covid 19 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

mapun praktis sebagai berikut :

1. Sebagai suatu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat pasca sarjana ( S2 )

Agribisnis Universitas Jambi.


2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

komunikasi penyuluhan pertanian, khususnya yang terkait dengan peningkatan

produktivitas padi sawah.

3. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai

acuan bagi instansi teknis pusat dan daerah yang menangani permasalahan

koordinasi dan sinergi guna peningkatan produktivitas padi sawah sehingga

berdampak pada kesejahteraan petani, khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

Anda mungkin juga menyukai