Anda di halaman 1dari 13

Praktikum ke-12, 25 Mei 2021

MK. PEMASARAN HASIL PERTANIAN

(PASAR DARI ASPEK WAKTU)

Kelompok 1

Kelas MAB A1

Anggota :

1. Ahmad Fauzi Harahap (J3J119006)


2. Intan Yasinta (J3J119122)
3. Sabila Fitri Abdullah (J3J119240)
4. Wulan Kirani (J3J119277)
5. Yoga Rahman (J3J119282)
Dosen : Muh. Faturokhman, S.Pt

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2021
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................

1.1 Latar belakang ........................................................................................


1.2 Tujuan ....................................................................................................

BAB II .................................................................................................................

2.1 Literatur review .....................................................................................

BAB III................................................................................................................

3.1 Kondisi komoditas sebelum wabah Covid-19 .........................................


3.2 Kondisi komoditas ketika Wabah Covid-19 ............................................
3.3 Argumen dan sarana ...............................................................................

BAB IV ..............................................................................................................

4.1 Kesimpulan ............................................................................................


4.2 Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN ........................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia sebesar minus 4,19% pada triwulan II-2020 (q to
q), namun sektor pertanian dalam arti luas tumbuh positif sebesar 16,24%,
dan subsektor hortikultura tumbuh 21,75%. Melalui data tersebut, dapat
diketahui adanya deflasi atau penurunan harga sebesar minus 0,10% pada
Juli 2020 dibandingkan Juni 2020.
Penurunan harga terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar minus 0,73%. Produk hortikultura bawang merah,
bawang putih, dan cabai rawit termasuk komoditas pangan yang turun
harganya. Pada masa pandemi Covid-19, banyak terjadi pemutusan
hubungan kerja (PHK). Karyawan dirumahkan dengan menerima
pengurangan gaji/pendapatan, menerima uang tunggu selama beberapa
waktu, dan lain-lain bentuk yang pada prinsipnya menurunkan pendapatan
masyarakat. Kementerian Tenaga Kerja pada tanggal 7 Juni 2020
menyebutkan bahwa terjadi PHK secara nasional sebanyak 3,05 juta orang
hingga Juni 2020. Jumlah ini terus bertambah hingga diperkirakan
mencapai 5,23 juta orang (Cahyani 2020).
Tentunya, seiring dengan berkurangnya pendapatan, daya beli
masyarakat juga akan menurun. Setelah penurunan pendapatan, dampak
Pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap produksi, harga serta
konsumsi cabai dan jagung. Permintaan akan bahan pangan, termasuk
cabai danjagung, ikut turun. Tentu saja, permintaan/konsumsi yang lebih
rendah akan menghasilkan harga-harga yang rendah pula, apalagi bila
jumlah produksi tetap.
Selain itu pada sektor non pangan juga berdampak pada daya beli
masyarakat terhadap ikan hias. Siapa sangka pandemin covid-19 justeru
membuat daya beli masayrakat terhadap ikan hias meningkat. Karena
PSSB dan seuan “stay at home” membuat masyarakat banyak beraktivitas
dirumah sehingga minat akan memelihara ikan hias pun meningkat.

3
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kondisi pasar dan pergerakan harga komoditas jagung
sebelum dan sesudah pandemi COVID-19
2. Mengetahui kondisi pasar dan pergerakan harga komoditas cabai
sebelum dan sesudah pandemi COVID-19
3. Mengetahui kondisi pasar dan pergerakan harga komoditas ikan hias
sebelum dan sesudah pandemi COVID-19

4
BAB II
LITERATUR REVIEW
2.1 Jagung
Harga jagung di tingkat petani terpantau tertekan di bawah harga
acuan pembelian. Permintaan yang berkurang selama pandemi Covid-19
dinilai menjadi penyebab utama kondisi ini. Ketua Umum Asosiasi Petani
Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin mengemukakan bahwa harga rata-
rata jagung berkadar air 17 persen di tingkat petani Rp2.800—Rp3.000 per
kilogram (kg). Harga ini cenderung lebih rendah dibandingkan bulan
sebelumnya yang mencapai Rp3.800 per kilogram. Harga jagung di
tingkat petani sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 7 Tahun 2020 dipatok di angka Rp3.150 per kg untuk kadar air 15
persen. Sementara untuk jagung berkadar air 20 persen, harga acuan
dipatok Rp3.050 per kg.
Seluruh Sub Sektor Alami Penurunan Menurut Sholahuddin,
merosotnya harga jagung di tingkat petani disebabkan oleh permintaan
bahan baku pakan ternak yang terkoreksi. Peternak sendiri cenderung
mengurangi produksinya usai harga ayam dan telur memperlihatkan tren
pelemahan dalam dua bulan terakhir. Akibatnya, serapan jagung pun
berkurang. Hal ini pun dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan
Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Arif Karyadi. Dia mengemukakan
bahwa peternak telah mengurangi produksi sampai 50 persen dan bahkan
tak melanjutkan ternak sama sekali.

2.2 Cabai
Tahun 2019, produksi cabai besar mencapai 1,27 juta ton dan pada
tahun 2020 ditargetkan mencapai 1,35 juta ton. Luas panen cabai besar
tahun 2019 mencapai 144.391 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar
8,77 ton/ha. Lahan usaha tani cabai berada di 33 provinsi dan 225
kabupaten/kota, sedangkan pada tahun 2019, produksi cabai sebesar 1,37
juta ton, dan ditargetkan mencapai 1,47 juta ton pada tahun 2020. Pada
2019, luas panen cabai mencapai 177.581 ha dengan tingkat produktivitas

5
7,8 ton/ha. Lahan cabai rawit tersebar di 33 provinsi dan 219
kabupaten/kota. Produksi komoditas bawang merah produksinya pada
tahun 2019 sebesar 1,52 juta ton. Pada 2020, produksi mencapai 1,66 juta
ton. Luas panen bawang merah tahun 2019 mencapai 157.808 ha dengan
hasil 9,62 ton/ha. Lahan bawang merah tersebar di 33 provinsi di 175
kabupaten/kota.
Sebelum pandemi Covid-19, Direktorat Jenderal Hortikultura (Ditjen
Hortikultura) menargetkan peningkatan produksi cabai dan bawang merah
7% per tahun. Peningkatan tersebut direncanakan dicapai melalui swadaya
masyarakat yang diungkit dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Pada tahun 2020, pengembangan kawasan aneka cabai
dengan APBN mencakup areal produksi seluas 10.000 ha dengan dana
Rp130 miliar, sedangkan pengembangan kawasan bawang merah seluas
5.500 ha dengan dana Rp145,5 miliar (Ditjen Hortikultura 2020).

2.3 Ikan Hias


Komoditas ikan hias menjadi salah satu sektor andalan dalam
menopang perekonomian masyarakat. Di tengah pandemi Covid-19,
budidaya ikan hias justru tumbuh. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto
mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong
sektor usaha produktif seperti budidaya ikan hias karena telah terbukti
dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Dia menilai kemajuan
internet dan teknologi digital turut mempermudah pemasaran produk
perikanan seperti ikan hias. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk
belanja online di tengah kondisi pandemi karena lebih mudah dan banyak
pilihan sehingga turut memperluas pasar.
Sebagai informasi pada tahun 2020 KKP menyalurkan bantuan
sarana dan prasarana budidaya ikan hias sebanyak 50 paket bantuan
kepada masyarakat berupa benih, pakan, wadah budidaya, obat-obatan,
sarana budidaya seperti instalasi air dan listrik, serta peralatan pendukung
lainnya. Untuk tahun 2021 KKP akan kembali menyalurkan paket bantuan

6
budidaya ikan hias sebanyak 150 paket. Menurut data, sejak 2012-2019
ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari 21 Juta dolar AS
menjadi 33 juta dolar AS. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias
Indonesia di antaranya menuju ke China, Amerika, Jepang, UK,
Singapura, Hongkong, Taiwan, Korea, Australia dan berbagai negara lain.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi komoditas sebelum Wabah covid-19


3.1.1 Jagung
Musim panen jagung, petani di wilayah Temanggung, Jawa
Tengah mengeluhkan jatuhnya harga jagung. Semenjak pandemi
covid-19, harga jual jagung turun dari semula Rp4.600. Pada panen
jagung tahun lalu, dari lahannya yang seluas sekitar 200 meter
persegi menghasilkan lebih dari 700 kilogram jagung, Pada panen
tahun ini, menurutnya, jagung yang dihasilkan sudah ditawar
pembeli dengan harga Rp3.500 per kilogram. Harga tersebut sudah
tidak bisa naik lagi. Padahal ia memperkirakan hasil panen
jagungnya tahun ini lebih banyak ketimbang hasil panen tahun lalu.

3.1.2 Cabai
Pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19, harga cabai
besar setiap bulan berfluktuasi, harga pada bulan Februari 2019
merupakan harga terendah dalam tahun 2019, yaitu Rp8.276/kg,
dan harga tertinggi bulan Juli sebesar Rp41.730/kg. Peningkatan
harga per bulan selama tahun 2019 antara 3% hingga 58%. Gejolak
harga cabai besar sulit dikendalikan karena preferensi konsumen
yang lebih menyukai cabai segar yang tidak tahan lama disimpan,
dibandingkan cabai olahan. Harga pada awal tahun 2020 membaik
kembali dengan peningkatan 71,5% dibandingkan Januari 2019,
demikian pula harga di Februari 2020 masih lebih tinggi

7
dibandingkan Januari 2020. Kecenderungan harga yang terjadi
adalah dari Januari hingga Juli 2019 meningkat setiap bulan,
selanjutnya sejak Juli hingga Desember 2019 harga cenderung
menurun.

3.1.3 Ikan Hias


Kementerian kelautan dan perikanan memaparkan selama
2018, BPKIM Bandung mengekspor sebanyak 20.431.156 ekor
ikan hias senilai Rp73,3 miliar. Angka ini kemudian meningkat
menjadi 21.673.096 ekor dengan nilai Rp79,9 miliar selama tahun
2019. Untuk pergerakan harga, kami mengambil contoh
pergerakan harga ikan cupang di pasar ikan hias. Harga ikan
cupang satuan sebelum pandemi berada dikisaran Rp2500 perekor,
sekarang harga cupang berada dikisaran Rp7000 hingga Rp10000,
harga cupang semasa pandemi ini naik 64% dibandingkan sebelum
pandemi.

3.2 Kondisi komoditas sesudah Wabah Covid-19


3.2.1 Jagung
Harga jagung di tingkat petani terpantau tertekan di bawah
harga acuan pembelian. Permintaan yang berkurang selama
pandemi Covid-19 dinilai menjadi penyebab utama kondisi ini.
Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI)
Sholahuddin mengemukakan bahwa harga rata-rata jagung
berkadar air 17 persen di tingkat petani Rp2.800—Rp3.000 per
kilogram (kg). Harga ini cenderung lebih rendah dibandingkan
bulan sebelumnya yang mencapai Rp3.800 per kilogram. Harga
jagung di tingkat petani sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 dipatok di angka
Rp3.150 per kg untuk kadar air 15 persen. Sementara untuk jagung
berkadar air 20 persen, harga acuan dipatok Rp3.050 per kg.
Menurut Sholahuddin, merosotnya harga jagung di tingkat petani

8
disebabkan oleh permintaan bahan baku pakan ternak yang
terkoreksi. Peternak sendiri cenderung mengurangi produksinya
usai harga ayam dan telur memperlihatkan tren pelemahan dalam
dua bulan terakhir. Akibatnya, serapan jagung pun berkurang.

3.2.2 Cabai
Selama pandemi Covid-19, pada bulan Maret 2020 harga
cabai besar masih menunjukkan kecenderungan meningkat,
mencapai harga tertinggi pada bulan Juli 2020 yaitu sebesar
Rp34.150/kg. Bulan Agustus 2020 harga sedikit menurun (1%)
dibandingkan bulan Juli 2020. Namun demikian, dibandingkan
tahun sebelumnya (2019), sebelum pandemi Covid-19, puncak
harga cabai besar tahun 2020 tidak setinggi puncak harga tertinggi
tahun 2019. Harga tertinggi tahun 2020 dicapai bulan Juli 2020,
yaitu sebesar Rp34.150/kg lebih rendah 22% dibandingkan puncak
harga tahun 2019 yang sebesar Rp41.750/kg.

Harga bulanan cabai besar Januari 2019 sampai Agustus 2020

3.2.3 Ikan hias


Kementerian kelautan dan perikanan menyatakan ekspor ikan
hias dari Bandung, Jawa Barat, mengalami peningkatan dimasa
pandemi ini seiring dengan langkah pemerintah mendorong lebih
banyak lagi bisnis ikan hias di Indonesia. Dedi Arief dalam siaran
persnya mengatakan dalam masa pandemi, ekspor ikan hias malah
naik 7,69% dari sisi volume yang di ekspor. Kemudian pada 2020,
Dedi mengurai angka lonjakan ekspor sebesar 23.317.318 ekor

9
dengan nilai Rp93,3 miliar. Hal ini menunjukkan permintaan
semakin meningkat. Dari sisi nilai ekspor, lonjakannya sebesar
16,68% di tengah kondisi pandemi. Berdasarkan pendataan
BKIPM Bandung, terdapat 100 pembudidaya yang bekerjasama
dengan eksportir melalui skema kemitraan, dimana masing-masing
pembudidaya memiliki sekitar 3-4 orang pekerja.

3.3 Argumen dan Saran


3.3.1 Jagung
Menurut Sholahuddin, merosotnya harga jagung di tingkat
petani disebabkan oleh permintaan bahan baku pakan ternak yang
terkoreksi. Peternak sendiri cenderung mengurangi produksinya
usai harga ayam dan telur memperlihatkan tren pelemahan dalam
dua bulan terakhir. Akibatnya, serapan jagung pun berkurang.
Ketua Bidang Riset dan Teknologi Dewan Jagung Nasional
Tony J. Kristianto menjelaskan bahwa produksi jagung pada
periode tanam pertama berkontribusi 60 persen dari total sepanjang
tahun. Dengan kondisi serapan yang merosot, dia memastikan
petani dengan luas lahan kurang dari 2 hektare akan menderita
kerugian.

3.3.2 Cabai
Contoh kasus penurunan harga cabai merah besar yang
dialami oleh Koperasi CU Sang Timur di Banyuwangi (Gunawan
2020). Cabai merah besar harganya Rp7.000/kg, biasanya
Rp20.000-Rp25.000/kg, sedangkan cabai merah keriting
Rp10.000/kg, semula Rp 15.000/kg. Contoh lain dialami oleh
Kelompok Tani Bawang Putih di Magelang, yang hanya dapat
menjual cabai merah keriting dengan harga Rp5.000/kg. Penelitian
Furqonisa et al. (2018), menyatakan bahwa Break Even Point
produksi cabai merah sebesar Rp12.413/kg.

10
3.3.3 Ikan hias
Tidak seperti komoditas lainnya, Pandemi Covid-19 ini justru
membuat permintaan terhadap tanaman hias maupun ikan hias
seperti ikan cupang meningkat, sehingga harganya pun ikut
terkerek. Hal itu dipicu karena orang banyak tinggal di rumah
sehingga minat masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan
kian meningkat. Karena PSBB ini banyak orang mulai mencari
hobi baru, hobi lama bersemi kembali. Permintaanya banyak, harga
cupang di PSBB ini memang tidak ada standarnya, tapi karena
PSBB ini cupang-cupang yang standar sekarang mulai terkerek
naik. Begitupun dengan aktivitas ekspor yang trennya positif,
ekspor ikan hias di Bandung sendiri bahkan naik 16,68% di kondisi
pandemi saat ini.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketika masa pandemi sebagian petani jagung merasa dirugikan karena
turunnya penjualan terhadap jagung mereka. Harga jagung di tingkat
petani terpantau tertekan di bawah harga acuan pembelian. , Pada panen
tahun ketika sebelum wabah penyakit covid-19 jagung yang dihasilkan
sudah ditawar pembeli dengan harga Rp3.500 per kilogram. Harga
tersebut sudah tidak bisa naik lagi. Padahal petani memperkirakan hasil
panen jagungnya tahun ini lebih banyak ketimbang hasil panen tahun
lalu.Berbeda dengan komoditas cabai yang mana %. Gejolak harga cabai
besar sulit dikendalikan karena preferensi konsumen yang lebih menyukai
cabai segar yang tidak tahan lama disimpan, dibandingkan cabai olahan.
Harga ikan cupang satuan sebelum pandemi berada dikisaran Rp2500
perekor, sekarang harga cupang berada dikisaran Rp7000 hingga
Rp10000, harga cupang semasa pandemi ini naik 64% dibandingkan
sebelum pandemi.Bandingan harga sangat mengikuti kondisi
perekonomian yang semakin menyulitkan bagi para pengusaha yang selalu

11
mencoba membuat keuntungan maksimum yang tidak merugikan antara
produsen dan konsumen.

4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah mampu membantu mengelola perekonomian
UMKM baik sebelum masa pandemi maupun sesudah Masa Pandemi.
Karena seperti yang kita ketahui para pengusaha baik itu petani
jagung,petani cabai, peternak ikan hias. Mereka semua pasti membutuhkan
keuntungan karena ada yang ingin menafkahi keluarganya juga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Putra DA. 2020. Bos BPS soal deflasi September 2020: Daya beli masyarakat
masih lemah. merdeka.com. [internet]. [diunduh 2021 Mei 29]. Tersedia
dari: https://www.merdeka.com/uang/bos-bps-soal-deflasi-september2020-
daya-beli-masyarakat-masih-lemah.html

Rina D. 2020. Begini keluhan petani sayur di masa pandemi Covid-19. [internet].
Balipost. [diunduh 2020 Aug 18]. Tersedia dari:
https://www.balipost.com/news/2020/08/18/142513/Begini-
KeluhanPetani-Sayur-di...html

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200511/12/1238992/harga-jagung-melorot-ini-
penyebabnya

https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/20-BBRC-2020-III-3-3-GBS.pdf

https://mediaindonesia.com/nusantara/341514/harga-jagung-terpengaruh-
pandemi-covid-19

https://www.antaranews.com/berita/1968156/meski-pandemi-volume-ekspor-
ikan-hias-bandung-naik-769-persen

https://news.detik.com/berita/d-5210817/tak-hanya-tanaman-hias-harga-ikan-
cupang-juga-meningkat-di-masa-pandemi

13

Anda mungkin juga menyukai