Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.

3 Tahun 2015

KAJIAN PENDAPATAN DAN KONTRIBUSI USAHATANI


KELAPA (Cocos Nucifera) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI DI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT, PROVINSI JAMBI
Nida Kemala1
Abstract
The objective of this research is to determine the income contribution of coconut
farming on total farmer income at Tanjung Jabung Barat District, Jambi Province.
Survey method was used that completed by descriptif analization. It took 15% sample so
there are 73 samples (481 populations) that taken by combaining stratified random
sampling and two stage random sampling.
The result of this research showed that the total fixed cost was Rp.4.888/month
while the total variable cost was . So that the total production cost was Rp.
551.796/month. Meanwhile the average revenue of coconut farming was Rp.
2.463.388/month, so that the average income received from coconut farming was Rp.
1.911.592/month. .the income outside of coconut farming was Rp. 4.546.575/month.
Accordingly the last information showed that income contribution of coconut farming on
the total farmer income was 42%.
Key word : Coconut farming, contribution, income.
PENDAHULUAN 2012). Dalam hal ini Indonesia tampil
Luas tanaman kelapa di Indonesia sebagai pemasok utama komoditas
mencapai 3.728.600 ha. 92,40% kelapa di pasar dunia. Lebih lanjut
diantaranya adalah kelapa dalam. Dirjen perkebunan dalam Patty Zeth
Produksi kelapa tercatat 15,4 miliar butir (2012), menyatakan rendahnya
atau 3,2 juta ton setara kopra. Data ini produktivitas disebabkan banyaknya
menunjukkan bahwa produktivitas tanaman yang sudah tua dan rusak.
kelapa di Indonesia masih kurang dari 1 Sekitar 98,225% merupakan perkebunan
ton/ha, lebih rendah dari Filipina yang rakyat dengan kepemilikan lahan
sudah mencapai 2 ton/ha. Padahal, terbatas, pemanfa-atannya belum
merujuk pada riset Deptan, produktivitas optimal serta pene-rapan teknologi yang
kelapa yang dihasilkan petani dalam belum betu-betul diterapkan serta
negeri masih mampu mencapai 2 ton/ha pemanfaatan produk hilir maupun hasil
(Dirjen perkebunan Dalam Patty Zeth, sampingan belum banyak dilakukan.
Tabel 1. Luas Tanaman Menghasilkan (TM), Produksi dan Produk- tivitas Tanaman Kelapa
di Provinsi Jambi Tahun 2013.
Produktivitas
No Kabupaten Luas TM ( ha ) Produksi ( Ton )
(Ton/ha)
1 Batanghari 444 447 1,0
2 Muaro Jambi 650 629 1,0
3 Bungo 568 444 0,8
4 Tebo 846 557 0,7
5 Merangin 1.226 902 0,7
6 Sarolangun 373 316 0,8
7 Tanjabbar 38.546 50.494 1,2
8 Tanjabtim 44.527 51.441 1,1
9 Kerinci 58 22 0,4
10 Sungai Penuh 3 3 1,0
11 Jambi Kota - - -
Jumlah 87.241 105.255
Rata-rata 7931 9568,64 0,8
Sumber : Data Statistik Perkebunan Angka
Tetap. 2013
Kelapa diusahakan di seluruh 10 kabupaten di Provinsi Jambi dengan
provinsi yang tersebar di sebagian besar total produksi sebesar 105.255 ton dan
Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi Utara, produktivitas rata-rata sebesar 0.8
Gorontalo serta Kalimantan. Tabel 1 ton/ha.
menunjukkan bahwa kelapa tersebar di
1
Dosen Fakultas Pertanian 125
Universitas Batanghari
Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Selanjutnya terlihat bahwa produksi kelapa di Kabupaten Tanjabbar


Kabupaten Tanjabbar (Tanjung Jabung sebesar 50.494 ton dengan produktivitas
Barat) merupakan daerah penghasil rata-rata sebesar 1.2ton/ha. Terdapat dua
kelapa dengan produktivitas tertinggi kecamatan yang tidak memiliki areal
yaitu 1,2 ton/ha. Potensi tanaman perkebunan kelapa yaitu Kecamatan
kelapa di Kabupaten Tanjabbar dapat Merlung dan Muara Papalik.
dilihat pada Tabel 2 dan terlihat bahwa
Tabel 2. Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Tanaman
Kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2013.
Luas TM Produksi (Ton/ Produktivitas
Kecamatan
( Ha) Thn) (Ton/Ha)
Tungkal Ilir 4.336 5.732 1,3*
Seberang Kota 3.185 5.506 1,7*
Bram Itam 3.870 4.721 1,3*
Betara 1.922 1.566 0,8
Kuala Betara 6.878 10.729 1,6*
Pengabuan 9.836 12.021 1,3*
Senyerang 8.461 10.154 1,2
Merlung - - -
Muara Papalik - - -
Renah Mendalu 6 4 0,7
Tungkal Ulu 3 3 1,0
Batang Asam 12 11 0,9
Tebing Tinggi 37 47 1,3*
Jumlah 38.546 50.494
Rata-rata 2965 3884.2 1,2
Sumber : Data Statistik perkebunan Angka
Tetap, 2013
Catatan : * Kecamatan dengan produktivitas di atas rata-rata
Salah satu masalah pokok yang pengrajin, berdagang dan sebagainya).
dihadapi saat ini adalah rendahnya Dari uraian di atas maka penulis tertarik
produktivitas tanaman kelapa rakyat. mengkaji suatu kajian dengan judul
Dimana produktivitasnya masih “Kajian Penda-patan dan Kontribusi
berkisar 1 ton/ha/tahun bila diban- Usahatani Kelapa Terha-dap Pendapatan
dingkan produksi potensial mencapai 2- Keluarga Petani Di Kabupaten
4 ton/ha/tahun dengan memakai Tanjabbar Provinsi Jambi”.
teknologi anjuran (Kindangen dkk, Rumusan Masalah
1990). Kesejahteraan merupakan sasaran Besarnya ketergantungan petani
yang dituju dalam setiap kegiatan usaha, dengan usahatani kelapa yang
yang secara kongkrit digambarkan oleh dikelolanya dikarenakan posisi sektor
pendapatan. Rendahnya produktivitas ini perkebunan kelapa sebagai tulang
akan mempengaruhi besar kecilnya punggung dalam memenuhi kebu-tuhan
penda-patan yang diterima petani. hidup petani dan keluarga. Tinggi
Perke-bunan kelapa dari segi mikro rendahnya produksi akan mempengaruhi
dapat dikaji dengan melihat seberapa penerimaan petani dari penjualan hasil
besar ketergantungan petani terhadap kelapa yang dipero-lehnya. Petani akan
komo-ditas ini, dilihat dari pendapatan memperoleh pen-dapatan apabila
keluarga petani. Terdapat banyak jenis penerimaan lebih besar dari biaya yang
pendapatan sebagaimana Kasryno dan dikeluarkan. Penerimaan petani
Faisal (1993) mengemukakan bahwa bersumber dari penjualan hasil produksi,
sumber pendapatan keluarga petani oleh sebab itu rendahnya produksi
dapat dikelompokkan menjadi penda- berarti rendah pula pendapatan yang
patan dari usahatani, non usahatani, dan diterima petani, padahal pendapatan
luar sektor pertanian (buruh industri, inilah yang menjadi sasaran yang perlu

126

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

di-perhatikan untuk mewujudkan kese- tingkat pro-duktivitasnya maka terdapat


jahteraan. Berdasarkan uraian di atas 6 kecamatan dengan kategori produk-
maka dapat dirumuskan beberapa tivitas di atas rata-rata (tinggi) dan 5
masalah sebagai berikut: kecamatan dengan produktivitas di
1. Bagaimana gambaran usahatani bawah rata-rata (rendah) (lihat Tabel 2).
kelapa di Kabupaten Tanjabbar
Provinsi Jambi. Kec Kec.
2. Bagaimana gambaran biaya pro- Produktivitas Produktivitas
duksi dan pendapatan yang dipe- tinggi rendah
roleh petani dari usahatani kelapa di (6 Kec.) (5 Kec.)
Kabupaten Tanjabbar Provinsi
Jambi? Kec. Tungkal II Kec. Senyerang
3. Berapa besar kontribusi penda-patan (6 desa) (7 desa)
usahatani kelapa terhadap pendapatan
keluarga petani di Ka-bupaten Desa Desa
Tanjabbar Provinsi Jambi? Tungkal 2 Lumahan
Tujuan Penelitian (Sub-pop:331) (Sub-pop:150)
Penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui
:
1. Gambaran usahatani kelapa di Sub sampel Sub sampel
Kabupaten Tanjabbar Provinsi Jambi. 50 + 23
2. Gambaran biaya produksi dan Sampel :15% dari pop. :
pendapatan yang diperoleh petani
dari usahatani Kelapa di Kabu-paten 73 petani
Tanjabbar Provinsi Jambi Gambar1. Skema Pengambilan
3. Besarnya kontribusi pendapatan Sampel
usahatani kelapa terhadap pendapatan Dari masing-masing kategori
keluarga petani di Kabupaten diambil satu sampel secara acak.
Tanjabbar Provinsi Jambi. Dengan demikian jumlah sampel
Manfaat dan Kegunaan Penelitian kecamatan yang dianggap mewakili
Adapun manfaat dan kegunaan yang populasi kecamatan yang ada di
diharapkan dalam penelitian ini adalah: Kabupaten Tanjabbar adalah dua
1. Memberikan informasi kepada ma- kecamatan yaitu Kecamatan Tungkal
syarakat tentang peluang untuk Ilir (mewakili kategori produktivitas
menggeluti usahatani kelapa. tinggi) dan Kecamatan Senyerang
2. Memberikan Sumbangan pemikiran (mewakili kategori produktivitas
dan bahan informasi bagi petani rendah). Selanjutnya diambil satu desa
kelapa dan instansi terkait dalam dari masing-masing kecamatan secara
membuat kebijakan menyangkut acak, sehingga ditentukanlah dua desa
pengembangan agribisnis kelapa. yang masing-masing berasal dari
METODOLOGI PENELITIAN masing-masing kategori kecamatan yaitu
Ruang Lingkup Penelitian Desa Lumahan dan Desa Tungkal 2.
Penelitian ini dilakukan di Kabu- Jumlah sampel didasarkan pada Skema
paten Tanjabbar Provinsi Jambi. Ada- pengambilan sampel dapat dilihat pada
pun yang menjadi fokus kajian dalam Gambar 1.
penelitian ini adalah me-nyangkut aspek Winarno (1994), yang menya-
ekonomi khususnya biaya pro-duksi, takan bahwa bila populasi cukup
pendapatan, dan kon-tribusinya homogen, terhadap populasi di bawah
terhadap pendapatan kelu-arga petani. 100 dapat digunakan sampel sebesar
Teknik Penarikan Sampel 50% , bila populasi di atas 100 dapat
Terdapat 11 kecamatan yang diambil sampel sebesar 15%, dan juga
berpo-tensi menghasilkan kelapa di sampel manusia hendaknya di atas 30
Kabu-paten Tanjabbar. Setelah orang besarnya. Berdasarkan acuan
dilakukan stratifikasi berdasarkan diatas, maka dalam penelitian ini sampel

127

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

diambil 15% dari populasi (481) yaitu  Penerimaan adalah besarnya nilai
73 petani. hasil penjualan produk yang
Metode Analisis Data merupakan perkalian antara jumlah
Penelitian ini dilakukan dengan produk yang terjual dengan harga
metode survey dan dianalisis secara produk (Rp/Bulan).
deskriptif baik kualitatif maupun  Total cost (Biaya Total) adalah
kuntitatif. Pendapatan petani diketahui jumlah biaya tetap dan biaya tidak
dengan menggunakan rumus menurut tetap (Rp/Bulan).
Boediono (1992) sebagai berikut :  Biaya tetap adalah biaya yang dapat
terpakai beberapa kali masa produksi
I = TR - TC (Rp/Bulan). perhitungannya menggu-
Dimana: nakan biaya penyusutan mengikuti
I = Income (Rp/ Bulan). formula garis lurus yaitu pembagian
TR = TotalRevenue (Rp/ Bulan). . antara selisih harga awal dan harga
TC = Total cost (Rp/ Bulan). akhir alat dengan perkiraan umur
Menurut Samuelson dan ekonomis (Asumsi bahwa harga
Nordhaus (2003) untuk menghitung akhir alat = nol ).
besarnya penerimaan ditentukan de-ngan  Kontribusi pendapatan adalah
menggunakan rumus sebagai berikut : besarnya sumbangan pendapatan
TC = TFV + TVC usahatani kelapa terhadap pendapatan
keluarga petani dinyatakan dalam
TR = Pq . Q
persen (%)
Dimana: PEMBAHASAN
TR = Total Revenue (Rp/ Bulan). Gambaran Umum Daerah Penelitian.
Pq = Harga Produk (Rp /Butir) Penelitian ini dilakukan di
Q = Jumlah hasil Produksi (Butir/Bulan) Kabupaten Tanjabbar yang merupakan
TC = Total Cost (Rp / Bulan). 9,38% dari Provinsi Jambi dengan letak
TFC = Total Fixed Cost (Rp/ Bulan). geografi di pesisir paling timur di
TVC = Total Variable Cost (Rp/ Bulan). Provinsi Jambi dan letak astronomi
Sedangkan kontribusi pendapatan kelapa 0o53’–01o41’LS dan 103o23’–
menggunakan rumus (Sutiyah, 2003) sebagai 104o21’BT. Terdapat setidaknya ada
berikut : enam komoditi andalan pada sub-sektor
perkebunannya yaitu kelapa sawi,
kelapa, karet, kopi, pinang dan coklat.
Dimana: Produksi kelapa relatif stabil, hanya
K = Kontribusi pendapatan usahatani (%) mengalami penurunan 2,8% pada tahun
Pdi = Pendapatan usahatani (Rp/Bulan) 2013. Pertumbuhan ekonomi tahun
Tpa=Total pendapatan keluarga petani 2013 mencapai 7,55%, dan 29,97% dari
(Rp /Bulan) PDRB adalah merupakan kontribusi
terbesar dari sector pertanian (Statistik
Daerah Kabupaten Tanjab Jabung Barat.
Konsepsi Variabel Penelitian
2014).
 Gambaran usahatani adalah paparan
Identitas responden
menyangkut kondisi agribisnis kelapa
Responden sebagai sumber
mulai dari aspek hulu, onfarm dan
informasi memiliki karekteristik
hilir.
tertentu. Rara-rata umur responden
 Responden adalah sumber informasi
masing tergolong usia produktif yaitu 46
terdiri dari petani produsen kelapa di
tahun, dengan mayoritas tingkat
daerahpenelitian.
pendidikan 55% sekolah dasar
 Produk adalah hasil produksi berupa /sederajat. Jumlah anggota keluarga rata-
butiran kelapa dalam (Cocos nucifera rata 3 orang, menggarap lahan usaha
L). kelapa dengan rata-rata luas 2,3 ha.
 Pendapatan adalah selisih antara Hanya 12% petani yang menggunakan
penerimaan dengan biaya total tenaga dari dalam keluarganya
(Rp/Bulan). sedangkan 88% memerlukan bantuan
128

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

dari luar keluarga dengan upah panen produktivitas 2474 butir/ha karena
rata-rata Rp. 223. produksi kelapa per batang rata-rata
Gambaran usahatani kelapa di sekitar 18 butir. Panen kelapa dilakukan
Kabupaten Tanjabbar Provinsi 3 (tiga ) bulan sekali pada waktu pagi
Jambi. dan sore hari. Rata-rata hasil produksi
Dalam berusahatani kelapa dalam 3 bulan adalah 5.778 butir setara
diperlukan persiapan yang matang agar dengan 1926 butir/bulan. Banyak jenis
tujuan dapat tercapai, begitu pula halnya pekerjaan yang dilakukan dalam
dengan usahatani kelapa di Kabupaten usahatani kelapa diantaranya persiapan
Tanjabbar Provinsi Jambi. Pada sarana kebun dan membuang gulma
umumnya usahatani kelapa di wilayah yang biasanya dilakukan oleh pemilik
ini mayoritas merupakan warisan turun usahatani, sedangkan jenis pekerjaan
temurun. Berbagai sarana dibutuhkan seperti memanjat dan mengupas kelapa
agar kegiatan usahatani kelapa dapat biasanya selain dilakukannya sendiri
berlangsung. Beberapa peralatan yang juga dibantu oleh pihak lain. Pekerjaan
dipakai dalam kegiatan usahatani ini dalam usahatani kelapa ini
adalah : Parang, cangkul, julak, galah, menggunakan tenaga kerja selain dari
lonjung dan sabit. Sedangkan sarana dalam keluarga juga menggunakan
yang digunakan untuk memperlancar tenaga dari luar kelurga (buruh kebun).
proses pengangkutan kelapa dalam Biasanya tenaga kerja dalam keluarga
pemasaran digunakan pompong dan tidak diupah sedangkan untuk tenaga
motor berkeranjang yang berbahan kerja dari luar dilakukan oleh buruh
bambu atau rotan. kebun dengan besar upah yang
Parang dipakai untuk melepaskan disesuaikan dengan masing-masing
kelapa dari tandanya, cangkul digu- perjanjian yang terjadi. Upah panen ini
nakan untuk pengolahan tanah, julak mencakup lingkup pekerjaan utama
digunakan untuk membuka sabut kelapa sejak menurunkan, mengupas sabut
menjelang dipasarkan, sedang-kan galah sampai menempatkan kelapa di pinggir
pada umumnya terbuat dari kayu dengan parit. Jumlah tenaga bantuan rata-rata
panjang disesuaikan dengan ketinggian sebanyak 2 orang (baik dari dalam
buah kelapa yang akan dipanen, lonjung maupun dari luar keluarga)
dipakai untuk alat pengangkut kelapa Kelapa dipasarkan dalam bentuk
dengan cara menggendongnya di butiran tanpa sabut tetapi masih ada juga
belakang badan sedangkan sabit biasa yang menjual dalam bentuk utuh.
dipakai untuk membuang gulma (rumput Pengembangan pangsa pasar dilakukan
dan ilalang) di sekitar tanaman kelapa. oleh pemilik usahatani. Dalam hal ini
sebagai sarana transportasi digunakan transaksi jual beli dilakukan secara
pompong yaitu alat transportasi air tunai, dan mayoritas petani
berupa perahu kayu (di daerah penelitian mengantarkan produk ke pihak
menggu-nakan pompong berkapasitas konsumen. Sarana transportasi untuk
2,5 ton) menggunakan mesin berbahan pemasaran kelapa adalah selain
bakar solar. Untuk menampung kelapa menggunakan sepeda motor yang
yang terkumpul, tidak disediakan dilengkapi dengan keranjang (berba-han
gudang khusus untuk penyimpanan bambu atau rotan) juga melalui lalulintas
tetapi dikumpulkan di pinggir sungai sungai sehingga mayoritas alat
bila menggunakan pompong dan di transportasi dalam proses tataniaga
pinggir jalan bila menggunakan motor. komoditas kelapa ini adalah pompong
Bibit tanaman kelapa diperoleh yaitu alat tranportasi air sejenis perahu
dari anakan yang tumbuh disekitar besar yang dilengkapi dengan mesin
tanaman induknya. Rata-rata luas lahan penggerak menggunakan bahan bakar
yang dimiliki oleh masyarakat tani di solar. Sebeum diantar, kelapa hasil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat panen dikumpulkan pinggir parit, untuk
Provinsi Jambi adalah 2,3 ha. Pada kemudian dimasukkan ke dalam
kepadatan tanaman rata-rata 136 pompong, atau kelapa dikumpulkan
batang/ha menunjukkan rata-rata memanfaatkan aliran air anak sungai

129

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

menuju ke sungai besar dimana produksi kelapa 1926 butir/bulan dengan


pompong telah menunggu untuk segera harga jual rata-rata Rp.1278 per butir.
diantar menuju konsumen. Selain itu Tabel 3. Rata-rata Jumlah Pene-
kelapa juga dikumpulkan di tempat rimaan, Biaya Produksi dan
tertentu dengan alat “lonjung” yaitu Pendapatan Usaha- tani Kelapa,
sejenis keranjang berbahan rotan dan Tahun 2015
digunakan dengan cara meng-gendong No Uraian Jumlah
di bagian belakang badan. Harga jual (Rp/Bln)
kelapa rata-rata adalah Rp.1287 per 1 Penerimaan 2.463.388
butir. Pengiriman kelapa dilakukan 3
(tiga) bulan sekali. Dalam hal ini 2 Biaya Produksi 551.796
pompong disewa dengan biaya rata-rata 3 Pendapatan 1.911.592
Rp.193.514 sekali pengi-riman, Sumber : Data primer yang diolah,
sedangkan untuk responden pengguna Tahun 2015
motor menggunakan bahan baku bensin Table 3 menggambarkan bahwa
senilai Rp.20.000 setiap pengiriman. pendapatan usahatani kelapa di
Biaya Produksi dan Pendapatan Tanjabbar mencapai Rp.1.911.592/bulan
Usahatani Kelapa atau setara dengan Rp.
Biaya Produksi Usahatani Kelapa 22.939.104/tahun. Pendapatan ini lebih
Biaya yang dikeluarkan besar dibandingkan dengan hasil
dialokasikan untuk sarana produksi baik penelitian Ruauw Eyverson et.all (2011)
yang bersifat sarana yang tahan lama pada hal yang sama di Desa
maupun sarana yang habis digunakan Tolombukan Kecamatan Pasan
dalam satu kali produksi. Beberapa Kabupaten Minahasa Tenggara yang
sarana yang menggunakan biaya tetap hanya mencapai Rp.16.626.644/tahun.
adalah peralatan operasional seperti Pendapatan Non Usahatani Kelapa
parang, cangkul, julak, galah, sabit, Pendapatan non usahatani kelapa
lonjung. dll. Sedangkan beberapa hal bersumber dari kegiatan usaha diluar
yang mengakibatkan pengeluaran usahatani kelapa yang diperoleh dari
variabel adalah upah buruh tenaga kerja peran sebagai pengumpul pinang/kelapa,
dan transportasi pengiriman kelapa. buruh kebun, buruh bangunan, pengrajin
Dalam hal ini biaya tenaga kerja perahu pompong atau atap rumbia,
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang serabutan, buka warung, jabatan kades
dilakukan seperti rata-rata upah adalah sampai anggota DPR. Rata-rata
Rp.223/butir kelapa termasuk di pendapatan non usahatani kelapa petani
dalamnya upah untuk panen dan sampel di daerah penelitian cukup besar
pengupasan kulit kelapa. Hasil analisis yaitu mencapai Rp.4.546.575/bulan.
data menunjukkan bahwa biaya tetap Kontribusi pendapatan usahatani
yang dikeluarkan adalah Rp.4888/bulan kelapa terhadap pendapatan keluarga
sedangkan biaya variabel yang petani di Kabupaten Tanjabbar
dikeluarkan adalah Rp.546.908/bulan. Provinsi Jambi?
dengan demikian rata-rata biaya Kontribusi pendapatan usahatani
produksi totalnya adalah kelapa adalah besarnya sumbangan yang
Rp.551.796/bulan. diberikan oleh usahatani kelapa ke dalam
Pendapatan Usahatani Kelapa pendapatan total keluarga petani yang
Pendapatan petani sampel pada dinyatakan dalam persen (%). Telah
usahatani kelapa diperoleh dari selisih disampaikan di atas bahwa pendapatan
antara penerimaan usahatani kelapa rata-rata usahatani kelapa adalah Rp.
dengan total biaya produksi yang 1.911.592/bulan sedangkan pendapatan
dikeluarkan dalam usahatani kelapa dari luar usahatani kelapa adalah Rp.
selama satu bulan. Hasil analisis data 4.546.575/bulan. Dengan
menunjukkan besarnya penerimaan demikian rata-rata kontribusi usahatani
adalah Rp. 2.463.388/bulan. Nilai ini kelapa terhadap pendapatan keluarga di
diperoleh dari kuantitas rata-rata Kabupaten Tanjabbar Provinsi Jambi
adalah 42%. Kontribusi tersebut masih

130

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

lebih besar bila dibandingkan dengan Saran


hasil penelitian Karsiningsih E. et.all. Untuk meningkatkan kontribusi
(2010) yang menunjukkan kontribusi dari komoditas kelapa, di Tanjabbar
usaha kelapa sebesar 25,23% di Desa Provinsi Jambi, pemerintah membantu
Rebo Kec. Sungai Liat, Kab. Bangka. masyarakat untuk melakukan usaha
KESIMPULAN DAN SARAN kearah diversifikasi vertikal, dengan
Kesimpulan memberikan pelatihan terarah, bantuan
Pada umumnya usahatani kelapa dana dan jaminan pemasaran hasil
di Kabupaten Tanjabbar Provinsi Jambi produknya.
mayoritas merupakan warisan turun DAFTAR PUSTAKA
temurun. Dengan sarana yang sederhana Direktorat Jenderal perkebunan, 1996.
seperti parang, cangkul, julak, galah, Sinkronisasi dan Validasi Statistik
lonjung dan sabit, dan didukung dengan perkebunan Angka Tetap.
alat transportasi berupa pompong dan http:perperwww.litbang.deptan.go
motor berkeranjang, masyarakat di .id [4 November 2014].
Kabupaten Tanjabbar berusahatani Dinas perkebunan Kab. Tanjung Jabung
kelapa pada luas rata-rata 2,3 ha dengan Barat. 2013. Luas Produksi dan
kepadatan tanaman rata-rata 136 Produktivitas Tanaman Kelapa
batang/ha. Dengan menggunakan bibit Dalam.Sinkronisasi dan Validasi
yang diperoleh dari anakan yang Statistik perkebunan angka Tetap
tumbuh disekitar tanaman induknya para 2013, Tanjung Jabung Barat.
petani tersebut dapat hasil produksi Dinas perkebunan Provinsi Jambi. 2013.
rata-rata 2524 butir/ha (18 butir/batang). Jambi Dalam Angka 2013. Dinas
Panen kelapa dilakukan 3 (tiga ) bulan perkebunan, Provinsi Jambi.
sekali (pagi dan sore hari). Rata-rata Karsiningsih E, Evahelda, Saputra A.
hasil produksi dalam 3 bulan adalah 2010. Analisi Pendapatan Rumah
5.778 butir setara dengan 1926 Tangga Dari Tanaman Kelapa di
butir/bulan. Jumlah tenaga bantuan rata- Desa Reo Kecamatan Sungailiat,
rata sebanyak 2 orang (baik dari dalam Kabupaten Bangka. Jurnal
maupun dari luar keluarga). Mayoritas Pertanian dan Lingkungan. ISSN
kelapa dipasarkan dalam bentuk butiran 1978-1644. April 2010, Vol. 3
tanpa sabut. Harga jual kelapa rata-rata No. 1, hal 1-41.
adalah Rp.1287 per butir. Pengiriman file://C:/Users/OWNER%20ACE
kelapa dilakukan 3 (tiga) bulan sekali. R/Downloads/161-525-1-PB.pdf.
Dalam hal ini pompong disewa dengan (23 oktober 2015)
biaya rata-rata Rp. 193.514 sekali Kasryno dan Faisal. 1993. Penelitian dan
pengiriman, sedangkan untuk responden Pengembangan perkelapaan di
pengguna motor menggunakan bahan Indonesia. Prosiding Konferensi
baku bensin senilai Rp. Kelapa Nasional III, Yogyakarta
20.000/pengiriman. 20-23 Juli 1993. Badan Litbang
Biaya tetap yang dikeluarkan pertanian, Puslitbang Tanaman
adalah Rp. 4888/bulan sedangkan biaya Industri.
variabel adalah Rp. 546.908/bulan. Kindangen,J.G, Lolong, A. A dan
dengan demikian biaya produksi Miftahorrahman. 2000. Penerapan
totalnya adalah Rp. 551796/bulan. Teknologi Dalam Bidang
Besarnya penerimaan adalah Rp. Pengolahan Hasil perkebunan.
2.463.388/bulan. Dengan demikian Puslitbangtri, Bogor.
pendapatan rata-rata petani tersebut Patty, Zeth. 2012. Analisis
adalah Rp. 1.911.592/bulan. Karena Produkktivitas dan Nilai Tambah
rata-rata pendapatan non usahatani Kelapa Rakyat (Studi kasus di 3
kelapa mencapai Rp. 4.546.575/bulan, kecamatan di Kabupaten
maka rata-rata kontribusi usahatani Halmahera Utara). Jurnal. ISSN :
kelapa terhadap pendapatan keluarga di 1907-7556.
Kabupaten Tanjabbar Provinsi Jambi https:perperjurnalee.files.wordpre
adalah 42%. ss.comper2012per12peranalisis-

131

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

produktivitas-dan-nilai-tambah- Statistik Daerah Kabupaten Tanjab


kelapa-rakyat.pdf (11 oktober Jabung Barat. 2014.
2015) http:perpertanjabbarkab.bps.go.id
Ruauw Eyverson, Jenny Baroleh, peradmintampanperpdf_publikasi
Devison Powa.2011. Kajian perStatistik-Daerah-Tanjung-
Pengelolaan Usahatani Kelapa Di Jabung-Barat-2014.pdf. (4
Desa Tolombukan Kec. Pasan September 2015).
Kab. Minahasa Tenggara. Sutiyah, K. 2003.Usahatani. Diktat
Jurnal,Volume 7 Nomor 2, Mei diterbitkan untuk kajian sendiri.
2011:39–50. Program Studi Agribisnis. Jurusan
http://download.portalgaruda.org/ Sosial Ekonomi. Fakultas
article.php?article=16641&val=10 pErtanian. UGM. Yogyakarta.
42 (23 Oktober 2015) Winarno, S. 1994. Pengantar Penelitian
Samuelson Paul A dan William D Ilmiah (dalam metode tehnik).
Nordhaus. 2003. Ilmu Mikro Penerbit Kanasius, Bandung.
Ekonomi. Media Global Edukasi,
Jakarta.

132

Kajian Pendapatan Dan Kontribusi Usahatani Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pendapatan
Keluarga Petani Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi

Anda mungkin juga menyukai