Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI

Susmawati, SP,MP
19750829 200212 2 001

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN BINUANG
2020
PEMELIHARAAN TANAMAN CABE

Pendahuluan
Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari
famili terong‐terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua
Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan
Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan
terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya
hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.
Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori,
Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industry makanan dan industri
obat‐obatan atau jamu. Buah cabe ini selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga
mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani. Disamping itu tanaman ini juga
berfungsi sebagai bahan baku industri, yang memiliki peluang eksport, membuka kesempatan
kerja.

Pemupukan

Diberikan dengan dosis dan aplikasi sebagai berikut:


 Pupuk kandang 10-15 ton / ha.
 Aplikasi seminggu sebelum tanam.
 Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
 ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
 TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
 KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
Pemupukan Susulan
 Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran
mulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter
sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan
pengocoran konsentrasi pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman
berumur 30 hst, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan
campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan
dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan
jarak 15 cm.
 Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun atau NPK
spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai
umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan
pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.
 Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan
memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu
pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan
pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk
Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan
interval pemberian 10 – 15 hari.
 Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang
diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.

Pemeliharaan Tanaman

Pemangkasn ( Prunning ) Tunas Air


 Pada mas pertumbuhan Vegetatif ( Umur 0 - 35 HST ) akan muncul tunas - tunas air
di setiap ketiak daun.
 Tunas - tunas air ini harus di pangkas untuk memberi kesempatan kepada tanaman
mengembangkan vigor batang dan perakaran agar lebih kokoh dan luas sebelum
memasuki masa generatis. Masa generatis di tandai dengan munculnya bunga di
percabangan generatif pertama, biasanya dimulai pada daun yang ke-13 hingga daun
yang ke - 15.
Pemasangan Ajir Penopang
 Cabai hibrida pada umumnya berbuah lebat, sehingga perlu ajir penopang untuk
menyangga tanaman agar tidak roboh, baik oleh beban buah maupun oleh tiupan
angin.
 Ajir penopang bisa di buat dari bilah bambu yang panjangnya 130 - 140 cm dengan
ketebalan 3 - 4 cm. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan ketika tanaman masih kecil,
ketika umur 5-10 HST, agar tidak melukai perakaran.
 Di samping ajir penopang, di perlukan juga tali yang menghubungkan ajir satu dengan
lainnya yang akan lebih sempurna menyangga lebatnya buah.

Sanitasi Lahan
Adanya serangan hama dan penyakit sangat berhubungan dengan kebersihan lahan.
Karena itu, dianjurkan untuk melakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar tanaman,
yaitu di lubang tanam dan selokan. Pada umumnya penyiangan dilakukan sebanyak 3 - 4 kali
sepanjang umur tanaman.

Pengairan
 Semua tanaman membutuhkan kondisi tanah yang lembab agar penyerapan unsur hara
bisa berlangsung optimal. Namun, tanaman cabai tidak menyukai kelembapan tanah
yang terlalu tinggi atau terlalu basah.
 Pada penanaman musim kemarau, lakukan penyiraman secara berkala.
 Pada penanaman musim hujanjustru sebaliknya, upayakan tidak ada air yang
tergenang di selokan. Buat saluran drainase yang bagus.

Hama dan Penyakit Dominan pada Cabe

Hama Thrips

Thrips sp. merupakan hama pengisap cairan pucuk tunas tanaman dan bunga. Hama
ini menyebabkan daun mengeriting, pertumbuhan pucuk dan bunga terhambat, serta buah
menjadi berbercak cokelat dan bentuknya tidaksempurna. Hama ini akan berkembang pesat
ketikamusim kemarau, dekat dengan tajuk pohon tinggi dan rimbun, berdekatan dengan
tanaman tua satu famili yang sudah terserang Thrips, dan kebersihan kebun yang tidak
terjaga.
Pencegahan :
 Gunakan mulsa plastik hitam perak.
 Pilih lokasi yang terbuka, jauh dari tajukpohon rimbun, dan tidak berdekatan dengan
tanaman lainyang terserang Thrips.
 Jaga kebersihan kebun dan pasang perangkap Thrips di beberapa tempat.
Pemberantasan :
 Lakukan pengamatan pada kelopak bunga dan pucuk tunas untuk deteksi tingkat
serangan.
 Jika sudah terlihat adanya populasi Thrips, segera lakukan penyemprotan insektisida
yang efektif untuk Thrips. Lakukan penyemprotan pada sore hingga malam hari.
 Beberapa Insektisida untuk memberantas Thrips adalah Caleb-tin 18 EC, Catez 18
EC, Demolish 18 EC, Pemekar daun dan Detacron 500 EC. Guanakan dosis sesuai
anjuran yang tertera di label kemasan.
Hama Ulat
Beberapa jenis ulat sering menyerang tanaman cabai. Ulat grayak (Spodoptera litura )
sering memakan batang muda, tangkai daun dan tangkai buah, serta daun. Kadang-kadang,
ulat perusak daun ( Plusia sp. ) juga menyerang tanaman cabai.
Pencegahan :
 Gunakan mulsa plastik hitam perak.
 Jaga kebersihan lingkungan.
 Pasang perangkap kupu - kupu yang berbentuk lem, seperti Cherry Glue dan Glumon,
yang dimkuaskan di botol bekas air mineral atau potongan pipa PVC.
Pemberantasan :
 Jika ada serangan ringan, pungut ulat satu persatu, kemudian gerus atau bakar atau
timbun dalam tanah.
 Sebaliknya, jika serangan sudah sporadis, lakukan penyemprotan insektisida yang
efektif untuk ulat tersebut. lakukan penyemprotan pada sore hari.
 Contoh Insektisida yang ampuh membasmi ulat di antaranya Prevaton 50 SC,
Amplogo 150 ZC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC, Decis 2,5 EC.
Hama Kutu Daun Aphids
Hama yang sering menyerang daun cabai adalah Myzus persicae. Hama ini
menyerang bagian bawah daun dan pucuk dengan cara bergerombol mengisap cairan daun.
Daun yang terserang hama ini akan mengeras dan menggulung ke dalam. Pada musim
kemarau, perkembangan hama ini pesat sekali.
Pencegahan :
 Gunakan mulsa plastik hitam perak.
 Jaga kebersihan lingkungan.
Pemberantasan :
 Apabila sudah ada serangan, segera semprot dengan insektisida efektif aphids dengan
cara mengarahkan mata sprayer ke atas yaitu ke arah daun yang terserang.
 Beberapa insektisida yang efektif membasmi kutu daun diantaranya Curacron 500
EC, Detacron 500 EC, Metamidophos 50 %, dan Profile 450 EC.
Penyakit Busuk Daun dan Buah
Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytopthora inffestans. Pada saat musim hujan
atau pada temperatur dan kelembapan udara tinggi, penyakit ini sering menyerang. Serangan
pada daun menimbulkan gejala daun menjadi layu seakan tersiram air panas, kemudian busuk
kecoklatan. Jika menyerang bagian buah, serangan di awali dari pangkal buah yang menjadi
kuning kecoklatan, kemudian membusuk dan rontok.
Pencegahan :
 Aplikasikan Teknologi How harvet Gold.
 Jaga kebersihan lingkungan.
 Buat drainase yang baik pada musim hujan.
Pemberantasan :
 Jika ditemukan serangn penyakit ini, segera lakukan penyemprotan fungisida yang
efektif untuk membasmi penyebab penyakit busuk daun dan buah. Jika penyemprotan
dilakukan pada musim hujan, gunakan cairan perekat perata.
 Beberapa fungisida yang bisa di gunakan adalah Bion - M 1/48 WP, Manzate 82 WP,
Detazeb 80 WP, Topsin M 40 WP, Topsindo 40 WP, Antila 80 WP, Chocrick,
Ridomil Gold MZ. Patuhi anjuran dosis seperti yang tertera di label kemasan. Untuk
memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter
air.
Penyakit Patek Antraknosa
Penyakit ini di sebabkan oleh Coletrotichum capsici. Pada saat temperatur dan
kelembapan udara tinggi, penyakit ini sering menyerang buah cabai. Gejalanya diawali dari
permukaan buah yang timbul bercak kering bulat, berbintik hitam melingkar, kemudian
melebar hingga buah busuk kering.
Pencegahan :
 Apilkasikan teknologi How harvet Gold.
 Jaga kebersihan lingkungan.
 Buat drainase air yang baik.
Pemberantasan :
 Hati - hati sudah tampak terjadi serangan, sebab penyebaran penyakit ini sangat cepat.
Segera lakukan penyemprotan fungisida efektif terhadap penyakit tersebut.
 Beberapa fungisida yang dapat di gunakan adalah Amitartop 250 SC, Bion M 1/48
WP, Manzate 82 WP, Previcur N, Detazeb 80 WP, Topsin M 40 WP, Topsindo 40
WP, Antila 80 WP, Chocrick, Ridomil Gold MZ. Patuhi anjuran dosis seperti yang
tertera di label kemasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL
dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
Penyakit Layu Bujang
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala layu sering muncul terutama
jika penanaman cabai dilakukan pada musim hujan dan lahan yang di gunakan sebelumnya
terkontaminasi penyakit ini melalui tanaman sejenis dan sefamili. Awalnya, beberapa batang
layu hanya pada siang hari, tetapi segar kembali pada pagi hari. Batang yang layu ini pada
awalnya tersebar di bebrapa lokasi, kemiudian semakin bertambah dan bertambah terus. Pada
serangan yang parah, sebelum panen habis, seluruh tanaman akan layu secara permanen.
Pecegahan :
 Teliti riwayat tanah minimum tiga musim ke belakang. Hindari lahan bekas
penanaman cabai atau tanaman lain yang masih satu famili, apalagi pernah terinfeksi
penyakit ini. Gunakan lahan bekas padi sawah karena di anggap paling strelil.
 Aplikasikan Teknologi How Harvet Gold.
 Atur drainase dengan baik.
Pemberantasan :
 Segera cabut tanaman yang sudah layu, lalu bakar dan buang jauh-jauh dari lokasi.
Setelah itu, siramkan fungisida sistemik di zona perakaran tanaman yang layu, tiga
tanaman di samping kiri dan kanannya, serta lima tanaman di baris depannya.
Sebelum dinyatakan sembuh jangan di lakukan pengairan sistem leb ( lewat selokan ).
Jika mendesak, lakukan penyiraman per lubang tanam.
 Beberapa contoh fungisida yang bisa digunakan adalah amistartop 250 SC, Score 250
EC, Bactoxyn 150 SL, Plantomycin 7 SP, Agrept 20 WP. Gunakan sesuai dengan
dosis anjuran yang tertera di label kemasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl
dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium
MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
DAFTAR PUSTAKA

Agribisnis Seri VII, 1993. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian. Deptan

Anonimus, 2007. Revisi Pedomen Budidaya tanaman cabe merah yang baik. Dirjen
Hortikultura.

Anonimus, 2008. Standar operasional Prosedur Budidaya cabe merah. Dirjen Hortikultura

Anda mungkin juga menyukai