Kentang
( Studi kasus Di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo )
USULAN PENELITIAN
OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
2021
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menanam
Kentang
( Studi kasus Di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo )
USULAN PENELITIAN
Ketua Anggota
PENDAHULUAN
utama dunia sesudah padi, gandum dan jagung (Wattimena, 2000). Kentang
permintaan kebutuhan untuk meningkat juga dan komoditi ini adalah salah satu
beberapa peranan strategi yaitu sumber bahan makanan terutama sebagai sumber
melakukan impor kentang dari berbagai negara sebesar 10.000 ton pada tahun
2018. Besarnya impor kentang dapat disebabkan oleh besarnya kebutuhan kentang
untuk dijadikan bahan dasar produk makanan ringan . Selain itu, permasalahan
yang terjadi akhir-akhir ini adalah perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi
seperti musim kering yang lebih panjang sehingga terjadi gagal panen atau gagal
tanam.
tersebut dapat diatasi dengan cara meningkatkan produksi kentang di daerah yang
sangat baik untuk tanaman kentang. Salah satunya Kabupaten Karo. Kabupaten
karo terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit barisan dan merupakan daerah
hulu sungai. Luas wilayah kabupaten karo adalah 2.127,25 Km2. Kabupaten karo
hortikultura dan perkebunan rakyat. Pada tahun 2019, produksi tanaman kentang
mencapai 72.956 dengan luas lahan kentang 3953 ha. (Badan Pusat Statistik Karo,
2020).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa luas panen dan produksi
kentang di Kabupaten Karo terus meningkat. Namum jika dilihat dari segi
produktivtas nya pada tahun 2015-2016 cenderung sama yaitu 16,3 (Ton/Ha)
kenaikan kembali produktivitas kentang menjadi 16,2 (Ton/Ha) dan pada tahun
Kecamatan Tigapanah dari tahun 2015 sampai tahun 2018 bukanlah yang tertinggi
dengan produksi rata – rata hanya 2.156 ton. Namun pada tahun 2019, produksi
kentang di Kecamatan Tiga Panah mengalami kenaikan yang signifikan menjadi
13.764 ton. Hal ini menjadikan Kecamatan Tigapanah sebagai Kecamatan kedua
Kabupaten Karo.
13.764 Ton. Hal ini menjadikan Tigapanah sebagai penghasil kentang terbesar
Kecamatan
Perbandingan Produksi Tigapana Kabanjah Simpang
& Produktivitas Namanteran h Merdeka e Empat
Produksi -60% 50% 24% -30% 9%
2016;2015 Produktivita
s -21% 20% 11% 5% 3%
Produksi 38% 40% 4% 24% -1%
2017;2016 Produktivita
s 13% -440% 45% -18% -52%
Produksi 18% -29% 3% 34% 2%
2018;2017 Produktivita
s -3% 34% 15% 24% -4%
Produksi 40% 82% 2% 20% 18%
2019;2018 Produktivita
s 6% 68% -120% -7% 52%
Tabel 1.3 Persentase Fluktuasi Produksi dan Produktivitas di Kecamatan
Penghasil Kentang Di Kabupaten karo 2015-2019
Sumber: BPS (Diolah)
Berdasarkan tabel 1.3 tersebut dapat dilihat terjadinya fluktuasi kentang
berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat tanah Karo dan Indonesia. Tidak dapat
dipungkiri, kentang juga merupakan salah satu hasil pertanian yang akan diekspor
ke berbagai negara belahan dunia sebagai makanan pokok yang dikonsumsi setiap
harinya. Sebagai salah satu makanan dengan jumlah karbohidrat yang cukup
Pada tahun 2016-2015 secara produktivitas kentang naik 20%, dari tahun
2017-2016 secara produktivitas kentang turun 440% di banding 2016, pada tahun
2018-2017 produktivitas naik 34% dan pada tahun 2019-2018 naik 68%
paling tinggi.
pupuk, obat-obatan yang optimal, akan mendapatkan hasil yang maksimal, dengan
kata lain suatu kombinasi input menciptakan sejumlah produksi dengan cara yang
lebih efesien secara umum kendala yang dihadapi oleh petani dalam berusahatani
hampir sama dengan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar petani pada
tenaga kerja, serangan penyakit, mahalnya harga pupuk organik dan nonorganik
meningkat setiap tahunnya agar Indonesia terus mampu memiliki pangsa pasar di
setiap tahunnya. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil judul Analisis
desa seberaya?
menanam kentang?
TINJAUAN PUSTAKA
bagi petani, mempunyai dampak baik dalam pemasaran dan ekspor, tidak mudah
rusak seperti sayuran lain, dan merupakan sumber kalori, protein dan juga vitamin
sampai 2,000 meter diatas permukanaan laut. Rata – rata suhu udara tahunan
dikawasan tersebut bervariasi. Antara minimum 12.2 oC dan 17.5 oC, sedangkan
maksimum antara 15. oC dan 18.9 oC. Rata- ratacurah hujan yang ideal untuk
yang meiliki prospek tinggi untuk dikembangkan. Berbagai macam hasil olahan
kentang seperti kentang goreng, tepung, dan keripik kentang dapat dijadikan
sebagai usaha karena permintaaanya yang semakin meningkat setiap tahun. Selain
itu, kentang juga dapat dijadikan sebagai sebuah alternative dalam program
diservifikasi pangan. Berikut adalah klasifikasi taksonomi tanaman kentang
(Idawati, 2012)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Budidaya tanaman kentang sebagai tanaman pangan pertama kali dilakukan oleh
suku Indian. Setalah bangsa Eropa dating ke Amerika Selatan, tanaman kentang
kemudian dibawa ke Eropa dan dari Eropa inilah kentang menyebar ke seluruh
dengan ketinggian di atas 1000 mdpl, walaupun sekarang telah berkembang juga
penanaman kentang pantai. Sentra kentang terdapat di sumatera Utara, Jawa Barat
di Padegalangan dan sekitarnya, Jawa Tengah di daerah Dieng. Purwokerto dan
Sulawesi Selatan.
iklim, keadaan tanah, ketinggian dan kebutuhan cahaya. Iklim yang sesuai dengna
syarat tumbuh kentang adalah daerah yang beriklim subtropis dan tropis seperti
Indonesia. Ketinggian terbaik bagi kentang untuk tumbuh adalah diantara 1.000
hingga 1.300 mdpl dengan suhu berkisar 15-18 C pada malam hari dan 24 -30
pada siang hari. Karakeristik tanah yang sesuai untuk tanaman kentang adalah
tanah gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah diserap air dan
keasaman tanah (pH) yang cocok bagi tanaman kentang bergantung pada
varietasnya. Misalnya varietas kentang frech fries cocok ditanam di tanah dengan
persiapan faktor-faktor produksi seperti lahan, bibit, pupuk dsb. Selain itu,
kentang dengan baik agar kentang dapat tumbuh dengan optimal dan bisa
3. Tahapan penanaman dan pelihraaan, tahapan ini berisi tentang waktu dan
kentang.
sayur yang banyak dibudidayakan oleh petani kentang di Propinsi Jawa Timur.
produktivitas yang mampu mencapai 30-35 tom per hakter dan tahap terhadap
penyakit kentang umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat penyakit bisa
30%, Granola hanya 10%. Selain itu, umur panen normal adalah 90 hari,
Manusia merupakan makhluk sosial, setiap manusia akan berinteraksi antara satu
dengan yang lain dan dengan lingkungannya dalam segala bidang kehidupan.
manusia. Setiap pilihan yang diambil akan berakibat pada kehidupannya, orang
lain, dan lingkungannya. Oleh karena itu, penentuan pilihan dalam kehidupan
sehari-hari akan memberikan pengaruh demikian besar pada setiap pihak,
organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang
keputusan adalah akibat dari proses dinamis yang dipengaruhi oleh banyak
proses kognitif yang kompleks dan sering didefinisikan sebagai suatu upaya
meyakinkan orang lain tentang keputusan yang diambil dan bias meningkatkan
dengan mutu keputusan yang semakin baik, karena fungsi utama dari seorang
a. Faktor Budaya, yaitu meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas social.
b. Faktor Sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
c. Faktor Pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
dan pendirian.
2) Tahap Persuasi (Persusion) yaitu ketika individu membentuk sikap baik atau
aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi ataupun penolakan sebuah inovasi
proses produksi, tanah untuk gedung pabrik dan gedung kantor, mesin mesin
1. Pendapatan
antara negara maju dengan negara berkembang. Pendapatan merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam menentukan laba atau rugi suatu usaha. Laba atau rugi
sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan suatu usaha dan juga faktor yang
inovasi.
Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan
kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dengan kondisi
umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja
dengan baik dan maksimal.Secara umum petani pada usia produktif akan lebih
tinggi kemampuan fisiknya dari petani pada usia tidak produktif, daya ingatnya
lebih baik dan lebih berani mengambil resiko dalam pengadopsian suatu inovasi.
Petani yang berada pada usia produktif biasanya lebih aktif dalam bergaul dan
kosmopolit. Penerapan teknologi baru lebih didominasi oleh petani dengan usia
muda yang mempunyai sifat responsif dan dinamis. Semakin muda usia petani
biasanya mempunyai semangat ingin tahu yang lebih besar dan lebih cepat dalam
kenyataannya tidak sedikit jumlah kelompok usia produktif yang belum berperan
berdasarkan kelompoknya, dimana kisaran umur 0-14 tahun adalah umur non
produktif, 15-54 tahun adalah umur produktif dan kisaran 55 tahun ke atas adalah
umur yang kurang produktif. Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009) yaitu
masa balita 0 – 5 tahun, masa kanak-kanak 5–11 tahun, masa remaja awal 12–16
tahun, masa remaja akhir 17– 25 tahun, masa dewasa awal 26-35 tahun, masa
dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia awal 46- 55 tahun, masa lansia akhir 56–
orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
yang dikumpulkan, pada umumnya petani berada pada usia produktif akan
Hal ini berarti petani mempunyai potensi dan kesempatan untuk lebih
mengembangkan komoditas buah salak melalui perbaikan pengolahan
mereka akan berpikir untuk tidak tetap menanam padi lokal karena padi varietas
unggul baru akan lebih menguntungkan petani daripada padi lokal dari segi
3. Luas lahan
Luas Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,
yang digunakan penduduk adalah lahan garapan pertanian (Kusnadi dan Santoso,
2000). Pada umumnya, petani dengan kepemilikan lahan usaha yang luas akan
menempati posisi status sosial lebih tinggi dilingkungan sosialnya. Faktor yang
lahan yang dikerjakan. Luas lahan garapan juga berpengaruh dalam kecepatan
mengelompokkan petani di Jawa ke dalam tiga kategori, yaitu : petani skala kecil
4. Pengalaman Bertani
dalam menjalankan kegiatan usahatani yang dapat dilihat dari hasil produksi.
usahatani dibagi menjadi tiga kategori yaitu kurang berpengalaman (10 tahun).
Petani memiliki pengalaman usahatani atau lama usahatani yang berbeda beda
(Soeharjo dan Patong, 1999). Pengalaman berusahatani merupakan salah satu
petani berdasarkan pengalaman yang baik, mengenai cara bercocok tanam yang
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang
mudah menerima atau memilih sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan
petani lain. Bila pengalaman usahatani banyak mengalami kegagalan, maka petani
akan sangat berhati – hati dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi
yang diperolehnya.
5. Tingkat Pendidikan
terhadap perilaku dan tingkat adopsi suatu inovasi.Petani yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi maka akan relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi
teknologi dan inovasi. Petani yang memiliki pendidikan rendah biasanya sulit
melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. Tingkat pendidikan yang dimiliki
Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan
menyerap dan memahami pemahaman yang mereka peroleh dari orang lain
ataupun dari sumber informasi yang lain, pada umumnya semakin tinggi
mencapai pendidikan lebih tinggi mempunyai tingkat adopsi yang lebih tinggi dari
pada mereka yang mencapai tingkat pendidikan yang rendah. Dalam penelitian
dalam bertindak dan cara pengambilan keputusan, seperti menyerap suatu inovasi
pendidikan yang ditempuh oleh petani diharapkan petani tersebut menjadi lebih
produksi (tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen) serta bagaimana petani
memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang
Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan
tinggi. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor
produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat
efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi
pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu
meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi
harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi
atau lebih dengan satu atau lebih peubah bebas berskala kategori atau kontinu.
Adapun regresi logistik dapat dibagi menjadi regresi logistik biner, regresi logistik
logit) merupakan salah satu bagian dari Analisis Regresi, yang digunakan untuk
fungsi logit kurva logistic. Metode ini merupakan model linear umum yang
kategori.
yang diterapkan untuk memodelkan variabel respon (Y) yang bersifat kategori
berdasarkansatu atau lebih variabel pediktor (X) baik yang bersifat kategorik
yaituY=1(sukses) dan Y=0 (gagal) maka metode regresi yang dapat diterapkan
adalah regresi logistik biner. Untuk satu buah objek penelitian, kondisi dengan 2
suatu metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara
variabel respon (y) yang bersifat 6 biner atau dikotomus dengan variabel prediktor
(x) yang bersifat polikotomus. Keluaran dari variabel respon y terdiri dari 2
Likelihood pada prinsipnya, model logit dapat ditaksir dengan metode kuadrat
dahulu. Akan tetapi, umumnya penaksiran model logit tidak menggunakan OlS.
Pada bagian ini, akan dikenalkan metode maksimum likelihood, yaitu metode
yang sering digunakan untuk menaksir model ini dengan alasan praktis. Untuk ini,
kita perlu menyusun sebuah fungsi yang disebut fungsi likelihood. Fungsi ini
menyatakan probalitas bersama dari data hasil observasi yang masih merupakan
logistic dilakukan dalam bentuk odds ratio (perbandingan risiko) atau dalam
model logistic yang variabel terikatnya bukan merupakan pilihan yang dikotomi
(ya atau tidak), melainkan pilihan berganda (lebih dari dua), yang dikenal dengan
multinomial logit.
dalam memutuskan untuk menanam kedelai dan jagung memulai 5 tahap yaitu
dalam memilih waktu panen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling dengan total sampel sebanyak 101 petani. Data dianalisis dengan regresi
logistic. Hasil penelitian ini adalah secara umur, pendidikan, pengalaman usatani,
luas lahan, harga, modal, dan kemudahan mendapatkan uang tunai berpengaruh
dilakukan di lima desa dengan sentra cabe jamu. Dianalisis dengan regresi
petani.
pada bulan agustus 2015 sampai dengan bulan September 2015. Metode yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistic. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa faktor selera petani, produksi, luas lahan dan
nyata terhadap tinggi rendahnya peluang petani untuk melakukan penerapan benih
bertingkat proporsional. Total sampel dalam penelitian ini adalah 160 petani,
untuk menjawab permasalahan tersebut analisis deskriptif, analisis regresi logistic
mengakses kredit, termasuk pendidikan, lama usaha, luas tanah, dan pendapatan.
Menurut penelitian Utari D.S, dkk (2019) dengan judul Analisis Faktor-
menerapkan pola usahatani tumpangsari cabai merah dengan cabai rawit hibrida.
dengan pertimbangan bahwa Desa Bocek merupakan sentra produksi cabai, dan
dipengaruhi oleh variabel umur, luas lahan, jumlah anggota keluarga, pendapatan,
mempengaruhi keputusan petani terhadap hasil panen lada putih, yang terkait
dan petani kecil, dan metode survey, stratified random sampling digunakan untuk
memilih 60 responden yang dikategorikan sebagai petani besar dan petani kecil,
Menurut penelitian Atus I, dkk pada tahun (2019) dengan judul Faktor-
mengetahui perbedaan pendapatan antara petani bawang merah dan bawang daun
Junrejo Kota Batu. Sampel di tentukan sebanyak 30 petani bawang daun dan 30
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Uji T-test dan menggunakan
memilih benih kelapa sawit bersertifikat dan non sertfikat di Kabupaten labuhan
Batu Uatar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
dan regresi logistik. Hasil dari analisis faktor pengambilan keputusan petani
faktor, yaitu pendidikan, faktor ketahanan terhadap hama, dan penyakit dan faktor
harga.
Stage Random Sampling dan untuk menentukan besaran sampel digunakan rumus
keputusan petani terhadap penggunaan benih padi yaitu luas lahan, produksi, dan
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat faktor apa yang berhubungan
yang merupakan pelaku utama usahatani tanaman kenatang ini dipengaruhi oleh
pendapatan, umur petani, luas lahan, tingkat pengalaman bertani dan tingkat
pendidikan.
Pendapatan
Umur Petani
Keputusan Petani
menamam Kentang
Luas Lahan
Tingkat Pengalaman
Bertani
Tingkat
Pendidikan
Keterangan:
Menyatakan Pengaruh
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis
Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dipilih adalah desa Seberaya karena termasuk sentra kentang terbesar no 2 di
Tanah Karo.
yang telah ditetapkan (Nazir, 1983). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dalam penelitian ini digunakan metode Non Probability Sampling dengan teknik
Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel yang didasarkan atas kriteria yang
telah ditentukan. Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang mempunyai
perumusan keputusan petani dan dapat mewakili petani kentang desa setempat
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, data
primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara kuisoner dan pengamatan
untuk menanam kentang. Sementara sekunder adalah data yang dicatat secara
sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-
lembaga yang terikat dengan penelitiannya yaitu kepala desa , Badan Penyuluhan
Dimana :
X3 = Luas Lahan
sejumlah variabel bebas ( X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel (Y) yang berupa
variabel terikat/respon biner yang hanya mempunyai dua nilai. Model logit adalah
estimasi
Sig ¿ 0,05 ; tolak H1 , terima, H0
membandingkan nilai Uji Hosmer dan Lemesshow pada tingkat signifikan (Sig)
dengan 0,05. Jika nilai statistic Uji Hosmer dan Lemeshow < 0,05 maka Ha
diterima, yang artinya terdapat perbedaan antara model dengan data (model tidak
fit). Sebaliknya, jika nilai statistic Uji Hosmer dan Lemeshow >0,05 maka H0
diterima, yang artinya tidak terdapat perbedaan antara model dengan data (model
fit).
Uji rasio kemungkinan (likehood ratio test) diperoleh dengan cara membandingkan
fungsi log likehood dari seluruh variabel bebas dengan fungsi log likehood tanpa
Uji Wald
H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu ; j = 1,2 . p maka tidak ada pengaruh
signifikan, dengan penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis nol (H0) adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada
3.5.1 Defenisi
1. Keputusan petani menanam tanaman kentang di desa tersebut untuk
selanjutnya.
4. Luas lahan adalah salah satu faktor produksi yang sangat memengaruhi
Karo.
2. Responden dalam penelitian ini adalah responden yang meiliki wawasan
3. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun maret 2021 sampai dengan
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Research. 3(2):113-118
Grasindo Persada.
Dienazolla, R.2008. Pengaruh Sekat dalam Kemasan Terhadap Umur Simpan dan
Hortikultura Jakarta.
Penelitian 18(1):23-26
Yogyakarta.
Aribizda 2(2):73-87.
Raharjanti, R.P., dan Widiharih, T. 2005 . Model Logit Kumulatif Untuk Respon
2(2):18-26.
Samun S., Rukmana D. & Syam S. 2011. Partisipasi Petani Dalam Penerapan
6.
Siata, R .2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Dalam Penerapan
Sinaga A.H. 2015. Optimasi Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Usaha Tani Padi
Persada.
Sunar. 2012. Pengaruh Faktor Biografis ( Usia, Masa Kerja, Dan Gender )
Thamrin M., Herman S. & Hanafi F. 2012. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Pertanian 17(2):85-94.
7(1):1-7.
Waris, Nuril., B., & Wahyuning, D.A. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Usia
of Science 2(2):63-66.
Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian IPB,