Anda di halaman 1dari 38

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Letak dan Geografis

Posisi Kota Binjai cukup strategis untuk menjadikannya berkembang pesat

sebagai kota perdagangan karena terletak di jalur lintas Sumatera. Jalur ini

menghubunghkan kota Binjai dengan kota atau di kabupaten di Sumatera Utara,

seperti Kota Medan, Kabupaten Langkat, dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Kota Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan, Binjai

Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan

jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota

Binjai, 2002)

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan (29,96

km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota

(4,12 km2). Selain dikenal sebagai kota dagang, Binjai juga dikenal sebagai kota

penghasil rambutan. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai saat ini

mencapai 425 Ha dengan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Selain

sebagai buah segar, buah rambutan juga diolah menjadi selai atau buah kaleng.

Ditinjau pada tempat lokasi yang dilakukan dalam penelitian analisis usahatani

jambu madu adalah di Jl. Tomat Seiramban, Kelurahan Payaroba Kecamatan

Binjai Barat, Kota Binjai, berada antara :3° 31’ 40” - 3° 40’ 2” Lintang Utara

dan 98° 27’ 3” – 98° 32’ 32” Lintang Selatan dengan luas wilayah 90,23 km² .

34
29
35

Dengan terdapat batas-batas sebagai berikut :

-Batasan Utara : Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan

hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

-Batasan Selatan : Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan

Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

-Batas Timur : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

-Batas Barat : Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Letak tempat JL. Tomat Kecipir, Kelurahan Payaroba, Kecamatan Medan Barat,

Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan

Jalan Lintas Banda Aceh.

Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Binjai,Kota Binjai


NO KECAMATAN LUAS (Km²)
1 Binjai Selatan 29,96
2 Binjai Kota 4,12
3 Binjai Timur 21,70
4 Binjai Utara 23,59
5 Binjai Barat 10,86
TOTAL 90,23
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2002.

Kota binjai terdiri dari 5 Kecamatan dengan 37 Kelurahan dan jumlah penduduk

keseluruhan sejumlah 219.145 Jiwa.

21
30
36

3.1.2 Keadaan Penduduk


Jumlah dan pertumbuhan penduduk, Jumlah penduduk Kota Binjai adalah

219.145 jiwa menurut data BPS Kota Binjai.2002.

Tabel 2. Penduduk Dewasa dan Anak-Anak menurut Jenis Kelamin di Kota


Binjai
NO Kecamatan Jumlah penduduk TOTAL
Dewasa Anak-Anak
L P L P L+P
1 Binjai selatan 14,366 13,919 6,219 6,245 40,749
2 Binjai Kota 12,670 12,104 3,970 4,235 32,979
3 Binjai timur 15,985 15,128 7,899 8,125 47,137
4 Binjai utara 21,649 20,861 9,377 9,825 61,712
5 Binjai Barat 11,390 11,548 6,934 6696 36,568

JUMLAH 76,060 73,560 34,399 35,126 219,415


Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai

Sebaran dan Kepadatan Penduduk Sebaran penduduk di Kota Binjai sebagian

besar terdapat di Kecamatan Binjai Utara dengan luasan daerah 23,59 km² dan

kepadatan penduduk sebesar 2.616 jiwa/km². Angka ini masih tergolong kecil jika

dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Binjai Kota yaitu 8.005

jiwa/km². Hal ini disebabkan karena luasan daerahnya pun kecil yaitu 4,12 km²

dengan jumlah penduduk sebesar 32.979 jiwa.

Tabel 3. Luas Daerah, Banyaknya Rumah Tangga,dan Kepadatan Penduduk


No Kecamatan Luas Lahan Rumah Tangga Kepadatan Penduduk Rata-
(Km2) Penduduk Penduduk (Jiwa) Rata
(Jiwa/Km2) (Jiwa/RT)
1 Binjai Selatan 29,96 9335 40749 1360 4,37
2 Binjai Kota 4,12 7567 32979 8005 4,36
3 Binjai Timur 21,70 10551 47137 2172 4,48
4. Binjai utara 23,59 13482 61712 2616 4,58
5. Binjai Barat 10,86 8163 36588 3367 4,47
TOTAL 90,23 49,058 219,145 2,429 22,26
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai

21
31
37

Keterangan Tabel 3 Dapat dilihat bahwa kecamatan Binjai Kota memliki

kepadatan penduduk yang tertinggi 8005 Jiwa/km² dan paling terendah di

kecamatan Binjai Selatan dengan angka 1360 jiwa /Km².

Penduduk Kota Binjai yang merupakan angkatan kerja, sebagian besar adalah

laki-laki yang bekerja, sebanyak 57.128 orang.Sedangkan sebagian besar

penduduk Kota Binjai yang perempuan bukan angkatan kerja mempunyai

kegiatan mengurus rumah, yaitu sebanyak 28.269 orang.Nilai ini hampir

sebanding dengan jumlah penduduk perempuan Kota Binjai yang bekerja, yaitu

sebanyak 28.784 orang.

3.1.3. Karakteristik Petani

1. Identitas Petani

PadaUmumnya masyarakat di Jl. Tomat Kecipir, Kelurahan Payarobadi Kota

Binjai sangat bergantung kepada hasil pertanian, karena kebanyakan dari

masyarakat yang bersuku batak maupun Jawa bermata pencaharian sebagai petani

buah-buahan seperti jambu madu, cokelat, dan sebagainya maupun sayur-sayuran.

Hampir dari setiap masyarakat di Jl. Tomat Kelurahan Payaroba di Kota Binjai

memiliki areal pertanian.

Wawancara dilakukan pada seseorang petani Jambu madu bernama

Suriono.Bapak Suriono sudah berumur 35 Tahun dan berjenis kelamin

Perempuan.Bapak Suriono beralamat Jl.Tomat Seiremban, Kelurahan Payaroba,

Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara.Bapak Suriono

beragama Islam, Suku Jawa.Bapak Suriono berasal dari daerah Binjai yang

21
32

merupakan kampong halamannya.Pendidikan terakhir SMP (Sekolah Menengah


38
Pertama).

1. Pengalaman Petani

Secara umum Petani mengenal cara bertani dikarenakan kedua orang tua yang

berprofesi sebagai petani jadi secara otomatis kemampuan bertani itu didapatkan

sejak kecil. Bapak Sugiono sudah menjadi petani selama 13 tahun. Komoditi yang

di usahakan bapak Sugiono adalah Jambu madu dengan total luas lahan yang

dimilikinya sebesar 6400 m. Bapak sugiono memiliki memiliki pengalaman

pendidikan terakhir di SMP dan tidak mengikuti pendidikan non formal.

Secara Khusus sebelumnya petani sudah pernah menanam komoditi lain seperti

Cokelat di lahannya dan kemudian ia memutuskan untuk menambah komoditi

yang akan di usahakannya, yaitu Jambu madu di tempat lahan sewa. Alasan

mengapa petani memilih Jambu madu dikarenakan harga jambu madu lebih mahal

daripada jambu biji, jambu monyet dan sebagainya dan jumlah petani yang

memproduksi jambu madu masih sedikit sehingga petani tertarik untuk

memproduksinya.

2. Keluarga dan Tanggungan Petani

Adapun rincian dari jumlah keluarga dan tanggungan petani adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Keluarga dan Tanggungan Petani


Jenis Pendidikan Keterangan
No Nama Umur Status
Kelamin Formal Bekerja
Tamatan Ibu Rumah
1 Silvi Karini 32 Perempuan Istri
SMP tangga
2 Agus Putra 12 Laki-Laki SD Anak Pelajar

21
33

39

Jumlah tanggungan Bapak Sugiono sebagai petani jambu maduadalah 2, dimana

bapak Sugiono sudah berkeluarga dan menikah bersama Silvi dengan status Istri

dan dikaruniakan Anak Laki-laki bernama Agus Putra yang sedang menjalani

sekolah di bangku SD status sebagai Pelajar.

3. Luas dan Besarnya Usaha

Tabel 5. Luas Lahan Dan Besarnya Usahatani


Status Lahan
Jenis
Luas Lahan (ha) Jumlah Milik Bagi
Lahan Sewa
Sendiri Hasil
Lahan 0,64 1 - √ -
Gambut
(Sumber : Pak Sugiono,2017)

Luas lahan yang dimiliki bapak Sugiono adalah 16 rante atau 6400 m atau 0,64

ha. Status lahan Bapak Sugiono adalah Sewa Lahan.

3.1.4 Kronologis Kerja

1. Penentuan Lokasi

Lahan jambu madu yang disewa oleh Pak Sugiono adalah Salah satu bagian dari

pekerjaan hidupnya. Sebelum menanam jambu madu, lahan ini pernah ditanami

dengan berbagai macam tanaman. Kemudian beralih ketanaman jambu madu yang

memang cocok untuk lahanini.

Dalam pembersihan lahan digunakan tenaga kerja 1 orang pria selama 9 jam yaitu

petani itu sendiri dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 0.

(1 x 9)
Total HKP= 𝑥1
8

21
34

= 1,8

40

2. Persiapan Lahan

Persiapan lahan mencakup beberapa kegiatan yaitu pembersihan lahan,

penggemburan , pembuatan bedengan, pembuatan lubang tanam, dan pemupukan

dasar.

a. Pembersihan lahan

Bapak Sugiono melakukan pembersihan lahan ketika akan melakukan penanaman

kembali atau masa setelah panen. Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan

seluas 6400 meter adalah 10 jam dalam satu hari. Pembersihan lahan tersebut

dapat dilakukan dengan cara mencangkul secara manual hingga rumput rumput

bersih dan lahan menjadi siap tanam, saat membersihkan lahan membutuhkan

tenaga kerja luar keluarga sebanyak 1 orang Laki-Laki selama 10 jam dengan

biaya tenaga kerja sebesar Rp. 140.000.

(1 x 10)
Total HKP= 𝑥1
8

= 1,25
b. Penggemburan

Penggemburan dilakukan setelah pembersihan lahan. Tujuannya agar tanah

menjadi gembur dan dingin sehingga tidak mudah terserang hama dan jamur serta

mengangkat hara yang ada dibawah sehingga hara kembali dalam keadaan

tersedia. Penggemburan dilakukan secara manual yaitu dengan membalikkan

tanah dengan cangkul.membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 1 orang

selama 5 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 70.000.

21
35

(1 x 5)
Total HKP= 𝑥1
8
41
= 0,625
c. Pembuatan bedengan

Pembuatan bedengan perlu dilakukan agar air tidak tergenang dan akar tanaman

tidak menjadi busuk. Ukuran bedengan yang dibuat yaitu lebar 60 cm, tinggi 30-

40 cm, dan jarak antar bedengan yaitu 50 cm, Pembuatan bedengan dilakukan

dengan menggunakan cangkul membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak

2 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 150.000.

(2 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

= 1,5
d. Pembuatan lubang tanam

Dalam pembuatan lubang tanam, jarak lubang tanam yang dibuat yaitu 60 x 60 x

60 cm atau 1 x 1 x 0,5 mLubang kemudian ditutup dengan tanah yang sudah

dicampur dengan pupuk kandang maupun pupuk kompos.Apabila tanam di pot,

berikan tanah yang subur sesuai dengan tumbuhan jambu madu ini. Tanah

tersebut dicampur dengan pupuk kandang dengan membuat perbandingan 1 : 1.

Dalam setiap lubang tanam dimasukkan 1 bibit.Dilakukan secara manual yaitu

dengan menugal tanah dengan menggunakan cangkul.membutuhkan tenaga kerja

luar keluarga sebanyak 2 orang selama 3 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar

Rp.50.000.

(2 x 3)
Total HKP= 𝑥1
8

= 2,25

21
36

e. Pemupukan dasar

Pupuk yang diberikan pada saat pemupukan dasar yaitu Pupuk Kandang. Cara
42
pemupukan yang dilakukan yaitu dengan cara ditaburkan di lubang tanam

sebelum bibit dimasukkan untuk menyediakan hara untuk bibit yang akan ditanam

dan agar tidak terjadi kekurangan unsur hara, kegiatan ini membutuhkan tenaga

kerja luar keluarga sebanyak 4 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja

sebesar Rp. 270.000.

(4 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

=3
3. Pembibitan

Petani tidak melakukan pembibitan sendiri, namun petani memperoleh bibit

dengan membeli bibit , bibit yang dibudidayakan berjenis bibit local yaitu dengan

ciri memiliki postur tanaman yang memiliki batang tinggi dan berdaun lebat serta

memiliki batang yang berukuran besar dan kegiatan ini membutuhkan tenaga

kerja luar keluarga sebanyak 4 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja

sebesar Rp. 270.000.

(4 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

=3
4 Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menaruh bibit setelah pemupukan dasar

didalam lubang tanam yang telah ditugal dengan menggunakan cangkul dan telah

diisi pupuk kandang kemudian ditutup oleh tanah. Penanaman dilakukan dengan

system monokultur, dengan jarak antar tanaman 30cm dan membutuhkan tenaga

21
37

kerja luar keluarga sebanyak 3 orang selama 10 jam dengan biaya tenaga kerja

sebesar Rp. 280.000.

(3 x 10) 43
Total HKP= 𝑥1
8

= 3,75
5. Pemeliharaan

a. Penyiangan

Penyiangan perlu dilakukan untuk komoditi kentang merah.. Penyiangan

dilakukan dengan cara mencabut/mencangkul tanaman yang dianggap

mengganggu. Jangka waktu untuk melakukan penyiangan sekitar 1 bulan setelah

masa penanaman dan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang

selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 180.000.

(2 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

= 1,5
b. Penyiraman

Dua minggu pertama setelah penanaman, tanaman jambu madu disiram satu kali

sehari pada sore hari.Jika sudah cukup besar dan perakarannya dalam, tanaman

cukup disiram dengan selang air dalam sehari atau dua hari sekali. Penyiraman

dilakukan dengan cara menyiramkan air pada seluruh bagian tanaman dan media

tanam. Dan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 4 orang selama 6

jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 70.000.

(4 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

=3
c. Penyulaman

21
38

Petani jambu madu (Bapak Sugiono) tidak melakukan penyulaman pada tanaman

jambu madu karena apabila tanamannya sudah mati atau rusak tidak mengganti
44
dengan menanam benih yang baru.

d. Pendangiran

Pendangiran perlu dilakukan untuk komoditi jambu madu. Pendangiran dilakukan

dengan meninggikan tanah agar umbi tidak tergenang air, dilakukan saat umur 1

bulan kentang, dilakukan 2x dalam satu musim tanam dengan menggunakan alat

cangkul dan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang selama 10

jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 180.000.

(2 x 10)
Total HKP= 𝑥1
8

= 2,5
e. Penjarangan

Penjarangan perlu dilakukan karna system penanaman dilakukan dengan menaruh

didalam lubang tanam dan sudah memiliki jarak tanam, Sebab penjarangan Bunga

jambu madu supaya manis dan berbuah lebat dengan tabulampot. Dan

membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang selama 6 jam dengan

biaya tenaga kerja Rp 50.000

(2 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

= 1,5
f. Pemangkasan

Pada usahatani jambu madu milik Pak Sugiono melakukan pemangkasan untuk

buah jambu madu yang sedang berbuah dengan menggunakan gunting pangkas..

21
39

membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 4 orang selama 5 jam dengan

biaya tenaga kerja sebesar Rp. 70.000.

(4 x 5) 45
Total HKP= 𝑥1
8

= 2,5
g. Pemupukan

Petani jambu madu (Bapak Sugiono) dalam proses pemupukan menggunakan

pemupukan dasar (Pupuk urea, TSP, dan KCl (2:1:1) dengan dosis 20gr per

pohon, kemudian pupuk ZA dengan dosis 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air.

Pupuk organic dengan dosis secukupnya, pupuk NPK 100-150 gr perpohon.pada

saat memupuk digunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu 2 orang pria selama 6

jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 50.000.

(2 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

= 1,5

h. Pengeandalian HPT

Pengendalian HPT dilakukan dengan cara disemprot dengan menggunakan

pestisida. Hama yang biasanya menyerang yaitu lalat buah yang menyebabkan

larva lalat buah gejala yang terjadi buah yang hamper matang menjadi busuk

Penyakit yang ada pada tanaman jambu madu adalah penyakit busuk yang

menyebabkan cendawan phythopora. Pestisida yang biasa digunakan yaitu

berjenis fungisida,Banlate ; Insektisida Basudin 60 EC.digunakan tenaga kerja 2

orang pria selama 10 jam yaitu petani itu sendiri dengan biaya tenaga kerja

sebesar Rp . 70.000

(2 x 10)
Total HKP= 𝑥1
8

21
40

= 2,5

6. Panen

Tanaman jambu madu mulai berbunga pada umur 1-3 tahun setelah tanam, buah
46
dapat dipanen setelah umur 3bulan sejak bunga mekar. Ciri buah jambu madu

yang dapat dipanen adalah buah berukuran cukup besar dengan warna merah atau

kehijauan.

Panen dilakukan yang siap panen digunakan tenaga kerja 5 orang pria selama 10

jam yaitu petani itu sendiri dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 360.000.

(5 x 10)
Total HKP= 𝑥1
8

= 6,25

7. Pasca Panen

a. Pemipilan

Bapak Sugiono (Petani jambu madu) tidak melakukan Pemipilan dalam

membudidayakan tanaman jambu madu. Karena buah jambu madu tidak termasuk

dalam proses perebusan atau pemisahan bronjolan.

b. Penyortiran

Penyortiran dilakukan oleh 4 orang tenaga kerja luar keluarga dilakukan selama

10 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 360.000, kegiatan penyortiran

dilakukan dengan tujuan agar umbi dapat lebih dibedakan bedasarkan kualitasnya

dan akan memepengaruhi harga jual nantinya.

(4 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

=3

c. Penyimpanan

21
41

Bapak Sugiono (Petani jambu madu) tidak melakukan penyimpanan buah jambu

madu karena tidak tahan lama awetnya karena buah mudah membusuk.

47

d. Pengemasan

Pengemasan dilakukan dengan tujuan mempermudah merawat tahan lama

buahnya dan menjaga buah jambu madu agar tidak rusak saat proses dijualkan,

alat yang dibutuhkan yaitu keranjang.Kegiatan pengemasan dilakukan oleh 3

orang tenaga kerja luar keluarga selama 6 dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp

150.000.

(3 x 6)
Total HKP= 𝑥1
8

= 2,25

e. Pengangkutan

Bapak Sugiono (Petani jambu madu) tidak melakukan pengangkutan karena tidak

menjualkan ke pasar hanya saja Ia menjualnya sendiri karena ada beberapa Orang

yang langsung dating untuk membeli buah jambu madu nya tersebut atau bibitnya

secara langsung datang ke tempat. Jadi bapak Sugiono tidak membutuhkan tenaga

kerja untuk melakukan pengangkutan tersebut.

f. Pemasaran

Buah jambu madu dijual dengan harga Rp 25.000/kg.pemasaran dilakukan agar

buahnya laku terjual dengan keadaan segar dan tidak mengalami rugi apabila

21
42

terjadi pembusukan karena tidak laku terjual. Jadi Bapak Sugiono tidak

membutuhkan Tenaga kerja dalam keluarga maupun luar keluarga.

21
43

3.1.5. Biaya

1. Modal Investasi/Fixed Cost

a. Biaya Penyusutan Usahatani Ubi Kayu

Adapun modal investasi/modal tetap yang dikeluarkan oleh petani Ubi Kayu

( Pak Dodo ) antara lain sebagai berikut:

Tabel 6. Modal Investasi/Modal tetap (fix cost) Usahatani Jambu Madu


N Jenis Satuan Juml Harga Umur Harga Biaya
o Modal ah Awal/Satu Ekono Akhir Penyusut
an mis (Rp) an
(Rp) (Rp)
1 Selang air meter 2 Rp 40.000 3 Rp 0 Rp 26.666

2 Parang buah 3 Rp 50.000 3 Rp 2000 Rp 48.000

3 Cangkul buah 4 Rp 150.000 3 Rp 2000 Rp


197.333
4 Sekop Unit 2 Rp 100.000 3 Rp 2000 Rp 65.333

Total 11 Rp 340.000 12 Rp Rp
6000 337.332
Rataan 3 Rp 85.000 3 Rp Rp
1500 84.333
(Sumber :Pak Dodo (Petani Ubi Kayu)

Peralatan yang mengalami penyutusan antara lain Selang air, Parang, Cangkul,

dan Sekop. Besar biaya penyusutan masing masing yaitu Rp.26.666, Rp.48.000,

Rp.197.333, dan Rp.65.333. Biaya penyusutan terbesar adalah Cangkul, yaitu

Rp197.333/tahun. dan biaya penyusutan terkecil adalah Selang air, yaitu

Rp26.666/tahun. Adapun total biaya tetap produksi yaitu sebesar Rp.337.332

dengan rataan sebesar Rp.84.332

Adapun cara perhitungan biaya penyusutan yaitu sebagai berikut:

Harga Awal – Harga Akhir


Penyusutan = X Unit
Umur Ekonomis

21
44

Cara Perhitungan :
40000−0
1. Penyusutan Selang Air = 𝑥2 = Rp 26.666
3

50000−2000
2. Penyusutan Parang = 𝑥3 = Rp 48.000
3

150000−2000
3. Penyusutan Cangkul = 𝑥4 = Rp 197.333
3

100000−2000
4. Penyusutan Mesin air = 𝑥2 = Rp 65.333
3

2. Modal / Biaya Produksi ( variable cost )

Tabel 8. Modal / Biaya Produksi ( variable cost )

No Jenis Satuan Jumlah Harga Total Biaya


satuan/Unit (Rp)
(Rp)
1 Pupuk
- Urea kg 50 1.800 90.000
- Pupuk Za kg 60 1.400 84.000
- Pupuk Kandang kg 30 2000 60.000

2. Obat-0batan
- Dolomit kg 25 3000 75.000
Total 234.000
Rataan 58.500

Jenis biaya variabel yang digunakan dalam usahatani Ubi Kayu antara lain pupuk,

dan obat- obatan. Biaya variabel terbesar adalah biaya pupuk urea yaitu

Rp.90.000. dan biaya terkecil yaitu biaya pupuk kandang dengan harga 60.000.

Adapun total biaya input produksi sebesar Rp.234.000 dan rataanya sebesar Rp.

58.500

3. Biaya dan Curahan Tenaga Kerja

Adapun total curahan dan tenaga kerja yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Biaya dan Curahan Tenaga Kerja

21
45

N Kronologis kerja TKDK TKLK


o Jumlah Biaya
(Rp)
HKP HKW HKP HKW

1 Persiapan lahan
-Pembersihanlahan 2 - 1 - 3 300.000
-Penggemburan - - 1 - 1 100.000
-Pembuatan bedengan - - 1,5 - 1,5 150.000
-Pembuatan lubang 1,25 - 2,25 - 3,5 350000
tanam

-Pemupukan - - 3 - 3 300.000
2 Pembibitan - 2 - 2 200.000
3 Penanaman 2,25 0,8 - 3,05 289.000
4 Pemeliharaan
- Penyiangan - - 1,5 - 1,5 150.000
- Penyiraman 1.5 0,8 - 2,3 79.000
- Penyulaman - - - - - -
- Pendangiran - - - - -
- Pemangkasan - - - - -
- Pemupukan - - - -
-Pemberantasan HPT - - - - -
5 Panen - - 62,5 - 62,5 6.250.00
0
6 Pascapanen
- Pemipilan - - - - - -
- Penyortiran - - - - - -
- Penyimpanan - - - - - -
- Pengemasan - - - - -
- Pengangkutan - - - - - -
- Pemasaran - - - - - -
Total 7 - 74,75 - 84 8.168.000
Rataan 0,7 - 7,475 - 8,4 816.800
(Sumber : Kuesioner Analisis Usahatani Ubi Kayu)

52

Curahan tenaga kerja dalam keluarga pada persiapan lahan (Pembersihan lahan,

penggemburan, pembuatan bedengan, pembuatan lubang tanam adalah 3,25 HKP

21
46

dengan biaya Rp.325.000, sedangkan pada tenaga kerja luar keluarga digunakan

5,75 HKP dengan biaya Rp 575.000. Curahan tenaga kerja Luar keluarga dalam

Pembibitan adalah 2 HKP dengan biaya Rp. 200.000. Curahan tenaga kerja Luar

keluarga dalam Penanaman adalah 2,25 HKP dan 0,8 HKW dengan biaya Rp.

289.000. Curahan tenaga kerja Luar keluarga dalam Pemeliharaan (Penyiangan,

penyiraman, penyulaman, pendangiran, pemangkasan, pemupukan,

pemberantasan HPT) adalah 1,5 HKP dengan biaya Rp. 150.000 sedangkan

curahan tenaga kerja dalam keluarga dalam pemeliharaan sebesar 1,5 HKP dan

0,8 HKW dengan biaya Rp 214.000. Curahan tenaga kerja dalam panen adalah

62,5 HKP dengan biaya Rp. 6.250.000. Curahan tenaga kerja yang paling tinggi

adalah pada saat Panen yaitu sebesar 62,5 HKP dengan Biaya Rp.6.250.000,

sedangkan yang paling rendah adalah penggemburan yaitu 1 HKP dengan biaya

100.000 rupiah karena petani sendiri yang mengerjakan. Biaya Total curahan

kerja yang digunakan dalam usahatani jambu madu adalah 84 dimana biaya yang

di keluarkan adalah Rp. 8.168.000, dengan biaya Rata-Rata sebesar Rp.816.800.

21
47

Tabel 10. Upah Dan Curahan Tenaga Kerja


N Kronologis kerja Upah Tenaga Kerja Total Upah
o TKDK TKLK TKDK TKLK Biaya
(Rp)

Pria Wanita Pria Wani


ta
1 Penentuan Lokasi - - - - - - -
2 Persiapan lahan
-Pembersihan lahan 200.000 - 100.000 - 200.000 100.000 300.000
-Penggemburan - - 100.000 - - 100.000 100.000
-Pembuatan Bedengan - - 150.000 - - 150.000 150.000
-Pembuatan lubang tanam 125.000 - 225.000 - 125.000 225.000 350.000
-Pemupukan Dasar - - 300.000 - - 300.000 300.000
4 Penanaman 225.000 64.000 - - 289.000 - 289.000
5 Pemeliharaan
- Penyiangan - - 150.000 - - 150.000 150.000
- Penyiraman 150.000 64.000 - - - 79000 79.000
- Penyulaman - - - - - - -
- Pendangiran - - - - - - -
- Pemangkasan - - - - - - -
-Pemupukan - - - - - - -
-Pemberantasan HPT - - - - - - -
6 Panen - - 6.250.000 - - 6.250.000 6.250.000
7 Pascapanen
-Pemipilan - - - - - - -
- Penyortiran - - - - - - -
- Pengemasan - - - - - - -
- Pengangkutan - - - - - - -
- Pemasaran - - - - - - -
Total 700.000 128.000 7.275.000 - 614.000 7.354.000 8.168.000
Rataan
175.000 64.000 1.039.285 - 204.666 919..250 816.800

Upah tenaga kerja yang paling tinggi adalah pada saat Panen sebesar

Rp.6.250.000, sedangkan yang paling rendah adalah penyiraman yaitu 79.000

rupiah karena petani sendiri yang mengerjakan. Biaya Total Upah Tenaga Kerja

yang digunakan dalam usahatani jambu madu adalah 8.168.000 dimana Rataan

nya sebesar Rp.816.800.

21
48
54

4. Biaya Total

Adapun biaya total keseluruhan biaya yang digunakan dalam usahatani jambu

madu adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Biaya Total

No Jenis Biaya Nilai (Rp)


1 Modal/biaya tetap
a. Biaya penyusutan 200.000
b. Sewa Lahan 500.000
2 Modal/Biaya Variabel
a. Input 11.710.000
b. Tenaga kerja 2.270.000
Total Biaya 14.680.000
Rataan 3.670.000
(Sumber : Pak Sugiono ( Petani jambu madu )

Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan sebesar Rp200.000 dan Sewa lahan

sebesar Rp500.000.. Biaya variabel terdiri dari biaya input sebesar Rp

11.7100.000 dan biaya tenaga kerja sebesar Rp2.270.000. Total biaya yang

dikeluarkan untuk usahatani jambu madu adalah Rp14.680.000.

3.2. Pembahasan

3.2.1. Penerimaan

Adapun table penerimaan adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Penerimaan

No Uraian Nilai
1 Produksi yang dihasilkan 2.000 kg
2 Produksi yang di jual 2.000 kg
3 Harga Produksi Rp.25.000
4 Jumlah Produksi x Harga Produksi 2000kg x Rp. 25.000
Penerimaan Rp 50.000.000
(Sumber : Pak Sugiono ( Petani jambu madu )

21
49
55

Jumlah produksi yang dihasilkan adalah sebanyak 2000kg sekali panen , sebesar

itu juga hasil yang dijual,. Harga jambu madu dipasar adalah Rp. 25.000/ kg,

maka total penerimaan yang diterima petani adalah Rp.50.000.000.

3.2.2 Pendapatan

Berikut merupakan tabel rincian pendapatan yang diperoleh dari usahatani jambu

madu.

Tabel 13. Pendapatan

No Uraian Nilai (Rp)


1 Penerimaan 50.000.000
2 Biaya-Biaya
a. Biaya Tetap 200.000
b. Biaya Variabel 11.710.000
Total biaya 11.910.000
Pendapatan 38.090.000

Penerimaan Rp. 50.000.000 dikurangi biaya tetap sebesar Rp. 200.000 dan

dikurangi lagi dengan variable sebesar Rp. 11.710.000 , maka total pendapatan

yang diterima adalah sebesar Rp.38.090.000. Rumus mencari pendapatan adalah

total penerimaan dikurangi total biaya.

21
5650

3.2.3. Analisis Kelayakan

1) R/C Ratio

Cara menghitung R/C adalah sebagai berikut

𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
R/C =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Rp 50.000.000
=
Rp 11.910.000

= 4,198

R/C Ratio sebesar 4,198 menunujukkan bahwa nilai R/C > 1, maka usahatani

tersebut LAYAK untuk dijalankan karena usahatani jambu madu ini bedasarkan

perhitungan R/C masih menghasilkan keuntungan maka dapat dibilang layak.

2) B/C Ratio

Cara menganalisis B/C ratio adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
B/C=
𝑇𝐶

Rp 38.090.000
=
Rp 11.910.000

=3,198

B/C Ratio sebesar 3,198 menunjukkan bahwa nilai B/C >1 . Maka usahatani

Jambu madu ini LAYAKuntuk diusahakan karena bedasarkan perhitungan B/C

usahatani jambu madu ini malah menguntungkan.

3) BEP Harga

Adapun cara menghitung BEP harga produksi adalah sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Harga =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

21
5751

𝑅𝑝.11.910.000
=
2000 𝐾𝑔

= Rp 5.955/ Kg

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat harga lebih besar nilai BEP harga.Atau

Rp. 5.955/ 𝐾𝑔.> Rp11.910.0000/kg. Maka dapat disimpulkan bahwa usahatani

yang dilakukanLAYAK untuk diusahakan karena bedasarkan analisis BEP harga

usahatani jambu madu masih menguntungkan.

4) BEP Volume Produksi

Cara mengitung BEP volume produksi adalah sebagai berikut

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
:𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎

𝑅𝑝. 11.910.000
=
𝑅𝑝 25.000/𝑘𝑔

=476,4 kg

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa produksi lebih besar dari nilai

BEP Volume produksi, yaitu476,4kg < 2000kg.Maka dapat disimpulkan bahwa

usahatani yang dilakukan LAYAK untuk diusahakan karena bedasarkan analisis

ini usahatani jambu madu milik pak Sugiono masih menguntungkan.

5) BEP Penerimaan

Cara menghitung BEP penerimaan adalah sebagai berikut.

𝐹𝐶
Penerimaan =
1−𝑉𝐶/𝑇𝑅

𝑅𝑝 200.000
=
1−(𝑅𝑝 11.710.000/𝑅𝑝.50.000.000)

𝑅𝑝 200.000
= 0,7658

21
52
58

= 𝑅𝑝 261.164.79498563

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penerimanaan lebih besar dari

nilai BEP Penerimaan, yaitu Rp 50.000.000 >𝑅𝑝 261.164.79498563.Maka dapat

disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan LAYAK untuk diusahakan karena

bedasarkan analisis ini usahatani jambu merah milik Pak sugiono masih

meguntungkan.

Tabel 14.Analisis Kelayakan Usahatani Komoditi jambu madu

No Uraian Nilai Status


1 BEP Harga Rp.5,955/kg LAYAK
2 BEP Produksi 476,4kg LAYAK
3 BEP Penerimaan 𝑅𝑝 261.164.79498563 LAYAK
4 R/C Ratio 4,198 LAYAK
5 B/C Ratio 3,198 LAYAK

3.2.4. Keterangan Tambahan

1. Kondisi Di Sekitar Area Penelitian

Kondisi di sekitar lahan cukup strategis karena agak mendekati dengan pasar.

Namun infrastruktur jalan belum bagus dan masih sempit sehingga pengangkutan

tidak dapat dilakukan dengan mobil pick up.

2. Harga jambu madu

Harga buah jambu madu yang berlaku sekarang adalah harga tertinggi mencapai

Rp25.000/buah dan harga terendah Rp20.000/buah. Harga jambu sering berubah-

ubah terutama jika ada buah lain yang sedang banyak di pasar.

21
5953

3. Kondisi Tanaman jambu madu

Kondisi tanaman jambu madu Bapak sugiono saat ini kurang bagus.Karena ada

sedikit hama dan penyakit didaerah tanaman.akan tetapi, perawatan dan

pemeliharaannya sangat intensif dan tepat watu

4. Produksi jambu madu

Rata-rata produksi buah jambu madu saat ini adalah 200 buah.Produksi jambu

madu menurun karena cuaca yang tidak menentu dipengaruhi oleh curah

hujan.Semakin banyak hujan maka semakin tinggi produksinya.Cara mengatasi

produksi yang rendah yaitu dengan meningkatkan penyerbukan.

5. Kondisi Alam

Kondisi alam yang dikehendaki tanaman jambu madu adalah curah hujan yang

tinggi.Dimana mengakibatkan hasil produksi dari tanaman meningkat sebaliknya

jika kondisi cuaca panas maka hasil produksi akan menurun.

6. Fasilitas Yang Tersedia

Fasilitas yang mendukung usahatani jambu madu adalah irigasi dan jalan.Namun

irigasi belum ada di lahan ini dan jalan juga masih buruk.Pemerintah sendiri

belum merespon permasalahan ini.

7. Jenis Lahan

Jenis lahan Pak sugiono adalah lahan gambut. Lahan yang baik mengandung

tanah yang subur, rata, dan gembur.Semakin subur lahan, maka semakin tinggi

produksi.Kesuburan tanah dipertahankan melalui pemupukan.

21
6054

8. Usahatani Lainya

Selain jambu madu,pak sugiono juga menanam cokelat. Komoditi cokelat sudah

lama dilakukan oleh pak sugiono hanya sebagai usahatani sampingan sejak dulu.

9. Pola Tanam

Pola tanam jambu madu yang diterapkan oleh para petani adalah jenis pola tanam

monokultur, yang dimana jenis pola tanam ini dirasa paling cocok di terapkan

untuk saat ini. Pola tanam ini sudah dari dulu diterapkan.

10. Kendala Usahatani

Adapun kendala yang sering menjadi masalah yang dihadapi petani jambu madu

adalah masalah harga yang sering berubah. Masalah lain adalah masalah

permodalan. Subsidi pemerintah dinilai belum memadai.Namun sekarang

pemerintah sedang membangun pasar buah yang memudahkan pemasaran dan

kestabilan harga.

11. Dan Lain-lain

Di jl.tomat kecipir ini ada kelompok tani dan bapak Sugiono pernah dulu

mengikuti kelompok tani selama 5 tahun yang lalu tersebut tetapi sekarang Bapak

Sugiono telah berhenti/ keluar dari kelompok tani karena ingin lebih

memfokuskan tanaman usahatani jambu madu milik Pak Sugiono.

21
55
61

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Biaya investasi terdiri dari penyusutan dengan nilai Rp. 200.000 dan biaya
Sewa Lahan dengan nilai Rp. 500.000 . Biaya variable terdiri dari biaya input

senilai Rp.11.710.000 dan biaya tenaga kerja senilai Rp. 2.810.000. dan

biaya terendah adalah biaya tetap yaitu biaya Sewa lahan sebesar Rp.500.000/

tahun. Total keseluruhan biaya tetap adalah Rp. 200.000 dan biaya variable

adalah Rp. 11.710.000. Total biaya keseluruhan adalah Rp. 14.680.000

dengan rataan sebesar Rp 3.670.000.

2) Penerimaan Rp. 50.000.000 dikurangi biaya tetap sebesar Rp. 200.000 dan

dikurangi lagi dengan variable sebesar Rp. 11.710.000 , maka total

pendapatan yang diterima adalah sebesar Rp.38.090.000. Rumus mencari

pendapatan adalah total penerimaan dikurangi total biaya.

3) R/C ratio bernilai 4,198 menunujukkan bahwa nilai R/C > 1, maka usaha

tersebut LAYAK untuk dijalankan. B/C Ratio sebesar 3,198 menunjukkan

bahwa nilai B/C < 1, maka usahatani ini LAYAK untuk diusahakan. BEP

harga bernilai Rp 5,955/kg , menunjukkan harga (Rp25.000) lebih besar dari

BEP harga sehingga usaha tersebut LAYAK untuk dilanjutkan. Produksi

lebih besar dari nilai BEP Volume produksi, yaitu476,4 kg<2.000 kg, Maka

dapat disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan LAYAK untuk

diusahakan. Penerimanaan lebih besar dari nilai BEP Penerimaan, yaitu

50.000.000 > 𝑅𝑝 261.164.794985,63 maka dapat disimpulkan bahwa

21
6256

usahatani yang dilakukan LAYAK untuk diusahakan karena masih

menguntungkan.

4.2. Saran

Saran untuk Petani

Sebaiknya petani menggunakan kombinasi input yang optimum agar dengan biaya

rendah produksinya tinggi. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh pun

semakin tinggi

Saran Untuk Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah responsif terhadap masalah-masalah yang

dihadapi petani. Misalnya dengan pembangunan infrastruktur jalan dan kebijakan

harga, serta subsidi berbagai input seperti menyediakan jumlah bibit dalam jumlah

yang lebih banyak.

Saran Untuk Penulis Selanjutnya

Agar penulis menggali lebih banyak informasi dari petani untuk mengetahui

mengetahui apakah usahatani tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.Dan harus

dapat menganalisis upaya yang perlu dilakukan selanjutnya.

Saran Untuk Pembaca

Diharapkan pembaca dapat mengambil informasi tentang usahatani jambu madu

dan sebagai referensi tentang kelayakan suatu usahatani.

21
57

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2010. Sukses Budidaya Jambu Air di Pekarangan & Perkebunan.


Lili Publisher. Yogyakarta.

Danu dan Agus. 2006. Perbanyakan Vegetatif Beberapa Jenis Tanaman Hutan.
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.

Daniel, 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.


Davies. PJ. 1995. Plant Hormones. Kivwer Academic Publisher.Derdrecht.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian.Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Hariyanto P Bambang,1992. Jambu air, jenis, perbanyakan dan perawatan.


Jakarta : Penebar Swadaya

Hastuti, L. 2007. Makalah : Terung-Tinjauan Langsung Beberapa Pasar di Kota


Bogor.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Hernanto,1993. Teori-Teori Produksi. Universitas Sumatera Utara. Medan

Ibrahim, Yacob, H.M. 2009. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.

Majalah Trubus, Edisi Juni 535. 2014. Tabulampot Jambu Madu Hasilkan Rp.38-
Juta Sekali Panen.PT. Redaksi Trubus. Jakarta.

Maulidah,2012. Fungsi Manajemen. Universitas Sumatera Utara. Medan

Mosher, AT. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV.


Yasaguna.

Orwa Et al,2009. Syarat Tumbuh Iklim Pada Tanaman jambu madu. Universitas
Sumatera Utara.Medan

Rahim Abd.dan. Hastuti.DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya,


Jakarta.
Roedyarto, 1997. Ilmu Usahatani. Penerbit : Swadaya.

Sarwono. 1990. Jenis Jenis Jambu air Top. Trubus. Jakarta

Sunarjono, Hendro. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

21
58

Soekartawi, 1995.Analisis Usahatani Untuk Pengembangan Petani Kecil,


Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 2005.Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada :


Jakarta.

Soekartawi. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Indonesia : Jakarta

UPT. BPSB IV. 2015. Deskripsi Jambu air Varietas Deli Hijau. Sumatera Utara

Wijaya dan N.S Budiana,2014. Membuat stek, Cangkok dan Okulasi.Jakarta :


Penerbit : Swadaya.

21
59

LAMPIRAN

Lampiran 2. Tabel Kebutuhan dan Biaya Tenaga Kerja

No Kronologi Kerja TENAGA KERJA DALAM KELUARGA ( TKDK )

Pria Wanita Anak Laki - Laki Anak Perempuan

Jumlah Jam Jumlah Jam Jumlah Jam Kerja Jumlah Jam


Orang Kerja Orang Kerja Orang Orang Kerja
1. Penentuan Lokasi 1 9 - - - - - -
2. Pengolahan Lahan - - - - - - - -
2.1. PembersihanLahan - - - - - - - -
2.2. Penggemburan - - - - - - - -
2.3. Pembuatan - - - - - - - -
Bedengan - - - - - - - -
2.4. Pembuatan lubang - - - - - - - -
tanam - - - - - - - -
2.5. Pemupukan - - - - - - - -

3. Pembibitan - - - - - - - -
4. Penanaman - - - - - - - -
5. Pemeliharaan
5.1. Penyiangan - - - - - - - -
5.2. Penyiraman - - - - - - - -
5.3. Penyulaman - - - - - - - -
5.4. Pendangiran - - - - - - - -
5.5. Pemangkasan - - - - - - - -
5.6. Pemupukan - - - - - - - -
5.7. Pengendalian HPT - - - - - - - -

6. Panen - - - - - - - -
7. Pasca Panen
7.2. Penyortiran - - - - - - - -
7.3. Penyimpanan - - - - - - - -
7.4. Pengemasan - - - - - - - -
7.5. Pengangkutan - - - - - - - -
7.6. Pemasaran - - - - - - - -

Total 1 9 - - - - - -

Rata- 0,043478 0,391304 - - - - -


rata

21
60

Lanjutan Lampiran 2. Curahan Tenaga Kerja bapak Sugiono (Petani jambu


madu )kelurahan Payaroba kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
No Kronologi Kerja TENAGA KERJA DALAM KELUARGA ( TKLK )

Pria Wanita Anak Laki - Laki Anak Perempuan

Jumlah Jam Jumlah Jam Jumlah Jam Kerja Jumlah Jam


Orang Kerja Orang Kerja Orang Orang Kerja
1. Penentuan Lokasi - - - - - - - -
2. Pengolahan Lahan - - - - - - - -
2.1. PembersihanLahan 1 10 - - - - - -
2.2. Penggemburan 1 5 - - - - - -
2.3. Pembuatan 2 6 - - - - - -
bedengan
2.4. Pembuatan lubang 2 3 - - - - - -
tanam
2.5. Pemupukan 4 6 - - - - - -

3. Pembibitan 4 6 - - - - - -
4. Penanaman 3 10 - - - - - -
5. Pemeliharaan
5.1. Penyiangan 2 - - - - - - -
5.2. Penyiraman 4 - - - - - - -
5.3. Penyulaman - - - - - - - -
5.4. Pendangiran 2 - - - - - - -
5.5. Pemangkasan 4 - - - - - - -
5.6. Pemupukan 2 - - - - - - -
5.7. Pengendalian HPT 2 - - - - - - -

6. Panen 5 10 - - - - - -
7. Pasca Panen
7.2. Penyortiran - - - - - - - -
7.3. Penyimpanan - - - - - - - -
7.4. Pengemasan 3 6 - - - - - -
7.5. Pengangkutan - - - - - - - -
7.6. Pemasaran - - - - - - - -
Total 41 62 - - - - - -

Rata- 1,78 2,69 - - - - - -


rata

21
61

Lampiran 6. Foto Lahan

21
62

Lampiran 7. Foto di Lahan Bersama Petani

21
63

Lampiran 8. Foto Plang Kelurahan Payaroba

21
64

Lampiran 9. Foto bersama Perangkat Kelurahan Payaroba

21
65

Lampiran 10. Foto bersama Kepala Kelurahan Payaroba

21

Anda mungkin juga menyukai