LATAR BELAKANG
Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak
mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan dunia.
sekitar 750 jenis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya
masyarakat Indonesia. Warna daging buah yang merah atau kuning serta
konsistensinya yang remah, banyak mengandung air, sangat enak disantap pada saat
haus. Tanaman semangka (Citrullus vulgaris Schard.) memiliki daya tarik khusus
(Kalie, 1993).
semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah
(Arief, 2009).
pengendalian hama dan penyakit. Ada beragam jenis hama yang menyerang
semangka, cara hama merusak tanaman pun bermacam-macam, ada yang mengerat,
menghisap cairan, dan mengunyah. Dari banyaknya jenis hama yang menyerang
Salah satu hama yang paling sering menjadi masalah utama para petani
semangka adalah Lalat Buah. Serangan lalat buah sampai saat ini sangat
buah dan larva yang menetas dari telur tersebut akan merusak daging buah,
sehingga buah menjadi busuk dan gugur (Syafitri dan Mujiyanto, 2013).
Lalat buah merupakan salah satu hama utama tanaman buah dan beberapa
jenis sayuran. Hama ini merusak buah dengan cara meletakkan telur di dalam
3
buah, dan setelah telur menetas, larva berkembang dan makan buah tersebut dari
kegiatan ekspor import buah-buahan yang dilakukan oleh suatu negara. Perhatian
itu diberikan karena kegiatan ekspor import komoditas buah segar yang dilakukan
oleh masing-masing negara membawa resiko terhadap masuknya lalat buat dari
(Alyoklin et al. 2000 dalam Muryati et al., 2008) Luas serangan lalat buah di
Pembibitan
Tahap pembenihan adalah tahap yang paling baik dalam pengendalian hama
lalat buah karena dapat mencegah turunnya kuantitas dan kualitas panen semangka.
Hal ini di sebabkan lalat buah merusak buah dengan cara meletakkan telur di
dalam buah, dan setelah telur menetas, larva berkembang dan memakan buah
tersebut dari dalam sehingga buah menjadi busuk. Hal ini sesuai dengan literatur
tusukan lalat buah berupa titik hitam pada buah serta gugurnya buah sebelum
kuantitas menurun. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh serangan hama lalat
faktor biotik (pakan, musuh alami) maupun faktor abiotik (iklim). Apabila kondisi
petani yaitu 1) sanitasi kebun dengan membuang daun-daun dan ranting sisa
pangkasan serta memusnahkan buah-buah yang jatuh dan terserang lalat buah, 2)
tidak menanam tanaman inang lainnya seperti cabai dan belimbing disekitar
tanaman mangga, 3) pengasapan kebun dengan jerami atau sekam padi 3-4 hari
Menurut Amalia dkk (2012) Teknik pencegahan dari serangan lalat buah
dapat dilakukan saat bibit semangka belum ditanam di lahan. Lahan yang ingin
buah yang rontok dan jatuh karena lalat buah dikumpulkan lalu dimasukkan ke
dalam kantung plastik, kemudian dibakar agar larva lalat buah mati. Sanitasi kebun
karena dapat digunakan sebagai inang alternatif terutama saat tidak musim berbuah
Untuk menekan pertumbuhan gulma dan serangan lalat buah dapat juga
menggunakan mulsa plastik atau jerami (Vos et al.1995 Dalam Amalia, 2012).
6
Menurut Komar (2012) mulsa yang dipasang di bawah tanaman akan menghalangi
Pemeliharaan
hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk mendapatkan buah yang segar
dan produksi yang tinggi. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit merupakan
pemeliharaan yang paling penting karena terkait langsung dengan tinggi atau
Menurut Irwanto (2008) ada 7 cara dalam pengendalian hama lalat buat,
salah satunya adalah dengan pembungkusan. Pembungkusan buah saat masih muda
dengan kanton plastik, kertas semen, kertas koran, atau daun pisang, untuk
Namun, pembungkusan menjadi kurang praktis jika kebun buah sangat luas dan
pohon buah tinggi. Metode ini cukup praktis dan efisien jika tersedia tenaga kerja
yang cukup banyak dan murah. Pada budidaya yang lebih terorganisir untuk
menghalangi hama sehingga tidak mampu mendekati bagian tanaman dan tidak
lalat buah. Tingkat serangan yang disebabkan oleh lalat buat termasuk dalam
7
kategori sedang dengan rata-rata 15.27%. Tingkat serangan dan kerusakan akan
buah yang efektif adalah metode Sterile Insect Release Method (SIRM) yaitu
eradikasi lalat buah dengan membuat jantan mandul dengan teknik sterilisasi
metode ini sangat mahal dan memerlukan penanganan para ahli. Metode ini telah
Fly.
buah pada tanaman semangka. Pengendalian hama ini umumnya dilakukan dengan
Penerapan cara pengendalian seperti ini secara terus-menerus dan pada hamparan
yang luas diharapkan dapat menurunkan populasi lalat buah jantan sehingga
ini dengan cara pengendalian lain terutama dengan sanitasi akan meningkatkan
Menurut Kardinan (1999), upaya pengendalian lalat buah secara alami (non-
untuk luasan lahan yang relatif sempit (1-2 ha), tetapi tidak akan efisien untuk laha
8
yang luasnya puluhan hektar karena memerlukan waktu yang lama dan tenaga kerja
yang banyak. Oleh karena itu, cara pengendalian yang efisien pada lahan yang lebih
luas perlu diuapayakan. Salah satunya yang banyak dilakukan adalah penggunaan
perangkap dengan atraktan seperti methyl-eugenol. Cara ini terbukti cukup ampuh
dan aman lingkungan karena zat ini tidak langsung berhubungan dengan buah
sehingga dampak residunya dapat dianggap nol atau tidak ada (kardinan, 1999)
membantu petani menentukan strategi pengendalian terhadap hama ini. Selain itu,
hama sehingga dapat menurunkan serangan lalat buah terhadap tanaman yang
monitoring populasi lalat buah, dapat juga dimanfaatkan untuk menekan populasi
perangkap, jarak dan posisi pemasangan perangkap di kebun (Assad et al., 2004).
Bahan atraktan yang dapat di-gunakan antara lain adalah selasih (Ocimum
tingginya keragaman spesies vegetasi di daerah tropi (Muryati dan Hasyim, 2012).
selasih (Ocimum spp.) dapat digunakan sebagai atraktan lalat buah jantan, karena
mengandung minyak asiri, saponin, flavanoid, tanin, dan senyawa geranoil, methyl
cara meneteskan pada kapas yang digantungkan pada kawat di dalam botol
perangkap. Botol perangkap digantung pada tiang setinggi 1 m jika digunakan pada
tanaman hortikultura semusim di sawah. Jika pada pohon buah digantung pada
sampai panen. Jumlah perangkap per hektar sekitar 20 buah, dengan jarak
pemasangan sekitar 20 m. Setiap satu bulan kapas ditetesi minyak selasih lagi
(Aksan, 2010).
perangkap pada ketingggian 3 meter dari permukaan tanah cukup tepat untuk
keperluan deteksi dan monitoring lalat buah pada mangga. Selanjutnya waktu
pengendalian ayng tepat untuk serangga dewasa adalah pada pagi hari dari jam
06:00 - 09:00 atau pada sore hari dar jam 15:00 - 18:00 karena pada waktu tersebut
Lalat yang terperangkap kemudian akan jatuh ke dalam air, air juga
Panen
berdasarkan umur, waktu, dan cara sesuai dengan sifat dan atau karakter produk.
lahan. Penanganan saat panen sangat penting diperhatikan agar produk dari
pada buah. Salah satu strategi keberhasilan yang wajib dilakukan adalah kegiatan
pengelolaan OPT setelah panen pada komoditas buah. Pengelolaan OPT setelah
pestisida kimia dan biaya dalam aplikasinya, risiko polusi yang mungkin
(Susetyo, 2017).
buah pasca panen didominasi metode kimiawi seperti fumigasi dan pencelupan di
larutan kalsium, dengan pembungkusan lilin atau perlakuan uap panas. Diketahui
pengeluaran biaya pengendalian kimiawi untuk lalat buah (pada cabai merah) dapat
Jika terjadi gejala busuk pada buah di dalam tempat penyimpanan setelah
panen, buah yang busuk tersebut akan menghasilkan C2H4 yang cukup banyak dan
akan mengakibatkan pematangan sebelum waktunya pada buah yang sama dalam
ruang penyimpanan tersebut. Proses penularan (infeksi) dimulai dari buah yang
masih terdapat dalam pohon yang dapat tertular dari penetrasi langsung jamur
patogen yang menembus kutikula yang masih utuh, melalui luka –luka atau melalui
KESIMPULAN
Panen.
4. Teknik pengendalian yang cocok diterapkan untuk lahan yang tidak terlalu
5. Pada lahan yang lebih luas, upaya pengendalian hama lalat buah adalan
6. Setelah panen usai, buah semangka harus melalui proses sortasi terlebih
DAFTAR PUSTAKA
Aksan, M. 2010. Pemanfaatan Daun Selasih (Ocimum sp.) Sebagai Atraktan Dalam
Pengendalian Lalat Buah (Bactrocera sp) Pada Tanaman Cabe (Capsicum
Annum var longum). Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyan
Yogyakarta. Yogyakarta
Assad, M ; Warda ; Aidar, G., 2004. Kajian Pengendalian Terpadu Lalat Buah
Astriani, D. 2014. Disinfestasi Lalat BUah (Bactrocera dorsalis hendel) Pada Buah
Belimbing Manis Dengan Perlakuan Perendaman Menggunakan Ekstrak
Bagian Tanaman Pepaya. Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana.
Yogyakarta
Astriyanti N.K.; SUpartha I.W.; dan Sudiarta I.P.,2014. Kelimpahan Populasi Dan
Persentase Serangan Lalat Buah Yang Menarik Tanaman Buah-Buahan Di
Bali. Pasca Sarjana, Universitas Udayana. Bali Biji Buah Semangka (Citrullus
vulgaris) dengan Aplikasi Departemen Pertanian di Indonesia. BPTB. Eugenol
dan Cue-Lure dan Populasinya di Sumatera Barat dan Riau. J. Hort. 18(2):227-
233
Muryati dan Hasyim, A. 2012. Sebaran Spesies Lalat Buah di Indonesia. Balai
Penelitian Tanaman Buah.Solok
Rahmawati, Y.P. 2014. Ketertarikan Lalat Buah Bactrocera sp. Pada Senyawa
Atraktan Yang Mengandung Campuran Protein Dan Metil Eugenol. Fakultas
MIPA. Universitas Negeri Semarang. Semarang
Rambey, H.M. 2011. Sistem Pakar Untuk Menentukan Penyakit Dan Hama Pada
Tanaman Semangka Menggunakkan Metode Forward Chaining. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera
Utara. Medan
Wijayanto T, Yani WR, Arsana MW. 2012. Respon Hasil dan Jumlah
Wiratama, M.D. 2017. Jenis Lalat Buah Bactrocera spp. (Diptera : Tephritidae)
yang Menyerang Pertanaman Jeruk di Kabupaten
14
PAPER
OLEH:
HERU YULIAN
170304041
Dosen Pembimbing
Dr.Ir.Marheni, MP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari Paper ini adalah “ Teknik Pengendalian Hama Lalat
Buah Pada Tanaman Semangka ” yang merupakan salah satu tugas yang
Sumatera Utara.
Dr. Ir. Marheni . MP selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Perlindungan
Penulis menyadari bahwa Paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
Penulis
16
DAFTAR ISI
KESIMPULAN ……………………………………………………….……….. 11
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 14