Anda di halaman 1dari 38

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PEPAYA

BAB I ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ( OPT ) PEPAYA

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran
mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang
dibudidayakan salah satunya adalah tanaman papaya .
Tanaman pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki jangkauan pasar
luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga ke pasar modern. Pada saat ini pasar
pepaya sangat menjanjikan mengingat tingginya tingkat kebutuhan dan pangsa pasar untuk
komoditas pepaya terutama ukuran medium. Pepaya berukuran medium dinilai memiliki
keunggulan diantarnya kulit buah memiliki ketahanan terhadap goresan serta memiliki nilai jual
yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pepaya yang berukuran besar. Tanaman pepaya
merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki jangkauan pasar luas dan beragam, mulai dari
pasar tradisional hingga ke pasar modern. Pada saat ini pasar pepaya sangat menjanjikan
mengingat tingginya tingkat kebutuhan dan pangsa pasar untuk komoditas pepaya terutama
ukuran medium. Pepaya berukuran medium dinilai memiliki keunggulan diantarnya kulit buah
memiliki ketahanan terhadap goresan serta memiliki nilai jual yang lebih menjanjikan
dibandingkan dengan pepaya yang berukuran besar.
Maka akan sangat merugikan bagi petani jika tanama tersebut terkenak oleh serangan
organisme pengganggu tanaman . Berdasarkan jenis seranganya Organisme pengganggu tanaman
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma.
A. HAMA

Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama terdapat beberapa
jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia
(babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar
apabila terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak memberikan efek menular,
terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor suatu penyakit.
Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman buah yang diintroduksi dari Amerika
Tengah yang cukup populer di Indonesia. Hampir seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan,
baik buah, daun, bunga dan akarnya dapat digunakan sebagai bahan pangan, kosmetik dan obat-
obatan. Menurut Pramyudi (2012) salah satu kendala dalam penanaman pepaya di daerah tropis
adalah tingginya serangan hama dan penyakit. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi sepanjang
tahun mengakibatkan perkembangan hama yang sangat cepat. Fluktuasi suhu yang ekstrem juga
berperan dalam penyebaran hama. Mengingat skala usaha budidaya tanaman di Kabupaten
Karimun masih dalam kecil dan sederhana, serangan hama dan penyakit tidak cepat dikendalikan.
Hal ini akan memperparah penyebaran serangan hama dan penyakit.
 Berikut beberapa hama yang sering menyerang tanaman papaya adalah : lalat buah (bactocera
papaya,diptera:tephritidae), kutuh putih papaya (paracocus marginatus ,hemiptera:
pseudococcidae) ,dan busuk bakteri ( erwina papaya,enterobacteriales: enterobacteriaceae).

1. Lalat Buah (Bactocera papayae Drew&Hancock, Diptera: Tephritidae)

Lalat buah telah dikenal luas sebagai hama penting pada tanaman
buah-buahan. Hama ini menyebabkan kerusakan yang serius pada
berbagai buah yang tumbuh di Indonesia (Astriani, 2011). Dampak
akibat serangan lalat buah ini adalah kehilangan panen hingga
100%, buah yang tak layak konsumsi dan buah yang tak layak jual
atau ekspor.
Umumnya lalat buah yang menyerang tanaman pepaya adalah
Bactrocera papayae Drew&Hancock. Lalat buah ini bersifat
polifag, mempunyai sekitar 26 jenis inang seperti belimbing
manis, jambu biji, tomat, cabai merah, melon, apel, nangka,
mangga, dan jambu air. (Kalie, 1994).
Buah pepaya yang terserang hama ini memiliki gejala pada buah yang hampir
masak terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan ovipositor lalat buah betina ketika
memasukan telur ke dalam jaringan buah. Pada gejala lebih lanjut buah menjadi cepat busuk
sehingga buah berwarna coklat, tidak menarik dan terasa pahit bila dimakan, hal ini disebabkan
oleh enzim yang dihasilkan larva lalat buah guna melunakkan daging buah sehingga dapat
dicerna larva lalat buah .

Pengendalian Bactrocera papaye


Menurut Indryani (2008) pengendalian hama lalat buah ini bisa dilakukan dengan
pembungkusan buah sejak buah kecil, penngumpulan buah yang busuk dan terserang lalat buah
dan dipndam dengan kedalam minimal 30 cm, pendangiran tanah untuk mematikan pupa,
penggunaan mulsa untuk mencegah pupa masuk ke dalam tanah, Penggunaan perangkap Methyl
Eugenol (ME) atau Cue Lure (CU), Pemanfaatan musuh alami Biosteres arisanus, B. longicaudatus
dan Opius sp.
2. Kutu Putih Pepaya (Paracocus marginatus Williams and Granara de Willink, Hemiptera:Pseudococcidae)
Hama kutu putih merupakan hama yang memiliki kisaran inang yang cukup luas. Hama ini memiliki lebih dari 25
suku tanaman yang bernilai ekonomi sebagai inangnya, di antaranya tanaman pepaya, ubi kayu, jarak pagar, tomat,
alpukat melon, dan kembang sepatu. Selain itu, hama ini juga menyerang tanaman jambu, jagung dan akasia (Miller dan
Miller 2002 dalam Pramyudi 2012).

Hama kutu putih biasanya bergerombol sampai puluhan ribu


ekor. Mereka merusak dengan cara mengisap cairan. Semua
bagian tanaman bisa diserangnya dari buah sampai pucuk.
Serangan pada pucuk menyebabkan daun kerdil dan keriput
seperti terbakar. Hama ini juga menghasilkan embun madu yang
kemudian ditumbuhi cendawan jelaga sehingga tanaman yang
diserang akan berwarna hitam (Pramyudi, 2012).
Pada keadaan serangan berat, seluruh permukaan bawah daun pepaya penuh ditutupi kutu yang menyebabkan
daun mengering dan akhirnya tanaman mati. Serangan berat pada buah dapat menyebabkan buah tidak laku dijual
atau dimakan karena terbentuknya lapisan lilin tebal pada permukaan buah (Rauf, 2013).
Pengendalian Paracocus marginatus
Menurut Rauf (2013) kutu putih umumnya sulit dikendalikan dengan insektisida. Ada beberapa
karakteristik biologi yang membuat pengendalian kimiawi kurang efektif: Lapisan lilin menutupi stadia
telur sampai dengan imago. Hanya nimfa instar-1 yang relatif bebas dari lilin. Pengendalian kutu putih
lebih mudah dilakukan pada populasi hama yang masih sedikit dengan menyemprotkan air sabun
(diterjen) dengan konsentrasi 1-2%. Pengendalian mekanis ini lebih baik lagi bila menggunakan semprotan
yang bertekanan tinggi sehinggah hama ini dapat terlepas dari buah
3.Busuk Bakteri (Erwnia papayae, Enterobacteriales: Enterobacteriaceae)
Menurut Vawdrey (2011) Erwinia papaye termasuk dalam ordo Enterobacteriales dan famili
Enterobacteriacea. Bakteri ini tergolong dalam bakteri gram negatif yang berbentuk batang
(rod). Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini biasanya disebut penyakit busuk pucuk, kanker
batang dan penyakit rebah.
Metode penyebaran utama Erwinia papayae adalah melalui percikan air hujan. Bakteri ini
dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami atau luka pada tanaman (Obero 1980
dalam Vawdrey, 2011). Penyakit ini juga dilaporkan dapat menular melalui biji (seed borne).
Erwinia papaye tidak dapat bertahan lama pada akar tanaman sakit yang membusuk dalam
tanah, namun apabila terdapat inang alternativ seperti kacang tunggak, belewah dan tomat
bakteri ini dapat hidup lebih lama (Webb, 1985).

Pepaya yang terserang bakteri ini menunjukkan gejala berupa tangkai daun dan batang yang
masih hijau terdapat bercak kebasah-basahan.
Pada tanaman muda daun menguning dan membusuk. Setelah beberapa lama bagian
tunas-tunas muda mangalami kematian. Pada helain daun yang besar terdapat bercak-bercak
kering yang bentuknya tidak teratur, selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang daun. Jika
penyakit telah meyerang batang, batang akan membusuk, semua daunnya akan gugur dan pada
akhirnya diikuti oleh matinya seluruh tanaman (Indriyani dkk., 2008).
Penyakit akibat serangan Erwinia papayae ini memiliki arti penting karena dapat
menurunkan hasil panen, rusaknya kualitas buah dan hingga kematian pada tanaman.

Pengendalian Penyakit Busuk Erwnia papayae


Beberapa metode pengendalian untuk penyakit ini adalah: Pembongkaran Tanaman Sakit
sebelum memasuki musim hujan, penggunaan pestisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida,
penggunaan benih yang bebas Erwnia papayae dan penggunaan varietas pepaya yang tahan akan
serangan bakteri ini adalah jalan terbaik penegndalian penyakit ini.
B. PENYAKIT

Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah
organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau mengganggu
metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem metabolisme
tanaman tersebut.
Beberapa penyakit masih dapat ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius
apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan atau varietas tersebut toleran terhadap
penyakit yang menyerangnya.
Namun terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman dan
bahkan menyebabkan kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus,
bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat
cepat dan sulit dibendung.
1.Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab : Jamur Phytophthora palmivora (Butl.)
Butl.,Pythium spp.
Gejala : Mula-mula daun bawah layu, menguning dan
menggantung di sekitar batang sebelum rontok.

Selanjutnya daun-daun yang agak muda juga


menunjukkan gejala yang sama, sehingga tanaman
hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di
puncaknya. Akhirnya tanaman mati.

Jika digali akar lateral membusuk, menjadi


masa berwarna coklat tua, lunak, dan seringkali
berbau tidak enak. Serangan yang parah dapat
merusak akar tunggang sampai pangkal batang.

Jamur ini juga menyerang tanaman dalam


pembibitan yang dikenal dengan penyakit semai
damping off, yang terjadi ketika kelembaban tinggi
dan suhu udara panas apalagi ketika semai ditanam
dengan jarak tanam rapat. Serangan pada buah
dimulai dari dekat tangkai yang ditandai dengan
adanya miselium
berwarna putih seperti beludru.
 Pengendalian : 
 Drainase dan aerasi di pembibitan maupun di lapang harus baik,
 Tanah pembibitan perlu disterilkan,
 Penaman biji/bibit tidak terlalu dalam,
 Rotasi tanaman bukan inang (selain jeruk, coklat, durian, karet, kelapa, lada dan
pinang),
 Tanaman sakit segera dibongkar sampai akar-akarnya lalu dibakar,
 Serangan pada buah dicegah dengan penyemprotan fungisida terutama di daerah
dekat tangkai buah.
2. Penyakit tepung ( powdery mildew)

Gejala : Cendawan ini menyerang daun melalui


permukaan bagian bawah Bagian bawah daun
tampak berwarna putih seperti tepung Bagian atas
permukaan daun, biasanya dekat tulang daun,
tampak bintik bintik berwarna kuning atau hijau
pucat Batang dan tangkai daun muda yang terserang
penyakit ini menjadi bertepung agak basah Penyakit
ini lebih berat pada musim kemarau dan lebih
banyak dijumpai pada daerah pegunungan.

Pengendalian :
 
• Penyakit ini dicegah dengan hembusan tepung
belerang dosis 0,7% atau
fungisida lain. Penghembusan
sebaiknya dilakukan pagi hari saat hari cerah.
 
• Mengurangi naungan pada pesemaian
 
• Pemeliharaan tanaman yang baik
3. Penyakit busuk buah Rhizopus atau Busuk Hitam

Gejala Penyakit ini merupakan penyakit pasca panen (saat pengangkutan dan di
penyimpanan) Penyakit ini menyerang buah pepaya tua yang terluka Buah yang terserang
penyakit ini akhirnya menjadi busuk, bonyok dan berair. Bila keadaannya lembab, buah
dilapisi oleh sporangiospora berwarna hitam.

Pengendalian :
 
Buah-buah yang sakit dipetik lalu
dimusnahkan,
Perendaman buah ke air panas yang
bersuhu 47°C selama 20 menit untuk
mencegah pembusukan,
Penyimpanan buah pada suhu rendah 10°C
 
Pembungkusan buah dengan kertas saat
panen untuk menghindari luka pada buah.
4. Penyakit erwinia papaya Penyebab bakteri Bacterium papayae, 
Gejala : Tangkai daun dan batang yang
masih hijau terdapat bercak kebasah-
basahan.

Pada tanaman muda daun menguning dan


membusuk.
Setelah beberapa lama bagian tunas-
tunas muda mangalami kematian 
Pada helain daun yang besar terdapat
bercak-bercak kering yang bentuknya
tidak teratur, selanjutnya meluas
sepanjang tulang-tulang daun.
Jika penyakit telah meyerang batang,
batang akan membusuk, semua daunnya
akan gugur dan pada akhirnya diikuti oleh
matinya seluruh tanaman 

Pengendalian :
• Konsep budidaya tanaman sehat,
• Pengendalian serangga pengunjung pada tanaman
pepaya karena bakteri layu Erwinia di tularkan oleh
serangga vektor dari tanaman sakit kepada tanaman
sehat,
• Membongkar tanaman yang sakit lalu dibakar
5. Penyakit bintik hitam (papaya black spot)

Gejala : daun yang terserang


menjadi berbercak-bercak
putih kelabu, diameter 1,6-
6,3 mm, berbentuk agak bulat
sampai tidak beraturan. Jika
serangannya hebat, daun
menjadi berwarna kuning lalu
mati mengering.
Serangan pada buah diawali
oleh bintik kecil lalu
membesar, diameter 0,8-3
mm dan berwarna hitam.
Serangan penyakit ini
menyebabkan kerusakan daun Pengendalian :
yang mengakibatkan • Pemeliharaan tanaman yang baik,
penurunan produksi.
• Aplikasi fungisida efektif apabila serangan hebat,
6. Phytophthora Parasitica
Gejala : menyerang batang, buah dan leher
akar tanaman pepaya.
Tanaman yang terserang menjadi seperti
tersiram air panas. Gejala tersebut menjalar
ke seluruh batang tanaman pepaya, pucuk
tanaman menjadi layu, daun-daun
berguguran dan akibat lebih lanjut pucuk
tanaman mati dan akhirnya tanaman roboh. 
Sedangkan, buah yang terserang penyakit
ini menunjukkan gejala bintik-bintik
berwarna puti selanjutnya buah menjadi kisut
yang makin lama makin mengeras, warna
buah menjadi hitam dan akhirnya gugur.

Pengendalian :
• Penyemprotan fungisida,

• Perbaikan irigasi,
C.GULMA

Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh
yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan
kematian.
Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman.
Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan
tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
Beberapa jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran
tanaman, seperti kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang.
Gulma yang berasosiasi dengan tanaman akan menyebabkan terjadinya interaksi, dan bila
faktor tumbuh berada dalam kondisi yang kurang tersedia maka akan terjadi kompetisi (Syawal,
2010). Bila terjadi kompetisi antara tanaman dengan gulma, maka akan terjadi penurun
produksi tanaman yang berkisar 20-60 % (Syawal, 1998) begitu juga halnya dengan tanaman
pepaya.
Pepaya merupakan salah satu tanaman hotikultura yang memiliki nilai strategis untuk
dikembangkan, karena memiliki daya terima yang luas dan dikonsumsi oleh semua lapisan
masyarakat (Rusnas, 2002).

Produksi pepaya pada tahun 2005 baru mencapai 548.657 ton atau sekitar 4 % dari produksi
buah nasional. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas pepaya yang ada saat ini masih
rendah. Salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman pepaya
adalah dengan penambahan unsur hara makro ke dalam tanah berupa pupuk buatan NPK. Untuk
mengimbangi harga pupuk anorganik yang semakin meningkat maka digunakan pupuk organik
yang banyak tersedia di sekitar petani yaitu pupuk kandang.
Untuk tanaman pepaya dianjurkan pupuk organik 30 sampai 60 ton ha-1 tahun-1 atau sekitar
15 kg sampai 30 kg tanaman-1 . Tapi di lain pihak dengan pemupukan yang tinggi gulma juga
akan semakin subur, jadi bila melakukan pemupukan mutlak dilakukan pengendalian gulma, dan
untuk menentukan pengendalian yang tepat mutlak diketahui spesies-spesies gulma yang
mendominasi lahan tanaman pepaya tersebut.
BAB II
Pengendalian organisme pengganggu tanaman pepaya
Sehubungan dengan konsep pertanian organik, maka tata cara
pencegahan ataupun penganggulangan OPT harus menggunakan bahan-bahan
organik dan teknis yang ramah lingkungan. Zat-zat yang digunakan untuk
mencegah dan menanggulangi OPT secara organik biasa disebut sebagai
pestisida nabati (pesnab). Bahan-bahan pesnab sebenarnya banyak
ditemukan dan dapat dengan mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Berdasarkan kegunaannya, pesnab terbagi menjadi 3, yaitu pesnab yang
bersifat repellant (penolak), antraktant (penarik/perangkap), dan
antifeedant (mengurangi nafsu makan).

Selain menggunakan pestisida nabati, pencegahan dan penanggulangan dapat melalui kultur teknis dan
predator hama. Kultur teknis adalah suatu perlakuan pada teknis budidaya tanaman untuk meningkatkan
produktivitas dan mengurangi dampak serangan hama atau penyakit. Kultur teknis mulai dilakukan semenjak
fase pembibitan tanaman hingga pemanenan.
Beberapa contoh kegiatan kultur teknis diantaranya adalah menggunakan jarak tanam yang lebar,
melakukan bera untuk tanaman sejenis atau satu famili, gilir varietas, dll. Sedangkan predator hama digunakan
sebagai musuh alami hama yang menyerang tanaman. Setiap hama memiliki musuh alami atau pemangsanya
masing-masing. Oleh karena itu, musuh alami perlu pertahankan secara alami di lahan atau dengan sengaja
melepas musuh alami yang sudah dikembangbiakkan secara khusus.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU TANAMAN PEPAYA
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penentu dalam usaha tani pepaya.Kerusakan
akibat serangan hama dan penyakit tidak hanya akan mengakibatkan penurunan kualitas dan
kuantitas buah yang dihasilkan,tetapi juga dapat mematikan tanaman secara keseluruhan. Di
indonesia,Akhir-akhir ini muncul hama baru tanaman pepaya,Yaitu kutu putih pepaya (Paracoccus
marginatus).Hama ini pertama kali ditemukan didaerah bogor dan sekitarnya,kemudian merebak
ke daerah sentra produksi pepaya di sekitar bogor seperti
Cianjur,Sukabumi,Tanggerang,Lebak,dan Purwakarta .
Menurut pakar ilmu hama dan penyakit, kutu putih berasal dari meksiko dan Amerika
tengah. Di daerah asalnya, kutu ini belum menjadi masalah utama (hama tanaman) karena
kemungkinan terdapat musuh alaminya. Kutu putih memiliki tanaman inang selain pepaya, antara
lain tanaman singkong,alpukat,jeruk,mangga,tanaman kacang-kacangan, serta tanaman sayuran
dari famili solanacee dan cucurbitceae. Pengadilan yang telah dilakukkan oleh PKBT terhadap
hama kutu putih pepaya diantaranya dengan membersihkan koloni kutu putih dari permukaan
tanaman atau dengan cara menyemprotkan larutan deterjen .
Apabila diperlukan,dilanjutkan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif
dimetoat.Hama lain yang juga sering menyerang pepaya adalah tungau merah(Tetranychus
kanzawai),thrips,kutu, daun (Myzus persiace),dan lalat buah.Kutu daun juga menjadi vektor virus
keriting (mozaik) pada tanaman pepaya.
Sementara beberapa penyakit penting yang kerap menyerang tanaman pepaya diantanya
antraknosa,busuk buah Phytophthora dan Rhizopus ,PRSV,serta busuk/hawar dalam buah.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman pada kondisi lembap dan suhu malam dingin adalah busuk
buah (Colletotrichum gloeosporioides) dan penyakit busuk akar (Phytophtora palmivora). Selain
itu,penyakit lain yang juga sering menyerang tanaman pepaya layu bakteri.
Tanaman yang terserang bakteri layu akan menunjukan gelaja layu mendadak,tanpa ditandai
dengan menguningnya daun. Buah yang masih muda tampak pucat dan getahnya encer. Biasanya,buah
yang masih muda berguguran. Penyakit busuk akar dan layu dapat dicegah dengan dranase kebun
baik.
Berikut beberapa macam hama serta penyakit penting tanaman pepaya dan cara pengendaliannya:

1. Kutu daun (Myzus persicae)

Serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya


bercak-bercak kuning pada daun dan daun menjadi
keriput. Selain berperan sebagai hama,kutu daun juga
dapat berperan sebagai perantara penyakit virus
mozaik pepaya.
Penyemprottan insektisida Tamaron dengan dosis
0,1%-0,2% atau Hostation 40Ec dengan dosis 0,1-0,2%
atau Orthane 75 SP dengan dosis 0,1%.
2. Tungau merah(Tetrancyhus kanzawai)
Gejala awal tanaman pepaya yang
terserang tungau merah adalah
munculnya bintik-bintik putih pada
daun .

Pada serangan berat,seluruh


permukaan daun akan tampak
berselaput putih. Penggunaan
akarisida 0,2% untuk telur dan nimf
dan akarsida amitraz atau
kinometional untuk tungau dewasa.
3. Busuk akar dan pangkal batang (Phytophtora palmivora Butl)

Gejala yang muncul akibat serangan penyakit ini antara lain


sebagai berikut: ? Daun bawah layu,menguning,menggantung
disekitar batang sebelum akhirnya rontok.Daun yang agak
muda pun menunjukkan gejala yang sama ? Akar lateral
membusuk,Membentuk massa berwarna coklat tua,lunak,dan
berbau tidak enak. ?
Pada bibit dipersemaian mucul sebagai penyakit semai
(Damping off).Selain itu,pangkal batang membusuk
kemudianterkulai ? Pada buah,dimulai dari tungkai
buah.Buah diselimuti miselium candawan berwarna
putih,akhirnya buah mengeriput dan berwarna hitam.

Untuk mengendalikan terserang


penyakit ini dengan menjaga dranase
kebun yang baik.Namun,bila sudah
terserang segera bongkar tanaman yang
sakit berserta akar-akarnya.Buah-buah
yang sakit juga sebaiknya dipetik dan
dimusnahkan .Penyemprotan tanaman
dengan tembaga sulfat atau mankozeb
juga dapat dilakukan untuk
menanganinya.
4. Antraknosa (Colletotrichum gloeoporioides)

Pada buah muda berbentuk luka kecil ditandai


oleh adanya getah yang keluar dan mengental .
Pada buah menjelang masak tampak berupa
bulatan-bulatan kecil berwarna gelap .Bila buah
bertambah masak,bulatan-bulatan tadi semakin
membesar dan busuk cekung ke arah dalam buah.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah
dengan menjaga sanitasi kebun dengan baik dan
menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb
dosis 0,2%.Hindari penggunaan tanaman cabai
sebagai tanaman sela karena tanaman cabai
merupakan tanaman inang patogen antraknosa
sehingga dikhawatirkan akan menular ke tanaman
pepaya.
5. Layu bakteri (ERWINIA PAPAYAE)

Serangannya penyakit ini menyebabkan daun pepaya mejadi


terkulai dan gugur,meskipun dibagian lain terdapat daun daun yang
sehat.
Selanjutnya,pucuk tanaman akar membusuk Pembusukan
tersebut akan menjalar ke bawah sehingga seluruh tanaman
menjadi busuk. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan
memperbaiki saluran irigasi bedengan.
6. virus mozaik / pepaya mozaic virus (PMV)

Penyakit ini menyebabkan daun tanaman


menjadi kasar dan sisi daun bergaris-garis tidak
teratur (mosaik).Lambat daun pertumbuhan
daun terhambat,ukuran daun mengecil dan
menumpuk dibagian atas.
Serangan yang cukup berat dapat
mengakitbatkan daun gugur.Serangan pada buah
menyebabkan timbulnya lingkaran-lingkaran
berwarna hijau gelap .
Penyakit ini dapat dihindari dengan
menggunakan bibit yang bebas virus. Tanaman
yang sudah terserang sebaiknya segera
dibongkar dan dimusnahkan.
7. Bercak cincin/pepaya ringspot virus (PRSV)
Penyakit bercak cincin menyebabkan daun
muda,sisi bagian atas diantara tulang daun
mengerut dan berbintik-bintik,dan daun
disepanjang garis pinggir menggulung keatas
berwarna hijau terang.
Secara visual,bentuk dan warna daun yang
terserang nampak berbeda dengan daun sehat.
Serangan pada batang biasanya 2/3 bagian batang
atas timbul bercak-bercak (diameter 1,6mm) atau
garis hijau mengkilat.
Pada serangan hebat/akut bercak-bercak
menyatu menjadi garis besar yang lonjong .Pada
buah yang terserang tampak bercak-bercak
berwarna kuning

(berdiameter 1,6-3 mm) atau berbentuk cincin (diameter 3-18,8 mm) dengan warna
kuning .Penyakit ini dilakukan dengan menggunakan bibit pepaya yang bebas virus
dan mengeradikasi tanaman sakit (dicabut/dibongkar,lalu dibakar) pada gejala awal
serangan.
Untuk mengatasi hama dan penyakit perlu adanya
pengendalian hama dan penyakit terpadu,yakni
dengan melakukan beberapa cara berikut:

1. Mengendalikan OPT (organisme penggangu


tanaman) untuk menghindari kerugian ekonomi
berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan
penurunan mutu (kualitas) produk.

2. Menjaga kesehatan para


pekerja serta kelestarian
lingkungan hidup sekitar kebun.
3. Mengenali dan mengindentifikasi gejala
serengan ,jeis OPT,dan musuh alami
tanaman.

4. Mewaspadai dan mengendalikan


OPT yang diduga berbahaya bagi
tanaman.
Secara umum,pengendalian
hama penyakit terpadu pada A. Tanah yang sehat
pepaya dapat dilaksanakan Tanah
dengan memadukan
berbagai cara budi daya
yang sehat,diantarnya sebgai
berikut:

Bekas tanaman sakit disolarisai,yakni tanaman yang


sakit tersebut dibongkar,kemudian dipaparkan dibawah
sinar matahari selama 2-3 minggu.Sebaliknya,Lahan
tersebut ditanami tanaman kacang-kacangan agar tetap
produktif sebelum ditanami pepaya.
Penambahan pupuk kandang disarankan untuk
mengembalikan kesuburan tanah.
B. Menggunakan
benih/bibit yang sehat
Penggunaan bahan tanaman dari induk yang
sehat penting dilakukan.Hal ini disebabkan oleh
beberapa penyakit yang bisa terbawa bersama
benih,misalnya antraknosa.Umumnya,penyakit
ini akan muncul setelah tanaman tumbuh

Pupuk yang berimbang akan meningkatkan daya tahan


tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Pengunaan pupuk berbahan organik pupuk kandang
misalny,dapat meningkatkan populasi mikroorganisme
baik yang menjadi musuh alami dari organisme patogen
atau serangga penggangu.
Dengan demikian,perkembangan hama penyakit bisa
ditekan.

C. Pemupukan berimbang
D. Sanitasi lingkungan

E. Penggunaan tanaman
yang tahan (kualitas
unggul)

Sanitasi lingkungan diperlukan untuk mengurangi inang


lain ataupun sumber inokulum serengga hama serta
patogen yang dapat menyerang tanaman. Sanitasi
lingkungan juga dilakukan dengan cara mengumpulkan
sisa-sisa atau bagian tanaman yang sakit,kemudian Bila telah tersedia, dapat menggunakan
dibakar. tanaman yang tahan terhadap suatu hama
atau penyakit tertentu.
Serangga hama tungau biasanya mucul
F. Pengendalian kimiawi pada musim kemarau.Bila sumber air
dilapangan memungkinkan,pengendalian cukup
dilakukan dengan menambahkan satu
sendok deterjen kedalam 10 liter
air,kemudian disemprotkan fungisida,baik
pada permukaan atas dan bawah daun
hingga pucuk yang terserang.
Bila terserang hama akan beberapa
insektisida diizinkan dipakai
dipertanaman pepaya,yaitu yang
berbahan aktif
Bacillusthuringiensis ,malathion,permethr
in,fenbutatin?oxiade,atau
pyrethrins+rotenone.
Untuk hama tungau merah dan kutu
daun bisa menggunakn Kelthane 0.2%
Pengendalian tanaman pepaya yang
terserang virus hanya dapat dilakukan
dengan eradikasi tanaman untuk
mengurangi penyebarannya dilapang.
G . Pencegahan dan
pengendalian pada buah
Penyakit pada buah,Baik di
pohon maupun setelah
dipanen,dapat dikendalikan
antara lain dengan pemetikan
buah tepat pada waktunya
(tidak terlalu matang),
perlakuan hati-hati dan
mencegah luka dan infeksi
cendawan.
Pembungkusan buah juga
dapat mencegah serangan
serangga. Sementara peredaman
buah dalam air panas mampu
mengurangi inokulum patogen
pada buah.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan tentang organisme penggangu
tanaman papaya bahwa pengendalian organisme penggangu tanaman papaya
dapat di kendalikan oleh petani dengan menggunakan metode metode yang di
sebutkan sebelumnya yaitu dengan sanitasi lingkungan dan perawatan yang baik
agar hasil lebih menguntungkan bagi petani.
Dengan dosis pemupukan yang berimbang akan meningkat daya tahan tanaman
terhadap serangan dan penyakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai