Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RUDI

NIM 220301006
PRODI AGROTEKNOLOGI SEMESTER 3

KOMODITI MANGGA
1. Hama Lalat Buah (Bactrocera spp)
Lalat buah merupakan salah satu kelompok serangga hama yang menjadi hama
penting pada beberapa buah dan sayuran, bahkan menjadi organisme pengganggu
tanaman (OPT) utama. Pada buah merupakan OPT utama pada beberapa tanaman
termasuk pada belimbing dan cabai. Lalat buah dapat menyebabkan kerugian secara
kualitatif maupun kuantitatif. Kerusakan kuantitatif karena adanya penurunan jumlah
hasil panen sampai tidak dapat dipanen. Sementara itu, kerusakan kualitatif berkaitan
dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh lalat buah yang memengaruhi kualitas buah
terutama ketika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri yang mengakibatkan busuk pada
buah yang terserang. Selain itu, aktivitas larva lalat buah juga merusak daging buah
sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum mencapai kematangan.
Lalat buah memiliki intensitas serangan yang semakin meningkat pada buahbuahan
dan sayuran pada iklim yang sejuk, kelembaban tinggi dan angin yang tidak
terlalu kencang. Suhu, kelembaban udara, dan kecepatanangin serta pengaruh curah
hujan juga cukup penting dalam memengaruhi tingkat intensitas serangan lalat buah .
Sifat khas lalat buah adalah hanya dapat bertelur di dalam buah, larva (belatung) yang
menetas dari telur tersebut akan merusak daging buah, sehingga buah menjadi busuk
dan gugur. Konsumen sering kecewa karena buah yang dibeli mengandung
larva atau busuk.
Gambar 1. Lalat buah (Bactrocera spp)

Gejala serangan
Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal
ditandai dengan noda bekas tusukan ovipositor lalat betina saat meletakkan telur ke
dalam buah. Tempat peletakan telur itu ditandai dengan adanya noda atau titik kecil
hitam yang tidak terlalu jelas. Noda-noda kecil bekas tusukan ovipositor ini
merupakan gejala awal serangan lalat buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di
dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Akhirnya banyak buah yang
gugur. Lalat buah ini biasanya menyerang pada buah yang berkulit tipis dan
mempunyai daging yang lunak
Gejala serangan tersebut pada daging buah membusuk dan terdapat ratusan larva.
Serangan lalat buah ini sering ditemukan pada buah yang hampir masak. Larva lalat
memakan daging buah sehingga buah busuk sebelum masak. Terjadi perubahan warna
pada daging buah dan pada bagian yang terserang menjadi lunak. Buah akan gugur
sebelum masak jika terserang lalat ini. Buah yang gugur ini, apabila tidak segera
dikumpulkan atau dimusnahkan bisa menjadi sumber infeksi atau perkembangan lalat
buah generasi berikutnya.
Lalat buah menyerang buah sejak buah masih muda hingga buah tua. Telumnya
diletakkan dalam jaringan kulit buah dengan jalan menusuk sehingga terdapat titik
hitam disekitarnya, kemudian berubah menjadi kuning, coklat dan akhirnya buah
menjadi busuk. Setelah menetas, larva atau ulat memakan/menggerek daging buah
Buah yang terserang menjadi busuk, bentuknya tidak normal dan dapat mengalami
kerontokan.
Gambar 2. Serangan lalat buah pada buah mangga

Cara pengendalian hama lalat buah


Dalam upaya menekan kehilangan hasil mangga karena serangan lalat buah
diperlukan penerapan teknologi pengendalian yang sudah tersedia Beberapa teknologi
pengendalian yang Telah tersedia dan telah diterapkan petani yaitu 1) sanitasi kebun
dengan membuang daun-daun dan ranting sisa pangkasan serta memusnahkan bunh
buah yang jatuh dan terserang lalat buah, 2) tidak menanani tanaman inang lainnya
seperti cabai dan belimbing disekitar tanaman mangga, 3) pengasapan kebun dengan
jerami atau sekam padi 3-4 hari sekali pada saat pembentukan bual, 4) pembungkusan
buah dengan kertas atau plastik, 5) pengurungan tanaman dengan jaring. 6)
penggunaan perangkap campuran atraktan dan insektisida dan 7) penggunaan
insektisida Namun, cara pengendalian tersebut masih sering diterapkan secara
tersendiri sehingga pengaruhnya terhadap penurunan serangan lalat buah belum
optimal.
Upaya pengendalian lalat buah secara alami (non- insectiside) seperti pembungkusan
buah dan pengurungan tanaman meniungkinkan untuk luasan lahan relatif sempit (1-2
ha), tetapi tidak akan efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar karena
memerlukan waktu lama dan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu, cara
pengendalian yang efisien pada lahan yang lebih luas perlu diupayakan. Salah satunya
yang banyak dilakukan adalah penggunaan perangkap delgan atraktan seperti methyl-
eugenol Cara ini terbukti cukup ampuh dan aman lingkungan karena zat ini tidak
langsung berhubungan dengan buah sehingga dampak residunya dapat dianggap nol
atau tidak ada (Kardinan, 1999).
2. Penggerek Buah (Sternochetus frigidus)

Gambar Hama Penggerek Mangga


Gejala serangan
Selama musim berbuah, serangga dewasa memakan buah yang sedang tumbuhdengan
membuat tusukan yang sangat kecil pada kulitnya. Namun, larva adalah yang paling
merusak karena mereka makan dan berkembang pada pulpa. Infestasi yang
disebabkan olehhama sulit dideteksi karena kerusakan yang ditimbulkannya tidak
terlihat dari luar. Pada saat buah dipanen, lubang masuk kecil yang dibuat oleh larva
muda, tidak terdeteksi lagi. Dengantidak adanya buah mangga, kumbang dewasa
ditemukan memakan bunga mangga atau malaiselama tahap mekar penuh dengan
aktivitas puncak (De Jesus, et al., 2005).
Pengendalian
-Kalau memungkinkan dilakukan pembungkusan buah dengan kertas semen atau
koran bekas.- Buah yang menunjukkan gejala dan yang jatuh dikumpulkan dan
dimusnahkan.- Pemanfatan musuh alami (semut rangrang dapat mengusir penggerek
dewasa).

3. Wereng Mangga (Idiocerus niveosparsus)

Hama wereng mangga merusak tanaman dengan cara mengisap cairan bunga yang
baru mekar sehingga bunga mudah kering dan cepat mati. Serangan terjadi saat malai
stadia bud elongation (perpanjangan tunas). Nimfa dan wereng dewasa menyerang
secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga sehingga bunga menjadi
kering Serangga dewasa berukuran 0,2 – 0,3 mm berwarna abu-abu kecoklatan.
Penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah
terjadi jika didukung dengan cuaca panas yang lembab.
Cara Pengendalian Wereng Mangga

a). Memotong bagian bunga yang terserang, kemudian dimusnahkan


b). Pengasapan yang dilakukan 3-4 kali dalam satu minggu
c). Pemanfaatan musuh alami coccinellid, Monochiles sexmaculatus, Chrysope
facciperda, Mallada buninensis yang merupakan predator terhadap nimfa dan dewasa
wereng mangga
d). Menyuntik pohon mangga dengan insektisida sistemik sebanyak 10 – 20 cc per
pohon. Hal ini dilakukan pada tanaman mangga yang sudah berumur lebih dari 30
tahun
e). Menyemprotkan insektisida APLAUD 400 F atau DARMABASH.

4. Penggerek Pucuk Mangga (Sternochetus genioenemis Marshall)

Gejala yang ditimbulkan : ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan
malai bunga dengan caraa mengebor/menggerek tunas/ malai menuju kebawah.
Tunas daun/malai bunga akan menjadi layu, kering sehingga transportasi unsur hara
terhenti kemudian mati.

Cara Pengendalian Penggerek Pucuk Mangga :

a). Cabang tunas yang terinfeksi dipotong lalu dibakar,


b). Pendangiran untuk mematikan pupa.
c). Pengendalian ulat penggerek pucuk secara kimiawi dengan penyemprotan
insektisida sistemik pada jaringan kayu pada saat tanaman memasuki fase pecah tunas
dan dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida kontak pada bagian ranting.

Anda mungkin juga menyukai