Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AKBAR MAULANA

NIM : 220301005
SEMESTER 3 AGROTEKNOLOGI

SERANGGA KUTU LANSIR


Kutu Lansir (leafhoppers) adalah serangga yang dapat menjadi vektor dalam penyebaran
penyakit pada tanaman. Mereka memiliki peran penting dalam penularan patogen penyakit
seperti virus, bakteri, atau fitoplasma dari satu tanaman ke tanaman lain.
Berikut adalah penjelasan mengenai peran kutu lansir sebagai vektor:
1. Mengambil Patogen: Kutu lansir menghisap cairan tumbuhan dengan menggunakan alat
penusuk (stylet) mereka. Saat mereka menghisap cairan tumbuhan, mereka dapat mengambil
patogen penyakit dari tanaman yang terinfeksi. Patogen ini dapat berupa virus tumbuhan,
bakteri, atau fitoplasma yang ada dalam cairan tumbuhan.
2. Penularan Patogen:Setelah mengambil patogen, kutu lansir membawanya dalam sistem
tubuh mereka. Ketika kutu lansir berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain untuk mencari
makan, mereka dapat menyebarkan patogen ini ke tanaman yang sehat. Patogen tersebut
dapat masuk ke dalam tanaman yang baru dihisap melalui saliva yang diinjeksikan oleh kutu
lansir saat menghisap cairan tumbuhan.
3. Penyakit pada Tanaman: Hasilnya adalah bahwa kutu lansir dapat menyebarkan penyakit
dari tanaman yang terinfeksi ke tanaman yang sehat, yang kemudian dapat mengalami infeksi
penyakit tersebut. Penyakit ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman,
dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanaman
pertanian.
SIKLUS HIDUP

Siklus hidup kutu lansir (leafhoppers) melibatkan empat tahap utama: telur, nimfa, pupa, dan
dewasa. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai siklus hidup kutu lansir:
1. Telur:Siklus dimulai dengan penempatan telur oleh kutu lansir betina di tanaman inang.
Telur biasanya diletakkan di jaringan tumbuhan, seperti daun atau batang, dan melekat kuat
pada permukaan tanaman. Waktu inkubasi telur bervariasi tergantung pada suhu dan spesies
kutu lansir.
2.Nimfa:Setelah telur menetas, nimfa muncul. Nimfa adalah bentuk muda kutu lansir. Mereka
biasanya mirip dengan kutu dewasa tetapi lebih kecil. Nimfa mengalami beberapa tahap
perkembangan (instar) sebelum mencapai dewasa. Selama tahap nimfa, mereka terus
menghisap cairan tumbuhan dan berkembang biak.
3.Pupa: Pada tahap ini, nimfa yang telah mencapai perkembangan terakhir (terakhir instar)
akan berubah menjadi pupa. Pupa adalah bentuk diam dan tidak aktif, yang biasanya
berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu. Di dalam pupa, transformasi dari nimfa
ke dewasa terjadi.
4. Dewasa:Setelah masa pupa berakhir, kutu lansir dewasa muncul. Kutu lansir dewasa
memiliki kemampuan untuk berkembang biak dan akan mulai mencari pasangan untuk
reproduksi. Kutu lansir dewasa memiliki kemampuan terbang dan dapat berpindah dari
tanaman ke tanaman untuk mencari makan dan berbiak.
MORFOLOGI
Morfologi kutu lansir (leafhoppers) adalah sebagai berikut:
1. Ukuran dan Bentuk:Kutu lansir biasanya memiliki ukuran yang kecil, sekitar 3-6 milimeter
panjangnya. Mereka memiliki tubuh yang ramping dan silindris.
2. Warna:Warna kutu lansir bervariasi tergantung pada spesiesnya, tetapi umumnya mereka
memiliki warna yang cukup beragam, termasuk hijau, kuning, coklat, dan kadang-kadang
memiliki corak atau bercak pada tubuh mereka.
3.Sayap: Kutu lansir memiliki dua pasang sayap yang biasanya transparan dan halus. Sayap
depannya biasanya lebih tebal daripada sayap belakangnya.
4. Antena: Mereka memiliki antena yang relatif panjang dan tipis yang terletak di bagian
depan kepala mereka.
5. Mata:Kutu lansir memiliki mata majemuk yang besar yang memungkinkan mereka untuk
melihat lingkungan mereka.
6. Kaki: Mereka memiliki tiga pasang kaki yang memungkinkan mereka untuk bergerak di
antara tanaman dengan mudah.
7. Alat Penusuk (Stylet): Alat penusuk mereka digunakan untuk menghisap cairan tumbuhan.
Alat ini terletak di bagian depan kepala dan digunakan untuk mengebor tanaman dan
mengambil cairan tumbuhan.
8. Struktur Tubuh:Tubuh kutu lansir terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen seperti pada
umumnya serangga.
PERANAN KUTU LANSIR SEBAGAI VEKTOR
1. Mengambil Patogen: Kutu lansir menghisap cairan tumbuhan dengan menggunakan alat
penusuk (stylet) mereka. Saat mereka menghisap cairan tumbuhan, mereka dapat mengambil
patogen penyakit dari tanaman yang terinfeksi. Patogen ini dapat berupa virus tumbuhan,
bakteri, atau fitoplasma yang ada dalam cairan tumbuhan.
2. Penularan Patogen:Setelah mengambil patogen, kutu lansir membawanya dalam sistem
tubuh mereka. Ketika kutu lansir berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain untuk mencari
makan, mereka dapat menyebarkan patogen ini ke tanaman yang sehat. Patogen tersebut
dapat masuk ke dalam tanaman yang baru dihisap melalui saliva yang diinjeksikan oleh kutu
lansir saat menghisap cairan tumbuhan.
3. Penyakit pada Tanaman:Hasilnya adalah bahwa kutu lansir dapat menyebarkan penyakit
dari tanaman yang terinfeksi ke tanaman yang sehat, yang kemudian dapat mengalami infeksi
penyakit tersebut. Penyakit ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman,
dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanaman
pertanian.
GEJALA Kutu lansir (leafhoppers)
1. Penyakit Daun Kuning (Yellowing of Leaves): Kutu lansir sering kali dapat menyebabkan
penyakit yang disebut penyakit daun kuning. Ini terjadi ketika kutu lansir mengambil patogen
penyakit seperti virus tumbuhan dari satu tanaman dan menginfeksi tanaman yang baru
dihisap. Salah satu gejalanya adalah daun tanaman berubah menjadi warna kuning atau
kecoklatan.
2. Deformasi Tanaman: Beberapa penyakit yang disebarkan oleh kutu lansir dapat
menyebabkan deformasi pada tanaman, termasuk perubahan bentuk daun, bunga, atau buah.
3. Penurunan Pertumbuhan dan Produksi: Penyakit yang disebarkan oleh kutu lansir dapat
menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang buruk.
4.Bercak dan Kerusakan pada Tanaman:Tanaman yang terinfeksi oleh penyakit yang
disebarkan oleh kutu lansir dapat menunjukkan bercak-bintik atau kerusakan fisik pada daun,
batang, atau buahnya.
5.Stunted Growth (Pertumbuhan Terhambat): Tanaman yang terinfeksi penyakit dapat
mengalami pertumbuhan terhambat, sehingga ukuran dan kualitas tanaman dapat
terpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai