PENDAHULUAN
Latar Belakang
penurunan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Produksi sawi mulai tahun 2005
sampai 2009 mengalami penurunan, yaitu 79.850 ton tahun 2005 dan 63.911 ton
Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk alami.
membuat para petani menjadi bingung hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman
(Barus, 2011).
Sayuran sawi yang dikonsumsi baik setelah diolah maupun sebagai lalapan,
ternyata mengandung berbagai macam zat makanan yang esensial bagi kesehatan
tubuh. Selain memiliki kandungan vitamin dan zat gizi penting bagi kesehatan, sawi
(Fatma, 2010).
Tanaman sawi memiliki perawatan yang tidak begitu sulit dan pertumbuhan
tanaman cepat, sehingga budidaya tanaman sayuran seperti sawi ini sering
harus dilakukan dengan teratur yang dapat mencegah adanya hama atau
penyakit yang tidak diinginkan. Pada tanaman sawi ini hama yang sering
2
menyerang adalah ulat dan belalang sedangkan penyakit yang sering menyerang
adalah penyakit layu, jamur dan plasmolisis yang disebabkan karena cara
pemupukan yang salah atau kebanyakan dalam pemberian pupuk (Ali, 2015).
konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam. Media semai terbuat dari campuran pupuk
benih yang sudah disebar ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 -
3 hari. Bibit caisim berumur 7 - 8 hari setelah semai maka siap dipindahkan ke lahan
Tujuan Praktikum
tanam sawi di polybag,serta fungsi dan manfaatnya bagi tanaman serta kelebihan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan dari laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
Sumatera Utara, serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan .
3
TINJAUAN PUSTAKA
(Rukmana, 2002).
Daun tanaman sawi hijau berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada
dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda tetapi tetap membuka. Daun
(Kurniadi, 2002).
Tanaman sawi hijau merupakan herba atau terna semusim (annual) berakar
serabut yang tumbuh dan menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, tidak
cm.Tanaman sawi hijau memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada
Tanaman sawi hijau umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami,
baik didataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi hijau tersusun
dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga sawi hijau terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik
Buah sawi hijau termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang
dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji yang berbentuk bulat dengan
permukaan yang licin, mengkilap, agak keras dan berwarna coklat kehitaman
(Cahyono, 2003) .
Syarat Tumbuh
Iklim
daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang harinya 21,1°C serta
penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari. Beberapa varietas sawi ada yang
tahan terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang
Tanaman sawi juga tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun. Pada musim kemarau, jika penyiraman dilakukan dengan teratur
dan dengan air yang cukup, tanaman ini dapat tumbuh sebaik pada musim
penghujan. Apabila budidaya sawi dilakukan pada dataran tinggi, tanaman ini tidak
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan sawi hijau yang optimal
berkisar antara 80-90%. Tanaman sawi hijau tergolong tahan terhadap hujan. Curah
hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi hijau adalah 1000-1500
mm/tahun. Meskipun demikian tanaman sawi hijau tidak tahan terhadap air yang
Tanah
Sawi (Caisin) dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi. Syarat penting
untuk tumbuh sawi adalah tanah gembur dan subur dengan kemasaman tanah (pH)
5
antara 6-7. Waktu tanam yang baik, menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal
musim hujan (Oktober). Selama pertumbuhan sawi memerlukan cukup air (Liptan,
2001 ).
Tanaman sayuran seperti sawi (Brassica juncea L.) ini Di Indonesia baik
baik itu musim dingin atau musim kemarau, tetapi paling baik tanaman sawi
1.200 meter dpl. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl dan tanah yang baik untuk budidaya
tanaman sawi adalah tanah yang memiliki tekstur tanah yang gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik (Hariyadi et al., 2017).
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun
berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran
tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter diatas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanah yang
cocok ditanami sawi hijau adalah tanah yang gembur, mengandung humus dan
subur. Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 100-500 m dpl pada bulan April– Mei
2018.
jarak tanam, gembor sebagai alat untuk menyiram lahan dan tanaman, meteran
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
perbandingan 2:1.Tanah yang sudah dicampur dibersihkan dari sisa sampah yang
ada dan kemudian dimasukkan kedalam polibag yang sudah dibalik dan dilipat.
Persemaian Benih
Benih di semai di wadah plastik (Polybag) dengan luas ukuran wadah sesuai
kebutuhan bibit. Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama ± 2
jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih
yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata
diatas persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1, media tanam setebal ± 7 cm. Benih yang telah disebar
disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni
Pindah Tanam
Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah
siap untuk ditanam. Sebaiknya benih yang disemai tersebut diteduhkan di rumah
persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut sudah siap untuk
ditanam.
Pemeliharaan
Penyiangan
Penyiraman
Pemupukan
penyemprotan fungisida.
Parameter Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2003. Teknik Dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava
Media
Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of
Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo
Regency East Java. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1)