Anda di halaman 1dari 117

ANALISIS LUAS LAHAN MINIMUM UNTUK PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH


(Kasus: Desa Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau,
Kabupaten Pasaman Barat)

SKRIPSI

OLEH:

AYDO NOVILA PUTRA


170304163
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

1
ANALISIS LUAS LAHAN MINIMUM UNTUK PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH
(Kasus: Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau,
Kabupaten Pasaman Barat)

SKRIPSI

OLEH :

AYDO NOVILA PUTRA


170304003
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

2
Judul Skripsi : ANALISIS LUAS LAHAN MINIMUM UNTUK
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
PADI SAWAH (Kasus: Desa Nagari Sinuruik,
Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat)
Nama : AYDO NOVILA PUTRA
NIM : 170304163
Program Studi : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec) (Nurul Fajriah Pinem,


SP.MP) NIP: 1963 0204 1997 03 1 001 NIP: 1982 0428 2015 04 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)


NIP: 1963 0204 1997 03 1 001

Tanggal Lulus: 09 April 2021

3
HALAMAN PENGESAHAN

Aydo Novila Putra (170304163), Dengan Judul Skripsi “Analisis Luas Lahan

Minimum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah (Kasus:

Desa Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat).

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan diterima untuk

memenuhi sebahagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Pertanian.

Pada Tanggal, 09 April 2021

Komisi Penguji Skripsi,

Ketua : (Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)


NIP. 1963 0204 1997 03 1 001 ....................................

Anggota : 1. (Nurul Fajriah Pinem, SP.MP)


NIP. 1982 0428 2015 04 2 001 ....................................

2. (Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS)


NIP. 1946 0802 1973 01 1 001 ....................................

3. (Emalisa, SP. M.Si)


NIP. 1972 1181 1998 02 2 001 ....................................

Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

(Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)


NIP: 1963 0204 1997 03 1 001

4
ABSTRAK

AYDO NOVILA PUTRA (170304163) dengan judul skripsi “Analisis Luas


Lahan Minimum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah
(Studi Kasus: Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten
Pasaman Barat).” Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara
Lubis, M.Ec. sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Nurul Fajriah Pinem,
S.P., M.P. sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan tingkat pendapatan dan


tingkat pengeluaran, luas lahan minimum untuk memenuhi kebutuhan hidup
petani dan mengetahui luas lahan minimum untuk peningkatan kesejahteraan
hidup petani padi sawah di daerah penelitian. Metode penentuan sampel
ditentukan secara acak bertingkat atau strata (Stratified Random Sampling).
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis usahatani, analisis pola
pengeluaran rumah tangga, analisis perbandingan pendapatan dan analisis
deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran di


daerah penelitian cukup beragam, hasil perbandingan menunjukan bahwa rata-rata
pendapatan petani lebih kecil dari pengeluaran untuk keperluan rumah tangga
petani selama satu musim tanam, pengeluaran rumah tangga petani umumnya
lebih banyak dikeluarkan untuk kebutuhan non makanan dengan pengeluaran
tertinggi adalah kebutuhan pendidikan. Luas lahan minimum rata-rata yang harus
diusahakan petani untuk keluar dari standar kemiskinan BPS adalah 0,66 Ha dan
luas lahan minimum yang harus diusahakan petani agar dapat memenuhi
kebutuhannya selama satu musim tanam adalah 0,91 Ha serta luas lahan minimum
bagi petani untuk dapat sejahtera adalah strata 3 dengan luas lahan lebih dari 1 Ha,
namum di daerah penelitian tingkat kesejahteraan petani pada umumnya belum
terpenuhi.

Kata Kunci: Luas Lahan Minimum, Tingkat Pendapatan, Tingkat


Pengeluaran, Kesejahteraan Petani

i
ABSTRACT

AYDO NOVILA PUTRA (170304163) with the thesis title is “Analysis of


Minimum Land Area for Improving the Welfare of Rice Paddy Farmers (Case
Study: Sinuruik village (Nagari), Talamau District, West Pasaman Regency)”
This research was supervised by Mr. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec as the
Head Supervisor Commission and Mrs. Nurul Fajriah Pinem, S.P, M.P as the
Member of the Supervisor Commission.

This research is aimed to compare the comparison of income and expenditure


levels, a large area of land to meet farmers' needs and to monitor the minimum
land area to improve the welfare of rice farmers in the study area. The sampling
method is determined by stratified random (stratified random sampling). The data
analysis method used is farm analysis, household pattern analysis, income
comparison analysis and descriptive analysis.
The results of research that the level of income and the level of expenditure in the
study area were quite diverse, the comparison results showed that the average
farmer's income was smaller than the expenditure for farmer household needs
during one planting season, the farmer household expenditure was generally
more spent on non-food needs. the highest expenditure is the need for education.
The average minimum land area that farmers must cultivate to get out of the BPS
poverty standard is 0.66 Ha and the minimum land area that farmers must
cultivate in order to meet their needs during one planting season is 0.91 Ha and
the minimum land area for farmers to be able to prosperous is strata 3 with a
land area of more than 1 ha, however in the research area the level of welfare of
farmers has generally not been fulfilled.
Keywords: Minimum Land Area, Income Level, Expenditure Level, Farmer
Welfare

ii
RIWAYAT HIDUP

Aydo Novila Putra, lahir di Paraman pada tanggal 14 November 1998. Penulis

adalah anak dari Bapak Asrizal dan Ibu Yuninar yang merupakan anak kedua dari

dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2005 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 14 Talamau dan lulus pada

tahun 2011.

2. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Talamau dan

lulus pada tahun 2014.

3. Tahun 2014 masuk Selolah Menengah kejuruan di SMK Negeri 1 Talamau dan

lulus pada tahun 2017.

4. Tahun 2017 menempuh pendidikan sarjana (S1) di Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur program beasiswa

Afirmasi Dikti.

5. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara daring di Desa

Pariksabungan Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Provinsi

Sumatera Utara pada tahun 2020 dari bulan Juli.

6. Melaksanakan Penelitian di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau

Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan nikmatnya berupa kesempatan dan kesehatan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul penelitan

dalam skripsi ini adalah "Analisis Luas Lahan Minimum Untuk Peningkatan

Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat". Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penyelesaian Skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan

dan bimbingan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih penulis terkhusus kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec selaku ketua komisi pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan dukungan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P., M.P selaku anggota komisi pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk dapat membimbing, mengarahkan

dan memberi motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini

sampai dengan selesai.

iv
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis sampai saat ini serta seluruh

pegawai Program Studi Agribisnis maupun Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu seluruh proses adrimistrasi bagi penulis.

4. Kedua Orang tua tercinta yaitu Bapak Asrizal dan Ibu Yuninar yang selalu

memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi dan khususnya doa kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana di Program

Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada seluruh petani sampel penelitian yang telah bersedia meluangkan

waktu dan kesempatannya untuk penulis bisa mewawancarai serta mengambil

data penelitian demi kesempurnaan penelitian skripsi ini.

6. Kepada Seluruh teman-teman seperjuangan satu angkatan 2017 yang telah

banyak membantu dan memberi semangat bagi penulis selama proses

perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini.

Namun Penulis masih menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan dan

kelemahan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan serta kendala penulis

sendiri. Oleh karena itu, penulis meminta maaf atas segala kekurangan dan

mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi

ini. penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11


2.1 Tinjuan Pustaka............................................................................................11
2.1.1 Usahatani Padi.......................................................................................11
2.1.2 Lahan.....................................................................................................13
2.1.3 Kebutuhan Rumah Tangga Petani.........................................................15
2.2 Landasan Teori.............................................................................................16
2.2.1 Pendapatan Rumah Tangga Petani........................................................16
2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani.......................................................17
2.2.3 Luas Lahan minimum............................................................................19
2.2.4 Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani.......................................21
2.3 Penelitian Terdahulu.....................................................................................23
2.4 Kerangka Pemikiran.....................................................................................25
2.5 Hipotesis Penelitian......................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28


3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian...........................................................28
3.2 Metode Penentuan Sampel...........................................................................28
3.3 Metode Pengumpulan Data..........................................................................31
3.4 Metode Analisis Data...................................................................................31
3.5 Definisi dan Batasan Operasional................................................................34
3.5.1 Definisi..................................................................................................34
3.5.2 Batasan Operasional..............................................................................34

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN..............................................36


4.1 Deskripsi Daerah Penelitian.........................................................................36
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian.....................................................36

vi
4.1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan....................................36
4.1.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin........................................37
4.1.4 Distribusi Penduduk Menurut Umur.....................................................38
4.1.5 Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan...............................................39
4.1.6 Sarana dan Prasarana.............................................................................40
4.2 Karakteristik Sampel Penelitian...................................................................41
4.2.1 Umur......................................................................................................41
4.2.2 Jenis Kelamin.........................................................................................42
4.2.3 Jenjang Pendidikan................................................................................42
4.2.4 Jumlah Tanggungan...............................................................................43
4.2.5 Lama Berusahatani................................................................................44
4.2.6 Luas Lahan Usahatani............................................................................45
4.2.7 Status Kepemilikan Lahan.....................................................................46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................47


5.1 Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani...................................47
5.1.1 Pendapatan Usahatani............................................................................47
5.1.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani.......................................................48
5.1.2.1 Pengeluaran Kebutuhan Makanan......................................................48
5.1.2.2 Pengeluaran Kebutuhan Non Makanan..............................................49
5.1.2.3 Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani...........................................55
5.1.3 Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran.............................56
5.2 Luas Lahan Minimum Kebutuhan Petani Padi Sawah.................................57
5.3 Luas Lahan Minimum Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah.......59

BAB VI PENUTUP.............................................................................................61
6.1 Kesimpulan...................................................................................................61
6.2 Saran.............................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1.1 Luas Lahan Panen Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 4
2016-2020 (Hektar)
1.2 Luas Lahan Panen (Ha) Padi Sawah Menurut Kabupaten 6
di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019
1.3 Jumlah Penduduk (Jiwa) dan luas Lahan Padi Sawah 7
(Ha) Menurut Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2019 (Ha)
1.4 Jumlah Penduduk (Kk) dan luas Lahan Padi Sawah (Ha) 7
Menurut Desa di Kecamatan Talamau Tahun 2020
3.1 Jumlah luas Lahan Padi Sawah (Ha) Menurut Desa di 28
Kecamatan Talamau Tahun 2020
3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian di Desa (Nagari) 31
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman
Barat
4.1 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan di Desa 37
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa 38
(Nagari)Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.3 Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa (Nagari) 38
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman
Barat
44 Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa 39
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.5 Sarana dan Prasarana di Desa (Nagari) Sinuruik 40
Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
4.6 Jumlah Sampel Berdasarkan Umur di Desa (Nagari) 41
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman
Barat
4.7 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa 42
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.8 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Desa 43
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.9 Jumlah Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan di 43
Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.10 Jumlah Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani di Desa 44
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.11 Jumlah Sampel Berdasarkan Luas Lahan di Desa 45

viii
(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat
4.12 Jumlah Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan 46
di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau
Kabupaten Pasaman Barat
5.1 Rata-rata Pendapatan Petani Berdasarkan Strata Luas 47
Lahan Per Musim Tanam (5 Bulan)
5.2 Pengeluaran Kebutuhan Makanan Rumah Tangga Petani 49
Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim Tanam
(5 Bulan)
5.3 Pengeluaran Kebutuhan Sandang Rumah Tangga Petani 50
Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim Tanam
(5 Bulan)
5.4 Pengeluaran Kebutuhan Pendidikan Rumah Tangga 51
Petani Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim
Tanam (5 Bulan)
5.5 Pengeluaran Kebutuhan Kesehatan Rumah Tangga 52
Petani Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim
Tanam (5 Bulan)
5.6 Pengeluaran Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) 53
dan Energi Rumah Tangga Petani Berdasarkan Strata
Luas Lahan Per Musim Tanam (5 Bulan)
5.7 Pengeluaran Kebutuhan Sosial Rumah Tangga Petani 54
Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim Tanam
(5 Bulan)
5.8 Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani Berdasarkan 55
Strata Luas Lahan Per Musim Tanam (5 Bulan)
5.9 Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Tingkat 56
Pengeluaran Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau
Kabupaten Pasaman Barat Dalam Strata Luas Lahan.
5.10 Perbandingan Rata-Rata Luas Lahan Minimum Petani 58
Dengan Rata- Rata Luas Lahan Yang Dimiliki Petani di
Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten
Pasaman Barat Dalam Strata Luas Lahan.
5.11 Perbandingan Rata-Rata Pendapatan Usahatani Perbulan 59
Dengan Upah Minimum Regional di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman
Barat Dalam Strata Luas Lahan.

ix
DAFTAR GAMBAR

Gamba
Judul Halaman
r
1.1 Perkembangan Luas Panen Padi Sawah di Indonesia 5
2016-2020
2.2 Skema Kerangka Pemikiran 26

x
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul


1 Karakteristik Petani Sampel di Desa (Nagari) Sinuruik
Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat.
2 Jumlah Input Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah Per
Musim Tanam
3 Penggunaan Biaya Tetap Usahatani Per Musim Tanam
4 Penggunaan Biaya Variabel Usahatani Per Musim Tanam
5 Lanjutan Penggunaan Biaya Variabel Usahatani Per Musim
Tanam
6 Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Bersih Usahatani Per
Musim Tanam
7 Kebutuhan Makanan Rumah Tangga Petani Per Musim
Tanam
8 Kebutuhan Sandang Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
9 Kebutuhan Pendidikan Rumah Tangga Petani Per Musim
Tanam
10 Kebutuhan Kesehatan Rumah Tangga Petani Per Musim
Tanam
11 Kebutuhan BBM dan Energi Rumah Tangga Petani Per
Musim Tanam
12 Kebutuhan Sosial Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
13 Total Biaya Pengeluaran Masing-Masing Kebutuhan Rumah
Tangga Petani Per Musim Tanam
14 Perbandingan Pendapatan Dengan Pengeluaran Rumah
Tangga Petani Per Musim Tanam
15 Perbandingan Total Pengeluaran Standar BPS Dengan Total
Pengeluaran Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
16 Perbandingan Luas Lahan Minimum Standar Petani Dan Luas
Lahan Minimum Untuk Mencukupi Kebutuhan Petani Selama
Satu Musim Tangan Dengan Luas Lahan Petani di Daerah
Penelitian
17 Perbandingan Rata-Rata Pendapatan Usahatani Perbulan
Dengan Upah Minimum Regional di Daerah Penelitian

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani. Dengan hamparan lahan yang luas, sumberdaya yang

melimpah dan beriklim tropis sehingga cahaya matahari dan hujan selalu ada

sepanjang tahun, hal ini membuat negara Indonesia sangat baik untuk penanaman

tanaman tropis seperti padi. Kebutuhan produksi padi diproyeksikan dari jumlah

penduduk, konsumsi per kapita per tahun, kebutuhan agroindustri, jumlah

cadangan pemerintah, kebutuhan benih padi dan jumlah ekspor atau transfer.

Jumlah konsumsi beras penduduk Indonesia ratarata 84,552 kg per kapita per

tahun dengan perhitungan rata-rata per minggu konsumsi beras per kapita sebesar

1,626 kg x 52 minggu selama satu tahun (BPS Indonesia, 2015).

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor

yang sangat penting peranannya di dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat

dengan jelas dari peranan sektor pertanian dalam menampung penduduk serta

memberikan lapangan kerja melalui kegiatan produksi dan konsumsi. Dalam

memenuhi kebutuhan konsumsi seperti kebutuhan beras masyarakat, pemerintah

harus menetapkan luas lahan pertanian yang harus tetap ada untuk petani

melakukan kegiatan usahatani padi. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis

bagi pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan

transportasi. Dalam sektor pertanian, lahan merupakan sumberdaya yang sangat

penting baik bagi petani maupun bagi pembangunan pertanian, hal ini didasarkan

1
pada kenyataan bahwa di Indonesia sebagai negara agraris semua kegiatan

pertanian masih berumur pada lahan karena lahan berperan penting dalam

kegiatan produksi yang dapat menghasilkan kebutuhan pangan yang dibutuhkan

oleh setiap manusia (Putri, R.Z., 2015).

Kebutuhan pangan yang diiringi dengan keberadaan petani pangan di Indonesia

identik dengan menyoroti rumah tangga miskin di pedesaan. Upaya pengentasan

kemiskinan pedesaan merupakan upaya peningkatan taraf hidup petani secara

signifikan (Ditjen Tanaman Pangan, 2016). Untuk hal ini, berbagai program

pemerintah dengan alokasi anggaran yang makin meningkat, seperti pemberian

subsidi pupuk, peningkatan sumber daya manusia (SDM), peningkatan akses

permodalan, peningkatan akses pasar dan perbaikan teknologi. Namun, upaya ini

belum menolong sebagian besar petani untuk keluar dari belenggu kemiskinan.

Maka untuk mandat pengentasan kemiskinan petani pangan, perlu dicermati

kembali bahwa kemiskinan di pedesaan, tidak boleh hanya dilihat sebagai

persoalan kultural tetapi harus dipandang sebagai persoalan struktural (A, Rianse

2009).

Jumlah kemiskinan petani di Indonesia bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan

pada sumber daya manusia saja, akan tetapi faktor skala lahan garapan petani

yang tidak mencapai skala ekonomi juga turut berpengaruh terhadap pendapatan

petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian dan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang Wilayah, lahan pertanian makin menyusut

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 luas baku sawah nasional mencapai 7,465

juta hektar dibandingkan dengan luas pada tahun 2013 sebesar 7,75 juta Hektar.

2
Terdapat penyusutan lahan sebesar 285.000 Hektar dalam rentang waktu 2013-

2019 atau rata-rata lahan sawah beralih fungsinya sebesar 47.500 Hektar per tahun

(Badan Pusat Statistik 2020)

Kepemilikan lahan akan menjadi faktor yang penting mengingat dengan

tersedianya lahan produktif rumah tangga dengan lapangan usaha pertanian akan

mendapatkan hasil yang baik. Namun dengan keterbatasan lahan yang dimiliki

oleh petani berpotensi membuat petani hanya menjadi buruh upahan pada sistem

perkebunan, yang berujung pada kemiskinan struktural. Saat harga pangan mahal,

petani yang berupah rendah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pangannya.

Hal ini menyebabkan bertambahnya angka gizi buruk di Indonesia. Ujungnya

dapat ditebak kemiskinan dan kelaparan menjadi masalah besar (Puspadi, Dkk.

2005).

Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani padi sawah adalah luas lahan

yang diusahakan petani, apabila luas lahan yang dimiliki oleh petani lebih kecil

dari luas lahan standar maka petani masih belum bisa memenuhi kebutuhannya.

Luas lahan berpengaruh terhadap produksi padi dan pendapatan petani. Semakin

luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi

dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan lahan yang

baik (Soekartawi, 2003).

Terkait dengan luas lahan khususnya luas lahan panen padi, berdasarkan data

Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Total luas lahan panen padi nasional pada tahun 2020 yaitu seluas 10,79 juta

3
hektar, luasan ini mengalami penurunan drastis sebesar 3,33 juta hektar jika

dibandingkan pada tahun 2015 lalu total luas lahan padi nasional mencapai seluas

14,12 juta hektar.

Tabel 1.1 Luas Lahan Panen Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2016-
2020
(Hektar)
Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020
Aceh 429,486 470,351 329,515 310,012 320,753
Sumatera Utara 885,576 988,068 408,176 413,141 400,301
Sumatera Barat 491,876 538,277 313,050 311,671 309,365
Riau 99,430 92,684 71,448 63,142 71,632
Jambi 165,207 170,092 86,202 69,536 86,233
Sumatera Selatan 1,014,35 999,972 581,574 539,317 551,242
1
Bengkulu 148,277 165,342 65,891 64,407 64,933
Lampung 796,768 839,750 511,940 464,103 544,061
Kep. Bangka 15,530 16,080 17,233 17,088 20,451
Belitung
Kep. Riau 186 197 375 356 360
DKI Jakarta 1,002 787 673 623 934
Jawa Barat 2,073,20 2,089,29 1,707,25 1,578,83 1,613,82
3 1 3 6 9
Jawa Tengah 1,953,59 2,010,46 1,821,98 1,678,47 1,684,74
3 5 3 9 6
DI Yogyakarta 158,132 158,818 93,956 111,477 111,948
Jawa Timur 2,278,46 2,285,23 1,751,19 1,702,42 1,761,88
0 2 1 6 2
Banten 416,452 428,628 344,836 303,732 325,450
Bali 139,529 141,491 110,978 95,319 94,730
Nusa Tenggara Barat 450,662 471,728 289,242 281,666 272,193
Nusa Tenggara 259,270 307,988 218,232 198,867 180,833
Timur
Kalimantan Barat 496,358 507,698 286,476 290,048 279,835
Kalimantan Tengah 266,974 244,969 147,571 146,145 144,212
Kalimantan Selatan 547,449 569,993 323,091 356,246 292,027
Kalimantan Timur 80,344 94,394 64,961 69,708 72,253
Kalimantan Utara 30,601 23,983 13,707 10,295 11,605
Sulawesi Utara 135,623 161,861 70,352 62,020 63,716
Sulawesi Tengah 228,346 243,070 201,279 186,100 180,510
Sulawesi Selatan 1,129,12 1,188,91 1,185,48 1,010,18 978,193
2 0 4 9
Sulawesi Tenggara 173,118 171,398 136,673 132,344 132,987
Gorontalo 66,199 77,209 56,631 49,010 50,557
Sulawesi Barat 121,421 140,841 65,303 62,581 64,657
Maluku 21,490 25,736 29,052 25,977 29,644

4
Maluku Utara 25,264 27,478 13,412 11,701 10,608
Papua Barat 6,370 6,701 7,767 7,192 7,420
Papua 50,500 52,536 52,411 54,132 52,713
Indonesia 15,156,1 15,712,0 11,377,9 10,677,8 10,786,8
66 15 34 87 14
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional (Diolah)

Luas Lahan Panen Padi Sawah Nasional (Ha)


18,000,000

16,000,000

14,000,000

12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

0
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1.1 Perkembangan Luas Panen Padi Sawah di Indonesia 2016 -2020

Masalah baru yang akan dihadapi masyarakat yaitu berkurangnya lahan untuk

melakukan usahatani sawah sedangkan jumlah penduduk semakin meningkat.

Salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Barat adalah Kabupaten

Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman Barat mempunyai peranan penting dalam

perekonomian untuk kesejahteraan petani sebagai salah satu Kabupaten yang

masih berkembang. Komoditi yang paling dominan di Kabupaten Pasaman Barat

adalah padi. Namun luas lahan panen padi sawah di Kabupaten Pasaman Barat

menurut data BPS Provinsi Sumatera Barat dalam angka 2020 hanya sekitar

9.309,02 Ha yang menduduki peringkat 3 terendah dari 12 Kabupaten di Provinsi

Sumatera Barat.

5
Tabel 1.2 Luas Lahan Panen (Ha) Padi Sawah Menurut Kabupaten di
Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2019
No Kabupaten Luas Lahan Padi (Ha)
1. Kep. Mentawai 829,32
2. Pesisir Selatan 39.205,89
3. Solok 34.116,65
4. Sijunjung 14.795,81
5. Tanah Datar 34.615,67
6. Padang Pariaman 32.362,44
7. Agam 32.622,02
8. Lima Puluh Kota 32.612,23
9. Pasaman 34.261,39
10. Solok Selatan 14.725,29
11. Dharmasraya 7.112,57
12. Pasaman Barat 9.309,02
Total 286.568,30
Sumber: Badan Pusat Statistik, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2020
(Diolah)

Seiring dengan kebutuhan pangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin

pesat, luas lahan padi sawah akan semakin kecil untuk diusahakan oleh para

petani khususnya di Kabupaten Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat

terdapat beberapa kecamatan, salah satu Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat

yang umum masyarakatnya adalah petani padi sawah yaitu Kecamatan Talamau.

Jumlah penduduk di Kecamatan Talamau menurut BPS Pasaman barat dalam

angka 2020 berkisar 27.470 Jiwa dengan luas lahan padi sawah garapan petani

hanya sekitar 260 Ha.

6
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk (Jiwa) dan luas Lahan Padi Sawah (Ha)
Menurut
Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2019
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Lahan Padi (Ha)
1. Sungai Beremas 26.471 143
2. Ranah Batahan 27.721 344
3. Koto Balingka 31.442 84
4. Sungai Aur 38.511 137
5. Lembah Melintang 50.257 417
6. Gunung Tuleh 21.748 120
7. Talamau 27.470 260
8. Pasaman 81.748 140
9. Luhak Nan Duo 45.402 188
10. Sasak Ranah Pasisie 15.200 17
11. Kinali 77.752 307
Total 443.722 2.157
Sumber: Badan Pusat Statistik, Pasaman Barat Dalam Angka 2020 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dilihat bahwasannya luas lahan di Kecamatan

Talamau Masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak

seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang semakin

meningkat.

Salah satu Desa yang ada di Kecamatan Talamau dengan Luas lahan padi sawah

terkecil adalah Desa (Nagari) Sinuruik. Desa (Nagari) Sinuruik memiliki jumlah

rumah tangga sebesar 2.025 dengan luas lahan padi sawah yang menjadi garapan

petani hanya seluas 649,3 Ha, artinya pemenuhan untuk kebutuhan pangan masih

terbatas untuk Desa (Nagari) Sinuruik dan tingkat kesejahteraan petani khususnya

padi sawah masih sangat rendah.

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk (Kk) dan luas Lahan Padi Sawah (Ha) Menurut
Desa di Kecamatan Talamau Tahun 2020
Desa (Nagari) Jumlah rumah Tangga Luas Lahan Padi (Ha)
Kajai 3.099 1.687,7
Talu 2.097 924,6
Sinuruik 2.045 649,3
Total 443.722 3.261,6

7
Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Talamau 2020 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.4, dapat dilihat bahwasannya luas lahan di Desa (Nagari)

Sinuruik berada pada tingkat terendah dengan luas lahan sebesar 649,3 Ha.

Sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 2.045 kk, hal ini tentunya akan

mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Talamau khususnya di

Desa (Nagari) Sinuruik.

Berdasarkan data jumlah rumah tangga dan luas lahan yang dimiliki petani padi

sawah di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau yang tidak sebanding, maka

perlu dilakukan penelitian dengan judul analisis luas lahan minimum untuk

peningkatan kesejahteraan petani padi sawah di Desa (Nagari) Sinuruik,

Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran petani

padi sawah di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten

Pasaman Barat?

2. Berapa luas lahan minimum yang harus diusahakan petani padi sawah untuk

keluar dari garis kemiskinan dan luas lahan minimum untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau,

Kabupaten Pasaman Barat?

3. Berapa luas lahan minimum untuk peningkatan kesejahteraan petani padi

sawah di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman

Barat?

8
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbandingan tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran

petani padi sawah di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau,

Kabupaten Pasaman Barat.

2. Untuk mengetahui luas lahan minimum yang harus diusahakan petani padi

sawah agar dapat keluar dari garis kemiskinan dan luas lahan minimum untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan

Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

3. Untuk mengetahui luas lahan minimum yang harus diusahakan petani padi

sawah dalam peningkatan kesejahteraan di Desa (Nagari) Sinuruik,

Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai luas lahan minimum untuk peningkatan

kesejahteraan petani padi sawah di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan

Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

2. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan informasi dan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam

membuat kebijakan terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan petani padi

sawah.

9
4. Bagi Petani, sebagai bahan masukan bagi petani padi sawah dalam

peningkatan pendapatannya dan kesejahteraan.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjuan Pustaka

2.1.1 Usahatani Padi

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana seorang petani

mengkoordinasi dan mengorganisasikan faktor produksi seefisien mungkin

sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi petani (Suratiyah, 2015).

Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah di temukan, apalagi

kita yang tinggal di pedesaan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman

padi. Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok.

Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang

lebih 25 spesies, terbesar di daerah tropis dan di daerah subtropis, seperti Asia dan

Afrika. Padi yang sekarang ada merupakan persilangan antara Oryza officinalis

dan Oryza sativa L (Mubaroq, 2013).

Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan pokok

karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai

pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai

akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri

pangan dan pakan (Yusuf, 2010).

Menurut Utama (2015), di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang

dikenal oleh umat manusia, namun tidak semuanya mempunyai nilai ekonomis.

Spesies yang dibudidayakan oleh petani umumya adalah spesies Oryza sativa L.

Tanaman padi termasuk dalam:

11
Divisi: Spermathopyta

Kelas: Monokotiledon

Ordo: Glumeflorae

Famili: Gramineae

Genus: Oryza

Spesies: Oryza sativa L.

Tanaman padi dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu padi kering yang tumbuh di

lahan kering dan padi sawah yang memerlukan air menggenang dalam jumlah

yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Herawati, 2012).

a. Padi sawah. Ciri khusus padi sawah adalah adanya penggenangan selama

pertumbuhan tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah berstruktur

lumur. Tanah yang ideal untuk sawah harus memiliki kandungan liat minimal

20%. Waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang dari empat minggu

sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan

perataan. Sebelum diolah lahan digenangi air terlebih dahulu sekitar tujuh hari.

b. Padi gogo. Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering, sumber air

seluruhnya tergantung pada curah hujan. Tanaman padi gogo membutuhkan

curah hujan lebih dari 200 mm per bulan selama tidak kurang dari tiga bulan.

Lahan kering yang digunakan untuk padi gogo di Indonesia umumnya adalah

lahan marjinal yang sebenarnya kurang menguntungkan untuk pertumbuhan

tanaman. Kebutuhan benih untuk padi gogo lebih banyak daripada padi sawah,

yaitu sekitar 50 kg per ha. Hal ini disebabkan karena persentase pertumbuhan

padi gogo lebih kecil. Padi gogo memiliki kelebihan yaitu tidak perlu disemai

terlebih dahulu, benih dapat langsung ditanam dalam lubang.

12
2.1.2 Lahan

Lahan adalah bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian fisik termasuk

iklim, topografi/relief, hidrologi, bahkan keadaan vegetasi yang secara potensial

akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

(FAO, 1976) dalam Tupi, Tio Diharjo (2014)

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dalam kegiatan pertanian.

Skala usaha tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya

suatu usaha pertanian. Sering dijumpai semakin luasnya lahan yang dipakai untuk

usaha pertanian, akan semakin tidak efisien lahan tersebut, dikarenakan

penggunaan obat-obatan seperti penggunaan pestisida dan insektisida yang

berlebihan pula. Hal itu didasarkan pemikiran bahwa luasnya lahan

mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi

akan berkurang karena sebab-sebab sebagai berikut:

1. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit,

pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja, penggunaan pupuk dan pestisida harus

dilakukan secara efisien dan tidak berlebihan agar kemampuan lahan untuk

berproduksi tetap terjaga.

2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada akhirnya

akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut. Semakin majunya

zaman banyak masyarakat yang beralih profesi dari petani ke non-petani

seperti kegiatan berdagang maupun dibidang jasa yang kemudian akan

berdampak pada kegiatan pertanian karena tenaga kerja dalam bidang pertanian

semakin berkurang.

13
3. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam skala

luas tersebut, dalam kegiatan pertanian diperlukan adanya modal untuk

keperluan benih, obat-obatan dan juga upah untuk tenaga kerja, jika modal

sedikit maka akan mempengaruhi luasan kegiatan pertanian, begitupun

sebaliknya. (Soetriono, dkk, 2006).

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian. Secara

umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami, maka semakin besar jumlah

produksi yang dihasilkan lahan tersebut. Satuan luas lahan pertanian antar satu

daerah dengan daerah lainnya berbeda. Ditinjau dari keperluannya satuan luas

lahan pertanian dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu (Nurmala, 2012):

1. Satuan luas yang berlaku secara internasional, misalnya Hektar (ha) atau Are.

2. Satuan luas lahan yang berlaku secara nasional, misalnya hektar (ha) dan meter

persegi (m2).

3. Satuan luas lahan yang berlaku secara regional (provinsi), misalnya bahu,

tumbak, atau bata (Jawa Barat), dan rantai (Sumbar).

4. Satuan luas lahan yang berlaku lokal, misalnya piring.

Luas lahan yang sempit, upaya pengawasan faktor produksi akan semakin baik,

namun luas lahan yang terlalu sempit cenderung menghasilkan usaha yang tidak

efisien pula. Produktivitas tanaman pada lahan yang terlalu sempit akan berkurang

bila di bandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas

(Soekartawi, 2003).

14
2.1.3 Kebutuhan Rumah Tangga Petani

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh

bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan dari satu

dapur berarti pembiayaan keperluan apabila pengurusan kebutuhan sehari-hari

dikelola bersama-sama (Badan Pusat Statistik, 2013)

Kebutuhan rumah tangga terdiri dari konsumsi pangan dan non pangan. Secara

umum konsumsi rumah tangga yaitu semua nilai barang jasa yang diperoleh,

dipakai atau dibayar oleh rumah tangga tetapi tidak untuk keperluan usaha dan

tidak untuk menambah kekayaan atau investasi. Secara umum kebutuhan

konsumsi rumah tangga berupa kebutuhan pangan dan non pangan, dimana

kebutuhan keduanya berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas lebih dahulu

mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sehingga dapat dilihat pada

kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah sebagian besar pendapatan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun demikian seiring

pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan

menurun dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan non pangan (Sugiarto,

2008).

Setiap orang atau keluarga mempunyai tingkat kebutuhan konsumsi yang

dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi

tingkat konsumsi nya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang

yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah

barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan

15
tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang (Prayudi,

2000).

Dalam realitanya tingkat pengeluaran akan berbanding lurus dengan tingkat

pendapatan. Semakin besar pendapatan masyarakat maka akan semakin besar

tingkat pengeluaran. Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat pendapatan

tinggi terhadap kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa,

pakaian, dan barang tahan lama (kendaraan, perhiasan dan sebagainya) biasanya

lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah

(Royyan, 2006).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pendapatan Rumah Tangga Petani

Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang atau perusahaan dalam

bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa (rent), bunga (interest), laba (profit),

dan sebagainya, bersama-sama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun,

dan lain sebagainya. Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya

dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang

berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja,

dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, maupun laba,

secara berurutan (Jaya, 2011).

Dalam menghitung biaya dan pendapatan usahatani dapat digunakan tiga macam

pendekatan yaitu pendekatan nominal (Nominal Approach), pendekatan nilai yang

akan datang (Future Value Approach), dan pendekatan nilai sekarang

(Present Value Approach). Khusus untuk tanaman semusim, pendekatan yang

16
dipakai adalah pendekatan nominal (Nominal Approach). Pendekatan nominal

memakai perhitungan harga yang berlaku tanpa memperhitungkan nilai uang dan

waktu (Time Value of Money) sehingga dapat langsung dihitung jumlah

pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam satu periode proses produksi usahatani

(Suratiah, K, 2009).

Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang bersifat reguler yang

diterima sebagai balas jasa. Sedangkan pendapatan petani adalah total penerimaan

yang diperoleh petani dari penerimaan dari usahatani yang diusahakan nya

dikurangi dengan total pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan. Jumlah

pendapatan yang besar menunjukkan besarnya modal yang dimiliki petani untuk

mengelola usahataninya sedangkan jumlah pendapatan yang kecil menunjukkan

investasi yang menurun sehingga berdampak buruk bagi usahatani. Untuk

menghitung besar pendapatan petani dapat ditentukan melalui Selisih antara

penerimaan (TR) dan semua biaya (TC), dituliskan sebagai berikut:

Pd = TR - TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue (Penerimaan)

TC = Total Cost (Biaya Total)

(Soekartawi, 2011).

17
2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani

Secara umum besaran pengeluaran rumah tangga dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu pengeluaran makanan dan bukan makanan berupa kebutuhan perumahan,

sandang, pendidikan, kesehatan, bahan bakar dan tabungan. Tingkat pengeluaran

pada kedua kelompok untuk masing-masing pada luas lahan yang berbeda. Pada

umumnya, besarnya nilai pengeluaran rumah tangga di pedesaan bervariasi sesuai

dengan besarnya pendapatan yang mereka peroleh. Fenomena ini akan terjadi bila

pendapatan rendah akan lebih mengutamakan kebutuhan subsistem nya, terutama

kebutuhan pengeluaran bahan makanan dibanding lainnya. Berbeda halnya bila

pendapatan yang diperoleh semakin tinggi akan terjadi pergeseran antara

kebutuhan bahan makanan dengan kebutuhan bahan bukan makanan

(Nurmanaf, R. Dkk. 2004).

Pola pengeluaran dapat didasarkan pada teori konsumsi Keynes atas hukum

psikologis yang mendasar tentang konsumsi. Muana (2005:109) menjelaskan:

apabila pendapatan mengalami kenaikan, maka konsumsi atau pengeluaran juga

akan mengalami kenaikan. Pengeluaran atau konsumsi merupakan fungsi dari

pendapatan disposibel.

Pola pengeluaran antar-rumah tangga tidak akan pernah sama persis. Akan tetapi

memiliki perbedaan keteraturan dalam pola pengeluaran secara umum. Pola

pengeluaran ini bisa juga disebut pola konsumsi (sebab konsumsi merupakan

suatu bentuk pengeluaran). Pola konsumsi berasal dari kata pola dan konsumsi.

Pola adalah bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan konsumsi adalah pengeluaran

yang dilakukan oleh individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa

18
untuk memenuhi kebutuhan. Jadi, pola konsumsi adalah bentuk (struktur)

pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa guna

memenuhi kebutuhan.

Samuelson dan Nordhaus (2004) menjelaskan keteraturan pola konsumsi secara

umum yang dilakukan oleh rumah tangga atau keluarga. Keluarga-keluarga

miskin membelanjakan pendapatan mereka terutama untuk memenuhi kebutuhan

hidup berupa makanan dan perumahan. Setelah pendapatan meningkat,

pengeluaran makan menjadi naik sehingga makanan menjadi bervariasi. Akan

tetapi ada batasan uang ekstra yang digunakan untuk pengeluaran makanan ketika

pendapatan mereka naik. Oleh karena itu, ketika pendapatan semakin tinggi,

proporsi pengeluaran makanan menjadi menurun dan akan beralih pada kebutuhan

bukan makan seperti pakaian, rekreasi, barang mewah, dan tabungan.

Dalam pola pengeluaran petani atau pola konsumsi rumah tangga petani,

Pengeluaran petani yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan untuk

kebutuhan hidup dalam jangka waktu satu tahun yang terdiri dari pengeluaran

pangan dan pengeluaran non pangan yang dinyatakan dalam rupiah per tahun atau

musim tanam. Total pengeluaran petani dapat dirumuskan sebagai berikut:

TP = Pp + Pn

Keterangan:

Tp = Total pengeluaran petani (Rp/Mt)

Pp = Pengeluaran untuk pangan (Rp/Mt)

Pn = Pengeluaran untuk nonpangan (Rp/Mt)

19
2.2.3 Luas Lahan minimum

Luas lahan minimum didefinisikan sebagai pengukur tingkat pendapatan petani

yang dipakai dalam pemenuhan barang dan jasa yang di perlukan untuk konsumsi

rumah tangga baik kebutuhan pangan maupun kebutuhan non pangan dan

kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian untuk selanjutnya

(Departemen Pertanian, 2013).

Luas maksimum dan minimum tanah pertanian ditetapkan dalam Undang Undang

56 Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian. Undang-Undang ini

menyatakan bahwa seseorang atau orang-orang yang dalam penghidupannya

merupakan satu keluarga bersama-sama hanya diperbolehkan menguasai tanah

pertanian, baik miliknya sendiri atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya

sendiri bersama kepunyaan orang lain, yang jumlah luasnya tidak melebihi batas

maksimum yang telah ditentukan (Pasal 1 Undang-Undang No. 56 Tahun 1960).

Luas maksimum tanah pertanian di suatu daerah ditentukan oleh faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Tersedianya tanah-tanah yang masih dapat dibagi.

2. Kepadatan penduduk.

3. Jenis-jenis dan kesuburan tanahnya (diadakan perbedaan antara sawah dan

tanah kering, diperhatikan apakah ada perairan yang teratur atau tidak).

4. Besarnya usahatani yang sebaik-baiknya (“the best farm size”) menurut

kemampuan satu keluarga, dengan mengerjakan beberapa buruh tani.

5. Tingkat kemajuan teknik pertanian sekarang ini Selain menetapkan luas

maksimum, UUPA memandang perlu pula diadakannya penetapan luas

20
minimum dengan tujuan supaya setiap keluarga petani mempunyai tanah yang

cukup luasan nya untuk dapat mencapai taraf penghidupan yang layak.

2.2.4 Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Teori kesejahteraan (welfare theory) pada umumnya diadopsi dari teori Smith

dalam bukunya The Wealth of Nation (1776), bahwa individu memiliki hasrat

untuk memenuhi keinginannya dan kebutuhannya. Dengan kecenderungan

individu untuk selalu berusaha memuaskan keinginannya, maka kesejahteraan

akan dicapai pada saat kepuasan mencapai tingkat optimum. Pencapaian tingkat

kepuasan inilah yang menjadi kajian ilmuwan ekonomi.

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,

maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir

27 batin yang memungkinkan setiap warga Negara untuk mengadakan usaha-

usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, rumah tangga serta masyarakat (Rambe, 2011).

Secara nasional terdapat pengukuran kesejahteraan keluarga yaitu pengukuran

yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut Badan Pusat Statistik

(2013) untuk mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari 8 indikator antara

lain:

1. Pendapatan.

2. Kebutuhan rumah tangga.

3. Kesehatan,

4. Keamanan.

5. Perumahan.

21
6. Kecintaan terhadap pekerjaan.

7. Hubungan sosial dan keluarga.

8. Pendidikan

Tingkat kesejahteraan dipengaruhi langsung oleh pendapatan. Adanya perbedaan

pendapatan di pengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga, tingkat pengeluaran

untuk tanggungan keluarga yang besar dan tidak sama dengan tingkat pengeluaran

tanggungan keluarga kecil. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh

kepala rumah tangga dalam jangka waktu selama satu bulan untuk digunakan

keluarga dalam memenuhi kebutuhan. Pendapatan dijadikan tolak ukur untuk

mengetahui kesejahteraan seseorang yaitu dengan melihat pendapatan perkapita

per bulan dari satu keluarga.

Tingkat kesejahteraan rumahtangga secara nyata dapat diukur dari tingkat

pendapatan dibandingkan dengan kebutuhan minimum untuk hidup layak.

Kebutuhan hidup yang layak dapat dilihat dari tingkat Upah Minimum Regional

masing-masing daerah, setiap daerah memiliki tingkat Upah Minimum yang

berbeda-beda dikarenakan tingkat kebutuhan dan daya beli yang berbeda.

Perubahan pada tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pola pengeluaran

rumahtangga, yang dibedakan menjadi dua yaitu untuk pengeluaran makanan dan

non makanan. Di Negara berkembang umumnya pengeluaran untuk makanan

masih merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Sebaliknya di negara yang relatif sudah maju, pengeluaran untuk aneka barang

dan jasa seperti untuk perawatan kesehatan, pendidikan. dan sebagainya

merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran rumahtangga. Perubahan angka

22
setiap persentase tersebut dalam setiap tahunnya dapat menunjukkan

perkembangan taraf hidup rumah tangga. (Badan Pusat Statistik, 2010).

2.3 Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Dwi Suprastyo (2020) yang berjudul Kebutuhan Lahan

Pertanian Minimum di Desa Nagrak Selatan Kecamatan Nagrak Kabupaten

Sukabumi, dengan tujuan penelitian adalah untuk melihat kebutuhan lahan

minimum yang dapat menopang kehidupan layak bagi satu rumah tangga petani di

Desa Nagrak Selatan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian

ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui gambaran rumah tangga

petani dan perannya dalam penentuan luas tanah pertanian dan metode kuantitatif

untuk menghitung kebutuhan tanah pertanian tiap rumah tangga petani. Data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis usahatani dan analisis

kebutuhan lahan minimum. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dibutuhkan

lahan seluas 7.429,57 m2 atau sekitar 0,74 ha untuk bisa hidup layak dengan

jumlah anggota satu keluarga petani yang berjumlah 4 orang dengan harga gabah

Rp.3.500, - dan tingkat produktivitas 0,98 kg/m2.

Menurut hasil penelitian Fifian Permata Sari dan Munajat (2019) yang berjudul

Analisis Luas Lahan Minimum untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Petani Padi

Sawah di Kecamatan Jayapura Kabupaten OKU Timur, dengan tujuan penelitian

adalah untuk menganalisis pendapatan, pengeluaran dan luas lahan minimum

yang harus dimiliki petani padi sawah untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan penarikan

contoh menggunakan acak berlapis tak berimbang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) pendapatan rata-rata petani dengan luas lahan 0, 25 Ha sebesar Rp.

23
3.852. 750/Mt, luas lahan 0, 50 Ha, pendapatan rata-rata Rp. 7.398. 220/Mt, luas

lahan 0, 75 Ha, pendapatan rata-rata Rp. 13.037. 100/Mt, luas lahan 1 Ha,

pendapatan rata-rata Rp. 16.791. 050/Mt, luas lahan 1, 25 Ha, pendapatan rata-rata

Rp. 21.247. 000/Mt, luas lahan 1, 50 Ha, pendapatan rata-rata Rp. 25.525. 250/Mt,

luas lahan 1, 75 Ha, pendapatan rata-rata sebesar Rp. 29.366. 800/Mt, dan petani

dengan luas lahan 2 Ha, pendapatan rata-rata Rp. 32.385. 000/mt. (2) pengeluaran

petani dengan luas lahan 0, 25 Ha sebesar Rp. 9.559. 000/Mt, luas lahan 0, 50 Ha

sebesar Rp. 12.375. 000/Mt, luas lahan 0, 75 Ha sebesar Rp. 14.578. 000/Mt, luas

lahan 1 Ha sebesar Rp. 16.290. 000/Mt, luas lahan 1, 25 Ha sebesar Rp. 20.703.

500/Mt, luas lahan 1, 50 Ha sebesar Rp. 20.699. 000/Mt, luas lahan 1, 75 Ha

sebesar Rp. 23.106. 500/Mt, dan pengeluaran petani yang memilki luas lahan 2 Ha

sebesar Rp. 26.684. 000/mt. (3) Luas lahan minimum yang harus diusahakan

petani agar dapat memenuhi kebutuhannya adalah 1 Ha.

Menurut hasil penelitian Dian Arya Pratama, dkk (2017) yang berjudul Analisis

Luas Lahan Usahatani Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Layak Rumah Tangga

Petani Padi Di Kota Mataram, dengan tujuan penelitian adalah untuk melihat

berapa besar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) petani di Kota Mataram,

menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi lahan, bibit, tenaga

kerja, pupuk, dan pestisida terhadap produksi padi di Kota Mataram, dan

menganalisis luas lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani pada

usahatani padi di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Unit analisis adalah rumah tangga petani. Penelitian dilaksanakan pada enam

kecamatan di Kota Mataram. Pengumpulan data menggunakan teknik survei.

Penentuan daerah penelitian secara sensus, pengambilan sampel secara

24
proporsional random sampling. Jenis data adalah data kualitatif dan data

kuantitatif. Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan petani lebih tinggi dibandingkan dengan

kebutuhan hidup layak, pendapatan petani minimal sebesar Rp 2.511.763 per

lahan luas garapan sedangkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebesar Rp

2.411.944 per bulan. Hasil regresi secara serentak menunjukkan bahwa semua

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah produksi padi

dengan Signifikan F sebesar 0,000b lebih kecil dari 0,05 (taraf nyata). Sedangkan

secara parsial, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi adalah luas lahan,

pupuk NPK phonska dan signifikan pada taraf 5%. Uji asumsi klasik menunjukan

bahwa data ber distribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas, tidak ada auto

korelasi, dan tidak terjadi heteroskedasrtisitas. Luas lahan minimum yang harus

dimiliki oleh rumah tangga seluas 0,91 ha untuk memenuhi Kebutuhan Hidup

Layaknya (KHL).

2.4 Kerangka Pemikiran

Petani padi sawah memiliki usahatani dan kebutuhan pengeluaran selama satu

musim tanam. Kebutuhan petani padi sawah terdiri dari kebutuhan pengeluaran

pangan dan non pangan yang besarannya dapat mempengaruhi pola pengeluaran

rumah tangga petani selama satu musim tanam. Pola pengeluaran rumah tangga

petani terdiri dari cukup dan tidak cukup, pola pengeluaran tidak cukup

dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki petani dalam melakukan usahatani.

Selain luas lahan, pendapatan juga turut mempengaruhi pola pengeluaran rumah

tangga petani dan luas lahan minimum untuk petani bisa memenuhi kebutuhan

hidup sesuai standar serta petani untuk bisa sejahtera. Maka, untuk mengetahui

25
kesejahteraan petani pada skala luas lahan tertentu diperlukan analisis luas lahan

minimum untuk peningkatan kesejahteraan petani padi sawah. Kerangka

pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Petani Padi Sawah


Pangan
Usahatani Padi Sawah Kebutuhan
Non Pangan

Cukup
Pendapatan UsahaTani PengeluaranRumah
tanggga petani
Tidak Cukup

Luas Lahan Luas LahanMilik Petani


Minimum

Kebutuhan Cukup Kebutuhan Standar


Petani BPS

KesejahteraanPetani

Keterangan:
: Menyatakan ada hubungan: Terdiri dari

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran petani padi sawah di Desa

(Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat relatif

26
beragam, hasil perbandingan menunjukan tingkatan pendapatan lebih kecil dari

tingkat pengeluaran. Pola pengeluaran lebih banyak pada pengeluaran non

makanan.

2. Luas lahan minimum yang harus diusahakan petani agar dapat keluar dari garis

kemiskinan menurut standar BPS adalah 0,5 Ha berada di kelompok strata luas

lahan 2 dan luas lahan minimum yang harus diusahakan petani agar dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya adalah 0,5-1 Ha berada di strata luas lahan 2

dan strata luas lahan 3.

3. Luas lahan minimum dalam peningkatan kesejahteraan petani padi sawah di

Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat

berdasarkan perbandingan nilai Upah Minimum Regional (UMR) adalah >1 Ha

berada di kelompok luas lahan strata 3, di daerah penelitian rata-rata luas lahan

belum memenuhi untuk petani bisa sejahtera dalam satu musim tanam.

27
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau,

Kabupaten Pasaman Barat. Penentuan daerah dilakukan secara sengaja dengan

pertimbangan bahwa Desa (Nagari) Sinuruik merupakan salah satu desa dengan

rata-rata jumlah penduduknya berprofesi sebagai petani padi sawah. Selain itu, di

Desa (Nagari) Sinuruik jumlah luas lahan yang dimiliki masyarakatnya lebih kecil

dari pada Desa (Nagari) lain yang ada di Kecamatan Talamau.

Tabel 3.1 Jumlah luas Lahan Padi Sawah (Ha) Menurut Desa di Kecamatan
Talamau Tahun 2020
No Desa (Nagari) Luas Lahan Padi (Ha)
1. Kajai 1.687,7
2. Talu 924,6
3. Sinuruik 649,3
Total 3.261,6
Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Talamau 2020 (Diolah)

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin

meningkat khususnya di Desa (Nagari) Sinuruik, skala luas lahan ini tentunya

akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani yang ada di Desa (Nagari)

Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 117). Sedangkan

28
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki lahan sendiri di Desa

(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Penarikan

sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak bertingkat

proporsional (Proporsional Stratified Random Sampling), metode ini digunakan

karena populasi nya tidak homogen, mengacu pada pendapat Sugiyono

(2011;120) bahwa “Proporsional Stratified Random Sampling” digunakan bila

populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan ber strata secara

proporsional.

Dalam metode sampling ini, sebelum menentukan sampel, maka populasi

digolongkan terlebih dahulu ke dalam golongan-golongan atau strata-strata

menurut suatu kriteria tertentu. Kriteria yang di pakai dalam penelitian ini

berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani, populasi petani dikelompokkan

menjadi tiga tingkat (strata), yaitu:

Strata I : Petani yang memiliki luas lahan ≤ 0,5 Ha.

Strata II : Petani yang memiliki luas lahan 0,5 – 1 Ha.

Strata III : Petani yang memiliki luas lahan > 1 Ha.

Untuk menentukan jumlah petani yang akan di jadikan sample maka metode yang

di gunakan untuk menentukan besar sample yaitu menggunakan Metode Slovin.

Menurut Supranto (2000), metode ini di pakai karena ukuran populasi nya

diketahui dengan pasti. Metode ini mengasumsikan populasi besar dan sample

29
berasal dari populasi yang heterogen, maka di lakukan pengelompokan atau

stratifikasi terlebih dahulu.

30
Secara sistematis dinyatakan dengan rumus:
N
n = 1+Ne²

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir (15%)

Dari data Informasi pertanian yang didapat dari Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP) Kecamatan Talamau, jumlah keluarga petani padi sawah yang ada di Desa

(Nagari) Sinuruik adalah 914 KK. Besaran sampel yang diambil adalah 42 KK

dihitung berdasarkan rumus Slovin Untuk menentukan besar sampel dengan

rumus sebagai berikut:

N
n = 1+Ne²

914
n=
1+(914 ) (0,15)²

n = 42,3

n = 42 Petani

Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi berstrata sehingga sampel yang

diambil juga berstrata. Untuk mengukur jumlah sampel maka memerlukan

penghitungan untuk mendapatkan sampel yang proporsional (Sugiyono, 2010:

73).

31
Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian di Desa (Nagari) Sinuruik
Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
NO Luas Lahan Populasi petani Perhitungan Sampel
(Ha) (KK)
1 < 0,5 117 117/914 X 42 6
2 0,5 – 1 572 572/914 X 42 26
3 >1 225 225/914 X 42 10
Jumlah Total 914 42
Sumber: Data Primer 2020 (Diolah)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan

petani di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat

melalui kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari instansi atau dinas terkait dengan penelitian seperti Dinas Pertanian

Kabupaten Pasaman Barat dan kantor penyuluh pertanian lapangan Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat serta dari berbagai literatur, jurnal, buku, dan

internet yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, analisis yang digunakan adalah metode

kuantitatif, yaitu dengan menghitung besaran pendapatan usahatani dan

pengeluaran rumah tangga petani selama satu musim tanam dengan menggunakan

metode:

1. Analisis usahatani

Analisis usahatani digunakan untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh

dari usahatani padi sawah selama satu musim tanam, pendapatan adalah hasil

penerimaan dikurang dengan total biaya.

32
a. Penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus berikut:

TR = Y x Py

Keterangan:

TR = Total penerimaan (Rp/Mt)

Y = Jumlah Produksi (Kg)

Py = Harga jual (Rp)

b. Total biaya usahatani dapat dihitung dengan rumus berikut:

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = Total biaya (Rp/Mt)

FC = Biaya Tetap (Rp/Mt)

VC = Biaya variabel (Rp/Mt)

c. Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan rumus berikut:

Pd = TR - TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan (Rp/Mt)

TR = Total penerimaan (Rp/Mt)

TC = Total biaya (Rp/Mt)

2. Analisis pola pengeluaran

33
Analisis pola pengeluaran digunakan untuk mengetahui pengeluaran rumah

tangga petani selama satu musim tanam. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

TP = Pp + Pn

Keterangan:

Tp = Total pengeluaran petani (Rp/Mt)

Pp = Pengeluaran untuk pangan (Rp/Mt)

Pn = Pengeluaran untuk non pangan (Rp/Mt)

Untuk identifikasi masalah 2, analisis yang digunakan adalah metode

kuantitatif, yaitu dengan membandingkan antara pendapatan petani dari skala luas

lahan milik petani saat ini dengan pendapatan yang seharusnya dimiliki petani

sesuai dengan tingkat pengeluaran standar kriteria BPS. Maka dapat ditentukan

luas minimum rata-rata yang harus dimiliki petani untuk keluar dari garis

kemiskinan dan mencukupi kebutuhan pengeluaran rumah tangga petani selama

satu musim tanam.

Untuk identifikasi masalah 3, analisis yang digunakan adalah metode deskriptif

kuantitatif, yaitu melihat perbandingan antara pendapatan petani dengan Upah

Minimum Regional (UMR) daerah penelitian. Hasil selisih perbandingan tersebut

dapat dilihat jika pendapatan petani lebih besar dari nilai UMR maka rumah

tangga petani di kategorikan sejahtera, sedangkan jika pendapatan petani lebih

kecil dari nilai UMR maka rumah tangga petani di kategorikan belum sejahtera

serta dapat ditentukan luas lahan minimum untuk peningkatan kesejahteraan

petani dalam strata luas lahan.

34
3.5 Definisi dan Batasan Operasional

3.5.1 Definisi

1. Usahatani padi sawah merupakan sistem budidaya yang dilakukan oleh petani

dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi demi memperoleh keuntungan.

2. Luas lahan minimum merupakan luas lahan yang harusnya dimiliki atau

diusahakan petani untuk keluar dari kemiskinan menuju kesejahteraan (Ha).

3. Tingkat pengeluaran adalah seluruh pengeluaran petani dalam memenuhi

kebutuhan pangan maupun non pangan.

4. Produksi adalah seluruh hasil budidaya dihitung per musim tanam.

5. Biaya Produksi merupakan total biaya variabel dan biaya tetap dihitung per

musim tanam.

6. Penerimaan usahatani merupakan total produksi (Kg) dikalikan harga jual

(Kg/Ha) dihitung per musim tanam.

7. Pendapatan bersih usahatani adalah total penerimaan (Rp) dikurangi biaya

(Rp) dalam satu musim tanam.

8. Kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsunng dalam bentuk angka atau bilangan

9. Kualitatif merupakan jenis data dalam bentuk verbal tidak dapat di analisis

secara bilangan angka.

10. UMR (Upah Minimum Regional) adalah upah yang diterima seriap karyawan

per bulannya dari pekerjaanya berdasarkan pengeluaran minimum nya.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau

Kabupaten Pasaman Barat.

35
2. Sampel Penelitian adalah petani padi sawah yang terdiri dari tingkat (strata)

yang ditentukan berdasarkan luas lahan sawah yang dimiliki oleh petani di

Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat.

3. Waktu penelitian adalah tahun 2020.

4. Biaya yang dihitung adalah biaya yang dikeluarkan pada tahun 2020.

5. Penerimaan yang dihitung pada penelitian ini adalah penerimaan petani padi

sawah pada tahun 2020.

6. Pengeluaran yang dihitung adalah pengeluaran yang dipakai pada tahun 2020.

7. UMR yang dipakai adalah UMR tahun 2020

36
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa (Nagari) Sinuruik yang terletak di Kecamatan

Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Desa (Nagari) Sinuruik memiliki luas

wilayah 2,936 Ha. Letak geografis Desa (Nagari) Sinuruik terletak pada 0°11’20’’

N - 0°18’28.5’’ N dan 99°49’18’’E - 100°1’15’’ E dengan topografi pada

ketinggian

± 300 – 800-meter diatas permukaan laut dan memiliki temperatur suhu udara

berkisar antara 27°C - 35°C serta memiliki curah hujan berkisar 311,10

mm/tahun. Secara administratif, Desa (Nagari) Sinuruik memiliki batas-batas

daerah yaitu sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa (Nagari) Cubadak

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa (Nagari) Kajai

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa (Nagari) Kiawai

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa (Nagari) Talu

4.1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan

Luas wilayah daerah penelitian berdasarkan penggunaan lahan pada tahun 2020

menurut fungsinya dibagi atas lahan sawah, perkebunan, hutan rakyat dan

pemukiman penduduk. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan di Desa

(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut:

37
Tabel. 4.1 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
Lahan Sawah 649 22,10
Lahan Perkebunan 377 12,84
Hutan Rakyat 898 30,59
Pemukiman Penduduk 1.012 34,47
Jumlah 2,936 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa (Nagari) Sinuruik 2020

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan menurut

fungsinya di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman

Barat paling besar digunakan untuk pemukiman penduduk dengan luas 1.012 Ha

dalam rata-rata persentase sebesar 34,47% dan yang paling rendah adalah lahan

perkebunan dengan luas 377 Ha dalam rata-rata persentase sebesar 12,84%

sementara untuk penggunaan lahan sawah dengan luas 649 Ha dalam rata-rata

persentase sebesar 22,10%. Hal ini menunjukan bahwa luas lahan untuk sawah

lebih tinggi daripada perkebunan, maka dari itu penduduk di daerah penelitian

lebih banyak berprofesi sebagai petani padi sawah daripada petani kebun.

4.1.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten

Pasaman Barat pada tahun 2020 berjumlah 10.581 orang, terdiri dari jenis kelamin

laki-laki dan perempuan. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Desa

(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut:

38
Tabel. 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 5.170 48,86
Perempuan 5.411 51,14
Jumlah 10.581 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa (Nagari) Sinuruik 2020

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jumlah distribusi penduduk

menurut jenis kelamin di daerah penelitian paling banyak adalah penduduk yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah 5.411 orang dengan rata-rata persentase

sebesar 51,14%. Sedangkan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah

5.170 dengan rata-rata persentase sebesar 48,86%.

4.1.4 Distribusi Penduduk Menurut Umur

Jumlah distribusi penduduk menurut umur pada tahun 2020 di Desa (Nagari)

Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada

Tabel 4.3 berikut:

Tabel. 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa (Nagari) Sinuruik


Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
0-15 2.952 27,90
16-55 6.234 58,92
>55 1.395 13,18
Jumlah 10.581 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa (Nagari) Sinuruik 2020

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa jumlah distribusi penduduk

menurut umur paling banyak adalah penduduk yang berusia 16-55 tahun

berjumlah 6.234 orang dengan rata-rata persentase sebesar 58,92% dari seluruh

total penduduk. Sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah penduduk

39
berusia lebih dari 55 tahun berjumlah 1.395 dengan rata-rata persentase sebesar

13,18% dari seluruh total penduduk di daerah penelitian.

4.1.5 Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan

Penduduk di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman

Barat memiliki pekerjaan yang cukup beragam. Distribusi penduduk menurut

pekerjaan di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman

Barat dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel. 4.4 Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa (Nagari)


Sinuruik
Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Buruh Tani 189 3,88
Petani 3.518 72,27
Peternak 184 3,78
Pedagang 308 6,33
Tukang Kayu 96 1,97
Tukang Batu 74 1,52
Penjahit 20 0,41
PNS 321 6,59
TNI/Polri 10 0,21
Perangkat Desa 15 0,31
Pengrajin 87 1,79
Industri Kecil 46 0,94
Jumlah 4.868 100,00
Sumber: Kantor Kepala Desa (Nagari) Sinuruik 2020

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa jumlah distribusi penduduk

menurut pekerjaan di daerah penelitian mayoritas penduduknya bekerja sebagai

petani dengan jumlah 3.518 orang dalam rata-rata persentase sebesar 72,27% dari

seluruh total penduduk yang bekerja. Hal ini disebabkan karena di daerah

penelitian pada umumnya, mata pencaharian masyarakat bergantung pada

penggunaan lahan sawah untuk dijadikan usahatani setiap tahunnya.

40
4.1.6 Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana di Desa (Nagari) Sinuruik, Kecamatan

Talamau, Kabupaten Pasaman Barat sudah cukup baik jika dilihat dari jumlah

ketersediaan bagi masyarakat. Sarana dan prasarana di Desa (Nagari) Sinuruik

Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat dari Tabel 4.5

berikut:

Tabel. 4.5 Sarana dan Prasarana di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan


Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
Gedung SLTA 2
Gedung SLTP 4
Gedung SD 12
Gedung TK 7
Gedung TPA/MDA 24
Tempat Ibadah 39
Puskesmas 2
Polindes 8
Poskamling 7
Pondok Al-Quran 1
Pasar Desa (Nagari) 1
Kantor Kepala Desa (Nagari) 1
Jumlah 108
Sumber: Kantor Kepala Desa (Nagari) Sinuruik 2020

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa jumlah sarana dan prasarana di

daerah penelitian sudah cukup baik dengan fasilitas paling banyak adalah fasilitas

pendidikan dengan total 49 unit. Tempat ibadah seperti mesjid dan mushala

sebanyak 39 unit. Fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan polindes sebanyak

10 unit. Fasilitas keamanan seperti poskamling sebanyak 7 unit dan beberapa

fasilitas pendukung lainnya seperti pondok al-quran, pasar dan kantor kepala desa

masing-masing sebanyak 1 unit.

41
4.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki lahan

usahatani sebanyak 42 orang. Karakteristik petani sampel meliputi umur, jenis

kelamin, jenjang pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusahatani, luas lahan

usahatani dan status kepemilikan lahan.

4.2.1 Umur

Umur merupakan hal penting untuk diketahui, karena dengan adanya perbedaan

umur akan mengakibatkan perbedaan dalam kekuatan untuk berusahatani

sehingga berpengaruh terhadap pendapatan usahatani dan pola pengeluaran rumah

tangga petani dalam satu musim tanam. Jumlah sampel berdasarkan umur di Desa

(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat

pada

Tabel 4.6 berikut:

Tabel. 4.6 Jumlah Sampel Berdasarkan Umur di Desa (Nagari) Sinuruik


Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
20-40 4 9,62
41-60 32 76,19
>60 6 14,29
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase umur petani

sampel penelitian yang paling banyak adalah petani dalam kisaran umur 41-60

tahun, dengan jumlah rata-rata persentase sebesar 76,19% dari seluruh sampel

penelitian dan yang paling sedikit adalah petani dalam kisaran umur 20-40 tahun

dengan jumlah rata-rata persentase sebesar 9,62% di daerah penelitian.

42
4.2.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam sampel penelitian ini juga turut berpengaruh terhadap kinerja

usahatani sehingga mengakibatkan perbedaan pendapatan usahatani dan pola

pengeluaran rumah tangga petani dalam satu musim tanam. Jumlah sampel

berdasarkan jenis kelamin di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau

Kabupaten Pasaman Barat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel. 4.7 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa (Nagari)


Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 36 85,71
Perempuan 6 14,29
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa bahwa rata-rata persentase petani

sampel penelitian yang memiliki lahan usahatani berdasarkan jenis kelamin paling

banyak adalah laki-laki dengan jumlah rata-rata persentase sebesar 85,71% dari

seluruh total jumlah sampel dan selebihnya perempuan dengan jumlah rata-rata

persentase sebesar 14,29% di daerah penelitian.

4.2.3 Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan dapat berpengaruh terhadap pemahaman petani dalam

usahatani sehingga menyebabkan adanya perbedaan pendapatan dan pola

pengeluaran rumah tangga petani. Semakin tinggi jenjang pendidikan petani maka

diharapkan pendapatan usahataninya juga meningkat. Jumlah sampel berdasarkan

jenjang pendidikan di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten

Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

43
Tabel. 4.8 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Jenjang Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 13 30,95
SMP 12 28,57
SMA 16 38,10
KULIAH 1 2,38
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel penelitian

berdasarkan jenjang pendidikan pada umumnya lebih banyak petani yang tamat

pendidikan SMA berjumlah 16 orang dengan rata-rata persentase sebesar 38,10%

dan yang paling sedikit adalah petani berpendidikan tamat kuliah berjumlah 1

orang dengan rata-rata persentase sebesar 2,38% di daerah penelitian.

4.2.4 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan petani sampel sangat berpengaruh terhadap pola pengeluaran

rumah tangga petani, semakin banyak jumlah tanggungan petani sampel maka

pola pengeluaran rumah tangga petani akan semakin tinggi. Apabila pola

pengeluaran lebih tinggi dari pendapatan usahatani maka rumah tangga petani

masih kategori belum sejahtera. Jumlah sampel berdasarkan jumlah tanggungan di

Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dapat

dilihat pada

Tabel 4.9 berikut:

Tabel. 4.9 Jumlah Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Desa


(Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Jumlah Tanggungan
Jumlah (Orang) Persentase (%)
(Orang)
1-2 15 35,72
3-4 23 54,76

44
>4 4 9,52
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel penelitian

berdasarkan jumlah tanggungan rata-rata yang paling banyak adalah petani yang

memiliki jumlah tanggungan 3-4 orang dalam satu rumah tangga petani dengan

jumlah 15 orang dalam rata-rata persentase sebesar 54,76% dan yang paling

sedikit adalah petani memiliki jumlah tanggungan lebih dari 4 orang dalam satu

rumah tangga petani dalam rata-rata persentase sebesar 9,52% di daerah

penelitian.

4.2.5 Lama Berusahatani

Lama berusahatani memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani. Hal ini

disebabkan oleh semakin lama petani dalam perusahaannya maka petani akan

semakin berpengalaman dalam bertani. Pengalaman ini berpengaruh terhadap

bagaimana cara berusahatani yang baik dengan hasil produksi yang tinggi. Jumlah

sampel berdasarkan lama berusahatani di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel. 4.10 Jumlah Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani di Desa


(Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
10-20 13 30,95
21- 40 26 61,90
>40 3 7,14
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

45
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel penelitian

berdasarkan lama berusahatani paling banyak adalah petani dengan lama

berusahatani 21-41 tahun berjumlah 26 orang dalam rata-rata persentase sebesar

61,90% dan yang paling sedikit adalah petani dengan lama berusahatani lebih dari

40 tahun berjumlah 3 petani sampel dalam rata-rata persentase sebesar 7,14% di

daerah penelitian.

4.2.6 Luas Lahan Usahatani

Luas lahan usahatani milik petani sampel berpengaruh pada besaran pendapatan

usahatani yang diperoleh, semakin luas lahan garapan petani maka produksinya

semakin tinggi sehingga pendapatan juga ikut naik. Luas lahan usahatani pada

penelitian ini di bagi menjadi 3 strata luas lahan, yaitu strata 1 dengan luas lahan

kurang dari 0,5 Hektar, strata 2 dengan luas lahan 0,5-1 Hektar dan strata 3

dengan luas lahan lebih dari 1 Hektar satuan luas lahan. Jumlah Sampel

Berdasarkan Luas Lahan di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau

Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel. 4.11 Jumlah Sampel Berdasarkan Luas Lahan di Desa (Nagari)


Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Luas lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
< 0,5 6 14,29
0,5 – 1 26 61,90
<1 10 23,81
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa jumlah total petani sampel

berdasarkan luas lahan, jumlah petani yang paling banyak memiliki luas

lahan 0,5-1 Ha berjumlah 26 orang dengan persentase sebesar 61,90% dan yang

46
paling sedikit adalah kurang dari 0,5 Ha berjumlah 6 orang dengan persentase

sebesar 14,29% di daerah penelitian.

4.2.7 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan milik petani sampel berpengaruh terhadap besarnya

pendapatan usahatani. Petani sampel yang memiliki lahan dengan status lahan

sewa tentunya akan mengeluarkan biaya tambahan berupa sewa lahan, hal ini

mempengaruhi besarnya input usahatani. Jumlah sampel berdasarkan status

kepemilikan lahan di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten

Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel. 4.12 Jumlah Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Desa


(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman
Barat
Status kepemilikan lahan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Sendiri 30 71,43
Sewa 12 28,57
Jumlah 42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa jumlah petani sampel penelitian

berdasarkan status kepemilikan lahan paling banyak adalah kepemilikan lahan

dengan status milik sendiri berjumlah 30 orang dalam rata-rata persentase sebesar

71,43% dan selebihnya kepemilikan lahan dengan status sewa berjumlah 12 orang

dengan rata-rata persentase sebesar 28,57% di daerah penelitian.

47
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani

5.1.1 Pendapatan Usahatani

Sumber pendapatan rumah tangga petani diperoleh dari kegiatan usahatani yang

dilakukan, usahatani pada umumya di kelompokkan menjadi tiga yaitu usahatani

tanaman semusim, usahatani tanaman tahunan atau perkebunan dan usahatani

peternakan. Dalam penelitian ini sumber pendapatan rumah tangga petani yang

dibahas berasal dari usahatani padi sawah di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Pendapatan diperoleh dengan menghitung

selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya produksi yang dikeluarkan.

Pendapatan petani rata-rata dalam strata luas lahan di daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1 Rata-rata Pendapatan Petani Berdasarkan Strata Luas Lahan


Per Musim Tanam (5 Bulan)
Strata Rata-rata Total Rata-rata Pendapatan
Biaya (RP) Penerimaan (RP) Bersih (Rp)
1 4.686.520,00 9.093.333,33 4.406.813,33
2 7.567.006,12 17.667.692,31 10.100.686,19
3 14.764.746,60 37.433.000,00 22.668.253,40
Rata-rata 9.006.090,91 21.398.008,55 12.391.917,64
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 6, 2021

Berdasarkan Tabel 5.1, diperoleh bahwa rata-rata total biaya dalam usahatani padi

sawah di daerah penelitian pada strata luas lahan 1 (< 0,5 Ha) adalah sebesar

Rp 4.686.520,00 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9.093.333,33 sehingga

rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 4.406.813,33

per musim tanam. Rata-rata total biaya dalam usahatani padi sawah pada luas

48
lahan strata 2 (0,5-1 Ha) adalah sebesar Rp 7.567.006,12 dengan rata-rata

penerimaan sebesar Rp 17.667.692,31 sehingga rata-rata pendapatan bersih yang

diperoleh petani adalah sebesar Rp 10.100.686,19 per musim tanam. Sedangkan

pada strata luas lahan 3 (>1 Ha) rata-rata total biaya usahatani padi sawah sebesar

Rp 14.764.746,60 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 37.433.008,55

sehingga rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani adalah sebesar

Rp22.668.253,40 per musim tanam satu tahun.

Pendapatan petani pada kelompok strata lahan yang luas memberikan kontribusi

yang lebih tinggi terhadap pendapatan rumah tangga petani. Begitu juga dengan

sebaliknya, kelompok strata luas lahan yang sempit memberikan kontribusi

pendapatan rumah tangga petani semakin kecil. Pendapatan rumah tangga petani

yang kecil pada kelompok penguasaan lahan sempit diakibatkan oleh hasil

produksi pertanian yang sedikit. Hal ini sangatlah wajar apabila petani kelompok

penguasaan lahan kecil di daerah penelitian melakukan diversifikasi pendapatan di

luar usahatani padi sawah.

5.1.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani

5.1.2.1 Pengeluaran Kebutuhan Makanan

Pengeluaran kebutuhan makanan adalah jumlah yang harus dikeluarkan rumah

tangga petani untuk kebutuhan pokok seperti makanan. Pengeluaran ini terdiri

dari beras, ikan atau protein, sayur dan buah serta bahan makanan lainnya.

Tingkat pengeluaran setiap rumah tangga petani memiliki nilai yang berbeda

tergantung pada jumlah pendapatan usahatani dan jumlah tanggungan anggota

keluarga rumah tangga petani. Tingkat pengeluaran kebutuhan makanan rumah

49
tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam di daerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Pengeluaran Kebutuhan Makanan Rumah Tangga Petani


Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Tahun
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Beras (Rp) 27.156.000,00 121.567.200,00 53.472.000,00
Ikan dan Protein (Rp) 16.932.000,00 73.452.000,00 30.852.000,00
Sayur dan Buah (Rp) 10.533.600,00 51.175.200,00 21.343.200,00
Bahan Makanan
8.208.000,00 43.488.000,00 18.528.000,00
Lainnya (Rp)
Total 62.829.600,00 289.682.400,00 124.195.200,00
Rata-rata 15.707.400,00 72.420.600,00 31.048.800,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 7, 2021

Berdasarkan Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan makanan

rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam pada

kelompok luas lahan strata 1 adalah sebesar Rp 26.179.000,00 dengan rata-rata

sebesar

Rp 4.363.166,67. Kelompok luas lahan strata 2 total pengeluaran kebutuhan

makanan sebesar Rp 120.701.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 4.642.346,15.

Sedangkan kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan makanan

sebesar Rp 51.748.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 5.174.800,00. Pengeluaran

terbesar setiap strata luas lahan adalah pengeluaran untuk kebutuhan beras

sebanyak Rp 84.248.000,00 (42%) dan pengeluaran yang paling kecil adalah

kebutuhan bahan makanan lainnya sebanyak Rp 29.260.000,00 (15%).

5.1.2.2 Pengeluaran Kebutuhan Non Makanan

Pengeluaran kebutuhan non makanan adalah jumlah yang harus dikeluarkan

rumah tangga petani untuk kebutuhan selain makanan. Pengeluaran kebutuhan

50
non makanan secara umum terdiri atas pengeluaran kebutuhan sandang,

kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan, kebutuhan bahan bakar dan energi

serta kebutuhan sosial.

A. Kebutuhan Sandang

Pengeluaran kebutuhan sandang adalah jumlah yang harus dikeluarkan rumah

tangga petani untuk kebutuhan primer seperti pakaian. Dalam penelitian ini

pengeluaran kebutuhan sandang dibagi menjadi pengeluaran kebutuhan dewasa

laki-laki, dewasa perempuan, remaja dan anak-anak. Pengeluaran kebutuhan

sandang rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam dapat

dilihat pada Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 Pengeluaran Kebutuhan Sandang Rumah Tangga Petani


Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Tahun
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Dewasa Laki-laki (Rp) 6.360.000,00 13.680.000,00 7.320.000,00
Dewasa Perempuan (Rp) 3.720.000,00 13.800.000,00 9.240.000,00
Remaja (Rp) 1.608.000,00 8.568.000,00 4.512.000,00
Anak-anak (Rp) 744.000,00 3.480.000,00 636.000,00
Total 12.432.000,00 39.528.000,00 21.708.000,00
Rata-rata 3.108.000,00 9.882.000,00 5.427.000,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 8, 2021

Berdasarkan Tabel 5.3, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan sandang

rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam pada

kelompok luas lahan strata 1 adalah sebesar Rp 5.180.000,00 dengan rata-rata

sebesar Rp 863.333,33. Kelompok luas lahan strata 2 total pengeluaran kebutuhan

sandang sebesar Rp 16.470.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 633.461,54 dan

kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan sandang sebesar

Rp 9.045.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 904.500,00. Jumlah rata-rata

51
pengeluaran kebutuhan sandang paling tinggi terdapat pada luas lahan strata 3 dan

paling rendah pada luas lahan strata 2.

B. Kebutuhan Pendidikan

Kebutuhan pendidikan adalah jumlah yang harus dikeluarkan rumah tangga petani

untuk kebutuhan biaya pendidikan anggota keluarga seperti Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir

(SLTA) dan Kuliah pada Perguruan Tinggi negeri maupun swasta. Pengeluaran

kebutuhan pendidikan rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per

musim tanam dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4 Pengeluaran Kebutuhan Pendidikan Rumah Tangga Petani


Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim Tanam Tahun
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
SD (Rp) 4.680.000,00 17.280.000,00 8.820.000,00
SLTP (Rp) 17.194.286,40 72.317.138,40 27.008.568,00
SLTA (Rp) 7.842.856,80 46.354.281,60 26.801.140,80
Kuliah (Rp) - 31.200.000,00 83.959.999,20
Total 29.717.143,20 167.151.420,00 146.589.708,00
Rata-rata 7.429.285,80 41.787.855,00 36.647.427,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 9, 2021

Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan

pendidikan rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam

pada kelompok luas lahan strata 1 adalah sebesar Rp 12.382.143,00 dengan rata-

rata sebesar Rp 2.063.690,50. Kelompok luas lahan strata 2 total pengeluaran

kebutuhan pendidikan sebesar Rp 69.646.425,00 dengan rata-rata sebesar Rp

2.678.708,65 dan kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan

sandang sebesar

Rp 61.079.045,00 dengan rata-rata sebesar Rp 6.107.904,50. Rata-rata

52
pengeluaran setiap sampel penelitian terdapat perbedaan, pengeluaran rata-rata per

sampel penelitian paling tinggi terdapat pada kelompok luas lahan strata 3 dan

rata-rata pengeluaran paling rendah yaitu kelompok luas lahan strata 1.

C. Kebutuhan Kesehatan

Kebutuhan kesehatan adalah jumlah yang harus dikeluarkan rumah tangga petani

untuk kebutuhan biaya kesehatan seperti obat-obatan, sabun, kosmetik, rokok dan

pengeluaran lainnya untuk kesehatan selama satu musim tanam. Jumlah

pengeluaran untuk kebutuhan kesehatan setiap sampel memiliki nilai yang

berbeda. Pengeluaran kebutuhan kesehatan rumah tangga petani berdasarkan

strata luas lahan per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut:

Tabel 5.5 Pengeluaran Kebutuhan Kesehatan Rumah Tangga Petani


Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Tahun
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Obat-obatan (Rp) 4.884.000,00 22.056.000,00 9.528.000,00
Sabun (Rp) 5.148.000,00 22.099.200,00 11.066.400,00
Kosmetik (Rp) 4.608.000,00 19.632.000,00 9.528.000,00
Lainnya (Rp) 16.308.000,00 64.740.000,00 29.592.000,00
Total 30.948.000,00 128.527.200,00 59.714.400,00
Rata-rata 7.737.000,00 32.131.800,00 14.928.600,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 10, 2021

Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan

kesehatan rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam

pada kelompok luas lahan strata 1 adalah sebesar Rp 12.895.000,00 dengan rata-

rata sebesar Rp 2.149.166,67. Kelompok luas lahan strata 2 total pengeluaran

kebutuhan kesehatan sebesar Rp 53.553.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp

2.059.730,77 dan kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan

kesehatan sebesar

53
Rp 24.881.000,00 dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 2.488.100,00. Jika

dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran kebutuhan kesehatan setiap sampel

penelitian antara kelompok strata luas lahan, pengeluaran paling besar pada

kelompok luas lahan strata 3 dan pengeluaran yang paling rendah adalah

kelompok luas lahan strata 2.

D. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Energi

Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan Energi adalah jumlah yang harus

dikeluarkan rumah tangga petani untuk kebutuhan biaya bahan bakar yang

menunjang kelangsungan hidup sehari-hari. Dalam penelitian ini kebutuhan BBM

dibagi menjadi beberapa pengeluaran yang umum seperti kebutuhan listrik, Gas

(LPG), minyak tanah, bensin, dan pengeluaran bahan bakar lainnya.

Jumlah pengeluaran kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan energi rumah

tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam dapat dilihat pada

Tabel 5.6 berikut:

Tabel 5.6 Pengeluaran Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Energi
Rumah Tangga Petani Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Tahun
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Listrik (Rp) 5.520.000,00 15.036.000,00 10.620.000,00
LPG (Rp) 3.312.000,00 13.584.000,00 7.392.000,00
Minyak Tanah (Rp) 120.000,00 2.520.000,00 1.440.000,00
Bensin (Rp) 11.400.000,00 30.960.000,00 13.560.000,00
Lainnya (Rp) 720.000,00 3.120.000,00 1.200.000,00
Total 21.072.000,00 65.220.000,00 34.212.000,00
Rata-rata 4.214.400,00 13.044.000,00 6.842.400,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 11, 2021

Berdasarkan Tabel 5.6, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan bahan

bakar minyak (BBM) dan energi per musim tanam pada kelompok luas lahan

54
strata 1 adalah sebesar Rp 8.780.000,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 1.463.333,33. Kelompok luas lahan strata 2 total pengeluaran kebutuhan bakar

minyak (BBM) dan energi sebesar Rp 27.175.000,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 1.045.192,31 dan kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan

bakar minyak (BBM) dan energi sebesar Rp 14.255.000,00 dengan rata-rata

sebesar Rp 1.425.500,00. Rata-rata pengeluaran paling tinggi yaitu terdapat pada

kelompok luas lahan strata 1 dan pengeluaran yang paling rendah terdapat pada

kelompok luas lahan strata 2.

E. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Sosial adalah jumlah yang harus dikeluarkan rumah tangga petani

untuk kebutuhan biaya sosial di masyarakat. Dalam penelitian ini pengeluaran

kebutuhan sosial dibagi atas beberapa pengeluaran seperti pengeluaran untuk

pesta adat, pengajian, arisan dan pengeluaran lainnya tidak terduga dalam satu

musim tanam. Jumlah pengeluaran kebutuhan sosial rumah tangga petani

berdasarkan strata luas lahan per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 5.7

berikut:

Tabel 5.7Pengeluaran Kebutuhan Sosial Rumah Tangga Petani


Berdasarkan Strata Luas Lahan Per Musim Tanam (5 Bulan)
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Pesta Adat (Rp) 2.880.000,00 10.620.000,00 4.440.000,00
Pengajian (Rp) 96.000,00 1.032.000,00 864.000,00
Arisan (Rp) 1.320.000,00 3.960.000,00 3.120.000,00
Lainnya (Rp) 720.000,00 3.120.000,00 1.200.000,00
Total 5.016.000,00 18.732.000,00 9.624.000,00
Rata-rata 1.003.200,00 3.746.400,00 1.924.800,00
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 12, 2021

55
Berdasarkan Tabel 5.7, dapat dilihat bahwa total pengeluaran kebutuhan sosial

kebutuhan sosial rumah tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim

tanam pada pada kelompok luas lahan strata 1 adalah sebesar Rp 2.090.000,00

dengan rata-rata sebesar Rp 348.333,33. Kelompok luas lahan strata 2 total

pengeluaran kebutuhan sosial sebesar Rp 7.805.000,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 300.192,31 dan kelompok luas lahan strata 3 total pengeluaran kebutuhan

sosial sebesar Rp 4.010.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 401.000,00. Rata-rata

pengeluaran paling tinggi yaitu terdapat pada kelompok luas lahan strata 3 dan

pengeluaran yang paling rendah terdapat pada kelompok luas lahan strata 2.

5.1.2.3 Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani

Total pengeluaran rumah tangga petani terdiri dari seluruh pengeluaran makanan

dan non makanan selama satu musim tanam. Total pengeluaran rumah tangga

petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam dapat dilihat pada

Tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8 Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani Berdasarkan Strata Luas
Lahan Per Musim Tanam (5 Bulan)
Kelompok Luas Lahan
Jenis Kebutuhan
Strata 1 Strata 2 Strata 3
Makanan (Rp) 26.179.000,00 120.701.000,00 51.748.000,00
Sandang (Rp) 5.180.000,00 16.470.000,00 9.045.000,00
Pendidikan (Rp) 12.382.143,00 69.646.425,00 61.079.045,00
Kesehatan (Rp) 12.895.000,00 53.553.000,00 24.881.000,00
BBM dan Energi (Rp) 8.780.000,00 27.175.000,00 14.255.000,00
Sosial (Rp) 2.090.000,00 7.805.000,00 4.010.000,00
Total 67.506.143,00 295.350.425,00 165.018.045,00
Rata-rata 11.251.023,83 11.359.631,73 16.501.804,50
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 13, 2021

Berdasarkan Tabel 5.8, dapat diketahui bahwa total biaya pengeluaran rumah

tangga petani berdasarkan strata luas lahan per musim tanam pada kelompok luas

56
lahan strata 1 yaitu sebesar Rp 67.506.143,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 11.251.023,83. Kelompok luas lahan strata 2 total biaya pengeluaran rumah

tangga petani sebesar Rp 295.350.425,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 11.359.631,73 dan kelompok luas lahan strata 3 total total biaya pengeluaran

rumah tangga petani sebesar Rp 165.018.045,00 dengan rata-rata sebesar

Rp 16.501.804,50. Rata-rata pengeluaran rumah tangga petani setiap kelompok

strata luas lahan paling tinggi terdapat pada kelompok luas lahan strata 3 dan yang

paling rendah terdapat pada kelompok luas lahan strata 1.

5.1.3 Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran

Perbandingan tingkat pendapatan dan pengeluaran petani padi sawah diperoleh

dengan menghitung selisih antara jumlah total pendapatan bersih petani padi

sawah dengan jumlah total pengeluaran rumah tangga petani selama satu musim

tanam. Perbandingan tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran rumah tangga

petani per musim tanam di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau

Kabupaten Pasaman Barat dalam strata luas lahan dapat dilihat pada Tabel 5.9

berikut:

Tabel 5.9 Perbandingan Tingkat Pendapatan Dan Tingkat Pengeluaran


Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat Dalam
Strata Luas Lahan.
Rata-rata Rata-rata
Strata Luas
pendapatan Pengeluaran Selisih (Rp)
Lahan
Usahatani (Rp) Usahatani (Rp)
1 4.406.813,00 11.251.023,83 - 6.844.210,50
2 10.100.686,00 11.359.631,73 - 1.258.945,54
3 22.668.253,00 16.501.804,50 6.166.448,90
Total 37.175.752,00 39.112.460,06 -1.936.707,14
Rata-rata 12.391.917,33 13.037.486,69 -645.569,05
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 14, 2021

57
Berdasarkan Tabel 5.9, dapat diketahui bahwa perbandingan rata-rata antara

pendapatan dengan pengeluaran petani setiap kelompok luas lahan, pada

kelompok luas lahan strata 1 pengeluaran petani lebih besar dari pendapatan

dengan selisih sebesar Rp 6.844.210,50 maka rata-rata pendapatan petani di

daerah penelitian belum mampu untuk mencukupi kebutuhan pengeluaran selama

satu musim tanam. Pada kelompok strata luas lahan 2 pengeluaran petani juga

lebih besar dari pendapatan dengan selisih sebesar Rp 1.258.945,54 maka untuk

kelompok strata luas lahan 2 rata-rata pendapatan petani juga belum mampu untuk

mencukupi kebutuhan pengeluaran selama satu musim tanam. Sedangkan untuk

kelompok strata luas lahan 3 pengeluaran petani lebih kecil dari pendapatan

dengan selisih pendapatan lebih tinggi sebesar Rp 6.166.448,90 maka pendapatan

petani sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan per musim tanam di daerah

penelitian.

5.2 Luas Lahan Minimum Kebutuhan Petani Padi Sawah

Luas lahan minimum adalah luas lahan yang seharusnya dimiliki atau diusahakan

petani padi sawah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cukup atau layak

petani harus memiliki luas lahan minimum untuk diusahakan. Luas lahan

minimum untuk memenuhi kebutuhan hidup petani padi sawah keluar dari garis

kemiskinan di daerah penelitian diperoleh dengan menghitung perbandingan

pendapatan petani pada skala luas lahan saat ini dengan pendapatan yang

seharusnya dimiliki petani pada skala luas lahan sesuai standar pengeluaran Badan

Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan kriteria BPS biaya standar satu orang petani

per musim tanam adalah Rp 2.338.845,00 dengan rata-rata pengeluaran standar

petani sampel di daerah penelitian sesuai standar tersebut sebesar Rp 9.299.693,21

58
sedangkan rata-rata pengeluaran petani saatt ini diperoleh dalam penelitian

sebesar Rp 12.568.443,17. Perbandingan rata-rata luas lahan minimum petani

dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di Desa (Nagari) Sinuruik

Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dalam strata luas lahan dapat

dilihat pada Tabel 5.10 berikut:

59
Tabel 5.10 Perbandingan Rata-Rata Luas Lahan Minimum Petani Dengan
Rata-Rata Luas Lahan Yang Dimiliki Petani di Desa (Nagari)
Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat Dalam
Strata Luas Lahan
Rata-rata Luas Rata-rata
Strata Rata-rata Rata-rata
Lahan Minimum Luas Lahan
Luas Standar Luas lahan
Petani Standar Minimum
Lahan Petani (Rp) Petani (Ha)
(Ha) Petani (Ha)
1 8.965.572,50 0,34 0,69 0,87
2 9.085.513,27 0,70 0,63 0,79
3 10.057.033,50 1,47 0,65 1,07
Rata-rata 9.299.693,21 0,83 0,66 0,91
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 16, 2021

Berdasarkan Tabel 5.10, dapat diketahui bahwa luas lahan minimum rata-rata

petani padi sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluar dari garis kemiskinan

menurut standar BPS pada strata 1 yaitu seluas 0,69 Ha dengan rata luas lahan

minimum untuk memenuhi kebutuhan saat ini seluas 0,87 Ha. Pada strata 2 luas

lahan minimum rata-rata petani padi sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluar dari garis kemiskinan menurut standar BPS yaitu seluas 0,63 Ha dengan

rata-rata luas lahan minimum untuk memenuhi kebutuhan saat ini seluas 0,79 Ha.

Pada strata 3 luas lahan minimum rata-rata petani padi sawah untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluar dari garis kemiskinan menurut standar BPS yaitu seluas

0,65 Ha dengan rata-rata luas lahan minimum untuk memenuhi kebutuhan saat ini

seluas 1,07 Ha dan rata-rata setiap strata luas lahan untuk luas lahan minimum

petani padi sawah dapat memenuhi kebutuhan hidup keluar dari garis kemiskinan

menurut standar BPS adalah seluas 0,66 Ha. Sedangkan rata-rata luas lahan

minimum untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran petani sampel ssaat ini di

daerah penelitian yaitu 0,91 Ha.

60
5.3 Luas Lahan Minimum Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah

Luas lahan minimum yang harus diusahakan petani padi sawah agar bisa

dikategorikan sejahtera dapat diukur melalui perbandingan pendapatan petani

per bulan dengan nilai Upah Minimum Regional (UMR) daerah penelitian. Nilai

UMR dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan petani, di Desa

(Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat nilai UMR pada

tahun 2020 berkisar di angka Rp 2.484.041,00. Perbandingan rata-rata pendapatan

usahatani per bulan dengan upah minimum regional di desa (Nagari) Sinuruik

Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dalam strata luas lahan dapat

dilihat

pada Tabel 5.11 berikut:

Tabel 5.11 Perbandingan Rata-Rata Pendapatan Usahatani Per bulan


Dengan
Upah Minimum Regional di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan
Talamau Kabupaten Pasaman Barat Dalam Strata Luas Lahan
Strata Luas Rata-rata pendapatan Nilai UMR
Selisih (Rp)
Lahan Usahatani (Rp) (Rp)
1 881.362,60 2.484.041,00 -1.602.678,40
2 2.020.137,20 2.484.041,00 -463.903,80
3 4.533.650,60 2.484.041,00 2.049.609,60
Total 7.435.150,40 7.452.123,00 -16.972,60
Rata-rata 2.478.383,47 2.484.041,00 -5.657,53
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 17, 2021

Berdasarkan Tabel 5.11, dapat diketahui bahwa perbandingan rata-rata

pendapatan usahatani per bulan dengan nilai UMR pada kelompok luas lahan

strata 1 terjadi defisit dari selisih perbandingan sebesar Rp 1.602.678,40 maka

rumah tangga petani belum bisa dikategorikan sejahtera. Kelompok luas lahan

strata 2 selisih perbandingan juga terjadi defisit sebesar Rp 463.903,80 maka

61
rumah tangga petani belum dikategorikan sejahtera. Sedangkan kelompok luas

lahan strata 3 selisih perbandingan juga terjadi surplus sebesar Rp 2.049.609,60

maka rumah tangga petani sudah dikategorikan sejahtera. Rata -rata selisih

perbandingan setiap strata luas lahan masih terjadi defisit sebesar Rp 5.657,53

maka rata-rata rumah tangga petani di daerah penelitian belum dikategorikan

sejahtera.

62
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat pendapatan dan pengeluaran petani padi sawah di Desa (Nagari)

Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat cukup beragam,

pada strata luas lahan 1 dan 2 tingkat pengeluaran lebih besar dari pendapatan

sehingga rata-rata pendapatan petani belum mampu mencukupi kebutuhan

pengeluaran selama satu musim tanam, sedangkan pada strata luas lahan 3

tingkat pendapatan lebih besar dari tingkat pengeluaran sehingga rata-rata

pendapatan petani sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan selama

satu musim tanam.

2. Luas lahan minimum yang seharusnya diusahakan petani padi sawah di Desa

(Nagari) Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman barat untuk

keluar dari garis kemiskinan berdasarkan standar Badan Pusat Statistik (BPS)

adalah 0,66 Ha, sedangkan luas lahan minimum yang seharusnya diusahakan

petani padi sawah di daerah penelitian untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran

rumah tangga petani selama satu musim tanam adalah 0,91 Ha.

3. Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani berdasarkan perbandingan rata-rata

pendapatan usahatani per bulan dengan nilai Upah Minimum Regional (UMR)

di daerah penelitian, pada kelompok luas lahan strata 1 dan 2 pendapatan lebih

kecil dari UMR maka rumah tangga petani dikategorikan belum sejahtera,

sedangkan kelompok luas lahan strata 3 pendapatan petani sudah lebih besar

dari nilai UMR maka rumah tangga petani sudah dikategorikan sejahtera.

Namun rata-rata rumah tangga petani di daerah penelitian belum dikategorikan

63
sejahtera. Oleh karena itu, luas lahan minimum untuk rumah tangga petani bisa

sejahtera per musim tanam adalah sebesar 1 Ha keatas berada di luas lahan

strata 3.

6.2 Saran

1. Kepada Petani Padi Sawah di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat

Diharapkan petani padi sawah didaerah penelitian dapat melakukan usahatani

dalam 2 periode musim tanam agar dapat memenuhi kebutuhan pertahunnya

dan petani yang memiliki luas lahan yang kurang dari minimum dan belum

dikategorikan sejahtera supaya mencari sumber pendapatan lain atau

diversifikasi usahatani sebagai pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.

2. Kepada Pemerintah

Diharapkan bagi pemerintah dapat memperhatikan petani khususnya petani

yang memiliki lahan sempit dengan membuka lapangan kerja baru agar petani

dapat memenuhi kebutuhan hidup layak dan diharapkan juga bagi pemerintah

khususnya pemerintah Pasaman Barat dapat membuat rancangan kerja dan

anggaran mengenai ketersediaan lahan bagi petani yang tergolong petani lahan

sempit.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai

perkembangan tingkat kesejahteraan petani di Desa (Nagari) Sinuruik

Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat atau melakukan penelitian

seperti analisis peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah

64
pada lahan sempit di Desa (Nagari) Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten

Pasaman Barat.

65
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Rianse. 2009. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi (Teori Dan
Aplikasi). Bandung. CV.ALFABETA.

Badan Pusat Statistik. 2010. Indikator sosial ekonomi Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Sensus Pertanian http://st2013.bps.go.id. Diakses


pada
20 Oktober 2020.

Badan Pusat Statistik. 2020. Indikator sosial ekonomi Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia. Jakarta.

BPS Indonesia. 2015. Statistik Indonesia Statistical Yearbook of Indonesia 2015.


Indonesia

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2013. Pedoman Teknis


Perluasan Sawah Tahun 2013. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan
Lahan.
Kementerian Pertanian. Jakarta.

Ditjen Tanaman Pangan. 2016. Kebutuhan Produksi, Konversi, dan Kebutuhan


Lahan untuk Perluasan Areal Sawah. Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
(Tidak dipublikasi). Jakarta.

Herawati, W.D. 2012. Budidaya Padi. Yogyakarta: Javalitera.

Jaya, A. H. M. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang


Kaki Lima di Sekitar Pantai Losari Kota Makassar. Skripsi. Makassar:
Jurusan Ilmu Ekonomi Feb Unhas.

Mubaroq, I. A. 2013. Kajian Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam


Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi. Universitas
Pendidikan Indonesia. repositori.upi.edu.

Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:


Raja
Grafindo Persada

Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: GRAHA ILMU


Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011.

Nurmanaf, A, R. 2004. Peranan Sektor Non-Pertanian Terhadap Pendapatan


Rumah
Tangga Petani Belahan Sempit. Sosial Ekonomi Pertanian, 10.

66
Prayudi, S. 2000. Pembangunan dan Pendapatan Desa, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Puspadi, dkk. 2005. Gambaran Petani Miskin di Indonesia. Universitas Indonesia


Pers. Jakarta.

Putri, R.Z. 2015. Analisis Penyebab Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Lahan Non
Pertanian Kabupaten/ Kota di Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Eko Regional.
Vol 10 No.1. Jakarta.

Rambe, Armaini. 2011. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingkat


Kesejahteraan (Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara). Tesis
(tidak diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. 2004. Edisi Tujuh Belas. Ilmu
Makro
ekonomi. Edisi Tujuh Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soekartawi, dkk. 2003. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia: Pers.Jakarta.

Soekartawi, dkk. 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan


Petani
Kecil. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Soetriono, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang: Bayumedia Publishing.

Sugiarto. 2008. Analisis Pendapatan, Pola Konsumsi Dan Kesejahteraan Petani


Padi Basis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi Di Perdesaan. Bogor:
Pusat
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suratiyah. 2011. Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta
Timur.

Tupi, Rio Diharjo. 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Keunggulan Wilayah
Untuk Pengembangan Kacang Tanah (Arachis Hypogeae L.) Di
Kabupaten
Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tesis. Universitas Negeri Gorontalo.
http://eprints.ung.ac.id/4387/. Diakses tanggal 20 Oktober 2020.

67
Utama, M. Zulman Harja. 2015. Budidaya Padi Lahan Marjinal Kiat
Meningkatkan
Produksi Padi Yogyakarta: Andi.

Yusuf, A. 2010. Teknologi Budidaya Padi Sawah Mendukung SI-PTT. BPTP.


Sumatera Utara.

68
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel di Desa Nagari Sinuruik Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat.

Strata Lama
No Jumlah Luas
Usia Jenis kelamin Pendidikan Berusahatan Status Lahan
Sampel Tanggungan Lahan
i
1 50 Laki-Laki SMP 4 35 0,30 Sendiri
2 62 Laki-Laki SD 1 33 0,50 Sendiri
3 59 Laki-Laki SD 3 14 0,25 Sendiri
1
4 53 Laki-Laki SMP 6 22 0,35 Sendiri
5 64 Perempuan Kuliah 1 20 0,26 Sendiri
6 49 Laki-Laki SD 2 30 0,37 Sendiri
2 7 49 Perempuan SMA 2 22 0,90 Sewa
8 55 Laki-Laki SMA 4 36 0,52 Sendiri
9 34 Laki-Laki SMP 3 18 0,55 Sendiri
10 62 Laki-Laki SD 2 46 0,80 Sendiri
11 42 Laki-Laki SMP 3 25 0,63 Sendiri
12 50 Laki-Laki SD 5 38 0,55 Sendiri
13 60 Perempuan SD 2 40 0,75 Sendiri
14 46 Laki-Laki SMA 2 25 0,60 Sewa
15 62 Laki-Laki SD 1 40 0,85 Sewa
16 41 Laki-Laki SMA 4 18 0,82 Sewa
17 46 Laki-Laki SD 4 15 0,75 Sendiri
18 57 Laki-Laki SMA 3 30 0,85 Sendiri
19 64 Laki-Laki SD 3 47 0,60 Sewa
20 51 Laki-Laki SMA 6 28 0,65 Sendiri
21 37 Laki-Laki SMA 2 19 0,58 Sendiri

69
22 42 Laki-Laki SD 5 30 0,75 Sendiri
23 50 Perempuan SMP 2 12 0,54 Sendiri
24 55 Laki-Laki SD 1 33 0,87 Sewa
25 61 Perempuan SD 3 25 0,80 Sendiri
26 51 Laki-Laki SMA 3 28 0,62 Sendiri
27 60 Laki-Laki SMP 2 45 0,54 Sewa
28 37 Laki-Laki SMA 3 19 0,70 Sewa
29 59 Laki-Laki SMA 1 38 0,90 Sendiri
30 44 Laki-Laki SMP 2 27 0,85 Sendiri
31 44 Laki-Laki SMP 3 26 0,70 Sendiri
32 54 Laki-Laki SD 4 39 0,60 Sendiri
33 49 Laki-Laki SMP 3 24 1,14 Sendiri
34 34 Laki-Laki SMA 3 10 1,75 Sendiri
35 44 Laki-Laki SMP 3 18 1,63 Sendiri
36 53 Laki-Laki SMA 4 33 2,20 Sewa
37 52 Laki-Laki SMA 4 20 1,25 Sewa
3
38 55 Perempuan SMA 3 30 1,10 Sendiri
39 52 Laki-Laki SMP 2 35 1,20 Sewa
40 49 Laki-Laki SMP 4 20 1,35 Sendiri
41 44 Laki-Laki SMA 3 20 1,25 Sewa
42 45 Laki-Laki SMA 4 21 1,83 Sendiri
Rata-rata 48 Laki-Laki SMA 3 23 1,47 Sendiri

70
Lampiran 2. Jumlah Input Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah Per Musim Tanam

71
Pupuk
No Luas Benih
Strata Urea SP-36 Phonska NPK Borat Dolomit
Sampel Lahan (Kg) Kcl (Kg) SS (Kg)
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1 0,30 9,00 50,00 25,00 - - 3,00 - - -
2 0,50 16,50 - - 200,00 50,00 - - 3,00 -
3 0,25 8,50 75,00 25,00 - - 25,00 - - -
1
4 0,35 15,00 100,00 - 100,00 - 50,00 - - -
5 0,26 8,50 50,00 - 50,00 - - - - -
6 0,37 12,00 75,00 - 100,00 - 20,00 - - 50,00
7 0,90 30,00 150,00 - 250,00 50,00 - - - -
8 0,52 15,00 150,00 50,00 - - 20,00 - - -
9 0,55 15,00 100,00 50,00 150,00 - - - - -
10 0,80 25,00 100,00 - 200,00 - 25,00 - - -
11 0,63 20,00 175,00 - 100,00 - 25,00 - - -
12 0,55 15,00 150,00 50,00 - 50,00 - - - -
13 0,75 23,00 150,00 - 200,00 - 25,00 - - -
14 0,60 20,00 100,00 - 150,00 - 30,00 - - -
15 0,85 25,00 200,00 100,00 - - 25,00 - - -
16 0,82 25,00 100,00 - 250,00 - 30,00 - - -
17 0,75 23,00 100,00 - 200,00 - - 25,00 - -
18 0,85 30,00 100,00 - 250,00 - 30,00 - - -
19 0,60 20,00 150,00 50,00 - - 10,00 - - -
2
20 0,65 20,00 175,00 - 100,00 - - - - -
21 0,58 19,00 150,00 - 250,00 - 50,00 - - -
22 0,75 22,00 200,00 75,00 - 50,00 - - - -
23 0,54 15,00 100,00 - 150,00 - - 25,00 - -
24 0,87 25,00 150,00 - 250,00 100,00 - - - -
25 0,80 25,00 150,00 - 100,00 - 30,00 - - -
26 0,62 18,00 175,00 - 150,00 - - - - -
27 0,54 17,00 75,00 75,00 - - 3,00 - - -
28 0,70 22,00 200,00 75,00 - 75,00 - - - -
29 0,90 30,00 125,00 - 250,00 - 30,00 - - -
30 0,85 28,00 100,00 - 150,00 - 20,00 - - -
31 0,70 24,00 100,00 - 200,00 - 50,00 - - -
32 0,60 18,00 150,00 50,00 - - 20,00 - - -
33 1,14 35,00 150,00 150,00 - - - 20,00 - -
34 1,75 55,00 450,00 150,00 - - 75,00 - - -
35 1,63 50,00 400,00 150,00 - 150,00 50,00 - - - 72
36 2,20 65,00 400,00 - 400,00 150,00 - - - -
37 1,25 38,00 350,00 100,00 - 75,00 - - - -
3
38 1,10 36,00 100,00 - 200,00 100,00 - - - -
Lampiran 3. Penggunaan Biaya Tetap Usahatani Per Musim Tanam

Strata No Sampel Luas Lahan (Ha) Penyusutan (Rp) Sewa Lahan (Rp) Jumlah Total (Rp)
1 0,30 43.325,00 - 43.325,00
2 0,50 84.450,00 1.650.000 1.734.450,00
3 0,25 53.100,00 - 53.100,00
1
4 0,35 222.975,00 1.500.000 1.722.975,00
4 0,26 66.950,00 - 66.950,00
5 0,37 45.600,00 - 45.600,00
2 7 0,90 74.975,00 3.300.000 3.374.975,00
8 0,52 137.950,00 - 137.950,00
9 0,55 222.975,00 - 222.975,00
10 0,80 158.992,00 - 158.992,00
11 0,63 140.450,00 - 140.450,00
12 0,55 246.050,00 - 246.050,00
13 0,75 86.100,00 - 86.100,00
14 0,60 79.850,00 1.650.000 1.729.850,00
15 0,85 141.725,00 1.500.000 1.641.725,00
16 0,82 152.325,00 1.100.000 1.252.325,00
17 0,75 141.725,00 - 141.725,00
18 0,85 110.450,00 - 110.450,00
19 0,60 106.850,00 1.210.000 1.316.850,00
20 0,65 241.725,00 - 241.725,00
21 0,58 231.725,00 - 231.725,00
22 0,75 193.600,00 - 193.600,00
23 0,54 86.725,00 - 86.725,00
24 0,87 110.475,00 2.750.000 2.860.475,00

73
25 0,80 74.350,00 - 74.350,00
26 0,62 131.700,00 1.980.000 2.111.700,00
27 0,54 180.450,00 1.100.000 1.280.450,00
28 0,70 231.100,00 2.750.000 2.981.100,00
29 0,90 209.642,00 - 209.642,00
30 0,85 129.225,00 - 129.225,00
31 0,70 102.350,00 - 102.350,00
32 0,60 83.517,00 - 83.517,00
33 1,14 185.700,00 - 185.700,00
34 1,75 213.600,00 - 213.600,00
35 1,63 209.850,00 - 209.850,00
36 2,20 354.642,00 4.400.000 4.754.642,00
37 1,25 115.600,00 3.300.000 3.415.600,00
3
38 1,10 96.042,00 - 96.042,00
39 1,20 115.642,00 2.200.000 2.315.642,00
40 1,35 152.175,00 - 152.175,00
41 1,25 272.350,00 2.750.000 3.022.350,00
42 1,83 274.225,00 - 274.225,00

74
Lampiran 4. Penggunaan Biaya Variabel Usahatani Per Musim Tanam

No
Strat Luas Jumlah Total
Sampe Benih (Rp) Pupuk (Rp) Pestisida (Rp) BBM (Rp)
a Lahan (Rp)
l
1 0,30 45.000,00 208.500,00 60.000,00 - 313.500,00
2 0,50 82.500,00 1.065.000,00 80.000,00 48.000 1.275.500,00
3 0,25 42.500,00 440.000,00 315.000,00 - 797.500,00
1
4 0,35 75.000,00 900.000,00 220.000,00 132.000 1.327.000,00
4 0,26 42.500,00 255.000,00 55.000,00 - 352.500,00
5 0,37 60.000,00 790.000,00 120.000,00 152.000 1.122.000,00
2 7 0,90 150.000,00 1.385.000,00 290.000,00 - 1.825.000,00
8 0,52 75.000,00 635.000,00 155.000,00 108.000 973.000,00
9 0,55 75.000,00 780.000,00 250.000,00 108.000 1.213.000,00
10 0,80 125.000,00 955.000,00 280.000,00 132.000 1.492.000,00
11 0,63 100.000,00 865.000,00 155.000,00 108.000 1.228.000,00
12 0,55 75.000,00 845.000,00 220.000,00 108.000 1.248.000,00
13 0,75 115.000,00 1.075.000,00 285.000,00 - 1.475.000,00
14 0,60 100.000,00 855.000,00 130.000,00 48.000 1.133.000,00
15 0,85 125.000,00 925.000,00 316.000,00 132.000 1.498.000,00
16 0,82 125.000,00 1.125.000,00 228.000,00 132.000 1.610.000,00
17 0,75 115.000,00 1.030.000,00 185.000,00 108.000 1.438.000,00
18 0,85 150.000,00 1.125.000,00 190.000,00 152.000 1.617.000,00
19 0,60 100.000,00 565.000,00 230.000,00 108.000 1.003.000,00
20 0,65 100.000,00 690.000,00 180.000,00 118.000 1.088.000,00
21 0,58 95.000,00 1.385.000,00 140.000,00 108.000 1.728.000,00
22 0,75 110.000,00 1.052.500,00 218.000,00 148.000 1.528.500,00

75
23 0,54 75.000,00 895.000,00 195.000,00 48.000 1.213.000,00
24 0,87 125.000,00 1.735.000,00 195.000,00 - 2.055.000,00
25 0,80 125.000,00 840.000,00 130.000,00 - 1.095.000,00
26 0,62 90.000,00 825.000,00 305.000,00 132.000 1.352.000,00
27 0,54 85.000,00 403.500,00 145.000,00 48.000 681.500,00
28 0,70 110.000,00 1.207.500,00 195.000,00 108.000 1.620.500,00
29 0,90 150.000,00 1.185.000,00 365.000,00 72.000 1.772.000,00
30 0,85 140.000,00 785.000,00 175.000,00 108.000 1.208.000,00
31 0,70 120.000,00 1.130.000,00 147.000,00 108.000 1.505.000,00
32 0,60 90.000,00 650.000,00 105.000,00 108.000 953.000,00
33 1,14 175.000,00 965.000,00 606.000,00 552.000 2.298.000,00
34 1,75 275.000,00 1.972.500,00 570.000,00 710.000 3.527.500,00
35 1,63 250.000,00 2.735.000,00 235.000,00 280.000 3.500.000,00
36 2,20 325.000,00 3.050.000,00 580.000,00 364.000 4.319.000,00
37 1,25 190.000,00 1.645.000,00 85.000,00 196.000 2.116.000,00
3
38 1,10 180.000,00 1.460.000,00 155.000,00 - 1.795.000,00
39 1,20 200.000,00 1.300.000,00 345.000,00 84.000 1.929.000,00
40 1,35 225.000,00 1.515.000,00 325.000,00 - 2.065.000,00
41 1,25 200.000,00 1.315.000,00 230.000,00 96.000 1.841.000,00
42 1,83 300.000,00 2.655.000,00 311.000,00 300.000 3.566.000,00

76
Lampiran 5. Lanjutan Penggunaan Biaya Variabel Usahatani Per Musim Tanam

No
Upah Lainnya Sewa Alat dan Jumlah Total
Strata Sampe Luas Lahan Upah TK (Rp)
(Rp) Mesin (Rp) (Rp)
l
1 0,30 2.030.000,00 - 10.000 2.040.000,00
2 0,50 4.760.000,00 600.000,00 350.000 5.710.000,00
3 0,25 1.470.000,00 1.639.350,00 - 3.109.350,00
1
4 0,35 2.480.000,00 - - 2.480.000,00
4 0,26 1.730.000,00 1.355.370,00 - 3.085.370,00
5 0,37 2.760.000,00 50.000,00 30.000 2.840.000,00
2 7 0,90 4.100.000,00 3.811.980,00 - 7.911.980,00
8 0,52 4.170.000,00 - 50.000 4.220.000,00
9 0,55 4.160.000,00 - 10.000 4.170.000,00
10 0,80 5.720.000,00 - 60.000 5.780.000,00
11 0,63 4.260.000,00 - 50.000 4.310.000,00
12 0,55 3.750.000,00 - 30.000 3.780.000,00
13 0,75 3.550.000,00 3.098.250,00 - 6.648.250,00
14 0,60 4.020.000,00 2.218.650,00 - 6.238.650,00
15 0,85 7.080.000,00 - 60.000 7.140.000,00
16 0,82 5.710.000,00 - 60.000 5.770.000,00
17 0,75 5.070.000,00 - 50.000 5.120.000,00
18 0,85 4.290.000,00 2.350.040,00 70.000 6.710.040,00
19 0,60 4.190.000,00 - 50.000 4.240.000,00
20 0,65 4.940.000,00 - 30.000 4.970.000,00
21 0,58 3.500.000,00 - 30.000 3.530.000,00
22 0,75 4.880.000,00 - 50.000 4.930.000,00

77
23 0,54 3.640.000,00 1.368.768,00 - 5.008.768,00
24 0,87 5.200.000,00 2.621.230,00 - 7.821.230,00
25 0,80 3.070.000,00 2.758.200,00 - 5.828.200,00
26 0,62 3.940.000,00 - 60.000 4.000.000,00
27 0,54 2.810.000,00 2.038.800,00 - 4.848.800,00
28 0,70 4.460.000,00 - 30.000 4.490.000,00
29 0,90 4.480.000,00 3.517.900,00 - 7.997.900,00
30 0,85 4.780.000,00 - - 4.780.000,00
31 0,70 4.800.000,00 - 70.000 4.870.000,00
32 0,60 3.780.000,00 1.148.840,00 30.000 4.958.840,00
33 1,14 6.530.000,00 1.801.800,00 - 8.331.800,00
34 1,75 11.220.000,00 50.000,00 - 11.270.000,00
35 1,63 10.490.000,00 - 80.000 10.570.000,00
36 2,20 13.940.000,00 - - 13.940.000,00
37 1,25 7.830.000,00 - - 7.830.000,00
3
38 1,10 4.370.000,00 4.327.550,00 - 8.697.550,00
39 1,20 6.250.000,00 4.733.220,00 - 10.983.220,00
40 1,35 7.320.000,00 5.056.950,00 - 12.376.950,00
41 1,25 6.560.000,00 1.000.000,00 - 7.560.000,00
42 1,83 8.930.000,00 5.471.620,00 90.000 14.491.620,00

78
Lampiran 6. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Bersih Usahatani Per Musim Tanam

No Luas Produksi Harga Jual Total Biaya Total Peneriman Total Pendapatan
Strata
Sampel Lahan (Kg) (Rp) Produksi (Rp) (Rp) Bersih (Rp)
1 0,30 1.540 5.000 2.396.825,00 7.700.000 5.303.175
2 0,50 2.640 5.000 8.719.950,00 13.200.000 4.480.050
3 0,25 1.430 5.000 3.959.950,00 7.150.000 3.190.050
1
4 0,35 1.980 5.000 5.529.975,00 9.900.000 4.370.025
4 0,26 1.386 5.000 3.504.820,00 6.930.000 3.425.180
5 0,37 1.936 5.000 4.007.600,00 9.680.000 5.672.400
2 7 0,90 4.444 5.000 13.111.955,00 22.220.000 9.108.045
8 0,52 2.640 5.000 5.330.950,00 13.200.000 7.869.050
9 0,55 2.860 5.000 5.605.975,00 14.300.000 8.694.025
10 0,80 4.070 5.000 7.430.992,00 20.350.000 12.919.008
11 0,63 3.256 5.000 5.678.450,00 16.280.000 10.601.550
12 0,55 2.816 5.000 5.274.050,00 14.080.000 8.805.950
13 0,75 3.850 5.000 8.209.350,00 19.250.000 11.040.650
14 0,60 2.970 5.000 9.101.500,00 14.850.000 5.748.500
15 0,85 4.180 5.000 10.279.725,00 20.900.000 10.620.275
16 0,82 4.092 5.000 8.632.325,00 20.460.000 11.827.675
17 0,75 3.740 5.000 6.699.725,00 18.700.000 12.000.275
18 0,85 4.312 5.000 8.437.490,00 21.560.000 13.122.510
19 0,60 3.036 5.000 6.559.850,00 15.180.000 8.620.150
20 0,65 3.300 5.000 6.299.725,00 16.500.000 10.200.275
21 0,58 3.014 5.000 5.489.725,00 15.070.000 9.580.275
22 0,75 3.960 5.000 6.652.100,00 19.800.000 13.147.900
23 0,54 2.816 5.000 6.308.493,00 14.080.000 7.771.507

79
24 0,87 4.510 5.000 12.736.705,00 22.550.000 9.813.295
25 0,80 3.960 5.000 6.997.550,00 19.800.000 12.802.450
26 0,62 3.036 5.000 7.463.700,00 15.180.000 7.716.300
27 0,54 2.640 5.000 6.810.750,00 13.200.000 6.389.250
28 0,70 3.410 5.000 9.091.600,00 17.050.000 7.958.400
29 0,90 4.620 5.000 9.979.542,00 23.100.000 13.120.458
30 0,85 3.740 5.000 6.117.225,00 18.700.000 12.582.775
31 0,70 3.520 5.000 6.447.350,00 17.600.000 11.152.650
32 0,60 3.080 5.000 5.995.357,00 15.400.000 9.404.643
33 1,14 6.600 5.000 10.815.500,00 33.000.000 22.184.500
34 1,75 8.800 5.000 15.011.100,00 44.000.000 28.988.900
35 1,63 8.096 5.000 14.279.850,00 40.480.000 26.200.150
36 2,20 11.220 5.000 23.013.642,00 56.100.000 33.086.358
37 1,25 6.424 5.000 13.361.600,00 32.120.000 18.758.400
3
38 1,10 5.390 5.000 10.588.592,00 26.950.000 16.361.408
39 1,20 6.116 5.000 15.227.862,00 30.580.000 15.352.138
40 1,35 6.710 5.000 14.594.125,00 33.550.000 18.955.875
41 1,25 6.314 5.000 12.423.350,00 31.570.000 19.146.650
42 1,83 9.196 5.000 18.331.845,00 45.980.000 27.648.155

80
Lampiran 7. Kebutuhan Makanan Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam

No
Strat Luas Jumlah Total
Sampe Beras (Rp) Ikan (Rp) Sayuran (Rp) Lainnya (Rp)
a Lahan (Rp)
l
1 0,30 2.360.000,00 1.500.000,00 642.000,00 640.000,00 5.142.000,00
2 0,50 750.000,00 1.500.000,00 642.000,00 640.000,00 3.532.000,00
3 0,25 1.900.000,00 1.280.000,00 1.071.000,00 640.000,00 4.891.000,00
1
4 0,35 3.830.000,00 1.065.000,00 750.000,00 430.000,00 6.075.000,00
4 0,26 825.000,00 645.000,00 642.000,00 430.000,00 2.542.000,00
5 0,37 1.650.000,00 1.065.000,00 642.000,00 640.000,00 3.997.000,00
2 7 0,90 1.500.000,00 960.000,00 750.000,00 640.000,00 3.850.000,00
8 0,52 2.590.000,00 1.395.000,00 963.000,00 860.000,00 5.808.000,00
9 0,55 1.800.000,00 1.065.000,00 750.000,00 640.000,00 4.255.000,00
10 0,80 1.690.000,00 1.290.000,00 858.000,00 640.000,00 4.478.000,00
11 0,63 1.910.000,00 1.065.000,00 750.000,00 540.000,00 4.265.000,00
12 0,55 2.810.000,00 1.065.000,00 858.000,00 540.000,00 5.273.000,00
13 0,75 1.690.000,00 1.185.000,00 858.000,00 640.000,00 4.373.000,00
14 0,60 1.580.000,00 1.280.000,00 858.000,00 640.000,00 4.358.000,00
15 0,85 750.000,00 1.080.000,00 642.000,00 640.000,00 3.112.000,00
16 0,82 2.140.000,00 1.290.000,00 750.000,00 640.000,00 4.820.000,00
17 0,75 2.250.000,00 1.500.000,00 1.072.000,00 860.000,00 5.682.000,00
18 0,85 2.250.000,00 1.500.000,00 1.072.000,00 860.000,00 5.682.000,00
19 0,60 1.910.000,00 855.000,00 642.000,00 540.000,00 3.947.000,00
20 0,65 3.380.000,00 1.710.000,00 1.287.000,00 1.070.000,00 7.447.000,00
21 0,58 1.580.000,00 1.065.000,00 642.000,00 640.000,00 3.927.000,00
22 0,75 2.810.000,00 1.290.000,00 858.000,00 860.000,00 5.818.000,00

81
23 0,54 1.580.000,00 1.065.000,00 642.000,00 540.000,00 3.827.000,00
24 0,87 750.000,00 860.000,00 537.000,00 540.000,00 2.687.000,00
25 0,80 2.250.000,00 1.500.000,00 1.072.000,00 860.000,00 5.682.000,00
26 0,62 2.140.000,00 1.065.000,00 642.000,00 540.000,00 4.387.000,00
27 0,54 1.650.000,00 640.000,00 750.000,00 430.000,00 3.470.000,00
28 0,70 1.910.000,00 855.000,00 642.000,00 640.000,00 4.047.000,00
29 0,90 1.243.000,00 960.000,00 642.000,00 750.000,00 3.595.000,00
30 0,85 1.650.000,00 1.065.000,00 642.000,00 640.000,00 3.997.000,00
31 0,70 2.140.000,00 1.395.000,00 1.072.000,00 860.000,00 5.467.000,00
32 0,60 2.700.000,00 1.605.000,00 1.072.000,00 1.070.000,00 6.447.000,00
33 1,14 2.250.000,00 1.395.000,00 963.000,00 750.000,00 5.358.000,00
34 1,75 1.800.000,00 1.080.000,00 858.000,00 750.000,00 4.488.000,00
35 1,63 2.140.000,00 1.395.000,00 858.000,00 750.000,00 5.143.000,00
36 2,20 2.700.000,00 1.395.000,00 1.071.000,00 860.000,00 6.026.000,00
37 1,25 2.810.000,00 1.500.000,00 1.071.000,00 860.000,00 6.241.000,00
3
38 1,10 1.800.000,00 1.065.000,00 642.000,00 540.000,00 4.047.000,00
39 1,20 1.580.000,00 1.065.000,00 750.000,00 640.000,00 4.035.000,00
40 1,35 2.700.000,00 1.500.000,00 1.072.000,00 860.000,00 6.132.000,00
41 1,25 1.910.000,00 1.065.000,00 750.000,00 640.000,00 4.365.000,00
42 1,83 2.590.000,00 1.395.000,00 858.000,00 1.070.000,00 5.913.000,00

82
Lampiran 8. Kebutuhan Sandang Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam

No
Strat Luas Dewasa LK Dewasa PR Anak -anak Jumlah Total
Sampe Remaja (Rp)
a Lahan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
l
1 0,30 250.000,00 200.000,00 150.000,00 200.000,00 800.000,00
2 0,50 350.000,00 300.000,00 650.000,00
3 0,25 200.000,00 250.000,00 170.000,00 110.000,00 730.000,00
1
4 0,35 1.250.000,00 200.000,00 150.000,00 - 1.600.000,00
4 0,26 300.000,00 300.000,00 600.000,00
5 0,37 300.000,00 300.000,00 200.000,00 - 800.000,00
2 7 0,90 - 200.000,00 160.000,00 - 360.000,00
8 0,52 - - 320.000,00 - 320.000,00
9 0,55 200.000,00 250.000,00 - 240.000,00 690.000,00
10 0,80 500.000,00 300.000,00 - - 800.000,00
11 0,63 - - 180.000,00 120.000,00 300.000,00
12 0,55 - - 150.000,00 250.000,00 400.000,00
13 0,75 250.000,00 600.000,00 - - 850.000,00
14 0,60 250.000,00 200.000,00 150.000,00 - 600.000,00
15 0,85 300.000,00 250.000,00 - - 550.000,00
16 0,82 200.000,00 250.000,00 360.000,00 - 810.000,00
17 0,75 400.000,00 250.000,00 170.000,00 130.000,00 950.000,00
18 0,85 500.000,00 600.000,00 - - 1.100.000,00
19 0,60 - - 170.000,00 130.000,00 300.000,00
20 0,65 200.000,00 250.000,00 170.000,00 220.000,00 840.000,00
21 0,58 200.000,00 250.000,00 170.000,00 - 620.000,00
22 0,75 - - 540.000,00 100.000,00 640.000,00

83
23 0,54 200.000,00 250.000,00 200.000,00 - 650.000,00
24 0,87 300.000,00 300.000,00 - - 600.000,00
25 0,80 750.000,00 300.000,00 - - 1.050.000,00
26 0,62 - 200.000,00 170.000,00 - 370.000,00
27 0,54 750.000,00 300.000,00 - - 1.050.000,00
28 0,70 - 200.000,00 160.000,00 130.000,00 490.000,00
29 0,90 300.000,00 350.000,00 - - 650.000,00
30 0,85 - - 180.000,00 130.000,00 310.000,00
31 0,70 200.000,00 200.000,00 170.000,00 - 570.000,00
32 0,60 200.000,00 250.000,00 150.000,00 - 600.000,00
33 1,14 750.000,00 300.000,00 - - 1.050.000,00
34 1,75 300.000,00 350.000,00 300.000,00 - 950.000,00
35 1,63 600.000,00 300.000,00 180.000,00 - 1.080.000,00
36 2,20 900.000,00 350.000,00 200.000,00 - 1.450.000,00
37 1,25 - 750.000,00 - - 750.000,00
3
38 1,10 - 300.000,00 360.000,00 130.000,00 790.000,00
39 1,20 250.000,00 300.000,00 180.000,00 730.000,00
40 1,35 - 500.000,00 170.000,00 - 670.000,00
41 1,25 250.000,00 300.000,00 170.000,00 135.000,00 855.000,00
42 1,83 - 400.000,00 320.000,00 720.000,00

84
Lampiran 9. Kebutuhan Pendidikan Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam

No
Strat Jumlah Total
Sampe Luas Lahan SD (Rp) SLTP (Rp) SLTA (Rp) Kuliah (Rp)
a (Rp)
l
1 0,30 750.000,00 1.814.286,00 - - 2.564.286,00
2 0,50 - - - - -
3 0,25 1.200.000,00 3.232.143,00 - - 4.432.143,00
1
4 0,35 - 2.117.857,00 - - 2.117.857,00
4 0,26 - - - - -
5 0,37 - - 3.267.857,00 - 3.267.857,00
2 7 0,90 - 2.246.429,00 - 2.500.000,00 4.746.429,00
8 0,52 - 2.353.571,00 2.250.000,00 - 4.603.571,00
9 0,55 850.000,00 - - - 850.000,00
10 0,80 - - - - -
11 0,63 525.000,00 - 2.765.000,00 - 3.290.000,00
12 0,55 500.000,00 - 3.193.571,00 4.000.000,00 7.693.571,00
13 0,75 - - - - -
14 0,60 - 2.803.571,00 - - 2.803.571,00
15 0,85 - - - - -
16 0,82 1.050.000,00 - - - 1.050.000,00
17 0,75 750.000,00 2.460.714,00 - - 3.210.714,00
18 0,85 - - - - -
19 0,60 825.000,00 2.353.571,00 - - 3.178.571,00
20 0,65 1.200.000,00 - 2.443.571,00 - 3.643.571,00
21 0,58 - 2.353.571,00 - - 2.353.571,00
22 0,75 750.000,00 4.278.571,00 2.790.000,00 - 7.818.571,00

85
23 0,54 - 3.150.000,00 - - 3.150.000,00
24 0,87 - - - - -
25 0,80 - - - - -
26 0,62 - - 3.193.571,00 6.500.000,00 9.693.571,00
27 0,54 - - - - -
28 0,70 - 2.246.429,00 - - 2.246.429,00
29 0,90 - - - - -
30 0,85 750.000,00 2.353.571,00 - - 3.103.571,00
31 0,70 - - 2.678.571,00 - 2.678.571,00
32 0,60 - 3.532.143,00 - - 3.532.143,00
33 1,14 - - - 4.500.000,00 4.500.000,00
34 1,75 2.000.000,00 - - - 2.000.000,00
35 1,63 3.193.571,00 6.250.000,00 9.443.571,00
36 2,20 - 2.567.857,00 - - 2.567.857,00
37 1,25 - - 10.000.000,00 10.000.000,00
3
38 1,10 825.000,00 2.353.571,00 2.015.000,00 - 5.193.571,00
39 1,20 - - 2.657.857,00 - 2.657.857,00
40 1,35 - 2.053.571,00 - 6.733.333,00 8.786.904,00
41 1,25 850.000,00 - 3.300.714,00 - 4.150.714,00
42 1,83 - 4.278.571,00 - 7.500.000,00 11.778.571,00

86
Lampiran 10. Kebutuhan Kesehatan Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam

Strat No Luas Kosmetik Lainnya Jumlah Total


Obat (Rp) Sabun (Rp) Rokok (Rp)
a Sampel Lahan (Rp) (Rp) (Rp)
1 0,30 430.000,00 430.000,00 320.000,00 825.000,00 320.000,00 2.325.000,00
2 0,50 430.000,00 430.000,00 320.000,00 560.000,00 320.000,00 2.060.000,00
3 0,25 430.000,00 320.000,00 430.000,00 1.600.000,00 320.000,00 3.100.000,00
1
4 0,35 215.000,00 320.000,00 210.000,00 1.000.000,00 320.000,00 2.065.000,00
4 0,26 210.000,00 215.000,00 210.000,00 - 210.000,00 845.000,00
5 0,37 320.000,00 430.000,00 430.000,00 1.000.000,00 320.000,00 2.500.000,00
2 7 0,90 430.000,00 321.000,00 320.000,00 - 320.000,00 1.391.000,00
8 0,52 430.000,00 537.000,00 320.000,00 400.000,00 750.000,00 2.437.000,00
9 0,55 320.000,00 430.000,00 210.000,00 480.000,00 540.000,00 1.980.000,00
10 0,80 320.000,00 320.000,00 320.000,00 750.000,00 640.000,00 2.350.000,00
11 0,63 430.000,00 320.000,00 210.000,00 500.000,00 540.000,00 2.000.000,00
12 0,55 320.000,00 430.000,00 320.000,00 - 540.000,00 1.610.000,00
13 0,75 640.000,00 320.000,00 430.000,00 700.000,00 640.000,00 2.730.000,00
14 0,60 210.000,00 215.000,00 320.000,00 500.000,00 320.000,00 1.565.000,00
15 0,85 320.000,00 215.000,00 320.000,00 750.000,00 320.000,00 1.925.000,00
16 0,82 430.000,00 321.000,00 320.000,00 825.000,00 640.000,00 2.536.000,00
17 0,75 430.000,00 320.000,00 320.000,00 - 640.000,00 1.710.000,00
18 0,85 430.000,00 537.000,00 320.000,00 750.000,00 860.000,00 2.897.000,00
19 0,60 320.000,00 429.000,00 315.000,00 750.000,00 540.000,00 2.354.000,00
20 0,65 430.000,00 642.000,00 320.000,00 500.000,00 750.000,00 2.642.000,00
21 0,58 210.000,00 215.000,00 210.000,00 750.000,00 430.000,00 1.815.000,00
22 0,75 430.000,00 321.000,00 320.000,00 640.000,00 750.000,00 2.461.000,00
23 0,54 210.000,00 320.000,00 320.000,00 - 430.000,00 1.280.000,00

87
24 0,87 320.000,00 215.000,00 320.000,00 910.000,00 540.000,00 2.305.000,00
25 0,80 320.000,00 429.000,00 315.000,00 500.000,00 750.000,00 2.314.000,00
26 0,62 320.000,00 320.000,00 320.000,00 - 210.000,00 1.170.000,00
27 0,54 320.000,00 321.000,00 210.000,00 800.000,00 540.000,00 2.191.000,00
28 0,70 320.000,00 320.000,00 315.000,00 480.000,00 640.000,00 2.075.000,00
29 0,90 320.000,00 320.000,00 315.000,00 1.300.000,00 540.000,00 2.795.000,00
30 0,85 320.000,00 320.000,00 210.000,00 - 750.000,00 1.600.000,00
31 0,70 210.000,00 320.000,00 320.000,00 - 320.000,00 1.170.000,00
32 0,60 430.000,00 430.000,00 640.000,00 - 750.000,00 2.250.000,00
33 1,14 430.000,00 535.000,00 430.000,00 1.000.000,00 750.000,00 3.145.000,00
34 1,75 430.000,00 430.000,00 430.000,00 1.650.000,00 750.000,00 3.690.000,00
35 1,63 320.000,00 320.000,00 430.000,00 715.000,00 750.000,00 2.535.000,00
36 2,20 430.000,00 535.000,00 430.000,00 1.375.000,00 860.000,00 3.630.000,00
37 1,25 430.000,00 645.000,00 540.000,00 - 750.000,00 2.365.000,00
3
38 1,10 430.000,00 430.000,00 430.000,00 - 320.000,00 1.610.000,00
39 1,20 320.000,00 320.000,00 210.000,00 800.000,00 430.000,00 2.080.000,00
40 1,35 430.000,00 537.000,00 320.000,00 - 430.000,00 1.717.000,00
41 1,25 320.000,00 430.000,00 320.000,00 1.000.000,00 320.000,00 2.390.000,00
42 1,83 430.000,00 429.000,00 430.000,00 - 430.000,00 1.719.000,00

88
Lampiran 11. Kebutuhan BBM dan Energi Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
No Lainnya (Rp)
Luas Listrik Minyak Jumlah Total
Strata Sampe LPG (Rp) Bensin (Rp)
Lahan (Rp) Tanah (Rp) (Rp)
l
1 0,30 150.000,00 140.000,00 - 750.000,00 50.000,00 1.090.000,00
2 0,50 250.000,00 140.000,00 - 1.500.000,00 50.000,00 1.940.000,00
3 0,25 150.000,00 280.000,00 - 600.000,00 50.000,00 1.080.000,00
1
4 0,35 750.000,00 - - 1.000.000,00 50.000,00 1.800.000,00
4 0,26 750.000,00 560.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.860.000,00
5 0,37 250.000,00 260.000,00 50.000,00 400.000,00 50.000,00 1.010.000,00
2 7 0,90 175.000,00 280.000,00 - 400.000,00 50.000,00 905.000,00
8 0,52 150.000,00 130.000,00 50.000,00 500.000,00 50.000,00 880.000,00
9 0,55 250.000,00 260.000,00 50.000,00 600.000,00 50.000,00 1.210.000,00
10 0,80 250.000,00 280.000,00 100.000,00 500.000,00 50.000,00 1.180.000,00
11 0,63 175.000,00 280.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.005.000,00
12 0,55 250.000,00 140.000,00 - 400.000,00 50.000,00 840.000,00
13 0,75 250.000,00 140.000,00 100.000,00 600.000,00 50.000,00 1.140.000,00
14 0,60 150.000,00 140.000,00 - 500.000,00 50.000,00 840.000,00
15 0,85 175.000,00 260.000,00 - 600.000,00 50.000,00 1.085.000,00
16 0,82 250.000,00 280.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.080.000,00
17 0,75 250.000,00 - - 600.000,00 50.000,00 900.000,00
18 0,85 250.000,00 280.000,00 50.000,00 600.000,00 50.000,00 1.230.000,00
19 0,60 250.000,00 280.000,00 50.000,00 500.000,00 50.000,00 1.130.000,00
20 0,65 415.000,00 390.000,00 50.000,00 500.000,00 50.000,00 1.405.000,00
21 0,58 175.000,00 280.000,00 50.000,00 500.000,00 50.000,00 1.055.000,00
22 0,75 250.000,00 140.000,00 100.000,00 250.000,00 50.000,00 790.000,00
23 0,54 250.000,00 140.000,00 50.000,00 - 50.000,00 490.000,00

89
24 0,87 250.000,00 280.000,00 100.000,00 750.000,00 50.000,00 1.430.000,00
25 0,80 250.000,00 140.000,00 100.000,00 500.000,00 50.000,00 1.040.000,00
26 0,62 250.000,00 280.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.080.000,00
27 0,54 350.000,00 140.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.040.000,00
28 0,70 175.000,00 280.000,00 50.000,00 600.000,00 50.000,00 1.155.000,00
29 0,90 375.000,00 420.000,00 100.000,00 600.000,00 50.000,00 1.545.000,00
30 0,85 375.000,00 280.000,00 50.000,00 400.000,00 50.000,00 1.155.000,00
31 0,70 175.000,00 140.000,00 - 500.000,00 50.000,00 865.000,00
32 0,60 150.000,00 - - 500.000,00 50.000,00 700.000,00
33 1,14 600.000,00 280.000,00 100.000,00 750.000,00 50.000,00 1.780.000,00
34 1,75 675.000,00 420.000,00 50.000,00 750.000,00 50.000,00 1.945.000,00
35 1,63 400.000,00 280.000,00 100.000,00 600.000,00 50.000,00 1.430.000,00
36 2,20 350.000,00 420.000,00 100.000,00 750.000,00 50.000,00 1.670.000,00
37 1,25 250.000,00 420.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.220.000,00
3
38 1,10 250.000,00 280.000,00 - 500.000,00 50.000,00 1.080.000,00
39 1,20 250.000,00 280.000,00 100.000,00 400.000,00 50.000,00 1.080.000,00
40 1,35 650.000,00 280.000,00 - 400.000,00 50.000,00 1.380.000,00
41 1,25 750.000,00 140.000,00 150.000,00 600.000,00 50.000,00 1.690.000,00
42 1,83 250.000,00 280.000,00 - 400.000,00 50.000,00 980.000,00

90
Lampiran 12. Kebutuhan Sosial Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
No
Strat Pesta Adat Pengajian Jumlah Total
Sampe Luas Lahan Arisan (Rp) Lainnya (Rp)
a (Rp) (Rp) (Rp)
l
1 0,30 150.000,00 50.000,00 200.000,00
2 0,50 150.000,00 100.000,00 50.000,00 300.000,00
3 0,25 150.000,00 40.000,00 400.000,00 50.000,00 640.000,00
1
4 0,35 400.000,00 - - 50.000,00 450.000,00
4 0,26 200.000,00 - - 50.000,00 250.000,00
5 0,37 150.000,00 - 50.000,00 50.000,00 250.000,00
2 7 0,90 200.000,00 40.000,00 100.000,00 50.000,00 390.000,00
8 0,52 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
9 0,55 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
10 0,80 250.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 540.000,00
11 0,63 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
12 0,55 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
13 0,75 250.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 540.000,00
14 0,60 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
15 0,85 250.000,00 - - 50.000,00 300.000,00
16 0,82 150.000,00 - 200.000,00 50.000,00 400.000,00
17 0,75 100.000,00 - - 50.000,00 150.000,00
18 0,85 200.000,00 150.000,00 100.000,00 50.000,00 500.000,00
19 0,60 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
20 0,65 150.000,00 40.000,00 100.000,00 50.000,00 340.000,00
21 0,58 150.000,00 - 100.000,00 50.000,00 300.000,00
22 0,75 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
23 0,54 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00

91
24 0,87 250.000,00 40.000,00 100.000,00 50.000,00 440.000,00
25 0,80 150.000,00 - 100.000,00 50.000,00 300.000,00
26 0,62 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
27 0,54 150.000,00 40.000,00 - 50.000,00 240.000,00
28 0,70 150.000,00 - - 50.000,00 200.000,00
29 0,90 250.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 540.000,00
30 0,85 175.000,00 - 150.000,00 50.000,00 375.000,00
31 0,70 100.000,00 - - 50.000,00 150.000,00
32 0,60 150.000,00 - 100.000,00 50.000,00 300.000,00
33 1,14 200.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 490.000,00
34 1,75 200.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 490.000,00
35 1,63 150.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 440.000,00
36 2,20 200.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 490.000,00
37 1,25 150.000,00 40.000,00 - 50.000,00 240.000,00
3
38 1,10 200.000,00 40.000,00 - 50.000,00 290.000,00
39 1,20 150.000,00 40.000,00 100.000,00 50.000,00 340.000,00
40 1,35 200.000,00 - 100.000,00 50.000,00 350.000,00
41 1,25 200.000,00 40.000,00 100.000,00 50.000,00 390.000,00
42 1,83 200.000,00 40.000,00 200.000,00 50.000,00 490.000,00

92
Lampiran 13. Total Biaya Pengeluaran Masing-Masing Kebutuhan Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
Strat No Makanan Sandang Pendidikan Kesehatan BBM dan Sosial (Rp) Jumlah Total
a Sampel (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Energi (Rp) (Rp)
1 5.142.000,00 800.000,00 2.564.286,00 2.325.000,00 1.090.000,00 200.000,00 12.121.286,00
2 3.532.000,00 650.000,00 - 2.060.000,00 1.940.000,00 300.000,00 8.482.000,00
3 4.891.000,00 730.000,00 4.432.143,00 3.100.000,00 1.080.000,00 640.000,00 14.873.143,00
1
4 6.075.000,00 1.600.000,00 2.117.857,00 2.065.000,00 1.800.000,00 450.000,00 14.107.857,00
4 2.542.000,00 600.000,00 - 845.000,00 1.860.000,00 250.000,00 6.097.000,00
5 3.997.000,00 800.000,00 3.267.857,00 2.500.000,00 1.010.000,00 250.000,00 11.824.857,00
2 7 3.850.000,00 360.000,00 4.746.429,00 1.391.000,00 905.000,00 390.000,00 11.642.429,00
8 5.808.000,00 320.000,00 4.603.571,00 2.437.000,00 880.000,00 200.000,00 14.248.571,00
9 4.255.000,00 690.000,00 850.000,00 1.980.000,00 1.210.000,00 200.000,00 9.185.000,00
10 4.478.000,00 800.000,00 - 2.350.000,00 1.180.000,00 540.000,00 9.348.000,00
11 4.265.000,00 300.000,00 3.290.000,00 2.000.000,00 1.005.000,00 200.000,00 11.060.000,00
12 5.273.000,00 400.000,00 7.693.571,00 1.610.000,00 840.000,00 200.000,00 16.016.571,00
13 4.373.000,00 850.000,00 - 2.730.000,00 1.140.000,00 540.000,00 9.633.000,00
14 4.358.000,00 600.000,00 2.803.571,00 1.565.000,00 840.000,00 200.000,00 10.366.571,00
15 3.112.000,00 550.000,00 - 1.925.000,00 1.085.000,00 300.000,00 6.972.000,00
16 4.820.000,00 810.000,00 1.050.000,00 2.536.000,00 1.080.000,00 400.000,00 10.696.000,00
17 5.682.000,00 950.000,00 3.210.714,00 1.710.000,00 900.000,00 150.000,00 12.602.714,00
18 5.682.000,00 1.100.000,00 - 2.897.000,00 1.230.000,00 500.000,00 11.409.000,00
19 3.947.000,00 300.000,00 3.178.571,00 2.354.000,00 1.130.000,00 200.000,00 11.109.571,00
20 7.447.000,00 840.000,00 3.643.571,00 2.642.000,00 1.405.000,00 340.000,00 16.317.571,00
21 3.927.000,00 620.000,00 2.353.571,00 1.815.000,00 1.055.000,00 300.000,00 10.070.571,00
22 5.818.000,00 640.000,00 7.818.571,00 2.461.000,00 790.000,00 200.000,00 17.727.571,00
23 3.827.000,00 650.000,00 3.150.000,00 1.280.000,00 490.000,00 200.000,00 9.597.000,00
24 2.687.000,00 600.000,00 - 2.305.000,00 1.430.000,00 440.000,00 7.462.000,00

93
25 5.682.000,00 1.050.000,00 - 2.314.000,00 1.040.000,00 300.000,00 10.386.000,00
26 4.387.000,00 370.000,00 9.693.571,00 1.170.000,00 1.080.000,00 200.000,00 16.900.571,00
27 3.470.000,00 1.050.000,00 - 2.191.000,00 1.040.000,00 240.000,00 7.991.000,00
28 4.047.000,00 490.000,00 2.246.429,00 2.075.000,00 1.155.000,00 200.000,00 10.213.429,00
29 3.595.000,00 650.000,00 - 2.795.000,00 1.545.000,00 540.000,00 9.125.000,00
30 3.997.000,00 310.000,00 3.103.571,00 1.600.000,00 1.155.000,00 375.000,00 10.540.571,00
31 5.467.000,00 570.000,00 2.678.571,00 1.170.000,00 865.000,00 150.000,00 10.900.571,00
32 6.447.000,00 600.000,00 3.532.143,00 2.250.000,00 700.000,00 300.000,00 13.829.143,00
33 5.358.000,00 1.050.000,00 4.500.000,00 3.145.000,00 1.780.000,00 490.000,00 16.323.000,00
34 4.488.000,00 950.000,00 2.000.000,00 3.690.000,00 1.945.000,00 490.000,00 13.563.000,00
35 5.143.000,00 1.080.000,00 9.443.571,00 2.535.000,00 1.430.000,00 440.000,00 20.071.571,00
36 6.026.000,00 1.450.000,00 2.567.857,00 3.630.000,00 1.670.000,00 490.000,00 15.833.857,00
37 10.000.000,0
6.241.000,00 750.000,00 2.365.000,00 1.220.000,00 240.000,00 20.816.000,00
0
3
38 4.047.000,00 790.000,00 5.193.571,00 1.610.000,00 1.080.000,00 290.000,00 13.010.571,00
39 4.035.000,00 730.000,00 2.657.857,00 2.080.000,00 1.080.000,00 340.000,00 10.922.857,00
40 6.132.000,00 670.000,00 8.786.904,00 1.717.000,00 1.380.000,00 350.000,00 19.035.904,00
41 4.365.000,00 855.000,00 4.150.714,00 2.390.000,00 1.690.000,00 390.000,00 13.840.714,00
42 11.778.571,0
5.913.000,00 720.000,00 1.719.000,00 980.000,00 490.000,00 21.600.571,00
0

94
Lampiran 14. Perbandingan Pendapatan Dengan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Per Musim Tanam
Strata No Sampel Luas Lahan Pendapatan (Rp) Pengeluaran (Rp) Selisih (Rp)
1 0,30 5.303.175 12.121.286,00 - 6.818.111,00
2 0,50 4.480.050 8.482.000,00 - 4.001.950,00
3 0,25 3.190.050 14.873.143,00 - 11.683.093,00
1
4 0,35 4.370.025 14.107.857,00 - 9.737.832,00
4 0,26 3.425.180 6.097.000,00 - 2.671.820,00
5 0,37 5.672.400 11.824.857,00 - 6.152.457,00
2 7 0,90 9.108.045 11.642.429,00 - 2.534.384,00
8 0,52 7.869.050 14.248.571,00 - 6.379.521,00
9 0,55 8.694.025 9.185.000,00 - 490.975,00
10 0,80 12.919.008 9.348.000,00 3.571.008,00
11 0,63 10.601.550 11.060.000,00 - 458.450,00
12 0,55 8.805.950 16.016.571,00 - 7.210.621,00
13 0,75 11.040.650 9.633.000,00 1.407.650,00
14 0,60 5.748.500 10.366.571,00 - 4.618.071,00
15 0,85 10.620.275 6.972.000,00 3.648.275,00
16 0,82 11.827.675 10.696.000,00 1.131.675,00
17 0,75 12.000.275 12.602.714,00 - 602.439,00
18 0,85 13.122.510 11.409.000,00 1.713.510,00
19 0,60 8.620.150 11.109.571,00 - 2.489.421,00
20 0,65 10.200.275 16.317.571,00 - 6.117.296,00
21 0,58 9.580.275 10.070.571,00 - 490.296,00
22 0,75 13.147.900 17.727.571,00 - 4.579.671,00
23 0,54 7.771.507 9.597.000,00 - 1.825.493,00
24 0,87 9.813.295 7.462.000,00 2.351.295,00
25 0,80 12.802.450 10.386.000,00 2.416.450,00

95
26 0,62 7.716.300 16.900.571,00 - 9.184.271,00
27 0,54 6.389.250 7.991.000,00 - 1.601.750,00
28 0,70 7.958.400 10.213.429,00 - 2.255.029,00
29 0,90 13.120.458 9.125.000,00 3.995.458,00
30 0,85 12.582.775 10.540.571,00 2.042.204,00
31 0,70 11.152.650 10.900.571,00 252.079,00
32 0,60 9.404.643 13.829.143,00 - 4.424.500,00
33 1,14 22.184.500 16.323.000,00 5.861.500,00
34 1,75 28.988.900 13.563.000,00 15.425.900,00
35 1,63 26.200.150 20.071.571,00 6.128.579,00
36 2,20 33.086.358 15.833.857,00 17.252.501,00
37 1,25 18.758.400 20.816.000,00 - 2.057.600,00
3
38 1,10 16.361.408 13.010.571,00 3.350.837,00
39 1,20 15.352.138 10.922.857,00 4.429.281,00
40 1,35 18.955.875 19.035.904,00 - 80.029,00
41 1,25 19.146.650 13.840.714,00 5.305.936,00
42 1,83 27.648.155 21.600.571,00 6.047.584,00

96
Lampiran 15. Perbandingan Total Pengeluaran Standar BPS Dengan Total Pengeluaran Rumah Tangga Petani Per Musim
Tanam
No Jumlah Standar Total
Strat Luas Total Pengeluaran Selisih
Sampe Anggota Pengeluaran Pengeluaran
a Lahan Petani (Rp) Pengeluaran (Rp)
l RT (Orang) Per Orang (Rp) Standar (Rp)
1 0,30 5 2.338.845,00 11.694.225,00 12.121.286,00 427.061,00
2 0,50 2 2.338.845,00 4.677.690,00 8.482.000,00 3.804.310,00
3 0,25 4 2.338.845,00 9.355.380,00 14.873.143,00 5.517.763,00
1
4 0,35 7 2.338.845,00 16.371.915,00 14.107.857,00 - 2.264.058,00
4 0,26 2 2.338.845,00 4.677.690,00 6.097.000,00 1.419.310,00
5 0,37 3 2.338.845,00 7.016.535,00 11.824.857,00 4.808.322,00
2 7 0,90 3 2.338.845,00 7.016.535,00 11.642.429,00 4.625.894,00
8 0,52 5 2.338.845,00 11.694.225,00 14.248.571,00 2.554.346,00
9 0,55 4 2.338.845,00 9.355.380,00 9.185.000,00 - 170.380,00
10 0,80 3 2.338.845,00 7.016.535,00 9.348.000,00 2.331.465,00
11 0,63 4 2.338.845,00 9.355.380,00 11.060.000,00 1.704.620,00
12 0,55 6 2.338.845,00 14.033.070,00 16.016.571,00 1.983.501,00
13 0,75 3 2.338.845,00 7.016.535,00 9.633.000,00 2.616.465,00
14 0,60 3 2.338.845,00 7.016.535,00 10.366.571,00 3.350.036,00
15 0,85 2 2.338.845,00 4.677.690,00 6.972.000,00 2.294.310,00
16 0,82 5 2.338.845,00 11.694.225,00 10.696.000,00 - 998.225,00
17 0,75 5 2.338.845,00 11.694.225,00 12.602.714,00 908.489,00
18 0,85 4 2.338.845,00 9.355.380,00 11.409.000,00 2.053.620,00
19 0,60 4 2.338.845,00 9.355.380,00 11.109.571,00 1.754.191,00
20 0,65 7 2.338.845,00 16.371.915,00 16.317.571,00 - 54.344,00
21 0,58 3 2.338.845,00 7.016.535,00 10.070.571,00 3.054.036,00
22 0,75 6 2.338.845,00 14.033.070,00 17.727.571,00 3.694.501,00

97
23 0,54 3 2.338.845,00 7.016.535,00 9.597.000,00 2.580.465,00
24 0,87 2 2.338.845,00 4.677.690,00 7.462.000,00 2.784.310,00
25 0,80 4 2.338.845,00 9.355.380,00 10.386.000,00 1.030.620,00
26 0,62 4 2.338.845,00 9.355.380,00 16.900.571,00 7.545.191,00
27 0,54 3 2.338.845,00 7.016.535,00 7.991.000,00 974.465,00
28 0,70 4 2.338.845,00 9.355.380,00 10.213.429,00 858.049,00
29 0,90 2 2.338.845,00 4.677.690,00 9.125.000,00 4.447.310,00
30 0,85 3 2.338.845,00 7.016.535,00 10.540.571,00 3.524.036,00
31 0,70 4 2.338.845,00 9.355.380,00 10.900.571,00 1.545.191,00
32 0,60 5 2.338.845,00 11.694.225,00 13.829.143,00 2.134.918,00
33 1,14 4 2.338.845,00 9.355.380,00 16.323.000,00 6.967.620,00
34 1,75 4 2.338.845,00 9.355.380,00 13.563.000,00 4.207.620,00
35 1,63 4 2.338.845,00 9.355.380,00 20.071.571,00 10.716.191,00
36 2,20 5 2.338.845,00 11.694.225,00 15.833.857,00 4.139.632,00
37 1,25 5 2.338.845,00 11.694.225,00 20.816.000,00 9.121.775,00
3
38 1,10 4 2.338.845,00 9.355.380,00 13.010.571,00 3.655.191,00
39 1,20 3 2.338.845,00 7.016.535,00 10.922.857,00 3.906.322,00
40 1,35 5 2.338.845,00 11.694.225,00 19.035.904,00 7.341.679,00
41 1,25 4 2.338.845,00 9.355.380,00 13.840.714,00 4.485.334,00
42 1,83 5 2.338.845,00 11.694.225,00 21.600.571,00 9.906.346,00

98
Lampiran 16. Perbandingan Luas Lahan Minimum Standar Petani Dan Luas Lahan Minimum Untuk Mencukupi Kebutuhan
Petani
Selama Satu Musim Tangan Dengan Luas Lahan Petani di Daerah Penelitian.
Luas Luas Lahan Selisih Luas Selisih Luas
Standar Luas Lahan
Strat No Lahan Minimum Lahan Lahan
Pengeluaran Minimum
a Sampel Petani Petani Standar Minimum Minimum (Ha)
Per Orang (Rp) Petani (Ha)
(Ha) (Ha) Standar (Ha)
1 2.338.845,00 0,30 0,66 0,69 - 0,36 - 0,39
2 2.338.845,00 0,50 0,52 0,95 - 0,02 - 0,45
3 2.338.845,00 0,25 0,73 1,17 - 0,48 - 0,92
1
4 2.338.845,00 0,35 1,31 1,13 - 0,96 - 0,78
4 2.338.845,00 0,26 0,36 0,46 - 0,10 - 0,20
5 2.338.845,00 0,37 0,46 0,77 - 0,09 - 0,40
2 7 2.338.845,00 0,90 0,69 1,15 0,21 - 0,25
8 2.338.845,00 0,52 0,77 0,94 - 0,25 - 0,42
9 2.338.845,00 0,55 0,59 0,58 - 0,04 - 0,03
10 2.338.845,00 0,80 0,43 0,58 0,37 0,22
11 2.338.845,00 0,63 0,56 0,66 0,07 - 0,03
12 2.338.845,00 0,55 0,88 1,00 - 0,33 - 0,45
13 2.338.845,00 0,75 0,48 0,65 0,27 0,10
14 2.338.845,00 0,60 0,73 1,08 - 0,13 - 0,48
15 2.338.845,00 0,85 0,37 0,56 0,48 0,29
16 2.338.845,00 0,82 0,81 0,74 0,01 0,08
17 2.338.845,00 0,75 0,73 0,79 0,02 - 0,04
18 2.338.845,00 0,85 0,61 0,74 0,24 0,11
19 2.338.845,00 0,60 0,65 0,77 - 0,05 - 0,17
20 2.338.845,00 0,65 1,04 1,04 - 0,39 - 0,39

99
21 2.338.845,00 0,58 0,42 0,61 0,16 - 0,03
22 2.338.845,00 0,75 0,80 1,01 - 0,05 - 0,26
23 2.338.845,00 0,54 0,49 0,67 0,05 - 0,13
24 2.338.845,00 0,87 0,41 0,66 0,46 0,21
25 2.338.845,00 0,80 0,58 0,65 0,22 0,15
26 2.338.845,00 0,62 0,75 1,36 - 0,13 - 0,74
27 2.338.845,00 0,54 0,59 0,68 - 0,05 - 0,14
28 2.338.845,00 0,70 0,82 0,90 - 0,12 - 0,20
29 2.338.845,00 0,90 0,32 0,63 0,58 0,27
30 2.338.845,00 0,85 0,47 0,71 0,38 0,14
31 2.338.845,00 0,70 0,59 0,68 0,11 0,02
32 2.338.845,00 0,60 0,75 0,88 - 0,15 - 0,28
33 2.338.845,00 1,14 0,48 0,84 0,66 0,30
34 2.338.845,00 1,75 0,56 0,82 1,19 0,93
35 2.338.845,00 1,63 0,58 1,25 1,05 0,38
36 2.338.845,00 2,20 0,78 1,05 1,42 1,15
37 2.338.845,00 1,25 0,78 1,39 0,47 - 0,14
3
38 2.338.845,00 1,10 0,63 0,87 0,47 0,23
39 2.338.845,00 1,20 0,55 0,85 0,65 0,35
40 2.338.845,00 1,35 0,83 1,36 0,52 - 0,01
41 2.338.845,00 1,25 0,61 0,90 0,64 0,35
42 2.338.845,00 1,83 0,77 1,43 1,06 0,40

100
Lampiran 17. Perbandingan Rata-Rata Pendapatan Usahatani Perbulan Dengan Upah Minimum Regional di Daerah
Penelitian.
Strata No Sampel Luas Lahan Pendapatan (Rp) UMR (Rp) Selisih (Rp)
1 0,30 1.060.635,00 2.484.041,00 -1.423.406,00
2 0,50 896.010,00 2.484.041,00 -1.588.031,00
3 0,25 638.010,00 2.484.041,00 -1.846.031,00
1
4 0,35 874.005,00 2.484.041,00 -1.610.036,00
4 0,26 685.036,00 2.484.041,00 -1.799.005,00
5 0,37 1.134.480,00 2.484.041,00 -1.349.561,00
2 7 0,90 1.821.609,00 2.484.041,00 -662.432,00
8 0,52 1.573.810,00 2.484.041,00 -910.231,00
9 0,55 1.738.805,00 2.484.041,00 -745.236,00
10 0,80 2.583.801,60 2.484.041,00 99.760,60
11 0,63 2.120.310,00 2.484.041,00 -363.731,00
12 0,55 1.761.190,00 2.484.041,00 -722.851,00
13 0,75 2.208.130,00 2.484.041,00 -275.911,00
14 0,60 1.149.700,00 2.484.041,00 -1.334.341,00
15 0,85 2.124.055,00 2.484.041,00 -359.986,00
16 0,82 2.365.535,00 2.484.041,00 -118.506,00
17 0,75 2.400.055,00 2.484.041,00 -83.986,00
18 0,85 2.624.502,00 2.484.041,00 140.461,00
19 0,60 1.724.030,00 2.484.041,00 -760.011,00
20 0,65 2.040.055,00 2.484.041,00 -443.986,00
21 0,58 1.916.055,00 2.484.041,00 -567.986,00
22 0,75 2.629.580,00 2.484.041,00 145.539,00
23 0,54 1.554.301,40 2.484.041,00 -929.739,60
24 0,87 1.962.659,00 2.484.041,00 -521.382,00

101
25 0,80 2.560.490,00 2.484.041,00 76.449,00
26 0,62 1.543.260,00 2.484.041,00 -940.781,00
27 0,54 1.277.850,00 2.484.041,00 -1.206.191,00
28 0,70 1.591.680,00 2.484.041,00 -892.361,00
29 0,90 2.624.091,60 2.484.041,00 140.050,60
30 0,85 2.516.555,00 2.484.041,00 32.514,00
31 0,70 2.230.530,00 2.484.041,00 -253.511,00
32 0,60 1.880.928,60 2.484.041,00 -603.112,40
33 1,14 4.436.900,00 2.484.041,00 1.952.859,00
34 1,75 5.797.780,00 2.484.041,00 3.313.739,00
35 1,63 5.240.030,00 2.484.041,00 2.755.989,00
36 2,20 6.617.271,60 2.484.041,00 4.133.230,60
37 1,25 3.751.680,00 2.484.041,00 1.267.639,00
3
38 1,10 3.272.281,60 2.484.041,00 788.240,60
39 1,20 3.070.427,60 2.484.041,00 586.386,60
40 1,35 3.791.175,00 2.484.041,00 1.307.134,00
41 1,25 3.829.330,00 2.484.041,00 1.345.289,00
42 1,83 5.529.631,00 2.484.041,00 3.045.590,00

102

Anda mungkin juga menyukai