Andreas Kiky
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
andreas.kiky@wiyatamandala.ac.id
ABSTRACT
Efficient Market Hypothesis (EMH) has been used by many academic professions
as fundamental theory in financial literature for almost five decades. This theory
creates basic understanding about how the information could affect volatility of
stock price. Base on this theory, market is divided into 3 categories: weak; semi-
strong and strong. Each of the market type represents information absorbtion in
the stock price. On the strong market all available information (private or public)
have been absorbed in stock price. On the semi-strong and weak market,
information absorbtion is not fully reflected in stock price. Then the result of this
condition could cause some market anomaly or abnormal return.
This research examines the effect of number of news on stock volatility in the first
model. Then this research also examines the effect of stock relative performance
to the market with the beta that generate from model 1. This approach and
methodology is taken from Stefan (2014) research on EMH Theory.
This research applies linear regressions on both models. For statistical
confirmation F test and t tests is applied to confirm the research hypothesis. From
both model this research also examines R2 value of model in order to check the
goodness of fit from the model.
139
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
140
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
141
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
juga dasar dari teori Efficient Market aset finansial adalah investasi pada
Hypothesis. aset keuangan seperti saham, obligasi
(Jones, 2007) menyatakan investasi yang membagikan imbal hasil dalam
biasanya dapat dikelompokan dalam periode tertentu. (Jones, 2007) juga
bentuk aset riil ataupun aset menyatakan total tingkat
finansial. Investasi pada aset riil ini pengembalian (total return) dari aset
adalah investasi pada aset fisik yang dapat dinyatakan dalam persamaan
produktif. Sedangkan investasi pada berikut ini:
CFt (PE PB )
TR=
PB
TR = Total Return
CFt = Cash Flow from Dividend
PE = Price when the asset sold
PB = Price when the asset bought
return maka dibutuhkan sebuah
Persamaan tersebut merupakan model yang menerangkan bahwa ada
perhitungan yang umumnya hubungan linear antara risiko dan
digunakan untuk menghitung return tingkat pengembalian. Model yang
saham. menjelaskan teori tersebut tertuang
Selanjutnya untuk mengetahui dalam modern portfolio theory yang
apakah sebuah saham menghasilkan diteliti oleh (Markowitz, 1952).
abnormal return maka penting sekali Selanjutnya kajian ini dikenal
untuk memahami konsep risk and dengan nama CAPM (Capital Asset
return dan expected return. Suatu Pricing Model) yang merupakan
saham dikatakan menghasilkan model antara risiko dan tingkat
abnormal return berarti memiliki pengembalian. Model CAPM yang
return yang lebih tinggi atau lebih mula-mula dikembangkan oleh.
rendah dari return wajar yang (Sharpe W. F., 1963) dalam single
dikenal dengan istilah expected index model.adalah berikut ini:
return. Untuk menghitung expected
142
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
Ri = ai βiRm + ei
143
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
144
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
harian harga saham saat ini dengan prediktor pergerakan harga di masa
perubahan harga di masa lalu atau yang akan datang, maka harga saham
periode sebelumnya. Temuan tidak lagi bergerak secara acak. P/E
penelitian ini mengkonfirmasi bahwa rasio mungkin membentuk
pasar di Indonesia masih tergolong ekspektasi investor yang
kategori lemah. mengakibatkan pengambilan
(Didik W., 2005) juga meneliti keputusan yang bias dan pada
tentang efficient market hypothesis. akhirnya menyebabkan anomali
Sampel penelitian diambil dari IHSG pasar. Temuan pada penelitian ini
(Jakarta Composite Index) dari tahun adalah P/E rasio tidak sepenuhnya
2000 hingga tahun 2004. Data memberikan informasi pasar secara
tersebut diolah menjadi return saham lengkap. P/E rasio menyebabkan
harian, mingguan dan tahunan. terjadinya ekspektasi investor dan
Selanjutnya data dianalisis dengan pada akhirnya informasi menjadi
menggunakan Q Statistic (Box- tidak simetris. Oleh Karena itu
Pierce and Ljung Box). Temuan temuan ini juga mengkonfirmasi
penelitian ini adalah adanya korelasi pasar tidak efisien.
antara lag periode saat ini dengan lag (Tsung-Cheng & Chin-Chen, 2011)
periode sebelumnya. Hasil temuan mencoba menjelaskan fenomena size
ini mengkonfirmasi bahwa pasar effect pada bulan January. Dalam
tidak efisien. kebudayaan masyarakat China,
Pengamatan mengenai adanya terdapat bonus yang dibagikan
anomaly sendiri telah lama sebelum Tahun Baru China (Chinese
dilakukan. (Basu, 1977) mengamati New Year). Bonus yang dibagikan ini
performa saham berdasarkan nilai membuat beberapa karyawan dan
P/E rasio. Investor percaya bahwa masyarakat menjadi mendapatkan
P/E rasio dapat menggambarkan disposable income yang lebih tinggi
performa saham di masa yang akan pada bulan Januari ataupun Februari.
datang. Jika memang asumsi ini Dengan tambahan uang tersebut
benar maka ini juga bisa menjadi maka uang tersebut dapat
salah satu bukti pasar tidak efisien. dimanfaatkan untuk membeli
Karena jika P/E rasio bisa menjadi kebutuhan rumah tangga lainnya
145
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
ataupun digunakan untuk membeli EMH. Teori EMH itu sendiri sangat
sejumlah aset finansial seperti sederhana akan tetapi saat
saham. Pada penelitian ini ditemukan melakukan pengujian empiris terlalu
bonus tersebut mempengaruhi banyak metodologi dan anomali
perilaku investor China (Taiwan) yang ditemukan. Oleh karena itu
lebih cenderung spekulatif. kajian mengenai EMH itu sendiri
Akibatnya pembelian saham yang masih menyisakan ruang yang cukup
memiliki risiko tinggi cenderung luas untuk dieksplor. Penelitian ini
terjadi pada bulan Januari atau bahkan menyarakan untuk
Februari tersebut. Akibatnya pasar melakukan investigasi lebih jauh
modal cenderung berfluktuasi pada mengenai EMH itu sendiri dari masa
bulan tersebut. Mereka ke masa.
mengaplikasikan metode dan tahapan Salah satu pioneer lain yang
penelitian yang sama dengan (Fama membahas topik ini adalah (Malkiel,
& Macbeth, 1973) dan model dari 1991). Buku tersebut menyatakan
(De & Verschoor, 2002) untuk jika bentuk EMH adalah bentuk
membuktikan fenomena dan lemah, semua kajian dan metode
menganalisis fenomena size-effect analisis teknikal menjadi tidak
tersebut. Penelitian ini juga berguna karena informasi harga
mengkonfirmasi telah ditemukan pasar hanya informasi masa lalu saja.
anomali pada bulan January dan Harga harusnya tidak memiliki
small size effect pada saham di pasar korelasi dengan harga di masa lalu.
modal Taiwan. Dalam buku ini Malkiel menyatakan
(Titan, 2015) melakukan studi bahwa teori random walk telah
literatur mengenai penelitian EMH digunakan secara tidak hati-hati
baik untuk jangka panjang (long run) (loosely) pada berbagai literatur
ataupun jangka pendek (short run). keuangan. Sifat dasar dari berita itu
Pada kajian literatur ini, EMH sendiri adalah acak. Pemberitaan
ditemukan lebih banyak tidak efisien. terjadi secara acak umumnya,
Tantangan dalam menguji EMH itu sehingga jika itu memiliki pengaruh
sendiri adalah belum ada metodologi pada pergerakan harga saham maka
yang sangat akurat dalam pengujian sudah menjadi sewajarnya. Artikel
146
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
147
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
Yi = β1iXi εi (Model 1)
β1i = slope
εi = Error term
Dari model (1) maka yang akan 0. Untuk itu hipotesis null yang akan
dianalisis adalah pengaruh antara diuji adalah β1i = 0. Selanjutnya dari
jumlah berita pada stock i terhadap persamaan pertama tersebut nilai β1i
price volatility dari stock i. Dalam tersebut digunakan untuk model 2
pengujian model ini maka hipotesis yaitu:
alternatif yang akan diuji adalah β1i ≠
Y=α β1 X ε (Model 2)
Yang mana:
α = Intercept
ε = Error term
Pada model kedua, maka yang akan pasar adalah saham yang tidak
dianalisis adalah pengaruh dari stock sensitif dengan pemberitaan. Artinya
performance relatively to the market ada hubungan negatif dari nilai slope
dengan stock price sensitivity yang yang akan diuji.
diukur dari beta pada model 1.
Berikut ini adalah hipotesis yang
Berdasarkan (Stefan, 2009)
akan diuji pada penelitian ini
seharusnya β1 yang bernilai negatif (-
) adalah saham yang mengungguli
148
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
Jumlah Berita
1200
1000
800
600
400
200
0
ASII
SRIL
PBRX
BMRI
UNVR
KLBF
ADRO
ANTM
BUMI
WSKT
BBRI
PGAS
BSDE
LPPF
BBCA
SSMS
TLKM
UNTR
MNCN
ELSA
INDF
SMGR
KREN
LPKR
BBNI
PWON
GGRM
HMSP
EXCL
PPRO
149
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
150
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
volume
90,000,000,000
80,000,000,000
70,000,000,000
60,000,000,000
50,000,000,000
40,000,000,000
30,000,000,000
20,000,000,000
10,000,000,000
151
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
152
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
dicerminkan oleh jumlah berita yang H01 : Tidak terdapat pengaruh stock
ada) masih belum baik. Pasar dapat performance relative to the
digolongkan tidak efisien market dengan stock price
berdasarkan temuan ini. Berdasarkan sensitivity (Beta).
model 1 seharusnya pasar yang
Ha1 : Terdapat pengaruh stock
efisien tergambarkan dari banyaknya
performance relative to the
berita yang ada akan mempengaruhi
market dengan stock price
volatilitas saham. Dengan asumsi
sensitivity (Beta).
pasar yang efisien menyerap berita
dengan baik dan reaksi pasar tersebut Hasil dari uji F, uji t dan nilai R2
dapat ditemukan pada harga saham. untuk model (2) dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Pada hipotesis kedua yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah:
153
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
154
Jurnal Bina Manajemen, Maret 2018, Vol.6 No.2 Hal 138 - 156
155
Kajian Empiris Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) pada Bursa Efek Indonesia
156