Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH POLA TANAM

PENERAPAN KALENDER TANAM


PETANI PADI DI KECAMATAN KAYEN KIDUL

Oleh :
NABILA SOFIA RIZKA UTAMI
18025010014

Dosen :
DR.IR.IDA RETNO MOELJANI, MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan iklim global berimbas terhadap pola tanam, pola hujan,
luas tanam, dan produksi tanaman. Perubahan iklim yang ditandai oleh
perubahan pola dan distribusi curah hujan (Sufleet dan Tullos, 2013).
Peningkatan suhu dan peningkatan permukaan air laut berdampak secara
langsung dan tidak langsung terhadap wilayah pertanian. Dampak dari
perubahan iklim yaitu pergesaran awal dan akhir musim tanam dan akan
berdampak negative terhadap pola tanam dan produktivitas tanaman,
khususnya tanaman semusim. Selain itu perubahan iklim juga dapat
menyebabkan kondisi kering ekstrim El Nino dan kondisi basah yang juga
esktrim akibat La Nina.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani yaitu mengenai
penentuan awal waktu tanam, yang dimana pada saat ini telah terjadi
pergeseran pola hujan, hal tini terjadi karena adanya perubahan iklim secara
global. Kondisi seperti sekarang diperlukan pihak-pihak yang terkait untuk
merumuskan mengenai awal waktu tanam yang sesuai dengan kondisi daerah
masing-masing diseluruh wilayah Indonesia. Dari permalahan tersebut,
Badan penelitian dan pengembangan pertanian, Kementerian Pertanian
Menyusun dan mengembangakan Kalender Tanam (KATAM) sejak tahun
2007. Kalender Tanam ini digunakan untuk mengatasi dan membantu petani
dalam menentukan waktu tanam dan pola tanam yang digunakan. Informasi
Kalender Tanam tanaman dibuat untuk setiap kecamatan di seluruh Indonesia
(Runtunuwu, 2011). Pola Kalender Tanam disusun berdasarkan kondisi
actual di lapang dan kondisi potensial dengan menggunakan analisis
klimatologis.
Menurut Syahbuddin (2013), keunggulan atlas KATAM adalah 1).
Dinamis, karena disusun berdasarkan beberapa kondisi iklim. 2). Operasional
pada skala kecamatan. 3). Spesifik lokasi atau mempertimbangkan kondisi
sumber daya iklim dan air setempat. 4). Mudah dipahami oleh pengguna
karena disusun secara spasial dan tabular dengan uraian yang jelas. Potensi
awal waktu tanam merupakan estimasi yang mungkinn terjadi berdasarkan
analisis ketersediaan air. Informasi prediksi waktu tanam dan rekomendasi
lainnya secara diperbaharui 2 bulan sebelum musim tanam pada musim hujan
dan musim kemarau pada bulan Maret – Agustus.

1.2 Tujuan
Mengetahui penggunaan KATAM dan rekomendasi awal waktu
tanam, pola tanam, luas potensial tanam, wilayah rawan kekeringan dan
banjir, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, varietas yang sesuai
berdasarkan prakiraan iklim di wilayah masing-masing.
II. ISI

Kalender Tanam (KATAM) merupakan teknologi yang memuat berbagai


informasi tanam dari tingkat provinsi hingga tingkat kecamatan di seluruh Indonesia.
System KATAM ini memberi informasi mengenai potensi pola tanam, waktu tanam,
luas areal tanam potensial dan rekomendasi teknologi adaptif pada level provinsi
sampai tingkat kecamatan. System ini disusun berdarsarkan prakiraan iklim per
musim, dapat di integrasikan dengan rekomendasi pemupukan, ketahanan varietas,
dan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
KATAM ini merupakan pedoman atau acuan bagi petani untuk menentukan
waktu penanaman, jenis komoditas dan varietas ketahanan berdasarkan wilayah.
Namun faktanya masih banyak petani yang belum tau mengenai KATAM. Hal
seperti ini sama halnya dengan petani yang berada di wilayah kecamatan Kayen
kidul beliau belum mengetahui istilah dari Kalender Tanam tersebut. Dari hasil
wawancara yang saya lakukan, pada bulan November petani menanam komoditas
utama yakni padi, komoditas yang di tanam oleh petani telah sesuai dengan
rekomendasi dari KATAM. Dalam Kalender Tanam daerah Kecamatan Kayen Kidul
musim tanam padi dilakukan pada bulan November minggu ke-3 hingga bulan
Desember minggu ke-2.
Pengolahan lahan yang digunakan oleh petani setempat menggunakan Alsin
berupa tractor, namun pada sebelumnya petani dalam pengolahan masih
menggunakan tenaga hewan dalam melakukan pembajakan lahan. Seiring dengan
perkembangan teknologi petani setempat di daerah Kecamatan Kayen Kidul telah
beralih menggunakan hand tractor. Hal tersebut telah sesuai dengan rekomendasi
dalam KATAM dimana dalam pengolahan lahan menggunakan Alsin berupa tractor.
Selanjutnya untuk pemupukan petani menggunakan Urea dan Za. Pemupukan
dilakukan 3 kali dengan dosis sebagai berikut, pemupukan pertama dilakukan saat 15
HST 25 kg/ha Urea, pemupukan kedua dilakukan saat 25 HST 50 kg/ha Urea dan
pemupukan terakhir atau penutup pada saat 50 HST 50 kg/ha ZA. Sedangkan
rekomendasi dari KATAM yaitu pupuk NPK, UREA dan ZA dengan dosis berbeda.
Untuk meningkatkan produksi padi petani pada umumnya menggunakan pupuk
terutama pupuk Urea dan ZA yang cukup tinggi (Darwis dan Saptana, 2016).
Penggunaan dosis pupuk harus secara tepat yaitu disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan lahan, agar tidak merusak lingkungan.
Varietas padi yang ditanam oleh petani setempat di Kecamatan Kayen Kidul
yaitu INPARI 42, dimana menurut petani varietas tersebut dapat toleran terhadap
serangan penyakit. Fajrullah (2019) menjelaskan bahwa INPARI 42 merupakan salah
satu varietas padi yang di rancang memiliki daya hasil tinggi, baik pada kondisis
optimum maupun sub optimum (ketersediaan air dan pupuk terbatas) serta juga
dirancang memiliki ketahanan terhadap hama penyakit utama padi.
Berikut gambar informasi dari aplikasi KATAM terpadu di daerah
Kecamatan Kayen
Kidul, Kabupaten Kediri
:

Gambar 1. Informasi
Awal Waktu Tanam dan
Pola Tanam
Gambar 2. Informasi
penggunaan Pupuk

Gambar 3. Informasi
Alat mesin pertanian

Gambar 4. Informasi Varietas Kerentanan


III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Petani di daerah Kecamatan Kayen Kidul belum tau mengenai KATAM
2. Penanaman komoditas padi dilakukan pada bulan November sesuai dengan
rekomendasi dari KATAM
3. Pemupukan yang dilakukan oleh petani menggunakan pupuk Urea dan ZA
4. Alsin yang digunakan oleh petani dalam pengolahan yaitu hand tractor

3.2 Saran
Dalam pengaplikasian KATAM oleh petani agar efektif diperlukan
sosialisasi dari pihak yang terkait / dari pihak yang lebih paham. Hal tersebut
perlu dilakukan agar petani dapat melakukan sesuai dengan informasi yang
telah dianjurkan dalam aplikasi KATAM terpadu.
DAFTAR PUSTAKA

Darwis, V. dan Saptana. 2016. Rekonstruksi Kelembagaan Dan Uji Teknologi


Pemupukan : Kebijakan Strategis Mengatasi Kelangkaan Pupuk. Analisis
Kebijakan Pertanian 2(8): 167-186.

Fajrullah.N.SA., Kapila.H.D.,Nugraha.D.,2019. Peningkatan Produktivitas Tanaman


Padi Melalui Penggunaan vvb INPARI 42 Agritan GSR di Kecamatan
Gapura Kabupaten Sumenep. Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya
Lokal di Era Revolusi Industri 4.0. BPTPH Kab.Sumenep. ISBN: 978-602-
50605-8-8.

Runtunuwu.E., dan Sayhbuddin. 2011. Atlas Kalender Tanam Pangan Nasional


untuk Menyikapi Variabilitas dan Perubahan Iklim. Jurnal Sumberdaya
Lahan 5(1):1-10

Surfleet ,Christopher G., Desirèe Tullos. 2013. Variability in effect of climate change
on rain-on-snow peak flow events in a temperate climate. Journal of
Hydrology 479: 24-34. ISSN 0022-1694.

Syahbuddin, H., W.T. Nugroho., B. Rahayu., A. Hamdani., I. Las., dan E.


Runtunuwu. 2007. Atlas Kalender Tanam. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian. 109.

Anda mungkin juga menyukai