Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL

MEMBERIKAN KONSULTASI DALAM PENYELENGGARAAN


PENYULUHAN PERTANIAN PADA PETANI
TANGGAL 18 MEI 2018

BUDIDAYA PADI SISTEM TABELA


( Tanam Benih Langsung )

OLEH :
DYAH AJENG TRENGGONOWATI, S.TP
19830613 201001 2 026

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KECAMATAN LASEM


DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN REMBANG
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia dilakukan pemerintah melalui
program intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan memperbaiki
teknologi anjuran untuk meningkatkan produktivitas lahan, sedangkan ekstensifikasi
ditujukan untuk memperluas areal produksi. Perluasan areal umumnya diarahkan ke
lahan baru di luar jawa serta lahan tidur atau meningkatkan indeks panen (IP) pada
lahan yang mempunyai IP rendah.
Pada sistem usaha tani padi intensif dengan tenaga kerja banyak tersedia dan
murah, sistem tanam pindah (tapin) umum dilakukan petani. Namun, di daerah dengan
tenaga kerja sukar dan mahal sementara harga mesin tanam pindah tidak terjangkau
petani, sistem tanam benih langsung (tabela) dapat menjadi alternative bagi petani.
Sistem TABELA dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja yang berkonsentrasi pada
waktu yang bersamaan seperti pengolahan tanah dan tanam, serta untuk menghindari
pembuatan dan pemeliharaan persemaian. Efisiensi tenaga kerja tersebut dapat menekan
biaya tenaga kerja yang mahal serta mengejar masa tanam yang serempak dengan biaya
relative murah.

B. Masalah
Kelangkaan tenaga kerja sering menyebabkan waktu tanam terlambat, sehingga
petani terpaksa menanam bibit padi yang sudah tua sehingga hasil panen rendah.

C. Tujuan
Untuk mengantisipasi kelangkaan tenaga kerja tanam padi dan efisiensi biaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Beberpa IRRI (1989) telah mengantisipasi kelangkaan tenaga kerja yang terjadi
pada tahun 2000-an serta perkembangan teknologi pengendalian gulma yang semakin maju
pada waktu itu. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka sistem tabela diharapkan semakin
popular di Asia khususnya pada sistem usaha tani padi intensif. Tersedianya varietas
unggul berumur genjah, harga herbisida yang terjangkau petani, serta buruh tani yang
langka dan mahal mendorong petani padi pada lahan irigasi di beberapa Negara Asia
beralih dari tanam pindah (tapin) ke tanam benih langsung (tabela). Di Indonesia,
pengembangan padi tabela menghadapi berbagai masalah, antara lain ketersediaan varietas
yang adaptif yang mampu berkecambah dalam kondisi anaerob, sistem perakaran dalam
sehingga tahan rebah, serta mempunyai anakan terbatas tetapi produktif. Masalah gulma
dan cara panen juga merupakan hambatan dalam pengembangan padi tabela.
Pada penanaman dengan cara tabor rata ( broadcast seeding ) atau sistem sonor,
petani sangat enggan melakukan panen secara konvensional dengan sabit karena
memerlukan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi tenaga
kerja dan hasil panen tinggi, petani perlu menggunakan herbisida yang efektif dan selektif
serta mudah mendapatkan atau menyewa alat/mesin pemanen. Teknologi spesifik yang
direkomendasikan untuk padi tabela perlu dievaluasi dan diperbaiki, selanjutnya
diintroproduksikan ke petani untuk menunjang usaha intensifikasi dan ekstensifikasi padi
tabela di lapangan.
Sistem tabela mampu memberikan hasil panen yang sebanding dengan hasil panen
padi tapin, bahkan lebih tinggi dengan pengelolaan yang optimum. Di Indonesia, sistem
tabela sudah mulai diadopsi oleh petani, terutama di daerah sentra produksi padi dengan
tenaga kerja langka dan mahal. Di Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung, sistem
tabela basah sudah berkembang di kalangan petani karena tenaga kerja yang langka dan
mahal. Penaburan benih dalam larikan dapat menggunakan alat yang disebut “atabel” (alat
tanam benih langsung). Di daerah transmigrasi pasang surut Sumatera Selatan, tabor benih
rata (broadcast seeding) cukup populer dengan sebutan sistem tanam “sonor”. Dengan
sistem ini, curahan tenaga kerja untuk menanam padi hanya 1-2 orang/ha. Di lahan sawah
tadah hujan Jawa Tengah, tabela kering pada padi gogorancah sudah puluhan tahun
dipraktekkan oleh petani. Benih bisa di tugal, “dicicir”, atau ditanam menggunakan alat
yang diintroproduksikan dari IRRI.

III. MATERI KONSULTASI


A. Waktu dan Tempat
Arahan bimbingan konsultasi dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian
dengan materi Budidaya Padi dengan Sistem Tabela ini dilaksanakan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 18 Mei 2018
Jam : 08.30 – 10.45 WIB
Tempat : Lahan sawah petani
Petani : Bpk Pirnadi
Alamat : Desa Sendangcoyo Kec. Lasem Kab. Rembang

B. Materi
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada sistem tapin sama dengan pengolahan tanah pada
tabela. Namun, tabela menghendaki kondisi permukaan tanah yang rata agar air
irigasi mudah didrainase. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara kering maupun
basah/ melumpur. Pada pengolahan tanah secara kering, penanaman dilakukan
dengan sistem tabela kering (dry seeding), sedangkan pada pengolahan tanah
melumpur, benih ditanam dengan sistem tabela basah (wet seeding). Pengolahan
tanah yang sempurna akan menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi
perkecambahan benih padi sehigga pertumbuhannya lebih seragam. Namun,
umumnya petani mengolah lahan secara borongan atau terburu-buru, sehingga
kualitas pengolahan tanah kurang baik. Tanah masih terbongkah-bongkah dan tidak
rata sehingga terdapat genangan air. Selain itu, rimpang dan biji gulma cepat
bertunas dan tumbuh kembali untuk bersaing dengan tanaman.
2. Sistem Drainase
Sistem tabela basah sangat sesuai diterapkan pada lahan sawah beririgasi
teknis karena pemasukan dan pengeluaran air mudah diatur. Pada 7-10 hari pertama
setelah benih ditabur, petakan harus didrainase agar air tidak menggenang dan benih
padi tidak mati/ busuk. Karena tidak semua petakan bisa dibuat rata, umumnya
petani membuat saluran cacing di dalam petakan untuk mengalirkan air yang
tergenang. Sebenarnya genangan air diperlukan untuk mencegah benih dimakan
burung atau tikus. Genangan air juga berfungsi untuk menekan perkecambahan biji-
biji gulma. Oleh karena itu, para pemula diharapkan dapat menciptakan varietas
padi yang toleran genangan (submergence) yang mampu berkecambah meskipun
kondisi air tergenang (anaerobik condition).

3. Gulma
Pengendalian gulma merupakan salah satu kendala dalam pengembangan
teknologi padi tabela. Infestasi gulma pada padi tabela lebih padat daripada padi
tapin karena genangan air tidak ada pada awal pertumbuhan. Apabila tanaman tidak
disiang sampai umur 6 minggu maka kehilangan hasil sangat nyata, padahal pada
umur tersebut, bibit gulma rumput dan padi sukar dibedakan. Penyiang juga sukar
lewat diantara barisan tanpa merusak tanaman padi yang baru tumbuh, apalagi bila
benih di tabor rata.
Alternatif pengendalian gulma yang paling tepat dan praktis adalah dengan
menggunakan herbisida. Sekarang sudah ada beberapa herbisida yang sesuai untuk
padi tabela karena tingkat selektivitasnya tinggi. Herbisida yang bersifat toleran
pada padi tapin dapat menimbulkan keracunan pada padi tabela. Selektivitas
tersebut muncul karena perbedaan umur bibit. Pada sistem tapin, bibit yang ditanam
telah berumur 21 hari sehingga lebih kuat menyaingi gulma dan lebih tahan
terhadap keracunan herbisida. Pada tabela, tanaman padi dan gulma, terutama
rumput, mempunyai umur dan morfologi yang relatif sama.

4. Perawatan
Pada tabela perawatan (termasuk pemupukan) tanaman padi tidak jauh
berbeda dibandingkan tanaman tapin (tanam pindah).

IV. KESIMPULAN
Budidaya padi dengan sistem Tabela (tanam benih langsung) dapat digunakan
sebagai alternatif pengembangan tanaman padi pada daerah-daerah yang kurang air serta
tenaga kerja yang sulit dan mahal.

VI. PENUTUP

Demikianlah rangkaian kegiatan konsultasi petani desa Sendangcoyo Kecamatan


Lasem Kabupaten Rembang. Semoga hasil yang diperoleh dari konsultasi ini dapat
memberikan manfaat bagi petani, dan penyusun berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan
berkembang sesuai tingkat kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk penyusunan laporan dimasa yang akan datang dan terima kasih

Lasem, 18 Mei 2018


Penyuluh Pertanian Petani Konsultasi
BPP Kec. Lasem

DYAH AJENG. T, S.TP. PIRNADI


NIP. 19830613 201001 2 026

Anda mungkin juga menyukai