OLEH :
DYAH AJENG TRENGGONOWATI, S.TP
19830613 201001 2 026
A. Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia dilakukan pemerintah melalui
program intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan memperbaiki
teknologi anjuran untuk meningkatkan produktivitas lahan, sedangkan ekstensifikasi
ditujukan untuk memperluas areal produksi. Perluasan areal umumnya diarahkan ke
lahan baru di luar jawa serta lahan tidur atau meningkatkan indeks panen (IP) pada
lahan yang mempunyai IP rendah.
Pada sistem usaha tani padi intensif dengan tenaga kerja banyak tersedia dan
murah, sistem tanam pindah (tapin) umum dilakukan petani. Namun, di daerah dengan
tenaga kerja sukar dan mahal sementara harga mesin tanam pindah tidak terjangkau
petani, sistem tanam benih langsung (tabela) dapat menjadi alternative bagi petani.
Sistem TABELA dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja yang berkonsentrasi pada
waktu yang bersamaan seperti pengolahan tanah dan tanam, serta untuk menghindari
pembuatan dan pemeliharaan persemaian. Efisiensi tenaga kerja tersebut dapat menekan
biaya tenaga kerja yang mahal serta mengejar masa tanam yang serempak dengan biaya
relative murah.
B. Masalah
Kelangkaan tenaga kerja sering menyebabkan waktu tanam terlambat, sehingga
petani terpaksa menanam bibit padi yang sudah tua sehingga hasil panen rendah.
C. Tujuan
Untuk mengantisipasi kelangkaan tenaga kerja tanam padi dan efisiensi biaya.
B. Materi
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada sistem tapin sama dengan pengolahan tanah pada
tabela. Namun, tabela menghendaki kondisi permukaan tanah yang rata agar air
irigasi mudah didrainase. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara kering maupun
basah/ melumpur. Pada pengolahan tanah secara kering, penanaman dilakukan
dengan sistem tabela kering (dry seeding), sedangkan pada pengolahan tanah
melumpur, benih ditanam dengan sistem tabela basah (wet seeding). Pengolahan
tanah yang sempurna akan menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi
perkecambahan benih padi sehigga pertumbuhannya lebih seragam. Namun,
umumnya petani mengolah lahan secara borongan atau terburu-buru, sehingga
kualitas pengolahan tanah kurang baik. Tanah masih terbongkah-bongkah dan tidak
rata sehingga terdapat genangan air. Selain itu, rimpang dan biji gulma cepat
bertunas dan tumbuh kembali untuk bersaing dengan tanaman.
2. Sistem Drainase
Sistem tabela basah sangat sesuai diterapkan pada lahan sawah beririgasi
teknis karena pemasukan dan pengeluaran air mudah diatur. Pada 7-10 hari pertama
setelah benih ditabur, petakan harus didrainase agar air tidak menggenang dan benih
padi tidak mati/ busuk. Karena tidak semua petakan bisa dibuat rata, umumnya
petani membuat saluran cacing di dalam petakan untuk mengalirkan air yang
tergenang. Sebenarnya genangan air diperlukan untuk mencegah benih dimakan
burung atau tikus. Genangan air juga berfungsi untuk menekan perkecambahan biji-
biji gulma. Oleh karena itu, para pemula diharapkan dapat menciptakan varietas
padi yang toleran genangan (submergence) yang mampu berkecambah meskipun
kondisi air tergenang (anaerobik condition).
3. Gulma
Pengendalian gulma merupakan salah satu kendala dalam pengembangan
teknologi padi tabela. Infestasi gulma pada padi tabela lebih padat daripada padi
tapin karena genangan air tidak ada pada awal pertumbuhan. Apabila tanaman tidak
disiang sampai umur 6 minggu maka kehilangan hasil sangat nyata, padahal pada
umur tersebut, bibit gulma rumput dan padi sukar dibedakan. Penyiang juga sukar
lewat diantara barisan tanpa merusak tanaman padi yang baru tumbuh, apalagi bila
benih di tabor rata.
Alternatif pengendalian gulma yang paling tepat dan praktis adalah dengan
menggunakan herbisida. Sekarang sudah ada beberapa herbisida yang sesuai untuk
padi tabela karena tingkat selektivitasnya tinggi. Herbisida yang bersifat toleran
pada padi tapin dapat menimbulkan keracunan pada padi tabela. Selektivitas
tersebut muncul karena perbedaan umur bibit. Pada sistem tapin, bibit yang ditanam
telah berumur 21 hari sehingga lebih kuat menyaingi gulma dan lebih tahan
terhadap keracunan herbisida. Pada tabela, tanaman padi dan gulma, terutama
rumput, mempunyai umur dan morfologi yang relatif sama.
4. Perawatan
Pada tabela perawatan (termasuk pemupukan) tanaman padi tidak jauh
berbeda dibandingkan tanaman tapin (tanam pindah).
IV. KESIMPULAN
Budidaya padi dengan sistem Tabela (tanam benih langsung) dapat digunakan
sebagai alternatif pengembangan tanaman padi pada daerah-daerah yang kurang air serta
tenaga kerja yang sulit dan mahal.
VI. PENUTUP