Anda di halaman 1dari 6

Disusun Oleh :

M. AZIZ LUBIS, SP
NIP. 19651108 200003 1 006

BALAI PENYULUHAN KECAMATAN


( BPK )
KECAMATAN BUNGKAL - KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2016
JARAK TANAM DAN CARA TANAM ”JAJAR LEGOWO”1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Produktivitas padi di Indonesia masih memungkinkan bisa ditingkatkan bila


berdasarkan pada rata-rata produksi nasional yang hanya mencapai 5,1t/ha. Peluang untuk
meningkatkan produksi tanaman padi masih terbuka lebar, baik dari segi potensi
sumberdaya lahan, maupun peningkatan produktivitas melalui penerapan paket teknologi
yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Program pola intensifikasi (Jawa) dan
ekstensifikasi (luar Jawa) hingga saat ini masih menjadi acuan utama untuk meningkatkan
produksi nacional.
Jawa Timur termasuk lumbung pangan yang memiliki kontribusi terhadap produksi
pangan nasional sebesar 30-35%. Luas panen padi di Jawa Timur tahun 2009 mencapai
1.904.830 Ha dengan produktivitas 59,11ku/ha, dan produksi total sebesar 11.259.085 ton
(BPS Jatim, 2009). Beragamnya sumber daya lahan pertanian dan kemampuan petani
dalam menerapkan teknologi juga sebagai penyebab rendahnya produktivitas padi yang
ada. Namun demikian hal ini pula yang menjadi acuan dan dorongan upaya peningkatan
produksi padi di Jawa Timur.
Masih adanya kesenjangan hasil antara produksi ditingkat pengkajian/penelitian
dengan produksi ditingkat petani, hal ini juga yang mendorong upaya peningkatkan
produksi ditingkat lapang. Oleh karena itu perlu dilakukan diseminasi teknologi melalui
demfam dan penyuluhan guna mempercepat penyebaran dan adopsi teknologi ditingkat
petani.
Pengaturan jarak tanam dan sistem tanam pada suatu lahan pertanian untuk
komoditas tertentu adalah penting, karena akan berpengaruh pada produksi yang akan
dicapai. Penentuan jarak tanam dan sistem tanam yang tidak tepat akan berakibat pada
pemanfaatan lahan tidak optimum, taksiran kebutuhan benih, pupuk dan sarana produksi
lainnya menjadi tidak tepat, serta dugaan produksi yang diinginkan tidak tepat pula.
Salah satu komponen teknologi pilihan yang ditetapkan pada buku pedoman
Sekolah Lapang – Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi adalah metode anam jajar
legowo. Jajar legowo merupakan sistem tanam dengan cara pengaturan jarak tanam dan
penentuan populasi tanaman padi per satuan luas.
Pilihan jarak tanam pada tanaman padi sistem tegel yakni 20 cm x 20 cm; 22 cm x
22 cm; 25 cm x 25 cm; sedangkan sistem jajar legowo 2:1 yakni 40 cm x (20 cm x 10 cm)
untuk lahan kurang subur; 40 cm x (20 cm x 12,5 cm); 50 cm x (25 cm x 12,5 cm) untuk
lahan subur serta terdapat juga sistem jajar legowo 4:1 yakni setiap empat baris terdapat
lorong satu
Apakah Tanam Jajar Legowo Itu?

Teknologi tanam jajar legowo memiliki pengertian sebuah rekayasa teknik tanam
dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan
rumpun dalam barisan dan melebarnya jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun
padi berada di barisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman
pinggir (border effect).

2. Tujuan

Cara tanam sistem jajar legowo adalah sebuah rekayasa teknologi jarak tanam yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas usahatani padi.
Keuntungan sistem tanam jajar legowo antara lain memudahkan pemeliharaan
tanaman (misal: penyiangan, pemupukan, penyemprotan) dan dapat meningkatkan
produktivitas padi per satuan luas antara 12-22 persen (Badan Litbang Pertanian, 2008).
Cara tanam ini telah banyak diterapkan petani karena memberikan beberapa
keuntungan, antara lain:
 Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya
memberi hasil lebih tinggi (pengaruh tanaman pinggir);
 Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah;
 Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas (endemis
keong mas) atau untuk mina padi;
 Penggunaan pupuk lebih berdaya guna (efektif).
Sedangkan kelemahannya antara lain kebutuhan benih meningkat 30 persen
dibanding cara tanam tegel, dan untuk lokasi tertentu ada penambahan biaya tanam.

II. ALAT DAN CARA KERJA

Pada praktek di tingkat lapang cara tanam jajar legowo banyak variasinya yakni
2:1, 3:1, 4:1, 5:1 dan 6:1, tetapi yang dianjurkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah 2:1
dimana semua tanaman seolah-olah berada pada pinggiran pematang. Jarak tanam yang
digunakan pada jajar legowo 2:1 adalah 40 cm x 20 cm x 10 cm untuk lahan yang kurang
subur dan 40 cm x 20 cm x 12,5 cm untuk lahan subur. Penerapan cara ini dapat
meningkatkan populasi tanaman yang mencapai antara 30-40 persen; dimana dengan cara
ini pula diharapkan terjadi peningkatan produksi.
Alat bantu tanam jajar legowo disebut Atajale 2:1 (Gambar 1). Alat ini sangat
sesuai diterapkan pada lahan berpengairan teknis dan mudah membuang air dengan
pengolahan tanah sempurna. Cara kerja alat ini adalah ditarik mundur yang akan
mendapatkan garis-garis lurus persegi dan berpotongan. Garis-garis yang berpotongan
tersebut tempat dimana bibit padi ditanam dengan cara berjalan maju. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur telah memperkenalkan alat tersebut melalui
pelaksanaan program pendampingan SL-PTT di Jawa Timur.
Pada lahan sawah tadah hujan yang kurang air dan daerah yang sulit membuang air,
alat ini sulit diterapkan. Di beberapa daerah terdapat sebagian petani menerapkan cara
tanam jajar legowo dengan menggunakan alat bantu tali nylon yang diberi tanda jarak
tanam 10-12,5 cm dengan rafia yang diikatkan. Kemudian dibuat barisan induk (babonan)
dan digunakan blak dari kayu reng yang diberi tanda jarak tanam dengan cara tanam
mundur. Terdapat pula cara menanam mundur dengan cara membentangkan 2 tali nylon
bertanda jarak tanam 10-12,5 cm. Tali tersebut ditarik 2 orang dari pematang yang masing-
masing dilengkapi dengan kayu ukur jarak tanam 20 cm dan 40 cm; dimana posisi
penanam berada di tengah lahan disepanjang bentangan tali tersebut.
Gambar 2. Ilustrasi cara tanam padi sistem jajar legowo.

III. PEMELIHARAAN TANAMAN

a. Pembuatan baris tanam

Lahan sawah yang sudah siap ditanami, 1 – 2 hari sebelum tanam air dibuang
sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat
membentuk garis-garis tanam secara jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar
legowo 2 : 1 (Atajale 2 : 1), dibuat garis tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm) dengan cara
menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam sebaiknya sesuai dengan
arah aliran air pegairan.

b. Tanam

Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada perpotongan
garis-garis yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.

Teknik Pemeliharaan Tanaman

a. Pemupukan

Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang
memupuk pada tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40% dari lahan yang
diberi pupuk dan pupuk terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk
lebih dekat denga perakaran sehingga dapat dimamfaatkan oleh tanaman secara maksimal.
b. Penyiangan

Pada cara tanam ini penyiangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan


landak/osrok cukup satu arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong seperti
pada cara tanam bujur sangkar (2 arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu
dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan
tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat ditekan sampai 50%.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Adanya lorong-lorong yang berjarak 40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat
berjalan optimal dan kelembaban dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit
dapat diminimalisir. Disamping itu, pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengendalian
hama/penyakit melalui penyemprotan juga dapat dilakukan lebih mudah.

IV. PENUTUP

Jarak tanam merupakan rekayasa teknik untuk mengatur dan menentukan jumlah
tanaman per satuan luas dengan tujuan optimasi lahan, mengetahui kebutuhan benih dan
saprodi lainnya, meningkatkan produksi dan memudahkan dalam pendugaan produksi.
Cara tanam jajar legowo adalah merupakan salah satu rekayasa teknologi jarak
tanam yang dianjurkan pada SL-PTT padi untuk meningkatkan produksi padi. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat variasi peningkatan produksi per satuan luas antara.

Anda mungkin juga menyukai