Anda di halaman 1dari 13

SISTEM TANAM

JAJAR LEGOWO

DISUSUN OLEH :
FAIZAL RAHMAN
PENYULUH PERTANIAN MUDA

BPP BABULU DARAT


KEC. BABULU KAB. PPU
2022
A. Sistem Tanam Jajar Legowo

Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego”


yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada
prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan
populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu
sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman
sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping
(tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui
tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan
produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal
ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar
matahari yang lebih banyak.
Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan
mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan,
sehingga terjadi pemadatan rumpun padi di dalam barisan
dan memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem jajar
legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan
pinggir dari pertanaman. Akibatnya semua rumpun padi
tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border
effect). Beberapa peneliti melaporkan bahwa rumpun padi
yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 – 2 kali lipat
lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian
dalam.
Paket budidaya tanaman padi sawah sistem legowo
merupakan paket teknologi yang dikembang kan dengan
tujuan untuk meningkatkan produksi beras dalam upaya
pemerintah dalam kegiatan intensitifikasi pertanian dalam
kegiatan pembangunan pertanian sistem legowo ini
memiliki pola tanam monokulturdengan populasi tanaman
37.000/Ha.  Penyemaian benih pada sistem legowo ini
dengan cara benih disebar pada bedengan-bedengan yang
terisolasi di luar areal penanaman bibit dipindahkan pada
lahan persawahan sekitar umur 21 hari.
Adapun manfaat pola tanam dengan sistem tanam jajar
legowo adalah :
1.  Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan
diatas
2.  Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman
padi
3.  Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya
tanaman pinggir.
4.  Mengurangi serangan penyakit
5.  Mengurangi tingkat serangan hama
6.  Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan
maupun penyemprotan pestisida

Beberapa tujuan cara tanam legowo:


1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada
pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar
matahari yang mengenai tanaman, maka proses
fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi
sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih
berat. 
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama
tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus
kurang suka tinggal di dalamnya.
3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif
terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga
serangan penyakit juga akan berkurang. 
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan
pengendalian hama atau penyakit. Posisi orang yang
melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama atau
penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2
barisan legowo. 
5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2:1,
populasi tanaman akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan
harapan peningkatan produktivitas hasil.

Adapun keuntungan menggunakan sistem jajar legowo


adalah :

 Pertama
Adanya ruang terbuka yang lebih lebar di antara dua
kelompok barisan tanaman akan memperbanyak cahaya
matahari yang masuk ke setiap rumpun tanaman padi.
Kondisi ini akan meningkatkanaktivitas fotosintesis dan
berdampak meningkatkan produktivitas tanaman.
 
Kedua
Sistem jajar legowo memudahkan petani dalam pemup
ukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama 
dan penyakit, serta lebih mudah dalam mengendalikan hama 
tikus.

Ketiga
Peningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian
pinggir untuk setiap set
legowo, berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tana
man akibat peningkatan produksi.

Keempat 
Petani dapat mengembangkan sistem produksi padi-ikan
(mina padi) ataukombinasi padi, ikan, dan bebek.

Kelima
Mampu meningkatkan produktivitas padi hingga10-15%.
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang
secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 :
1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah ada
serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di
Indonesia.  
Berikut penjelasan beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang
memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris
sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah
kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak
tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar
barisan) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan
kosong).
Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman
dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir.
Penerapan sistem jajar legowo (2 : 1) dapat meningkatkan
produksi padi dengan gabah kualitas benih dimana sistem
jajar legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman
untuk tujuan penangkaran atau produksi benih.
Sistem jajar legowo 2:
Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang
memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan.
Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman
ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi
dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan
jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam
pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan
jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (3 :
1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X
10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).
Sistem jajar legowo 3:1
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong
yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar
barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris
tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman
pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari
adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah
populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada
setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak
tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (4 :
1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X
10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).

Sistem jajar legowo 4:1


Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan
hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan
tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan
tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar
seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh
intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian
tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang
terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar
matahari.
Teknik Penerapan
A.Pembuatan Baris Tanam
– Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam
yang dikehendaki. 
– Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau
bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau. 
– Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari
sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan
dalam keadaan macak-macak. 
– Ratakan dan datarkan sebaik mungkin.
– Selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang
lurus dan jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang
sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali
yang dibentang dari ujung ke ujung lahan. 
B.Tanam
– Penanaman dilakukan pada perpotongan garis yang sudah
terbentuk. 
– Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis
untuk lubang tanam bisa terlihat dengan jelas. Namun
apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi
masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam
dapat terpenuhi. 
– Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan
legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara
menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang
tersedia. 
Sistem tanam jajar legowo merupakan bentuk inovasi dalam
bidang
pertanian. Selain mampu meningkatkan hasil produksi, siste
m tanam ini juga menghemat biaya operasional . Namun, pr
oses pengenalan metode  baru terhadap masyarakat tidaklah
mudah. Karakteristik petani yang mau mencoba kalau sudah
terbukti hasilnya, menjadi tantangan tersendiri bagi para
penyuluh dalam memperkenalkan dan membimbing
mereka.  Mencari model penanaman pada salah satu petani
di komunitas tersebut. Keberhasilan pada satu petani, akan
menarik petani lain untuk mengikutinya.  Jika melihat
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan sistem
konvensional,maka inovasi ini sangat membantu program
pemerintah dalam mewujudkan swasembada 10 juta
ton beras di tahun 2014. Dengan total luas sawah
di Indonesia sekitar 13 juta hektar dan kenaikan produksi
padi hanya 1 ton per ha, maka target pemerintah tersebut
dapat tercapaidengan menggunakan sistem jajar legowo.

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99763/sistem-
tanam-jajar-legowo/

Anda mungkin juga menyukai