FAKULTAS PERTANIAN
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman polong-
polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang
penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga merupakan kacang-kacangan
terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih
tinggi dari protein pada daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks;
vitamin A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam setelah
padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah (Arachis hypogaea) biasanya
diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari. Tumpangsari merupakan suatu usaha
menanam beberapa jenis tanaman padalahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa
dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih
jenis tanaman yang relatif seumur, seperti jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa
jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda.
Penerapan pola penanaman sistem tumpangsari sangat dipengaruhi oleh pengaturan jarak
tanam (densitas) dan pemilihan varietas. pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara
untuk menciptakan faktor-faktor yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia bagi setiap tanaman
dan mengoptimalisasi penggunaan faktor lingkungan yang tersedia.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk mengetahui sistem tanam dan penanaman untuk
tanaman kacang tanah. Sehingga dapat meningkatkan produksi kacang tanah.
KASUS
Pola tanam jagung yang biasa diterapkan oleh petani yaitu jarak tanam 20 x 75 cm (single row)
dan sistem tanam baris ganda dengan jarak tanam 20 x 20 x 75 cm (double row). Pada pola
tanam single row diperoleh jumlah populasi lebih sedikit dibandingkan dengan pola tanam
double row sehingga akan mengurangi kompetisi antartanaman dalam penyerapan energi
matahari dan kompetisi dalam tubuh tanaman akan hasil asimilasi dan dapat mendukung proses
pembentukan dan pengisian biji jagung (Patola, 2008).
BAB III
ANALISIS KASUS
Dari hasil observasi pada sisi bagian pinggir bu sutiyem menanam tanaman kacang
panjang yang digunakan sebagai pembatas untuk lahan sebelahnya. Akan tetapi tanaman kacang
panjang yang ditanam ibu sutiyem ini tidak menggunakan lanjaran atau tongkat sebagai tempat
merambatnya kacang panjang sehingga tanaman kacang panjang tersebut menggerombol dan
jaraknya pun tidak begitu jauh dengan tanaman kacang tanah. Tanaman kacang panjang tersebut
dapat mengganggu pertumbuhan dari kacang tanah sebagai komoditas utama yang ditanam oleh
ibu sutiyem yaitu dapat menyebabkan perebutan nutrisi antara keduanya.
Pada bagian sisi sebelah kacang tanah tersebut terdapat lahan milik orang lain yang di
tanami komoditi jenis jagung. Jagung dengan kacang tanah hanya memiliki jarak sekitar 15 cm.
sedangkan menurut literatur yang kami temukan pola tanam di bagi menjadi 2 yaitu single row
dan double row dengan jarak 20 cm x 75 cm dan 20 cm x 20 cm x 75 cm.
Analisis kasus selanjutnya yaitu sistem pengairannya, kacang tanah yang ditanam oleh
ibu sumiyati hanya mengandalkan air hujan, sehingga ketika pada saat musim kemarau air dalam
tanah akan menguap dan menyebabkan kacang tanah kekurangan air sehingga menjadi kering.
Masalah yang ditemui yaitu sistem perawatan kacang tanah, pertumbuhan gulma yang
tinggi sangat terlihat ketika observasi. Pertumbuhan gulma yang banyak dapat disebabkan
kurangnya perawatan dari tanaman kacang tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Permasalahan pertama yaitu tanaman kacang panjang yang ditanam di samping tanaman
kacang tanah tanpa adanya perawatan atau pengelolaan. Tanaman kacang panjang sebenarnya
secara tidak langsung akan mengganggu pertumbuhan dari kacang tanah sendiri karena ditanam
sangat dekat sehingga perlu dilakukan jarak tanam antara kacang tanah dan kacang panjang.
Menurut Rudi (2013) tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang dan serabut. Akar
tunggangnya tumbuh lurus kedalam hingga mencapai 30 cm sedangkan akar serabutnya menjalar
kesamping hingga 26 cm. Melihat pertumbuhan akar kacang panjang yang tumbuh kesamping
hingga 26 cm maka jarak penanaman kacang panjang dapat di beri jarak 30 cm. dan supaya hasil
tanaman kacang panjang tidak sia-sia sebaiknya di berikan tongkat untuk tempat merambatnya
kacang panjang sehingga menghasilkan nilai.
Jarak tanam dengan komiditi yang lainnya sebaiknya dilakukan jarak tanam minimal 75
cm. Pola tanam jagung yang biasa diterapkan oleh petani yaitu jarak tanam 20 x 75 cm (single
row) dan sistem tanam baris ganda dengan jarak tanam 20 x 20 x 75 cm (double row). Menurut
Patola (2008). Pada pola tanam single row diperoleh jumlah populasi lebih sedikit dibandingkan
dengan pola tanam double row sehingga akan mengurangi kompetisi antar tanaman dalam
penyerapan energi matahari dan kompetisi dalam tubuh tanaman akan hasil asimilasi dan dapat
mendukung proses pembentukan dan pengisian biji jagung
Jarak tanam kacang tanah pak bahono yaitu 20 x 20 cm. menurut literature yang di
dapatkan untuk jarak tanam sudah sesuai. Hanya saja yang perlu di tambahkan yaitu pembuatan
bedengan. Menurut anonym (2011) Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan
pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak
tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30-40 meter. Sedangkan
untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10-20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan
antara 20-30 cm.
Pengairan dapat dilakukan dengan membuat irigasi atau tempat penampung air. Sehingga
pada saat musim kemarau kacang tetap bisa mendapatkan air dengan cara penyiraman. Selain itu
juga dapat menggunakan mulsa untuk menjaga kelembabannya. Akan tetapi tanaman kacang
pada saat pembungaan sebaiknya tidak dilakukan penyiraman karena akan mengganggu proses
penyerbukannya.
Perawatan sebaiknya dilakukan secara intensif sering dilakukan penyiangan untuk
mengurangi adanya pertumbuhan gulma yang semakin banyak dan mengganggu pertumbuhan
kacang tanah. Pembersihan gulma dapat dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma dari
akarnya jika pertumbuhannya belum terlalu besar.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA