Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRODUKSI TANAMAN UMBI-UMBIAN (MKB5308)

TANAMAN TALAS (BAGIAN 2)


“Teknik Budidaya (Panca Usaha Tani dan Sapta Usaha Tani)”

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV KELAS 5A
RUBI FIRDAUS SUHERLAN (1441175001060)
REDI RAMADHAN (1710631090010)
DITA DWI CLARASATI (1710631090011)
CHANDRA ADITYA PURNAMA (1710631090027)
EMILDA RAMANDHANI (1710631090058)
FUJI SYAHIDAH FAUZIAH (1710631090063)
INDIRA OKTAVIANI SHABILA (1710631090071)
MALIK TSAQAFI (1710631090087)
MARIAH NOVIASARI (1710631090088)
VIDIA ARI GUSTANTI (1710631090139)
YUKI KARUNA PRATIWI (1710631090146)

Dosen Pengampu : Rika Yayu Agustini, SP., M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
PANCA USAHA TANI

1. Pembibitan
a. Bibit berasal dari umbi
 Umbi dipotong/dibelah menjadi bagian yang tipis tipis dengan
ukuran berat masing masing irisan 75-150 gram dan setiap irisan
umbi tersebut minimum terdapat satu mata tunas.
 Umbi setelah dipotong-potong/dibelah diangin-anginkan agar bagian
dalam dari irisan menjadi kering.
 Cara lain dapat dilakukan umbi setelah dipotong-potong bagian
irisan umbi dapat dilapisi/melumurinya dengan abu agar tidak
busuk.
 Umbi bibit tersebut disemaikan terlebih dahulu pada media pasir
atau tanah. Pemindahan ke lahan pertanaman setelah bibit berdaun
2-3 helai.
 Tanaman yang bibitnya berasal dari persemaian biasanya
pertumbuhannya lebih seragam sebab daya tumbuhnya umumnya
sama.
b. Bibit dari anakan/tunas umbi
 Perbanyakan yang umum dilakukan petani adalah secara vegetatif
yaitu dengan menggunakan bibit yang berasal dari anakan/sulur
yang tumbuh di sekitar umbi pokok.
 Tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5–7 bulan, yaitu
tunas kedua dan dan ketiga
 Anakan atau sulur setelah dipisahkan dari umbi induknya jangan
langsung ditanam, tetapi di semaikan terlebih dahulu dengan jarak
tanam yang agak rapat.
 Bibit di persemaian dipelihara sampai umbinya mulai terbentuk
untuk dipindahkan ke lahan pertanaman.
 Pemindahan bibit dipersemaian dengan cara digali, sebagian
akarnya dibuang, daunnya dipotong kecuali daun termuda yang
masih kuncup.
 Bibit semaian yang baik sudah berumbi dengan ukuran diameter ±
6,5, bagian bawah umbi dipotong dengan menyisakan bagian
umbinya yang berada dipangkal batang berikut akar.

2. Pengolahan Tanah
a. Penyiapan Lahan
Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanah harus dalam
keadaan gembur dan lepas. Cara pengolahan tanah dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu pengolahan tanah setelah tanaman padi dan
setelah tanaman sayuran.
Pengolahan tanah setelah tanam padi mulai dengan pembabatan
jerami. Jerami tersebut kemudian ditumpuk kemudian di bakar. Tanah
dibiarkan beberapa hari, baru kemudian dicangkul, dihaluskan dan dibuat
bedeng-bedengan dan pemupukan dasar. Pengolahan tanah jika talas di
tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan dengan menyiangi gulma,
mencangkul, membuat bedeng dan pemupukan dasar.
b. Pembentukan Bedengan dan Jarak Tanam
Penanaman dengan system bedengan dapat dilakukan dengan
membuat yang ukuran lebar 120-150 cm dan panjang sesuai dengan
keadaan di lahan, tinggi bedeng 25-30 cm.
Ukuran lubang tanam 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang
sesuikan dengan jenis atau varietas talas yang akan di tanam. Lubang
tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 3-5 kg/lubang atau
± 20 ton/ha.
Jarak tanam bervariasi tergantung jenis/varietas yang ditanam
seperti 30 x 30 cm; 50 x 50 cm; 75 x 75 cm; 100 x 25 cm; 100 x 100 cm;
dan 100 x 50 cm.

Tabel 1 Perkiraan kebutuhan bibit talas per hektar pada berbagai jarak tanam

No. Jarak Tanam Kebutuhan Bibit (Tunas)


1. 30 cm x 30 cm 111.111
2. 70 cm x 70 cm 40.000
3. 75 cm x 75 cm 17.778
4. 70 cm x 80 cm 17.857
5. 100 cm x 25 cm 40.000
6. 100 cm x 50 cm 20.000
7. 100 cm x 100 cm 13.889
8. 120 cm x 60 cm 11.905

3. Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Penanaman di lahan sawah cenderung menggunakan jarak tanam
yang lebih rapat dari musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim
panas penyinaran cahaya matahari dapat berlangsung sepanjang hari
sehingga dengan jarak tanam yang rapat pun kelembaban udara di
sekitar tanaman tetap optimum.. Jika pada musim hujan digunakan
jarak tanam yang rapat maka tanaman akan kurang menyerap sinar
matahari dan kelembaban di sekitar tanaman menjadi tinggi. Hal ini
akan meningkatkan resiko serangan penyakit.
b. Cara Penanaman
Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila
curah hujan merata sepanjang tahun. Cara penanaman bibit talas, yaitu
meletakkan bibit talas tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian
ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira-
kira 7 cm, sehingga lubang tanam tidak seluruhnya tertutup oleh tanah.

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan paling lambat 15 hari setelah tanam dengan
menggunakan bibit yang berukuran sama dengan bibit yang digunakan
sebelumnya
b. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakuakan pada umur 1 bulan setelah tanam agar agar
tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam
penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan
bermutu maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar
tanaman.
Pembubunan dilakukan untuk menutup pangkal batang dan akar-akar
bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin.
Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
c. Pemangkasan Daun
Untuk meningkatkan produksi umbi lakukan pemangkasan daun.
sebanyak 3 kali yaitu pada saat tanaman berumur 3 bulan, 4 bulan dan 5
bulan. Pemangkasan dilakukan terhadap daun-daun yang tua dengan
menyisakan 4 daun
d. Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan
pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan
menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi
pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang
tanam 3 cm.
Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan
dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per
hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris
tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada
pemupukan umur 5 bulan.
e. Pengairan
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila
tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang,
tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman
talas ini ialah menjelang musim hujan, sedangkan musim panen bergantung
kepada kultivar yang di tanam.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit


a. Hama
 Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae)
Gejala: daun menjadi agak keriting. Aphis mengeluarkan cairan
madu, yang dapat menarik semut. Pengendalian: dengan insektisida
apabila tingkat serangan sangat tinggi pada tanaman muda. Insektisida
yang digunakan adalah carbaryl, diazinon dimetoat dan malation.
 Ulat Heppotion calerino (Lepidoptera: Sphingidae)
Ulat berukuran besar dan sangat rakus yang dapat memakan
seluruh helai daun, bahkan populasi tinggi dapat makan pelepah daun
juga, sehingga tanaman menjadi gundul. Pengendalian dengan
mengambil dan memusnahkan ulat tersebut. Selain itu, karena
kepompong berada di dalam tanah, maka pembajakan lahan setelah
panen dapat memusnahkan hama tersebut.
 Serangga Agrius convolvuli (Lepidoptera: Sphingidae)
Ulat memakan tangkai daun, sehingga tanaman menjadi gundul.
Pengendalian: kepompong terbentuk di dalam tanah, maka pembajakan
tanah setelah panen dapat memusnahakan hama tersebut. Selain itu,
dapat dilakukan pengambilan ulat dan memusnahkannya. Usaha
pengendalian dengan insektisida yang efektif hendaknya dilakukan
pada saat ulat masih kecil dengan carbaryl 0,2 %.
 Serangga Tarophagus proserpina (Hemiptera: Delphacidae)
Serangga dewasa dan nimfa mengusap cairan pelepah daun,
sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Pengendalian dengan
diintroduksikan sejenis pemangsa yaitu Cyrtorthinus pulus atau dengan
serangga yang dinilai efektif untuk mengendalikan hama tersebut yaitu
carbaryl, malation, dan tri-chlorform.
 Serangga Bemisia tabaci (Hemiptera: Aleurodidae)
Gejala: pada serangan yang berat daun menjadi kering,
pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pengendalian:
menggunakan cabaryl, malation, dan tri-chlorform.
b. Penyakit
 Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae)
Bercak kecil berwarna kehitaman, kemudian membesar menjadi
hawar. Bagian daun yang terserang mengering, pada serangan berat
seluruh daun mengering. Pengendalian dengan menanam varietas
tahan. Penyaringan klon-klon merupakan salah satu tahapan dalam
pembentukan varietas.
SAPTA USAHA TANI

1. Panen dan Pasca Panen


a. Panen
 Ciri dan Umur Panen
Pemanen talas dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan,
tetapi ada yang memanennya setelah berumur 1 tahun, dan ada pula
kultivar yang 4-5 bulan sudah dapat dipanen; sebagai contoh: talas
genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas lenvi dan talas
dalam.
 Cara Panen
Dilakukan dengan menggali umbi talas, lalu pohon talas dicabut
dan pelepahnya di potong sepanjang 20-30 cm dari pangkal umbi serta
akarnya dibuang dan umbinya di bersihkan dari tanah yang melekat.
 Periode Panen
Waktu panen yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil.
Panen yang terlalu cepat akan menghasilkan talas yang tidak kenyal
dan pulen, sebaliknya jika panen terlambat akan menghasilkan umbi
talas yang terlalu keras dan liat.
b. Pasca Panen
 Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan
mudah dijangkau oleh angkutan.
 Penyortiran dan Penggolongan
Pemilihan atau penyortiran umbi talas dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi, penyortiran umbi talas dapat
dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu
tempat, dimana bertujuan untuk memilih umbi yang berwarna bersih
terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari
ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis pada daging umbi.
 Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan umbi talas bertujuan untuk melindungi umbi dari
kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar
kota/dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung goni
atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar.

2. Pemasaran
 Pati atau Tepung Talas
Selain dipasarkan dalam bentuk buahnya, talas juga bisa dipasarkan
dalam bentuk pati atau tepung talas. Umbi Talas dicuci bersih dengan air,
dikupas dan dipotong tipis-tipis. Potongan umbi talas yang sudah dipotong
direndam dalam larutan CaCO3 20% selama 12 jam. Kemudian irisan talas
dibilas dengan air, ditiriskan dan dikeringkan dengan oven dengan
temperatur 60 oC sampai beratnya konstan. Selanjutnya irisan talas
dihancurkan/ digiling sehingga dihasilkan tepung talas.
 Kerupuk Talas
Talas dapat diolah menjadi produk kerupuk talas, dimana dikemas
dalam plastik dengan ukuran tergantung kepada siapa produk tersebut
dipasarkan. Jika akan dipasarkan kepada pedagang pengecer kerupuk talas
dikemas ke dalam kemasan 5 Kg. jika dipasarkan langsung kepada
konsumen biasanya dikemas ke dalam kemasan 1 Kg, 0,5 Kg dan 0,25 Kg.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, Nita, Yovita Asih Kusumastuti, dan Wida Rahmawati. 2017. Pati Talas
(Colocasia esculenta (L.) Schoot) Sebagai Alternatif Sumber Pati Industri.
Jurnal Momentum. 13(1):46-52
Husnarti. 2017. Analisis Pendapatan Usaha Kerupuk Talas Di Kecamatan
Akabiluru. Jurnal Menara Ilmu. 11(1):56-60
Makruf, Eddy dan Heryan Iswadi. 2015. Kumpulan Informasi Teknologi (KIT)
Budidaya Tanaman Umbi-umbian. Bengkulu : Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Bengkulu
Prihatman, Kemal. 2000. Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Jakarta : Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahu-
an dan Teknologi
Purwono dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Ung-
gul. Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai