herbisida
atau
cukup
untuk
akar
tanaman
buncis
secara optimal.
Ukuran bedengan lebar 1 m x
panjang 5 m (Luas : 5
cm.
Jarak
antar
dari
untuk
air
menghindari
hujan
atau
permukaan
tanah
ini
Jarak antar bedengan 40 cm ini telah mempertimbangkan lebar yang cukup untuk
dilewati saat proses menanam dan untuk efisiensi penggunaan lahan agar dapat
dibuat bedengan lebih banyak.
Ctt: Dalam 1/2 shading (block) dapat dibuat 72
bedengan (36 sebelah kanan dan 36 sebelah kiri
(Untuk
keseragaman
menghitung
jumlah
yang
mengganggu
Dengan
dapat
pertanaman.
kondisi
pupuk
6. Bedengan didiamkan selama 1 minggu agar unsur hara terserap kedalam tanah.
Selain itu fungsi mendiamkan bedengan sebelum ditanami ini agar terjadi pertukaran
udara dan membiarkan proses agar bibit penyakit (soil borne) mati. Untuk persiapan
lahan yang menggunakan pupuk kandang, mendiamkan bedengan ini berfungsi untuk
menstabilkan suhu tanah karena pupuk kandang bersifat panas. Apabila kondisi suhu
tanah naik dari suhu normal, hal ini akan membuat perkecambahan atau pertumbuhan
tanaman setelah pindah tanam terhambat.
Ctt: Penyiraman rutin 2x dalam satu hari
C. Tahap Persiapan Tanam
1. Pembuatan lubang tanam
dengan
sistem
tugal
dengan
jarak
tanam
30x30/30x40/40x40 cm, dengan kedalaman 2-3 cm. Ketiga jarak tanam ini adalah
variasi jarak tanam yang ideal untuk pertanaman buncis, setiap jarak tanam akan
mempengaruhi hasil pada aplikasi sesuai musim. Umumnya jarak tanam lebih rapat
saat kemarau dan lebih renggang saat musim hujan. Kedalaman saat pembuatan
lubang tanam sedalam 2-3 cm cukup untuk menutupi benih yang ditanam agar tidak
terlalu dalam juga tidak terlalu dekat ke permukaan. Dikhawatirkan apabila ditanam
terlalu dalam maka benih akan sulit berkecambah (daun kecambah tidak muncul ke
permukaan tanah), atau terlalu dangkal yang juga menghambat perkecambahan karena
bisa terbuang atau benih tidak mampu berimbibisi dengan maksimal.
2. Pemberian herbisida (Gramoxone) untuk pengendalian gulma. (dosis yang dibutuhkan
1,8 ml (3 Tutup botol)/17 liter air)
Ctt: Pemberian herbisida dilakukan ketika musim hujan saja karena saat musim
hujan benih-benih gulma di tanah (seed bank) menemukan kondisi ideal untuk
berkecambah karena imbibisi maksimal.
D. Tahap Penanaman
1. Setiap lubang tanam ditanami dua atau tiga butir benih baby buncis kenya. Tutup
kembali lubang yang sudah ditanami dengan tanah tipis tidak ditekan atau
dipadatkan. Setiap lubang tanam terdiri atas 2 atau 3 butir benih saat penanaman
bertujuan untuk mengantisipasi benih yang tidak berkecambah setelah ditanam,
sehingga dipastikan setiap lubang tanam akan tumbuh tanaman.
Ctt: Menutup lubang tanam tidak perlu dipadatkan, hal ini bertujuan untuk memberi
ruang pada benih untuk berkecambah dengan baik dan saat plumula keluar dapat
muncul ke permukaan tanah.
2. Melakukan proses penyiraman sampai tanah lembab untuk mempercepat proses
perkecambahan (buncis berkecambah pada hari ke 4-5)
3. Penyulaman pada hari ke 10, mengamati kerusakan/tanaman yang tidak tumbuh.
Gambar 6 menunjukan buncis
yang sudah dilakukan penyulaman
untuk menjaga produktivitasnya.
Beberapa faktor dapat menjadi
penyebab
berkecambah
sehingga
benih
setelah
perlu
tidak
10
hari
dilakukan
pada
proses
perkecambahan benih hanya memerlukan air untuk proses imbibisi. Faktor lain yang
tidak dapat dipungkiri adalah daya kecambah benih itu sendiri tergantung dari
varietas benih yang dijual oleh produsen benih yang juga bervariasi. Persentase daya
kecambah benih pun menentukan sebaik apa perkecambahan benih saat pertama
ditanam dan perlu atau tidaknya penyulaman setelah 10 hari.
E. Tahap Pemupukan dan Pemeliharaan
1. Pemupukan awal NPK 25:7:7 dilakukan setelah keluar daun 4-5 helai ( 10 HST)
dengan cara ditugal (membuat lubang) 5 cm sebelah kanan tanaman, sebanyak 5
gr/lubang. Kemudian disiram.
Ctt: Pemupukan berikutnya dilakukan setiap minggu ke 4-5 dengan menggunakan
NPK 16:16:16 sebanyak 4 kg/200 liter air dengan cara di cor sampai panen.
2. Pemberian pupuk daun (Atonik 6,5 L) (dosis 0,75 ml atau 3 tutup botol/17 liter air),
insektisida (Calicron 1,2 ml atau 2 tutup botol/17 liter), Pupuk cair (Hi-Tech 0,5 ml
atau 3 tutup botol/17 liter air) dilakukan setelah 12 HST.
Ctt: Aplikasi pemupukan dan pemeliharaan bisa dicampur dalam satu waktu
penyiraman; siklus pemeliharaan dilakukan setiap 12 hari sekali sampai masa
generatif (30 HST)
3. Pada masa generatif (30 HST) Pupuk daun 6,5 L) diganti dengan Ganasil B untuk
mempercepat pembungaan dan pembentukan polong (dosis 15 gram atau 3 sendok
makan/17 liter air), penambahan fungisida (Antracol) Dosis 15 gram atau 3 sendok
makan/17 liter air.
Ctt: Aplikasi Pemupukan dan pemeliharaan bisa dicampur dalam satu waktu
penyiraman; siklus pemeliharaan dilakukan setiap 12 hari sekali sampai panen 4560 HST.
4. Penyiraman dilakukan 2x dalam satu hari dengan sistem pompa yang membutuhkan
1 liter bensin/hari. Untuk melakukan satu kali penyiraman dibutuhkan 1000 liter air
5. Pemasangan turus dilakukan pada minggu ketiga dengan jarak 1meter/batang turus
dan dipasang tali rafia; standar panjang turus untuk tanaman buncis adalah 1 m
(kebutuhan turus/block 1200 batang dan tali rafia 5 kg untuk 1 block); kegunaan
pemasangan tali pada lanjaran untuk mencegah rebahnya tanaman buncis.
F. Tahap Pengendalian OPT
Berikut ini ditampilkan beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang
pertanaman buncis
Hama
Kumbang
Henose-pilachna
kumbangnya,
maka
dapat
daerah
tropis
subtropis.
Gejala
ditimbulkan
akibat
dan
yang
serangan
muda
mengalami
mengalami
Kerusakan
mematikan
ini
keropos.
tidak
sampai
tanaman
buncis.
Lalat Agromyza
mempunyai
Lalat
ukuran
betina
yang
mempunyai
yang
hama
ditimbulkan
ini
yaitu
akibat
daun
pangkal batang yang membengkok atau pecah. Kemudian tanaman menjadi layu,
berubah kuning, dan akhirnya mati dalam umur yang masih muda. Apabila tanaman
tidak mati tanaman akan tumbuh kerdil, sehingga produksinya sedikit. Pengendalian:
hendaknya dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saat pengolahan tanah. Setelah bijibiji buncis ditanam sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami daun pisang.
Penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang secara berat,
maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Namun, apabila
serangan masih kecil, disarankan agar menggunakan insektisida. Penyemprotan yang
lebih baik dilakukan pada saat buncis baru mulai tumbuh, yaitu saat mulai kelihatan
kepingnya. Insektisida yang digunakan seperti Basminon 60 EC dengan konsentrasi
formulasi 1,5-2 cc/liter air dan Azordin 60 dengan konsentrasi 2-3 cc/liter air
dua
spesies
yang
terdapat
keduanya
termasuk
kedalam
Gejala yang ditimbulkan yaitu : (1) daun-daun berlubang; (2) tanaman menjadi
kerdil. Pengendalian: (1) secara mekanik, yaitu dibunuh satu persatu, namun tidak
efektif; (2) sanitasi, yaitu dengan membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan
sebagai tempat persembunyian hama tersebut; (3) dengan insektisida Hostathion 40
EC sangat efektif karena mempunyai cara kerja ganda, yaitu sebagai racun kontak
dan racun lambung. Insektisida ini mempunyai daya basmi 2-3 minggu, Konsentrasi
formulasi yang digunakan 1-1,5 cc/liter air dan volume larutan semprot kira-kira
400-600 liter/ha. Dapat juga menggunakan Lannate 25 WP dan Lebaycid 550 EC.
Penyemprotan dilakukan bila intensitas serangan mencapai 12,5%.
10
Penyakit antraknosa
Penyebab penyakit
ini
adalah
jamur
ini
adalah
jamur
polong
dapat
masih
dapat
dilihat
pada
diserang maka polong tidak akan gugur hanya meninggalkan bekas berwarna cokelat
11
canescens
(famili
Gejala
yang
serangan
penyakit
berbercak-bercak
terlihat
dari
ini
adalah
daun
kecil
warna
cokelat
kekuningan.
Lama-kalamaan
akan
menjadi
layu
C dan
dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Gejala yang ditimbulkan adalah terlihatnya bercak
kuning di bagian tepi daun yang kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun
terlihat layu, kering, dan berwarna coklat kekuningan. Pada serangan lebih lanjut,
daun berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Gejala seperti ini dapat
12
umum
pengendalian
yang
dapat
kompetisinya,
gulma
pun
dapat
Phytium sp
13
b. Hasil panen disimpan di tempat yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari
langsung yang menyebabkan layu pada polong.
3. Polong dapat dipanen mulai 40-45 HST (Panen tidak dilakukan sekaligus karena
tidak semua polong sudah matang dengan interval panen 2 hari sekali)
4.