Anda di halaman 1dari 23

PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)


PADA BERBAGAI POLA JAJAR
LEGOWO DAN JARAK TANAM
Jurnal Agroland 24 (1) : 27 – 35, April 2017
ISSN : 0854-641X
Candra. V. Donggulo, Iskandar M. Lapanjang, Usman Made
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako Palu

REVIEW JURNAL:
SINTA FITRIA
P2DDD2009
MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI
Sistem Tanam Jajar Legowo

Istilah Legowo diambil dari bahasa jawa, yaitu


berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo”
berarti  memanjang. 
Sistem tanam legowo merupakan cara tanam padi
sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang
diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang
seharusnya ditanam pada barisan yang kosong
dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam
barisan.
 
Cara Tanam Jajar Legowo

Legowo 2 : 1

• Setiap dua baris diselingi satu baris yang


kosong dengan lebar dua kali jarak
tanam, dan pada jarak tanam dalam baris
yang memanjang di perpendek menjadi
setengah jarak tanam dalam barisannya.
• Sistem tanam legowo 2:1 akan
menghasilkan jumlah populasi tanaman
per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta
akan meningkatkan populasi 33,31%
dibanding pola tanam tegel (25x25) cm
yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan
pola tanam ini, seluruh barisan tanaman
akan mendapat tanaman sisipan.
Cara Tanam Jajar Legowo

Legowo 4 : 1 (Tipe 1)

• Sistem tanam legowo tipe 1


merupakan pola tanam legowo 4:1
merupakan pola tanam legowo
dengan keseluruhan baris mendapat
tanaman sisipan. Pola ini cocok
diterapkan pada kondisi lahan yang
kurang subur. Dengan pola ini
populasi mencapai 256.000
rumpun/ha dengan peningkatan
populasi sebesar 60% dibanding pola
tegel (25x25) cm.
Cara Tanam Jajar Legowo

Legowo 4 : 1 (Tipe 2)
• Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2
merupakan pola tanam dengan hanya
memberikan tambahan tanaman
sisipan pada kedua barisan tanaman
pinggir. Populasi tanaman 170.667
rumpun/ha dengan persentase
peningkatan hanya sebesar 6,67 %
dibanding pola tegel (25x25) cm. pola
ini cocok diterapkan pada lokasi
dengan tingkat kesuburan tanah yang
tinggi. Meskipun penyerapan hara
oleh tanaman lebih banyak tetapi
karena tanaman lebih kokoh sehingga
mampu meminimalkan resiko rebah
selama pertumbuhan.
Mengapa Harus Jajar Legowo?

Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok


barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya matahari
masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan
aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan
produktivitas tanaman.
Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam
pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan,
penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit
(penyemprotan).
Disamping itu juga lebih mudah dalam mengendalikan hama
tikus. 
Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk
setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan
produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi. 
PENINGKATAN POPULASI

Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sistem tanam jajar le
gowo bisa menggunakan rumus :
100 % x 1 : (1 + jumlah legowo)

untuk legowo 2:1 peningkatan populasinya adalah


100 % x 1 : (1 + 2) = 30 %
untuk legowo 3:1 peningkatan populasinya adalah
100 % x 1 : (1 + 3) = 25 %
untuk legowo 4:1 peningkatan populasinya adalah
100 % x 1 : (1 + 4) = 20 %
untuk legowo 5:1 peningkatan populasinya adalah
100 % x 1 : (1 + 5) = 16,6 %
JARAK TANAM

Jarak tanam pada cara tanam legowo bisa


dimodifikasi dengan berbagai pertimbangan. Secara
umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan
bisa dimodifikasi menjadi 22,5 atau 25 cm sesuai
pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau
tingkat kesuburan tanahnya. Pemilihan ukuran jarak
tanam bertujuan agar mendapat hasil yang optimal
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan BPTP
Sidondo, Kecamatan Sigi Biroomaru, Kabupaten Sigi, Provinsi
Sulawesi Tengah pada bulan Februari sampai Mei 2016.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven,
timbangan analitik, cawan petri, gunting, meter, hand tractor,
cangkul, sabit, camera digital dan alat tulis. Bahan tanaman
yang digunakan adalah benih padi varietas mekongga, pupuk
urea (250 kg ha-1) sebagai sumber nitrogen, SP-36 (150 kg ha-
1
) sebagai sumber fosfor dan KCl (75 kg ha-1) sebagai sumber
kalium.
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dua factor.
Factor pertama adalah jarak tanam (j) yang terdiri dari dua
taraf yaitu (J1) jarak tanam 20 cm x 20 cm dan (J2) jarak tanam 25
cm x 25 cm; factor yang kedua adalah pola jajar legowo (L) yang
terdiri dari 3 taraf yaitu (L1) pola jajar legowo (2 : 1), (L2) pola jajar
legowo (3 : 1), (L3) pola jajar legowo (4 : 1).
Dari kedua factor tersebut diperoleh 6 kombinasi perlakuan.
Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sebagai kelompok
sehingga diperlukan 18 petak percobaan.
Pelaksanaan penelitian meliputi pembenihan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan dan panen.
METODE PENELITIAN

Variabel Pengamatan :

Tinggi tanaman
Jumlah anakan
Jumlah malai perumpun
Panjang malai
Hasil per hektar
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

pengaruh jarak tanam berbeda pada pola jajar legowo 2 : 1 dan pola jajar legowo 3 :
1 tetapi tidak berbeda pada pola jajar legowo 4 : 1. Pada pola jajar legowo 2 : 1
penggunaan jarak tanam 20 cm x 20 cm menghasilkan tanaman lebih tinggi,
sedangkan pada pola jajar legowo 3 : 1 penggunaan jarak tanam 25 cm x 25 cm
menghasilkan tanaman lebih tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal ini diduga karena pola jajar legowo 2 : 1 penggunaan jarak


tanam 20 cm x 20 cm populasi tanamannya lebih banyak
sehingga memicu terjadinya kompetisi antar tanaman dalam hal
pemanfaatan sinar matahari, sedangkan pola tanam jajar legowo
3 : 1 penggunaan jarak 25 cm x 25 cm menghasilkan tanaman
yang lebih tinggi disebabkan karena terdapat ruang yang lebih
lebar sehingga tidak terjadi kompetisi antar tanaman untuk
mendapatkan suplai nutrisi yang lebih banyak sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Anakan

Penggunaan pola jajar legowo 4 : 1 menghasilkan anakan yang lebih banyak,


berbeda dengan pola jajar legowo 2 : 1, tetapi tidak berbeda dengan pola jajar
legowo 3 : 1. Hal ini diduga disebabkan populasi tanaman yang terlalu rapat pada
pola jajar legowo 2 : 1 dan 3 : 1 sehingga menghasilkan anakan yang lebih sedikit,
dibandingkan dengan penanaman padi pada pola jajar legowo 4 : 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Selain pengaruh kerapatan populasi pada sistem

tanam, pembentukan anakan juga dipengaruhi oleh


sifat genetik dan keadaan lingkungan yang sesuai
dengan pertumbuhan tanaman.
Tanaman yang lebih tinggi banyak menggunakan

asimilatnya untuk pembentukan batang dan daun


dibandingkan untuk pembentukan anakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Malai per Rumpun

Penggunaan pola jajar legowo 4 : 1 menghasilkan jumlah malai per rumpun lebih
banyak berbeda nyata dengan pola jajar legowo 2 : 1 tetapi tidak berbeda dengan
pola jajar legowo 3 : 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal ini diduga disebabkan populasi pada pola jajar legowo 2 : 1 dan
pola jajar 3 : 1 lebih banyak sehingga mengakibatkan persaingan
antar rumpun tanaman dalam memperebutkan unsur hara, cahaya
dan ruang untuk tumbuh dibandingkan dengan populasi pada pola
jajar legowo 4 : 1 yang memiliki populasi lebih kecil dari pola jajar
legowo 2 : 1 dan pola jajar legowo 3 : 1 sehingga mempengaruhi
pertumbuhan anakan produktif, karena jumlah anakan yang
tumbuh berkaitan dengan jumlah anakan produktif tanaman padi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Panjang Malai

Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam,


pola jajar legowo serta interaksi antara kedua perlakuan tidak
berpengaruh terhadap panjang malai. Hal ini diduga disebabkan
oleh unsur hara, air maupun cahaya yang merupakan kebutuhan
mutlak bagi tanaman dalam proses fotosintesisnya. Sedangkan
tanpa adanya ruang maka dahan akan saling menaungi sehingga
perkembangannya akan terganggu (Sugeng, 2001)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil per Hektar

Penggunaan pola jajar legowo 3 : 1 menghasilkan hasil gabah per hektar lebih
tinggi berbedea dengan pola jajar legowo 2 : 1 tetapi tidak berbeda pada pola jajar
legowo 4 : 1. Hal ini diduga karena disebabkan banyaknya gabah yang berisi dari
pada gabah yang hampa pada pola jajar legowo 3 : 1 sehingga dapat menghasilkan
gabah per hektar lebih tinggi dibandingkan pola jajar legowo 2 : 1 dan pola jajar
legowo 4 : 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Selain itu, banyaknya populasi pada pola jajar legowo 3:1


memberikan ruang yang cukup terbuka dengan adanya
lorong yang kosong sehingga sinar matahari dapat
dimanfaatkan oleh tanaman padi secara merata untuk
proses fotosintesis. Menurut Suriapermana (2002)
kerapatan tanam merupakan salah satu factor yang ikut
menentukan hasil gabah per satuan luas atau per rumpun.
KESIMPULAN

Penerapan pola jajar legowo 2 : 1 pada jarak tanam 20 cm x


20 cm menghasilkan tanaman lebih tinggi, sedangkan jarak
tanam 25 cm x 25 cm pola jajar legowo 3 : 1 menghasilkan
tanaman lebih tinggi pada tanaman padi sawah
Penerapan pola jajar legowo 4 : 1 menghasilkan anakan dan
jumlah malai per rumpun lebih banyak, sedangkan
penggunaan pola jajar legowo 3 : 1 menghasilkan gabah
yang lebih tinggi yaitu 7,29 ton/ha dibanding pola jarak
tanam lainnya
Penerapan jarak tanam memberikan respon yang lebih baik
adalah jarak tanam 25 cm x 25 cm terhadap pertumbuhan
dan hasil padi sawah.
SARAN

Disarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya


dapat dikombinasikan dengan sistem tanam lainnya
dengan penggunaan varietas unggul baru yang
berbeda untuk peningkatan produksi padi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai