Pada pola simetris dan pola jajar legowo 3:1, jarak tanam 20 cm x 20 cm
di peroleh hasil gabah per hektar lebih tinggi sedangkan pada pola jajar legowo
2:1 penggunaan jarak tanam 25 cm x 25 cm di peroleh hasil gabah per hektar lebih
tinggi. pengaruh pola jarak tanam berbeda pada setiap jarak tanam. Pada jarak
tanam 20 cm x 20 cm pola jajar legowo 3:1 di peroleh hasil gabah lebih tinggi
berbeda dengan pola jajar legowo 2:1 tetapi tidak berbeda dengan pola simetris
sedangkan pada jarak tanam 25 cm x 25 cm pola 2:1 di peroleh hasil gabah per
hektar lebih tinggi berbeda dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan
karena banyaknya gabah yang berisi daripada gabah yang hampa pada perlakuan
pola jajar legowo 2:1 dan 3:1 dibandingkan dengan pola simetris yang
menghasilkan hasil gabah per hektar rendah. Pemanfaatan ruang kosong pada pola
jajar legowo menyebabkan proses fotosintesis berlangsung efektif pada fase
generatif hasil fotosintesis lebih banyak dibawa kebiji sehingga hasil gabah lebih
tinggi. Tinggi rendahnyaberat biji tergantung dari banyak atau tidaknya bahan
kering yang terkandung dalam biji. Bahan kering dalam biji diperoleh dari hasil
fotosintesis yang selanjutnya dapat digunakan untuk pengisian biji
(Maghfiroh.dkk, 2017).
Sistem tanam jajar legowo merupakan sistem tanam yang memperhatikan
larikan tanaman, sistem tanam jajar legowo merupakan tanam berselang seling
antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Keuntungan dar
sistem tanam jajar legowo adalah menjadikan semua tanaman atau lebih banyak
tanaman menjadi tanaman pinggir. Tanaman pinggir akan memperoleh sinar
matahari yang lebih banyak dan sirkulasi udara yang baik, unsur hara yang lebih
merata, serta mempermudah pemeliharaan tanaman (Candra.dkk, 2017).
Pola jajar legowo berbeda pada setiap jarak tanam, pada jarak tanam 20
cm x 20 cm, penggunaan pola jajar legowo 2:1 menghasilkan tanaman lebih tinggi
berbeda dengan pola jajar legowo lainnya, kecuali pengamatan 30 HST tidak
berbeda dengan pola jajar legowo 4:1. Pada jarak tanam 25 cm x 25 cm
penggunaan pola jajar legowo 3:1 menghasilkan tanaman lebih tinggi berbeda
dengan pola jajar legowo 2:1 pada umur 30 HST dan pola jajar legowo 4:1 pada
umur 45 HST. Tabel 1 juga menunjukan bahwa pengaruh jarak tanam berbeda
pada pola jajar legowo 2:1 dan pola jajar legowo 3:1 tetapi tidak berbeda pada
pola jajar legowo 4:1. Pada pola jajar legowo 2:1 penggunaan jarak tanam 20 cm
x 20 cm menghasilkan tanaman lebih tinggi, sedangkan pada pola jajar legowo
3:1 penggunaan jarak tanam 25 cm x 25 cm menghasilkan tanaman lebih tinggi.
Hal ini diduga karena pola jajar legowo 2:1 penggunaan jarak tanam 20 cm x 20
cm populasi tanamannya lebih banyak sehingga memicu terjadinya kompetisi
antar tanaman dalam hal pemanfaatan sinar matahari dibandingkan dengan
populasi tanaman yang lebih rendah, sehingga memacu tanaman lebih tinggi,
sedangkan pola jajar legowo 3:1 penggunaan jarak tanam 25 cm x 25 cm
menghasilkan tanaman lebih tinggi disebabkan karena sistem tanam jajar legowo
memberikan ruang yang lebih lebar sehingga tidak terjadi kompetisi antar
tanaman untuk mendapatkan suplai nutrisi yang lebih banyak sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi (Candra.dkk, 2017).
Pada sistem jajar legowo ada beberapa pegertian yaitu terdapat dua
ataulebih baris tanaman padi dan diselingi oelh satu baris yang akan dikosongkan.
Dalam satu unit legowo terdiri dari dua atau lebih dalam barisan tanaman dan
satu baris kosong. Jika terdapat dua baris tanam per unit legowo merupakan jajar
legowo 2:1, jiga tiga baris tanam per unit legowo merupakan jajar legowo 3:1,
kalau 4 baris per unit merupakan 4:1. Pada sistem legowo sebagai contoh
sistem jarak tanamn lainnya, ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan dalam pe
nanaman. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padi. jaraktana
m yang lebar kemungkinan tanaman memiliki anakan yang sangat banyak Pada
jarak tanam 50 x 50 cm, tanaman padi dapat menghasilkan sekitar 50-80anakan
dalam satu rumpun. Jika tanam yang sempit hanya menghasilkan jumlahanakan
yang sedikit, bahkan pada jarak tanam yang sempit, satu tanaman hanyamampu
menghasilkan beberapa anakan saja ( Hatta, Muhammad 2015).
Pola jarak jajar legowo 2:1 merupakan cara atau altenatif untuk
peningkatan produksi dan konsumi, karena sistem jarak tanam yang tidak tidak ter
lalu lebarsehingga tanaman dapat meningkatkan produksi gabah dan anakan pada
tanaman, pemanfaatan lahan kosong juga dapat mengefisiensi lahan
karena bisa ditumbuhi oleh anakan dari tanaman padi. Berdasarkan hasil observasi
peningkatan penanaman padi secara kesuluruhan dapat diterapkan pola jarak tana
m jajarlegowo 2:1 sehingga petani dapat menambah kualitas untuk padi yang akan
dikonsumsi ( Hatta, Muhammad 2015).
Daftar pustaka
Magfiroh Nur, 1Iskandar M. Lapanjang, Usman Made. 2017. Pengaruh Jarak
Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa
L.) Pada Pola Jarak Tanam Yang Berbeda Dalam Sistem Tabela. e-J.
Agrotekbis 5 (2) : 212 – 221. ISSN : 2338-3011
Joko Susilo, Ardian, Erlida Ariani, 2015. Pengaruh Jumlah Bibit Perlubang
Tanaman Dan Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Padi Sawah (Oriza Sativa L.) Dengan Metode SRI. Jurusan Agroteknoloi.
Fakultas Pertanian. Universitas Riau
Nana Sustriasna, Nandang Sunandar, Anas Zubair. 2015. Uji Adaptasi Beberapa
Varietas Sorghum (Sorghum Bicolar L.) Pada Lahan Kering Di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jurnal Lahan Suboptimal Vol.2 No,2: 137-
143. ISSN: 2252-6188.