Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

AGROINFORMATIKA

“ROTATIONAL ANALYSIS PROGRAM (SUSTAIN)”

Disusun Oleh:

Andhika Wahyu Pratama (21025010194)

Golongan D2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model tanaman yang didistribusikan dengan DSSAT memungkinkan simulasi


urutan tanam jangka panjang. Kemampuan tambahan ini meningkatkan nilai model
pertumbuhan tanaman sebagai alat untuk menganalisis konsekuensi jangka panjang dari
praktik manajemen berdasarkan lokasi spesifik. Model dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan dan mendeteksi tren indikator biofisik seperti hasil panen, serapan
nitrogen, kadar karbon tanah, dan pelindian nitrat. Dengan cara ini, praktik manajemen
yang berpotensi berkelanjutan atau tidak berkelanjutan dapat diidentifikasi. Dalam
pendekatan sistem untuk penelitian, alat simulasi tetap membutuhkan evaluasi kritis dan
penyempurnaan. Model-model yang saat ini memberikan simulasi proses musim tunggal
yang masuk akal, membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang proses tanah jangka
panjangdan bagaimana proses inidipengaruhi oleh manajemen.

Model tanaman yang didistribusikan dengan DSSAT versi 3 memungkinkan


simulasi urutan pemotongan jangka panjang. Kemampuan tambahan ini meningkatkan
nilai model pertumbuhan tanaman sebagai alat untuk menganalisis konsekuensi jangka
panjang dari praktik pengelolaan pada basis spesifik lokasi. Model tersebut dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan dan mendeteksi tren dalam indikator biofisik
seperti hasil panen, serapan nitrogen, tingkat karbon tanah, dan pencucian nitrat. Dengan
cara ini, praktik pengelolaan yang berpotensi berkelanjutan atau tidak berkelanjutan dapat
diidentifikasi. Dalam pendekatan sistem untuk penelitian, alat simulasi tetap
membutuhkan evaluasi kritis dan penyempurnaan. Model, yang saat ini memberikan
simulasi proses satu musim yang masuk akal, memerlukan pemahaman yang lebih baik
tentang proses tanah jangka panjang dan bagaimana proses ini dipengaruhi oleh
pengelolaan.

Rotasi tanaman adalah praktik penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran
di satu lahan. Rotasi tanaman diketahi memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari
rotasi tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah
penanaman tumbuhan serealia dan sejenisnya. Beberapa manfaat rotasi tanaman adalah
mampu mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan
tanah, serta mampu membentuk ekosistem mikro yang stabil. Disamping itu, pada
beberapa jenis komoditas terutama jenis sayuran mampu memenuhi permintaan pasar yang
diinginkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Agroinformatika materi “Seasonal Analysis Program


(Sustain)” adalah agar para praktikan dapat:

1. Menganalisis konsekuensi jangka panjang dari praktik pengelolaan pada basis spesifik
lokasi.
2. Memprediksi perubahan dan mendeteksi tren dalam indikator biofisik, seperti hasil
panen, serapan nitrogen, tingkat karbon tanah, dan pencucian nitrat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung (Zea mays L.) termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3
bulan. Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang digunakan sebagai
sumber karbohidrat serta digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Rendahnya
produksi jagung di tingkat petani dapat mempengaruhi produksi secara Nasional. Hal ini
dimungkinkan dengan penggunaan benih, pengolahan tanah dan populasi tanaman yang tidak
sesuai, teknologi budidaya yang kurang memadai, pola tanam yang tidak sesuai,
ketidaktersediaan air dan kondisi sosial ekonomi petani (Hidayat et al., 2018).

Kacang tanah atau peanut (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas
pertanian terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional sebagai
sumber protein dan minyak nabati. Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi karena kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi (Siregar
et al., 2017). Kacang tanah merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia dan
mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang
multiguna, sebagai sumber pangan, pakan, dan bahan baku industri. Di Indonesia kacang tanah
mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi
(Susilo et al., 2019).

Ubi jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Lam) merupakan tanaman pangan yang mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini merupakan golongan umbi-
umbian yang aslinya berasal dari Amerika Latin (Dini et al., 2018). Tanaman ubi jalar dapat
digunakan untuk tanaman tumpang sari. Tumpangsari pada aplikasinya adalah menanam lebih
dari satu tanaman pada lahan dan periode tanam yang sama (Siantar et al., 2019). Penggunaan
pola tanam tumpangsari dapat meningkatkan efektivitas pemanfaatan lahan, mengendalikan
gulma, memperkecil resiko kegagalan hasil, dan dapat menambah pendapatan petani (Dini et
al., 2018).

Penelitian menunjukkan bahwa penanaman tanaman dalam baris seperti jagung


menyebabkan penurunan besar kandungan bahan organik dalam tanah. Hal ini dapat diatasi
dengan rotasi tanaman. Rotasi tanaman merupakan praktek penanaman berbagai jenis tanaman
secara bergiliran di satu lahan. Rotasi tanam adalah pola tanam yang dilakukan secara bergilir
dalam urutan waktu tertentu. Rotasi sering diterapkan petani untuk mencegah perkembangan
hama dan penyakit, memelihara/memperbaiki kesuburan tanah (ketersediaan hara dan sifat-
sifat fisik tanah) dan mengurangi erosi lahan, meningkatkan retensi air dan hara dan
menurunkan kebutuhan pupuk kimia melalui penanaman tanaman legum, mengendalikan
gulma (Christensen et al., 2012), dan memperbaiki struktur tanah (Chen et al., 2012).

Rotasi tanaman merupakan salah satu praktek penting dalam sistem pertanian
berkelanjutan yang dapat meningkatkan retensi air dan hara, menurunkan kebutuhan pupuk
sintetis melalui penanaman tanaman kacang-kacangan (Christensen et al., 2012). Banyak
manfaat dari penerapan rotasi tanaman dalam setahun, baik terhadap kesuburan lahan,
produktivitas dan produksi tanaman maupun peningkatan pendapatan dan pengurangan
infestasi hama-penyakit tanaman, sehingga usaha tani lebih berkelanjutan. Namun,
keberhasilan pola rotasi tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, terutama ketersediaan air,
tenaga kerja, dan rendahnya keuntungan karena rendahnya hasil tanaman pada musim kemarau
dan tingginya risiko kekeringan (Apriyana & Kailaku, 2015).

Pemupukan merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian. Pemupukan berimbang
adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang
dan optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian, efisiensi
pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jenis hara tanah yang
sudah mencapai kadar optimum atau status tinggi, tidak perlu ditambahkan lagi, kecuali
sebagai pengganti hara yang terangkut sewaktu panen (Jamilah et al., 2018).

Pengairan atau irigasi merupakan hal penting dalam peningkatan produksi tanaman.
Irigasi atau pengairan berarti pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi
pertumbuhan dan produksi tanaman secara oftimal. Tujuan irigasi adalah memberikan air
kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan waktu yang diperlukan. Air sangat diperlukan
untuk pertumbuhan dan hasil tanaman (Haryati, 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agroinformatika materi “Seasonal Analysis Program (Sustain)”


dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Desember 2022 pukul 11.10 - 12.50 di Studio Sumber
Daya Lahan I UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikun Agroinformatika materi “Seasonal


Analysis Program (Sustain)” adalah sebagai berikut:

1. Data simulasi tanaman jagung, kacang, tanah, dan ketela ungu


2. Data tanah Prigen, Pasuruan

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikun Agroinformatika materi “Seasonal


Analysis Program (Sustain)” adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi DSSAT

3.3 Cara Kerja

1. Menjalankan DSSAT dan membuka Crop Management


2. Memasukkan data managenent tanaman
3. Memilih Sequential pada menu file type
4. Mengubah Runs pada Simulation Options untuk mengatur rotasi tanaman selang waktu
yang diinginkan.
5. Memilih Save data percobaan
6. Membuka DSSAT dan memilih sequence pada selector dan run
7. Setelah Run akan muncul Layer Simulation
8. Memilih Run model dan meunggu hingga Simulation Complete setelah itu menekan ok
dan memilih Analisis
9. Setelah run model akan muncul program analysis sequence
10. Menekan Ok dan Save Data, lalu menekan ok
11. Memilih variable yang ingin disimulasikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1.1 Harvested Yield pada Tanaman Jagung, Kacang Tanah, dan Ketela Ungu

Gambar 1.2 Box-Plot Hasil Panen pada Tanaman Jagung, Kacang Tanah, dan Ketela
Ungu

Tabel dan Grafik diatas menunjukkan hasil produksi dari penanaman tanaman jagung,
kacang tanah dan ketela ungu pada lahan wilayah Prigen, Pasuruan. Budidaya tanaman ini
dilakukan dengan sistem rotasi antara jagung dan kacang. Penanaman kacang dilakukan setelah
melakukan penanaman jagung. Selain itu, juga dilakukan tumpangsari antara kacang dan ketela
ungu. Tanaman ketela ungu dijadikan tanaman sampingan yang ditanam bersamaan dengan
kacang. Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui hasil produksi maksimum tanaman
jagung yaitu sebesar 7213 kg/ha dengan rata-rata hasil produksi yaitu sebesar 4944,8 kg/ha.
Sedangkan hasil produksi minimum tanaman jagung yaitu 2448 kg/ha. Tanaman kacang tanah
memiliki hasil produksi maksimum sebesar 2756 kg/ha dengan rata-rata hasil produksi yaitu
sebesar 2203,5 kg/ha. Hasil produksi minimum kacang yaitu sebesar 1452 kg/ha. Hasil
produksi maksimum dari ketela ungu yaitu sebesar 5346 kg/ha dengan rata-rata hasil produksi
yaitu sebesar 3223 kg/ha. Hasil produksi minimum ketela ungu yaitu sebesar 1773 kg/ha. Dari
ketiga jenis tanaman diatas, tanaman jagung memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, disusul
dengan ketela ungu dan kacang tanah.

Hasil produksi yang tinggi dari penanaman jagung salah satunya dipengaruhi oleh adanya
rotasi dengan tanaman kacang-kacangan. Nutrisi yang terkandung pada tanah-tanah pertanian
sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan akan terserap
oleh akar tanaman bagi pertumbuhan batang, daun dan buah (Saputra et al., 2018). Oleh karena
itu maka dalam setiap pemanenan banyak unsur hara yang terangkut dari dalam tanah. Dengan
demikian maka jelaslah pemanenan yang terus menerus dilakukan tanpa memperhatikan
pemeliharaan tanah akan mengakibatkan merosotnya hasil dan bahkan pada akhirnya tanah
tidak mampu lagi menunjukkan produktivitasnya. Kesuburan tanah yang berkurang akibat
budidaya jagung dapat diperbaiki melalui penanaman kacang-kacangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Suprihatin & Amirullah, 2018) elemen utama dari rotasi tanaman adalah
pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legume setelah penanaman tumbuhan serealia
dan sejenisnya. Penanaman kacang – kacangan setelah penanaman tanaman jagung atau padi
akan memperbanyak kandungan unsur hara akibat bintil akar pada tanaman kacang yang
memperbanyak kandungan N yang dibutuhkan pada penanaman jagung.
Gambar 1.3 Harvested Yield pada Tanaman Jagung, Kacang Tanah, dan Ketela Ungu
dengan Perlakukan Rotasi Tanam

Gambar 1.4 Cummulative Function Plot pada Tanaman Jagung, Kacang Tanah, dan
Ketela Ungu

Data di atas menunjukkan gambar hasil produksi dari tanaman jagung, kacang tanah dan
ketela ungu dengan perlakuan rotasi tanam dilakukan dari tahun 2022 hingga tahun 2036.
Berdasarkan hasil data dari ketiga tanaman tersebut menunjukkan bahwa tanaman jagung
mempunyai hasil produksi tertinggi pada setiap tahunnya. Hasil panen rata-rata tertinggi
tanaman jagung yaitu terdapat pada tahun 2032 dengan sebesar 5557,0 kg/ha. Berdasarkan data
di atas menunjukkan bahwa hasil panen rata-rata tertinggi tanaman kacang tanah yaitu terdapat
pada tahun 2029 dengan sebesar 2416,0 kg/ha. Sedangkan hasil panen rata-rata tertinggi
tanaman ketela ungu yaitu pada tahun 2034 dengan sebesar 3482,4 kg/ha.

Cumulative Function Plot yang ada pada gambar diatas digunakan untuk mengetahui
hasil rotasi tanaman yang baik dan sesuai atau tidaknya tanaman untuk dilakukan dalam teknik
rotasi tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki hasil perkembangan yang berbeda-beda.
Berdasarkan grafik, terlihat perkembangan tanaman jagung dari tahun 2022 sampai 2032
mengalami kenaikan. Pada tanaman kacang dari tahun 2022 sampai 2029 mengalami kenaikan
juga walaupun tidak sebesar jagung. Pada Tanaman ketela ungu juga mengalami kenaikan dari
tahun 2023 sampai dengan 2030. Hasil produksi kumulatif yang diperoleh setiap tahunnya
dipengaruhi oleh faktor tersedianya air serta iklim mikro yang tercipta di sekitar areal tanaman.
Terciptanya iklim mikro yang berbeda setiap tahunnya menjadi pertimbangan dalam penentuan
rotasi tanaman pada suatu lahan (Suryanto, 2019). Pertimbangan lain seperti ketersediaan
tenaga kerja, risiko gagal panen, ketersediaan pasar dan lainnya ikut menentukan pilihan jenis
tanaman dalam pola rotasi.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diatas adalah:

1. Tanaman jagung memiliki rata-rata hasil produksi yang tinggi sebesar 4944,8 kg/ha dan
lebih tinggi dari rata-rata hasil produksi ketela ungu yaitu sebesar 3223 kg/ha. sedangkan
tanaman kacang tanah memiliki rata-rata hasil produksi terendah yaitu sebesar 2203,5
kg/ha.
2. Rotasi tanaman kacang-kacangan dengan jagung bertujuan memperbanyak kandungan
unsur hara akibat bintil akar pada tanaman kacang yang memperbanyak kandungan N
yang dibutuhkan pada penanaman jagung.
3. Hasil produksi kumulatif yang diperoleh setiap tahunnya dipengaruhi oleh faktor
tersedianya air serta iklim mikro yang tercipta di sekitar areal tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyana, Y., & Kailaku, T. E. (2015). Variabilitas iklim dan dinamika waktu tanam padi di
wilayah pola hujan monsunal dan equatorial. Pros Sem Nas Masy Biodiv
Indon, 1(372), 2.

Chen, S., Zheng, X., Wang, D., Chen, L., Xu, C., Zhang, X. (2012). Effect of long-term paddy-
uppland yearly rotations on rice (Oryza sativa) yield, soil properties, and bacteria
community diversity. The Scientific World Journal, 1 – 11.

Christensen, H., Becheva, S., Meredith, S., Ulmer K. (2012). Crop Rotation: Benefiting
Farmers, The Environment and The Economy.

Dini, A. Z., Yuwariah, Y., Wicaksono, F. Y., & Ruswandi, D. (2018). Pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung (Zea mays L.) pada pola tanam tumpangsari dengan ubi jalar
(Ipomoea batatas (L.) Lam) di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Agrotek
Indonesia, 3(2), 113-120.

Haryati, U. (2014). Teknologi Irigasi Suplemen untuk Adaptasi Perubahan Iklim pada
Pertanian Lahan Kering. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(1): 43-57.

Hidayat, A., Lumbanraja, J., Utomo, S. D., & Pujisiswanto, H. (2018). Respon tanaman jagung
(Zea mays L.) terhadap sistem olah tanah pada musim tanam ketiga di tanah Ultisol
Gedung Meneng Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika, 6(1).

Jamilah, W. H., Thesiwati, A. S., & Herman, W. (2018). Pemupukan berimbang dan terpadu
pada tanaman pangan di kelompok Tani Karya Maju Korong Indarung Nagari Aie
Tajun. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA, 1(1 September), 34-
40.

SAPUTRA, R., SANTOSO, E., & SUSANA, R. (2018). Pengaruh Serbuk Arang Cangkang
Kerang Darah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Okra pada Tanah Gambut. Jurnal
Sains Mahasiswa Pertanian, 7(3).

Siantar, P. L., Pramono, E., Hadi, M. S., & Agustiansyah, A. (2019). PERTUMBUHAN,
PRODUKSI, DAN VIGOR BENIH PADA BUDIDAYA TUMPANGSARI
SORGUM-KEDELAI. Jurnal Galung Tropika, 8 (2) Agustus 2019, hlmn. 91-
102, 8(2), 91-102.
Siregar, S. H., Mawarni, L., & Irmansyah, T. (2017). Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogea L.) Dengan Beberapa Sistem Olah Tanah dan dan Asosiasi
Mikroba: Growth and Yield of Peanut (Arachis hypogea L.) to Some Tillage and
Addition of Microbe Association. Jurnal Online Agroekoteknologi, 5(1), 202-207.

Suprihatin, A., & Amirullah, J. (2018). Pengaruh Pola Rotasi Tanaman terhadap Perbaikan
Sifat Tanah Sawah Irigasi. Jurnal sumberdaya lahan, 12(1), 49-57.

Suryanto, A. (2019). Pola Tanam. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Susilo, E., Parwito, P., & Pujiwati, H. (2019). Perbaikan Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah
Di Tanah Ultisol dengan Aplikasi Pupuk P dan K. AGRITEPA: Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Pertanian, 6(1), 126-136.

Anda mungkin juga menyukai