Anda di halaman 1dari 6

artikel pertanian

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATANI HORTIKULTURA


SAYURAN DI KALIMANTAN SELATAN

Tota Totor Naibaho, SP, MP *)


Cecep Suhardedi, SP, MSc *)
*) Calon Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang –
Kementerian Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 40%. Sebagian besar masyarakat Kalimantan
Selatan menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama sebagai petani.
Oleh karena itu, sektor pertanian terus didorong agar menjadi sektor andalan di
Kalimantan Selatan. Potensi ketersedian lahan juga masih sangat luas dan terbuka
untuk diusahakan budidaya komoditas pertanian. Sektor pertanian daerah ini
tentunya akan sangat berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan sumber
daya manusianya.

Sub sektor hortikultura merupakan komoditas pertanian yang tidak kalah penting.
Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah - buahan memegang bagian
terpenting dari keseimbangan pangan, sehingga harus tersedia setiap saat dalam
jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman konsumsi, harga yang terjangkau, serta
dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kebijakan Pengembangan Hortikultura tahun anggaran 2017 melanjutkan


kebijakan tahun sebelumnya melalui refocusing target dan kinerja anggaran yang
memprioritaskan pada pencapaian target produksi hortikultura. Kegiatan utama
dalam rangka refocusing pelaksanaan tahun anggaran 2017 diarahkan kepada: 1)
pengembangan kawasan untuk komoditas prioritas, yaitu aneka cabe, bawang
merah dan jeruk; 2) pengembangan kawasan di wilayah perbatasan, tertinggal dan
terluar; 3) produksi benih dan sertifikasi bawang merah; 4) Pengendalian OPT
komoditas prioritas; 5) Gudang/bangsal Pasca panen; 6) Sarana prasarana
pascapanen gudang packing house (rumah kemas); serta 7) Sarana pengolahan;
dan 8) Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada ditjen hortikultura.
(Dirjen Horti, 2016).

1
artikel pertanian

Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman


tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura
yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya
kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim.
Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran,
obat-obatan, dan tanaman hias.

Gambar 1. Potensi pengembangan hortikultura (Doc pribadi)

Ada 50 (lima puluh) jenis tanaman hortikultura semusim utama, kacang panjang
merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga
usaha hortikultura (8.623 rumah tangga). Selain kacang panjang, cabe rawit dan
terong juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak
dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman,
maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah
tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri
dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, kacang panjang merupakan jenis
tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura.
Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah
tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan melatih tercatat sebagai jenis
tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha
hortikultura. (bpskalsel, 2018)

Di sisi lain, sektor pertambangan, khususnya batubara terus mendominasi,


sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian

2
artikel pertanian

dan kesejahteraan para petani. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah
Daerah untuk memajukan sektor pertanian mengacu pada Program Pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH). Program TPH ini terus
digencarkan oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi masyarakat luas.

Selain meningkatkan produksi dan produktivitas TPH melalui pemanfaatan


sumber daya pertanian (modal, teknologi, pasar, informasi, lahan, alsintan dll)
secara optimal, pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil produksi
pertanian TPH merupakan hal terpenting dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan petani dan menjadikan Kalimantan Selatan sebagai daerah tujuan
dalam berinvestasi.

Sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian hortikultura yang


dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia. Sayuran merupakan
potensi penting sebagai sumber pertumbuhan baru dalam rangka pemenuhan gizi,
perolehan devisa, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
pendapatan petani. Komoditas sayuran dan buah-buahan juga merupakan
cashcrop yang dapat secara nyata mendatangkan keuntungan bagi petani pada
kemampuan memproduksi jenis-jenis sayuran dan manajemen yang digunakan
oleh para pelaku agribisnis. (Fitriyanti, 2012)

Kondisi karakteristik lahan dalam usahatani hortikultura sayuran pada umumnya


terlihat dari jenis tanah yang bersifat gembur, drainase baik dan mudah diolah.
Jenis tanah ini banyak ditemukan di Kalimantan Selatan. Potensi untuk
pengembangan usahatani sayuran sangat terbuka.

Beberapa tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi komoditas unggulan


terus diupayakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kalimantan Selatan
sendiri. Beberapa komoditas seperti padi, jeruk dan pisang sudah dipasarkan ke
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan sebagian ke Pulau Jawa dan Bali.

3
artikel pertanian

Tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga dapat dicapai memasarkan hasil
hortikultura sayuran Kalimantan Selatan bisa dipasarkan ke luar daerah.

Tabel 1. Luas Lahan yang sementara tidak diusahakan di Kalimantan Selatan


Luas Lahan yang Sementara Tidak
Kabupaten
Diusahakan (Hektar)
Tanah Laut 9,220
Kotabaru 13,365
Banjar 32,944
Barito Kuala 18,906
Tapin 3,900
Hulu Sungai Selatan 7,579
Hulu Sungai Tengah 23,689
Hulu Sungai Utara 629
Tabalong 24,271
Tanah Bumbu 6,737
Balangan 8,973
Kota Banjarmasin 24
Kota Banjarbaru 4,000
KALIMANTAN SELATAN 154,237
(sumber: Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, 2018)

Berdasarkan data dari BPS Kalimantan Selatan tersebut didapatkan informasi


bahwa masih sangat tersedianya lahan yang belum diusahakan untuk pengelolaan
ataupun pengembangan pertanian. Ini merupakan gambaran potensi yang sangat
besar apabila dialihkan menjadi lahan pertanian dan pengembangan hortikultura.
Kabupaten Banjar merupakan kabupaten dengan luas lahan sementara yang tidak
diusahakan sebesar 32,944 ha. Lahan seluas ini apabila disulap menjadi lahan
pengembangan hortikultura sayuran tentunya akan sangat menjanjikan. Selain itu
kita juga mengetahui bahwa kabupaten Banjar merupakan daerah yang dekat
dengan ibukota provinsi sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis dan ekonomi.
Kondisi ini menjadi peluang besar untuk memasarkan hasil sayuran di daerah
perkotaan bahkan ke luar Kalimantan Selatan. Namun tentunya ini bukanlah
pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Butuh kerjasama dari semua pemangku
peran semua lapisan masyarakat Kalimantan Selatan.

4
artikel pertanian

Tabel 2. Produksi Tanaman Sayur – sayuran Provinsi Kalimantan Selatan

Produksi Tanaman Sayur - sayuran (kuintal)


Kabupaten/
Cabe Kacang Kang Tero
Kota Bayam Buncis Jamur Ketimun Sawi Tomat
Rawit Panjang kung ng
Tanah Laut 11,108 3,053 6,624 1,175 6,703 1,916 8,831 3,756 7,528 6,081
Kotabaru 8,327 1,027 580 - 1,551 10,020 695 1,522 1,233 1,405
Banjar 79 65 2,054 - 761 71 850 - 764 121
Barito Kuala 138 1,047 2,349 - 4,522 163 3,853 14 5,829 3,415
Tapin - 56 20,926 2,800 621 - 744 - 5,378 2,923
Hulu S Selatan 749 2,901 8,846 - 7,593 821 4,811 447 13,321 15,327
Hulu S Tengah 296 6,356 1,034 1,551 13,111 279 9,496 300 6,817 9,115
Hulu S Utara - - 716 122 1,271 - 2,187 - 1,709 411
Tabalong 1,120 30 1,295 - 8,720 1,645 1,590 421 7,900 2,270
Tanah Bumbu 1,377 798 1,444 - 2,384 1,516 3,593 2,333 3,094 2,135
Balangan 40 98 394 2 514 71 371 11 275 418
Banjarmasin 322 - - 24,216 - 348 - 924 - -
Banjarbaru 2,894 2,725 1,625 5,950 4,516 5,303 2,798 4,848 6,936 5,527
KALSEL 26,450 18,156 47,887 35,816 52,267 22,153 39,819 14,576 60,784 49,148
(sumber: Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, 2018)

Berdasarkan data dari BPS Kalimantan Selatan tersebut didapatkan informasi


bahwa produksi sayur- sayuran di daerah Kalimantan Selatan masih cenderung
masih kecil dibandingkan luas lahan Kalimantan Selatan. Data diatas juga
menyajikan informasi bahwa masih banyak kabupaten/ kota yang belum menanam
jenis sayuran hortikultura seperti bayam, buncis, jamur dan sawi. Kondisi ini
memberikan peluang masuknya sayuran dari daerah lain di luar kabupaten/ kota
tersebut. Potensi seharusnya adalah daerah ini bisa memenuhi sendiri kebutuhan
sayuran di daerahnya masing- masing.

Teknologi budidaya tanaman sayuran yang dilakukan oleh petani masih sederhana
dengan pengetahuan lokal sehingga produktivitas dibawah potensi komoditasnya.
Masalah kekeringan sering mengakibatkan gagalnya panen, oleh karena itu perlu
ditemukan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas lahan dan
tanaman. Hasil – hasil penelitian, telah ditemukannya varietas komoditas sayuran
seperti tomat, kubis, pare dan mentimun yang sesuai dengan kondisi lahan.
Teknologi pengelolaan lahan dengan pemberian mulsa biomassa gulma insitu,

5
artikel pertanian

pemberian bahan organik dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman dan


meningkatkan hasil.

Tersedianya sumber daya lahan potensial yang cukup luas di Kalimantan Selatan
dan tersedianya teknologi budidaya tanaman sayuran yang sesuai dan spesifik
lokasi, maka pengembangan tanaman sayuran di daerah ini cukup prospektif
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga maupun dalam skala luas
untuk mendukung sistem agribisnis sehingga kesejahteraan dan pendapatan petani
meningkat. Berkaitan dengan itu, maka diperlukan suatu kebijakan dari
pemerintah untuk mendorong terlaksananya pengembangan sistem usahatani
berorientasi agribisnis di lahan pertanian untuk pengembangan usahatani sayuran
hortikultura.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. 2018. Potret Usaha Pertanian


Kalimantan Selatan menurut Subsektor. Sensus Pertanian. h 53-54

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2016. Petunjuk Umum Program Peningkatan


Produksi dan Nilai Tambah Produk Hortikultra Tahun 2017. h 1-2

Fitriyanti, S. 2012. Prospek Usahatani Komoditas Sayuran pada Lahan Rawa


Lebak di Kotamadya Banjarmasin, Kabupaten Batola dan Kabupaten
Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 7 : 116-
124

Rido, 2018. Potensi Pertanian. http://dpmptsp.kalselprov.go.id/page/531-potensi-


pertanian. diakses 01 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai