Anda di halaman 1dari 9

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN I.

PENDAHULUAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN I.1. Latar Belakang
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Kampus UPR Tanjung Nyahu Jl. Yos Sudarso Pada umumnya penyuluhan pada sektor pertanian terbagi
Kotak Pos 2/PLKUP Palangka Raya
Kalimantan Tengah menjadi lima bidang, yaitu bidang pertanian, bidang peternakan, bidang
perikanan, bidang kehutanan, dan bidang perkebunan. Di Kota
Palangkaraya, bidang penyuluhan hanya terbagi menjadi tiga, dua
RINGKASAN SEMINAR USULAN
bidang lainnya digabungkan pada bidang lainnya yaitu bidang pertanian
PENELITIAN
yang digabung dengan bidang peternakan, dan bidang kehutanan
PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP KEPUTUSAN digabung dengan bidang perkebunan. Menurut Dinas Pertanian dan
PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI DAN
PEMILIHAN KOMODITAS HORTIKULTURA DI Ketahanan Pangan Kota Palangkaraya, penggabungan bidang dilakukan
KELURAHAN TANGKILING KECAMATAN BUKIT BATU dilakukan karena tenaga penyuluh kurang jumlahnya sehingga harus
KOTA PALANGKA RAYA
dilaksanakannya penggabungan pada bidang-bidang tertentu yang
Nama : Resty Fujiastuty
masih terkait.
NIM : CBA 114 057
UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayan
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Eka Nor Taufik, MP
2. Ir. Pordamantra., M.Eng Petani yang menyebutkan bahwa penyediaan penyuluh paling sedikit
Dosen Partisipan : 1. Dr. Tri Prajawahyudo, SP.,M.Sc satu orang penyuluh pada satu desa. Jumlah tenaga penyuluh pertanian
2. Dr. Evi Feronika, M.Si
di Kota Palangkaraya masih sangat kurang, padahal peranan penyuluh
Moderator : Jeffry dinilai sangat penting dalam hal mengawal, mendampingi dan membina
Pembahas : 1. Maria Chistin
2. Moh Yusuf Hermawan para petani sehingga menjadi SDM pertanian yang berkualitas.
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Juni 2021
Waktu : 15.30 - Selesai
Tempat : Online / Daring
2

Tabel 1.1 Pejabat Fungsional Penyuluh Pertanian ASN dan Tenaga wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian Tangkiling (BPP Tangkiling)
Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB
yaitu sebanyak 37 kelompok tani.
PP) di Wilayah Kerja Binaan se Kota Palangkaraya Tahun
2020
Pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi sangat
Jumlah Penyuluh
Kelompok Tani besar dalam menunjang sumber pendapatan asli daerah maupun sebagai
No BPP THL-TB Total penyerap tenaga kerja, salah satunya adalah dari produk hortikultura.
ASN Binaan
PP Produk hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang
1 Rakumpit 4 1 5 22 mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan sehingga
menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan
2 Kalampangan 7 1 8 86
petani, baik produk hortikultura yang tergolong produk buah-buahan,
3 Bukit Batu 4 1 5 37 sayur-sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias. Pengembangan potensi

Jumlah 15 3 18 145 tanaman hortikultura selain menghadapi kendala intern dalam


pengembangan kedepan juga tidak lepas dari berbagai tantangan
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangkaraya,
dilapangan, seperti adanya daya saing produk baik kualitas maupun
2020
kuantitas, harga, kestabilan pasokan, pemuliaan dan perlindungan
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui jumlah seluruh
varietas, penyediaan lahan, infrastruktur yang mendukung produk pasca
penyuluh yang ada di wilayah kerja binaan sekota Palangkaraya adalah
panen, dan permodalan. Seperti halnya Kelurahan Tangkiling,
berjumlah 18 orang. Berdasarkan statusnya terdiri dari 15 orang ASN
merupakan suatu kawasan yang cukup berpotensi pada sektor pertanian,
dan 3 orang sebagai THL-TB PP.
terkhususnya pada pertanian hortikultura produk sayur-sayuran.
Kecamatan Bukit Batu mempunyai 5 kelurahan sebagai wilayah
Untuk lebih jelasnya perlu diketahui keadaan realisasi luas
kerja binaan penyuluh pertanian. Dengan masing-masing wilayah kerja
tanam, luas panen, produksi, dan produktifitas tanaman hortikultura di
binaan di pegang oleh satu anggota penyuluh dengan beberapa
Kecamatan Bukit Batu pada tahun 2019.
kelompok tani permasing-masing wilayah kerja binaan yang ada di
3

Tabel 1.2. Realisasi Luas Tanam, luas panen, produsi dan produktifitas tanamnya adalah 16,00, luas panen 7,00 ha, produksinya 6,80 kwintal
tanaman hortikultura di Kecamatan Bukit Batu pada tahun
dan produktifitasnya 9,71 kwintal. Untuk tanaman Cabe Besar, luas
2019.
tanamnya adalah 7, 00 ha, luas panen 6,00 ha,produksi 1,22 kwintal dan
Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktifitas
No Komoditas
(Ha) (Ha) (Kwintal) (Kwintal/Ha) 22,33 kwintal untuk produktifitasnya. Luas tanam untuk Cabe Rawit
1 Bawang Merah 12, 00 12, 00 8, 10 67, 50 adalah 18,00 ha, luas panen 13,00 ha, produksi 1,74 kwintal, dan
2 Kacang Panjang 16, 00 7, 00 6, 80 9, 71 produktifitasnya 13,38 kwintal. Selanjutnya luas tanam untuk tanaman
3 Cabe Besar 7, 00 6, 00 1, 22 20, 33 Tomat adalah seluas 11,00 ha, luas panen 9,00, produksi 1,58 kwintal
4 Cabe Rawit 18, 00 13, 00 1, 74 13, 38 dan produktifitasnya 17,56 kwintal. Pada tanaman Terung, luas
5 Tomat 11, 00 9, 00 1, 58 17,56 tanamnya adalah 9,00, luas panen 7,00 ha, produksi 1,51 kwintal, dan
6 Terung 9, 00 7,00 1, 51 21, 57 produktifitasnya 21, 57 kwintal. Untuk tanaman Buncis, luas tanamnya
7 Buncis 4, 00 3, 00 3, 10 10, 33 adalah 4,00 ha, luas panen 3,00 ha, produksinya 3,10 kwintal, dan
8 Ketimun 16, 00 12, 00 2, 44 20, 33 produktifitasnya 20,33 kwintal. Dan yang terakhir yaitu tanaman
Sumber:Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangkaraya Ketimun, untuk luas tanamnya 16,00 ha, luas panen 12,00 ha, produksi
2017 2,44 kwintal dan produktiftasnya 20,33 kwintal.
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun
2017 di Kecamatan Bukit Batu ada 8 komoditas tanaman hortikultura
produk sayur-sayuran yang ditanam petani pada wilayah kerja masing-
masing Kelurahan. Dari masing-masing komoditas tersebut dapat kita
ketahui realisasi untuk luas tanam, luas panen, produksi dan
produktifitas. Untuk tanaman Bawang Merah, luas tanamnya adalah
12,00 ha, luas panen 12,00 ha, produksinya 8,10 kwintal, dan
produktifitasnya 67, 50 kwintal. Untuk tanaman Kacang Panjang, luas
4

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian
Berdasarkan hasil wawancara secara informal yang dilakukan adalah:
peneliti terhadap salah satu petugas penyuluh di Balai Penyuluhan 1. Mengetahui peran penyuluh terhadap keputusan petani dalam
Pertanian Tangkiling (BPP), permasalahan yang terjadi di lapangan pemilihan komoditas tanaman hortikultura di Kelurahan
adalah belum adanya fasilitas untuk pengolahan pasca panen dan, Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu.
petani yang kurang bisa diatur oleh penyuluh. Sehingga menyebabkan 2. Mengetahui peran penyuluh terhadap adopsi inovasi teknologi
kurangnya koordinasi antar kelompok tani. Hal ini mengakibatkan, usahatani di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota
pada saat waktu menanam masih banyak petani yang menanam Palangkaraya.
komoditi serupa, dan hal ini berdampak pada hasil panen yang 1.4. Manfaat Penelitian
berlebihan dan membuat banyaknya hasil panen menjadi busuk 1. Bagi penulis, sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan,
dikarenakan petani masih kurang pengetahuan dalam rantai pemasaran. memperoleh gelar Sarjana, dan sebagai bahan kajian pustaka
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan untuk mempersiapkan usulan penelitian selanjutnya, khususnya
adalah: di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangkaraya.
1. Bagaimana hubungan antara peran penyuluh dengan keputusan
2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi
petani dalam pemilihan komoditas tanaman hortikultura di
bahan informasi dan landasan untuk menetukan kebijakan yang
Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota
terkait dengan penyuluhan pertanian di Kota Palangkaraya,
Palangkaraya?
terkhususnya di Kecamatan Bukit Batu, Kelurahan Tangkiling.
2. Bagaimanakah peran penyuluh terhadap adopsi teknologi
3. Bagi petani, diharapkan dapat menjadi bahan masukkan agar
usahatani di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota
dapat lebih insensif dalam penerapan teknologi usahatani.
Palangkaraya?
4. Bagi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangkaraya, untuk melengkapi ragam penulisan
1.3. Tujuan Penelitian
5

yang telah dibuat oleh para mahasiswa dan dapat menambah penyusunan proposal, pengumpulan data di lapangan, dan sampai pada
bahan bacaan serta referensi dari suatu karya tulis ilmiah. penyusunan hasil atau penyelesaian skripsi.
penelitian ini merupakan salah satu sentra usahatani tanaman tomat
II. TINJAUAN PUSTAKA di Kecamatan Sabangau.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (Dua) bulan, yaitu terhitung
2.1. Pengertian Penyuluhan Pertanian
2.2. Tujuan Penyuluhan Pertanian sejak bulan Juni sampai dengan Juli 2021. Dari tahap pengumpulan data
2.3. Fungsi dan Peranan Penyuluhan Pertanian
di lapangan, pengolahan pembuatan proposal penelitian sampai dengan
2.4. Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian
2.5. Programa Penyuluhan Pertanian hasil penelitian.
2.6. Adopsi Inovasi Pertanian
2.7. Adopsi Inovasi Teknologi Usahatani dan Pemilihan III.2. Metode dan Pengambilan Sampel
Komoditas Usaha
2.8. Penelitian Terdahahulu Pengambilan sampel berdasarkan snowball sampling yang
2.9. Kerangka Berpikir meliputi, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Ketua kelompok tani

III. METODE PENELITIAN atau petani di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan Tangkiling. Responden dari Kantor Balai Penyuluhan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Tangkiling terdiri dari 3 orang
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Balai Penyuluhan
petugas penyuluh. Dan responden petani di Kelurahan Tangkiling
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kelurahan Tangkiling, Kecamatan
dipilih 3 kelompok tani, dari satu kelompok tani diambil 9 orang petani,
Bukit Batu, Kota Palangkaraya. Pemilihan lokasi dilakukan secara
maka jumlah sampel petani yang diambil berjumlah 27 orang petani.
sengaja (purposive), karena Kecamatan Bukit Batu merupakan salah
Dengan demikian responden penyuluh 2 orang dan responden petani 27
satu Kecamatan yang berpotensi dalam hasil tanaman pangan.
orang, maka banyaknya sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang.
Pelaksanaan ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung mulai dari
3.3. Metode Pengumpulan Data
bulan Mei 2021 sampai dengan Juli 2021, yang meliputi kegiatan
6

. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi Variabel No Indikator Parameter
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari
- Sadar (Awereness)
kelompok tani/petani melalui teknik wawancara langsung dengan - Minat (Interst)
bantuan pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Sedangkan data Keputusan Adopsi
1 Tahap Adopsi - Memilih
sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dalam Inovasi (Evaluation)
penelitian ini yaitu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota - Mencoba (Trial)

Palangkaraya, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan - Adopsi (Adoption)


- Permintaan Pasar
Tangkiling, Bdan Pusat Statistik Kota Palangkaraya, jurnal penelitian,
1 Ekonomi (Konsumen)
buku-buku, dan bahan penelitian yang terkait dengan penelitian. Keputusan - Fluktuasi Pasar
3.4 Pengolahan dan Analisis Data Pemilihan (Harga)
Pengolahan data yang digunakan untuk menyaring data yang Komoditas - Aktifitas Pengepul
diperoleh dari lapangan akan diedit dan diolah secara manual dengan Hortikultura - Kualitas Produk
2 Teknis
cara tabulasi sederhana yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. - Transportasi

Analisis data dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.


Pengolahan data kualitatif dilakukan dengan pendekatan desktiptif
yakni dari pengamatan di lapangan tanpa melalukan generalisasi data. Data yang diperoleh dari tempat penelitian akan disesuaikan

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karkteristik petani yang dengan tujuan penelitian yang selanjutnya akan diedit dan diolah agar

meliputi umur, pengalaman bertani, pendidikan, tingkat pendapatan, menjadi informasi untuk menjelaskan:

luas lahan, intensitas mengikuti pelatihan dan interkasi dengan petani 1. Tujuan pertama yaitu, mengetahui peran penyuluh terhadap

lain. Pengolahan data kuantitatif akan membahas dan mengolah data keputusan petani dalam pemilihan komoditas tanaman

yang diperoleh setelah melakukan penelitian. hortikultura di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu.
Menggunakan metode deskriptif dari hasil wawancara dengan
Tabel 1.3. Variabel dan Indikator Penelitian
7

responden. Dengan menggunakan panduan dari variabel tahapan 3. Inovasi merupakan segala perubahan yang dirasakan sebagai
adopsi dengan parameter yang sudah ditentukan. sesuatu yang baru oleh masyarakat tani yang mengalaminya.
2. Untuk menjawab tujuan kedua, yaitu mengetahui peran Berkaitan dengan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa
penyuluh terhadap adopsi inovasi teknologi usahatani di boleh jadi seseorang menganggap baru, tetapi belum tentu ide
Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota yang sama itu dianggap baru oleh orang lain.
Palangkaraya menggunakan Rating Scale. Adalah pengumpulan 4. Adopsi inovasi teknologi hortikultura, adalah upaya petani
data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, dalam mengadopsi inovasi secara bertahap melalui kesadaran,
menggolongkan, menilai individu atau situasi dengan 2 keinginan, evaluasi, mencoba, dan mengadopsi.
indikator yaitu secara ekonomi dan teknis menggunakan 5. Keputusan pemilihan komoditas hortikultura, adalah keputusan
parameter yang sudah ditentukan. dimana petani memilih komoditi yang menguntungkan baik
secara ekonomi dan secara teknis.
3.5. Definisi Operasional
1. Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk
mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka
mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-
kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat
kehidupannya.
2. Peran penyuluh pertanian sangat menentukan keberhasilan
pembangunan pertanian. Peran penyuluh sebagai innovator,
fasilitator, motivator dan educator.
8

DAFTAR PUSTAKA Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas


Maret University Press. Surakarta.

Agustina Shinta, 2011. Imu Usahatani. Penerbit Universitas Brawijaya . 2009.  Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret
Press. Malang. University Press. Surakarta.

Musyafak A. da, Tatang M. Ibrahim, 2005. Strategi Percepatan Adopsi


dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Analisis
BPTP Maluku, 2019. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Terhadap
Kebijakan Pertanian. Vol. 3 No.1. Pontianak.
Pembangunan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Maluku.
Melfrianti Romauli, Lily Fauzia, M. Roem S. 2020. Tingkat Adopsi
Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi
Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluhan Provinsi
Organik (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan
Kalimantan Tengah, 2016. Data Real Kelembagaan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Alumni Program
Penyuluhan. Palangka Raya.
Studi Agribisnis FP USU. Medan.
Padmowihardjo Soedijanto,  1999. Media Penyuluhan
Dedy Kusnadi, 2011. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Sekolah
Pertanian.  Universitas Terbuka. Jakarta.
Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.

Hefi, 2019. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Terhadap Rasyid, Anuar. 2012. Metode Komunikasi Penyuluhan Pada Petani
Pembangunan Pertanian. http://cybex.pertanian.go.id . Diakses Sawah. Universitas Riau. Pekan Baru.
pada tanggal 26 Juni 2021.

Ibrahim, Jabal Tarik, Arman Sudiyono, dan Harpowo,


2003.  Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Penerbit Suksesmina, 2012.  Media Tertayang.
Banyumedia Publishing. Malang. http://suksesmina.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Juni
2021.
Kurnia Suci Indraningsih, 2011. Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Keputusan Petani Dalam Adopsi Inovasi Teknologi Usahatani Sutoyo. 2011. Hakekat Media Penyuluhan.
Terpadu. Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 29 No.1. Bogor. http://sutoyoagribisnis.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26
Juni 2021.

Setiana Lucie, 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyrakat.


Penerbit Graha Indonesia. Bogor.
9

Saeful Bachrein, 2020. Penelitian Sistem Usaha Pertanian Di


Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor.

Said Gumbira, Intan Harizt, 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia


Indonesia. Jakarta.

Tri Ratna Saridewi, Amelia Nani Siregar, 2010. Hubungan Antara


Peran Penyuluh Dan Adopsi Teknologi Oleh Petani Terhadap
Peningkatan Produksi Padi Di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
Penyuluhan Pertanian. Vol. 5 No. 1.

Widodo Dwi Suharyanto, Purwanto, 2007. Pengertian, Unsur, dan


Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Modul 1.
http//repository. ut. ic. id. Diakses pada tanggal 26 juni 2021.

Yos Wahyu Harinta, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kecepatan Adopsi Inovasi Pertanian Di Kalangan Petani Di
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Zakaria, 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat
Manajemen Pelatihan Sumberdaya Manusia Pertanan. B

Anda mungkin juga menyukai