Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA

TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN INDUSTRI MARMER


(Studi Kasus Masyarakat Desa Besole Kecamatan Campurdarat,
Kabupaten Tulungagung)

Proposal Skripsi

Oleh :
Rangga Wana Segara
NIM. 12402173326

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020

1
PENGARUH MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA
TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN INDUSTRI MARMER
(Studi Kasus Masyarakat Desa Besole Kecamatan Campurdarat,
Kabupaten Tulungagung)

Proposal Skripsi

Oleh :
Rangga Wana Segara
NIM. 12402173326

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020

2
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, yaitu
berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Pembangunan ekonomi yang
dilaksanakan oleh negara yang sedang berkembang bertujuan meratakan
pembangunan ekonomi dan hasilnya kepada seluruh masyarakat, meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang
seimbang.1 Pembangunan di bidang ekonomi dilaksanakan untuk mewujudkan
pemerataan hasil-hasil pembangunan. Salah satu sektor di bidang ekonomi tersebut
adalah industri kecil. Pembangunan pada sektor industri kecil diarahkan agar mampu
berkembang secara mandiri dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dalam Islam, prinsip fundamental yang harus diperhatikan dalam produksi


adalah prinsip kesejahteraan ekonomi. Selanjutnya, Mannan menyatakan “Dalam
sistem produksi islam, konsep kesejahteraan islam terdiri atas bertambahnya
pendapatan yang diakibatkan oleh meningkatnya produksi dari barang-barang
bermanfaat melalui pemanfaatan sumber daya secara maksimum, baik manusia
maupun benda dan melalui ikut sertanya jumlah maksimum orang dalam proses
produksi. Bekerja dan berproduksi merupakan sesuatu yang fitrah dalam Islam.
Sebab melalui Al-Qur‟an Surat Ali Imran ayat 14 Allah menyatakan bahwa manusia
dihiasi dengan Hubb al-Syahwat, dan untuk memenuhinya maka bekerja adalah suatu
keniscayaan.2
Dalam surat At-Taubah ayat 105, sebagaimana Allah menyuruh kita untuk
bekerja.

‫عا ِل ِم‬ َ ‫سولُهُ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ َو‬


َ ‫ست ُ َردُّونَ ِإلَ ٰى‬ ُ ‫َّللاُ َع َملَ ُك ْم َو َر‬
‫سيَ َرى ه‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
َ‫ش َهادَةِ فَيُن َِبئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنتُ ت َ ْع َملُون‬
‫ب َوال ه‬ ِ ‫ْالغَ ْي‬

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-

1
Komang Widya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Pengusaha
Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018),
hlm. 192
2
Wibowo Sukirno, Supriadi Dedi, Ekonomi Mikro Islam, (Bandung : Pustaka Setia,2013) hlm. 249

3
Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan”.(At-Taubah(9) : 105)

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan keragaman


budaya, wisata sejarah dan wisata alam yang menarik. Akan tetapi Sektor industri
merupakan sektor yang mendominasi perekonomian di Jawa Timur. Peran
pemerintah terhadap industri kecil dan mikro adalah bagaimana menumbuhkan iklim
usaha dengan menerapkan peraturan perundangan dan kebijakan yang meliputi aspek
pendanaan, sarana prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha,
kesempatan berusaha, promosi dagang, serta dukungan kelembagaan.3

Industri merupakan sektor yang mempunyai peranan penting didalam


pembangunan nasional terutama dalam pembangunan ekonomi. Dimana, salah satu
sektor industri yang merupakan pilar penyangga perekonomian adalah Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Bukti nyata pada tahun 1998, Indonesia UKM mampu
menghadapi krisis ekonomi, dimana padaa saat yang sama banyak usaha yang
berskala besar mengalami kerugian hingga berujung kebangkrutan. Akan tetapi, satu-
satunya jenis usaha yang tetap berkembang dan stabil kala itu adalah usaha kecil
menengah.5 Hal ini dikarenakan pada industri kecil memanfaatkan sumber daya lokal
sehingga dapat diandalkan untuk mendukung ketahanan ekonomi.4

Tulungagung merupakan kabupaten yang sebagian besar masyarakatnya bekerja


sebagai petani. Saat ini pertanian merupakan sektor dominan di Tulungagung,
sementara sektor industri kebanyakan didominasi industri kecil dengan beberapa
industri yang lebih besar. Sektor industri kecil di kabupaten Tulungagung
mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat sumber daya alam lokal dan
kreativitas masyarakat pada bidang seni ataupun bidang kerajinan cukup
memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung
program pembangunan daerah. Perkembangan industri kecil cukup pesat sejajar
dengan pesatnya perkembangan industri lainnya yang membuka peluang pasar baik
lokal maupun internasional.5

3
Ibid, hlm. 193
4
Aris Heru Prastya, Sukses Mengelola Usaha Mikro Kecil Menengah, (Jakarta: Gramedia,2010), hlm.1
5
Heru, Kawasan Industri Ditulungagung, https://heru.wordpress.com/2011/09/29/menggagas- kawasan-
industri-terpadu-di-tulungagung/ Diakses tanggal 14 April 2020 jam 10.29

4
Perkembangan sektor industri pengrajin Marmer dan industri lainnya di provinsi
Jawa Timur tidak terlepas dari peran masing-masing kabupaten atau kota.
Pembangunan sebuah wilayah atau kabupaten tidak terlepas dari pertumbuhan
ekonomi wilayah tersebut, potensi perekonomian suatu wilayah dapat diketahui dari
tingkat pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah kabupaten Tulungagung yang
merupakan salah satu kabupaten yang terkenal dengan berbagai industri rumahannya
di Jawa Timur.

Pembangunan industri di Kabupaten Tulungagung diarahkan pada peningkatan


peranannya terhadap pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB)
Kabupaten Tulungagung. Selain peran tersebut, sektor industri diharapkan lebih
berperan dalam usaha menyeimbangkan struktur ekonomi daerah dari agraris
menjadi industri. Untuk penyeimbangan industri di daerah Tulungagung merupakan
suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi guna memecahkan masalah
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta memperbesar nilai tambah dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tabel 1.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen),
2013 – 2017

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, dan 22,00 22,34 22,37 21,86 20,74


Perikanan
B Pertambangan dan 3,70 4,02 3,87 3,75 3,73
Penggalian
C Industri Pengolahan 20,62 20,49 20,67 20,85 21,12
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 0,03 0,03 0,03 0,04
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,09 0,08 0,08 0,08 0,08
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 9,44 9,61 9,26 9,34 9,61
G Perdagangan Besar dan 20,39 19,83 19,85 20,1 20,51
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan 1,89 1,99 2,06 2,11 2,21
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi dan 1,71 1,81 1,89 1,97 2,02
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 5,54 5,37 5,36 5,39 5,44
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,24 2,27 2,31 2,34 2,33
L Real Estat 1,98 1,92 1,98 1,96 1,98
M, N Jasa Perusahaan 0,37 0,37 0,37 0,36 0,37
O Administrasi Pemerintahan, 3,60 3,33 3,28 3,30 3,27
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,18 4,24 4,27 4,25 4,26

5
Q Jasa Kesehatan dan 0,99 1,04 1,04 1,01 1,02
Kegiatan Sosial
R,S,T Jasa lainnya 1,23 1,26 1,3 1,28 1,26
,U
Sumber : PDRB Kab. Tulungagung Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017

Selama lima tahun terakhir (2013-2017) struktur perekonomian Kabupaten


Tulungagung didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya: Industri
Pengolahan; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor; Konstruksi dan Informasi dan Komunikasi. Hal
ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan
PDRB Kabupaten Tulungagung. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Tulungagung pada tahun 2017 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri
Pengolahan, yaitu mencapai 21,12 persen (angka ini naik dari 20,62 persen di tahun
2013). Selanjutnya lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
20,74 persen (turun dari 22,00 persen di tahun 2013), disusul oleh lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor lapangan usaha
sebesar 20,51 persen (naik dari 20,10 persen di tahun 2013). Berikutnya lapangan
usaha Konstruksi sebesar 9,61 persen (naik dari 9,34 persen di tahun 2013) dan
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 5,44 persen (naik dari 5,39 persen
di tahun 2013).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti melaksanakan kajian penelitian dengan judul
“Pengaruh Modal, Bahan Baku dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Pengrajin
Marmer (Studi Kasus Masyarakat Desa Besuki Kecamatan Campurdarat, Kabupaten
Tulungagung).”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah modal berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin
Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung?
2. Apakah bahan baku berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin
Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung?
3. Apakah tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin
Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung?

6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji apakah modal berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan
pengrajin Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung
2. Untuk menguji apakah bahan baku berpengaruh positif signifikan terhadap
pendapatan pengrajin Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten
Tulungagung.
3. Untuk menguji apakah tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap
pendapatan pengrajin Marmer Desa Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten
Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Secara Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menjadi tambahan referensi atau rujukan
mengenai pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja terhadap pendapatan
masyarakat Desa Besole.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur dan memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan bidang ilmu ekonomi khususnya di program
perkembangan ekonomi sebagai sumbangan pemikiran maupun sebagai acuan
dan pengembangan penelitian sejenis berikutnya yaitu untuk menganalisis
lebih lanjut mengenai pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja terhadap
pendapatan masyarakat Desa Besole.
b. Bagi institusi
Dapat menjadi bahan pembelajaran dan perkuliahan untuk meningkatkan
pengetahuan pada mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
c. Bagi Pengrajin Marmer

Di harapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan dan sumber
inspirasi, serta bahan pertimbangan bagi pengrajin marmer khususnya di desa
Besole.

d. Bagi Pihak Lain


Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang industri
7
yang mempunyai mutu dan kualitas tinggi. Dan dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya mengenai masalah yang dibahas secara lebih
mendalam.

E. Kerangka Teoritis
1. Konsep Produksi
Menurut Sofyan Assauri, produksi didefinisikan sebagai berikut:
“Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor
produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization,
managerial, dan skills).”
Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto memberikan pengertian produksi
sebagai berikut: Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau
menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan
faktor-faktor produksi.Produksi menurut para ahli ekonomi sebagai upaya
menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber
kekayaan lingkungan, (yusuf Qordhowi dalam Didin Hafidhuddin 1997).
Dalam pandangan Islam produsen yang melakukan produksi barang dan
jasa dalam naungan sistem ekonomi konvensional tidak mengenal batas-batas halal
dan haram, keinginan mereka hanyalah memnfaatkan apa saja yang dapat
diproduksi dalam berbagai macam usaha dan keuntungan material, mereka tidak
berfikir apakah produk yang mereka hasilkan memberikan manfaat atau mudharat,
baik atau buruk, sesuai dengan norma atau tidak. Hal penting bagi mereka adalah
bagaimana memproduksi barang apasaja yang dapat menghasilkan hasil
maksimum.
Produksi adalah mengolah alam sehingga tercipta bentuk terbaik yang
mampu memenuhi kemaslahatan manusia (muhammad Baqir Asshadr,
Iqtishaduna), dari teori tersebut sangat diharamkan memproduksi sesuatu yang
merusak akidah yang sahih dan akhlak yang utama, segala sesuatu yang melucuti
identitas ummat, menggoncangkan nilai-nilai agama dan akhlak, menyibukkan
pada hal-hal yang sia-sia dan menjauhkannya dari keseriusan, mendekatkan pada
kebathilan, menjauhkan dari kebenaran, mendekatkan dunia dan menjauhkan
akhirat, mengingginkan kekayaan, uang dan keuntungan semata (Yusuf Qardhawi

8
dalam didin Hafidhuddin 1997)6
Sebagaimana Hadist shahih Aljami’ah Asshagir “barang siapa yang
menciptakan kemudharatan/kejahatan, dan orang lain mengikuti kemudharatan
tersebut maka ia akan mendapat dosa dari perbuatan itu dan akan mendapat dosa
dari setiap orang yang mengikutinya sampai hari kiamat”(H.R.Ahmad,
Muslim,Turmudzi, Nasai, dan Ibnu Majah dari Jahir)
Perintah produksi akan barang dan jasa terdapat pada Ayat Alquran surah
Yasin ayat 33-35 yang artinya : “Dan suatu tanda kekuasaan Allah adalah bumi
yang mati, kemudian kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan daripadanya
biji-bijian maka daripadanya mereka makan, dan kami jadikan daripadanya kebun
kurma dan anggur dan kami pancarkan daripadanya bebrapa mata air, Supaya
mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan
mereka, maka mengapakah mereka tidak bersyukur”. (Q.S. 36:33-35)
Surah Alhadid ayat 25 yang artinya ; “Dan kami ciptakan besi yang daripadanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (Q.S 57:25)
2. Konsep Modal
Modal merupakan kumpulan dari barang-barang modal, yaitu semua barang
yang ada pada perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.
Jadi, modal bukan hanya berupa uang saja tetapi termasuk juga aktiva yang ada
dalam perusahaan seperti mesin-mesin, kendaraan, bangunan pabrik, bahan baku,
dan lain-lain, yang digunakan untuk menjalankan operasi usahanya.
Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah
modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk
membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-
izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja.
Sementara itu modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang untuk
mengelola atau menjalankan suatu usaha. Tersedianya modal kerja yang cukup
dapat segera dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan seperti, kas (surat-surat berharga), piutang, dan
persediaan. Tetapi modal kerja cukup jumlahnya dalam arti harus mampu
membiayai pengeluaran- pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena
dengan modal kerja yag cukup akan menguntungkan bagi perusahaan.7
Modal dapat digolongkan berdasarka sumbernya, bentuknya, berdasarkan

6
Sri Wahyuni, “Teori Konsumsi dan Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Akuntabel. Vol.
10 No. 1, Maret 2013, hlm. 79-80
7
Kasmir, “Kewirausahan”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 83
9
kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya :
a. Berdasarkan sumbernya, modal dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan
modal asing. Modal sendiri misalnya setoran dari pemilik perusahaan.
Sementara modal asing misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
b. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal
abstrak. Modal konkret meliputi mesin, gedung, mobil, dan peralatan.
Sedangkan modal abstrak meliputi nama baik dan hak merk.

c. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal


masyarakat. Contoh dari modal individu adalah rumah pribadi yang
disewakan. Sedang contoh modal masyarakat yaitu rumah sakit umum milik
pemerintah, jalan, jembatan.
Sementara itu, terdapat beberapa jenis modal yang dapat digunakan untuk
kegiatan usaha. Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari
dua jenis yaitu:
1. Modal investasi, dan
2. Modal kerja.
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Penggunaan utama modal
investasi jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah,
bangunan atau gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Sedangkan modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali dalam
satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari satu
tahun. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar
gaji karyawan, dan biaya pemeliharaan serta biaya- biaya lainnya.8
3. Konsep Bahan Baku
Bahan baku juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi
pendapatan. Bahan baku merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dalam
setiap proses produksi, semakin besar jumlah bahan baku yang dimiliki, maka
semakin besar pula kemungkinan jumlah produk yang dihasilkan, sehingga
kemungkinan pendapatan yang diterima semakin besar dari hasil penjualan
produksinya. Bahan baku merupakan jumlah bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan proses produksi dalam jangka waktu tertentu (Siswanta, 2011).
Persediaan bahan baku di dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting
untuk dikendalikan dengan baik, sehingga perusahaan dapat menghasilkan

8
Ibid, hlm 84-85
10
pendapatan yang optimal.9
Bahan baku dibedakan menjadi:
a. Bahan baku langsung adalah bahan yang digunakan secara langsung
dalam proses produski barang: bahan fisik yang utama dalam
membuat produk akhir.
b. Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang penting untuk
menfasilitasi proses produksi tetapi terlibat secara langsung dalam
proses akhir.10

Contoh jenis bahan baku yaitu apabila barang jadi yang di hasilkan adalah meja
dan kursi , maka yang merupakan bahan baku langsung dari pembuatan meja dan
kursi tersebut adalah Kayu, sedangkan yang termasuk kedalam bahan baku tidak
langsung adalah paku dan plamir yang berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat
untuk kursi yang dihasilkan.

4. Konsep Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi, karena tenaga
kerja merupakan faktor penggerak faktor input yang lain, tanpa adanya tenaga
kerja maka faktor produksi lain tidak akan berarti. Dengan meningkatnya
produktifitas tenaga kerja akan mendorong peningkatan produksi sehingga
pendapatan pun akan ikut meningkat. Menurut Sumarsono (2013) apabila banyak
produk yang terjual dengan demikian pengusaha akan meningkatkan jumlah
produksinya. Meningkatnya jumlah produksi akan mengakibatkan meningkatnya
tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga dengan demikian pedapatan juga akan
meningkat.11

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani


maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa maupun faedah suatu barang.

9
Komang Widya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Pengusaha
Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018),
hlm. 198
10
Wahyuni, perencanaan persediaan bahan baku dengan Pengendalian Persedian Bahan Baku,
http://journal.uad.ac.id/idex.php/spectrum/article/download/2692/1662 diakses tanggal 14 April 2020 pukul
21.18
11
Komang Widya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Pengusaha
Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018),
hlm. 198
11
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut kualitasnya yaitu :
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian
atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan
formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah
tangga, dan sebagainya.
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting
untuk diperhatikan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja
dilihat dari tersedianya lapangan kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga
kerja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan tenaga kerja
yaitu:
a. Ketersediaan tenaga kerja
b. Kualitas tenaga kerja
c. Jenis kelamin akan menentukan jenis pekerjaan
d. Tenaga kerja yang bersifat temporer atau musiman dalam sektor pertanian
e. Upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki tentu berbeda.12

5. Konsep Pendapatan
Dalam perspektif ekonom, pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh
dari kegiatan ekonomi dengan mengorbankan suatu barang dan jasa. Barang atau
jasa yang ditawarkan akan berkurang manfaat atau nilainya dan akan
menghasilkan sesuatau yang disebut pendapatan.Pendapatan merupakan kenaikan
kotor atau garis dari modal pemilik yang di hasilkan dari penjualan barang
dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, pinjaman uang dan

12
Arininoer Malika, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Tingkat Pendapatan
Industri Kue Dalam Perspektif Islam” Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan, 2018)
12
semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Adapun sumber-
sumber pendapatan antara lain:
a. Pendapatan Intern
Pendapatan yang di peroleh dari para anggota atau pun dari pemegang saham
(modal awal) atau semua yang bersangkutan dalam kegiatan perusahaan itu
sendiri.

b. Pendapatan Ekstren
Pendapatan yang di peroleh dari pihak luar yang berperan atau tidaknya dalam
kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan ini juga bisa berasal dari bunga
bank dan lain-lain.
c. Hasi Usaha
Pendapatan yang di peroleh perusahaan dari hasil aktifitas atau kegiatan
perusahaan itu sendiri. Seperti pendapatan jasa dan jual beli barang dagang dari
aktivitas yang di lakukan.

Menurut Sumarso, pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan


sebagai pendapatan operasi dan pendapatan non operasi.
a) Pendapatan operasi adalah pendapatan yang di peroleh dari aktivitas utama
perusahaan. Pendapatan operasi dapat di peroleh dari dua sumber yaitu:

1) Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam faktur atau


jumlah awal pembebanan sebelum dukurangi penjualan return dan potongan
penjualan.
2) Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan kotor
dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan dan lain-
lain.
b) Pendapatan non operasi adalah pendapatan yang bukan dari kegiatan utama
perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber
ekonomiperusahaan atau pihak lain, contohnya: pendapatan bunga dan sewa.13

6. Konsep Industri

Industri adalah suatu usaha manusia untuk mengolah bahan dasar atau bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga mendatangkan
manfaat yang lebih besar bagi manusia. Dalam ekonomi mikro, industri dapat
diartikan kumpulan perusahaan yang sejenis yang memproduksi barang-barang

13
Erwin Fahmi, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku terhadap Tingkat Pendapatan Industri
di Home Industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun” ,
Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2019), hlm. 34-36
13
homogen serta memiliki subtitusi yang erat. Undang-Undang No. 3 Tahun 2014
tentang perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah seluruh bentuk
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya
industri sehingga mampu menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah
atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa
perubahan tertentu yang di dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan.
Perusahaan dapat menambah faktor- faktor produksi yang didalam jangka pendek
adalah tetap jumlahnya. Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi
mengeluarkan biaya tetap. Semuanya adala biaya berubah. Seterusnya keadaan
dalam industri juga mengalami perubahan, yaitu perusahaan–perusahaan baru
akan memasuki indutri dan beberapa perusahaann lama yang tidak efisien akan
gulung tikar dan meninggkalkan indutri. Perubahan seperti ini tidak berlaku
dalam jangka pendek. Telah dinyatakan, apabila sesuau perusahaan tidak dapat
menutupi biaya berubahnya, maka perusahaan akan membubarkan usahanya
tetapi hanya akan menghentikan kegiatan produksinya. Perubahan lain yang
mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah kemajuan teknologi, kenaikan
upah tenaga kerja dan kenaikan harga – harga umum ( inflasi ). Perubahan ini
akan mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan.14
7. Industri Marmer

Kabupaten Tulungagung merupakan daerah yang terkenal sebagai produsen atau


sentra kerajinan marmer. Kerajinan marmer sudah ada sejak masa Pemerintahan
Hindia- Belanda yaitu sejak ditemukannya pertambangan marmer yang ada di Desa
Besole, Kecamatan Besuki pada tahun 1934. Pengrajin marmer mulai tertarik untuk
merintis usaha kerajinan marmer setelah adanya pertambangan tersebut. Industri
kerajinan marmer mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 1972, kualitas kerajinan
marmer yang ada di Kabupaten Tulungagung sangat bagus sehingga mampu
menembus pasar internasional.
Produk kerajinan marmer yang ada di Kabupaten Tulungagung, memiliki
persaingan dagang yang cukup ketat, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pengrajin
yang lokasinya berdekatan, sehingga membutuhkan inovasi- inovasi baru dalam
pembuatan produk. Produk kerajinan yang diproduksi oleh pengrajin marmer bersaing
dalam segi kualitas, harga, dan pemasaran. Pemasaran kerajinan marmer tidak hanya
di dalam kabupaten Tulungagung, melainkan sudah dipasarkan di seluruh Indonesia
14
Ibid, hlm. 44-45
14
(Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua), dan ada beberapa yang sudah
menembus pasar internasional (Malaysia dan Inggris).15

F. Penelitian Terdahulu
1. Erwin Fahmi, 2019. Meneliti tentang “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan
Baku Terhadap Pendapatan di Home Industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh
Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui besarnya pengaruh modal, tenaga kerja,dan produksi terhadap
tingkat pendapatan UD.Bagus Bakeri Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela
Kabupaten Simalungun. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini
dilakukan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu perangkat lunak SPSS
Versi 16.0. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan denganuji
F danuji t dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). Hasilpenelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa modal dengan nilai t hitung sebesar (4,193), tenaga
kerja dengan nilai t hitung sebesar(2,929),produksi dengan nilai t hitung
sebesar(22,288) berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan UD. Bagus
Bakery.Secara bersama-sama bahwa modal, tenaga kerja,dan produksi
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan UD. Bagus Bakery. Koefesien
determinasi (R2) menunjukkan bahawa variabel bebas yang diteliti mampumen
jelaskan 95,2% terhadap tingakat pendapatan dan sisanya 4,8% dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak diteliti.16

2. Komang Widya Nayaka, 2018. Meneliti tentang “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja
dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah di Kecamatan
Mengwi”. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja dan
bahan baku secara simultan dan parsial terhadap pendapatan pengusaha industri
sanggah di Kecamatan Mengwi. Lokasi penelitian di Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung. Penelitian memusatkan pembahasan mengenai pendapatan
pengusaha industri sanggah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode
penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Non Probability
Sampling. Dengan menggunakan rumus Slovin, populasi sebanyak 132 pengusaha

15
Riska Intan Yuliana, “Kontribusi Pendapatan Industri Kerajinan Marmer Terhadap Pendapatan Rumah
Tangga dan Serapan Tenaga Kerja di Desa Gamping dan Besole Kabupaten Tulungagung” E-Jurnal
Fakultas Ilmu Sosial UNY, 2018, hlm. 3-4
16
Erwin Fahmi, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan di Home Industri
UD bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun”, Skripsi (Medan:
UIN Sumatera Utara, 2019)

15
industri sanggah dan batas kesalahan 10 persen, maka diperoleh sampel sebanyak
57 pengusaha industri.Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan dalam penelitian yaitu teknik analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan pengusaha industri sanggah di
Kecamatan Mengwi. Modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha industri
sanggah di Kecamatan Mengwi. Hal ini berarti bahwa semakin besar modal yang
dikeluarkan, tenaga kerja yang digunakan dan jumlah bahan baku yang dimiliki,
maka semakin besar pula kemungkinan jumlah produk yang dihasilkan, sehingga
kemungkinan pendapatan yang diterima semakin besar dari hasil penjualan
produksinya.17

3. Anandan, 2017. Meneliti tentang “Pengaruh Harga, Produksi dan Tenaga Kerja
terhadap Pendapatan Usaha Pengelolahan Gula Aren Di Kecamatan Rantau
Kabupaten Aceh Tamilang. Penelitian ini menggunakan penelitian Kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara serempak variabel harga,
produksi dan tenaga berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan usaha
pengelolan gula aren kecamatan rantau. Dan secara terpisah variabel harga dan
tenaga kerja tidak berpengaruh nyata sedangkan produksi berpengaruh secara
nyata terhadap pendapatan usaha gula aren kecamatan rantau. Persamaan skripsi
ini dengan skripsi peneliti adalah sama- sama menggunakan pendekatan kuantitaif
dan sama- sama meneliti tentang X nya tenaga kerja dan Y nya pendapatan .
Sedangkan perbedaan nya yaitu skripsi peneliti juga meneliti bahan baku dan
modal industry marmer, sedangkan skripsi Ananda meneliti juga tentang harga dan
produksi. perbedaan nya lagi skripsi peneliti lokasi nya berada di Desa Besole
yang ada di kabupaten Tulungagung, sedangkan skripsi Ananda lokasinya berada
di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.18

17
Komang Widya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Pengusaha
Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018)
18
Elsa Riski Anandan. “Pengaruh Harga, Produksi dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha
Pengelolahan Gula Aren Di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamilang”, skripsi tidak diterbitkan,
(Aceh: Universitas Samudra, 2017)

16
G. Kerangka Konseptual

Modal (X1)
H1

Bahan Baku (X2) H2 Pendapatan (Y)

H3

Tenaga Kerja (X3)

Keterangan :
1. Variabel dependent (terikat Y) yakni variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel dependent. Variabel dependent penelitian ini adalah pendapatan.
2. Variabel independent atau variabel bebas (X) yakni variabel yang sebab
terjadinya atau berpengaruhnya variabel dependent. Variabel independent
dalam penelitian ini ada 3 :
a. Variabel X1 = Modal
b. Variabel X2 = Bahan Baku
c. Variabel X3 = Tenaga kerja

H. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian lebih diarahkan
untuk menunjukkan hubungan antar variabel, memverifikasi teori, melakukan prediksi,
dan generalisasi. Peneliti kuantitatif akan menggambarkan fenomena berdasar pada
teori yang dimilikinya. Teori-teori yang diajukan dijadikan sebagai standar untuk
menyatakan sesuai tidaknya sebuah gejala yang terjadi, dan disinilah muncul istilah
kebenaran etik, sebuah kebenaran berdasarkan pada teori yang diajukan peneliti.
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, dan membangun fakta,
menunjukkan gabungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan
meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
harus terstruktur, baku, formal, dan dirancang sematang mungkin sebelumnya.

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena dengan

17
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.19 Penelitian kuantitatif yang digunakan
peneliti untuk mengetahui pengaruh antara empat variable bebas Modal, Bahan Baku,
dan Tenaga Kerja terhadap variable terikat pendapatan pengrajin marmer Desa
Besole Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah menggunakan:
1. Metode Wawancara

Wawancara atau interview yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan


wawancara kepada responden yang didasarkan atas tujuan penelitian yang ada.
Disamping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data,
peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya. Wawancara dilakukan oleh
peneliti kepada masyarakat pengrajin marmer di desa Besole.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas tentang
kondisi objek penelitian tersebut. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh
peneliti dengan datang langsung ke lokasi industri pembuatan marmer di Desa
Besole, kecamatan Campurdarat, kabupaten Tulungagung untuk mendapat
informasi dan data-data yang terkait dengan variabel penelitian.
3. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahui. Teknik angket merupakan sekumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan tersebut. Daftar
pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya,
bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan. Sebagian besar
penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dilakukan pada
masyarakat pengrajin marmer desa Besole.

19
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi”, cet 7, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 11
18
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya
monumental yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan data usaha industri yang diperoleh dari Pemerintah
desa .

5. Studi Literatur
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini
diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber dari internet.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data meliputi tiga tahap komponen pokok pengumpulan data, yaitu20:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan pada hal yang
penting, diseleksi, dicari tema dan polanya. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan
data dimulai dengan membuat ringkasan, menulis memo, dan sebagainya dengan
maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan. Dengan demikian maka
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Pemaparan Data (Display Data)
Pemaparan data adalah data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan mendisplay
data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penyajian Kesimpulan (Conclution Drawing)
Penyajian kesimpulan merupakan tahap terakhir dari analisis data.
Penyajian kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang perlu
diverifikasi, berupa suatu pengulangan dari tahap pengumpulan data yang terdahulu
dan dilakukan secara lebih teliti setelah data tersaji.

20
Eka Maryulin, “Implementasi Manajemen Syariah Produk Jasa Investasi Reksadana Syariah dan Sukuk
Negara Ritel di Bank Syariah Mandiri Tulungagung”, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018),
hlm. 82-83.
19
K. Daftar Pustaka Sementara
Anandan, Elsa Riski. “Pengaruh Harga, Produksi dan Tenaga Kerja terhadap
Pendapatan Usaha Pengelolahan Gula Aren Di Kecamatan Rantau Kabupaten
Aceh Tamilang”, skripsi tidak diterbitkan, (Aceh: Universitas Samudra, 2017)
Fahmi, Erwin, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku Terhadap
Pendapatan di Home Industri UD bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan
Gunung Malela Kabupaten Simalungun”, Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara,
2019)

Heru, Kawasan Industri di Tulungagung ,


https://heru.wordpress.com/2011/09/29/menggagas- kawasan-industri-terpadu-
di-tulungagung/ Diakses tanggal 14 April 2020 jam 10.29
Kasmir. 2007. Kewirausahan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada).
Malika, Arininoer, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap
Tingkat Pendapatan Industri Kue Dalam Perspektif Islam” Skripsi (Lampung:
UIN Raden Intan, 2018)

Maryulin, Eka, “Implementasi Manajemen Syariah Produk Jasa Investasi Reksadana


Syariah dan Sukuk Negara Ritel di Bank Syariah Mandiri Tulungagung”,
(Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2018)

Nayaka, Komang Widya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku
Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi”, E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7.8 (2018)

Prastya, Aris Heru, Sukses Mengelola Usaha Mikro Kecil Menengah, 2010, (Jakarta:
Gramedia)

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi, cet 7,


(Bandung: Alfabeta).
Sukirno, Supriadi Dedi, Ekonomi Mikro Islam, 2013 (Bandung : Pustaka Setia)
Wahyuni, perencanaan persediaan bahan baku dengan Pengendalian Persedian
Bahan Baku,
http://journal.uad.ac.id/idex.php/spectrum/article/download/2692/1662 diakses
tanggal 14 April 2020 pukul 21.18
Wahyuni, Sri. “Teori Konsumsi dan Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal
Akuntabel. Vol. 10 No. 1, Maret 2013

20

Anda mungkin juga menyukai