Anda di halaman 1dari 106

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi moneter yang

berkepanjangan kurang lebih hampir dua tahun lamanya, kondisi

perekonomian menjadi tidak stabil.1 Selain itu, saat diterpa krisis moneter

banyak perusahaan-perusahaan besar yang sampai gulung tikar atau bangkrut.

Karena hal tersebut, perusahaan harus mengurangi kuantitas produksinya yang

pada akhirnya terpaksa melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Sehingga

perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawannya. Maka

menyebabkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran.2

Jika dilihat dari perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) di Indonesia menjadi prioritas utama dalam pembangunan

perekonomian nasional. Mengingat pentingnya peran usaha kecil dan

menengah dalam mengurangi masalah kesenjangan sosial, kemiskinan dan

pengangguran. Selain itu UMKM merupakan usaha yang dapat bertahan dari

krisis ekonomi global. Perkembangannya dapat memberikan konstribusi yang

signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi

nasional.

1
Darwin Damanik, dkk., Sistem Ekonomi Indonesia, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hal. 57-59
2
Nur Wanita, “Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Pasar
Manonda Palu, ISTIQRA”, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 3 No. 2 Desember 2015, hal. 251

1
2

Gambar 1.1
Indikator Ketenagakerjaan di Kabupaten Tulungagung 2018-2021

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung dalam Angka 2022

Pada tabel 1.1 menunjukkan indikator ketenagakerjaan di Kabupaten

Tulungagung pada tahun 2018-2019. Di mana diagram merah menunjukkan

jumlah tingkat pengangguran terbuka, diagram kuning menunjukkan jumlah

tingkat partisipasi angkatan kerja, dan diagram hijau menunjukkan jumlah

tingkat kesempatan kerja.3 Menurut data tersebut, dapat dilihat bahwasannya

yang menjadi tantangan besar suatu bangsa adalah menciptakan lapangan

kerja/usaha yang layak bagi angkatan kerja yang besar dan cenderung terus

meningkat karena perubahan struktur umur penduduk.

Pertumbuhan penduduk yang semakin hari kian bertambah maka hal ini

memacu seseorang untuk bekerja maupun mendirikan usaha sendiri. Kini, telah

marak yang namanya UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Tulus Tambunan, dengan judul “Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia: Isu-isu penting” dikatakan bahwa

pertumbuhan UMKM yang semakin banyak belum menggambarkan

perkembangan yang meningkat dari usaha tersebut. Pengembangan UMKM

3
Ibid., hlm.92
3

dipengaruhi oleh beberapa permasalahan yang muncul dan dirasakan oleh

UMKM. Diantara permasalahannya adalah keterbatasan modal usaha,

kesulitan dalam strategi pemasarannya, distribusi pengadaan bahan baku,

keterbatasan akses informasi mengenai pasar, dan kurangnya keahlian atau

kualitas SDM yang belum memadai.4

Jika dilihat dari fenomena yang kini terjadi di UMKM tersebut sehingga

penulis tertarik untuk melakukan penelitian, seperti pada sumber daya

manusianya bahwa setiap usaha terdapat kegiatan produksi dan tenaga

kerja/SDM sebagai aset utamanya, seperti halnya UMKM yang sudah

melakukan pemasaran luas dan bahkan memiliki cabang maka pastinya

membutuhkan SDM yang maksimal. Mengenai modal usaha kaitannya dengan

UMKM yang ada di Kecamatan Kedungwaru, modal usaha diperoleh dari

berbagai sumber, misalnya: bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui

desa, modal sendiri, modal dari bank, dsb. Modal merupakan faktor penting

dalam sebuah bisnis atau usaha, tanpa adanya modal tentu usaha tersebut tidak

bisa berdiri. Strategi pemasaran merupakan kegiatan pokok dan strategi

penjualan yang dijalankan oleh para pengusaha untuk keberlangsungan

usahanya dan memperoleh keuntungan. Berdasarkan data yang penulis peroleh

Kecamatan Kedungwaru memiliki banyak UMKM begitupun masing-masing

usaha memiliki strategi dan pangsa pasar yang berbeda-beda.

4
Tulus Tambunan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia: Isu-isu penting.
(Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 51
4

Kabupaten Tulungagung memiliki banyak usaha kecil menengah (UKM)

yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan maupun desa-desa. Berikut ini

merupakan data mengenai jumlah persebaran UMKM di Kabupaten

Tulungagung dalam kurun waktu 3 tahun.

Tabel 1.1
Data UMKM Kabupaten Tulungagung Tahun 2020-2022

No Kecamatan Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022


1. Besuki 34 206 486
2. Bandung 41 150 269
3. Pakel 58 265 282
4. Campurdarat 58 297 340
5. Tanggunggunung 18 95 255
6. Kalidawir 94 362 599
7. Pucanglaban 38 96 140
8. Rejotangan 109 439 641
9. Ngunut 104 613 725
10. Sumbergempol 107 895 719
11. Boyolangu 119 712 701
12. Tulungagung 96 451 836
13. Kedungwaru 96 522 800
14. Ngantru 66 230 301
15. Karangrejo 37 132 191
16. Kauman 38 158 259
17. Gondang 47 227 310
18. Pagerwojo 8 65 148
19. Sendang 15 70 209
JUMLAH 1183 5985 8211
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung

Kecamatan Kedungwaru merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan Kedungwaru

merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang besar. Kecamatan


5

Kedungwaru memiliki 19 desa/kelurahan.5 Berdasarkan data di atas sesuai

tahun terbaru yaitu 2022 Kecamatan Kedungwaru menduduki urutan ke-2 dari

jumlah terbanyak data UMKM di Kabupaten Tulungagung. Selain itu,

masyarakat Kecamatan Kedungwaru memiliki beragam usaha, baik skala kecil,

menengah maupun besar. Di mana letaknya yang strategis karena berada dan

bersebelahan persis dengan pusat kota Kabupaten Tulungagung, dekat dengan

sekolah-sekolah, dan hal tersebut menjadikan peluang seseorang untuk

mendirikan sebuah usaha. Kemudian, terkait dengan persebaran maupun

pemasarannya usaha mikro, kecil dan menengah juga sudah meluas.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Tulungagung, bahwa tiap tahunnya Kecamatan Kedungwaru

memiliki jumlah UMKM yang terus bertambah, baik di sektor pertanian,

perikanan, perdagangan, perindustrian dan sebagainya.

Dalam rangka menghadapi persaingan organisasi/perusahaan harus

memiliki sumber daya manusia yang tangguh. Berdasarkan buku yang berjudul

“Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman Praktis” oleh

Rachmawan Budiarto, dkk mengatakan bahwa kualitas sumber daya manusia

memang menjadi faktor penting dalam pengembangan sebuah usaha. Harus

diakui bahwa sebagian besar pelaku UMKM masih dihadapkan dengan

berbagai kendala di lapangan, seperti halnya tingkat kemampuan, keahlian,

profesionalisme sumber daya manusianya.6 Apabila kualitas sdm baik maka

5
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung dalam Angka 2022
6
Rachmawan Budiarto, dkk, Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman
Praktis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015), hal. 26
6

usaha dapat berkembang baik dan sebaliknya. Kualitas sumber daya manusia

yang maksimal akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

Karena sumber daya manusia yang berpotensi baik dapat menjawab tantangan

dalam persaingan usaha sehingga usaha tersebut bisa mendapat keuntungan

dan lebih berkembang.

Jika dilihat pada perkembangannya, pelaku UMKM masih banyak

dihadapkan oleh berbagai kendala dalam menghadapi persaingan pasar. Seperti

halnya dalam buku yang berjudul “Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola

Modal Usaha” oleh Sari Juliasti, dijelaskan bahwa modal usaha merupakan

salah satu aspek penting yang harus ada dalam berwirausaha. Intinya modal

usaha dapat diartikan sebagai dana yang berguna untuk menjalankan usaha

tersebut supaya tetap berjalan dan melakukan pengembangan usaha. Adapun

pembagiannya modal usaha itu terbagi menjadi tiga yaitu, modal investasi,

modal kerja, dan modal operasional. Ada berbagai definisi terkait dengan

modal usaha yang mana modal pertama kali untuk membuka usaha, modal

untuk perluasan usaha, dan modal untuk menjalankan usaha sehari-hari.7

Seharusnya modal menjadi pondasi awal yang dibutuhkan dalam mendirikan

sebuah UMKM. Kecilnya pendapatan dan sulitnya memperoleh pinjaman

modal merupakan hal yang selama ini mejadi kendala utama dalam membentuk

UMKM ataupun mengembangkannya.

7
Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero,
2009), hal. 4
7

Selain modal usaha dan kualitas sumber daya manusianya, yang

berpengaruh terhadap pengembangan usaha adalah strategi pemasaran

terhadap produk yang dijual oleh perusahaan tersebut. Dalam buku yang ditulis

oleh Ricky Hermayanto yang berjudul “Strategi Pemasaran UMKM”

menjelaskan bahwa dalam kegiatan pengembangan usaha harus ada yang

namanya strategi pemasaran. Strategi yang diterapkan dalam pemasaran

berperan penting untuk mengembangkan produk umkm sesuai dengan

permintaan konsumen yang mana permintaan konsumen harus bisa terpenuhi.8

Strategi yang dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran seperti halnya

memberikan sesuatu atau cara yang baru dan dapat memberikan kesan unik

produk terhadap pelanggan, proses pemasaran dapat dikatakan baik apabila

bentuk, strategi pemasaran tersebut dapat dipertahankan oleh perusahaan dan

dapat mempertahankan pelanggan yang loyal.

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Karyoto dengan judul “Proses

Pengembangan Usaha” dijelaskan bahwa melakukan pengembangan sebuah

usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: melakukan

pengembangan usaha secara vertikal dan pengembangan horizontal.

Pengembangan usaha secara vertikal maksudnya melakukan pengembangan

usaha dengan meningkatkan jumlah usaha yang dimiliki. Sedangkan

pengembangan usaha horizontal merupakan pengembangan usaha yang

dilakukan secara internal, jadi dalam perusahaan tersebut hanya diperuntukkan

8
Ricky Hermayanto, Strategi Pemasaran UMKM, (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2023)
hal. 1
8

dalam mengembangkan usahanya melalui produk-produk yang dihasilkannya.9

Jadi, pengembangan usaha dapat melalui pengembangan sumber daya

manusianya terkait produksi, kemudian inovasi sebuah produk, volume

penjualannya, serta perluasan pangsa pasarnya, dll.

Semakin banyaknya bisnis usaha yang berkembang, khususnya bisnis

home industri seperti umkm, tidak semuanya mampu bertahan lama. Sebagian

besar bisnis tersebut jatuh atau bangkrut karena beberapa faktor, antara lain

faktor manajemen yang masih sederhana, kekurangan modal usaha dan

hilangnya konsumen untuk mencari alternatif produsen lain. Dalam bidang

pemasaran, kondisi paling sulit adalah mempertahankan konsumen untuk

selalu menggunakan produk dari penjual, atau sering disebut dengan loyalitas

pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas dan dari pendapat teori-teori yang dikemukakan

oleh para ahli dapat diketahui bahwa variabel kualitas sdm (X1), modal (X2),

strategi pemasaran (X3) memiliki keterkaitan dengan pengembangan usaha

salah satunya yaitu UMKM (Y).

Dari pemaparan berbagai teori yang sudah dijelaskan, bahwa diperlukan

kualitas sumber daya manusia, modal usaha dan strategi pemasaran yang

terstruktur dan mumpuni agar usaha khususnya di Kecamatan Kedungwaru

lebih bisa berkembang dengan baik. Maka dari itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

Kecamatan Kedungwaru dengan judul “PENGARUH KUALITAS SDM,

9
Karyoto, Proses Pengembangan Usaha, (Pekalongan: Karyoto, 2021) hal. 25-28
9

MODAL USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP

PENGEMBANGAN UMKM DI KECAMATAN KEDUNGWARU

KABUPATEN TULUNGAGUNG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan

identifikasi masalah penelitian agar penelitian yang dilakukan memiliki ruang

lingkup lebih jelas. Berikut adalah beberapa masalah dalam penelitian, yaitu:

1. Apabila kualitas dari sumber daya manusianya kurang memadai dan

menguasai maka akan menjadi penghambat terhadap berkembangnya

sebuah usaha.

2. Keterbatasan modal usaha menjadikan salah satu permasalahan terhadap

pengembangan usaha. Para pelaku usaha kesulitan untuk memperoleh

modal usaha. Biasanya pelaku usaha memperoleh modal dari pinjam bank,

akan tetapi adanya bunga yang cukup besar malah menambah hambatan

bagi perkembangan suatu usaha

3. Terkait dengan strategi pemasaran, yaitu menentukan bentuk strategi apa

yang cocok dan sesuai target pasar mereka. Mulai dari analisa pasarnya,

produk, harga, pendistribusian produknya, dan promosi penjualannya.

Karena kegiatan pemasaran sangat berpengaruh terhadap penjualan

produk yang dilakukan

4. Faktor kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran

sangat berpengaruh terhadap pengembangan UMKM


10

C. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung?

2. Apakah modal usaha berpengaruh signifikan terhadap pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung?

3. Apakah strategi pemasaran berpengaruh signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung?

4. Apakah kualitas sumber daya manusia, modal usaha dan strategi

pemasaran secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung.

2. Untuk menguji pengaruh modal usaha terhadap pengembangan UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.


11

3. Untuk menguji pengaruh strategi pemasaran terhadap pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

4. Untuk menguji secara keseluruhan antara pengaruh kualitas sumber daya

manusia, modal usaha dan strategi pemasaran terhadap pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

E. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperluas wawasan maupun

ilmu pengetahuan mengenai berbagai macam hal yang dapat

mempengaruhi pengembangan UMKM. Khususnya dalam

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung.

b. Memberikan gambaran sejauh mana kualitas sumber daya manusia,

modal usaha dan strategi bauran pemasaran mempengaruhi

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan dan

ilmu pengetahuan terkait dengan pengembangan UMKM dan faktor-

faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Dengan dilakukannya


12

penelitian ini juga memberi manfaat berupa praktik langsung dari

seluruh teori yang ada pada kegiatan UMKM.

b. Bagi Akademik

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan

rujukan ataupun sumber referensi serta untuk menambah wawasan

bagi mahasiswa yang kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia,

modal usaha dan bauran pemasaran terhadap pengembangan UMKM.

c. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pemahaman bagi

para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) mengenai bagaimana konsep modal usaha, kualitas sumber

daya manusianya seperti apa dan strategi pemasaran untuk

mengembangkan suatu usaha.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini hanya berfokus pada variabel

independen dan variabel dependen yang ada. Variabel independennya, yaitu

kualitas SDM (X1), Modal Usaha (X2) dan strategi pemasaran (X3) serta

variabel dependennya yaitu pengembangan UMKM (Y).

Keterbatasan penelitian hanya berfokus pada judul, yaitu “Pengaruh

Kualitas Sumber Daya Manusia, Modal Usaha dan Strategi Pemasaran

Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung.” Responden pada penelitian ini adalah para pelaku usaha


13

khususnya usaha mikro kecil dan menengah di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung.

G. Penegasan Istilah

Penegasan istilah yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran. Adapun penegasan

istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual

a. Pengertian Pengaruh

Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (yaitu

bisa orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau

perbuatan seseorang.10

b. Kualitas

Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau

taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya), mutu yang mana

sangat dibutuhkan tenaga-tenaga terampil.11

c. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.12

d. Modal Usaha

10
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 2.8, (Pusat Bahasa: 2012-2021)
11
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 2.8, (Pusat Bahasa: 2012-2021)
12
Ali Chaerudin., Sumber Daya Manusia: Pilar Utama Kegiatan Operasional Organisasi,
(Sukabumi: CV Jejak, 2020) hal. 11
14

Modal usaha merupakan mutlak diperlukan untuk melakukan

kegiatan usaha, oleh karena itu diperlukan sejumlah dana sebagai dasar

ukuran finansial atas usaha yang dijalankan.13

e. Strategi

Merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran atau tujuan khusus.14

f. Pemasaran

Merupakan fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk


menciptakan, mengkomunikasikan, serta memberi nilai terhadap
pelanggan untuk mengelola hubungan antar pelanggan dengan cara
yang menghasilkan keuntungan bagi organisasi dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap organisasi.15

g. Pengembangan UMKM

Pengembangan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari

bisnis. Dikatakan berkembang bila mendapat laba atau keuntungan,

karena laba adalah tujuan dari bisnis.16

2. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat,

yaitu tiga variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y).

Kualitas SDM, Modal Usaha, dan Strategi Pemasaran merupakan variabel

13
Endang Purwanti, “Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran
terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Volume 5 No. (02), Juli 2012, hal. 18-19
14
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 2.8, (Pusat Bahasa: 2012-2021)
15
Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said, Konsep dan Strategi Pemasaran, (Makassar: CV
Sah Media, 2019) hal. 1
16
Siti Fatimah, dkk., Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 3 No (02), Oktober 2021
15

X sedangkan Pengembangan Usaha merupakan variabel Y. Dari

penegasan konseptual tersebut, maka dapat diambil pengertian yang

dimaksud dengan Pengaruh Kualitas SDM, Modal Usaha, dan Strategi

Pemasaran terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung adalah perbandingan dari variabel-variabel

tersebut yang menjadi perbedaan dan persamaan dalam pengembangan

usaha mereka masing-masing (UMKM) di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung.

H. Sistematika Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun menjadi tiga bagian yaitu : bagian awal,

bagian utama dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.

2. Bagian Utama

Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan Diuraikan menjadi beberapa sub bab yang

meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

ruang lingkup keterbatasan penelitian, penegasan istilah dan

sistematika penulisan.
16

BAB II Landasan Teori yang membahas semiua variabel yang

didasarkan pada teori dan kajian penelitian terdahulu,

kerangka konseptual dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian yang mencakup beberapa sub bab

yaitu jenis penelitian, populasi, sampling dan sampel

penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukurannya,

teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, serta

analisis data.

BAB IV Hasil penelitian (yang berisi deskripsi data dan pengujian

hipotesis). Dalam bab ini sijelaskan mengenai hasil

penelitian yang selanjutnya pada bab kelima akan dibahas

mengenai pembahasan dari hasil penelitian tersebut.

BAB V Pembahasan data penelitian dan hasil analisis data. Di bab

ini akan diuraikan secara lengkap mengenai hasil penelitian

dan akan disimpulkan bab keenam.

BAB VI Penutup.

Kesimpulan dan saran atau rekomendasi.

3. Bagian Akhir

Terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Surat Pernyataan

Keaslian Skripsi dan Daftar Riwayat Hidup.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blognya yang ditulis

“kualitas merupakan tingkat baik buruknya terhadap suatu hal, derajat atau

taraf mutu”. Sesuatu yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik disebut

berkualitas.17

Menurut Salim sebagaimana dikutip dari jurnal yang ditulis oleh

Ferdy Leuhery, kualitas sumber daya manusia merupakan suatu nilai atau

mutu dari perilaku seseorang untuk mempertanggung jawabkan semua

perbuatannya baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa. Adapun dari teori lain, menurut Ndraha

sebagaimana dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Agus Dwi mengatakan

terkait sumber daya manusia yang berkualitas, bahwa sumber daya manusia

yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai

kompetitifnya, penggunaan teknologi yang kreatif dan inovatif, serta

energi, seperti kecerdasan, kreativitas dan imajinasi, tidak lebih hanya

menggunakan energi mentah seperti bahan mentah, tanah, air, energi otot,

dll.18

17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
18
Ferdy Leuhery, “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja, dan
Pengembangan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Provisi Maluku”, Jurnal
SOSOQ, Volume 6 (1), Februari 2018, hal. 122

17
18

Menurut Antoni sebagaimana dikutip dari buku yang ditulis oleh

Rachmawan, dkk menyatakan bahwa rendahnya kualitas sumber daya

manusia menjadi halangan bagi sebuah usaha, terutama dalam aspek

kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,

engineering design, quality control, organisasi bisnis, pemrosesan data,

teknik pemasaran, dan kajian pasar. Menurut Rachmawan, dkk pada

kualitas sumber daya manusia akan sangat berpengaruh terhadap

bagaimana pelaku usaha dapat mengembangkan produknya guna

mengikuti selera pasar, melakukan pemasaran melalui media-media

teknologi baru dan sebagainya.19

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Budiharjo dengan judul

“Manajemen Sumber Daya Manusia” mengenai aspek kualitas sumber

daya manusia menyangkut aspek fisik maupun aspek non fisik. Kualitas

fisik meliputi kesehatan fisik manusia baik dari gizi dan kesehatan jasmani.

Sedangkan untuk kualitas non fisik adalah segala kemampuan,

ketrampilan, kecakapan, dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan

teknologi. Jika dilihat dari sudut pandang perkembangan umkm memang

kualitas sumber daya manusia bisa diukur dari tingkat pendidikannya.

Motivasi untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi juga masih minim

di kalangan pelaku umkm. Masih minim UMKM yang dijalankan oleh

generasi muda yang rata-rata memiliki standar pendidikan relatif tinggi

19
Rachmawan Budiarto, dkk, Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman
Praktis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015), hal. 26
19

karena ia lebih mengandalkan ijazahnya untuk bekerja daripada mencoba

untuk menjalankan usahanya sendiri.20

Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dalam

pengembangan sebuah usaha, apabila sdmnya berkualitas dan bermutu

tentu produktivitas pekerjaan juga akan meningkat. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Siti Fatimah, dkk, dikatakan bahwa suatu pekerjaan

dapat dikatakan berjalan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan

tercapai. Namun untuk pengelolaan suatu usaha dibutuhkan SDM yang

memiliki kualitas dan kemampuan yang mumpuni. Semakin tinggi kualitas

SDM maka akan semakin menjamin usaha yang dikelola akan berjalan

dengan baik.21 Produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi oleh faktor sosial-

demografis, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, etos kerja, serta

kebiasaan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia

dengan kualitas yang baik adalah SDM yang mampu dan pandai

menempatkan skill ataupun keterampilannya pada posisi yang tepat sesuai

jobdesknya.

2. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Kasmir dikutip dalam jurnal yang ditulis oleh Agus

mengatakan bahwa pelatihan merupakan sebuah proses dengan tujuan

20
Budiharjo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hal. 5
21
Siti Fatimah, dkk., Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 3 No (02), Oktober 2021
20

untuk membentuk serta karyawan dibekali guna menambah keahlian,

kemampuan, pengetahuan, dan perilakunya.22 Suatu bentuk pelatihan

adalah sebuah pembelajaran yang diberikan kepada karyawan untuk

memperoleh wawasan dan ketrampilan seseorang dalam bekerja. Pelatihan

merupakan segala bentuk aktivitas yang dirancang secara terstruktur oleh

atasan kepada bawahannya (karyawan) guna memberikan pembelajaran,

pengetahuan, serta ketrampilan dengan tujuan perusahaan bisa tercapai

secara maksimal.

Pelatihan dan pengembangan dapat memperbaiki masing-masing

kinerja karyawan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pelatihan

dan pengembangan di setiap organisasi ataupun perusahaan merupakan

kegiatan yang wajib dilakukan untuk mengevaluasi kinerja karyawan.

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan

organisasi. Di mana perubahan lingkungan yang begitu cepat disertai

fenomena-fenomena yang semakin hari semakin berubah-ubah, hal inilah

yang menuntut kemampuan mereka untuk menangkap, menganalisa

dampaknya terhadap perusahaan serta mengatur strategi atau langkah-

langkah guna menghadapi kondisi tersebut.

Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya

manusia yang berada di dalamnya. Apabila sumber daya manusianya

memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi,

22
Agus Dwi Cahya, dkk., “Analisis Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”,
Journal Of Management, Volume 4 (2), tahun 2021, hal. 232
21

kinerjanya akan menjadi semakin baik. Kegiatan pelatihan dan

pengembangan dilaksanakan baik bagi karyawan baru diharapkan nantinya

dapat menjalankan tugas-tugas baru yang dibebankan, maupun karyawan

lama dalam meningkatkan mutu pelaksanaan tugasnya sekarang maupun di

masa yang akan datang.23

Sejalan dengan pemikiran yang disampaikan oleh Rachmawan

terkait dengan ukuran kualitas sumber daya manusia, menurut Rahardjo

sebagaimana yang dikutip dari jurnal oleh Yofi Darmadi, adapun indikator

kualitas sumber daya manusia adalah sebagai berikut:24

a. Kualitas Intelektual

1) Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntunan

industrialisasi.

2) Memiliki pengetahuan bahasa, meliputi bahasa nasional, bahasa

daerah dan sekurang-kurangnya satu bahasa asing.

b. Pendidikan

1) Memiliki kemampuan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi

2) Memiliki tingkat ragam dan kualitas pendidikan serta keterampilan

yang relevan dengan memperhatikan dinamika lapangan kerja baik

yang di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

23
Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1996),
hal. 88
24
Rahardjo, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pustakaraya, 2012),
sebagaimana dikutip dalam jurnal oleh Yofi Darmadi dengan judul, “Pengaruh Modal, Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Promosi terhadap Pemberdayaan UMKM”, Vol.03 (02), Juni 2021, hal.
267
22

B. Konsep Modal Usaha

1. Pengertian Modal Usaha

Salah satu faktor pendukung bagi berjalannya sebuah usaha yaitu

adanya modal. Di mana modal sangat berpengaruh terhadap

pengembangan sebuah usaha. Jika kita contohkan dari yang pada saat

memulai usaha modal yang dikeluarkan masih kecil maka usaha yang

didirikannya pun juga kecil jaringan pemasarannya, sebaliknya seiring

berjalannya waktu apabila pelaku usaha memiliki modal yang besar maka

usahanya pun juga terus berjalan dan berkembang. Jadi keberadaan modal

merupakan pondasi awal pada sebuah usaha yang akan dibangun.

Menurut Tulus Tambunan sebagaimana yang dikutip dalam jurnal

oleh Nizar, bahwa “modal atau biaya merupakan faktor yang sangat

penting untuk setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar”.25

Modal usaha adalah mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha.

Oleh karena itu diperlukan sejumlah dana sebagai dasar ukuran finasial atas

usaha yang digalakan. Sumber modal usaha dapat diperoleh dari modal

sendiri , bantuan pemerintah, lembaga keuangan baik bank dan lembaga

keuangan non bank.

Modal sangat penting dalam mendirikan sebuah usaha. Besar kecilnya

modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan

25
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Isu-Isu Penting,
(Jakarta: LP3ES, 2012), hlm. 121, sebagaimana dikutip dalam jurnal oleh Muhammad Nizar,
“Pengaruh Sumber Daya Manusia, Permodalan dan Pemasaran terhadap Kinerja Usaha Kecil dan
Menengah Sari Apel di Kecamatan Tutur”, Vol 7 (01), April 2018, hal. 52
23

didirikan. Dalam memulai suatu usaha salah satu hal terpenting yang

dibutuhkan adalah modal. Modal adalah segala bentuk kekayaan yang dapat

digunakan secara langsung maupun tidak langsung tidak langsung dalam

proses produksi. Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Sari

Juliasti dalam bukunya, mengenai modal yaitu salah satu aspek yang harus

ada dalam berwirausaha selain aspek lain yang tidak kalah pentingnya yaitu

SDM (keahlian tenaga kerja), teknologi, ekonomi, serta organisasi atau

legalitas.26 Di mana modal sebagai pendanaan sebuah usaha agar dapat terus

berkembang dan berjalan.

2. Jenis- Jenis Modal

Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,

berdasarkan kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya:

a. Menurut sumbernya, modal dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan

modal asing. Modal sendiri misalnya setoran dari pemilik perusahaan.

Sementara modal asing misalnya modal yang diperoleh dari pinjaman

bank.

b. Menurut bentuknya, modal dibagi menjadi dua yaitu modal konkret dan

modal abstrak. Modal konkret meliputi mesin, gedung, mobil, dan

peralatan. Sedangkan modal abstrak meliputi nama baik perusahaan

dan hak merk.

26
Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero,
2009), hal. 4
24

c. Berdasarkan kepemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu

dan modal masyarakat. Contoh dari modal individu adalah rumah atau

ruko pribadi yang disewakan. Sedangkan contoh modal masyarakat

yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan.

d. Berdasarkan sifatnya, yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap

seperti mesin dan bangunan pabrik. Sedangkan modal lancar seperti

bahan-bahan baku.27

Secara keseluruhan modal usaha terbagi menjadi 3 bagian yaitu:28

a. Modal investasi

Modal investasi merupakan jenis modal usaha yang harus

dikeluarkan dan biasanya dipakai dalam kurun waktu yang lama atau

jangka panjang. Modal usaha untuk investasi nilainya cukup besar,

namun modal investasi akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa

dari bulan ke bulan. Modal investasi dikenal dengan harta tetap, yang

mana uang digunakan untuk membeli barang-barang yang diperlukan

pada usaha itu. Seperti: peralatan dan mesin-mesin produksi, untuk sewa

atau beli tempat serta peralatan yang mendukung usaha.

b. Modal kerja

Merupakan jenis modal usaha yang harus dikeluarkan untuk

membuat atau membeli barang dagangan untuk produksi. Modal kerja

27
Mustafa Edwin Nasution, Dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:Prenada
Media Grup, 2007), hal. 71
28
Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero,
2009), hal. 4
25

ini dapat dikeluarkan tiap bulan atau pada waktu-waktu tertentu sesuai

kebutuhan.

c. Modal operasional

Modal usaha yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya

operasional bulanan, seperti: pembayaran gaji pegawai, listrik dan

sebagainya.

3. Sumber-Sumber Modal

Menurut Kasmir bahwa pengertian masing-masing modal dapat

dilihat dari sumber asalnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang sepenuhnya dimiliki oleh pemilik

perusahaan. Menurut Kasmir (2012) modal sendiri adalah modal yang

diperoleh dari pemilik Perusahaan dengan cara mengeluarkan saham.

Saham yang dikeluarkan perusahaan bisa berbentuk saham tertutup

ataupun saham terbuka.

Dalam menggunakan modal sendiri biasanya usaha yang dilakukan

relatif kecil, hal ini disebabkan keterbatasan modal yang digunakan

sehingga sulit untuk membuka usaha dengan skala besar sekaligus.

Namun, menggunakan modal sendiri memiliki keuntungan seperti tidak

adanya beban untuk pengembalian utang maupun bunga pinjaman.

Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal selain berupa

saham dapat juga diambil dari cadangan laba atau laba yang belum

dibagi. Namun, modal ini tidak dapat digunakan untuk jangka panjang
26

karena hanya bisa dipakai untuk sementara waktu guna menambah

sumber modal. Untuk usaha tertentu seperti yayasan dapat

menggunakan modal sumbangan atau hibah dari pihak lainnya.

b. Modal Asing

Menurut Kasmir (2012) modal asing atau modal pinjaman adalah

modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya

diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal pinjaman untuk

membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga, biaya

administrasi, serta biaya provisi dan komisi bunga, yang besarnya

relatif. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian

pinjaman setelah jangka waktu tertentu.

Kelebihan dari modal pinjaman ini adalah dapat membuat usaha

dengan skala yang lebih besar karena modal yang digunakan jumlahnya

tidak terbatas sehingga motivasi bekerja juga semakin tinggi dan

bersungguh-sungguh. Sedangkan kelemahan dari penggunaan modal

pinjaman ini adalah beban pikiran yang ditimbulkan karena harus

membayar kewajiban pengembalian pinjaman dalam jangka waktu

tertentu.29

Berdasarkan teori-teori yang diapaparkan di atas, adapun indikator

modal usaha antara lain:

1) Sumber permodalan (modal sendiri dan modal pinjaman)

29
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2016), hal. 86-90
27

Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik

perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu

yang tidak tertentu lamanya. Sedangkan modal pinjaman atau modal

asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya

sementara. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:

pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta,

pemerintah, maupun perbankan asing, pinjaman dari lembaga

keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura, asuransi,

leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya

dan pinjaman dari perusahaan non keuangan

2) Kegunaan modal tambahan

Pengaturan pinjaman modal dari bank atau lembaga keuangan

lainnya harus dilakukan dengan baik. Gunakan modal tambahan

sebagaimana tujuan awal, yaitu untuk mengembangkan usaha.

3) Hambatan dalam memperoleh modal dari luar

Adanya berbagai hambatan dalam mengakses kebutuhan modal,

seperti: sulitnya dalam memenuhi persyaratan untuk pinjaman

kredit perbankan bagi UMKM seperti kelayakan usaha, rekening 3

bulan harus bagus dan keberadaan agunan serta lamanya berbisnis,

serta teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

4) Keadaan usaha setelah memperoleh modal tambahan


28

Dengan adanya perolehan tambahan modal diharapkan pelaku

usaha dapat berinovasi dalam mengembangkan usahanya.30

C. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Dalam menjalankan sebuah usaha pasti membutuhkan strategi untuk

memasarkan produknya. Strategi dirancang diawal supaya kegiatan

produksi sampai distribusi bisa berjalan dengan lancar. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia strategi merupakan “rencana atau cara yang cermat

mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran tujuan khusus”.31

Strategi dan rencana pemasaran merupakan unsur utama dalam proses

manajemen pemasaran. Perusahaan harus tetap memegang peranan

strategi, akan tetapi juga harus mampu berinovasi dan menemukan cara

baru dalam pengembangan usaha. Mengenai konsep strategi perlu

dipahami dan diterapkan oleh seorang wirausaha maupun manajer di segala

bidang usaha.

Secara umum banyak orang berpendapat bahwa konsep pemasaran

itu sama halnya dengan penjualan, promosi/periklanan. Padahal

berdasarkan teorinya untuk penjualan, promosi/periklanan merupakan

bagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran merupakan suatu

30
Riyanto, Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 2001), sebagaimana dikutip
dalam jurnal oleh Kartika Putri, dkk, Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan, Modal Usaha dan
Peran Business Development Service Terhadap Pengembangan Usaha (Studi Pada Sentra Industri
Kerupuk Desa Kedungrejo Sidoarjo Jawa Timur), Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, hal. 4
31
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 2.8, (Pusat Bahasa: 2012-2021)
29

kegiatan dan proses sosial manajerial yang mana baik individu maupun

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

hasil produksi yakni barang/jasa dan pertukaran timbal balik produk guna

memperoleh nilai dengan orang lain.32

Strategi pemasaran menggambarkan tujuan dan cara dalam

memuaskan konsumen. Seperti halnya strategi pemasaran menunjukkan

bagaimana cara bersaing di pasar tertentu atau segmen pasar yang tepat.

Oleh karena itu, keputusan pemasaran strategis mengatasi berbagai

masalah penting seperti tujuan jangka Panjang, ruang lingkup usaha,

identifikasi atau penciptaan keunggulan kompetitif, dan prioritas peluang.33

2. Perencanaan Strategi Pemasaran

Pemasaran adalah proses menciptakan dan menyediakan barang dan

jasa yang diinginkan pelanggan, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan

menarik dan mempertahankan pelanggan setia. Rahasia pemasaran yang

sukses adalah memahami siapa pelanggan dan apa kebutuhan mereka.

Permintaan dan keinginan membuatnya ingin kembali. Kegiatan ini adalah

riset pasar sederhana. Dalam lingkungan global yang semakin bergejolak,

pemilik usaha kecil harus memahami pentingnya mengembangkan strategi

pemasaran yang relevan. Perencanaan Pemasaran fokus pada pelanggan

dan memahami bahwa kepuasan pelanggan adalah landasan dari setiap

UMKM.

32
Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said, “Konsep dan Strategi Pemasaran”, (Makassar:
CV SAH MEDIA, 2019) hal. 15
33
Ricky Hermayanto, Strategi Pemasaran UMKM, (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2023)
hal. 13
30

Perencanaan pemasaran harus memiliki 4 tujuan, diantaranya

adalah:

a. Melakukan riset pasar guna menentukan kebutuhan dan keinginan

pelanggan

b. Menentukan pasar sasaran yang akan dituju oleh UMKM tersebut

c. Menganalisis keunggulan bersaing perusahaan dan merencanakan

strategi pemasaran di sekitarnya

d. Menyesuaikan kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan

menciptakan bauran pemasaran.

Di dalam strategi pemasaran ada yang namanya perencanaan,

perencanaan disusun untuk merangkai strategi yang tepat sasaran guna

pengembangan usaha, sebagai berikut:

a. Kajian Pasar

Kebutuhan dan keinginan pelanggan ditentukan dengan bantuan

riset pasar. Riset pemasaran adalah sarana mengumpulkan informasi

yang digunakan untuk perencanaan pemasaran. Kegiatannya meliputi

pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi yang sistematis

tentang pasar, pelanggan, dan pesaing. Riset pasar menjawab

pertanyaan: Siapa pelanggan dan pelanggan potensial? Apa yang

sedang Anda cari? Seperti apa mereka? Di mana konsumen yang akan

di cari.

Menurut pengertian pemasaran yaitu kegiatan yang mempelajari

kebutuhan dan keinginan konsumen, barang atau jasa diproduksi sesuai


31

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product). Menentukan

tingkat harga (price), mengiklankannya agar produk dikenal konsumen

(promotion) dan mendistribusikan produk ke lokasi konsumen (place)

dalam hal ini, tujuan pemasaran adalah mempertahankan produk atau

jasa.34

b. Perencanaan Pemasaran

Ada beberapa langkah mengenai strategi atau cara baik untuk usaha

lama maupun baru dalam merencanakan usahanya:

1) Menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Dengan cara melakukan analisa dan riset pasar. Riset pasar

mengarah pada kebutuhan calon konsumen, maksudnya disini

adalah untuk membidik segmen pasar dan karakteristik konsumen

yang tepat.

2) Memilih pasar sasaran khusus

Terdapat tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu pasar individual,

pasar khusus dan segmentasi pasar. Dari tiga pilihan target pasar,

lebih masuk akal bagi usaha kecil dan baru untuk memilih pasar

khusus dan pasar individual. Untuk perusahaan menengah dan

besar, lebih baik memilih segmen pasar.

3) Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan

34
Ibid., hal.13-14
32

Keberhasilan segmentasi pasar sangat bergantung pada potensi

yang menggambarkan lingkungan persaingan. Untuk memenuhi

tuntutan lingkungan yang kompetitif, ada enam strategi:

a) Berorientasi ke pelanggan

b) Mengutamakan kualitas, TQM (Total Quality Management)

yaitu efektif, efisien, dan tepat.

c) Kenyamanan

d) Inovasi terhadap produk

e) Kecepatan yang diwujudkan dalam bentuk: kecepatan dalam

menempatkan produk baru di pasar dan memperpendek waktu

merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan.

f) Pelayanan dan kepuasan pelanggan

4) Memilih strategi pemasaran

Keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan

(diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:

a) Kualitas

b) Harga

c) Lokasi yang strategis

d) Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik

e) Pelayanan yang memuaskan konsumen

f) Kecepatan, baik dalam hal pelayanan dan penyaluran barang.35

c. Landasan Strategi Pemasaran

35
Ibid., hal. 14-16
33

Di dalam mengatur strategi pemasaran diperlukan adanya landasan

yang menjadi tolok ukur sebuah usaha untuk mengembangkannya,

sebagai berikut:

1) Orientasi pasar

Orientasi pasar disini yaitu memberikan kepuasan terhadap

pelanggan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Pada saat pelanggan merasa kurang puas terhadap produk kita,

penuhilah kekurangan tersebut sebisa dan secepat mungkin

b) Memberikan kesempatan kepada pelanggan apabila kurang

puas untuk menyampaikan keluhannya akan produk kita

c) Memberikan umpan balik (feedback) antara karyawan dan

konsumen atas keluhan yang disampaikan pelanggan

d) Buatlah komitmen dengan pelanggan dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik ke depannya

e) Berhati-hatilah saat memilih dan melatih seseorang yang yang

akan berinteraksi dengan pelanggan

f) Mengembangkan bentuk pelayanan untuk karyawan, sehingga

komunikasi benar-benar mengarah ke customer

g) Memberikan reward atau penghargaan kepada karyawan yang

telah melayani konsumen dengan maksimal dan memuaskan.

2) Kesetiaan pada kualitas

Dalam sebuah usaha pasti ada yang namanya persaingan. Maka dari

itu, sangat penting bagi perusahaan memperhatikan kualitas produk


34

serta pelayanannya. Perbaikan kualitas kini menjadi tujuan dari

strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara

integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan tersebut.

Kesetiaan pada mutu juga berlaku pada pelaku UMKM dan

perbaikan kualitas itulah sudah terangkum di TQM (Total Quality

Management), secara filosofis TQM memperhatikan nilai-nilai,

kerja keras dan untuk mempertahankan kualitas usaha dan

pelayanan kepada pelanggan.

3) Perhatian pada kenyamanan

Untuk mengetahui nyaman atau tidaknya mereka dalam

mengonsumsi maupun mendapat pelayanan dari produk kita

dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan,

misalnya: kesenangan apa yang mereka inginkan dan apa yang

mereka harapkan dari layanan perusahaan, kebutuhan apa yang

belum tersedia.36

Indikator-indikator yang menjadi tolok ukur berjalannya strategi

pemasaran untuk pengembangan UMKM diantaranya adalah:

a. Pemilihan Pasar

1) Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok

pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik,

36
Ibid., hal. 17-19
35

ataupun, perilaku yang membutuhkan bauran produk dan bauran

pemasaran tersendiri.

2) Penentuan Pasar Sasaran (Target Market)

Pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu

perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar

perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen

tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen

dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal.

3) Penentuan Posisi Pasar (Positioning)

Strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini

menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan

kompetensi bagi pelanggan.

b. Perencanaan Produk

Perencanaan mengenai desain produk beserta manfaat dari suatu

produk itu dihasilkan. Mulai dari proses produksi hingga finishingnya.

c. Penetapan Harga

Dalam penetapan harga tentu harus melihat, memperhitungkan dan

menyesuaikan kualitas bahan, proses produksinya hingga penyaluran

barangnya. Harga yaitu jumlah dari semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari konsumsi atau penggunaan

barang/jasa.

d. Sistem Distribusi
36

Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa

dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan

yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan) yang

terlibat di dalam proses pemasaran. Ada beberapa perantara distribusi

diantaranya: Dropshipper, Agen, dan Reseller.

e. Komunikasi Pemasaran (Promosi)

Promosi merupakan informasi satu arah yang dibuat oleh perusahaan

yang mengarahkan seseorang atau individu untuk menciptakan tindakan

pertukaran dalam pemasaran. Strategi promosi mengkombinasikan

periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi

penjualan (sales promotion), publisitas dan hubungan masyarakat

(publicity and publicrelation), dan pemasaran langsung (direct marketing)

dalam suatu program terkoordinasi.37

D. Pengembangan Usaha

Pengembangan merupakan serangkaian kegiatan untuk mengubah maupun

meningkatkan hal-hal terkait produktivitas perusahaan dan perilaku seseorang,

seperti: pengetahuan atau wawasannya, kecakapan, skil atau kemampuannya,

dan sikap. Di mana yang namanya pengembangan yaitu menunjukkan pada

kegiatan yang menghasilkan sebuah cara atau strategi yang baru (inovasi)

selama kegiatan produktivitas pekerjaan berlangsung.

37
Ibid., hal. 130-134
37

Pengembangan usaha pada dasarnya berarti keberhasilan suatu usaha.

Dikatakan berkembang dan berhasil ketika mendapat keuntungan karena

untung adalah tujuan bisnis. Begitu juga dengan pengembangan bisnis,

kemampuan perusahaan untuk berkembang ke arah yang lebih baik dilakukan

bertahap hingga usaha itu lebih maju lagi.38 Berdasarkan teori yang dijelaskan

oleh Tulus Tambunan, dkk, bahwa UMKM perlu dilakukan pengembangan

dengan cara diberdayakan maupun pelatihan dalam aspek-aspek kunci seperti:

keterampilan, penguasaan teknologi digital, akses keuangan (kaitannya dengan

modal), bahan baku, informasi pasar, serta kewirausahaan untuk meningkatkan

daya saing dan kapasitas produksinya sehingga menembus pasar ekspor yang

berkelanjutan.39

Perkembangan UMKM dapat dilihat dari jumlah penjualan yang semakin

meningkat dikarenakan dari kemampuan pengusaha dalam meraih peluang

usaha yang ada, melakukan inovasi, luasnya pasar yang dikuasai, mampu

bersaing, mempunyai akses yang luas terhadap lembaga-lembaga keuangan

baik bank dan non bank sehingga dapat meningkatkan usahanya. Adapun aspek

yang menjadi permasalahan dalam perkembangan UMKM adalah persoalan

internal yang berasal dari internal UMKM maupun persoalan eksternal yang

berasal dari luar UMKM.

38
Siti Fatimah, dkk, “Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol 3 No (2), Oktober 2021, hal. 156
39
Tulus T. H. Tambunan, dkk, Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan Masyarakat,
(Banyumas: Wawasan Ilmu, Cetakan pertama 2022), hal. 15
38

Pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan atau organisasi dalam menghadapi kemungkinan perubahan

suatu usaha mengenai produknya (barang dan jasa) ke arah yang lebih baik,

sehinggan memiliki nilai jual dan nilai guna suatu produk tinggi. Berdasarkan

teori yang dipaparkan Tulus Tambunan permasalahan yang dihadapi dalam

pengembangan UMKM adalah keterbatasan modal usaha, kesulitan dalam

strategi pemasarannya, distribusi pengadaan bahan baku, keterbatasan akses

informasi mengenai pasar, dan kurangnya keahlian atau kualitas SDM yang

belum memadai. Adapun indikator yang dijelaskan oleh Karyoto dalam

bukunya mengenai pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

antara lain sebagai berikut:40

1. Pengembangan secara vertikal

Menurut Karyoto, “Pengembangan usaha vertikal adalah

pengembangan usaha yang dilakukan dengan meningkatkan jumlah usaha

yang dimiliki”. Usaha-usaha yang telah ada merupakan usaha awal atau

disebut usaha utama. Apabila pengembangan usaha dilakukan maka usaha

baru yang dihasilkan merupakan usaha yang tidak meninggalkan usaha

utamanya. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha

untuk mengembangkan usahanya, seperti: membangun sarana dan

prasarana (misal: transportasi), usaha menghasilkan bahan pembantu,

membangun usaha cabang atau memperluas pangsa pasar)

2. Pengembangan secara horizontal

40
Karyoto, Proses Pengembangan Usaha, (Pekalongan: Karyoto, 2021), hal. 25-28
39

Pengembangan horizontal merupakan pengembangan usaha yang

dilakukan secara internal, jadi dalam perusahaan tersebut hanya

diperuntukkan dalam mengembangkan usahanya melalui produk-produk

yang dihasilkannya. Pengembangan horizontal dilakukan untuk

memperkuat sebuah usaha untuk lebih berkembang.

Pasar horizontal adalah pasar yang memenuhi kebutuhan pelanggan

di berbagai industri daripada hanya satu ceruk industri. Misalnya, rantai

toko grosir besar dapat dianggap sebagai bagian dari pasar horizontal

karena kemungkinan besar melayani khalayak luas dan bergantung pada

berbagai pengecer di beberapa industri. Pasar horizontal biasanya

diadaptasi oleh usaha kecil atau baru yang mungkin kekurangan modal,

staf, atau sumber daya umum yang diperlukan. Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan ini bermitra dengan perusahaan lain baik

sementara atau permanen untuk berbagi sumber daya dan keuntungan.

Mengembangkan suatu usaha berarti sama dengan mengembangkan

keseluruhan kegiatan yang ada pada usaha tersebut, mengembangkan

produk, penjualannya, mengembangkan konsumen, meningkatkan laba

atau keuntungan, serta juga meningkatkan nilai produk, manfaat produk

serta distribusi produk.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung

penelitian ini dan dapat digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan


40

penelitian. Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

pengembangan UMKM adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hanny41, bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh strategi pemasaran terhadap keberhasilan usaha

mikro kecil, dan menengah bidang kuliner di wilayah Bogor Timur.

Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data

menggunakan wawancara dan kuesioner. Pengambilan sampel

menggunakan rumus Slovin yaitu dengan taraf ketidaktelitian. Teknik

analisis data yang digunakan adalah persamaan regresi dan uji hipotesis

berupa uji t. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh

antara strategi pemasaran terhadap keberhasilan usaha.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Hanny dengan penelitian

ini adalah 1 variabel X yaitu strategi pemasaran. Selain itu, objek penelitian

yang digunakan sama-sama UMKM. Metode, pengambilan sampel, teknik

analisis yang digunakan sama. Perbedaannya terletak pada variabel X

dalam penelitian oleh Hanny hanya 1 sementara dalam penelitian ini

menggunakan 3 variabel bebasnya.

2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sarsa Rizky42, bertujuan untuk

mengetahui dan menjelaskan pengaruh sumber daya manusia, permodalan,

dan pemasaran terhadap kinerja di usaha kecil dan menengah Jamu

41
Hanny Mariani, “Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro,
Kecil, Menengah Bidang Kuliner di Wilayah Bogor Timur”, (Jakarta: Skripsi tidak diterbitkan,
2018) hal. 82
42
Sarsa Rizky Prasetyo, “Pengaruh Sumber Daya Manusia, Permodalan dan Pemasaran
terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Jamu Gendong di Kelurahan Wonolopo Kecamatan
Mijen, Semarang”, (Semarang: Skripsi tidak diterbitkan, 2019), hal. 102
41

Gendong kelurahan Wonolopo, kecamatan Mijen, Semarang. Dalam

penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, penelitian dilakukan

yang mana survei melalui penyebaran kuisioner. Menggunakan jenis

penelitian kuantitatif dengan penyebaran kuisioner sebagai instrumen

penelitian. Hasil penelitian oleh Sarsa yaitu sumber daya manusia,

permodalan, dan pemasaran secara simultan mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja di usaha kecil dan menengah Jamu

Gendong kelurahan Wonolopo, kecamatan Mijen, Semarang.

Persamaan penelitan Sarsa Rizky dengan penelitian ini adalah

menggunakan variabel x yang sama yaitu, sumber daya manusia,

permodalan, dan pemasaran. Metode dan teknik pengumpuan data sama.

Perbedaan penelitian oleh Sarsa dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian dan tahun pada data penelitiannya yaitu kurun waktu 8 tahun

2012-2019.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Elys Sastika (2020)43 bertujuan untuk

mengetahui pengaruh modal, kemampuan wirausaha dan strategi

pemasaran terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

di Pasar Tiban Sunday Morning UGM Yogyakarta, secara parsial dan

simultan. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan teknik

pengumpulan data menggunakan angket dan teknik analisis data

menggunakan analisis regresi liniear berganda. Hasil penelitian

43
Elys Sastika Tambunan, “Pengaruh modal, kemampuan wirausaha dan strategi pemasaran
terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pasar Tiban Sunday Morning
UGM Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 09 No. 03, 2020
42

menyatakan bahwa, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara modal,

kemampuan wirausaha dan strategi pemasaran terhadap keberhasilan

Usaha Mikro Kecil Menengah di Pasar Tiban Sunday Morning UGM

Yogyakarta, baik secara parsial dan secara simultan.

Persamaan penelitian oleh Elys dengan penelitian ini adalah terdapat

2 variabel x yang sama yaitu modal usaha dan strategi pemasaran,

menggunakan metode penelitian kuantitatif dan juga melalui penyebaran

angket serta teknik analisis data yang sama. Perbedaan terletak pada salah

satu variabel x nya yaitu kemampuan wirausaha dan variabel y nya yaitu

keberhasilan usaha.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Trihudiyatmanto44 bertujuan untuk

menganalisis strategi bauran pemasaran, kualitas sumber daya manusia,

karakteristik wirausaha, dan pengetahuan akuntansi terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Wonosobo. Metode penelitian ini

menggunakan kuantitatif dengan pengumpulan data primer dan sekunder.

Hasil pengujian statistik tentang pengembangan UMKM di Kecamatan

Wonosobo melalui strategi bauran pemasaran, kualitas sumber daya

manusia, karakteristik wirausaha, dan pengetahuan akuntansi dapat

disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian

ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan UMKM di

Kecamatan Wonosobo.

44
M. Trihudiyatmanto, “Strategi Pengembangan UMKM”, Jurnal Manajemen dan Strategi
Bisnis, Vol. 02 No. 01, Juni 2021
43

Persamaan penelitian oleh Trihudiyatmanto dengan penelitian ini

adalah sama-sama menguji terhadap pengembangan UMKM, terdapat

variabel yang sama yaitu kualitas sumber daya manusianya. Metode

penelitian sama yaitu kuantitatif. Perbedaannya ada beberapa variabel yang

tidak sama yaitu bauran pemasaran, karakteristik wirausaha, dan

pengetahuan akuntansi yang tidak ada dalam penelitian ini, serta lokasi

penelitian yang berbeda.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah, dkk45 bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara modal usaha, kualitas sumber daya manusia,

dan strategi pemasaran terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan

Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini termasuk

jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan dikumpulkan data melalui

kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal usaha, kualitas

sumber daya manusia, dan strategi pemasaran berpengaruh signifikan

terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kuala Simpang

Kabupaten Aceh Tamiang.

Persamaan penelitian oleh Siti Fatimah, dkk dengan penelitian ini

adalah tujuan dan metode penelitian yang digunakan sama. Selain itu

variabel yang digunakan juga sama, yaitu modal usaha, kualitas sdm, dan

strategi pemasaran terhadap pengembangan UMKM. Perbedaannya adalah

jumlah populasinya dan lokasi penelitian.

45
Siti Fatimah, dkk., “Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 03 No. 02, Oktober 2021
44

6. Penelitian yang dilakukan oleh Rif Ngatul46 bertujuan untuk menguji

pengaruh kualitas sumber daya manusia dan inovasi produk terhadap

perkembangan UMKM di desa Tugu kecamatan Rejotangan. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data di

kumpulkan melalui kuisoner dengan teknik sampling dengan purposive

sampling. Hasil penelitian ini Kualitas sumberdaya manusia dan inovasi

produk secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perkembangan UMKM di desa Tugu Kecamatan Rejotangan.

Persamaan penelitian oleh Rif Ngatul dengan penelitian ini adalah

menggunakan metode kuantitatif sama-sama menyebar kuisioner dengan

1 variabel x yang sama yaitu kualitas sumber daya manusia dan variabel y

yaitu perkembangan UMKM. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian

dan teknik pengmabilan sampel.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Arniati Iasoma, dkk47 bertujuan untuk

mengetahui pengaruh modal usaha dan strategi pemasaran terhadap

pengembangan usaha mikro di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone

Bolango. Penelitian ini adalah jenis kuantitatif dengan metode yang

digunakan deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian ini adalah secara parsial modal usaha

berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha mikro di Kecamatan

46
Rif Ngatul Ngarofah, "Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Inovasi Produk
terhadap Perkembangan UMKM Desa Tugu Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung”,
(Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2021)
47
Arniati Iasoma, dkk., “Pengaruh Modal Usaha dan Strategi Pemasaran terhadap
Pengembangan Usaha Mikro di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango”, Jurnal Manajemen
Keuangan Syariah, Vol. 02 No. 02, 2021
45

Kabila Kabupaten Bone Bolango, strategi pemasaran berpengaruh

signifikan terhadap pengembangan usaha mikro di Kecamatan Kabila

Kabupaten Bone Bolango dan secara simultan modal usaha dan

pengembangan usaha berpengaruh terhadap pengembangan usaha mikro di

Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

Persamaan penelitian oleh Arniati Iasoma, dkk, terdapat 2 variabel

x yang sama yaitu modal usaha dan strategi pemasaran serta variabel y

yaitu pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, teknik

pengumpulan data yang digunakan sama. Perbedaannya terletak pada

lokasi penelitian dan jumlah variabel x.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Naufal dan Basuki48 bertujuan untuk

meneliti dan mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia dan

modal usaha terhadap pengembangan UMKM. Dalam Penelitian ini, desain

yang digunakan adalah metode kualitatif, metode penelitian kualitatif

adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei,

dengan alat bantu kuesioner tertutup. Hasil uji dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia dan modal usaha

mempengaruhi pengembangan usaha UMKM. Kualitas Sumberdaya

48
Naufal Nabawi dan Basuki, “Kualitas Sumber Daya Manusia dan Modal Usaha
Pengaruhnya terhadap Pengembangan Usaha UMKM”, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol.08
No. 01, April 2022
46

Manusia dan Modal Usaha secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Pengembangan Usaha UMKM.

Persamaan penelitian oleh Naufal dan Basuki dengan penelitian ini

adalah menggunakan 2 variabel x yang sama yaitu kualitas sumber daya

manusia dan modal usaha. Variabel y yang sama yaitu pengembangan

UMKM. Perbedaannya terletak pada metode penelitian oleh Naufal dan

Basuki menggunakan kualitatif sedangkan penelitian ini metodenya

kuantitatif.
47

F. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 “Kerangka Konseptual Penelitian”


49
Kualitas SDM (X1)

- Kualitas Intelektual
- Kualitas Pendidikan

Modal Usaha (X2)


50 Pengembangan Usaha 51
- Sumber permodalan (Y)
(modal sendiri dan modal
pinjaman) - Pengembangan secara
- Kegunaan modal vertikal (eksternal:
tambahan sarana dan prasarana,
- Hambatan dalam akses pasar, perluasan
memperoleh modal dari
pasar)
luar
- Keadaan usaha setelah - Pengembangan secara
memperoleh modal horizontal (internal:
tambahan jaringan usaha, SDM)

52
Strategi Pemasaran (X3)

- Pemilihan pasar
(segmenting, targeting,
positioning)
- Perencanaan produk
- Penetapan harga
- Sistem distribusi
- Komunikasi pemasaran
(promosi)

49
Rahardjo, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pustakaraya, 2012),
sebagaimana dikutip dalam jurnal oleh Yofi Darmadi dengan judul, “Pengaruh Modal, Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Promosi terhadap Pemberdayaan UMKM”, Vol.03 (02), Juni 2021, hal.
267
50
Riyanto, Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 2001), sebagaimana dikutip
dalam jurnal oleh Kartika Putri, dkk, Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan, Modal Usaha dan
Peran Business Development Service Terhadap Pengembangan Usaha (Studi Pada Sentra Industri
Kerupuk Desa Kedungrejo Sidoarjo Jawa Timur), Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, hal. 4
51
Karyoto, Proses Pengembangan Usaha, (Pekalongan: Karyoto, 2021), hal. 25-28
52
Ricky Hermayanto, Strategi Pemasaran UMKM, (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2023)
hal.
48

G. Hipotesis Penelitian

Secara umum hipotesis sebagai jawaban sementara yang kebenarannya

masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari

tinjauan pustaka.53 Adapun uraian hipotesis dalam penelitian ini adalah:

𝐻1 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas sdm dengan

pengembangan usaha

𝐻2 : Terdapat pengaruh signifikan antara modal usaha dengan

pengembangan usaha

𝐻3 : Terdapat pengaruh signifikan antara strategi pemasaran dengan

pengembangan usaha

𝐻4 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas sumber daya manusia,

modal usaha dan strategi pemasaran terhadap pengembangan usaha.

53
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),
hal. 64
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, akan diteliti terkait pengaruh kualitas sumber

daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran terhadap

pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Kecamatan

Kedungwaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian analisis kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu menjelaskan secara terperinci terkait

variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengetahui

adanya korelasi atau keterkaitan, pengaruh antara variabel bebas

(independen) atau variabel (x) yaitu kualitas sumber daya manusia, modal

usaha, dan strategi pemasaran, terhadap variabel terikatnya (dependen) atau

variabel (y) yaitu pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.

Penelitian kuantitatif dapat dikatakan sebagai pendekatan penelitian yang

sifatnya obyektif karena mencakup pengumpulan dan analisis data

kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik.54 Pendekatan

kuantitatif dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisa data yang

berbentuk angka dan ditarik menjadi sebuah kesimpulan. Metode ini

54
Aries Veronica, dkk., Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Padang: PT Global Eksekutif
Teknologi, 2022), hal. 6

49
50

dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka

dan analisis data menggunakan statistik.55

Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka yang dapat dihitung

menggunakan pengujian statistik. Data primer merupakan data yang

didapat, dihasilkan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk

menjawab masalah atau tujuan penelitian.56 Data primer ini diperoleh

melalui kuisioner yang sudah diisi oleh responden dalam bentuk angka

untuk diuji menggunakan statistik.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan

penelitian ini akan mampu membangun sebuah teori yang dapat berfungsi

untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol suatu gejala dalam

penelitian.57 Jenis penelitian yang digunakan peneliti ini adalah untuk

mengetahui pengaruh antara variabel bebas (independen) atau variabel (x)

yaitu kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran,

terhadap variabel terikatnya (dependen) atau variabel (y) yaitu

55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 9
56
Burhan, Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 126
57
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal. 15
51

pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Kecamatan

Kedungwaru.

B. Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau gejala

sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut

dengan elemen populasi (population element). Masalah populasi timbul

terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survei sebagai

teknik pengumpulan data.58 Populasi yang dibutuhkan dari penelitian ini

adalah mereka para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

Kecamatan Kedungwaru berdasarkan rekapitulasi data terakhir yaitu di

tahun 2022 yang jumlahnya sekitar 800 pelaku UMKM.

2. Sampling

Sampling merupakan teknik untuk mengambil sampel dengan

menggunakan metode tertentu. Metode pengambilan sampel dibedakan

menjadi 2, yaitu probability sampling dan non probability sampling.

Probability sampling yaitu besarnya peluang/probabilitas elemen populasi

untuk terpilih sebagai subjek sudah diketahui. Non probability sampling

yaitu besarnya peluang/probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai

subjek cenderung tidak diketahui.59

58
Ibid., hal. 30
59
Firdaus, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2021), hal. 14-15
52

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

probability sampling. Penarikan sampel menggunakan Simple Random

Sampling. Teknik Simple Random Sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada di dalam populasi tersebut.60

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili

populasi tersebut. Bagian dari sampel dalam penelitian ini adalah pelaku

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Pada penelitian ini, besarnya sampel ditetapkan dengan menggunakan

rumus Slovin. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:61

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵(𝒆)𝟐

𝑛 = ukuran sampel

𝑁 = ukuran populasi

𝑒 = standar error (10%)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka diperoleh besarnya sampel

sebagai berikut:

800
𝑛 =
1+800(10%)2

800
=
9

60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal. 83
61
Firdaus, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2021), hal. 19
53

= 88,9 dibulatkan menjadi 90

Dengan menggunakan rumus di atas maka jumlah sampel sebanyak 90

responden dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukurannya

1. Sumber Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan

menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Data sekunder

merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah

dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain.62

Pada penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuisioner

kepada pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi dan

UMKM Kabupaten Tulungagung, yang mana data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah jumlah data UMKM setiap kecamatan di Kabupaten

Tulungagung pada tahun 2020, 2021, 2022. Serta data sekunder juga

diperoleh dari hasil wawancara maupun observasi oleh seorang peneliti

62
Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, (Jakarta: Grasindo, 2005) hal.
16
54

dengan pelaku UMKM terkait hal-hal yang ada pada lingkup usaha mikro,

kecil dan menengah di Kecamatan Kedungwaru.

2. Variabel

Pada penelitian ini menggunakan 3 variabel eksogen (X) dan 1

variabel endogen (Y).

a. X1 : Kualitas Sumber Daya Manusia

b. X2 : Modal Usaha

c. X3 : Strategi Pemasaran

d. Y : Pengembangan UMKM

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan penetapan atau penentuan skala atas

suatu variabel berdasarkan jenis dari data yang melekat dalam variabel

penelitian. Skala pengukuran juga dapat diartikan sebagai kesepakatan

yang digunakan sebaga acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, maka alat ukur tersebut digunakan dalam

pengukuran yang akan menghasilkan data kuantitatif.63

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert

merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

presepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.64 Yang

mana skala likert berisi lima tingkat preferensi jawaban sebagai berikut:

63
Agus Irianto, Statistik Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 18
64
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal. 50
55

Sangat setuju (SS) =5

Setuju (S) =4

Ragu-ragu/Netral (N) =3

Tidak setuju (TS) =2

Sangat tidak setuju (STS) =1

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan upaya peneliti dalam

mengumpulkan suatu data yang digunakan sebagai bahan penelitiannya

dan diperoleh di lapangan. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah:65

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan peneliti untuk melakukan

pengamatan secara langsung terhadap subjek dan objek penelitian

dengan tujuan mendapatkan data penelitian. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan ke pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung terkait fenomena-fenomena atau gejala apa

yang mereka hadapi dalam menjalankan usahanya, dan menyesuaikan

kebutuhan variabel yang digunakan untuk penelitian.

65
Rifkhan, Pedoman Metodologi Penelitian Data Panel dan Kuisioner Cetakan Pertama,
(Indramayu: Penerbit Abid, 2023), hlm, 33-35
56

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara yaitu kegiatan

pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Pada penelitian ini kegiatan wawancara untuk

memperoleh data dengan pihak terkait yaitu Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Tulungagung. Wawancara juga

dapat dilakukan bersamaan ketika penyebaran kuisioner secara

langsung kepada pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru, sehingga

data yang diharapkan dalam penelitian ini dapat dipastikan diisi oleh

responden.

c. Kuesioner atau angket

Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan yang

sesuai dengan apa yang dibutuhkan kepada responden dengan harapan

memberi pernyataan atas daftar pertanyaan tersebut. Penyebaran

kuisioner atau angket ditujukan kepada pelaku UMKM di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam hal ini untuk melengkapi data yang telah

terkumpul dan untuk menunjang data yang telah ada. Pada penelitian

ini maka peneliti akan mendokumentasikan hal-hal ataupun kegiatan

yang berkaitan dengan lingkup UMKM oleh pelaku UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.


57

2. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti itu adalah melakukan pengukuran. Yang

namanya pengukuran harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur tersebut

dimanakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati.66 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 “Kisi-Kisi Pernyataan”

Variabel Indikator Pernyataan No.


Item
Kualitas SDM Kualitas intelektual Untuk menjadi sukses dalam 1–5
(X1)67 berwirausaha maka saya harus
menguasai ilmu dan pengetahuan
terkait dengan usahanya
Untuk dapat mengembangkan usaha,
maka saya harus terampil dan
memanfaatkan peluang usaha untuk
bersaing
Saya harus memiliki ide kreatif dan
inovatif untuk mengembangkan
usaha
Untuk memperluas wilayah
pemasaran maka saya harus
menguasai bahasa asing, bahasa
nasional, dan bahasa daerah
Kualitas pendidikan Untuk menjadi wirausaha sukses
maka saya harus menempuh tingkat
pendidikan yang lebih tinggi
Modal Usaha Sumber permodalan: Sebagai pelaku usaha saya
(X2)68 modal sendiri atau melakukan pertimbangan untuk
modal pinjaman menggunakan modal sendiri atau

66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal. 102
67
Rahardjo, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pustakaraya, 2012),
sebagaimana dikutip dalam jurnal oleh Yofi Darmadi dengan judul, “Pengaruh Modal, Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Promosi terhadap Pemberdayaan UMKM”, Jurnal Ilmiah Manajemen
dan Bisnis, Vol. 03 No. (02), Juni 2021, hal. 267
68
Riyanto, Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 2001), sebagaimana dikutip
dalam jurnal oleh Kartika Putri, dkk, “Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan, Modal Usaha dan
Peran Business Development Service Terhadap Pengembangan Usaha (Studi Pada Sentra Industri
Kerupuk Desa Kedungrejo Sidoarjo Jawa Timur)”, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,Vol. 03 No.
(04), 2014, hal. 4
58

modal pinjaman dalam menjalankan


usaha
Kegunaan modal Adanya tambahan modal, maka saya 1-5
tambahan dapat melakukan pengembangan
usaha
Hambatan dalam Adanya biaya bunga dan biaya
memperoleh modal administrasi yang di bebankan oleh
eksternal pihak bank atau lembaga keuangan
lainnya untuk memperoleh modal
usaha tambahan menjadi hambatan
bagi saya sebagai pelaku usaha
Untuk mendapatkan modal tambahan
saya harus dapat memenuhi
kelengkapan persyaratan yang
diberikan oleh pihak bank atau
lembaga keuangan lainnya
Keadaan usaha Dengan adanya perolehan tambahan
setelah memperoleh modal, maka usaha yang saya
modal tambahan jalankan bisa lebih berkembang
Strategi Pemilihan pasar Sebagai pelaku usaha saya harus
Pemasaran (segmenting, dapat melakukan analisa dan riset
(X3)69 positioning, target pasar untuk membidik target pasar
market) yang tepat sasaran.
Perencanaan produk Untuk memenuhi kebutuhan dan 1-5
keinginan konsumen maka saya harus
menentukan produk yang berkualitas
dan sesuai keinginan pasar
Penetapan harga Dalam penetapan harga produk saya
harus teliti dan sesuai agar terhindar
dari kerugian dan tidak memberatkan
konsumen
Sistem distribusi Untuk memaksimalkan tingkat
penjualan dan memudahkan
konsumen dalam menjangkau
produknya maka saya harus
melakukan pemilihan tempat yang
strategis
Komunikasi Promosi menjadi hal penting bagi
pemasaran (promosi) saya untuk memberitahukan dan
membujuk calon konsumen tentang
produk yang dijual
Pengembangan Pengembangan Apabila dengan memperluas pangsa
Usaha (Y)70 usaha secara vertikal pasar maka usaha saya mengalami
(eksternal) peningkatan volume penjualan dan
memperoleh laba
Saya melakukan penambahan sarana
dan prasarana yang memadai sesuai
dengan kebutuhan usaha

69
Ricky Hermayanto, Strategi Pemasaran UMKM, (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2023)
hal. 130-134
70
Karyoto, Proses Pengembangan Usaha, (Pekalongan: Karyoto, 2021), hal. 25-28
59

Pengembangan Tenaga kerja yang lebih mahir dan 1-5


usaha secara terspesialisasi dapat mendorong
horizontal (internal) tingkat produktivitas yang lebih
tinggi bagi usaha yang dijalankan
Sebagai pelaku usaha, saya harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna
mendukung pengembangan usaha
Seorang wirausaha harus melihat
peluang untuk mengidentifikasi dan
mengoptimalkan kualitas produk atau
layanan supaya lebih mudah
dijangkau konsumen

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen Data

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen memiliki validitas tinggi, apabila faktor-faktor

yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak menyimpang dari

fungsi instrumen tersebut.71 Suatu faktor yang validitas dilakukan

dengan adanya asumsi bahwa sebuah instrumen dikatakan valid,

apabila setiap faktor yang membentuk instrumen tersebut sudah valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukur yang sama pula. Menggunakan metode Alpha Cronbach yang

digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang tidak mempunyai

71
Anak Agung Putu Agung, Metodologi Penelitian Bisnis, (Malang : Universitas Brawijaya
Press, 2012), hal. 50-51
60

pilihan benar atau salah maupun ya atau tidak, melainkan digunakan

untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap ataupun

perilaku.72

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari variabel

dependen maupun variabel independen berdistribusi normal atau tidak.

Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi di atas

5% atau setara dengan 0,05. Begitupula sebaliknya, apabila data

memiliki nilai signifikansi kurang dari 5% atau 0,05 maka data dapat

dikatakan tidak berditribusi normal.

b. Uji Mulitikolienaritas

Multikolinieritas merupakan kondisi di mana dua atau lebih variabel

bebas saling berkorelasi. Munculnya multikolinieritas dapat

diindikasikan dari nilai VIF (Variance Inflation Factor), yang

merupakan simpangan baku kuadrat dan digunakan untuk mengukur

keeratan hubungan antar variabel bebas. Nilai VIF melebihi 10

menunjukkan adanya gejala multikolinieritas. Jika nilai Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari atau misalkan kurang dari 10

maka model terbebas dari multikolinearitas.73

72
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif,, (Jakarta: KENCANA, 2017), hal. 55-56
73
Getut Pramesti, Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23, (Jakarta
: PT Elex Media Komputindo, 2016), hal. 68
61

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi adanya gejala

heteroskedastisitas dalam suatu model regresi. Untuk mendeteksi

heterokedastisias dapat dilakukan uji glejser. Uji glejser dilakukan

dengan meregresikan varabel independen terhadap nilai residual

mutlaknya. Apabila nilai signifikansi > 5% atau setara dengan 0,05,

maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung

heteroskedastisitas. Hal tersebut berlaku sebaliknya, apabila nilai

signifikansi < 5% atau 0,05 maka model regresi mengandung

heteroskedastisitas.

3. Uji Regresi

Regresi linear berganda merupakan model persamaan yang

menjelaskan hubungan satu variabel terikat (Y) dengan dua atau lebih

variabel bebas (X1, X2, X3, Xn). Tujuan uji regresi linear berganda adalah

untuk memprediksi nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya (X1,

X2, X3, Xn) diketahui.74

a. Uji Hipotesis

Hipotesis dapat di artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari

2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang

74
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), hal. 233
62

artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya

disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan

berkembang menjadi hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja sesuai

dengan hipotesis ini yang berguna untuk membuktikan kebenaran

hipotesisnya.75

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan

biasanya berskala interval atau rasio.

𝑌 = 𝑎 + β1 𝑋1 + β2 𝑋2 + β3 𝑋3 + e

Di mana:

Y = Pengembangan Usaha

a = Konstanta

β1 , β2 , β3 = Koefisien korelasi ganda

X1 = Kualitas SDM

X2 = Modal Usaha

X3 = Strategi Pemasaran

e = error item (variabel pengganggu) atau residual

75
Ibid., hal. 224-232
63

b. Uji Signifikan Parsial (t-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu

membandingkan antar t-hitung dengan t-tabel, sehingga dapat diketahui

apakah pengaruh variabel bebas terhadap laba (Y) signifikan atau tidak.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi t

pada tingkat a yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat a

sebesar 5% = 0,05 ).

c. Uji Signifikan Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X)

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Untuk

mengetahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat (Y) maka dapat dilihat melalui nilai

probabilitasnya. Apabila nilai probabilitas < a = 5% (0,05) maka

variabel bebas (X) tersebut perpengaruh secara signifikan terhadap

variabel terikat (Y). Untuk melihat nilai probabilitas juga dapat dilihat

dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila

nilai F hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitupula

sebaliknya. 76Dimana:

H0 = Tidak terdapat pengaruh

76
I Made Yuliara, Modul: Regresi Linear Berganda, (Universitas Udayana: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2016), hal. 9-10
64

H1 = Terdapat pengaruh

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui

kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan

data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi akan

diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data

observasi tersebar jauh dari nilai dugaan atau garis regresinya, maka

nilai dugaannya menjadi kurang sesuai.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Di Kabupaten Tulungagung kini bukan hanya terkenal sebagai kota

marmer, keberadaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga sangat

mudah dijumpai di kota ini. Kecamatan Kedungwaru merupakan salah satu

kecamatan yang berada di sebelah barat Kabupaten Tulungagung. Luas

Wilayah Kecamatan Kedungwaru yaitu 29,47 km2, dengan batas-batas:

disebelah utara adalah Kecamatan Ngantru, sebelah timur Kecamatan

Sumbergempol, sebelah selatan Kecamatan Tulungagung dan sebelah barat

adalah Kecamatan Kauman. Desa yang mempunyai wilayah terluas di

Kecamatan Kedungwaru adalah Desa Ringinpitu sedangkan desa dengan

wilayah tersempit adalah Desa Tawangsari dan Desa Winong. Kecamatan

Kedungwaru merupakan kecamatan yang lokasinya berdekatan dengan pusat

kota. Menurut statusnya, di Kecamatan Kedungwaru ini semuanya berstatus

desa, sebanyak 19 desa.77

Berdasarkan data yang diperoleh baik dari Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Tulungagung maupun data yang diperoleh dari pelaku

UMKM, bahwa banyak sekali jenis usaha yang ada di Kecamatan Kedungwaru

mulai dari skala mikro, kecil maupun menengah, kurang lebih sekitar 800

77
Badan Pusat Statistik, Kecamatan Kedungwaru dalam Angka 2022

65
66

usaha yang tercatat. Ada berbagai macam usaha yang telah digeluti oleh para

pelaku usaha disana, antara lain: bengkel las, pengolahan makanan dan

minuman, pertanian, perdagangan, konveksi, perikanan, mebel, dan lain

sebagainya. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi, seiring berjalannya waktu

semakin banyak masyarakat Kecamatan Kedungwaru yang memutuskan untuk

berwirausaha.

B. Deskripsi Responden

Penelitian ini dilakukan pada pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah) di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan atau memberikan

kuisioner/angket dengan daftar pernyataan yang telah disusun kepada

responden sebanyak 90 pelaku UMKM. Peneliti ingin mengetahui apakah

faktor kualitas sumber daya manusia, modal usaha dan strategi pemasaran

berpengaruh terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru.

Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi responden pada penelitian

ini pelaku usaha mikro kecil menengah di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung yang berjumlah 90 pelaku usaha, maka diperlukan beberapa

gambaran mengenai karakteristik responden. Adapun gambaran karakteristik

responden adalah sebagai berikut:


67

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Usaha

Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Berdasarkan Bidang Usaha

Persentase
No Bidang Usaha Responden (%)
1. Makanan/Kuliner 30 33,3%
2. Bengkel Las/Reparasi Mobil dan Motor 4 4,4%
3. Hasil Pertanian/Perkebunan 9 10%
4. Minuman siap saji 15 16,7%
5. Hasil Perikanan 14 15,6%
6. Kerajinan 10 11,1%
7. Konveksi 8 8,9%
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2023

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 90 responden, jumlah

responden yang menekuni usaha di bidang makanan/kuliner adalah 30

responden atau 33,3%, kemudian di bidang keahlian yaitu bengkel las

maupun reparasi mobil dan motor ada 4 responden atau 4,4%, adapun

usaha menjual hasil pertanian atau perkebunan ada 9 responden atau 10%,

selain usaha di bidang makanan/kuliner ada juga usaha di bidang minuman

siap saji dengan jumlah responden yaitu 15 atau 16.7%, selanjutnya bidang

usaha hasil perikanan ada 14 responden atau 15,6%, selain itu di bidang

usaha kaitannya dengan produk kerajinan atau sebuah karya ada 10

responden atau 11,1%, sedangkan untuk usaha konveksi ada 8 responden

atau 8,9%.
68

2. Karakteristik Berdasarkan Usia Responden

Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan
Usia Responden

Persentase
No Usia Responden (%)
1. 20 Tahun – 30 Tahun 19 21,1%
2. 30 Tahun – 40 Tahun 39 43,3%
3. 40 Tahun – 50 Tahun 21 23,3%
4. > 50 Tahun 11 12,2%
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2023

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 90 responden, jumlah

responden yang usianya antara 20 – 30 tahun adalah 19 responden atau

21,1%. Kemudian jumlah responden yang usianya antara 30 – 40 tahun ada

39 responden atau 43,3%. Untuk jumlah responden yang usianya antara 40

– 50 tahun sebanyak 21 responden atau 23,3%. Dan untuk jumlah

responden yang usianya lebih dari 50 tahun sebanyak 11 responden atau

12,2%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Persentase
No Pendidikan Terakhir Responden (%)
1. SD/MI 8 8,9%
2. SLTP/SMP/MTS 11 12,2%
3. SMA/SMK/MA 53 58,9%
4. S1 18 20%
Total 90 100%
Sumber: data primer diolah, 2023
69

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 90 responden, jumlah

responden yang menempuh pendidikan terakhir SD/MI adalah 8 responden

atau 8,9%, selanjutnya untuk pendidikan terakhir SLTP/SMP/MTS ada 11

responden atau 12,2%, sedangkan tingkat SMA/SMK/MA ada 53

responden atau 58,9 %, adapun dari pelaku usaha yang Pendidikan

terakhirnya S1 adalah 18 responden atau 20%.

C. Deskripsi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) yaitu kualitas sumber

daya manusia (X1), modal usaha(X2) dan strategi pemasaran (X3). Satu

variabel terikat, yaitu pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru (Y).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui gambaran dari 90 responden

terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru.

1. Variabel Kualitas SDM (X1)

Untuk mengetahui bagaimana variabel kualitas sumber daya manusia,

dilakukan penyebaran kuisioner untuk mengungkapkan tanggapan

responden, melalui jawaban pada kuisioner variabel kualitas sdm diukur

menggunakan 2 indikator yaitu, kualitas intelektual dan kualitas pendidikan.

Dengan adanya 2 indikator tersebut, peneliti menjabarkan menjadi 5

pernyataan.

Hasil tanggapan responden terhadap variabel kualitas sumber daya

manusia dapat dijelaskan pada tabel berikut:


70

Tabel 4.4
Tabel Tanggapan Responden terhadap Kualitas SDM (X1)

Item SS S N TS STS Total Total


Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 54 60 34 37,8 0 0 0 0 2 2,2 90 100
2 48 53,3 38 42,2 2 2,2 1 1,1 1 1,1 90 100
3 62 68,9 25 27,8 2 2,2 0 0 1 1,1 90 100
4 25 27,8 41 45,6 20 22,2 3 3,3 1 1,1 90 100
5 24 26,7 29 32,2 20 22,2 15 16,7 2 2,2 90 100
Sumber: data primer diolah, 2023

Berdasarkan keterangan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 90

responden:

a. Melalui pernyataan bahwa untuk menjadi sukses dalam berwirausaha

maka pelaku usaha harus menguasai ilmu dan pengetahuan terkait

dengan usahanya, yaitu 2,2% menyatakan sangat tidak setuju, 0%

menyatakan tidak setuju, 0% menyatakan netral, 37,8% menyatakan

setuju dan 60% menyatakan sangat setuju.

b. Melalui pernyataan bahwa untuk dapat mengembangkan usahanya

pelaku usaha harus terampil dan memanfaatkan peluang usaha untuk

bersaing, yaitu 1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 1,1% menyatakan

tidak setuju, 2,2% menyatakan netral, 42,2% menyatakan setuju dan

53,3% menyatakan sangat setuju.

c. Melalui pernyataan bahwa pelaku usaha harus berfikir kreatif dan

inovatif dalam menjalankan usahanya, di mana 1,1% menyatakan

sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak setuju, 2,2% menyatakan

netral, 27,8% menyatakan setuju dan 68,9% menyatakan sangat setuju.


71

d. Melalui pernyataan bahwa untuk memperluas wilayah pemasarannya

maka pelaku usaha harus menguasai bahasa asing, bahasa nasional, dan

bahasa daerah, yaitu 1,1% memilih sangat tidak setuju, 3,3%

menyatakan tidak setuju, 22,2 % menyatakan netral, 45,6% menyatakan

setuju, 27,8% menyatakan sangat setuju.

e. Melalui pernyataan bahwa untuk menjadi wirausaha sukses maka harus

menempuh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yaitu 2,2% memilih

sangat tidak setuju, 16,7% menyatakan tidak setuju, 22,2% memilih

netral, 32,2% menyatakan setuju dan 26,7 menyatakan sangat setuju.

2. Variabel Modal Usaha (X2)

Untuk mengetahui bagaimana variabel modal usaha, dilakukan

penyebaran kuisioner untuk mengungkapkan tanggapan responden, melalui

jawaban pada kuisioner variabel modal usaha diukur menggunakan 4

indikator yaitu, sumber permodalan (modal sendiri atau modal pinjaman),

kegunaan modal tambahan, hambatan dalam memperoleh modal eksternal,

keadaan usaha setelah memperoleh modal tambahan. Dengan adanya 4

indikator tersebut, peneliti menjabarkan menjadi 5 pernyataan.

Hasil tanggapan responden terhadap variabel kualitas sumber daya

manusia dapat dijelaskan pada tabel berikut:


72

Tabel 4.5
Tabel Tanggapan Responden terhadap Modal Usaha (X2)

Item SS S N TS STS Total Total


Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 30 33,3 53 58,9 5 5,6 1 1,1 1 1,1 90 100
2 30 33,3 46 51,1 10 11,1 3 3,3 1 1,1 90 100
3 15 16,7 43 47,8 27 30 3 3,3 2 2,2 90 100
4 21 23,3 54 60 11 12,2 2 2,2 2 2,2 90 100
5 33 36,7 45 50 10 11,1 1 1,1 1 1,1 90 100
Sumber: data primer diolah, 2023

Berdasarkan keterangan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 90

responden:

a. Melalui pernyataan bahwa pelaku usaha melakukan pertimbangan

dalam menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman untuk

menjalankan usahanya, yaitu 1,1% memilih sangat tidak setuju, 1,1%

menyatakan tidak setuju, 5,6% menyatakan netral, 58,9% menyatakan

setuju dan 33,3% menyatakan sangat setuju.

b. Melalui pernyataan bahwa adanya penambahan modal oleh pelaku

UMKM, maka usaha yang dijalankan akan bisa berkembang, yaitu

1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 3,3% menyatakan tidak setuju,

11,1% menyatakan netral, 51,1% memilih setuju dan 33,3%

menyatakan sangat setuju.

c. Melalui pernyataan bahwa adanya biaya bunga dan biaya administrasi

yang di bebankan oleh pihak bank atau lembaga keuangan lainnya

menjadi hambatan bagi pelaku UMKM untuk memperoleh modal

tambahan, yaitu 2,2% menyatakan sangat tidak setuju, 3,3% memilih


73

tidak setuju, 30% memilih netral, 47,8% menyatakan setuju, 16,7%

menyatakan sangat setuju.

d. Melalui pernyataan bahwa untuk mendapatkan modal tambahan pelaku

usaha harus dapat memenuhi kelengkapan persyaratan yang diberikan

oleh pihak bank atau lembaga keuangan lainnya, yaitu 2,2% memilih

sangat tidak setuju, 2,2% menyatakan tidak setuju, 12,2% menyatakan

netral, 60% memilih setuju dan 23,3% menyatakan sangat setuju.

e. Melalui pernyataan bahwa untuk menjadikan usaha yang dijalankan

lebih berkembang maka pelaku usaha harus menambah modal

usahanya, yaitu 1,1% memilih sangat tidak setuju, 1,1% menyatakan

tidak setuju, 11,1% menyatakan netral, 50% memilih setuju dan 36,7%

menyatakan sangat setuju.

3. Variabel Strategi Pemasaran (X3)

Untuk mengetahui bagaimana variabel strategi pemasaran, dilakukan

penyebaran kuisioner untuk mengungkapkan tanggapan responden, melalui

jawaban pada kuisioner variabel modal usaha diukur menggunakan 5

indikator yaitu, pemilihan pasar (segmenting, positioning, target market),

perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi, dan promosi.

Dengan adanya 5 indikator tersebut, peneliti menjabarkan menjadi 5

pernyataan.

Hasil tanggapan responden terhadap variabel kualitas sumber daya

manusia dapat dijelaskan pada tabel berikut:


74

Tabel 4.6
Tabel Tanggapan Responden terhadap Strategi Pemasaran (X3)

Item SS S N TS STS Total Total


Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 38 42,2 45 50 5 5,6 0 0 2 2,2 90 100
2 37 41,1 47 52,2 4 4,4 1 1,1 1 1,1 90 100
3 36 40 42 46,7 9 10 2 2,2 1 1,1 90 100
4 40 44,4 46 51,1 2 2,2 0 0 2 2,2 90 100
5 49 54,4 39 43,3 1 1,1 0 0 1 1,1 90 100
Sumber: data primer diolah, 2023

Berdasarkan keterangan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 90

responden:

a. Melalui pernyataan bahwa pelaku usaha harus dapat melakukan analisa

dan riset pasar untuk membidik target pasar yang tepat sasaran, yaitu

2,2% memilih sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak setuju, 5,6%

menyatakan netral, 50% menyatakan setuju dan 42,2% menyatakan

sangat setuju.

b. Melalui pernyataan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen maka pelaku usaha harus menentukan produk yang

berkualitas dan sesuai keinginan pasar, yaitu 1,1% menyatakan sangat

tidak setuju, 1,1% menyatakan tidak setuju, 4,4% menyatakan netral,

52,2% memilih setuju dan 41,1% menyatakan sangat setuju.

c. Melalui pernyataan bahwa dalam penetapan harga produk pelaku usaha

harus teliti dan sesuai agar terhindar dari kerugian dan tidak

memberatkan konsumen, yaitu 1,1% menyatakan sangat tidak setuju,


75

2,2% memilih tidak setuju, 10% memilih netral, 46,7% menyatakan

setuju, 40% menyatakan sangat setuju.

d. Melalui pernyataan bahwa untuk memaksimalkan tingkat penjualan

dan memudahkan konsumen dalam menjangkau produknya maka

pelaku usaha harus melakukan pemilihan tempat yang strategis, yaitu

2,2% memilih sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak setuju, 2,2%

menyatakan netral, 51,1% memilih setuju dan 44,4% menyatakan

sangat setuju.

e. Melalui pernyataan bahwa promosi menjadi hal penting untuk

memberitahukan dan membujuk calon konsumen tentang produk yang

dijual, yaitu 1,1% memilih sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak

setuju, 1,1% menyatakan netral, 43,3% memilih setuju dan 54,4%

menyatakan sangat setuju.

4. Variabel Pengembangan Usaha (Y)

Untuk mengetahui bagaimana variabel pengembangan UMKM,

dilakukan penyebaran kuisioner untuk mengungkapkan tanggapan

responden, melalui jawaban pada kuisioner variabel modal usaha diukur

menggunakan 2 indikator yaitu, pengembangan usaha secara vertikal

(eksternal) dan pengembangan usaha secara horizontal (internal). Dengan

adanya 5 indikator tersebut, peneliti menjabarkan menjadi 5 pernyataan.

Hasil tanggapan responden terhadap variabel kualitas sumber daya

manusia dapat dijelaskan pada tabel berikut:


76

Tabel 4.7
Tabel Tanggapan Responden terhadap Pengembangan UMKM (Y)

Item SS S N TS STS Total Total


Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 36 40 52 57,8 0 0 0 0 2 2,2 90 100
2 35 38,9 52 57,8 2 2,2 0 0 1 1,1 90 100
3 41 45,6 43 47,8 4 4,4 1 1,1 1 1,1 90 100
4 40 44,4 45 50 4 4,4 0 0 1 1,1 90 100
5 42 46,7 43 47,8 3 3,3 0 0 2 2,2 90 100
Sumber: data primer diolah, 2023

Berdasarkan keterangan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 90

responden:

a. Melalui pernyataan bahwa apabila pelaku usaha memperluas pangsa

pasarnya maka dapat meningkatkan volume penjualan dan memperoleh

laba, yaitu 2,2% memilih sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak

setuju, 0% menyatakan netral, 57,8% menyatakan setuju dan 40%

menyatakan sangat setuju.

b. Melalui pernyataan bahwa pelaku usaha menambah sarana dan

prasarana yang memadai sesuai kebutuhan usaha, yaitu 1,1%

menyatakan sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak setuju, 2,2%

menyatakan netral, 57,8% memilih setuju dan 38,9% menyatakan

sangat setuju.

c. Melalui pernyataan bahwa tenaga kerja yang lebih mahir dan

terspesialisasi dapat mendorong tingkat produktivitas yang lebih tinggi

bagi usaha yang dijalankan, yaitu 1,1% menyatakan sangat tidak setuju,
77

1,1% memilih tidak setuju, 4,4% memilih netral, 47,8% menyatakan

setuju, 45,6% menyatakan sangat setuju.

d. Melalui pernyataan bahwa pelaku usaha harus selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mendukung

pengembangan usaha, yaitu 1,1% memilih sangat tidak setuju, 0%

menyatakan tidak setuju, 4,4% menyatakan netral, 50% memilih setuju

dan 44,4% menyatakan sangat setuju.

e. Melalui pernyataan bahwa seorang wirausaha harus melihat peluang

untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan kualitas produk atau

layanannya supaya lebih mudah dijangkau konsumen, yaitu 2,2%

memilih sangat tidak setuju, 0% menyatakan tidak setuju, 3,3%

menyatakan netral, 47,8% memilih setuju dan 46,7% menyatakan

sangat setuju.

D. Analisis Data

Penelitian ini mengguakan metode kuantitatif dengan bentuk analisis yang

menggunakan angka-angka dan perhitungannya menggunakan model statistik.

1. Uji Instrumen Data

a. Uji Validitas

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan

SPSS 16 for windows. Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS

merupakan data rhitung untuk mengetahui apakah nilainya signifikan atau

tidak, maka dilakukannya uji korelasi dibandingkannya antara rhitung


78

dengan rtabel. Agar dapat memperoleh nilai yang signifikan, maka rhitung

harus lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikan 0,05.

Dengan jumlah 90 responden dari pelaku UMKM di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, untuk r tabel dapat diketahui

dari df (degree of freedom) = n (jumlah responden) – 2 yaitu (df = 90 –

2 = 88), maka dapat diketahui dari r tabel bahwa nilai r tabel = 0,207

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas

Corrected
Nomor
Variabel Item-Total Keterangan
Item
Correlation
X1.1 0,778 VALID
X1.2 0,698 VALID
Kualitas SDM
X1.3 0,603 VALID
(X1)
X1.4 0,752 VALID
X1.5 0,680 VALID
X2.1 0,683 VALID
X2.2 0,757 VALID
Modal Usaha
X2.3 0,671 VALID
(X2)
X2.4 0,783 VALID
X2.5 0,747 VALID
X3.1 0,672 VALID
Strategi X3.2 0,820 VALID
Pemasaran X3.3 0,735 VALID
(X3) X3.4 0,781 VALID
X3.5 0,736 VALID
Y1.1 0,829 VALID
Y1.2 0,810 VALID
Pengembangan
Y1.3 0,852 VALID
UMKM (Y)
Y1.4 0,723 VALID
Y1.5 0,816 VALID
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)
79

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh

item pertanyaan kuesioner yang terbagi dari 4 bagian dan terdiri dari 20

pertanyaan/pernyataan, mempunyai nilai r hitung lebih besar daripada

r tabel dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan tersebut maka

seluruh item pernyataan kuesioner dapat dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki cronbach

alpha > 0,6. Perhitungan nilai koefisien untuk instrumen penelitian

yang digunakan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach Minimal Keterangan


Variabel
Alpha Cronbach Alpha
X1 0,723 0,6 RELIABEL
X2 0,777 0,6 RELIABEL
X3 0,800 0,6 RELIABEL
Y 0,865 0,6 RELIABEL
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Pada tabel di atas, seluruh item pertanyaan dalam kuisioner kualitas

sumber daya manusia (X1), modal usaha (X2), strategi pemasaran (X3)

dan pengembangan UMKM (Y) mempunyai Cronbach Alpha > 0,6,

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut

dinyatakan reliabel.
80

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-

Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data pada variabel normal

atau tidak. Pengambilan keputusannya digunakan pedoman jika nilai

Sig.< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai

Sig.> 0,05 maka data berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji

normalitas dengan menggunakan SPSS 16.

Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,643 sehingga lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05.

Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan kausal dalam variabel independen. Kemiripan antara variabel


81

independen menyebabkan korelasi yang sangat kuat. Suatu data

dikatakan terbebas dari gejala multikolinearitas apabila nilai Tolerance

lebih dari 0,10 ( > 0,10) dan nilai Varian Inflation Factor (VIF) kurang

dari 10 ( < 10). Berikut ini hasil uji multikolinearitas pada data yang

telah disiapkan oleh penulis:

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan

Tolerance dan Variance Inflation Factors (VIF), dapat diketahui bahwa

nilai Tolerance yang didapat pada variabel kualitas sumber daya

manusia (X1) sebesar 0,506, variabel modal usaha (X2) sebesar 0,649,

dan variabel strategi pemasaran (X3) sebesar 0,510, dimana nilai

tersebut lebih dari 0,10 (> 0,10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ketiga variabel independen tersebut terbebas dari gejala

multikolinearitas.

Gejala multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai VIF. Nilai VIF

yang diperoleh dari hasil uji multikolinearitas untuk variabel kualitas


82

sumber daya manusia (X1) sebesar 1,975, variabel modal usaha (X2)

sebesar 1,541, dan variabel strategi pemasaran (X3) sebesar 1,962.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa ketiga

variabel independen tersebut terbebas dari gejala multikolinearitas

karena nilai VIF kurang dari 10,00 (< 10,00).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi adanya gejala

heteroskedastisitas dalam suatu model regresi. Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Dikatakan bebas dari gejala

heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari

5% atau setara 0,05. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas:

Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Sig.
(Constan) 0,001
Kualitas SDM 0,879
Modal Usaha 0,736
Strategi Pemasaran 0,055
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa nilai sig.

variabel kualitas sdm sebesar 0,879 > 0,05, nilai sig. variabel modal

usaha sebesar 0,736 > 0,05, nilai sig. variabel strategi pemasaran sebesar

0,071 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel

tersebut terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai signifikansi

yang diperoleh lebih dari 0,05 (> 0,05).


83

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, telah diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

𝒀 = 𝛂 + 𝛃𝟏 𝑿𝟏 + 𝛃𝟐 𝑿𝟐 + 𝛃𝟑 𝑿𝟑 + e

𝑌 = 4,008 + 0,221𝑋1 + 0,111𝑋2 + 0,498𝑋3 + e

Interpretasi hasil regresi linear berganda diatas dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Nilai constan (α) sebesar 4,008 merupakan konstanta atau keadaan

variabel pengembangan UMKM (Y) belum dipengaruhi variabel lain,

yaitu oleh variabel kualitas sdm (X1), modal usaha (X2), dan strategi

pemasaran (X3). Jika variabel independen tidak ada maka variabel

pengembangan UMKM (Y) tidak mengalami perubahan.

b. β1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 0,221, menunjukkan bahwa

variabel kualitas sdm mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel pengembangan UMKM (Y). Berarti setiap kenaikan satu satuan

variabel kualitas sdm, maka mempengaruhi pengembangan UMKM


84

sebesar 0,221, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam

penelitian ini.

c. β2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar 0,111, menunjukkan bahwa

variabel modal usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel pengembangan UMKM (Y). Berarti setiap kenaikan satu satuan

variabel modal usaha, maka mempengaruhi pengembangan UMKM

sebesar 0,111, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam

penelitian ini.

d. β3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar 0,498, menunjukkan bahwa

variabel modal usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel pengembangan UMKM (Y). Berarti setiap kenaikan satu satuan

variabel modal usaha, maka mempengaruhi pengembangan UMKM

sebesar 0,498, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam

penelitian ini.

e. Tanda (-) dan (+) dari koefisien regeresi bukanlah menyatakan tanda

aljabar, melainkan menyatakan arah hubungan atau lebih tegasnya

menyatakan pengaruh variabel independen X terhadap variabel

dependen Y. Tanda (+) menandakan pengaruh yang searah, sedangkan

(-) menunjukkan pengaruh yang berbanding terbalik antara variabel

independen X dengan variabel dependen Y. Dari hasil regresi diatas

menunjukkan bahwa variabel strategi pemasaran (X3) memiliki

pengaruh lebih besar terhadap pengembangan UMKM (Y)

dibandingkan dengan variabel kualitas sdm (X1) dan modal usaha (X2).
85

Hal ini dapat dilihat dari tabel regresi di atas melalui nilai koefisien beta

strategi pemasaran (X3) sebesar 0,498 yang lebih besar dari nilai

koefisien beta kualitas sdm (X1) sebesar 0,221 dan modal usaha (X2)

sebesar 0,111.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh kualitas

sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran

berpengaruh secara parsial (mandiri) terhadap pengembangan UMKM

di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Diketahui bahwa ttabel untuk df = n – k = 90 – 4 = 86 (bahwa n adalah

jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen dan

dependen) dengan nilai sig. 0,05 dan diperoleh ttabel 1,987. Untuk

mengetahui hipotesa apakah hipotesa yang diajukan adalah signifikan

atau tidak, maka perlu membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel.

Jika nilai thitung > ttabel maka hipotesa 1 dapat diterima, sebaliknya jika

thitung < ttabel maka hipotesa 1 tidak dapat diterima.


86

1) Pengaruh Kualitas SDM (X1) terhadap Pengembangan UMKM (Y)

Tabel 4.14
Hasil Uji T Variabel Kualitas SDM (X1) terhadap
Pengembangan UMKM (Y)

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Hipotesis 1 berbunyi: kualitas sumber daya manusia berpengaruh

dan signifikan terhadap pengembangan UMKM.

Berdasarkan hasil uji T dalam tabel 4.14 diketahui bahwa nilai

thitung 7,187 > ttabel 1,987 dan nilai Sig. 0,000 < 0,05. Artinya kualitas

sumber daya manusia (X1) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengembangan UMKM (Y) di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung, atau dengan kata lain H0 ditolak H1

diterima. Kualitas SDM berpengaruh positif berarti semakin tinggi

kualitas SDM yang dimiliki oleh para pelaku UMKM akan

mendorong pengembangan UMKM tersebut. Kualitas SDM

berpengaruh signifikan artinya setiap kenaikan satu satuan variabel

kualitas sumber daya manusia maka akan meningkatkan

pengembangan UMKM .
87

2) Pengaruh Modal Usaha (X2) terhadap Pengembangan UMKM (Y)

Tabel 4.15
Hasil Uji T Variabel Modal Usaha (X2) terhadap
Pengembangan UMKM (Y)

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Hipotesis 2 berbunyi: modal usaha berpengaruh dan signifikan

terhadap pengembangan UMKM.

Berdasarkan hasil uji T dalam tabel 4.15 diketahui bahwa nilai

thitung 5,347 > ttabel 1,987 dan nilai Sig. 0,000 < 0,05. Artinya modal

usaha (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM (Y) di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung, atau dengan kata lain H0 ditolak H1 diterima. Modal

usaha berpengaruh positif berarti semakin tinggi jumlah modal yang

dimiliki oleh para pelaku UMKM akan mendorong pengembangan

UMKM tersebut. Modal usaha berpengaruh signifikan artinya setiap

kenaikan satu satuan variabel modal usaha maka akan meningkatkan

pengembangan UMKM .
88

3) Pengaruh Strategi Pemasaran (X3) terhadap Pengembangan UMKM

(Y)

Tabel 4.16
Hasil Uji T Variabel Strategi Pemasaran (X3) terhadap
Pengembangan UMKM (Y)

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Hipotesis 3 berbunyi: strategi pemasaran berpengaruh dan

signifikan terhadap pengembangan UMKM.

Berdasarkan hasil uji T dalam tabel 4.16 diketahui bahwa nilai

thitung 9,050 > ttabel 1,987 dan nilai Sig. 0,000 < 0,05. Artinya strategi

pemasaran (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM (Y) di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung, atau dengan kata lain H0 ditolak H1 diterima. Strategi

pemasaran berpengaruh positif berarti semakin kuat dan tepat

strategi yang dimiliki oleh para pelaku UMKM akan mendorong

pengembangan UMKM tersebut. Strategi pemasaran berpengaruh

signifikan artinya setiap kenaikan satu satuan variabel strategi

pemasaran maka akan meningkatkan pengembangan UMKM .


89

b. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji-F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X)

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

Variabel bebas dikatakan berpengaruh secara simultan terhadap variabel

terikat apabila niali probabilitas yang diperoleh kurang dari 5% atau

0,05 (< 0,05). Berikut ini hasil uji-F terhadap variabel bebas dan variabel

terikat:

Uji-F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X)

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Pada

penelitian ini untuk mencari nilai Ftabel menggunakan rumus df (N1) =

k–1 = 4 – 1 = 3, dan df (N2) = n – k = 90 - 4 = 86. Jika keduanya antara

N1 dan N2 ditarik garis ke bawah dan ke samping kanan berpacu pada

angka 3 dan 86, maka Ftabel adalah sebesar 2,71. Pengambilan keputusan

pada uji F ini adalah jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima,

serta jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, begitu

juga sebaliknya.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : tidak adanya pengaruh kualitas sumber daya manusia, modal usaha,

dan strategi pemasaran terhadap variabel pengembangan UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Ha : adanya pengaruh pengaruh kualitas sumber daya manusia, modal

usaha, dan strategi pemasaran terhadap variabel pengembangan UMKM

di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.


90

Berikut ini hasil uji-F terhadap variabel bebas dan variabel terikat:

Tabel 4.17
Hasil Uji F

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji-F pada tabel di atas diperoleh nilai Fhitung =

32,064 dan Ftabel = 2,71, maka Fhitung > Ftabel = 32,064 > 2,71 dengan taraf

signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel

independen yang meliputi kualitas sumber daya manusia, modal usaha

dan strategi pemasaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung. Sehingga pengambilan keputusan pada penelitian ini

adalah:

H4 = Kualitas sumber daya manusia, modal usaha dan strategi

pemasaran secara simultan memiliki pengaruh signifikan

terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2 ) merupakan teknik analisa yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini uji koefisien determinasi


91

(R2) digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel kualitas SDM

(X1), modal usaha (X2), dan strategi pemasaran (X3) secara bersama

terhadap variabel pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung (Y).

Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel Model

Summary sebagai berikut:

Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS 16 (diolah, 2023)

Berdasarkan tabel 4.18 Model Summary di atas nilai R Square 0,528

atau 52,8 persen (%). Nilai R Square 0,528 ini berasal dari

pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “R” yaitu 0,727 x 0,727 =

0,528. Besarnya angka koefisien (R Square) adalah 0,528 atau 52,8%.

Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel kualitas sumber daya

manusia (X1), modal usaha (X2), dan strategi pemasaran (X3) secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Sedangkan sisanya (100% - 52,8%= 47,2%) dipengaruhi oleh variabel

lain di luar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Berikut ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan

peneliti di lapangan dengan menyebar kuisioner/angket kepada para pelaku UMKM

yang ada di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung yang kemudian oleh

peneliti diolah datanya menggunakan teknik analisis regresi linear berganda pada

aplikasi SPSS 16 dengan tiga variabel independen, yaitu (variabel kualitas sumber

daya manusia (X1), modal usaha (X2), dan strategi pemasaran (X3)) dan satu

variabel dependen yaitu pengembangan UMKM (Y), sehingga menghasilkan

serangkaian pembahasan sebagai berikut:

A. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan hasil uji t-test maka dapat diketahui bahwa kualitas sumber

daya manusia secara parsial berpengaruh positif dan signifikan untuk

pengembangan usaha. Adapun cara lain untuk membuktikan bahwa kualitas

sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap pengembangan

UMKM adalah dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Dari

perbandingan tersebut diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel maka dapat

disimpulkan H1 diterima, yang artinya koefisien regresi kualitas SDM teruji

sehingga hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kualitas sumber daya

manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM

di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Ketika kualitas sumber

92
93

daya manusia berpengaruh positif, maka semakin tinggi tingkat kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki oleh pelaku UMKM tersebut akan

mendorong tercapainya pengembangan UMKM. Kualitas sumber daya

manusia berpengaruh signifikan, artinya setiap kenaikan satu satuan variabel

kualitas sumber daya manusia maka akan meningkatkan pengembangan

UMKM tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dituliskan oleh

Rachmawan, dkk, bahwa kualitas sumber daya manusia akan sangat

berpengaruh terhadap bagaimana pelaku usaha dapat mengembangkan

produknya guna mengikuti selera pasar, melakukan pemasaran melalui media-

media teknologi baru dan sebagainya.78 Sejalan dengan teori yang terdapat

pada penelitian jurnal oleh Siti Fatimah, dkk, bahwa suatu pekerjaan dapat

dikatakan berjalan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan tercapai. Di

dalam pengelolaan suatu usaha dibutuhkan SDM yang memiliki kualitas dan

kemampuan yang mumpuni, karena semakin tinggi kualitas SDM maka akan

semakin menjamin usaha yang dikelola akan berjalan dengan baik.79

Adapun kualitas sumber daya manusia bisa dipengaruhi oleh kualitas

intelektualnya baik dari segi pengetahuan, ketrampilan, bahasa, wawasan, dan

juga tingkat pendidikan yang didapat. Kualitas sumber daya manusia dapat

dilihat dari skill atau kemampuan yang dimiliki oleh pribadi tersebut. Sumber

daya manusia yang berkualitas adalah yang mahir dibidangnya. Sejalan dengan

78
Rachmawan Budiarto, dkk, Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman
Praktis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015), hal. 26
79
Siti Fatimah, dkk., Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 3 No (02), Oktober 2021
94

teori yang dikemukakan oleh Agus Tulus, bahwa kinerja suatu organisasi

sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berada di dalamnya. Apabila

sumber daya manusianya memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu

mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin baik.80

Pengaruh positif dan signifikan kualitas sumber daya manusia terhadap

pengembangan UMKM ini dapat dimaknai dengan semakin baik dan maksimal

kualitas sumber daya manusia yang ada dan terlibat dalam usaha tersebut akan

membantu tercapainya pengembangan UMKM. Mayoritas dari beberapa

pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

menyatakan bahwa dalam menekuni sebuah usaha memang diperlukan sumber

daya manusia yang memiliki kemampuan di bidangnya, selain itu pengetahuan

dan ketrampilan menjadi faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha.

Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pelaku UMKM yang memilih

jawaban sangat setuju terhadap pernyataan angket/ kuisioner yang diberikan,

serta beberapa pernyataan hasil wawancara antara peneliti dengan responden

di lapangan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sarsa

Rizky pada tahun 2019 dengan judul Pengaruh Sumber Daya Manusia,

Permodalan dan Pemasaran terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah

80
Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1996),
hal. 88
95

Jamu Gendong di Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen, Semarang.81

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya,

diketahui yaitu sama-sama memberikan hasil bahwa kualitas sumber daya

manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan UMKM.

Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas sumber daya

manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM

di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, sehingga dapat diartikan

bahwa sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam

tercapainya tujuan suatu usaha termasuk ke pengembangan UMKM.

B. Pengaruh Modal Usaha terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan hasil uji t-test dapat diketahui dari tabel Coefficients

pengembangan UMKM bahwa nilai koefisien regresi modal usaha

berpengaruh positif signifikan terhadap pengembangan UMKM dengan nilai

Sig. lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi modal usaha teruji signifikan terhadap pengembangan

UMKM. Cara lain untuk membuktikan bahwa modal usaha berpengaruh positif

signifikan terhadap pengembangan UMKM adalah dengan membandingkan

thitung dan ttabel. Dari perbandingan tersebut diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel

maka dapat disimpulkan H1 diterima, yang artinya koefisien regresi modal

81
Sarsa Rizky Prasetyo, “Pengaruh Sumber Daya Manusia, Permodalan dan Pemasaran
terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Jamu Gendong di Kelurahan Wonolopo Kecamatan
Mijen, Semarang”, (Semarang: Skripsi tidak diterbitkan, 2019), hal. 102
96

usaha teruji sehingga hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa modal

usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Modal usaha berpengaruh

positif artinya semakin besar modal yang digunakan dan semakin mudah dalam

memperoleh modal usaha maka akan mendorong tercapainya pengembangan

usaha itu sendiri (UMKM). Modal usaha berpengaruh signifikan artinya setiap

kenaikan satu satuan variabel modal usaha maka mengakibatkan meningkatnya

pengembangan usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ditulis oleh

Tulus Tambunan, bahwa modal atau biaya merupakan faktor yang sangat

penting untuk setiap usaha, baik skala kecil, menengah, maupun besar.82

Dengan cara yang mudah di dalam memperoleh modal dan semakin besar

modal yang dikeluarkan untuk pengembangan sebuah usaha maka tujuan

perusahaan tersebut juga akan tercapai. Selain itu, sejalan dengan teori yang

dituliskan oleh Sari Juliasti mengenai modal merupakan aspek penting dan

harus ada dalam berwirausaha.83 Di mana modal sebagai pendanaan sebuah

usaha agar dapat terus berkembang.

Modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan

UMKM, hal ini dikarenakan semakin baik pengusaha mengelola modal usaha

yang dmiliki, maka semakin berkembang pula usaha yang dijalankan. Banyak

dari beberapa pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung meyakini bahwa jika modal usaha yang dimiliki bertambah

82
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Isu-Isu Penting,
(Jakarta: LP3ES, 2012), hlm. 121
83
Sari Juliasti, Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha, (Jakarta: PT Persero,
2009), hal. 4
97

tentunya segala keperluan usaha bisa terpenuhi dan bisa mendapat keuntungan

yang lebih banyak lagi, asalkan dengan perencanaan yang matang, tentu juga

akan meningkatkan pengembangan usaha. Hal tersebut dibuktikan dengan

banyaknya pelaku UMKM yang memilih jawaban sangat setuju terhadap

pernyataan angket/kuisioner yang diberikan, serta beberapa pernyataan hasil

wawancara antara peneliti dengan responden di lapangan.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Arniati

Iasoma, dkk pada tahun 2021 dengan judul Pengaruh Modal Usaha dan

Strategi Pemasaran terhadap Pengembangan Usaha Mikro di Kecamatan

Kabila Kabupaten Bone Bolango 84 dan juga penelitian yang dilakukan oleh

Elys Sastika pada tahun 2020 dengan judul Pengaruh modal, kemampuan

wirausaha dan strategi pemasaran terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) di Pasar Tiban Sunday Morning UGM Yogyakarta.85

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sama-

sama memberikan hasil bahwa modal usaha memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pengembangan UMKM.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah modal usaha berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung, sehingga dapat diartikan bahwa modal usaha

84
Arniati Iasoma, dkk., “Pengaruh Modal Usaha dan Strategi Pemasaran terhadap
Pengembangan Usaha Mikro di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango”, Jurnal Manajemen
Keuangan Syariah, Vol. 02 No. 02, 2021
85
Elys Sastika Tambunan, “Pengaruh modal, kemampuan wirausaha dan strategi pemasaran
terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pasar Tiban Sunday Morning
UGM Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 09 No. 03, 2020
98

termasuk faktor terpenting dan sangat diperlukan dalam usaha pengembangan

UMKM.

C. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Pengembangan UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan hasil uji t-test dapat diketahui dari tabel Coefficients

pengembangan UMKM bahwa nilai koefisien regresi strategi pemasaran

berpengaruh positif signifikan terhadap pengembangan UMKM dengan nilai

Sig. lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi strategi pemasaran teruji signifikan terhadap pengembangan

UMKM. Cara lain untuk membuktikan bahwa strategi pemasaran berpengaruh

positif signifikan terhadap pengembangan UMKM adalah dengan

membandingkan thitung dan ttabel. Dari perbandingan tersebut diperoleh hasil

bahwa thitung > ttabel maka dapat disimpulkan H1 diterima, yang artinya koefisien

regresi strategi pemasaran teruji sehingga hasil pengujian tersebut

menunjukkan bahwa strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung. Strategi pemasaran berpengaruh positif artinya semakin tepat

strategi pemasaran yang digunakan maka akan mendorong tercapainya

pengembangan usaha itu sendiri (UMKM). Strategi pemasaran berpengaruh

signifikan artinya setiap kenaikan satu satuan variabel strategi pemasaran maka

dapat meningkatkan pengembangan usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan

teori yang ditulis oleh Ricky Hermayanto, bahwa strategi yang diterapkan
99

dalam pemasaran berperan penting untuk mengembangkan produk umkm

sesuai dengan permintaan konsumen yang mana permintaan konsumen harus

bisa terpenuhi.86 Apabila strategi pemasaran pada sebuah usaha seperti usaha

mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diterapkan dengan baik dan tepat dapat

meningkatkan potensi pengembangan UMKMnya. Begitupun sebaliknya,

semakin tidak tepat strategi pemasaran yang dilakukan maka akan semakin

rendah potensi dalam pengembangan UMKMnya.

Strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM, hal ini dikarenakan semakin baik dan tepat pengusaha

mengatur strategi pemasarannya, maka semakin berkembang pula usaha yang

dijalankan. Banyak dari beberapa pelaku UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung meyakini bahwa jika dalam memilih strategi

pemasaran yang tepat sesuai bidang usaha yang ditekuni, maka target yang

dituju juga tepat sasaran dan pastinya dapat meningkatkan omset penjualan.

Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pelaku UMKM yang memilih

jawaban sangat setuju dan setuju terhadap pernyataan angket/kuisioner yang

diberikan, serta beberapa pernyataan hasil wawancara antara peneliti dengan

responden di lapangan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Elys

Sastika pada tahun 2020 dengan judul Pengaruh modal, kemampuan

wirausaha dan strategi pemasaran terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil

86
Ricky Hermayanto, Strategi Pemasaran UMKM, (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2023)
hal. 1
100

Menengah (UMKM) di Pasar Tiban Sunday Morning UGM Yogyakarta87 dan

juga penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah, dkk pada tahun 2021 dengan

judul Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi

Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota

Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.88 Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sama-sama memberikan hasil bahwa

strategi pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pengembangan UMKM.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi pemasaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, sehingga dapat diartikan bahwa strategi

pemasaran berperan penting dan sangat diperlukan dalam usaha

pengembangan UMKM.

D. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Modal Usaha, dan Strategi

Pemasaran terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan hasil uji F-test yang terdapat pada tabel ANOVA dapat

diketahui bahwa secara simultan kualitas sumber daya manusia, modal usaha,

dan strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

87
Elys Sastika Tambunan, “Pengaruh modal, kemampuan wirausaha dan strategi pemasaran
terhadap keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pasar Tiban Sunday Morning
UGM Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 09 No. 03, 2020
88
Siti Fatimah, dkk., Pengaruh Modal Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Strategi
Pemasaran Terhadap Pengembangan UMKM di Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh
Tamiang, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 3 No (02), Oktober 2021
101

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

Artinya, ketiga variabel yakni kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan

strategi pemasaran secara bersama-sama mempengaruhi pengembangan

UMKM. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil

dibandingkan taraf signifikansi (dalam kasus ini menggunakan taraf

signifikansi sebesar 5%), maka H1 teruji, artinya terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi

pemasaran terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru

Kabupaten Tulungagung. Cara lain untuk membuktikan bahwa kualitas sumber

daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengembangan UMKM adalah dengan membandingkan

Fhitung dengan Ftabel. Dari perbandingan tersebut diperoleh hasil bahwa Fhitung >

Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa H1 teruji, yang berarti antara kualitas

sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan

Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori

yang dituliskan oleh Tulus Tambunan, dkk, bahwa UMKM perlu dilakukan

pengembangan dengan cara diberdayakan maupun pelatihan dalam aspek-

aspek kunci seperti: keterampilan, penguasaan teknologi digital, akses

keuangan (kaitannya dengan modal), bahan baku, informasi pasar, serta


102

kewirausahaan untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya

sehingga menembus pasar ekspor yang berkelanjutan.89

Mengembangkan suatu usaha berarti sama dengan mengembangkan

keseluruhan kegiatan yang ada pada usaha tersebut, mengembangkan produk,

penjualannya, mengembangkan konsumen, meningkatkan laba atau

keuntungan, serta juga meningkatkan nilai produk, manfaat produk serta

distribusi produk.90

Kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran sama-

sama memiliki andil dalam proses mempengaruhi pengembangan UMKM.

Oleh karena itu, bahwa kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan

strategi pemasaran sangat mempengaruhi pengembangan usaha mikro kecil

dan menengah, karena besar kecilnya nilai signifikan kualitas sumber daya

manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran akan berpengaruh terhadap naik

turunnya tingkat pengembangan usaha mikro kecil dan menengah.

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kualitas sumber daya

manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran secara simultan atau bersama-

sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, sehingga dapat dikatakan

bahwa ketiga variabel tersebut memiliki peran penting dalam mempengaruhi

pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.

89
Tulus T. H. Tambunan, dkk, Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan Masyarakat,
(Banyumas: Wawasan Ilmu, Cetakan pertama 2022), hal. 15
90
Karyoto, Proses Pengembangan Usaha, (Pekalongan: Karyoto, 2021), hal. 1
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait

pengaruh kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan strategi pemasaran

terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung. Hal ini berarti bahwa semakin baik dan maksimal kualitas

sumber daya manusia yang ada dan terlibat dalam usaha tersebut akan

membantu tercapainya pengembangan UMKM.

2. Modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan

UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Hal ini

berarti bahwa semakin besar modal yang digunakan dan semakin mudah

dalam memperoleh modal usaha maka akan mendorong tercapainya

pengembangan UMKM.

3. Strategi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung. Hal ini berarti semakin tepat strategi pemasaran yang

digunakan maka akan mendorong tercapainya pengembangan UMKM.

103
104

4. Jika pengujian dilakukan secara simultan (bersama-sama) pada ketiga

variabel bebas, yaitu kualitas sumber daya manusia, modal usaha, dan

strategi pemasaran terhadap variabel terikat, yaitu pengembangan

UMKM, maka hasilnya manunjukkan bahwa ketiga variabel secara

simultan (bersama-sama) memberikan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pelaku Usaha

Perlu adanya peningkatan kemampuan (skill) dari sumber daya

manusianya untuk dapat menghasilkan inovasi-inovasi terhadap

produknya yang lebih unggul guna pengembangan UMKM. Selain itu,

sebagai pelaku usaha harus dapat menambah relasi terkait dengan usaha

yang dijalankan. Hal ini untuk mencari informasi-informasi mengenai

produk apa saja, pangsa pasarnya, target market yang sedang trend.

2. Bagi Mahasiswa

Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah wawasan,

pengetahuan, informasi, bahan referensi bagi mahasiswa terkait dengan

perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Sebagai mahasiswa

diharapkan tidak hanya berada pada zona nyamannya saja. Akan tetapi,

harus mampu memanfaatkan peluang untuk berwirausaha.


105

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk bisa

mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel yang lebih

banyak lagi untuk mengetahui berbagai macam faktor yang dapat

mempengaruhi pengembangan UMKM, atau bisa menambah cangkupan

obyeknya.
106

Anda mungkin juga menyukai