Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

PELATIHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA


DIGITAL PADA USAHA KECIL MIKRO MENENGAH BINAAN DI
KEC. SERPONG, KOTA TANGERANG SELATAN

Oleh:

Oleh :
Bima Rizky Ananda 221015200139
Deiz Novitasari 221015200085
Lia Novita 221015200154

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2022
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. JUDUL PENGABDIAN:
Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Era Digital pada Usaha
Mikro Kecil Menengah Binaan di Kecamatan Serpong Kota Tanggerang
Selatan
2. BIDANG KEAHLIAN : Manajemen
3. KETUA PELAKSANA
Nama Lengkap : Bima Rizky Ananda
NIM : 221015200139
FASILITATOR
Nama Lengkap : Deiz Novitasari
NIM : 221015200085
PENYULUH
Nama Lengkap : Lia Novita
NIM : 221015200154
NARASUMBER
Nama Lengkap : Bima Rizky Ananda
NIM : 221015200139
4. PENDAMPING PKM DOSEN
NARASUMBER
Nama Lengkap : Dr. I Nyoman Marayasa, S.E., M.M
NIDN : 0404056805
NARASUMBER
Nama Lengkap : Dr. Mukhlis Catio, M. Ed
NIDN : 8975320021
5. PELAKSANA
Sasaran Peserta : Warga dan Staf Kantor Kecamatan Serpong
Lokasi : Kantor Kecamatan Serpong
Bentuk Kegiatan : Seminar
6. SUMBER DANA : Swadaya
Total Dana : Rp. 2.160.000

Mengetatahui, Pamulang, 13 Oktober 2022


Kaprodi Magister Manajemen, Ketua Pelaksana,

Dr. Ir. H. Sarwani, M.T., M.M. Bima Rizky Ananda


NIDN: 0406066003 NIM: 221015200139

ii
A. JUDUL PENGABDIAN
PELATIHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA DIGITAL
PADA USAHA KECIL MIKRO MENENGAH BINAAN DI KEC. SERPONG,
KOTA TANGERANG SELATAN

B. RINGKASAN
Setiap organisasi perusahaan beroperasi dengan mengunaan seluruh sumber daya yang
ada untuk dapat menghasilkan produk baik barang/jasa yang dapat dipasarkan kepada
pelanggannya. Dalam hal ini, pengelolaan sumber daya finanssial, fisik, sumber daya manusia
dan kemampuan teknologis dan sistem (Sinamora,2004). Mengingat bahwa sumber daya yang
dimiliki perusahaan cukup terbatas, maka melakukan optimalisasi dalam pengunaannya sangat
diperlukan guna mempertahankan keberlangsungan usaha yang dimiliki.
Pada era persaingan bisnis di era digital ini, adanya penuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi Pendidikan dan ketrampilan memadai di perkotaan menjadi suatu kendala utama
bagi para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaaan. Mereka akhirnya lebih memilih untuk
melakukan usaha di bidang usaha usaha mikro kecil menengah. Penerapan ilmu manajemen
dalam sector UMKM kecenderungan bersifat sederhana. Tidak terkecuali yang terjadi pada
UMKM binaan di kecamatan serpong.
UMKM kecamatan serpong masih minim pengetahuan mengenai pelatihan pengelolaan
sumber daya manusia.

C. PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah suatu jenis usaha yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha di suatu sector ekonomi. Pada prinsipnya hal ini terlihat
dari jumlah asset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang digunakan untuk memulai
usaha ini. Perbedaan inilah yang berjadi ciri antara Usaha Mikro (UMI). Usaha kecil (UK) dan
Usaha Menengah (UM). Omzet rata-rata dalam per tahun ataupun jumlah pekerja tetap juga
bias menjadi suatu ciri yang membedakan antara jenis usaha tersebut. Hal ini dijelsakan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 secara lebih detail, dengan kriteria
sebagai berikut ini:
a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki asset paling banyak Rp 50.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 300.000.000 hingga maksimum Rp 2.500.000.000 .

1
2

b. Usaha Kecil adalah jenis usaha dengan asset awal lebih dari Rp 50.000.000 samapai paling
banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 hingga maksimum Rp 2.500.000.000.
c. Usaha Menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000 hingga paling banyak Rp 100.000.000.000 dengan hasil penjualan di atas Rp
2.500.000.000 sampai maksimum Rp 50.000.000.000.
UMKM di negara maju adalah kelompok usaha yang mampu menyerap tenaga kerja paling
banyak dibandingkan dengan Usaha Besar (UB) dengan kontribusi pada pembentukan atau
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar (Tambunan,2012). UMKM di negara
Repblik Indonesia juga memiliki peran stategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi
nasional. Di era globalisasi seperti sekarang ini UMKM dituntut untuk dapat melakukan
restruktur dan reorganisasi menjadi lebih kokoh untuk menghadapi persaingan maupun krisis
ekonomi yang akan datang agar dapat berdaya tahan tinggi dan berkembang menjadi lebih baik.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan yang semakin spesifik, dinamis
dan menginginkan produk dengan kualitas baik tetapi juga memiliki harga yang cukup
terjangkau (Djajang, Lysandra Dan Mulyadi, 2018).
Pemberdayaan UMKM di tengah arus era digital dan globalisasi serta tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global seperti harus meningkatkan
inovasi produk dan jasa, pengembangan akan sumber daya manuasia dan teknologi yang
dimiliki serta perluasan area pemasarannya. Hal ini sangat diperlukan untuk menambah omzet
penjualan para pelaku UMKM itu, hal utamanya adalah agar mampu bersaingan dengan
produk-produk yang membanjiri semua sentra industry dan manufaktur yang ada. Mengingat
UMKM ini adalah sector ekonomi yang cukup banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia.
Kontribusi sector UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia akan terus menjadi
ujung tombak pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberdayaan UMKM
menjadi suatu strategi untuk mendukung peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan
pekerjaan, serta guna peningkatan pendapatan masyarakat (Sedyastuti,2018). Namun di balik
kontribusi UMKM terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, ternyata sector ini masih
banyak kelemahan mendasar yang menyebabkan para pelaku UMKM belum dapat
berkembang secara maksimal. Penyebab kurang maksimalnya perkembangan UMKM karena
keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang kualitasnya masih rendah, serta
minimnya pengetahuan dan pengusaan pengetahuan dan teknologi (Sodaryanto dan hanim,
2020). Kelemahan dalam akses modal, kelemahan dalam mengatur keuangan, kelemahan
3

dalam mengakses pasar, kelemahan dalam sumber daya manusia, serta kelemahan dalam akses
teknologi juga menjadi factor kurang berkembangnya UMKM (Dipta, 2008).
Dari beberapa kelemahan yang dimiliki oleh UMKM, kelemahan Sumber Daya Manusia
menjadi salah satu masalah penting karena dalam pengembangan usaha memerlukan penataan
manajemen sumber daya manusia yang baik dan penerpan fungsi-fungsinya agar kinerja para
pelaku UMKM bias menjadi lebih baik lagi. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
sekumpulan rencana pengembangan, perbaikan, dan evaluasi karyawan agar menjadi lebih
terukur dan efektif. Dengan kinerja karyawan yang lebih baik maka bisnis yang kecilpun dapat
memberikan hasil yang besar.
Manjemen SDM yang baik perlu dipahami para pelaku UMKM karena manusia sebagai
salah satu modal dasar dalam suatu manajemen. Karena pentingnya hal tersebut, perlu
pemahaman dan pelaksaaan yang baik maka sosialisasi dan pendampingan sehubungan
pentingnya pengelolaan sumber daya manusia untuk peningkatan kinerja dan hasil yang akan
diperoleh UMKM sangat perlu dilakukan.
Secara umum UMKM binaan di kecamatan Serpong belum menerapkan manajemen Sumber
Daya Manusia yang baik. Hal ini terlihat dari pelayanan yang dilakukan banyak UMKM yang
kurang dari kata baik. Pelayanan terhadap pelanggan yang kurang maksimal terlihat dari
lamanya pemberian pesanan pelanggan. Pembagian tugas dalam pelayanan kepada pelanggan
juga kurang terlihat jelas pada UMKM binaan kecamatan serpong ini. Perekrutan karyawan
tidak dilakukan dengan benar, hanya berdasarkan ketersediaan dana saja. Serta pemberian
kompensasipun masih bersifat sangat sederhana dan harian.
UMKM binaan di kecamatan serpong masih bersifat Income Gathering yaitu suatu usaha
dengan tujuan menaikan pendapatan namun berciri-ciri usaha milik keluarga, menggunakan
teknologi yang relative sederhana, kurang memiliki akses permodalan dan belum adanya
pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi (Sedyastuti, 2018). Perekrutan karyawan
yang masih sangat sederhana hanya melibatkan keluarga inti saja. Evaluasi rutin juga belum
dilakukan dengan baik dan benar karena sebagian besar tidak melakukan pencatatan
pemasukan dan pengeluaran harian yang terjadi, karena kurangnya pelatihan SDM yang sesuai
dengan job desknya. Semua aturan dan prosedur yang dijalankan hany berdasarkan kompromi
antar keluaga saja.
Berdasarkan uraian di atas , maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelatihan dan pengelolaan sumber daya manusia pada UMKM di kecamatan
serpong?
4

2. Bagaimana proses pemberian pelatihan dan pengelolaan sumber daya manusia pada UMKM
di kecamatan sepong pada era digital?
3. Apakah dengan pelatihan pengelolaan ilmu manajemen SDM pada UMKM berdampak baik
terhadap perkembangannya?

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengabdian ini yaitu:


1. Untuk mengetahui pelatihan pengelolaan sumber daya manusia yang ada pada UMKM di
kecamatan serpong.
2. Untuk mengetahui proses pemberian pelatihan dan pengelolan sumber daya manusia pada
UMKM di era digital di kecamatan serpong.
3. Untuk melatih para pelaku UMKM dalam pendampingan penerapan ilmu manajemen dalam
pelatihan dan pengelolaan sumber daya manusia untuk perkembangan usaha yang
dijalankan.

D. SOLUSI PERMASALAHAN
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM saat ini. Utamanya adalah masalah
sumber daya manusia (SDM) dan manajemen. Masalahnya meliputi pola pikir, rekrutmen,
pendampingan, budaya kerja, kualitas SDM, hingga masalah manajemen seperti perizinan
usaha, standar produk, serta masalah kontrak bisnis.
Adapun masalah lainnya adalah tentang problematic finansial, institusi, akses sumber
pembiayaan, laporan keuangan sampai pajak, inovasi produk, adopsi teknologi baru, kapasitas
produksi dan lain-lain. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga masih dalam belenggu
masalah pasar dan bahan baku, seperti akses pasar digital, akses ekspor dan ketersediaan bahan
baku. Dibutuhkan program strategis dan realistis untuk mengatasi masalah tersebut di atas.
UMKM perlu mendapatkan dukungan pengembangan kapasitas manajemen SDM melalui
pendampingan usaha, baik online maupun offline. Lalu, pemberian kemudahan dan
kesempatan berusaha dengan deregulasi atau omnibus law, kebijakan afirmasi untuk
perpajakan, pengupahan, sertifikasi, produk UMKM masuk e-catalogue, sampai pelayanan satu
pintu. Juga perlu perluasan akses pasar produk dan jasa melalui digitalisasi UMKM, penguatan
sistem logistik, sampai promosi untuk UMKM yang digencarkan.
Maka sudah saatnya sistem pendidikan kita tidak boleh lagi mengabaikan pelajaran tentang
kewirausahaan dan kepemimpinan. Memaksimalkan peran akademisi yaitu peneliti untuk
menunjang dunia usaha. Selama ini, kendala utama dunia usaha kita terutama UMKM adalah
dari sisi teknologi dan metode yang tidak efisien, dan jauh tertinggal dari pesaingnya di luar
5

negeri. Untuk itu, para peneliti harus segera turun membantu penelitian industri-industri di
Indonesia. Sudah saatnya pula pe nelitian yang dilakukan lebih membumi sehingga dapat juga
dinikmati oleh industri-industri kecil dan menengah. Bagaimana dukungan akademisi terhadap
masalah SDM dan manajemen? Akademisi perlu terus berusaha memformulasikan deskripsi,
kajian dan proses bisnis entrepreneur dengan menggunakan basis teknologi
(technopreneurship). Hal ini cukup menggembirakan, di saat gersangnya keberadaan SDM
unggul yang ada di tengah kancah sistem ekonomi yang dikuasai para kapitalis, muncul
paradigma yang lebih dapat diterima oleh masyarakat dan wirausaha yang mayoritas penduduk
muslim ini. Yaitu konsep wirausaha unggul yang berbasis teknologi dan religi.
Agar ke depannya UMKM Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dengan pesaingnya dari
Negara tetangga maupun mancanegara. Gabungan “technology” dan “entrepreneurship” ini
dimaknai sebagai proses pembentukan dan kolaborasi _ antara bidang edukasi, bidang usaha,
dan penerapan teknologi. Ketiganya merupakan instrument pendukung untuk mencetak jiwa
technopreneur. Dalam pengembangan jiwa entrepreneurship dibutuhkan beberapa tahapan.
Tahap penanaman jiwa entrepreneurship melalui konstruksi pengetahuan tentang jiwa
entrepreneurial serta medan dalam usaha (internallization). Tahap perubahan mindset
pragmatis dan instan harus diubah (paradigm alteration). Dilanjut ke tahap inisiasi semangat
untuk mengkatalisasi perwujudan usaha (spirit initiation), serta tahap kesiapan dan kesigapan
dalam se buah kompetisi untuk tidak ketinggalan (competition). Hasil olahan akademisi
tersebut membuat seorang technopreneur tidak hanya memiliki kemampuan melakukan hal–
hal yang sifatnya profit oriented. Tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja yang berbasis
teknologi, mengantisipasi dan mengeksploitasi ketidakpastian menjadi peluang, menghadapi
dan memitigasi risiko, berpikir pragmatis dan taktis, memiliki visi jauh ke depan sebelum
memutuskan menjadi seorang technopreneur. Untuk menciptakan kemampuan tersebut,
akademisi selaku “creator” membutuhkan banyak pihak terlibat. Dukungan dari pe merintah
sebagai fasilitator, penjamin legalisasi usaha, dan pelindung bagi hak–hak dan produk yang
dihasilkan. Juga dukungan dari masyarakat sebagai konsumen yang harus mendukung hasil
produknya. Dari dukungan akademisi, Universitas Muhammadiyah Bandung selaku akademisi
terus berupaya menyiapkan SDM berkualitas dan siap pakai. Dari sisi perspektif pendidikan,
dengan selling point berupa pusat inkubasi, terus menggodog mahasiswa ber-entrepreneur
melalui penggunaan teknologi. Dengan mempergunakan sudut pandang yang lebih
komprehensif dan holistik, universitas ini telah mengedukasi siswa didik sebagai calon
entrepreneur yang well educated melalui gemblengan motivasi, kompetensi manajerial,
kesiapan ketenagakerjaan dengan mentransformasikannya melalui ilmu pengembangan
6

kewirausahaan berbasis teknologi sebagai dasar berwirausaha. Dengan misi lebih


mengedepankan pentingnya teknologi dalam pengembangan entrepreneur, universitas ini
diharapkan mampu melahirkan technopreneurship tang guh di Indonesia. Selanjutnya dengan
konsep LisTens atau Lembaga Islamic Technopreneur dan Sociopreneur University, tak
mustahil jika akademisi yang satu ini bakal menjadi rujukan dan barometer dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan di Indonesia, bahkan dunia

E. METODE PELAKSANAAN
Melihat permasalahan yang dihadapi maka langkah-langkah yang akan dilakukan guna
mencapai tujuan dan sasaran kegiatan ini maka diadakan pendekatan dengan mengadakan
workshop dan sosialisasi dengan izin dari intansi terkait guna memberikan edukasi berupa
pemahaman pelatihan pengelolaan sumber daya manusia di era digital pada UMKM binaan di
kecamatan serpong.
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) akan dilaksanakan di kecamatan Serpong Kota
Tangerang Selatan provinsi Tangerang pada bulan Oktober tahun 2022. Pelasanaan PKM ini
akan dibimbing oleh dosen pembimbing dari Universitas Pamulang dan mahasiswa magister
manajemen serta keikutsertaan instansi kecamatan dan masayarakat UMKM binaan kecamatan
serpong.
Metode pelatihan yang akan diterapkan berdasarkan solusi permasalahan yang ada pada
UMKM binaan kecamatan serpong kota Tangerang Selatan. Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) akan dilaksanakan di kecamatan Serpong kota Tangerang Selatan provinsi Tangerang
pada bulan Oktober 2022, sebagai berikut.
Metode Pelatihan
Pelatihan akan dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui rangkaian
kegiatan identifikasi, pengajian serta proses belajar yang telah disusun secara terncana dan
sistematis. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, tim pelaksanaan akan melakukan
pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen dalam instansi kecamatan yang membina para
pelaku UMKM di kecamatan serpong. Aadapu metode pelatihan yang akan dilaksanakan
sebagai beriku:
Hari ke 1 : pengumpulan data ( dengan memberikan kuiesioner terkait dengan penyuluhan
pelatihan pengelolaan sumber daya manusia di era digital pada UMKM kecamatan serpong
dan wawancara tidak terstruktur kepada pelaku UMKM .
Hari ke 2 : Pelatihan manajemen ( dengan memberikan penyuluhan terkaitan pengelolaan
SDM kepada para pelaku UMKM.
7

Hari ke 3 : Pelatihan manajemen ( dengan memberikan penyuluhan terkaitan pelatihan


pengelolaan sumber daya manusia di era di digital pada UMKM binaaan di kecamatan serpong.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk kegiatan ini:


a. Tahap persiapan, persiapan ini berfokus pada menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan ini, studi literatur dan melakukan koordinasi dengan instansi
terkait serta tokoh masyarakat untuk melakukan kegiatan pelatihan pengeloaan SDM di era
digital pada UMKM binaan di kecamatan Serpong.
b. Penentuan lokasi, pada tahap ini dilakukan kunjungan ke lokasi untuk menentukan lokasi
(tempat) dalam melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat terkait penyuluhan
pelatihan pengeloaan sumber daya manusia di era digital pada UMKM binaan di kecamatan
serpong.
c. Perancangan materi dan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan PKM di kecamatan
serpong.

Prosedur Kerja
Untuk melaksanakan program PKM ini, prosedur kerjanya adalah sebagai berikut ini:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan meliputi:
a. Survei awal, pada tahap ini dilakukan survei lokasi di kecamatan serpong Kota
Tangerang Selatan
b. Observasi, Setelah dilakukan survei maka ditentukan pelaksaanaa dan sasaran peserta
kegiatan PKM
c. Rapat koordinasi Tim. Pada tahap ini rapat mengenai pembagian tugas, pembuatan
jadwal pelaksaanaan, mulai dari pesiapan, pelaksanaan sampai dengan tahapan evaluasi
serta penyusunan laporan.
2. Tahap Pelaksaaan
Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan:
a. Sosialisasi program. Pada tahap awal pelaksanaan dilakukan sosialisasi program kepada
para pelaku UMKM binaan kecamatan serpong kota Tangerang Selatan
b. Pelatihan/pendampingan. Sesuai dengan jadwal rangkaian kegiatan berikutnya adalah
pemberian pelatihan/pendampingan berupa pelatihan pengelolaan sumber daya manusia di
era digital pada UMKM binaan kecamatan serpong.
8

3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi Tahap evaluasi merupakan penilaian setelah rangkaian kegiatan dilakukan
oleh pelaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Evaluasi ini bisa berupa
perbaikan atau saran untuk pelaksanaan kegiatan lebih baik lagi dan kelanjutan menjadi
binaan kampus.

Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program


Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program PKM ini sangatlah kooperatif dengan
memberikan ijin kepada para tim untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat, memberikan keterangan berupa informasi maupun data-data yang diperlukan
sampai tahap rencana pelaksanaan berupa kegiatan pelatihan/pendampingan nantinya.

F. Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan pelatihan pengelolaan sumber
daya manusia di era digital pada UMKM binaan kecamatan serpong yaitu dengan cara
bagaimana mengisi instrument yang telah disiapkan olr\eh tim pelaksana PKM dan bagaimana
respon ataupun tanggapan dari para pelaku UMKM binaan serpong terkait kegiatan yang telah
dilakukan.

G. Rencana Jadwal Kegiatan


Rencana jadwal dari awal hingga pelaporan dapat dilihat pada table di bawah ini:
NO Kegiatan Waktu (dalam tahun)
I II III
1 Perijinan
2 Observasi Awal
3 Pelatihan Anggota Tim
4 Sosialisasi Program
5 Pelaksanaan penyuluhan dan
pelatihan bagi KSM
6 Evaluasi Pelatihan bagi KSM

7 Pengolahan Data
8 Analisis Data
9 Perumusan Hasil & Kesimpulan

10 Evaluasi Program
11 Publikasi
12 Pelaporan
9

H. Rencana Anggaran
Rencana anggaran biaya untuk kegiatan untuk Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat
dijabarkan ke dalam komponen-komponen yang sangat menunjang keberhasilan dari kegiatan
pelaksanaan PKM ini.
1. Sumber Dana
Dana Kelompok = Rp 2.500.000,-
Pihak Ketiga = Rp. –

Total = Rp 2.500.000,-

2. Penggunan dana
a. Kesektretarian

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Kertas HVS 1 Rim Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
2 Materi Pelatihan 30 Set Rp. 1.000,- Rp. 30.000,-
3 Fotocopy 300 Lembar Rp. 100,- Rp. 30.000,-
4 Sertifikat 6 Lembar Rp. 10.000,- Rp. 60.000,-
5 Pembuatan Proposal 4 Set Rp.50.000,- Rp. 200.000,-
dan Laporan
6 Materai 5 Lembar Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
7 Bolpoint dan notebook 30 pcs Rp. 5.000,- Rp. 150.000,-
Jumlah Rp. 550.000,-

b. Konsumsi dihari pelatihan

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Makan peserta 30 orang Rp. 17.000,- Rp. 510.000-
2 Makanan panitia 10 orang Rp. 17.000,- Rp. 170.000,-
3 Air Mineral 2 kardus(gelas) Rp. 20.000,- Rp. 40.000,-
4 Snack 40 orang Rp. 7.000,- Rp. 280.000
Jumlah Rp 1.000.000,-

Rekapitulasi penggunaan dana pengabdian masyarakat


a. Kesekretariatan Rp. 550.000,-
b. Konsumsi di hari pelatihan Rp. 1.000.000,-
c. Perlengkapan Rp. 300.000,-
d. Akomodasi dan Transport Rp. 310.000,-
Total Rp. 2.160.000,-
Terbilang : Dua juta seratus eman puluh ribu rupiah.
10

c. Perlengkapan

NO Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Spanduk 2 (3 meter X 1,5 Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-
meter)
2 Plakat dan Frame 1 Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
kenang-kenangan
TIM PKM UNPAM
kepada kecamatan
Serpong
Jumlah Rp. 300.000,-

d. Akomodasi dan Transport

No Uraian Jumlah Total


1 2 kali kunjungan @62.000 X 5 orang Rp. 310.000,-
(saat survey awal
dan akhir)
Rp. 310.000,-
DAFTAR PUSTAKA

Jackson, Schuler, Werner, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 1, 10E. Salemba Empat:
Indonesia.
Sinambela, Lijan Poltak, Suryani, Restu Damayanti. 2016. Manajemen sumber daya manusia
: membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja. Jakarta : Bumi Aksara.
Febriansah, R. E. (2021). Buku Ajar Manajemen SDM. Umsida Press, 1-206.
https://doi.org/10.21070/2018/978-602-5914-26-3
Ardiana Brahmayanti dan Subaedi. 2016. Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja UKM di Surabaya, Jurnal Bisnis, Vol.12, No.1.
Malayu Hasibuan. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Mathis, Robert L dan Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1, Alih Bahasa:
Jimmy Sadeli dan Bayu. Prawira Hie, Salemba Empat. Jakarta.
Ratna Purwaningsih. 2015. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil
Menengah (UKM) Studi Kasus UKM berbasis Industri Kreatif Kota Semarang, Jurnal
Ilmiah, Vol. 14, No.1.
Putu Lanang dan Ketut Kirya. 2014. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli, Jurnal Manajemen,
Vol.2, No.1
Wilson Bangun. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai