Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL


KABUPATEN BUOL

DI SUSUN
O
L
E
H
Erhans Hamboako :C10121040
Anggi Purnomo :C10121036
Hidayat :C10121034
Aghil Anugrah Alsam :C10117306

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
tentang TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN DATA TENTANG TINGKAT
PENGGURAN PROVINSI BALI TAHUN 2020 – 2021 dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................

BAB I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................
1.4 Manfaat ........................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................
2.1 Mengetahui Struktur Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Buol ....
2.2 Mengetahui Factor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Buol
2.3 Mengetahui Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Kabupaten Buol
2.4 Mengetahui Keterkaitan Ekonomi Antar Sektor Kabupaten Buol
2.5 Mengetahui Ekonomi Antar Kabupaten Buol Dan Kota Palu..
BABIII. PENUTUP ................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Buol adalah salah satu daerah otonomi baru di Provinsi Sulawesi Tengah
merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Morowali yang terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten BuolDi Provinsi Sulawesi
Tengah, Ibu Kotanya berkedudukan di Buol, memiliki 11 kecamatan, 108 desa dan 7(tujuh)
kelurahan.Secara geografis Kabupaten Buolterletak antara 01O31’12” Lintang Selatan dan 03O46’48”
Lintang Selatan serta antara121O02’24” Bujur Timur dan 123O15’36” Bujur Timur,memiliki luas
wilayah daratan 10.018,12 Km2dan wilayah Lautan seluas 8.344,27 Km² sehingga total luas wilayah
Kabupaten Buoladalah 18.362,39 Km². Berdasarkan luas wilayah daratan tersebut maka Kabupaten
Buolmerupakan 1 (satu) dari 13 Kabupaten/Kota diProvinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas
wilayah daratan terbesar yakni sekitar 14,72 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tengah.Berdasarkan data luas kecamatan dari 11kecamatan di Kabupaten Buol, Kecamatan terluas
adalah Kecamatan Tiloanseluas 1.437,70Km²atau 35,5persen dari luas Kabupaten Buol, sedangkan
Kecamatan terkecil adalah Kecamatan KaramatBarat seluas 153,10 Km² atau sebesar 3,79persen dari
luas Kabupaten Buol.
Bataswilayah Kabupaten Buoldi Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buyuntaripa, Desa
Korondoda, Desa Bugi Kecamatan Tojo dan Desa Rompi Kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo
Una-Una. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rata, Desa Gunung Kramat, Desa Matawa, Desa
Mangkapa Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai dan Laut Banda; Sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Solonsa Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali dan Desa Nuha, Desa Matano, dan
Desa Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan; dan Sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Uelene, Desa Mayasari Kecamatan Pamona Selatan dan Desa Pancasila,
Desa Kamba, Desa Matialemba, Desa Kancu’u dan Desa Masewe Kecamatan Pamona Timur Kabupaten
Poso. Sebagaimana dijelaskan di atas, Kabupaten Buolmerupakan salah satu dari 13(tigabelas)
Kabupaten/KotadiProvinsi Sulawesi Tengahdan merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki luas wilayah
terbesar di Sulawesi Tengahdengan luas wilayah kurang lebih 10.018,12 Km2atau sekitar 14,72persen
dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengahdengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan struktur ekonomi kabupaten Buol?
2. Jelaskan penentu pertumbuhan ekonomi kabupaten Buol?
3. Jelaskan ketimpangan ekonomi antar wilayah kabupaten Buol?
4. Jelaskan keterkaitan ekonomi antar sektor kabupaten Buol?
5. Jelaskan keterkaitan ekonomi antar kabupaten Buol dan kota Palu?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi, struktur
ekonomi, ketimpangan ekonomi antar wilayah, keterkaitan ekonomi antar sektor dan keterkaitan ekonomi
antar kabupaten di kabupaten Buol.

1.4 Manfaat
Penulisan ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan ekonomi terhadap
kabupaten Buol, serta mengetahui bagaimana keterkaitan ekonomi di kabupaten Buol.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sruktur Pertumbuhan Ekonomi Daerah Buol
Struktur perekonomian adalah susunan elemen-elemen yang ada dalam suatu negara yang berfungsi
untuk mengatur rumah tangga suatu negara yang mana didalamnya terdiri dari : system perekonomian,
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, pasar input dan pasar output. Semua komponen-komponen
tersebut mempunyai kegiatan ekonomi yang berbeda. Elemen- elemen dari suatu perekonomian terdiri
dari pasar input (faktor produksi), pasar output (barang dan jasa), rumah tangga, perusahaan, pemerintah
dan sistem ekonomi. Elemen-elemen tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yang merupakan
satu kesatuan yang saling mempengaruhi layaknya struktur organisasi. Struktur perekonomian juga
memperlihatkan satuan-satuan perekonomian, hubungan-hubungan dan saluran-saluran wewenang dan
tanggung jawab yang ada dalam suatu perekonomian. Kegiatan dari struktur ekonomi berdampak pada
peningkatan sektor-sektor perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan
maju apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber daya alam yang
cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang mempunyai potensi besar guna
tercapainya kemajuan pembangunan daerah. Perkembangan ekonomi yang telah dicapai Negara- negara
didunia tidak dapat ditiru begitu saja oleh Negara-negara sedang berkembang. Meskipun demikian,
bentuk perkembangan ekonomi sebagian besar tergantung pada pemecahan beberapa
masalah pokok. Masalah-masalah pokok ini antara lain ialah, akumulasi capital dan penggunaan
maksimal dari sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk menaikkan serta memperbaiki produksi
barang dan jasa (Irawan. 2014).
Jika dilihat distribusi persentase PDRB kabupaten BUOL Adalah berlaku meenurut lapaangan
usaha dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 secara umum didominasi oleh sektor pertanian dengan
angka kontribusi 33,12 pada tahun 2011 dan Pada tahun 12 dengan angka kontribusi 29,45
persen lebih kecil dibandingkan pada tahun sebelumnnya. Penyumbang terbesar kedua adalah sektor
pertambagan dan pengalian sebesar 46,83 yang semakin meningkat persentasenya yaitu sebesar 52,51
persen. Sektor pengolahan sebesar 1,17 persen dan menurun menjadi 1,03 persen Selain ketiga sektor
tersebut distribusi sektor yang lain masih di bawah 10 persen bahkan untuk sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih hanya sekitar 0,01persen dari total PDRB. Demikian juga distribusi PDRB menurut harga konstan
cenderung hampir sama. Berikut adalah gambaran persebaran PDRB menurut harga berlaku dan konstan
pada tahun 2012.

2.2 Faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah kabupaten Buol


Ada beberapa hal yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah :
1. Kebangkitan Pembangunan Desa, kalau desa maju, masyarakat desa akan banyak belanja ke Kota,
sehingga arus ekonomi diperkotaan semakin kencang.

2. Ekonomi di perkotaan/kabupaten sangat dipengaruhi faktor arus uang yang beredar dari perdagangan
dan industri, salah satu faktor pendorong utamanya adalah investasi. Masalah muncul ketika investasi
macet yang disebabkan hambatan perizinan, dan hambatan perizinan yg terbesar adalah dari sektor Izin
Lokasi untuk investor bangun pabrik. Izin lokasi tidak bisa terbit karena Rencana Tata Ruang Tata
Wilayah (RT/RW) tidak selesai/mati/habis masa berlaku.

RTRW tidak selesai akibat korupsi kebijakan penyalahgunaan alih fungsi hutan sehingga peta kehutanan
kacau balau, di kementerian masih hutan, di daerah sudah jadi perkebunan, pemukiman, bangunan, dsb.
Ini adalah dosa beban masa lalu yang harus ditanggung generasi sekarang dan kedepan nya.

3. Bergesernya pola bisnis konvensional menjadi digital, sehingga pertumbuhan pengusaha mikro dan
kecil melalui media digital tumbuh sangat cepat dalam jumlah yang sangat besar, hal ini mengakibatkan
pedagang tradisional-konvensional mengalami penurunan transaksi baik jumlah produk maupun
perputaran uang. Akan tetapi bisnis online meningkat tajam dan menciptakan kesejahteraan di sisi
lainnya.

Di kabupaten Buol ada beberapa sektor perekonomian yang mejadi sumber utama pedapatan
daerah yaitu sektor pertanian sektor pertambagan prngolahan industry menjadi sektor sektor penentu
Pertumbuhan ekonomi di kabupaten buol .Pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Tengah memiliki
pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Buol yaitu dengan meningkatnya PDRB sebesar
Rp 88.867,66 juta. Pengaruh bauran industri berdampak positif pada sektor pertanian dan sektor listrik,
air bersih dan gas. Selain itu sektor yang kurang unggul secara kompetitif adalah sektor pertanian dan
sektor listrik, air bersih dan gas, sedangkan sektor lainnya memiliki keunggulan kompetitif Gambaran
pola dan struktur pertumbuhan sektor unggulan dapat dijelaskan bahwa sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa sektor yang relatif maju tapi dalam beberapa tahun
terakhir laju pertumbuhannya menurun selama periode pengamatan; sedangkan sektor industri
pengolahan, sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan dan sektor angkutan dan komunikasi, adalah
sektor dengan potensi pengembangan yang lebih besar tetapi belum diolah sepenuhnya dengan baik; dan
sektor penggalian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan
dan kontribusi di bawah rata-rata sektor yang sama.

2.3 Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Kabupaten Buol


Ketimpangan (kesenjangan) ekonomi adalah keadaan yang tidak seimbang di masyarakat yang
mengakibatkan perbedaan yang mencolok terutama berkaitan dengan perbedaan penghasilan yang sangat
tinggi antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Ketimpangan sosial dapat diartikan oeh masyarakat
sebagai bentuk ketidak adilan dalam status dan kedudukan di masyarakat.Sehingga ketimpangan/
kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan gejala yang timbul di masyarakat karena adanya perbedaan
batas kemampuan finansial dan status sosial di antara masyarakat yang hidup di sebuah
lingkungan/wilayah tertentu. Ketimpangan sosial ekonomi atau kesenjangan sosial ekonomi sudah
menjadi permasalahan sosial di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena semakin sulitnya masyarakat kelas
bawah menikmati akses-akses hasil pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah.
Hal hal yang yang dapat mempegaruhi ketimpagan ekonomi :
 Kondisi Demografi
Kondisi demografi berkaitan dengan masalah kependudukan, kondisi demografi antara satu masyarakat
dengan yang lainnya berbeda, perbedaan tersebut berkaitan dengan:

 Jumlah penduduk
Jumlah penduduk kota lebih padat daripada penduduk desa, sehingga permasalahan yang timbul di kota
lebih kompleks daripada di desa. Penduduk pulau Jawa lebih padat dibandingkan pulau-pulau yang lain.

 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dapat ditinjau dari jumlah penduduk produktif dan yang tidak produktif (anak-anak
dan lansia) yang ada di wilayah tersebut.
 Persebaran penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata dialami Indonesia, Pulau Jawa menjadi magnet yang luar biasa
bagi warga Indonesia untuk dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.

 Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan juga merupakan social elevator atau
saluran mobilitas sosial bagi seseorang untuk meningkatkan statusnya. Sukses tidaknya pembangunan di
suatu negara juga terletak pada kualitas SDM yang dimiliki. Ada perbedaan yang sangat mencolok
berkaitan dengan kondisi pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan yang dinikmati masyarakat desa dan
kota meliputi: fasilitas, kualitas, dan mutu pendidikannya.

 Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial,
ketidakmerataan pembangunan antar wilayah terlihat dengan adanya wilayah yang maju dan wilayah
tertinggal.

Wilayah/daerah yang memiliki sumber daya alam dan faktor produksi yang melimpah akan
memperoleh pendapatan yang tinggi dan menjadi daerah yang maju dibandingkan daerah yang tidak
mempunyai sumber daya alam unggulan. Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya
ketimpangan sosial ekonomi di masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa kemiskinan adalah suatu
suratan takdir, ada juga yang beranggapan bahwa kemiskinan dapat terjadi karena seseorang tersebut
malas, tidak kreatif dan tidak punya etos kerja. Jadi dapat ditarik kesimpulan kemiskinan terjadi karena
faktor intern diri sendiri.

Perbedaan status sosial di masyarakat


Perbedaan status sosial terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial di masyarakat
berdasarkan usia, kekuasaan, kekayaan serta kualitas pribadi. Contoh realitas sosial di masyarakat
menunjukkan ketimpangan berdasarkan perbedaan status sosial:Buruh dan majikan Kualitas lulusan
pendidikan SD, SMP, SMA dan sarjana Penguasa, tokoh partai politik dan rakyat.

Kondisi ketimpagan ekonomi antar wilayah di kabupaten buol dapat di lihat dari tingkat
pendidikan daerah yang tinggkat perekonomianya karena kita tau dalam menempuh pendidikan yang
tinggi membutuhkan biaya tingginya pula maka daerah yang di kabupaten boul yang tingkat
perekonomian yang tinggi akan sangat mempagaruhi tingkat pendidkan antar daerah yang meyebabkan
ketimpagan antar wilayah

2.4 Keterkaitan Ekonomi Antar Sektor Dikabupaten Buol


Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 9 Kecamatan, 98 Desa, dan 4 Kelurahan. Daerah
ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor pertanian dengan hasil
pertanian yang utama berupa bahan tanaman makanan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang hijau, kedele untuk hasil perkebunan komoditi yanng dihasilkan didaerah ini berupa kelapa dalam,
cengkeh, kakao, jambu mete, lada, kopi robusta. Dari komoditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi
komoditas unggulan, minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan
asam lemak yang rendah, perusahan kelapa sawit ini selain menyediakan lapangan usaha dengan
menyerap tenaga kerja, pengolahan perkebunan kelpa sawit ini juga membeerikan pemasukan bagi kas
Kabupaten.
Selain dari pertanian, Kabupaten Boul jiga memiliki potensi pertambangan terdapat potensi
tambang emas, bijih besi, batu bara, pasir kuarsa, dan gas. Dari hasil pertanian dan perkebunan ini
berdampak besar juga terhadap perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk
setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan
para pedagang untuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga
telah memiliki Bandara Pogugol yang terletak di Boul, Dua buah Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan
Paleleh dan Pelabuhan Lokodidi, serta terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya
sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.
Sektor perekonomian perekonomian di atas sangat saling keterkaitan untuk perkembangan
perekonomian karena sektor sektor perekonomian tersebut sebagai salah satu sumber pedappatan daerah
Yang ada di kabupaten buol.
2.5 Ekonomi Antar Kabupaten Buol Dan Kota Palu
Salah satu faktor penting dalam perencanaan pembangunan wilayah guna meningkatkan
pembangunan ekonomi adalah dengan melihat keterkaitan antar sektor. Pendekatan analisis Input-Output
mampu menggambarkan perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menunjukan
tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasiaonal pada tahun 2019.
Peningkatan ini akan terus terjadi apabila didukung oleh sektor-sektor kunci. Studi ini membahas
mengenai keterkaitan antar sektor ekonomi di Provinsi Jawa Timur tahun 2019 dan memberikan
gambaran sektor ekonomi yang menjadi sektor kunci jika dilihat dari pola keterkaitan ke depan maupun
dengan keterkaitan ke belakang. Selain melihat keterkaitan antar sektor potensi yang dimiliki suatu
daerah juga dapat dilihat melalui analisis dampak yang dimana ketika terjadi perubahan simulasi tertentu
pada kompenen permintaan akhir yaitu konsumsi rumah tangga investasi pengeluaran pemerintah dan
ekspor maka dapat dilihat dampak outputnya. Sektor yang memiliki keterkaitan ke depan berturut-turut
antara lain industri pengolahan makanan dan minuman perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan
sepeda motor dan industri karet plastik kaca logam dan bukan logam elektronik optik peralatan listrik dan
mesin. Sedangkan sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi berturut-turut antara lain
sektor pengadaan listrik dan gas industri batubara dan pengilangan migas dan jasa kesehatan dan kegiatan
social or Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor basis ditujuh kabupaten dari sepuluh kabupaten
dan kota yang ada di Sulawesi Tengah sejak awal tahun sampai akhir tahun analisis, kabupaten Poso
mempunyai nilai LQ < 1 di tahun 2000 dan pada tahun berikutnya 2001 sampai tahun 2005 sektor
pertanian menjadi sektor basis bagi daerah ini. Kota Palu mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2000
bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2005, sedangkan Kabupaten Tojo Una-Una pada tahun
2000-2001 belum terhitung karena kabupaten tersebut baru dimekarkan dari kabupaten induknya Poso
pada tahun 2001. Lengkapnya dapat terlihat dalam Tabel 5 Hasil hitungan MRP di kabupaten Buol
setelah di overlay menunjukkan kriteria yang sama dengan Kabupaten Toli-Toli yakni tak satu pun sektor
ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi positif untuk ketiga komponen, sebaliknya terdapat
4 sektor ekonomi yang bernotasi negatif pada ketiga komponen yaitu sektor Pertambangan dan
Penggalian; Listrik,Gas dan Air Bersih; Bangunan serta Pengangkutan dan Komunikasi. Terdapat 1
sektor yang bernotasi positif untuk komponen RPr dan LQ yakni Sektor Industri Pengolahan berarti
pertumbuhan sektoralnya di tingkat Propinsi Sulawesi Tengah tinggi, dan kontribusi sektoral Kabupaten
Buol lebih tinggi dari Propinsi Sulawesi Tengah Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik akan
beribas pada pertumbuhan ekonomi di kota palu karena dapat dilihat misalnya kebutuhan bahan bahan
makanan seperti beras yang di suplai dari daerah.
LAPORAN PDRB KABUPTEN BUOL 2019-2021
BAB III
PENUTUP
1.3 KESIMPULAN
Selain itu sektor yang kurang unggul secara kompetitif adalah sektor pertanian dan sektor listrik,
air bersih dan gas, sedangkan sektor lainnya memiliki keunggulan kompetitif Gambaran pola dan struktur
pertumbuhan sektor unggulan dapat dijelaskan bahwa sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, dan sektor jasa-jasa sektor yang relatif maju tapi dalam beberapa tahun terakhir laju
pertumbuhannya menurun selama periode pengamatan; sedangkan sektor industri pengolahan, sektor
listrik dan air bersih, sektor bangunan dan sektor angkutan dan komunikasi, adalah sektor dengan potensi
pengembangan yang lebih besar tetapi belum diolah sepenuhnya dengan baik; dan sektor penggalian dan
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan dan kontribusi di bawah
rata-rata sektor yang sama.
Sedangkan sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi berturut-turut antara lain
sektor pengadaan listrik dan gas industri batubara dan pengilangan migas dan jasa kesehatan dan kegiatan
social or Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor basis ditujuh kabupaten dari sepuluh kabupaten
dan kota yang ada di Sulawesi Tengah sejak awal tahun sampai akhir tahun analisis, kabupaten Poso
mempunyai nilai LQ < 1 di tahun 2000 dan pada tahun berikutnya 2001 sampai tahun 2005 sektor
pertanian menjadi sektor basis bagi daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai