SKRIPSI
Oleh:
ALMAYA ELVIRA
NIM.170430051
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sumatera merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia dan merupakan pulau
keenam terbesar didunia. terdapat 10 provinsi di pulau sumatera yaitu meliputi Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan
Bangka Belitung dan Lampung. Salah satu tugas pemerintah yang wajib dijalankan sesuai
masyarakat. Kedua hal tersebut mencakup aspek yang sangat luas, baik aspek ekonomi, sosial
tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan cerminan dari pembangunan nasional dari suatu
Negara. Dapat dikatakan suatu daerah mengalami pembangunan apabila tingkat kesejahteraan
masyarakat atau kesejahteraan umum meningkat. Ini sesuai dengan salah satu tujuan
pembangunan Indonesia yang tercantum dalam perundang-undangan pada alinea keempat yaitu
memajukan kesejahteraan umum. tingkat kesejahteraan tersebut dapat diukur dari tingkat
kemiskinan. Terdapat hubungan negatif antara tingkat kesejahteraan umum dengan tingkat
kemiskinan, dimana semakin menurunnya tingkat kemiskinan maka kesejahteraan umum akan
meningkat. Maka perlu perhatian dari pemerintah untuk melakukan pengentasan kemiskinan
dengan semaksimal mungkin, dan juga harus ada kesadaran diri dalam setiap pribadi masyarakat
bahwa bukan pemerintah yang sepenuhnya bertanggung jawab untuk menciptakan lapangan
kerja, tetapi masyarakat itu sendiri harus berusaha untuk menciptakan lapangan kerja sendiri
salah satunya dengan cara berwirausaha. Dengan satu orang berwirausaha maka akan bisa
Kriminalitas merupakan sebuah tindak kejahatan atau segala sesuatu yang melanggar hukum.
Kekerasan dan kriminalitas membuat masyarakat terbebani dan resah karena dimana-mana
sering terjadinya kejahatan, kekerasan ini akibat dari sebagian masyarakat atau individu yang
tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, baik itu kebutuhan pangan, sandang maupun papan,
Akibatnya beberapa orang menjadi buntu pikirannya dalam berusaha untuk memenuhi kebutuhan
tersebut sudah menjadi tugas pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang merata atau
membantu mendanai usaha-usaha yang sedang berjalan agar jangkauan usaha tersebut lebih luas,
selain itu pelatihan keterampilan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia, dengan itu masyarakat akan berfikir untuk melakukan usaha kreatif, sehingga
pengangguran menurun. Terdapat hubungan yang positif antara pengangguran dan kemiskinan.
Yang berarti menurunnya pengangguran juga diikuti dengan turunnya tingkat kemiskinan.
Kemiskinan menurut World Bank merupakan keadaan dimana seseorang individu atau
kelompok yang memiliki pendapatan kurang dari standart ratio tingkat kemiskinan yang telah
ditetapkan oleh World Bank. Sedangkan menurut BPS, untuk mengukur kemiskinan BPS
menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebabgai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, jadi
penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah turun temurun yang sudah jadi
penyakit yang terjadi di semua Negara terutama di Indonesia sampai tingkat provinsi, kabupaten
bahkan pedesaan. Dari segala cara yang telah dirancang dan disusun sepasti mungkin hingga saat
ini masyarakat masih banyak yang berpendapatan dibawah garis kemiskinan yang telah
ditetapkan. Ini berarti menjelaskan bahwa kabijakan yang di ambil oleh pemerintah tidak efisien
untuk menuntaskan kemiskinan apalagi laju pertumbuhan penduduk terus meningkat secara
Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap daerah di semua Negara,
khususnya di Negara berkembang seperti tanah air kita Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
pendapatan yang diterima sehingga tabungan juga ikut rendah, tabungan merupakan komponen
dari investasi, terdapat hubungan positif antara tabungan dan investasi yang berarti apabila
tabungan rendah maka investasi juga rendah yang akan berakibat pada rendahnya akumulasi
modal sehingga penciptaan lapangan kerja tidak meningkat yang mengakibatkan pengangguran
semakin tinggi dan diikuti dengan angka kemiskinan yang tinggi pula.
Untuk mengurangi angka kemiskinan tidak cukup dengan menciptakan lapangan kerja
saja, kenapa? Karena suatu perusahaan maupun individu yang menjalankan usahanya harus
memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan tubuh
yang fit atau kesehatan yang baik agar bisa mengelola usahanya dalam waktu yang lama bahkan
selama hidupnya dengan baik. Nah bayangkan jika seseorang atau perusahaan yang membuka
usaha atau pemerintah yang membuka lapangan kerja kemudian dikelola oleh individu atau
kelompok yang tingkat produktivitas dan Sumber Daya Manusia yang rendah, kesehatan tubuh
yang buruk akan mengakibatkan usaha yang dijalankan tidak maju/lancar, hal ini dikarenakan
oleh tingkat daya saing yang rendah sehingga usaha yang sedang dijalankan tersebut tidak
mengakibatkan usaha tidak dapat beroperasi lagi. Hal ini harus sangat diperhatikan dalam
memilih tenaga kerja agar tidak terjadi kerugian di usaha yang dijalankan, yang mengakibatkan
pendapatan rendah dan pengeluaran juga rendah sehingga tingkat kemiskinan semakin
meningkat.
Pendapatan masyarakat seperti tukang bangunan, petani dan lain sebagainya sangat
jarang terjadi peningkatan, dimana tingkat upah baru meningkat setelah bertahun-tahun lamanya.
Sedangkan laju inflasi yang bertambah akan mengakibatkan pendapatan riil masyarakat semakin
rendah, hal ini dikarenakan kenaikan harga barang dan jasa yang tidak diikuti oleh kenaikan
pendapatan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menambah angka atau persentase
Berikut tingkat kemiskinan di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan ( dalam
ribu jiwa).
Gambar 1.1
Tahun
Provinsi
2018 2019 2020
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin di Bengkulu naik menjadi
15,03% pada Maret 2020. Penambahan ini menjadikan Bengkulu sebagai provinsi termiskin di
Sumatera. Berdasarkan data BPS Pusat, presentase penduduk miskin di Bengkulu pada
September 2019 yaitu 14,91% dan naik menjadi 15,03% pada Maret 2020. Bila dilihat secara
angka, penduduk miskin di provinsi tersebut meningkat dari 298,00 ribu orang menjadi 302,58
ribu orang. Secara keseluruhan per provinsi di Sumatera, tingkat kemiskinan di Bengkulu
menjadi yang tertinggi. Di posisi kedua yaitu Aceh dengan persentasenya 14,99%. Pada Maret
2020, persentase kemiskinan di Tanah Rencong mengalami penurunan 0,02%. Penurunan ini
terjadi bila dibandingkan dengan September 2019 yaitu 15,01 persen. Provinsi termiskin ketiga
di Sumatera yaitu Sumatera Selatan. Pada Maret lalu, persentase kemiskinan di Sumatera Selatan
meningkat menjadi 12,66% dibandingkan September 2019 yakni 12,56%. Khusus di Aceh,
meski secara persentase menunjukkan penurunan, namun jumlah penduduk miskin di Tanah
Rencong mengalami penambahan sebesar 5,1 ribu orang. Pada Maret 2020 jumlah warga miskin
di Tanah Rencong sebanyak 814,91 ribu orang atau bertambah dibandingkan September 2019
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh United Nations Development
Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR). Menurut (Riadi Muchlisin, 2019) Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan
manusia yang dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan sehat,
IPM merupakan salah satu factor yang memicu angka kemiskinan di suatu daerah
bertambah meningkat, karena salah satu dimensi dasar dari indeks pembangunan yaitu
dihasilkannya. Pendapatan memiliki hubungan yang positif dengan tabungan, ini berarti jika
pendapatan rendah maka menggambarkan jumlah tabungan yang rendah pula. Tabungan
merupakan salah satu komponen dari investasi sehingga rendahnya tabungan juga
mengakibatkan rendahnya pula investasi. Investasi merupakan akumulasi dari modal, rendahnya
investasi maka rendah pula modal sehingga tidak cukup untuk membuka lapangan kerja.
Dimensi dasar indeks pembangunan manusia lainnya yaitu umur panjang dan sehat. Ini
menjadi hal yang harus diperhatikan, khususnya bagi kita sendiri untuk menjaga tubuh selalu
sehat dan fit sehingga dapat melakukan semua aktivitas dengan maksimal terutama saat sedang
bekerja agar. Jika kondisi kesehatan tubuh terganggu bahkan sampai dalam kondisi yang sangat
serius otomatis tidak dapat bekerja dengan jam kerja penuh sehingga pendapatan yuang
diperoleh akan menurun, menurunnya pendapatan mengakibatkan tingkat konsumsi juga turun.
Konsumsi merupakan salah satu komponen dari PDRB. Sehingga jika PDRB turun maka laju
Standar kehidupan yang layak merupakan salah satu dimensi dasar indeks pembangunan
manusia lainnya. Tingkat standar kehidupan yang layak dapat digambarkan dari tingkat
kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan semakin membaiknya ekonomi. UNDP
mengukur standar kehidupan yang layak dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) riil yang disesuaikan, sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menghitung standar
kehidupan yang layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan
Berikut data indeks pembangunan Manusia di Provinsi Bengkulu, Aceh dan sumatera
selatan.
Gambar 1.2
Tahun
Provinsi
2018 2019 2020
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa selama tahun 2018-2019 di provinsi
Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan mengalami peningkatan secara signifikan. Indeks
Pembangunan Manusia di Bengkulu sebesar 70,64 pada tahun 2018, meningkat menjadi 71,21
pada tahun 2019 dengan selisih peningkatan sebesar 0,57. Indeks Pembangunan Manusia di
Aceh pada tahun 2018 sebesar 71,19 meningkat menjadi 71,90 pada tahun 2019 dengan selisih
peningkatan sebesar 0,71 selama 1 tahun. Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Selatan
sebesar 69,39 pada tahun 2018 meningkat menjadi 70,02 pada tahun 2019 dengan selisih
peningkatan sebesar 0,63 selama satu tahun. Peningkatan indeks pembangunan manusia tertinggi
dari tiga provinsi di atas (Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan) terdapat di provinsi Aceh yaitu
sebesar 0,71, dan urutan kedua peningkatan IPM terdapat di provinsi Sumatera Selatan yaitu
sebesar 0,63. Diurutan ketiga peningkatan IPM terdapat di provinsi Bengkulu dengan selisih
Menurut Sukirno (2004: 08) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secari aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Menurut
Zamroni M, S.Pd (2009: 86 “buku kantong ekonomi”). pengangguran terbuka adalah keadaan di
mana orang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari kerja. Untuk memberantas
kemiskinan kita harus terlebih dahulu mengentaskan masalah pengangguran yang sudah menjadi
masalah di setiap daerah di Indonesia. Pengangguran disebabkan karena factor malas bekerja,
tidak adanya kesesuaian antara lowongan pekerjaan dengan pendidikan, tidak cukup syarat untuk
bekerja seperti tidak memiliki ijazah atau gelar sarjana, terbatasnya lapangan kerja, memiliki rasa
takut untuk gagal/bangkrut untuk memulai usaha sendiri dan lain sebagainya.
Pengangguran ditandai dengan banyaknya orang yang tidak bekerja, semakin lama orang
tidak bekerja akan berdampak terhadap semua aspek, baik aspek sosial, budaya, ekonomi bahkan
politik. Karena orang yang sudah lama tidak bekerja atau menganggur akan stress apalagi jika
orang yang sudah berkeluarga dan mempunyai kewajiban untuk menafkahi keluarganya. Dari
aspek sosial ini akan menimbulkan kecemburuan antara orang yang menganggur dengan yang
bekerja sehingga menimbulkan kebencian dalam diri seseorang, sehingga orang yang
menganggur akan memikirkan segala cara untuk menjatuhkan lawannya untuk kepuasan hati
kepercayaan orang goyah. Dimana sesuatu akan dibenarka apabila dikasih uang, banyak sekali
kasus yang sering terdengar dimana seseorang menjual kepercayaannya atau mengganti
kepercayaan karena uang. Na’uzubillah. Dari aspek ekonomi, pengangguran akan menurunkan
laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini dikarenakan pengangguran tidak memiliki
pendapatan sehingga tingkat konsumsinya rendah dan PDRB nya juga rendah. Sedangkan dari
aspek politik, pengangguran mengakibatkan rendahnya taraf hidup sehingga kehidupan ekonomi
dan sosial akan memburuk dan berimbas terhadap stabilitas politik. Hal tersebut akan memicu
protes dimana-dimana bahkan memicu aksi demo yang disertai dengan tuntutan-tuntutan
Berikut data tingkat pengangguran terbuka di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera
Selatan
Gambar 1.3
Tahun
Provinsi
2018 2019 2020
Sumatera Selatan selama tahun 2018-2019 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
menjelaskan bahwa provinsi Bengkulu dan aceh mengalami penurunan tingkat pengangguran
terbuka. Dimana tingkat pengangguran terbuka di Bengkulu pada tahun 2018 yaitu 3,51% dan
menurun menjadi 3,39% pada tahun 2019, dengan tingkat penurunan yang terjadi dari tahun
2018 ke tahun 2019 yaitu sebesar 0,12%. Tingkat pengangguran terbuka di aceh pada tahun 2018
yaitu 6,36% dan menurun menjadi 6,20% pada tahun 2019, dengan tingkat penurunan yang
terjadi dari tahun 2018 ke tahun 2019 yaitu sebesar 0,16%. Sedangkan di provinsi Sumatera
Selatan mengalami peningkatan tingkat pengangguran terbuka yaitu 4,23% pada tahun 2018
menjadi sebesar 4,48 % pada tahun 2019. Peningkatan tingkat pengangguran terbuka yang terjadi
di sumatera selatan dari tahun 2018 ke tahun 2019 yaitu sebesar 0,25%.
Simon Kuznets menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah keadaan dimana suatu
negara mampu meningkatkan output (hasil produksi ekonomi) berdasarkan kemajuan teknologi
yang diiringi dengan penyesuaian ideologi. Selain dari peningkatan output atau hasil produksi
ekonomi, peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan per kapita juga bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, karena jika pendapatan daerah dan pendapatan per kapita bertambah
maka tingkat konsumsi juga bertambah sehingga PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi
menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kemiskinan. Hal ini berarti jika pertumbuhan ekonomi naik maka kemiskinan akan mengalami
dengan cara meningkatkan setinggi mungkin angka pertumbuhan ekonomi dan menarik
sebanyak mungkin investasi modal asing. Tetapi sebenarnya tidak ada jaminan bahwa
kemiskinan akan secara otomatis turun jika kita hanya memfokuskan pada laju pertumbuhan
ekonomi. Karena salah satu komponen PDRB yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, bisa
jadi yang meningkatkan konsumsi itu bukan semua masyarakat, melainkan hanya orang kaya
yang semakin kaya saja. Sehingga laju pertumbuhan ekonomi tidak akan mempengaruhi secara
Berikut data pertumbuhan ekonomi di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan
Gambar 1.4
Tahun
Provinsi
2018 2019 2020
Selatan selama tahun 2018-2019 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang signifikan selama tahun 2018-2019.
Pertumbuhan ekonomi di provinsi Bengkulu pada tahun 2018 tumbuh sebesar 4,99% dan turun
menjadi 4,96% pada tahun 2019 dengan penurunan sebesar 0,03%. Pertumbuhan ekonomi di
provinsi Aceh pada tahun 2018 tumbuh sebesar 4,61% dan turun menjadi 4,15% pada tahun
2019 dngan penurunan sebesar 0,46%. Pertumbuhan ekonomi di provinsi Sumatera Selatan
tumbuh sebesar 6,04% pada tahun 2018 dan turun menjadi 5.71% pada tahun 2019 dengan
daerah yang ditempati. Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan
serta menekan angka kemiskinan (Whisnu Adhi Saputra, 2011). Menurut Nelson dan leibstein
(dikutip dari sadono sukirno, 1983) terdapat pengaruh langsung antara pertambahan penduduk
tidak mengalami perbaikan yang berarti dalam jangka panjang akan mengalami penurunan
kepadatan penduduk yang disertai dengan Sumber Daya Manusia yang berkualiatas, tingkat
produktivitas yang tinggi, mempunyai jiwa kewirausahaan, memiliki semangat kerja yang tinggi
dan kreatif akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan laju pertumbuhan
ekonomi meningkat, pendapatan per kapita meningkat, jumlah pengangguran menurun dan
Berikut data kepadatan penduduk di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan (dalam
jiwa/km²).
Gambar 1.5
Provinsi Tahun
2018 2019 2020
Bengkulu 99 100 -
Aceh 90 93 -
Sumatera Selatan 91 92 -
Berdasarkan data jumlah penduduk diatas selama tahun 2018-2019 di provinsi Bengkulu,
Aceh dan Sumatera Selatan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa kepadatan penduduk mengalami peningkatan drastis selama tahun 2018-2019. kepadatan
penduduk di provinsi Bengkulu pada tahun 2018 yaitu sebanyak 99 jiwa/km² dan meningkat
menjadi 100 jiwa/km² pada tahun 2019 dengan peningkatan sebanyak 1 jiwa/km² selama periode
tersebut. Kepadatan penduduk di provinsi Aceh pada tahun 2018 yaitu sebanyak 90 jiwa/km²
dan meningkat menjadi 93 jiwa/km² pada tahun 2019 dengan peningkatan sebanyak 3 jiwa/km²
selama periode tersebut. Sedangkan jumlah penduduk di provinsi Sumatera Selatan pada tahun
2018 yaitu sebanyak 91 jiwa/km² dan meningkat menjadi 92 jiwa/km² dengan dengan
pertumbuhan dan kesejahteraan suatu daerah, oleh karena itu masalah pendidikan tidak boleh
disepelekan, karena semakin tinggi pendidikan maka semakin meningkat tingkat produktivitas
dan Sumber Daya Manusianya lebih berkualitas, sehingga mengakibatkan pendapatan per kapita
maupun pendapatan nasional bertambah dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup
dasarnya sehingga angka kemiskinan akan menurun. bahkan dapat membeli barang-barang
mewah yang akan menambahkan pendapatan nasional sehingga pertumbuhan ekonomi akan
meningkat.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus
memperhatikan pendidikan dengan semaksimal mungkin agar tercapainya tujuan Negara kita.
Dalam kehidupannya yang fana di era kita ini, pendidikan merupakan factor kebutuhan
yang utama karena pendidikan merupakan salah satu usaha agar manusia mampu
mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia melalui proses pembelajaran yang dikenal
dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal
3 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3)
nasional yang meningkatkan kaimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh
komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan
Berikut data pendidikan yang dilihat berdasarkan rata-rata lama sekolah di provinsi
Gambar 1.6
Tahun
Provinsi
2018 2019 2020
Bengkulu 8,61 8,73 -
Berdasarkan data rata-rata lama sekolah di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera
Selatan selama tahun 2018-2019 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan secara signifikan selama tahun 2018-2019
di ketiga provinsi di atas. Di Bengkulu rata-rata lama sekolah pada tahun 2018 yaitu 8,61 tahun
dan meningkat menjadi 8,73 tahun pada tahun 2019 dengan selisih peningkatan sebesar 0,12
tahun. Di Aceh rata-rata lama sekolah pada tahun 2018 yaitu 9.09 tahun dan meningkat menjadi
9,18 tahun pada tahun 2019 dengan selisih peningkatan sebesar 0,09 tahun. Sedangkan rata-rata
lama sekolah di Sumatera Selatan pada tahun 2018 yaitu 8,00 tahun dan mengalami peningkatan
menjadi 8,18 tahun pada tahun 2019 dengan selisih peningkatan sebesar 0,18 tahun.
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diuraikan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini, yaitu:
a. Manfaat tTeoritis
sama selanjutnya.
d. Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber untuk mengetahui faktor-faktor
b. Manfaat Dinamis
a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk berlatih dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
penulisan karya ilmiah dan sebagai tambahan untuk memperoleh gambaran mengenai
jumlah penduduk, rata-rata lama sekolah dan kemiskinan. serta melihat pengaruh masing-
b. Bagi pelajar, sebagai contoh dalam pembuatan karya ilmiah serta sebagai sarana untuk
b. Bagi pemerintah, Sebagai tambahan referensi bagi pemerintahan yang terkait seperti
kemiskinan. sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian lebih
dan mengambil kebijakan yang strategis guna untuk mengatasi masalah kemiskinan di
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Untuk mendukung pembuatan penelitian ini, maka sangatlah perlu untuk disajikan berupa
teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebgai landasan
Konsep kemiskinan di Negara maju tentulah sangat berbeda dengan konsep kemiskinan di
Negara berkembang dan terkebelakang, mungkin keluarga yang tidak memiliki televisi atau
kulkas, seseorang yang tidak dapat membayar asuransi kesehatan , anak-anak yang bermain
tanpa alas kaki, seorang yang tidak memiliki telpon genggam, akses internet dan lainnya di
Negara-negara eropa dapat dikatakan miskin, namun tidak demikian di Negara kurang
berkembang seperti Negara-negara Afrika (Maipita, indra. 2013. Memahami dan mengukur
kemiskinan).
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut.
b. Menurut Gillin dan Gillin, Kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat
mempertahankan skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan
mestinya sesuai dengan standar masyarakat baik karena pendapatan yang tidak memadai
d. Menurut Suparlan, Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena
kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar
politik, jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.
seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
g. Hall dan Midgley Menyatakan kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kondisi deprivasi
materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang
layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan
Secara umum, ada beberapa jenis kemiskinan yang ada di masyarakat. Berikut ini adalah
a. Kemiskinan Subjektif
Jenis kemiskian ini terjadi karena seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan
beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang tersebut tidak
terlalu miskin.
b. Kemiskinan Absolut
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan dimana seseorang/ keluarga memiliki
penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatannya tersebut
tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan baik
c. Kemiskinan Relatif
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan
d. Kemiskinan Alamiah
Ini merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan sumber daya
alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas yang rendah
e. Kemiskinan Kultural
Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat kebiasaan atau sikap masyarakat
dengan budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya seperti masyarakat modern.
Contohnya : suku badui yang teguh mempertahankan adat istiadat dan menolak
kemajuan zaman.
f. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan ini terjadi karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat
Agar dapat mengetahui sumber masalah kemiskinan dan untuk menjawab siapa atau
penyebab kemiskinan, dijumpai ada dua macam jawab berbeda, yang pertama menyatakan
bahwa kemiskinan adalah kondisi yang disebabkan karena beberapa kekurangan dan kecatatan
individual baik dalam bentuk kelemahan biologis, psikologis maupun kultral yang menghalangi
seseorang memperoleh kemajuan dalam kehidupannya, jawaban kedua menunjuk factor struktual
sebagai penyebabnya, seseorang menjadi miskin karena berada dilingkungan masyarakat yang
satu contohnya, dikutip dari (Burlian, Zainal Effendi, 2020. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya
Ada beberapa factor yang menyebabkan kemiskinan, dikutip dari (Burlian, Zainal
Effendi, 2020. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar , dan Ilmu Sosial Dasar).
dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja dan
b. Malas bekerja. Sikap ini merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena
c. Keterbatasan sumber alam. Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber
alamnya tidak membeerikan lagi keuntungan bagi kehidupan, misalnya tanah berbatu-
lapangan kerja baru. Tetapi secara factual hal tersebut kecil kemungkinan, karena
e. Keterbatasan modal. Hal ini membawa kemiskinan pada sebagian masyarakat. Seseorang
miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan
f. Beban keluarga. Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula beban
yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga yang banyak dengan
kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar seluruh warga Negara mampu
menikmati kehidupan yang bermatabat. Oleh karena itu, sinergi seluruh pemangku kepentingan
sangat diperlukan. Karena dalam menanggulangi kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh
pendekatan dalam memahami latar belakang dan sumber masalah. Apabila kemiskinan dilihat
sebagai akibat dari cacat dan kelemahan individual maka strategi yang digunakan untuk
pemecahaanya akan lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah aspek manusia sebagai
individu atau warga masyarakat. Apabila kemiskinan dianggap merupakan dari kelemahan
structural dan system maka strategi penanganan kemiskinan lebih dititik beratkan pada
perubahan system dan perubahan structural. Pendapat lain yang mengatakan bahwa usaha
memerangi kemiskinan dapat berhasil dengan memberikan bantuan sosial dan member pekerjaan
kepada yang memerlukan. Jadi penanggulangan yang paling baik adalah menghilangkan
penyebab-penyebab kemiskinan itu sendiri, dikutip dari (Burlian, Zainal Effendi, 2020. Ilmu
Dikutip dari (Burlian, Zainal Effendi, 2020. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar ,
dan Ilmu Sosial Dasar). Upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan melalui beberapa
memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi
ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM
dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar
Pembangunan Milenium. Lima komponen tujuan MDG’s yang akan terbantu oleh
kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita dan pengurangan
pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah pertama
sebagai wujud pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. BOS diprioritaskan untuk
kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Tujuan umum
program BOS untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangka wajib belajar Sembilan tahun yang bermutu. Sasaran program BOS
adalah semua siswa (peserta didik) dijenjang sekolah dasar (SD)/madrasah ibtidayah
sekolah menengah terbuka (SMPT) dan pusat kegiatan belajar mandiri (PKBM) yang
Indonesia.
c. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM); meski dana BOS diharapkan dapat
meningkatkan jumlah keikutsertaan peserta didik, tpi faktanya masih tetap saja ada
siswa yang putus sekolah. Program BSM merupakan Program Nasional yang
yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali
d. Kredit Usaha Bersama (KUBE); adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan
produktif (orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan
kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, tetapi tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan; keluarga miskin
penghentian penghasilan.
e. Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah
sebagai penanda Rumah Tangga Miskin. KPS memuat informasi Nama Kepala
Rumah Tangga, Nama Pasangan Kepala Rumah Tangga, Nama Anggota Rumah
Tangga Lain, Alamat Rumah Tangga, Nomor Kartu Keluarga, dilengkapi dengan
kode batang (barcode) beserta nomor identitas KPS yang unik. Bagian depan
bertuliskan Kartu Perlindungan Sosial dengan logo Garuda, dan masa berlaku
kartu.Sebagai penanda Rumah Tangga Miskin, Kartu Perlindungan Sosial ini berguna
untuk mendapatkan manfaat dari Program Subsidi Beras untuk masyarakat yang
berpenghasilan rendah atau dikenal dengan Program RASKIN. Selain itu KPS dapat
juga digunakan untuk mendapatkan manfaat program Bantuan Siswa Miskin (BSM)
pembangunan manusia yang dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yaitu umur panjang
Menurut Badan Pusat Statistik, konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan
Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan
Indeks pembangunan manusia dirumuskan pada tahun 1990 oleh UNDP (United Nations
pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya
kearah perluasan pilihan dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut.
menggunakan ukuran kuantitatif yang disebut dengan HDI (Human Development Indeks). HDI
digunakan sebagai tolak ukur pembangunan sumber daya manusia yang dirumuskan secara
konstan. Adapun indicator yang digunakan untuk mengukur ukuran HDI adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Pengukuran IPM
IPM
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang selama hidup. Perhitungan angka harapan hidup melalui pendekatan tak
langsung (indirect estimation). Jenis data yang digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan
Anak Masih Hidup (AMH). Indeks harapan hidup dihitung dengan menghitung nilai maksimum
dan nilai minimum harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka tertinggi sebagai batas atas
b. Indeks Pendidikan
Indikator yang digunakan dalam mengukur indeks pendidikan adalah rata-rata lama
sekolah (Mean Years of Schooling - MYS) dan angka melek huruf. Kedua indikator pendidikan
ini dimunculkan dengan harapan dapat mencerminkan tingkat pengetahuan (cerminan angka Lit),
dimana Lit merupakan proporsi penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis, sedangkan
cerminan angka MYS merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk.
Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak. Dalam cakupan
lebih luas, standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh
penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak
menggunakan Produk Domestik Bruto (PDRB) riil yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam
menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang
a. Menyadarkan para pengambil keputusan agar lebih terfokus pada pencapaian manusia,
karena IPM diciptakan untuk menjadi hal utama dalam pembangunan sebuah Negara.
b. Mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu Negara. Bagaimana dua Negara yang
negara bagian), di antara gender, kesukuan dan kelompok sosial ekonomi lainnya.
terseabut, maka akan lahir berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari
Menurut BPS, indeks pembangunan manusia memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai
berikut :
b. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/ negara.
c. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU)
Menurut Badan Pusat Statistik, setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai
minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
Dimensi Kesehatan
Dimensi pendidikan
Dimensi Pengeluaran
Menurut BPS, IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan,
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang
sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. berikut adalah pengertian
akan tergolong dalam sebuah kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya.
c. Menurut Sadono Sukirno, Pengangguran ialah sesuatu keadaan kekurangan yang dialami
oleh individu dan tidak akan mendapatkan pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan.
ataupun orang yang dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak ada
mempunyai sebuah pekerjaan sama sekali dan sedang berusaha mencari pekerjaan.
Kalaupun bekerja, mereka ini tidak bekerja lebih dari dua hari dalam seminggu.
karena semakin bertambahnya pertumbuhan tenaga kerja dan masih sedikitnya lapangan
pekerjaan, sehingga banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Menurut
Badan Pusat Statistika 41 (BPS), pengangguran terbuka merupakan penduduk yang sudah
memasuki usia angkatan kerja namun tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari
memulai bekerja.
suatu kegiatan ekonomi (kegiatan produksi) yang dilakukan oleh tenaga kerja yang
jumlahnya melebihi jumlah yang seharusnya atau melebihi standart yang ada.
Pengangguran ini biasanya terjadi pada lembaga atau organisasi dimana suatu pekerjaan
yang sebenarnya bisa dilakukan oleh satu orang, namun diposisikan sendiri kepada orang
masa-masa tertentu dalam satu tahun. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor
pertanian, dimana petani akan menganggur saat menunggu masa tanam dan jeda antara
pengangguran dimana seseorang bekerja dibawah jam kerja normal. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS), jam tenaga kerja normal di Indonesia yaitu 35 jam/minggu,
sehingga tenaga kerja 42 yang bekerja dibawah 35 jam/minggu masuk kedalam golongan
setengah menganggur.
Dikutip dari ( yasin, mohammad dan Sri Ethicawati. 2007. EKONOMI Pelajaran IPS
lowongan dan pekerja yang menganggur. Biasanya terjadi karena ketidaksesuaian antara
permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan kemampuan tenaga kerja. Pengangguran
ini dapat terjadi karena masalah geografis, yaitu penganggur berada di wilayah lain yang
tenaga industri. Jika kebutuhan tenaga kerja di sector industri tersebut tidak dapat
dipenuhi oleh tenaga kerja yang tersedia, akan terjadi pengangguran structural.
berkaitan dengan penurunan seluruh kegiatan ekonomi. Misalnya, pada tahun 1997
pengangguran bertambah banyak. Jika kegiatan ekonomi kembali meningkat, yang dapat
dilihat dari peningkatan kegiatan produksi barang maupun jasa, permintaan tenaga kerja
dari penggunaaan tenaga manusia menjdi mesin (mekanisasi). Ilmu pengetahuan dan
yang dapat menggantikan tenaga manusia, mesin memproduksi lebih banyak dan lebh
cepat sehingga menghemat waktu dan biaya. Akan tetapi, akibat penggunaan mesin,
terjadi pada waktu atau musim tertentu. Contohnya pada sector pertanian. Pada saat
menunggu hasil panen petani menjadi pengangguran. Pada musim hujan, di sector
konstruksi, hanya sedikit kegiatan pembangunan rumah, gedung atau jalan-jalan sehingga
permintaan tenaga kerjanya juga menurun. Industri wisata juga mengalami peningkatan
untuk sementara menganggur atau sedang tidak bekerja. Misalnya, seseorang yang
menganggur karena berhenti dari pekerjaan lama dan sedang berusaha mendapatkan
Dikutip dari ( yasin, mohammad dan Sri Ethicawati. 2007. EKONOMI Pelajaran IPS
Terpadu untuk SMP). Yang termasuk dalam kelompok pengangguran terbuka atau pencari kerja
b. Orang yang tidak mencari pekerjaan dikarenakan merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
c. Orang yang sudah mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Hal ini berkaitan
juga dengan waktu pelaksanaan sensus atau survey dilaksanakan pencacahan tenaga
kerja. Misalnya, seseorang yang sebenarnya punya pekerjaan, namun saat pencacahan
dilakukan orang tersebut sedang tidak bekerja karena sakit, cuti, menunggu panenan dan
mogok kerja.
2.1.3.3 penyebab pengangguran
Dikutip dari (Rivai, Syamsul 2019. Mari Belajar Ekonomi: Buku Peminatan Ilmu Sosial
a. Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan
ini mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi
akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran
b. Kawasan industri dianggap sebagai satu-satunya tempat untuk merubah nasib dari yang
miskin menjadi kaya sehingga banyak orang-orang yang dating ke kawasan industri
c. Kurangnya lapangan kerja yang tersedia di kawasan industri untuk mencari kerja.
Disebabkan lowongan pekerjaan yang diinginkan oleh pencari pekerjaan sedikit. Sebagai
contoh, banyak orang yang memiliki skill dan pendidikan dibidang obat-obatan
sedangkan lowongan pekerjaan yang sesuai criteria mereka sedikit, sehingga banyak
yang tidak dapat bekerja karena perusahaan yang membutuhkan skill dan pendidikan
mereka sedikit.
d. Kurangnya tingkat pendidikan dan skill bagi pendatang yang ke kawasan industri dalam
mencari pekerjaan. hal ini dapat dilihat dari banyaknya para pencari kerja yang berasal
dari desa, yang datang ke kawasan industri bermodalkan nekat. Sehingga mereka akan
kesulitan untuk mencari pekerjaan karena tidak dibutuhkan oleh perusahaan atau pabrik
f. Kurangnya informasi, hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja saat
ini, kurangnya informasi dapat menjadi factor yang paling berpengaruh, hal ini
diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus
Dikutip dari ( yasin, mohammad dan Sri Ethicawati. 2007. EKONOMI Pelajaran IPS
Terpadu untuk SMP). Pengangguran dapat menimbulkan kerugian bagi perekonomian negara
maupun individu (si penganggur itu sendiri), dampak pengangguran, antara lain adalah sebagai
berikut :
secara maksimal.
b. Jika banyak orang yang menganggur berarti banyak orang yang tidak mempunyai
pendapatan sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga sedikit.
Rendahnya permintaan masyarakat berarti tidak ada dorongan bagi sector produksi untuk
lamban.
c. Kemampuan pemerintah untuk menarik pajak sedikit karena pendapatan masyarakat yang
rendah.
d. Dapat menimbulkan masalah sosial maupun politik, misalnya meningkatnya jumlah
penduduk miskin, banyak kejahatan yang dapat timbul, atau meningkatnya kegiatan
e. Bagi si penganggur sendiri akan mengalami tekanan mental karena merasa tidak berguna
barang dan jasa, dimana barang dan jasa dihasilkan oleh masyarakat, tujuan lain dari
pertumbuhan ekonomi adalah untuk mensejahterakan rakyat yang dilihat dari pendapatan
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan pula bahwa terjadinya
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. (Partisipasi & kerja, 2011).
kemajuan teknologi merupakan factor utama yang menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi
pada suatu masa tertentu dan perkembangannya dari satu waktu ke waktu lainnya.
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
sebagai berikut :
a. Ketedikaseimbangan pendapatan
Dalam keadaan yang ideal dimana pendapatan dengan mutlak didistribusikan secara adil,
80 persen populasi terbawah akan menerima 80 persen dari total pendapatan, sedanglkan 20
persen populasi teratas menerima 20 persen total pendapatan. Menurut Perserikatan Bangsa –
Bangsa (PBB) susunan pengelompokkan penduduk diibagi tiga, yaitu 40 persen populasi
konstribusi (peran) sektor pertanian terhadap nilai PDRB akan menurun, sedagkan konstribusi
sektor industri akan meningkat . sekktor indsutri memiliki peranan sangat penting dalam
pembangunan nasional dan regional, sektor industri dapat menyediakan lapangan kerja yang
dihsilkan dari ekspor. Oleh karena itu , perekonomkian suatu wilayah harus di orientasikan selain
strategis dan sangat mendesak dalam pembangunan ekonomi. Dimana tingkat pengangguran
cukup tinggi dan cenderung bertabah luas akibat krisis financial. Negara – negara di dunia.
Untuk mengatasi krisis ekonomi yang sangat luas tersebut , diperlukan peranan pemerintah.
Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana (misalnya jalan).
Pembangunan jalan yang menjangkau ke seluruh kantong – kantong produksi , akan mendorong
peningkatan produksi berbagai komoditas sektor pertanian dalam arti luas (meliputi tanaman
pangan, perkebunan, perikanan, peternakan,dan kehutanan) serta barang – barang hasil industri.
kegiatan di sektor – sektor lainnya ( pertanian , perdagangan , industri, pariwisata dan lainnya ).
Dalam hal ini “kemudahan” diartikan sebagai kemudahan bagi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannnya , baik pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari ( seperti sandang
ibadah, rekreasi dan sebagainya.), maupun pemenuhan kebutuhan untuk dapat melakuka
kegiatan usaha misalnya mendapatkan bahan baku, bahan penolong, suku cadang, listrik,air
bersih, dan jasa – jasa seperti angkutan , pemasaran , perbankan dan lainnya).
e. Produk domestik regional bruto Salah satu konsep yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi regional (wilayah) adalah konsep domestik regional bruto (PDRB),
PDRB merupakan ukuran prestasi (keberhasilan) ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi.
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang bekerja, mencari
pekerjaan, dan sedang melakukan kegitatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah
tangga dan penerima pendapatan. Menurut BPS penduduk berumur 15 keatas terbagi sebagai
tenaga kerja dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja
paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang lalu.
Pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk dapat dikatakan sebagai faktor
positif yang akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih
besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih
besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Namun pertumbuhan tenaga kerja juga dapat
memberikan dampak yang negatif. Hal ini akan terjadi bila sistem perekonomian daerah tersebut
Dependency ratio didefinisikan sebagai rasio antara kelompok penduduk umur 0-14 tahun
yang termasuk dalam kelompok penduduk belum produktif secara ekonomis dan kelompok
penduduk umur 65 tahun ke atas termasuk dalam kelompok penduduk yang tidak lagi produktif
dengan kelompok penduduk umur 15-64 tahun termasuk dalam kelompok produktif. Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang
sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
c. Pertumbuhan Penduduk
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam
masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping
berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. Angka pertumbuhan penduduk adalah
tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu,
dengan meningkatnya jumlah penduduk maka tenaga kerja akan meningkat dan pendapatan
perkapita masyarakat akan meningkat pula. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk
dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM, teknologi, dasn sebagainya. Sedangkan di negasra-
negara berkembang peningkatan jumlah penduduk merupakan bencana, karena tidak dibarengi
dengan kualitas SDM yang dihasilkan sehingga dependency ratio yang harus ditanggung
Menurut Jonny Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu. Sedangkan menurut
Badan PUsat Statistik, Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
antara jumlah penduduk dan luas daerah yang ditempati. Ini berarti cara menghitung kepadatang
penduduk adalah dengan jumlah penduduk (jiwa) di suatu daerah dibagi dengan luas daerah
tersebut (km²).
a. Faktor fisiografis, meliputi bentuk permukaan bumi, kondisi perairan dan kondisi iklim.
Kondisi alam berpengaruh terhadap kepadatan penduduk karena sumber daya yang
dimiliki dan dihasilkan. Misalnya, Indonesia mengandung banyak sumber daya alam.
Selain itu, iklimnya menghasilkan berbagai jenis makanan. Ini membuat pertumbuhan
penduduk Indonesia lebih tinggi disbanding misalnya islandia yang terletak di kutub
utara. Kawasan dataran rendah yang dekat dengan perairan, tanah subur dan daerah aman
tersedianya peluang dan lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang. Setiap orang
yang lebih baik. Contohnya, banyak penduduk di Indonesia yang memilih pindah ke
Jakarta untuk bekerja. Ini karena Jakarta adalah pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian Indonesia. Pekerjaan di Jakarta jauh lebih banyak, lebih bervariasi dan
menghasilkan uang disbanding dengan pekerjaan di daerah lain. Sementara faktor sosial
Contohnya wilayah dengan banyak sekolah yang bagus, fasilitas publik yang bagus akan
menarik banyak penduduk untuk tinggal. Wilayah yang relatif aman secar sosial politik
2.1.6 pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pada Bab 1 Pasal 1
dikemukakan: “ pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dikutip dari
benturan :
Menurut Musa Al Jundi (2014), Pendidikan yang rendah dalam masyarakat sangat
identik dengan kemiskinan. Oleh Karena itu, menjadi penting bagi masyarakat terlebih lagi
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat guna mengurangi kemiskinan yang ada
dengan meningkatkan kualitas pendidikan, guna untuk memutuskan rantai kemiskinan yang ada
di masyarakat.
Pengukuran pendidikan dalam penelitian ini menggunakan rata-rata lama sekolah. Rata-
rata lamam sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun keatas yang telah
Pada tahap ini peneliti akan mengkaji beberapa dari penelitian terdahulu yang
berhubungan atau memiliki kaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang analisis faktor-faktor yang
mendukung dan sebagai referensi penelitian serta untuk memperkuat hasil analisis. Berikut
Menurut, (Putri, 2014) Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012.
Variabel ini adalah tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen dan Indek Pembangunan
Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan belanja publik sebagai variabel independen. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang di peroleh dari terbitan Badan
Pusat Statistik berbagai edisi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel degab
pendekatan common effect. Dalam smengolah data, penulis menggunakan bantuan software
Eviews 6. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh bahwa Indeks
Pembangunan Manusia dan PDRB per kapita terbukti berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan belanja publik berpengaruh positif
Menurut, (Dwihapsari, 2017) penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui
seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran terhadap kemiskinan
di Indonesia 2000-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data timeseries tahun
2000-2015. Data jumlah penduduk miskin sebagai indikator kemiskinan, growth sebagai
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran. Alat analisis menggunakan regresi linear
berganda atau Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa
lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di
Indonesia.
Menurut (Anggara, 2017) penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui
kemiskinan di sumatera utara. Alat analisisnya menggunakan teknik regresi linier berganda.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series dari tahun 2001-20016.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negative dan
Menurut (Dwiatmojo, 2017) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
tingkat kemiskinan di provinsi jawa tengah. Dengan variabel bebasnya meliputi: PDRB, jumlah
penduduk, IPM, pengangguran dan inflasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data
time series dari tahun 2011-2015. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
regresi data panel. Berdasarkan hasil analisis yang ditemukan dalam penelitian ini, bahwa IPM
tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan. PDRB dan inflasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Sedangkan jumlah penduduk dan
bebas yang terkandung didalam penilitian ini yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran
terbuka, pertumbuhan penduduk dan indeks pembangunan manusia. Penelitian ini menganalisis
dengan menggunakan regresi data panel. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa
hasil estimasi data panel maka terpilih model yang terbaik yaitu Fixed Effect Model (FEM). Uji
kebaikan model model Pertumbuhan Ekonomi (PE), Indeks Pembangunan Manusia (ipm) dan
(TKP) di jawa tengah tahun 2011-2015. Uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan PAD dan
Dana Alokasi Umum Uji Validitas pengaruh (uji t) pada tingkat signifikasi (α = 0.05)
terhadap TKP, tingkat pengangguran memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap TKP
dan pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap TKP.
Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kota Propinsi DIY 2004-
2009” menunjukkan bahwa Investasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
menggunakan variabel bebas yang meliputi: Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tingkat
yang dilihat dari Rata-Rata Lama Sekolah. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari daerah yang
diteliti dimana dari penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti, dalam penelitian
ini daerah yang diteliti yaitu di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan. Model analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model regresi data panel.
Supaya penelitian ini lebih jelas sesuai dengan apa yang dirumuskan dirumusan masalah
dan ujuan penelitian ini yang ingin dicapai, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
Indeks Pembangunan
Manusia
Pengangguran
Terbuka
Pertumbuhan Kemiskinan
Ekonomi
Kepadatan Penduduk
Rata-Rata Lama
Sekolah
pengaruh atau kaitan antara indeks pembangunan manusia, tingkat pengangguran terbuka,
pertumbuhan ekonomi, kepadatan penduduk dan pendidikin yang dilihat dari rata-rata lama
sekolah terhadap kemiskinan di provinsi Bengkulu, Aceh dan Sumatera Selatan. Berikut akan
dijelaskan satu persatu pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
tiga dimensi dasar IPM, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan hidup yang layak. Jika
kita lihat dari segi pengetahuan, jika seseorang dengan tingkat pengetahuan yang rendah maka
tingkat produktivitasnya juga rendah, hal ini mengakibatkan tingkat pendapatan yang diperoleh
rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan layak, baik itu
Kemampuan untuk keluar dari kemiskinan ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan meningkatkan keterampilan,
teknologi dan produktivitas akan meningkatkan nilai jual dan kemampuan penduduk untuk
memperoleh pekerjaan di dunia usaha atau membuka usaha sendiri, sehingga pengangguran akan
tingkat kesehatan dan tingkat pendapatan yang tinggi akan tercermin pada IPM yang tinggi. Oleh
karena itu peningkatan kualitas manusia harus terus dilakukan untuk mengurangi tingkat
memiliki hubungan yang positif dengan kemiskinan, ini menggambarkan bahwa apabila
pengangguran meningkatkan maka angka kemiskinan akan ikut meningkat. Pengangguran terjadi
diakibatkan jumlah angkatan kerja meningkat dengan cepat sedangkan lapangan kerja/usaha
bergerak dengan lambat. pengangguran sama sekali tidak memiliki pendapatan sehingga
banyaknya penduduk yang mencari pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan
Menurut (Syilvia Yasmin Supraba, 2018) Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan dikalangan kaum miskin tidak menunjukkan hubungan kualitas, meskipun sebagian
dari faktor kemajuan itu mungkin berasal dari meningkatnya pendapatan, pendidikan dan
kesejahteraan yang secara tidak langsung mempercepat pertumbuhan ekonomi. Artinya bahwa
meskipun tidak ada hubungan sebab akibat, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan
kemiskinan merupakan tujuan yang searah. Hasil studi yang dilakukan oleh (Kuncoro, 2010:72)
dalam (Syilvia Yasmin Supraba, 2018) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang kuat
antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan, akan tetapi pertumbuhan ekonomi tidak dapat
Pertama, meningkatnya pertumbuhan ekonomi terjadi karena keadaan masyarakat yang kaya
semakin kaya dan miskin semakin miskin. peningkatan PDRB yang terjadi akibat dari
peningkatan tabungan, konsumsi dan pajak yang dikeluarkan oleh yang kaya semakin kaya akan
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak
diikuti dengan pengurangan angka kemiskinan. Kedua, peningkatan PDRB yang terjadi karena
pendapatan per kapita masyarakat bertambah yang disebabkan oleh tingkat produktivitas yang
tinggi. Tingginya pendapatan mengakibatkan pengeluaran konsumsi juga tinggi dan PDRB ikut
Jumlah penduduk adalah hal yang sangat penting kaitannya dengan tingkat kemiskinan
disuatu daerah karena dengan semakin banyaknya jumlah penduduk yang tidak terkendali akan
berdampak kepada tidak tercapainya tujuan ekonomi disuatu daerah. (Moch. Aldino Putra G,
2018).
Banyak Teori dan pendapat para ahli yang menyatakan adanya hubungan antara
pertumbuhan penduduk dengan kemiskinan, salah satunya adalah Thomas Robert Malthus yang
menyatakan jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali maka suatu saat nanti sumber daya
alam akan habis yang mengakibatkan munculnya banyak wabah penyakit, kelaparan, dan
wilayah(km2). Peningkatan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas, tingkat produktivitas tinggi dan pengetahuan yang cemerlang akan mengakibat
jumlah kemiskinan bertambah. Akan tetapi jika peningkatan jumlah penduduk yang disertai
dengan dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, tingkat produktivitas tinggi dan
menyelamatkan diri dari kemiskinan. Todaro menyatakan bahwa pendidikan merupakan tujuan
pembangunan yang mendasar. Yang mana pendidikan memainkan peranan kunci dalam
membentuk kemampuan sebuah negara dalam menyerap teknologi modern dan untuk
Semakin tinggai tingkat rata-rata lama sekolah suatu daerah maka produktivitas
masyarakatnya ikut tinggi. Produktivitas yang tinggi akan menambah pendapatan, sehingga
Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab
permasalahan yang ada yang diajukan oleh peneliti, yang sebenarnya harus di uji secara empiris.
Berdasarkan kerangka kerangka pikir penelitian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
kemiskinan.
e. Variabel pendidikan yang dilihat dai rata-rata lama sekolah mempengaruhi secara negatif
terhadap kemiskinan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
kemiskinan, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
Menurut Sugiyono (2012:141) mendefinisikan data sekunder adalah sebagai berikut: “Sumber
sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku serta dokumen”. Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Bengkulu,
Badan Pusat Statistik Aceh, Badan Pusat Statistk Sumatera Selatan, Badan Pusat Statisti
Indonesia dan dari berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time
series yaitu selama periode 2010-2019 yaitu 10 tahun. Untuk mendapatkan data Indeks
penduduk, pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah dan kemiskinan yang digunakan
dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan sistem dokumentasi dan
penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menelaah bahan-bahan seperti
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia (X1),
tingkat pengangguran terbuka (X2), pertumbuhan ekonomi (X3), kepadatan penduduk (X4),
pendikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah (X5) sebagai variabel bebas dan kemiskinan
(Y) sebagai variabel terikat. Berikut adalah definisi dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
pembangunan manusia yang dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yaitu umur panjang
Pengangguran ialah istilah yang diberikan untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau
orang yang sedang mencari kerjaan. Umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah pencari
Pengangguran terbuka ialah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan tidak
lapangan kerja, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan dan tidak
mau bekerja.
untuk keadaan yang lebih baik untuk suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi satuannya
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal atau berdomisili pada suatu
wilayah atau daerah. Jumlah penduduk diukur dengan menggunak jumlah jiwa. Sedangkan
kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah.
Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk
dalam menjalani pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah dapat digunakan untuk mengetahui
f. Kemiskinan (Y)
Kemiskinan secara umum dapat diartikan sebagai kondisi individu penduduk atau keluarga
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dasarnya secara layak. Namun beberapa institusi
atau pihak telah menetapkan acuan dalam penentuan kriteria penduduk miskin.
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data panel untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi data panel merupakan teknik
regresi yang menggabungkan data time seies dengan cross section. Menurut Bila hubungan antar
variabel ini dinyatakan dalam model matematika maka akan digunakan persamaan regresi
Ket :
β0 = Konstanta
e = Variabel Penganggu
i = Observasi (3 provinsi)
Dalam estimasi model regresi data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu :
memkombinasikan data time series dan cross section. Dengan hanya menggabungkan kedua
jenis data tersebut maka dapat digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.
Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Dan dapat
diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu. Asumsi
ini jelas sangat jauh dari realita sebenarnya, karena karakteristik pada perusahaan baik dari segi
Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah metode fixed effect. Metode dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Metode ini
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu, namun
intersepnya berbeda antar perusahaan namun sama antar waktu (time invariant). Namun metode
ini membawa kelemahan yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada
Teknik yang digunakan dalam metode random effect adalah dengan menambahkan variabel
gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar
kabupaten/kota. Teknik metode OLS tidak dapat digunakan untuk mendapatkan estimator yang
efisien, sehingga lebih tepat untuk menggunakan metode Generalized Least Square (GLS).
Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data panel, yaitu antara
model efek tetap (fixed effct model). Menurut Batalqi (2005) jika nilai atau p-value < (taraf
signifikasi/alpha), maka tolak hipotesis awal sehingga model yang terpilih adalah model efek
a. H0 : Memilih model common effect atau pooled OLS jika nilai probabilitas F
b. H1 : Memilih model fixed effect jika nilai probabilitas F statistiknya signifikan pada α
5%.
Dasar penolakan yang dilakukan pada hipotesis tersebut adalah dengan membandingkan
apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak yang artinya model paling tepat
Uji hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau
random effect yang paling tepat digunakan. Uji hausman dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut :
a. H0 : Memilih model random effect, apabila nilai chi-squarenya tidak signifikan pada α
5%.
b. H1 : Memilih model fixed effect, apabila nilai chi-squarenya signifikan pada α 5%.
Statistik pada uji hausman mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree off
freedom sebanyak K, dimana K adalah variabel independen. Jika saat kita menolak hipotesis nol
dan statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka model yang paling tepat untuk kita
gunakan adalah model fixed effect, sedangkan apabila kita gagal dalam menolak hipotesis nol
yaitu pada saat nilai statistik Hausmannya lebih kecil dari nilai kritisnya maka model paling tepat
yang harus kita pilih adalah model random effect (Widarjono, 2013).
Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier yang signifikan antara beberapa atau
semua variabel variabel independent dalam model regresi. Untuk melihat ada tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas. Jika
koefisien korelasi antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 berarti terjadi
multikolinieritas.
Heteroskedaritas merupakan keadaan dimana varians dari setiap gangguan tidak konstan.
tersedia dalam program Eviews. Hasil yang perlu diperhatikan dari Uji ini adalah nilai F dan
Obs*R-Squared. Jika nilai Obs*R-Squared lebih kecil dari X2 tabel maka tidak terjadi
3.6.3 Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya hubungan antar gangguan. Metode ini didasarkan
pada nilai F dan Obs*RSquared. Jika nilai probabilitas dari Obs*R-Squared melebihi tingkat
Menurut ghozali, 2016 dalam (mulyono, 2019) uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Apabila suatu variabel tidak
berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistic akan mengalami penurunan. Pada uji
normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov yaitu
dengan ketentuan apabila nilai signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data memiliki distribusi
normal. Sedangkan jika hasil uji one sample kolmogorov smirnov menghasilkan nilai signifikan
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Koefisien Determinasi (Uji
R2), Uji koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F) dan Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji T).
Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Jika nilai R² kecil maka kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu maka variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli variabel tersebut berpengaruh signifikan atau
Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat.
a. H0 : βᵢ = 0 (hipotesis nihil) berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
Uji Statistik T dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan
adalah:
a. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh
b. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap