PENDAHULUAN
material maupun spiritual untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
tidak pernah lepas dari peran serta pembangunan daerah serta peran pemerintah,
basic activities) adalah usaha ekonomi yang menyediakan barang-barang dan jasa-
menghasilkan produk untuk diekspor ke luar daerahnya. Inti dari teori basis
1
permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation).
lainnya. Perbedaan potensi ini yang membuat pemerintah daerah setempat harus
bisa mengidentifikasi dengan tepat sektor apa yang mempunyai potensi besar dan
bias terus untuk dikembangkan. Pengembangan potensi daerah yang sesuai dan
tepat bisa menjadi sektor yang berkontribusi paling besar dalam perekonomian
suatu daerah.
suatu negara atau disuatu wilayah. Untuk pertumbuhan sendiri tidak identik
dengan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yaitu salah satu ciri dari banyaknya
hanya mencatat meningkatnya tingkat produksi barang dan jasa secara nasional,
dan sedangkan untuk pembangunan sendiri berdimensi secara lebih luas. Dengan
sumber daya dan potensi yang dimiliki disuatu daerah guna menciptakan
2
peningkatan jumlah dan suatu jenis peluang kerja untuk masyarakat pada daerah
itu sendiri. Untuk terwujudnya suatu tujuan dengan adanya kerjasama antar
ada disuatu daerah dan perlu dilakukan sebagai kekuatan untuk pembangunan
perekonomian wilayah. Dalam teori basis yaitu pertumbuhan ekonomi pada suatu
wilayah yang dipengaruhi oleh tingginya suatu angka ekspor pada wilayah
tertentu. Dalam teori ini terbagi menjadi 2 sektor yaitu basis dan non basis.
beberapa tahun terakhir yang telah dicatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik,
2012).
atau investasi. Oleh sebab itu, dengan berbagai upaya pemerintah melakukan
wilayah terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori dasar dan non dasar atau biasa
disebut kategori basis atau kategori non basis. Dapat dikatakan kategori basis jika
dari luar sedangkan untuk kategori non basis yaitu saat kegiatan mendukung dari
aktivitas basis. Lebih tepatnya dapat dikatakan basis saat memenuhi konsumsi
dalam suatu wilayah, produksi barang yang bersifat homogen, dan produksi
barang yang bersifat tetap atau tidak berubah. Atau sektor basis dengan kegiatan
ekonomi yang menyediakan baik pasar di daerah tersebut maupun luar daerah.
3
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor ke daerah lain. Untuk sektor
non basis yaitu sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat
PDRB daerah yang bersangkutan. Tetapi dalam hal ini perkembangan PDRB
peningkatan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dalam lampiran grafik berikut :
Grafik 1.1
Perkembangan PDRB ADHK Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
kabupaten maupun kota yang ada di Sulawesi Utara, termasuk didalamnya daerah
dan Biaro).
4
Provinsi Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki
“frontiers” (zona batas dua negara) di wilayah utara Indonesia. Wilayah ini
terdapat garis batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Filipina
kabupaten kepulauan ini didominasi oleh wilayah perairan, dengan luas perairan
mencapai 53.426,61km2, dan 2253,24 km2 adalah total dari luas pulau-pulau
(kurang lebih terdapat 200 pulau) di kawasan yang sering disebut Nusa Utara ini.
Kepulauan Sangihe, daerah ini dikenal dengan hasil perkebunannya antara lain
kelapa, cengkeh, pala, dan coklat, dimana komoditi pala sudah terkenal dan diakui
Grafik 1.2
Perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Nusa Utara
Tahun 2010-2019
5
Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah hasil dari pemekaran Kabupaten
Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2002. Kabupaten Sangihe memiliki
tanah yang subur dan pengasil laut yang melimpah, hal ini karena wilayah
Kabupaten sangihe yang strategis, tak berbeda dengan kabupaten Sitaro serta
wilayah Sulawesi Utara lainnya. Kabupaten ini, juga memiliki beberapa gunung
yang menghiasi wilayahnya. Gunung Awu (1.320 mdpl) dan Gunung Kakiralong
yang ada di Kabupaten ini terus mengalami pertumbuhan pada setiap tahunnya
Kepulauan Sangihe terus mengalami peningkatan dari Tahun 2010-2019, hal ini
Negara tentangga Filipina. Daerah ini dahulu adalah daerah gabungan dengan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2017. Hal ini ditunjukkan dengan
angka laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen. Lebih kecil dibandingkan
dengan angka laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang sebesar 5,10 persen.
Salah satu penyebab yang ada adalah karena melambatnya sektor pertanian yang
6
berkontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
pada tahun 2016 sebesar 2,05 Triliun Rupiah. Angka PDRB ADHB ini dapat
Kabupaten Kepulauan Talaud, kondisi yang sama terjadai seperti pada kabupaten
nusa utara yang lainnya, Kabupaten Kepulauan PDRB atras dasar harga konstan
mengalami peningkatan yang siginifkan pada setiap tahunnya, dan di Tahun 2019
mencapai angka PDRB sekita 1,60 juta. Dan untuk pengembangannya perlu ada
usaha yang ada. Guna mencapai perkonomian yang lebih sejahtera dan mampu
termuda di wilayah nusa utara hasil pemekaran dari Kabupaten Sangihe pada
tahun 2007. Nama Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) sendiri diambil dari nama 3
pulau terbesar di kabupaten ini, yaitu pulau Siau, pulau Tagulandang dan pulau
memiliki tanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan, dimana salah satu
hasil perkebunannya yaitu pala sangat terkenal di penjuru dunia dan hal ini
7
tujuh belas sektor ekonomi yang masing-masingnya memberikan sumbangsi dan
perkembangan PDRB yang ada ditunjang oleh tujuh belas sektor yang ada
didalamnya, dan dari tujuh belas sektor terdapat empat sektor yang memiliki nilai
kehutanan dan perikanan, sektor jasa lainnya, sektor konstruksi dan sektor
perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda. Selain Kabupaten
Kepulauan Sitaro terdapat pula Kabupaten Sangihe yang nilai PDRB mengalami
peningkatan.
agar dapat dilihat bahwa dari ketiga Kabupaten Kepulauan ini sektor yang
dan daerah Sulawesi Utara ataupun dari ketiga Kabupaten kepulauan ini, mampu
yang dilihat dari masing-masing pertumbuhan ekonomi, daya saing dan potensi
yang ada, berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti tertarik untuk
8
1.2 Rumusan Masalah
1. Sektor ekonomi manakah yang merupakan sektor ekonomi basis dan sektor
1. Untuk mengetahui sektor ekonomi basis dan sektor ekonomi non basis di
Sitaro
1. Manfaat Ilmiah
9
b. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang sektor basis dan
2. Manfaat Praktis
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau wilayah.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari banyak syarat yang diperlukan
lebih luas. Salah satu sasaran pembangunaan ekonomi daerah adalah menigkatkan
pekerja, dan pertumbuhan output per kapita. Pertumbuhan output digunakan untuk
peningkatan tenaga kerja dan modal di wilayah tersebut. Pertumbuhan output per
tenaga kerja sering digunakan sebagai indikator adanya perubahan daya saing
(Bhinadi:2003).
11
Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan seperti yang diuraikan sebagai
berikut :
banyak porsi PDB yang ditabung akan menambah capital stock sehingga
tingkat tabungan dan capital stock yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Namun beberapa studi empiris menunjukkan hasil yang berbeda antara
negara-negara di Eropa Timur dan di Afrika. Hal ini menunjukkan adanya faktor
lebih modern dan sektor jasa-jasa. Teori ini dipeloperi oleh W. Arthur Lewis.
Menurut Lewis, dalam perekonomian yang terbelakang ada 2 sektor yaitu sektor
tradisional dengan marjinal produktivitas tenaga kerjanya nol. Dengan kata lain,
12
apabila tenaga kerjanya dikurangi tidak akan mengurangi output dari sector
pertanian. Sektor industri modern adalah sektor modern dan output dari sektor ini
akan bertambah bila tenaga kerja dari sektor pertanian berpindah ke sector modern
ini. Dalam hal ini terjadi pengalihan tenaga kerja, peningkatan output dan
c. Teori Solow
Hubungan antara output , modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentuk
y = f (k) .................................................................................................................(1)
Dari persamaan 1 terlihat bahwa output per pekerja (y) adalah fungsi dari
capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum “the
law of deminishing return”, dimana pada titik produksi awal, penambahan kapital
per labor akan menambah output per pekerja lebih banyak, tetapi pada titik
tertentu penambahan capital stock per pekerja tidak akan menambah output per
pekerja dan bahkan akan bisa mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi
i = s f(k) ................................................................................................................(2)
13
Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi
capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya
investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan
Δk = i - γ kt ...........................................................................................................(3)
cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami
perlambatan jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital.
Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan sehingga akumulasi
akan mengurangi capital stock per pekerja. Tingkat pertumbuhan populasi dan
14
adalah efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya y adalah Y/LE dimana LE menunjukkan
terus tumbuh.
Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu
meningkatkan investasi yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik
yang luas. Modal dalam hal ini tidak hanya dalam sifat fisik tetapi juga yang
penemuan baru berawal dari proses learning by doing, yang dapat memunculkan
15
penemuan-penemuan baru yang meningkatkan efisiensi produksi. Efisiensi ini
yang dapat meningkatkan produktivitas. Sehingga dalam hal ini kualitas sumber
(2011), dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa indicator yang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
a. Ketidakseimbangan Pendapatan
kecendrungan bahwa kontribusi (peran) sektor petanian terhadap nilai PDRB akan
16
sektor industri dapat menyediakan lapangan kerja yang luas, memberikan
dari exspor. Oleh karena itu, perekonomian suatu wilayah harus di orientasikan
selain sektor pertanian, tetapi harus pula diorientasikan kepada sektor industri.
masyarakat, menghasilkan devisa yang dihasilkan dari exspor. Oleh karena itu,
Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa, tingkat pengangguran
cukup tinggi dan cenderung bertambah luas akibat krisis financial Negara-negara
di dunia. Untuk mengatasi krisis ekonomi yang sangat luas tersebut, diperlukan
berbagai komoditas sektor pertanian dalam arti luas (meliputi tanaman pangan,
17
Dalam hal ini “kemudahan” diartikan sebagai kemudahan bagi masyarakat
mendapatkan bahan baku, bahan penolong, suku cadang, listrik, air bersih, dan
dalam kurun waktu tertentu ialah menggunakan data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), dapat menggunakan atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar
kenaikan output per kapita dalam jangka yang panjang, penekanannya ialah pada
tiga aspek yakni proses, output per kapita, serta jangka panjang. Pertumbuhan
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan
jasa dalam suatu wilayah, menerapkan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan seluruh unit ekonomi. PDRB sendiri dapat diartikan sebagai
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan
18
jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah
(BPS, 2016).
Semakin tinggi nilai PDRB suatu daerah maka ini menunjukkan tingginya
ekonomi suatu daerah dapat terjadi ketika penentu-penentu endogen (faktor dari
dalam daerah) maupun eksogen (faktor dari luar daerah) bersangkutan serta
2013).
Metode Langsung
1) Pendekatan Produksi
produk domestik bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian.
Dengan demikian, GNP atau GDP menurut pendekatan produksi ini adalah
penjumlahan dari masing-masing barang dan jasa dengan jumlah atau kuantitas
barang dan jasa yang dihasilkan, hal ini secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut : Y = (Q1 × P1) + (Q2 × P2) + (Q3 × P3) + … + (Qn × Pn)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Q1, Q2, Q3, dan Qn = jumlah jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
19
P1, P2, P3, dan Pn = harga jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
2) Pendekatan Pendapatan.
dari berbagi dari faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi.
upah (wages) dan gaji (salaries) ditambah faktor rent terhadap upah dan gaji
nasional.
kepada pemilik perusahaan yang mana sebagian dari padanya digunakan untuk
lagi dibagikan kepada para pemilik saham (stock holders) sebagai deviden,
dan sebagian lagi ditabung perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak
dibagikan.
korporasi.
20
d) Pendapatan sewa (rental income of person), yang merupakan kompensasi
didalamnya pendapatan sewa dari mereka yang tidak terikat dalam bisnis real
estate : pendapatan sewa dihitung untuk rumah-rumah yang non form yang
dihuni oleh pemiliknya sendiri; dan royalties yang diterima oleh orang dari
hak paten, hak cipta, dan hak terhadap sumber daya alam.
e) Bunga netto (net interest) terdiri atas bunga yang dibayar perusahaan
dikurangi oleh bunga yang diterima oleh perusahaan ditambah bunga netto
yang diterima dari luar negeri. Bunga yang dibayar oleh pemerintah dan yang
sebagai berikut:
NI = Yw + Yi + Ynr + Ynd
Dimana:
Ynr dan Ynd : Pendapatan dari keuntungan dari perusahaan dan pendapatan
3) Pendekatan Pengeluaran
produk domestik regional bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar
dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilkan dalam
perekonomian, diukur pada harga pasar yang berlaku. Dengan perkataan lain
21
produk nasional atau produk domestik regional bruto adalah penjumlahan nilai
pasar dari permintaan sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan
pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar
ekonomi pada tingkat regional sebagai alokator digunakan yang paling besar
melalui PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan. Pendapatan regional
(kenaikan rill).
daya beli penduduk dan kenaikan seperti ini merupakan kenaikan pendapatan
yang tidak riil. Oleh karena itu berdasarkan kenyataan diatas untuk
22
sedangkan pendapatan regional dimana faktor inflasi tidak lagi diperhitungkan
(Tarigan,2005). Teori basis ini digolongkan kedalam dua sektor yaitu sektor basis
dan sektor non basis. Sektor basis yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang
melayani baik pasar di daerah tersebut maupun luar daerah. Secara tidak langsung
Sektor non basis adalah sektor yang menyediahkan barang dan jasa untuk
suatu daerah. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah
Sektor basis dan non basisekonomi suatu wilayah dapat diketahui dengan
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara
lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya
23
faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal,
ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis saja
melainkan pada suatu sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi
sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang
2006).
bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup
nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor
di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan
oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Suatu daerah akan
persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat
24
menghasilkan ekspor (Suyanto, 2000:146). Sektor unggulan di suatu daerah
Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu
cukup besar sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek
permintaan tersebut.
2. Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif maka fungsi
perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, dimana
dapat dirumuskan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam penelitian studi
ini,yakni meliputi:
25
kontribusi rata-rata dalam PDRB atau penyerapan tenaga kerja lebih tinggi
referensi (cakupan wilayah yang lebih luas) dan memiliki laju pertumbuhan
PDRB atau penyerapan tenaga kerja rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
b) Sektor ekonomi sebagai sektor basis dan mana pula yang tidak. sektor ini
lain atau merupakan sektor basis yang memiliki tingkat pertumbuhan PDRB
atau penyerapan tenaga kerja sebanding atau lebih tinggi daripada laju
Bahwa sektor tersebut mempunyai permintaan yang tinggi, baik pasar lokal
wilayah lain baik regional atupun internasional serta merupakan sektor yang
tumbuh lebih pesat di dalam lingkup wilayah referensi dan memiliki tingkat
pertumbuhan PDRB atau penyerapan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi
tingkat pertumbuhan sektor dalam lingkup wilayah referensi dilihat dari nilai
26
kerja. Sehingga akan dapat pula mendorong pengembangan ekspor barang
maupun jasa.
yang tinggi (Backward Linkage), yang dinilai melalui indeks daya menarik
(IDM) dan indeks derajat kepekaan (IDK), Sektor yang dikategorikan sebagai
kepekaan dan indeks daya menarik lebih dari satu, Sektor ini mampu
penetapan kawasan andalan antara lain teori basis ekonomi, teori pertumbuhan
daerah lain dalam satu wilayah regional, kawasan andalan dinilai memiliki
Terjadinya akumulasi modal yang bersumber dari masuknya investasi baik berasal
dari dalam negeri maupun asing, pertumbuhan jumlah penduduk yang dapat
dilihat dari angka fertilitas, mortalitas dan migrasi yang dalam pertumbuhannya
27
mengikuti deret ukur, serta adanya kemajuan teknologi merupakan faktor yang
bersangkutan dapat menciptakan peluang investasi dan juga dapat menarik minat
investor. Sektor unggulan yang merupakan sektor ekonomi basis dari suatu daerah
dan efektif, melalui pembagian seluruh proses produksi kepada unit khusus yang
akan membentuk jaringan perdagangan yang lebih luas adalah ciri perekonomian
28
mendongkrak perekonomian daerah naik bersama-sama dan berkesinambungan
29
Lamongan di Kabupaten Lamongan
(analisis location sedangkan sektor lainnya
quetient) termasuk ke dalam Sektor non
Basis. Dengan analisis tabel
menunjukkan bahwa di
Kabupaten Lamongan masih
mengandalkan Sektor Pertanian
sebagai penyokong utama
perekonomian di Kabupaten
Lamongan. Artinya bahwa
Kabupaten Lamongan masih
tergolong ke dalam struktur
ekonomi Sektor Pertanian yang
hanya mengandalkan alam untuk
matapencaharian sehari-hari di
Kabupaten Lamongan.
Sari Sasmita Analisis sektor LQ Hasil penelitian menunjukan
Sambuari basis di bahwa sektor yang memiliki nilai
2015 Kabupaten LQ > 1 adalah sektor basis.
Bolaang Artinya sektor tersebut telah
Mongondow mampu untuk memenuhi
Utara kebutuhannya sendiri juga untuk
memenuhi kebutuhan daerah
lainnya. Selama kurun waktu
2009-2013 yang termasuk sektor
basis terdapat pada sektor
pertanian, sektor petambangan
dan penggalian dan sektor jasa-
jasa. Sedangkan sektor yang
memiliki nilai LQ < 1 adalah
sektor non basis. Hal ini
menunjukkan sektor tersebut
belum mampu untuk memenuhi
kebutuhan daerah. Sektor tersebut
adalah sektor perdagangan hotel
dan restoran, sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan
air bersih, sektor kontruksi, sektor
pengangkutan dan komunikasi
dan sektor keuangan, real estat
dan jasa perusahaan.
Azhar Analisis sektor LQ 1.Sektor yang menjadi basis di
2003 basis dan non Nanggroe Aceh Darussalam
basis di Provinsi dari tahun 1992 sampai dengan
Nanggroe Aceh 2001 yaitu sektor
Darussalam pertambangan dan penggalian,
sektor industri pengolahan
serta sektor pertanian.
Sedangkan keenam sektor
lainnya menjadi sektor non
30
basis.
2.Laju pertumbuhan sektor basis
dan sektor non basis dari tahun
1992 sampai dengan 2001
mengalami kenaikan dan
penurunan atau berfluktuasi.
Dedi Setiawan Analisis LQ Berdasarkan hasil analisis
2018 hubungan sektor korelasi dapat di simpulkan
ekonomi basis bahwa hipotesis tentang terdapat
dengan hubungan yang positif dan kuat
penyerapan antara pertumbuhan ekonomi
tenaga kerja di sektor basis tersebut di Kabupaten
Kabupaten Merangin, tidak dapat di buktikan
Merangin atau tidak berpengaruh secara
signifikan karena tidak seluruh
sektor basis memiliki korelasi
yang kuat dengan penyerapan
tenaga kerja.
Puspasari Ayu Analisis potensi LQ dan Shift Hasil analisis LQ dan Shift Share
Ningrum sektor basis dan Share Esteban Marquillas menunjukkan
2017 non basis bahwa tahun 2010-2015 yang
ekonomi pada sektor basis di Kota Salatiga
perubahan adalah sektor pengadaan listrik
struktur dan gas, pengadaan air,
perekonomian di pengelolaan sampah, limbah dan
Kota Salatiga daur ulang, industri pengolahan,
Tahun 2010-2015 konstruksi, penyediaan
akomodasi dan makan minum,
jasa keuangan dan asuransi, real
estate, jasa perusahaan,
administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial
wajib, jasa pendidikan, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial dan
terjadi perubahan struktur
ekonomi dari sektor modern ke
tradisional tahun 2013-2015.
Vicky Y. Analisis sektor LQ dan Shift 1. Dari hasil LQ di dapat bahwa
Takalumang ekonomi Share di Kabupaten Kepulauan
2018 unggulan dalam Sangihe dari 17 sektor terdapat
mendorong 6 sektor yang basis atau
pertumbuhan unggulan. sektor Administrasi
ekonomi Pemerintahan, Pertahanan dan
Kabupaten Jaminan Sosial Wajib, sektor
Kepulauan Pertanian, Kehutanan, dan
Sangihe Perikanan, sektor Real Estate,
sektor Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor dan yang
terakhir sektor Jasa Kesehatan
31
dan Kegiatan Sosial. Sektor-
sektor ini merupakan sektor
Basis atau unggulan artinya,
sektor-sektor ini telah mampu
memenuhi kebutuhan
daerahnya sendiri. Secara
umum dapat pula diartikan
bahwa sektor-sektor basis
tidak hanya mampu
berproduksi untuk memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri,
tetapi juga mampu memasok
untuk kebutuhan daerah lain.
Sektor-sektor ini sangat
berpotensi untuk di
kembangkan dan bisa menjadi
sumber daya untuk mendorong
perekonomian Kabupaten
Kepulauan Sangihe Karena
memiliki kekuatan dan
prospek yang baik dimasa
datang.
2. Dari hasil perhitungan Shift
Shre atau Pengaruh terbesar di
Kabupaten Kepulauan Sangihe
yaitu sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan,
sektor Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor, sektor
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib, sektor Konstruksi dan
sektor Transportasi dan
Pergudangan. Perekonomian
Kabupaten Kepulauan Sangihe
mendapatkan hasil yang sangat
positif terhadap nilai Total
Kinerja selama kurun waktu
2010-2015 karena mengalami
kenaikan nilai absolut serta
keunggulan kinerja
perekonomian daerah.
Agnes Growth and Data analysis The results showed that the
Lutherani Employment technique presence of the strong
Chatarina Determinants used is influence of the education
Polcarol Lapian Factors in North structural sector, government spending,
(2017) Sulawesi equation and the health sector on
Province model (SEM) employment both directly and
using AMOS indirectly to private
32
investment, index of human
development, economic
growth, and economic
structure, so that the first and
second hypothesis can be
accepted.While other sectors
of government spending has no
significant effect on
employment both directly and
indirectly towards private
investment, human
development index, economic
growth and economic
structures, so the third
hypothesis be rejected.
Dr.Agnes Small and Multiple The large potential of SMEs in
Lutherani medium linear North Sulawesi is a strategic
Chatarina enterprises regression capital for the region to further
Polcarol Lapian towards analysis enhance economic growth
economic growth through enhancing SMEs'
in North performance across all sectorsor
Sulawesi, industries.The economy in North
Indonesia Sulawesi supported by various
sectors is one of SMEs that has
been proven too enemployment
and increase the productivity of
human resources.The results of
this study found that the variables
of production capacity and
variable of production value did
not significantly influence thee
conomic growth in North
Sulawesi.The practical
contribution of research
emphasizes to the local
government to maximize the
potential of regional SMEs.
Patrick Ch. Analisa Shift Share Hasil penelitian didapat ialah
Wauran komoditas/produk peningkatan perekonomian di
2018 unggulan di Kabupaten Kepulauan SITARO
Kabupaten disumbangkan oleh sektor
Kepulauan pertanian, kehutanan dan
SITARO perikanan, sektor perdagangan
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, sektor konstruksi dan
transportasi. Perekonomian
Kabupaten Kepulauan SITARO
mempunyai daya saing yang
tinggi dan keunggulan
33
kompetitifnya tinggi. untuk
komoditi/ produk unggulan yang
sangat cocok dengan kondisi
wilayah di Kabupaten Kepulauan
SITARO untuk pertanian ialah
komoditi pala, cengkeh,ubi kayu,
kelapa, keneri dan jagung. Untuk
buah-buahan ialah salak, mangga,
kedondong, jeruk ikan, jeruk nipis
dan pisang mas. Sedangkan untuk
perikanan ialah malalugis,
cakalang, tude, deho dan tongkol.
Bidang usaha untuk perdagangan
ialah toko kelontong, kios UKM
dan distributor makan. Bidang
usaha di sektor transportasi ialah
taxi antar pulau, taxi lokal dan
mini bus. Budang usaha sektor
konstruksi ialah konstruksi
bangunan dan jalan.
Neltji Janis Identifikasi sektor LQ dan Shift Melalui analisis LQ (location
2015 ekonomi Share Quotient) dan shift share
unggulan Kota diperoleh sub sektor yang
Tomohon Tahun memiliki keunggulan baik dilihat
2009-2013 dari PDRB Kota Tomohon Atas
Dasar Harga Berlaku dan Atas
Dasar Harga Konstan yaitu sektor
Konstruksi, Sektor Pertambangan
dan Penggalian, Sektor listrik,
Gas dan Air Bersih, dan sektor
jasa-jasa. Keempat sektor ini
menunjukan bahwa Kota
Tomohon mampu memenuhi
sendiri kebutuhannya, dan
memungkinkan untuk
mengekspor keluar daerah.
Made Antara Basis Sector in DLQ and The results of analysis showed
2017 the Economic Shift Share that the basis sectors in economic
Structure of structure of Badung Regency is
Badung Regency, water supply, waste, and
Bali, Indonesia recycling sector, construction
sector, transportation and
warehousing sector, and
accommodation and feeding
supply sector. The agricultural
sub-sector has three sub-sub-
sectors that are able to become
the basis sub-subsector in the
future are food crop sub-sub-
sectors, horticultural crops sub-
34
subsector, and fishery sub-sector.
Two factors causing the change
of agriculture, forestry and
fishery sub-sector positions in the
economic structure of Badung
Regency, namely economic
structure and location factor
Martin Neil US Descriptive On the other hand, there are
Baily Manufacturing: some potential causes for
2014 Understanding Its concern. First, though n the other
Past and Its hand, there are some potential
Potential Future causes for concern. First, though
manufacturing’s output share of
GDP has remained stable over
50 years, and manu-
anufacturing’s output share of
GDP has remained stable over 50
years, and manufacturing retains
a reputation as a sector of rapid
productivity improvements, this
acturing retains a reputation as a
sector of rapid productivity
improvements, this is largely due
to the spectacular performance of
one subsector of manufacturing: s
largely due to the spectacular
performance of one subsector of
manufacturing: computers and
electronics. Meanwhile, the
90 percent of manufacturing that
lies omputers and electronics.
Meanwhile, the 90 percent of
manufacturing that lies outside
the computer and electronics
industry has seen its share of real
GDP fall utside the computer and
electronics industry has seen its
share of real GDP fall
substantially, while its
productivity growth has been
fairly slow. Complicating the
Hardiani Analysis of LQ, Shift The results of the analysis found
2017 leading sector of share, that of the 14 basic sectors in
Jambi City Tippoligi Jambi City (based on LQ
Klassen analysis), there are four priority
sectors namely electricity and gas
procurement, building, large and
retail trade, car and motorcycle
repairs, health service and social
activities
35
Willy Arafah Determining LQ The analysis showed that
2017 Factors of in the year 2013-2014 the Trade
Potential and Retail sector; Car and
Economy Sectors Motorcycles Repair sector; Real
of Bantaeng Estate sector;
Regency in South Government Administration
Sulawesi sector; Defence and Compulsory
Province of Social Security; and Other
Indonesia: An Services Sector is the leading
Analysis Using economy sector in Bantaeng
the Location Regency. And in the year 2014-
Quotient 2015, the Trade and Retail
Approach sector; Cars and Motorcycles
Repair sector; Real Estate sector;
Service Sector Health and Social
Work; and Other Services Sector
is the leading economy sector in
Bantaeng Regency.
Chandrasiri Accrual Basis descriptive This study uses the political
ABEYSINGHE and Political economic perspective and
2016 Interest in Public accordingly hegemonic analysis
Sector of Gramsci (1971). The study is
Accounting. The carried out as a qualitative case
Case of a study in the phenomenological
Municipal tradition at the Colombo
Council in Sri Municipal Council (CMC) of Sri
Lanka Lanka. Findings show that
accrual basis in the current
accounting framework does not
work because it does not address
the political interest dominating
over public sector organisations.
It concludes emphasizing the need
of reconsidering the accounting
framework of public sector
having regard on political
interest in the state sector before
introducing accrual accounting.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
PDRB ADHK
36
SEKTOR PRIMA,
SEKTOR DAYA SAING POTENSIAL
BASIS/UNGGULAN SEKTOR EKONOMI BERKEMBANG,
TERKEBELAKANG
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian
ini adalah data PDRB Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud, Sitaro Tahun 2010-
2019 Atas Dasar Harga Konstan, demikian juga data PDRB Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2010-2019 Atas Dasar Harga Konstan, disertai dengan data-data
1. Potensi Ekonomi
yang dapat dilihat berdasarkan harga berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB
dimaksudkan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
yang ada dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang terpakai dalam penelitian ini
3. Sektor-sektor Ekonomi
38
- Industri pengolahan
- Konstruksi
- Real estate
- Jasa perusahaan
- Jasa pendidikan
- Jasa lainnya
Adalah sektor yang mampu mengekspor barang – barang dan jasa – jasa
sama pada lingkup yang lebih luas. Sektor basis ini bila nilai LQ>1. Sedangkan
sektor non basis adalah sektor yang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan
daerah itu sendiri dan sektor ini tidak dapat mengeskpor barang diluar
5.Sektor Unggulan
39
Sektor unggulan adalah sektor yang memilki peranan relatif besar
6. Keunggulan Kompetitif
sektor di tingkat kabupaten lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan pada sektor
1. Spesialisasi
besar dari pada dengan variabel yang diharapkan (Eij – Eij’) > 0.
a. Location Quotien
b. Shift Share
c. Tipolgy Klassen
menentukan sektor basis dan non basis, dengan tujuan untuk melihat keunggulan
40
komparatif suatu daerah dalam menentukan sektor unggulannya. Dalam teknik
ini, menurut Tarigan (2005) kegiatan ekonomi suatu daerah dapat dibagi menjadi
1. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
baik pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Artinya sektor ini
2. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non
unggulan.
barang dan jasa yang dapat dijual keluar daerah yang meningkatkan pendapatan
daerah tersebut, maka secara berantai akan meningkatkan investasi yang berarti
permintaan akan industri non basis. Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu
daerah.
yang kemudian digunakan dalam penentuan sektor basis dan non basis di dalam
Keterangan:
41
LQij = Indeks/koefisien Location Quotient sektor I di kabupaten/kota j
ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang
lapangan kerja atau nilai tambah sektor i di wilayah analisis terhadap total
lapangan kerja atau nilai tambah wilayah adalah lebih besar dibandingkan dengan
porsi lapangan kerja atau nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional.
2. PDRB Provinsi
masing. Begitu juga dengan metode analisis LQ. Analisis LQ sebagai salah satu
analisis untuk menentukan sektor basis atau unggulan dan setktor non basis atau
mudah dan sederhana, tidak membutuhkan data yang sangat banyak, tidak
42
memerlukan software analisa data cukup microsoft excel pada komputer yang
tidak rumit dan berat, hasil yang didapatkan bisa menjadi langkah awal sebagai
yang sederhana, dibutuhkan data yang akurat. Hasil analisis LQ yang begitu baik
akan sia - sia jika data yang digunakan tidak begitu valid. Oleh karena itu, validasi
data sebelum melakukan analisis LQ perlu dilakukan dan merupakan hal yang
paling penting. Selain itu, untuk menghindari bias musiman dan tahunan
diperlukan nilai rata - rata dari data series yang cukup panjang minimal 5 tahun.
pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Analisis tersebut dapat digunakan
daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di
43
digunakan teknik analisis Shift-Share. Dengan teknik ini, selain dapat mengamati
antar wilayah, keunggulan kompetitif suatu wilayah juga dapat diketahui melalui
Metode analisis shift share diawali dengan mengukur perubahan nilai tambah
bruto atau PDRB suatu sektor-i di suatu region-j (Dij) dengan formulasi :
Dimana,
PNij= Eij . Ra
Ra= (En,t-En)/En
Keterangan:
SITARO.
44
PN : Perubahan PDRB sektor/subsektor-i di wilayah Kabupaten Kepulauan
Sulawesi Utara
awal analisis.
45
memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang saling
Kuadran I yakni daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high income and high
growth). Kuadran II yakni daerah maju tapi tertekan (high income but low
growth). Kuadran III yakni daerah berkembang cepat (high growth but low
income). Kuadaran IV adalah daerah relatif tertinggal (low growth and low
income).
empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda yaitu sebagai berikut:
46
Pada kuadran ini sektor dengan laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih
sebuah acuan atau secara nasional (g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (si)
yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB
daerah yang menjadi sebuah acuan secara nasional (s). Hasil dari klasifikasi ini
biasanya dilambangkan dengan tanda ‘gi’ lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ lebih besar
dari ‘s’. sektor yang ada didalam kuadran I bisa diartikan sebagai sektor yang
memiliki potensi karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa
yang lebih besar daripada daerah yang menjadi acuan atau secara nasional.
Pada sektor ini berada pada kuadran ini dengan memiliki nilai
pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi sebuah acuan atau secara nasional (g),
akan tetapi telah memiliki nilai kontribusi terhadap PDRB daerah yang menjadi
acuan atau secara nasional (s). hasil klasifikasi ini bisa digambarkan dengan ‘gi
lebih kecil dari ‘g’ dan ‘si’ lebih besar dari ‘s’. Kedudukan sektor dalam kategori
ini dapat dikatakan sebagai sektor yang telah lama atau bisa dikatakan pada posisi
yang jenuh.
3. Kuadran III / Sektor Potensial atau Masih Dapat Berkembang dengan Pesat.
Pada kuadran ini sektor yang telah memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi)
yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau
secacra nasional (g), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si) harus
kebih kecil dibandingkan nilai kontribusi nilai kontribusi suatu sektor tersebut
47
terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi
ini biasanya digambarkan dengan ‘gi’ lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ lebih kecil
apabila dibandingkan dengan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap nilai PDRB
daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s).hasil klasifikasi ini
dilambangkan dengan ‘gi’ yang lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ akan lebih kecil dari
s. Setiap sektor yang termasuk dalam kuadran III dapat diartikan sebagai sektor
pangsa pasar daerahnya tersebut relative lebih kecil apabila dibandingkan dengan
Kuadran ini ditempati oleh sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB
(gi) lebih rendah apabila dibandingkan dengan nilai pertumbuhan PDRB daerah
yang telah menjadi sebuah acuan atau secara nasional (g) selain itu juga telah
memiliki nilai kontribusi tersebut terhadap PDRB (si) yang lebih kecil apabila
dibandingkan dengan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
BAB IV
48
Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral dari Provinsi
Kepulauan Sangihe terletak antara 20 4’13” – 40 44’ 22” Lintang Utara dan 1250
9’ 28” – 1250 56’ 57” Bujur Timur. Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri dari 15
kecamatan.
Gambar 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2018
adalah kecamatan Tabukan Utara, dan untuk kecamatan dengan luas wilayah
terkecil adalah kepulauan Marore. Dan daerah kabupaten kepulauan yang ada di
terletak antara 3⁰ 38’ Lintang Utara dan 5⁰ 33’ Lintang Selatan dan antara 126 ⁰
terluas adalah kecamatan Beo Utara dan untuk wilayah terkecil adalah kecamatan
adalah pulau Marore. Selain Kabupaten Talaud ada salah satu daerah hasil
pemekaran daerah Nusa Utara adalah Kabupaten Siau, Tagulandang dan Biaro
(Sitaro).
dengan SITARO merupakan salah satu dari kabupaten yang berada di Provinsi
Utara dan 125009’36’’ – 125029’24”” Bujur Timur. Wilayah ini memiliki batas
Gambar 4.3
50
Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2018
Berdasarkan gambar yang ada dapat dilihat bahwa daerah dengan wilayah
terluas adalah Kecamatan Siau barat dan untuk daerah dengan wilayah terkecil di
4.1.2 Kependudukan
sebanyak enam kali sejak Indonesia merdeka, yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990,
51
Gambar 4.4
Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro
Tahun 2018
berdasarkan hasil proyeksi penduduk adalah 130.833 jiwa dengan jumlah rumah
Kepulauan Sangihe, yaitu 749,46 jiwa per kilometer persegi. Dan untuk daerah
Biaro Berdasarkan data hasil proyeksi, pada 2018 jumlah penduduk Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah sebesar 66.225 orang, yang terdiri dari
52
32.694 laki-laki (49,37%) dan 33.531 perempuan (50,63%). Jumlah ini naik
3,46% persen.
53
Tahun
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian,
Kehutanan dan
Perikanan 12281007 12154188 12918081 13765299 14243121 14605520 15141887 15817344 16378542 17339482
B. Pertambangan
dan Penggalian 2483774 2687953 2868258 3022999 3229654 3503755 3659303 3991183 4343225 4714004
C. Industri
Pengolahan 5711852 6116248 6562011 6902307 7138172 7338083 7417070 8010190 8368986 8395329
D. Pengadaan
Listrik dan Gas 45210 47773 53703 62215 71813 80507 94610 99137 102620 112041
E. Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 75081 79759 85585 91761 94749 97046 100025 100831 104147 108748
F. Konstruksi 6296245 6947714 7324263 7933964 8402906 9219900 9862174 10593031 11351939 12011695
G. Perdagangan
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 6227521 6899099 7250163 7811064 8533451 9037800 9587905 10117866 10700477 11645210
H. Transportasi
dan Pergudangan 4173610 4438279 4749998 5059981 5584990 6006603 6552877 6922865 7467829 7878269
I. Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 1034086 1101929 1192722 1285411 1423030 1543969 1736047 1848842 1958951 2013893
J. Informasi dan
Komunikasi 2127935 2307958 2486363 2698253 2948475 3210496 3505986 3753807 4046717 4369734
K. Jasa Keuangan
dan Asuransi 1800407 1981032 2208805 2346430 2410856 2506806 2986973 3187945 3203612 3323865
L. Real Estate 1791270 1944458 2087886 2225737 2421902 2605499 2790025 2991486 3218628 3363395
M,N. Jasa
Perusahaan 38969 42655 45790 49534 53639 57912 61889 67490 73591 78927
O. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib 3661523 3836540 4210914 4258466 4639202 5056200 5293650 5581654 5875031 5872911
P. Jasa
Pendidikan 1329150 1418717 1508664 1586533 1650377 1767208 1876574 1982364 2161349 2422244
Q. Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial 1859992 2045619 2198488 2338158 2485135 2680959 2894963 3115678 3444889 3690477
R,S,T,U. Jasa
Lainnya 783702 860975 925893 984387 1029286 1107067 1202705 1303761 1458158 1687826
PDRB 51721334 54910898 58677587 62422499 66360757 70425330 74764661 79485474 84258691 89028051
Sumber : Sulut dalam angka Tahun 2009-2020
54
Analisis LocationQuotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-
sektor Ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Sangihe
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Dari Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan 1.434 1.457 1.466
Perikanan 1.4389 2 1.4525 1.4531 3 1.4788 1.4700 1.4656 3 1.4496
0.854 0.842 0.802
B. Pertambangan dan Penggalian 0.8418 5 0.8550 0.8569 1 0.8236 0.8327 0.8128 5 0.7941
0.455 0.451 0.460
C. Industri Pengolahan 0.4404 3 0.4492 0.4506 4 0.4534 0.4646 0.4551 8 0.4626
0.555 0.559 0.576
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.5366 5 0.5711 0.5792 4 0.5578 0.5668 0.5689 5 0.5627
E. Pengadaan Air, Pengelolaan 0.578 0.585 0.617
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.5695 1 0.5810 0.5832 2 0.5969 0.5923 0.6058 4 0.6212
0.694 0.693 0.720
F. Konstruksi 0.6989 3 0.7030 0.6901 8 0.7110 0.7132 0.7180 8 0.7292
G. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 1.121 1.158 1.230
Sepeda Motor 1.1115 7 1.1110 1.1387 2 1.1646 1.1722 1.2041 6 1.2287
0.878 0.873 0.869
H. Transportasi dan Pergudangan 0.8539 5 0.8779 0.8811 1 0.8688 0.8508 0.8701 2 0.9076
I. Penyediaan Akomodasi dan 0.310 0.296 0.281
Makan Minum 0.3066 2 0.3047 0.3054 5 0.2878 0.2727 0.2755 2 0.2894
0.275 0.269 0.269
J. Informasi dan Komunikasi 0.2711 2 0.2758 0.2730 6 0.2653 0.2607 0.2647 2 0.2725
1.155 1.138 1.148
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.1451 8 1.1333 1.1049 0 1.1331 1.2239 1.1645 5 1.1215
1.173 1.162 1.152
L. Real Estate 1.1613 1 1.1725 1.1747 7 1.1549 1.1508 1.1541 6 1.1819
0.254 0.261 0.259
M,N. Jasa Perusahaan 0.2523 5 0.2596 0.2612 9 0.2618 0.2647 0.2618 2 0.2599
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.640 1.596 1.624
Wajib 1.5782 8 1.5999 1.6153 0 1.5579 1.5652 1.5955 0 1.6272
0.983 4.486 0.953
P. Jasa Pendidikan 0.9758 6 0.9859 0.9841 4 0.9841 0.9738 0.9782 8 0.9021
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1.096 1.088 1.074
Sosial 1.0910 2 1.1021 1.1071 4 1.1034 1.0920 1.0947 7 1.0963
0.432 0.421 0.398
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0.4344 6 0.4320 0.4315 5 0.4318 0.4217 0.4166 8 0.3743
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
55
Tabel 4.3
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
Di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Hasil LQ
diatas dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini
merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari
tingkat provinsi. Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi
1,4566 hal ini memang sangat Nampak karena kondisi geografis dari Kabupaten
56
Kepulauan Sangihe dilihat dari kondisi tanah dan perairan yang tercakup besar.
Kemudian sektor unggulan lainya adalah sektor jasa pendidikan dengan nilai rata-
rata LQ sebesar 1,3208, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor sebesar 1,1641 dan Sektor Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Grafik 4.5
Trend Pertumbuhan Sektor Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
57
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing
dengan sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala
yang besar terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor perkebunan, dan
perikanan dimana luas wilayah laut dan hasil yang ada di Kabupaten Sangihe
ada.
Sektor perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis unggulan yang
Kepulauan Sangihe, hal ini dapat terlihat dari bayaknya perdagangan komoditi
yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan dari
trendnya pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan, dan hal yang sama
terajadi pada sektor ini di Tahun 2019 yaitu mengalami sedikit penurunan dan
untuk hasil analisis LQ sektor jasa Keuangan dan Asuransi menunjukkan nilai
LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih
tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, pekembangan sektor jasa yang ada di
PDRB di kabupatan kepulauan sangihe dan merupakan salah satu sektor basis
58
unggulan dan tren dari sektor ini mengalami penurunan dari Tahun 2017 sampai
Hasil analisis LQ, real esate menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010
sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
provinsi Sulawesi Utara yang artinya sekor real estate yang ada di Kabupaten
sektor real estate ini menunjukkan bahwa sepanjang 10 tahun terakhir berfluktuasi
sebanyak 3 kali, tetapi di akhir tahun 2019 mengalami peningkatan yang sangat
pesat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, dan untuk analisis LQ, sektor
nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya
lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, artinya sektor ini merupakan salah
satu sektor basis unggulan yang ada didaerah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang
Kepulauan Sangihe, dan untuk trend dari sektor ini berfluktuasi tetapi di Tahun
2019 mengalami peningkatan yang pesat sementara dari hasil analisis LQ, sektor
Sektor Jasa dan Kegiatan Sosial menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai
dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi
59
Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan trend dari sektor basisi ini menujukkan
sektor Ekonomi dalam PDRB atas dasar harga konstan yang dapat digolongkan ke
dalam sektor basis dan non basis. LQ Merupakan suatu perbandingan tentang
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Talaud
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Dari Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan 2.057 2.0833 2.0779 2.0799 2.0878 2.131 2.1445 2.1426 2.1490 2.1171
Perikanan 3 4
B. Pertambangan dan 0.377 0.3763 0.3701 0.3718 0.3670 0.355 0.3539 0.3450 0.3363 0.3337
Penggalian 6 7
0.194 0.2012 0.1986 0.1970 0.1970 0.198 0.2035 0.2013 0.2057 0.2110
C. Industri Pengolahan 9 4
D. Pengadaan Listrik dan 1.954 2.1149 2.1290 2.1924 2.3057 2.351 2.3248 2.2951 2.2947 2.2862
Gas 2 6
E. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 0.068 0.0690 0.0691 0.0682 0.0684 0.068 0.0689 0.0707 0.0707 0.0703
Limbah dan Daur Ulang 4 9
0.966 0.8584 0.8718 0.8601 0.8900 0.897 0.9174 0.9261 0.9381 0.9586
F. Konstruksi 8 9
H. Transportasi dan 0.463 0.4803 0.4782 0.4804 0.4767 0.471 0.4619 0.4704 0.4672 0.4700
Pergudangan 5 6
I. Penyediaan Akomodasi 0.314 0.3208 0.3177 0.3173 0.3109 0.304 0.2921 0.2940 0.2966 0.3020
dan Makan Minum 7 5
J. Informasi dan Komunikasi 0.122 0.1250 0.1278 0.1278 0.1284 0.128 0.1258 0.1261 0.1296 0.1399
60
6 5
K. Jasa Keuangan dan 0.555 0.5692 0.5619 0.5814 0.5963 0.595 0.5974 0.6190 0.6550 0.6431
Asuransi 4 9
0.542 0.5446 0.5458 0.5496 0.5493 0.551 0.5550 0.5586 0.5581 0.5440
L. Real Estate 0 9
0.312 0.3028 0.2936 0.2845 0.2760 0.267 0.2677 0.2627 0.2564 0.2484
M,N. Jasa Perusahaan 3 0
O. Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 1.371 1.4187 1.3655 1.3883 1.3903 1.379 1.4035 1.4295 1.4505 1.4606
dan Jaminan Sosial Wajib 4 8
0.397 0.4077 0.4130 0.4146 0.4154 0.410 0.4111 0.4139 0.4121 0.4079
P. Jasa Pendidikan 3 9
Q. Jasa Kesehatan dan 1.347 1.3828 1.3980 1.4073 1.4010 1.368 1.3483 1.3609 1.3468 1.3751
Kegiatan Sosial 6 1
0.364 0.3735 0.3656 0.3604 0.3580 0.346 0.3336 0.3324 0.3191 0.3035
R,S,T,U. Jasa Lainnya 8 4
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
Tabel 4.5
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
Di Kabupaten Kepulauan Talaud Berdasarkan Hasil LQ
61
Berdasarkan hasil perhitungan LQ dan tabel perbandingan sektor basis
diatas dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini
merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari
tingkat provinsi. Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi
sektor unggulan dari ke 17 sektor yang pertama adalah sector pengadaan listrik
dan gas nilai rata-rata 2.224866, kemudian sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan dengan nilai rata-rata 2.107075 hal ini memang sangat nampak jelas
karena kondisi geografis dari Kabupaten Kepulauan Talaud dilihat dari kondisi
tanah dan perairan yang tercakup besar. Kemudian sektor unggulan lainya adalah
nilai rata-rata LQ sebesar 1.405802, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
sebesar 1.373599 dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Grafik 4.6
Trend Perkembangan Sektor Kabupaten Kepulauan
Tahun 2010-2019
62
Sumber : data diolah
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing
dengan sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala
yang besar terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor perkebunan, dan
perikanan dimana luas wilayah laut dan hasil yang ada di Kabupaten Talaud
63
Sektor perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis unggulan yang
Kepulauan Talaud, hal ini dapat terlihat dari bayaknya perdagangan komoditi
yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dan dari
2019.
Sektor pengadaan listrik dan gas menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010
sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
provinsi Sulawesi Utara, pekembangan sektor listrik dan gas yang ada di
PDRB di kabupaten kepulauan Talaud dan merupakan salah satu sektor basis
unggulan dan tren dari sektor ini mengalami penurunan dari Tahun 2017 sampai
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, artinya sektor ini
merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada didaerah Kabupaten
64
peningkatan PDRB kabupaten Kepulauan Talaud, dan untuk trend dari sektor ini
Sektor Jasa dan Kegiatan Sosial menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010
sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
provinsi Sulawesi Utara, yang artinya sektor ini mampu menunjang perekonomian
di Kabupaten Kepulauan Talaud, dan trend dari sektor basisi ini menujukkan
sektor Ekonomi dalam PDRB atas dasar harga konstan yang dapat digolongkan ke
dalam sektor basis dan non basis. LQ Merupakan suatu perbandingan tentang
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Sitaro
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Dari Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan 1.6607 1.704 1.7072 1.6914 1.7080 1.713 1.7273 1.7397 1.7519 1.7447
Perikanan 2 7
B. Pertambangan dan 0.6841 0.671 0.6650 0.6609 0.6405 0.627 0.6391 0.6224 0.6086 0.5979
Penggalian 9 7
C. Industri Pengolahan 0.0846 0.085 0.0831 0.0825 0.0847 0.084 0.0851 0.0818 0.0828 0.0867
65
3 7
0.6733 0.682 0.6775 0.6798 0.6387 0.615 0.5615 0.5725 0.5823 0.5632
D. Pengadaan Listrik dan Gas 6 0
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0.6244 0.620 0.6133 0.6081 0.6127 0.628 0.6396 0.6361 0.6441 0.6316
Ulang 8 9
0.7626 0.765 0.8162 0.7988 0.7876 0.773 0.7779 0.7823 0.7769 0.7796
F. Konstruksi 5 9
G. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 1.1321 1.125 1.1225 1.1323 1.1403 1.146 1.1559 1.1704 1.1849 1.1777
Sepeda Motor 3 5
H. Transportasi dan 1.0135 1.031 1.0240 1.0565 1.0440 1.032 1.0117 1.0195 1.0069 1.0222
Pergudangan 2 7
I. Penyediaan Akomodasi dan 0.3715 0.357 0.3485 0.3391 0.3288 0.325 0.3149 0.3150 0.3197 0.3330
Makan Minum 3 9
0.1485 0.148 0.1468 0.1435 0.1404 0.137 0.1373 0.1353 0.1368 0.1381
J. Informasi dan Komunikasi 9 9
K. Jasa Keuangan dan 0.3923 0.386 0.3635 0.3570 0.3562 0.345 0.3329 0.3345 0.3403 0.3279
Asuransi 8 9
1.1556 1.157 1.1447 1.1554 1.1607 1.163 1.1731 1.1712 1.1515 1.1438
L. Real Estate 4 9
0.3437 0.339 0.3387 0.3320 0.3355 0.328 0.3323 0.3196 0.3064 0.3113
M,N. Jasa Perusahaan 8 1
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.6421 1.714 1.6925 1.7696 1.7533 1.817 1.8414 1.8578 1.8994 1.9398
Wajib 3 9
0.3582 0.355 0.3495 0.3429 0.3388 0.336 0.3376 0.3370 0.3750 0.3541
P. Jasa Pendidikan 4 5
Q. Jasa Kesehatan dan 1.5836 1.571 1.5426 1.5162 1.5047 1.503 1.5047 1.5113 1.4567 1.4569
Kegiatan Sosial 0 7
0.0754 0.075 0.0741 0.0740 0.0739 0.073 0.0727 0.0714 0.0680 0.0625
R,S,T,U. Jasa Lainnya 7 8
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
Tabel 4.7
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
66
Di Kabupaten Kepulauan Sitaro Berdasarkan Hasil LQ
diatas dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini
merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari
tingkat provinsi. Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi
sektor unggulan dari ke 17 sektor yang pertama adalah Pertanian, kehutanan dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor nilai rata-rata LQ sebesar 1.02622,
2.107075, Sektor Real Estate dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.15773, sector
67
rata-rata LQ sebesar 1.79282 dan Kemudian sektor unggulan lainya adalah sektor
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.51512.
Grafik 4.7
Trend Perkembangan Sektor Kabupaten Kepulauan SITARO
Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing
dengan sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala
68
yang merupakan salah satu kualitas pengahasil pala terbaik di dunia yang
memiliki kontribusi yang besar terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor
perkebunan, dan perikanan dimana luas wilayah laut dan hasil yang ada di
Hasil perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis unggulan yang
Kepulauan Sitaro, hal ini dapat terlihat dari banyaknya perdagangan komoditi
yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Dan dari
2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
angka PDRB di kabupaten kepulauan Sitaro dan merupakan salah satu sektor
basis unggulan dan trend dari sektor ini berfluktuasi sebanyak 4 kali dan
Tahun 2019.
69
Sektor real estate menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan
2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi
Utara, artinya sektor ini merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada
ekonomi dan peningkatan PDRB kabupaten Kepulauan Sitaro, dan untuk trend
dari sektor ini mengalami penurunan sejak tahun 2017 sampai pada tahun 2019.
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, artinya sektor ini
merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada didaerah Kabupaten
peningkatan PDRB Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan untuk trend dari sektor ini
Sektor Jasa dan Kegiatan Sosial menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010
sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
provinsi Sulawesi Utara, yang artinya sektor ini mampu menunjang perekonomian
di Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan trend dari sektor basis ini menujukkan
70
4.2.4 Perbandingan Sektor Basis/Unggulan Kabupaten Kepulauan Nusa
Utara
Grafik 4.8
Perbandingan nilai rata-rata sektor basis Kabupaten Kepulauan Nusa Utara
Kabupaten Nusa Utara jika dilihat bahwa dari sektor-sektor diantaranya sektor
yang merupakan salah satu sektor unggulan adalah sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan dengan nilai rata-rata LQ lebih besar adalah Kabupaten Sangihe
dengan komoditas hasil pertanian khusus tanaman cengkih, pala dan kopra, dan
untuk daerah Sitaro dengan hasil pertanian yang terkenal di seluruh dunia dengan
eceran reparasi mobil dan sepeda motor yang terbesar ada di Kabupaten Sitaro,
adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe karena cakupan wilayah yang lebih besar
71
dan untuk fasilitas pemerintahan lebih banyak karena berdasarkan sejarah daerah
yang ada Kabupaten ini merupakan daerah yang awalnya pusat pemerintahan di
secara positif dipengaruhi oleh pertumbuhan Provinsi. Dalam hal ini kebijakan
Grafik 4.9
Shift Share Kabupaten Nusa Utara
72
Berdasarkan grafik yang ada dapat dilihat bahwa 3 Kabupaten Kepulauan
menunjukkan bahwa nilai masing-masing daerah ini bervariasi dan untuk hasil
total dari pertumbuhan sektor dari wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah
yang lebih cepat dan memiliki daya saing sektor ekonomi yang lebih baik dari
pada Kabupaten Kepulauan lainnya yang ada di Nusa Utara. Sementara untuk
Sangihe dan Talaud, dan berdasarkan hasil dari Cij memilik hasil yang negative
yang artinya nilai dari masing-masing Kabupaten Kepulauan Nusa Utara tidak
memiliki keunggulan yang kompetitif, dan dari hasil perubahan regional sektor
pergeseran dari Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki nilai yang paling besar
lebih pesat, hal ini juga dikarenakan adanya pemabangunan sarana diantaranya
73
pertanian di Sitaro terlebih untuk hasil pala yang merupakan komoditas andalan
sector yang pada dasarnya mampu menunjang akan pertumbuhan ekonomi yang
Gambar 4.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Nusa Utara
Tahun 2011-2019
Regional Bruto (PDRB). Oleh sebab itu, sebagai gambaran kemampuan ekonomi
74
secara makro di Kabupaten Induk maupun di Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro dapat dilihat pada capaian PAD, laju pertumbuhan ekonomi,
umum serta peningkatan arus barang dan jasa. Dengan demikian pada kisaran
akan terjadi pergeseran peran dari sektor primer ke sektor sekunder secara
Sitaro meningkat bahkan lebih tinggi di bandingkan Kabupaten induk Sangihe dan
kenal dengan sumber daya yang melimpah di bidang pertanian dengan luas lahan
daya alam yang banyak ini diharapkan pemerintah daerah lebih mengoptimalkan
75
lagi potensi-potensi yang ada dengan program-program perencanaan
pembangunan yang lebih di khususkan lagi dengan kondisi yang ada di daerah
semakin lebih baik lagi. Pemerintah juga seharusnya lebih inisiatif lagi untuk
mengelolah sektor potensial dengan cara membangun sektor potensial yang bisa
76
4.2.6 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tabel 4.8
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 19.48 22.13
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 5.29 4.90
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 9.43 11.14
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 0.13 0.09
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 0.12 0.15
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 13.49 12.65
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 13.08 12.56
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 8.85 8.08
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 2.26 2.01
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 4.91 4.20
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 3.73 3.61
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 3.78 3.54
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 6.60 6.99
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 2.72 2.58
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 4.15 3.73
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 1.90 1.57
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
77
Tabel 4.9
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 31.74 31.98 32.04 31.28 30.67 29.77 29.16 28.50 28.23 31.74
Pertambangan dan
Penggalian 4.18 4.18 4.15 4.10 4.10 4.08 4.08 4.14 4.20 4.18
Industri Pengolahan 5.07 5.02 4.98 4.86 4.72 4.61 4.59 4.58 4.36 5.07
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.05 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.05
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Konstruksi 8.78 8.77 8.77 8.79 9.31 9.41 9.57 9.71 9.84 8.78
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 14.09 13.73 14.25 14.89 14.95 15.03 15.33 15.63 16.07 14.09
Transportasi dan
Pergudangan 7.10 7.11 7.14 7.35 7.41 7.46 7.58 7.70 8.03 7.10
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 0.62 0.62 0.63 0.64 0.63 0.63 0.64 0.65 0.65 0.62
Informasi dan
Komunikasi 1.16 1.17 1.18 1.20 1.21 1.22 1.25 1.29 1.34 1.16
Jasa Keuangan dan
Asuransi 4.17 4.27 4.15 4.13 4.03 4.89 4.67 4.37 4.19 4.17
Real Estate 4.15 4.17 4.19 4.24 4.27 4.29 4.34 4.40 4.47 4.15
Jasa Perusahaan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 11.46 11.48 11.02 11.16 11.19 11.08 11.20 11.32 10.73 11.46
Jasa Pendidikan 2.54 2.53 2.50 11.16 2.47 2.44 2.44 2.45 2.45 2.54
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 4.08 4.13 4.15 4.08 4.20 4.23 4.29 4.39 4.54 4.08
Jasa Lainnya 0.68 0.68 0.68 0.65 0.68 0.68 0.68 0.69 0.71 0.68
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
78
Berdasarkan hasil analisis tipologi klassen, dapat dilihat dari kontirbusi
Kepulauan Sangihe dapat dilihat mana yang merupakan sector prima, potensial
dan tekebelakang.
Tabel 4.10
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sangihe
79
Sektor Keterangan Gambar
4. Sektor gi =10.51% < g = 10.72%
Pengadaan si = 0.06% < s = 0.11%
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik
dan Gas merupakan
Sektor yang terkebelakang
80
Sektor Keterangan Gambar
9. Sektor gi = 6.23% < g =7.72%
Penyediaan si = 0.64% < s = 2.19%
Akomodasi Sektor Penyediaan
dan Makan Akomodasi dan Makan
Minum Minum merupakan
sektor tekebelakang
81
Sektor Keterangan Gambar
13. Sektor Jasa gi = 7.74% < g =8.16%
Perusahaan si = 0.02% < s = 0,08%
Sektor Jasa Perusahaan
merupakan Sektor yang
masih bisa berkembang
atau potensial
82
4.2.7 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Kepulauan Talaud
Tabel 4.11
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 19.48 20.83
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 5.29 4.98
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 9.43 10.44
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 0.13 0.11
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 0.12 0.14
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 13.49 13.01
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 13.08 12.72
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 8.85 8.49
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 2.26 2.19
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 4.91 4.54
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 3.73 3.76
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 3.78 3.68
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 6.60 6.98
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 2.72 2.55
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 4.15 3.87
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 1.90 1.64
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
83
Tabel 4.12
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Talaud
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 46.11 45.75 45.87 44.81 44.20 43.43 42.64 41.77 41.23 43.98
Pertambangan dan
Penggalian 1.84 1.81 1.80 1.79 1.77 1.73 1.73 1.73 1.77 1.77
Industri Pengolahan 2.24 2.22 2.18 2.12 2.07 2.02 2.03 2.04 1.99 2.10
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.18 0.19 0.22 0.25 0.27 0.29 0.29 0.28 0.29 0.25
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Konstruksi 10.86 10.88 10.93 11.27 11.75 12.10 12.34 12.64 12.93 11.75
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 12.99 13.32 13.36 13.76 13.78 13.89 14.03 14.20 14.75 13.79
Transportasi dan
Pergudangan 3.88 3.87 3.89 4.01 4.02 4.05 4.10 4.14 4.16 4.01
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 0.64 0.65 0.65 0.67 0.67 0.68 0.68 0.69 0.68 0.67
Informasi dan
Komunikasi 0.53 0.54 0.55 0.57 0.59 0.59 0.60 0.62 0.69 0.59
Jasa Keuangan dan
Asuransi 2.05 2.12 2.19 2.17 2.12 2.39 2.48 2.49 2.40 2.27
Real Estate 1.93 1.94 1.96 2.00 2.04 2.07 2.10 2.13 2.06 2.03
Jasa Perusahaan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 9.91 9.80 9.47 9.72 9.91 9.94 10.04 10.11 9.63 9.84
Jasa Pendidikan 1.05 1.06 1.05 1.03 1.03 1.03 1.03 1.06 1.11 1.05
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 5.15 5.24 5.27 5.25 5.21 5.22 5.33 5.51 5.70 5.32
Jasa Lainnya 0.59 0.58 0.57 0.56 0.54 0.54 0.55 0.55 0.58 0.56
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
Kepulauan Talaud dapat dilihat mana yang merupakan sector maju, potensial
84
Tabel 4.13
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Talaud
85
Sektor Keterangan Gambar
4. Sektor gi = 11.29 % > g = 10.72 %
Pengadaan si = 0.25 % > s = 0.11 %
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas merupakan Sektor yang
maju atau berkembang pesat
86
Sektor Keterangan Gambar
9. Sektor gi = 5.85% < g =7.72%
Penyediaan si = 0.67% < s = 2.19%
Akomodasi dan Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan Minum dan Makan Minum merupakam
sector yang terkebelakang
87
Sektor Keterangan Gambar
14. Sektor gi = 4.82% < g =5.44%
Administrasi si = 9.84% > s =6.98%
Pemerintahan, Sektor Administrasi
Pertahanan dan Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Jaminan Sosial Wajib
Wajib merupakan Sektor yang masih
bisa berkembang atau potensial
88
4.2.8 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Kepulauan Sitaro
Tabel 4.14
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 103.65 22.13
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 150.82 4.90
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 5.56 11.14
Pengadaan Listrik
dan Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 162.19 0.09
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 78.05 0.15
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 102.68 12.65
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 155.98 12.56
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 97.10 8.08
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 49.55 2.01
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 141.02 4.20
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 66.31 3.61
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 79.46 3.54
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 128.10 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 -0.64 6.99
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 213.25 2.58
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 125.95 3.73
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 278.26 1.57
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
89
Tabel 4.15
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Sitaro
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 37.72 37.58 37.30 36.66 35.54 34.98 34.62 34.05 33.98 37.72
Pertambangan dan
Penggalian 3.29 3.25 3.20 3.12 3.12 3.13 3.13 3.14 3.17 3.29
Industri Pengolahan 0.95 0.93 0.91 0.91 0.88 0.84 0.82 0.82 0.82 0.95
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.06
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08 0.09
Konstruksi 9.69 10.19 10.15 9.97 10.13 10.26 10.43 10.47 10.52 9.69
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 14.14 13.87 14.17 14.66 14.71 14.82 14.90 15.05 15.41 14.14
Transportasi dan
Pergudangan 8.33 8.29 8.56 8.79 8.81 8.87 8.88 8.92 9.05 8.33
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 0.72 0.71 0.70 0.71 0.71 0.73 0.73 0.74 0.75 0.72
Informasi dan
Komunikasi 0.63 0.62 0.62 0.62 0.63 0.64 0.64 0.66 0.68 0.63
Jasa Keuangan dan
Asuransi 1.40 1.37 1.34 1.29 1.23 1.33 1.34 1.29 1.22 1.40
Real Estate 4.10 4.07 4.12 4.24 4.31 4.38 4.41 4.40 4.32 4.10
Jasa Perusahaan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 11.98 12.15 12.07 12.26 13.05 13.04 13.05 13.24 12.80 11.98
Jasa Pendidikan 0.92 0.90 0.87 0.84 0.84 0.85 0.84 0.96 0.96 0.92
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 5.85 5.78 5.68 5.63 5.72 5.83 5.92 5.96 6.04 5.85
Jasa Lainnya 0.12 0.12 0.12 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
90
Berdasarkan hasil analisis tipologi klassen, dapat dilihat dari kontirbusi
Kepulauan Sitaro dapat dilihat mana yang merupakan sector maju, potensial
Tabel 4.16
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sitaro
91
4. Sektor gi = 9.54% < g = 10.72%
Pengadaan si = 0.07% < s = 18.12%
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas merupakan Sektor yang
terkebelakang
92
9. Sektor gi = 7.43 % < g = 7.72 %
Penyediaan si = 0.72 % < s = 7.44 %
Akomodasi dan Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan Minum dan Makan Minum merupakam
sector yang terkebelakang
93
14. Sektor gi = 8.43 % > g =5.44%
Administrasi si = 12.63 % > s = 6.18 %
Pemerintahan, Sektor Administrasi
Pertahanan dan Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Jaminan Sosial Wajib
Wajib merupakan Sektor yang maju
pesat
94
Gambar 4.11
Rata-rata Sektor Kabupaten Kepulauan Nusa Utara Tahun 2011-2019
Sangihe nilai rata-rata yang terbesar adalah sector jasa pendidikan, dan sector
dengan nilai yang terkecil adalah sector pertanian, perikanan dan kehutanan dan
untuk Kabupaten Talaud, sektor pengadaan listrik dan gas dan untuk sektor yang
memiliki nilai terkecil adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dan
untuk Kabupaten kepulauan Sitaro sektor yang memiliki nilai terbesar adalah
sektor pengadaan listrik dan gas dan untuk sektor dengan nilai terkecil adalah
95
Gambar 4.12
Presentase Rata-rata Total Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nusa Utara
Kepulauan Nusa Utara, Sitaro memiliki nilai persentase lebih besar yaitu sekitar
peningkatan perekonomian wilayah Provinsi Utara agar menjadi lebih baik, harga
komoditas utama Bumi Nyiur Melambai mulai menunjukkan trend positif sejak
Oktober 2019. Selain itu, potensi penyesuaian kebijakan perikanan akan menjadi
pendorong kinerja lapangan usaha (LU) pertanian dan industri pengolahan serta
ekspor dari sisi permintaan. Di sisi lain, kinerja sektor transportasi diperkirakan
96
pertumbuhan ekonomi Sulut perlu dijadikan pemicu untuk terus mengembangkan
utama dari sisi produksi dan pengeluaran pada 2019. Dari sisi produksi, lapangan
0,31 persen pada 2019 atau lebih rendah dari 4,48 persen tahun sebelumnya. Dari
2019 dibandingkan dengan periode 2018. Komponen itu tercatat hanya tumbuh
2,08 persen atau lebih rendah dari 6,10 persen tahun sebelumnya. Selain itu,
komponen ekspor barang dan jasa juga tercatat tumbuh melambat tahun lalu.
Tercatat, terjadi perlambatan pertumbuhan dari 12,14 persen pada 2018 menjadi
ekonomi Sulut menurut pengeluaran pada 2019. Sementara itu, ekspor barang dan
97
BAB V
5.1 Kesimpulan
dan eceran : reparasi mobil dan sepeda motor, sektor jasa keuangan dan
asuransi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintah dan pertahanan dan
sosial wajib, sektor jasa pendidikan, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan
pengadaan listrik dan gas, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
sektor basis.
2. Hasil shift share menunjukkan bahwa sektor yang memiliki daya saing dalam
Utara dengan daerah di dalamnya Sangihe, Talaud dan Sitaro secara masing-
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Sektor Jasa Pendidikan,
dan Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial, Kabupaten Kepulauan Talaud
pengadaan litstrik dan gas yang berkembang pesat sementara untuk Kabupaten
99
5.2 Saran
sektor sektor unggulan dengan tidak mengabaikan sektor non basis dalam
100
Daftar Pustaka
Agnes Lutherani Chatarina Polcarol Lapian 2018. Small and medium enterprises
towards economic growth in North Sulawesi, Indonesia. Scientific Research
Journal (SCIRJ), VolumeVI ,Issue II,February 2018 2 ISSN2201-2796
Andy Pratama 2015. Pengaruh sektor basis dan non basis terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Pasuruan Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Azhar 2003. Analisis sektor basis dan non basis di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian
Dedi Setiawan 2018. Analisis hubungan sektor ekonomi basis dengan penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Merangin Vol 7 No 1 (2018): e-Jurnal Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan
101
Kalzum R. Jumiyanti 2018. Analisis Location Quotient dalam Penentuan Sektor
Basis dan Non Basis di Kabupaten Gorontalo Volume 1 Nomor 1 April 2018 ,
Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Gorontalo
Made Antara 2017. Basis Sector in the Economic Structure of Badung Regency,
Bali, Indonesia Udayana University, Tourism Research Consortium
Neltji Janis 2015. Identifikasi sektor ekonomi unggulan Kota Tomohon Tahun
2009-2013. Vol 15, No 02 (2015). . Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unsrat
Puspasari Ayu Ningrum 2017. Analisis potensi sektor basis dan non basis
ekonomi pada perubahan struktur perekonomian di Kota Salatiga Tahun 2010-
2015. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Thoha, Mahmud dan Soekarni, M., 2000. Studi Kelayakan Ekonomi Pembentukan
Propinsi Baru: Kasus Banten, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), VIII
2000.
102
Todaro, M. 2006. Pengembangan Ekonomi Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Penerbit Erlangga
103
LAMPIRAN
104
LAMPIRAN TABEL
105
1.2 PDRB ADHK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
106
1.3 PDRB ADHK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Lapangan Usaha Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 rata-rata
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 511545.2 497701 518264 546616 561715.4 583067.9 603158 622337 640499 663140.5 574804.4
Pertambangan dan Penggalian 18987.3 19878.9 20493.8 21457.1 22392.4 23343.2 24054 25285.5 26579.9 28416.9 23088.9
Industri Pengolahan 22542.1 24187 25163.2 25960.1 26561.5 27264.2 28034.5 29606.3 31328 31998.5 27264.54
Pengadaan Listrik dan Gas 1788.8 1985.9 2207.4 2604.2 3127.8 3545.9 4085.6 4178.3 4285.1 4627.3 3243.63
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 104 108.2 114.1 119.5 122.5 125.3 128.1 131 134 138.2 122.49
Konstruksi 123246.2 117227.3 123282.6 130279.4 141262.7 155050.7 168051.3 180159 193777.2 208004.3 154034.07
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 128206.5 140202.4 150928.5 159273.5 172477.6 181711.1 192903.6 204808 217670.4 237271.4 178545.3
Transportasi dan Pergudangan 39163.1 41904.8 43855.3 46406.7 50292.7 53055 56217.2 59796.7 63486.5 66886.3 52106.43
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6588.5 6948.9 7315.1 7787.4 8356.1 8804.8 9419.7 9982.9 10574.5 10985.2 8676.31
Informasi dan Komunikasi 5282.7 5669.4 6133.3 6583.6 7150.1 7725.3 8190 8690 9540.9 11046.2 7601.15
Jasa Keuangan dan Asuransi 20246.2 22164.7 23963.3 26047.6 27157.3 27978.7 33145.3 36235.6 38182.1 38612.6 29373.34
Real Estate 19658.2 20815.4 22001.4 23353.6 25132.3 26932.8 28760.6 30684.7 32686.1 33055.9 26308.1
Jasa Perusahaan 246.4 253.9 259.6 269.1 279.7 289.6 307.7 325.6 343.4 354.1 292.91
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 101665.2 106984.9 111015.6 112872.6 121837.8 130668.4 138004.9 146526.5 155070.5 154954 127960.04
Jasa Pendidikan 10692.9 11369.9 12031.3 12559 12948.7 13599.4 14328.6 15066.7 16206 17849.4 13665.19
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 50749 55600.3 59339.5 62824.8 65767.1 68697.1 72505 77863.2 84428.6 91677.8 68945.24
Jasa lainnya 5789.1 6321 6535 6774.1 6961.1 7182.1 7452.2 7959.2 8466.7 9253 7269.35
PDRB 1047200.3 1079323.8 1132903 1191788 1253543 1319042 1388746 1459636 1533258.7 1608271.8 1301371.3
107
1.4 PDRB ADHK KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
Lapangan Usaha PDRB PDRB Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 335 343.02 369.76 396.36 419.03 434.74 457.87 484.81 509.02 541.73 429.134
Pertambangan dan Penggalian 27.91 29.91 31.98 34.01 35.63 38.2 40.94 43.77 46.89 50.47 37.971
Industri Pengolahan 7.94 8.64 9.14 9.69 10.41 10.79 11.05 11.55 12.29 13.03 10.453
Pengadaan Listrik dan Gas 0.5 0.54 0.61 0.72 0.79 0.86 0.93 1 1.06 1.13 0.814
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.77 0.82 0.88 0.95 1 1.06 1.12 1.13 1.19 1.23 1.015
Konstruksi 78.87 88.08 100.23 107.89 113.99 123.93 134.3 146 156.45 167.68 121.742
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 115.8 128.57 136.45 150.57 167.61 179.97 194.02 208.64 224.93 245.6 175.216
Transportasi dan Pergudangan 69.48 75.79 81.55 91.01 100.43 107.74 116.06 124.35 133.4 144.21 104.402
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.31 6.52 6.97 7.42 8.06 8.74 9.57 10.26 11.11 12.01 8.697
Informasi dan Komunikasi 5.19 5.69 6.12 6.59 7.13 7.69 8.43 8.95 9.82 10.81 7.642
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.6 12.69 13.46 14.26 14.79 15.06 17.41 18.79 19.34 19.52 15.692
Real Estate 34 37.27 40.07 43.78 48.42 52.67 57.3 61.73 65.75 68.89 50.988
Jasa Perusahaan 0.22 0.24 0.26 0.28 0.31 0.33 0.36 0.38 0.4 0.44 0.322
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 98.76 108.92 119.49 128.29 140.11 159.65 170.65 182.7 197.96 204 151.053
Jasa Pendidikan 7.82 8.35 8.84 9.26 9.63 10.33 11.09 11.77 14.38 15.36 10.683
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 48.38 53.22 56.86 60.35 64.41 70.02 76.26 82.96 89.02 96.28 69.776
Jasa Lainnya 0.97 1.08 1.15 1.24 1.31 1.42 1.53 1.64 1.76 1.89 1.399
PDRB 849.53 909.35 983.81 1062.67 1143.06 1223.2 1308.89 1400.43 1494.75 1594.25 1196.994
108
TABEL 1.5 HASIL SHIFT SHARE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
rij rin rn Nij Mij Cij Dij
109
TABEL 1.6 HASIL SHIFT SHARE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
rij rin rn Nij Mij Cij Dij
110
TABEL 1.7 HASIL SHIFT SHARE KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
rij rin rn Nij Mij Cij Dij
111
LAMPIRAN GAMBAR
112
1.2 PETA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
113
1.3 PETA KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
114
115