SKRIPSI
Di ajukan
OLEH
YOINES KIWO
NIM : 101180001
PROGRAM ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GORONTALO TAHUN 2022
ANALISIS PENDAPATAN PERKAPITA KOTA GORONTALO
3 .1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar
tentang suatut opik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang
dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka atau kalau boleh
dikatakan oleh peneliti merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan
garis sesuai variabel yang diteliti. Pembangunan daerah kota gorontalo di lakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat yang biasa dikenal dengan
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB atau pendapatan masyarakat ini jika di
bandingan dengan jumlah maka akan di peroleh pendapatan perkapita. Gambar 1. Alur
KerangkaKonseptual. 3.2. Hipotesis Hipotesis Tindakan Berdasarkan beberapa teori
pendukung dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini diduga dalam
pendapatan perkapita masyarakat kota gorontalo mengalami peningkatan.
BAB IV METODE PENELITIAN
Daerah Penelitian Daerah Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan
adalah di Wilayah kota gorontalo. Lokasi penelitian ini dipilih karena pertimbangan
penghematan biaya serta kesesuaian terhadap penelitian tentang keadaan pendapatan
perkapita wilayah kota gorontalo dan tingkat kehidupan masyarakat sekitarnya. Waktu
penelitian Waktu penelitian yang digunakan sangat disesuaikan dengan kalender akademik
tentag penyusunan skripsi, yakni selama 3 bulan terhitung dari bulan desember sampai
dengan bulan maret 2022 Metode Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data merupakan
factor penting dalam keberhasilan penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk
memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Berikut metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini: 1. Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Dalam hal ini data yang harus dikumpulkan mengenai bagaimana
pendapatan perkapita di kota gorontalo. 2. Wawancara Wawancara (interview) merupakan
salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
diskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilakukan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individu. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti
menyiapkan instrument wawancara berupa sejumlah pertanyaan atau pernyataan untuk
diajukan ke para responden. 3. Dokumentasi Merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan mengimpun dan menganalisis dokumen-dokumen tertulis, maupun elektronik. Teknik
dokumentasi ini merupakan pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan objek
penelitian serta semua yang mendukung sebagai bahan atau data yang nantinya difungsikan
dalam penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan dokumen berupa hasil pemotretan proses terjadinya
wawancara serta observasi yang dilakukan pada saat penelitian secara terperinci. Jenis Dan
Sumber Data Jenis Data Data menurut jenisnya dibagi menjadi dua yakni data kualitatif dan
data kuantitatif Data kualitatif Data kualitatif merupakan data yang sifatnya abstrak karena
berbentuk kata kata yang bermakna. Data kualitatif diperoleh dengan metode pengumpulan
data seperti wawancara, observasi, menganalisa dokumen terkait, dan dapat juga diperoleh
melalaui gambar maupun video. Data kualitatif cenderung bersifat subyektif karena
didasarkan pada pendapat atau kesimpulan peneliti. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif
merupakan data yang berupa angka, bilangan yang nilainya bisa berubah-ubah sesuai variabel
yang mempengaruhi. Jenis data ini biasanya diolah dengan perhitungan matematika atau
punstatistika. Penelitian dengan data kuantitatif berfungsi untuk menguji kebenaran
berdasarkan konsep konsep yang sudah ada. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Data Primer Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data primer dapat berupa pendapat dari responden
baik individu maupun kelompok, data observasi, terhadap suatu benda, kegiatan atau
kejadian. Data primer mencerminkan kenyataan yang benar-benar terjadi di obyek penelitian.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau
melalui perantara. Contoh data sekunder seperti buku, ebook, jurnal penelitian, laporan
perusahaan, dan lain-lain. Data sekunder memiliki manfaat yaitu meminimalkan biaya dan
waktu, mengklasifikasikan permasalahan, dan mengetahui tingkat kesenjangan informasi.
Metode Analisis data Metode analisis data ini perhitungan pendapatan perkapita (PDRB
dibagi Jumlah Penduduk) dilanjutkan dengan analisis trend linear untuk melihat
perkembangan pendapatan perkapita masyarakat Kota Gorontalo dengan menggunakan
Rumus Pendapatan Perkapita Produk demestik Bruto ( PDRB) : Jumlah Penduduk. Kota
Gorontalo.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Kota Gorontalo Gorontalo ditetapkan sebagai
Provinsi berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2001, tertanggal 22 Desember
dan menjadi Provinsi ke 32 di Indonesia. Luas Wilayah Provinsi Gorontalo
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 137 tahun 2017, tentang
Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan sebesar 11.257,07 Km2 , atau
hanya sebesar 0,63 persen dari luas wilayah Indonesia. Wilayah Provinsi Gorontalo
yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan sebutan "Semenanjung Gorontalo"
(Gorontalo Peninsula) terletak pada bagian utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0° 19′
00” - 1° 57′ 00” LU (Lintang Utara) dan 121° 23′ 00” - 125° 14′ 00” BT (Bujur
Timur). Letak Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan,
yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah
Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Utara. Dalam catatan sejarah maritim
Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena merupakan jalur pelayaran dari
pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui jalur wilayah perairan Kesultanan
Sulu di sebelah Timur dari Negara Malaysia. Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk
Tomini sejak dahulu kala menjadi sumber kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan
yang bermukim di sekitarnya. Teluk ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas
pelayaran dan perdagangan, karena menjadi tempat bertemunya Kerajaan yang berada
di kawasan "Tomini-Bocht" (wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton,
bahkan menjadi jalur masuknya perantau dari Hokkian (Tiongkok) serta dari Jazirah
Arab. Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi lain, yaitu
Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah
Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan
di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Luas Provinsi Gorontalo secara
keseluruhan adalah 12.435 km2. Dibandingkan terhadap wilayah Indonesia, luas
wilayah provinsi ini hanya sebesar 0,63%. Gambar V.1 Peta Administrasi Wilayah
Provinsi Gorontalo Sumber : Revisi RTRW Provinsi Gorontalo, 2010-2030 Secara
Administrastif, Provinsi Gorontalo terbagi atas 5 kabupaten dan 1 kota yakni
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone
Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo sebagai Ibu Kota Provinsi.
Dari 6 wilayah administrasi tersebut terdiri atas 77 Kecamatan, 72 Kelurahan dan 657
Desa. Kabupaten dengan kecamatan terbanyak adalah Kabupaten Gorontalo.
Sementara itu, jika dilihat dari luas wilayah, Kabupaten Pohuwato memiliki wilayah
terluas di Provinsi Gorontalo dengan luas wilayah sebesar V.244,31 km2 atau sebesar
35,83%, sedangkan Kota Gorontalo memiliki wilayah terkecil di Provinsi Gorontalo
yaitu sebesar 79,59 km2 atau sebesar 0,53% dari wilayah provinsi Gorontalo. Tabel
5.1 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota No Kode Wilayah
Kabupaten/Kota Ibu Kota Kabupaten Luas Wilayah (km2) Luas Wilayah (%) 1 75.02
Kabupaten Boalemo Tilamuta 1.521,88 13,52% 2 75.03 Kabupaten Bone Bolango
Suwawa 1.984,31 17,63% 3 75.01 Kabupaten Gorontalo Limboto 1.750,83 15,55% 4
75.05 Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang 1.676,15 14,89% 5 75.04 Kabupaten
Pahuwato Marisa 4.244,31 37,70% 6 75.71 Kota Gorontalo – 79,59 0,71% Provinsi
Gorontalo 11.257,07 100,00% Sumber : https://gorontalo.bps.go.id/ 2 Letak Dan
Kondisi Geografis Wilayah Gorontalo terletak diantara antara 0° 19’ – 0° 57’ Lintang
Utara dan 121° 23’ – 125° 14’ Bujur Timur. Secara geografis Provinsi Gorontalo
berdasarkan berbatasan langsung dengan dua provinsi lain, yaitu Provinsi Sulawesi
Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di
sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan
dibatasi oleh Teluk Tomini. Letak Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena
diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama
Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebah utara Dilihat dari aspek
topografi sebagian besar Wilayah Provinsi Gorontalo merupakan daerah dataran,
perbukitan dan pegunungan. Wilayah Kota Gorontalo adalah yang terletak pada
elevasi yang paling rendah, dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada pada
elevasi bervariasi, dari 0 sampai 2.065 m dari permukaan laut. Kabupaten Boalemo
terdiri dari wilayah dengan topografi datar sampai bergunung terletak pada ketinggian
dengan variasi dari 0 sampai 2.100 m dari permukaan laut. Kabupaten Pohuwato
terletak pada elevasi 0 sampai 1.920 m yang ditemukan di daerah perbatasan dengan
Sulawesi Tengah. Kabupaten Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi
antara 0 sampai 1.954. Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan
ketinggian yang berbeda-beda, dengan variasi ketinggian antara 0 sampai 1.970 m
dari permukaan laut. Gambar V.2 Peta Topografi Provinsi Gorontalo 3. Keadaan
Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis
yang berbentuk Pohala'a (Keluarga), di antaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis
Hulontalo), Pohala'a Suwawa (Etnis Suwawa/Tuwawa), Pohala'a Limboto (Etnis
Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis
Atinggola) yang seluruhnya dikategorikan kedalam suku Gorontalo atau Suku
Hulontalo. Ditengarai, penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali
lipat dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia. Menurut badan
statistik provinsi gorontalo, jumlah penduduk Kota kota gorontalo pada tahun 2020
mencapai 1 171 681,00 jiwa dan pada tahun 2021 mencapai 1 180 948,00 jiwa. Jumlah
penduduk Gorontalo mengalami peningkatan semenjak didirikan pada tahun 2000.
Hasil SP2020 dibandingkan dengan SP2010 memperlihatkan penambahan jumlah
penduduk sebanyak 131.517 jiwa atau rata-rata sebanyak 13.152 jiwa setiap tahun.
Tabel 5.2 Jumlah Penduduk Provinsi Gorotalo Tahun (2019-2020) Wilayah se
Provinsi Jumlah Penduduk (Jiwa) 2019 2020 2021 Boalemo 167 024,00 145 868,00
147 038,00 Gorontalo 378 527,00 393 107,00 395 635,00 Pohuwato 161 373,00 146
432,00 147 689,00 Bone Bolango 161 236,00 162 778,00 164 277,00 Gorontalo Utara
115 072,00 124 957,00 126 521,00 Kota Gorontalo 219 399,00 198 539,00 199 788,00
Provinsi Gorontalo 1 202 631,00 1 171 681,00 1 180 948,00 Sumber :
https://gorontalo.bps.go.id Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2019-2021), laju
pertumbuhan penduduk Gorontalo sebesar 1,16 persen per tahun. Terdapat
perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,10 persen poin jika dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2010 yang sebesar 2,26
persen. TABEL. 5.3. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo NO TAHUN JUMLAH
PENDUDUK KOTA GORONTALO 1 2012 189 476,00 2 2013 193 692,00 3 2014
197 970,00 4 2015 202 202,00 5 2016 206 454,00 6 2017 210 782,00 7 2018 215
086,00 8 2019 219 399,00 9 2020 198 539,00 10 2021 199 788,00 Sumber : BPS Kota
Gorontalo 2022 Dari Tabel jumlah penduduk Kota Gorontalo diatas maka terlihat
bahwa jumlah penduduk di Kota Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2019 mengalami kenaikan namun pada tahun 2020 sampai dengan 2021 mengalami
penurunan jumlah penduduk di Kota Gorontalo yang disebabkan oleh banyak
penduduk kota Gorontalo yang pindah kedaerah lain baik daerah tetangga maupun
daerah lain yang ada diluar Propinsi Gorontalo. NO TAHUN Produk Domesitik Bruto
Kota Gorontalo 1 2012 4 164 419,65 2 2013 4 667 277,29 3 2014 5 192 432,48 4 2015
5 790 744,59 5 2016 6 466 378,45 6 2017 7 096 838,22 7 2018 7 748 239,18 8 2019 8
452 775,68 9 2020 8 536 169,62 10 2021 8 985 857,08 Tabel 5.4. Produk Domesitk
Bruto Kota Gorontal BPS kota gorontalo 2022 Dari tabel diatas maka terliat bahwa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Gorontalo dari tahun ketahun
mengalami peningkatan sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 terutama pada
tiga tahun terakhir PDRB mengalami peningikatan di Kota Gorontalo. Dalam
penelitian ini untuk mencari pendapatan perkapita di kota Gorontalo dengan sepuluh
tahun terakhir maka rumus yang digunakan adalah sebagi berikut: PDRB / Jumlah
Penduk dengan demikian perhitungannya adalah : Pada Tahun 2012 : Pendapatn
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan Perkapita = 4 164 419,65 / 189
476,00 Pendapatan Perkapita = 21,978.612,85. Pada Tahun 2013 : Pendapatn
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita = 4 667 277,29 /193
692,00 Pendapatan perkapita =24,096.386.47. Pada Tahun 2014 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =5 192 432,48 /197
970,00 Pendapatan perkapita =26,228.380.46. Pada Tahun 2015 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =5 790 744,59 /202
202,00 Pendapatan perkapita =28,638.414.01. Pada Tahun 2016 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =6 466 378,45 /206
454,00 Pendapatan perkapita =31,321.158.46. Pada Tahun 2017 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =7 096 838,22 /210
782,00 Pendapatan perkapita =33,669.090.43. Pada Tahun 2018 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =7 748 239,18 / 215
086,00. Pendapatan perkapita =36,023.912.20. Pada Tahun 2019 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =8 452 775,68 / 219
399,00. Pendapatan perkapita =38,526.956,27 Pada Tahun 2020 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =8 536 169,62 /198
539,00 Pendapatan perkapita =42,994.926,03 Pada Tahun 2021 : Pendapatan
Perkapita = PDRB / Jumlah Penduduk Pendapatan perkapita =8 985 857,08 /199
788,00 Pendapatan perkapita =44,976.960,9 Dari data diatas tentang Pendapatan
perkapita di Kota Gorontalo terlihat setiap tahun mengalami trend kenaikan terutama
pada selang waktu tahun 2012 sampai 2021 ini dapat diketahui bahwa tingkat
kemakmuran di kota Gorontalo sangat baik selama sepuluh tahun terakhir. Berikut ini
rekapitulasi pendapatan perkapita di kota Gorontalo dapat terlihat dalam tabel seperti
berikut ini : Tabel 5.5. Pendapatan Perkatapita Kota Gorontalo NO Tahun Pendapatan
Perkapita Satuan : Rupiah 1 2012 21,978.612,85. 2 2013 24,096.386.47. 3 2014
26,228.380.46. 4 2015 28,638.414.01. 5 2016 31,321.158.46. 6 2017 33,669.090.43. 7
2018 36,023.912.20. 8 2019 38,526.956,27 9 2020 42,994.926,03 10 2021
44,976.960,9 Data Olahan : 2022 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengukur aktifitas dan kelancaran ekonomi dalam suatu wilayah dapat diukur dengan
menghitung pendapatan perkapita yang didapat dari hasil PDRB dibagi dengan
jumlah penduduk setiap tahunnya . Dan hal ini terlihat bahwa tren peningkatan setiap
tahun dalam kurun waktu sepuluh tahun pendapatan perkapita di kota Gorontalo saat
ini mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2021. B. Pembahasan Pendapatan
perkapita di hitung berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang
analisis pendapatan perkapita di Kota Gorontalo maka dapat dilihat bahwa pendapatan
perkapita di Kota Gorontalo saat ini mengalami trend kenaikan dari tahun ketahun
terutama untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2022 . Semakin tinggi jumlah
penduduk dan PDRB maka akan memberikan dampak terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat di kota Gorontalo dengan pendaptan perkapita mengalami kenaikan yang
artinya tingakat kesejahteraan juga meningkat khususnya di Kota Gorontalo. Dengan
demikian dengan adanya kenaikan pertahun maka dapat diketahui tingkat
kemakmuran negara dan masyarakatnya karena pendapatan perkapita melibatkan
perhitungan penghasilan masyarakat dan fungsinya adalah dapat mengukur
kelancaran pelaksanaa akrtivitas ekonomi suatu daerah.